Laporan
KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
GASTRO ENTERITIS (GE)
di
RUANG tropik lk RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
Periode
Tanggal 10 juni 2002 S/D 14 juni 2002
DI
SUSUN
OLEH
:
arif
muttaqin
NIM
010130353 B
DEPARTEMEN
PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM
STUDI S.1 ILMU KEPERAWATAN
SURABAYA
2003
LAPORAN
PENDAHULUAN
GASTRO ENTERITIS (GE)
A.
Pengertian
Diare
adalah suatu keadaan bertambahnya kekerapan dan keenceran buang air besar.
Kekerapan yang masih di anggap normal adalah sekitar 1-3 kali dan banyaknya
200-250 gram sehari. Beberapa kasus klien mengalami peningkatan kekerapan dan
kenceran buang air besar walaupun jumlahnya kurang dari 250 mg dalam kuraun
waktu sehari (Soeparman 1990).
B.
Faktor
pencetus timbulnya diare
1.
a.
Pengurangan atau penghambatan ion-ion.
b.
Perangsangan dan sekresi aktif ion-ion pada usus (Secretory diarrhea)
2.
Terdapatnya
zat yang sukar diabsorbsi atau cairan dengan tekanan osmotik yang tinggi pada
usus(obat pencahar/ lansansia)
3.
Perubahan
pergerakan dinding usus.
C.
|
|
(Soeparman 1990)
D.
Gejala
klinik
-
Diare yang
berlangsung lama (berhari-hari atau berminggu-minggu) baik secara menetap atau
berulang à panderita akan mengalami
penurunan berat badan.
-
Berak kadang
bercampur dengan darah.
-
Tinja yang
berbuih.
-
Konsistensi
tinja tampak berlendir.
-
Tinja dengan
konsistensi encer bercampur dengan lemak.
-
Penderita
merasakan sekit perut.
-
Rasa
kembung.
-
Kadang-kadang
demam.
E.
Pendekatan
diagnosis dari aspek tinja
1.
Volume tinja
yang banyak à diare berasal dari kelainan
usus halus dan permulaan usus besar.
2.
Tinja yang
sedikit dan berlendir (dengan peningkatan kemendadakan serta kekerapan buang
air besar) à kelainan berasal dari kolon
desenden, sigmoid dan rektum.
3.
Tinja yang
berlendir dan bercampur dengan darah à
peradangan usus besar.
4.
Tinja yang
berbau busuk à menunjukan adanya pembusukan
asamamino yang tidak diserap.
F.
Pemeriksaan
1.
Laboratoris
(pemeriksaan darah)
Peningkatan
LED (pada penyakit Chron dan kolitis). Anemia terjadi pada penyakit
malabsorbsi. Di jumpai pula hipokalsemia dan avitaminosis D, peningkatan serum
albumin, fosfatase alkali dan masa protrombin pada klien dengan malabsorbsi.
Penuruna jumlah serum albumin pada klien penyakit chron.
2.
Radiologis
-
Barrium
Foloow through à penyakit chron.
-
Barrium
enema à skip lession, spasme pada
sindroma kolon iritable.
3.
Kolonoskopi
Pemeriksaan
ini di anjurkan pada pasien yang menderita peradangan kolon.
G.
Penatalaksanaan
1.
Pengaturan
diet
Bila
terjadi konstipasi berikan makan dengan makanan tinggi serat. Di anjurkan untuk
menghindari susu.
2.
Pengaturan
obat-obatan
H.
Pengkajian
1.
Riwayat
kesehatan yang berhubungan dengan faktor pendukung terjadinya diare, serta bio-
psiko- sosio- spiritual.
2.
Keluhan dan
pemeriksaan fisik
-
Nyeri/ kolik
pada perut bagian bawah yang berkurang dengan pergerakan usus.
-
Malaise.
-
Kadang
demam.
-
Peningkatan
pengeluaran tinja.
-
Adanya
lendir atau pus di dalam tinja.
-
Anoreksia.
-
Penurunan
berat badan.
-
Obstruksi
intestinal.
-
Peningkatan
bising usus (khususnya di kuadran kanan bawah).
-
Tinja yang
lembek atau cair.
-
Flatus.
I.
Masalah dan
rencana tindakan keperawatan
1.
Perubahan
pola eliminasi defekasi (diare) berhubungan dengan proses peradangan pada usus.
Tujuan:
Pasien menunjukan adanya pola eliminasi yang berangsur normal dalam frekwensi
dan konsistensi tinja.
a.
Kaji
kebiasaan pasien dalam melakukan buang air besar (frekwensi dan konsistensi).
b.
Perhatikan
dan catat karakteristik, faktor presipitasi dari diare.
c.
Siapkan
bedpan atau kamar kecil yang selalu siap di gunakan.
d.
Bersihkan
bedpan secepatnya dan gunakan pewangi untuk mengurangi bau.
e.
Kurangi
makan atau minuman yang menjadi faktor pencetus diare (jika di ketahui).
f.
Kolaborasi
dalam pemberian antispamodic, antidiare, dan antikolinergik untuk menurunkan
peristaltik usus.
g.
Kolaborasi
dalam pemberian anti inflamasi dan steroid.
2.
Resiko
terjadinya gangguan keseimbangan cairan (defisit) berhubungan dengan diare
Tujuan:
Selama dalam perawatan tidak terjadi defisit cairan.
a.
Kolaborasi
dalam pemeriksaan status cairan dengan (pemeriksaan BJ Plasma).
b.
Pertahankan
pemberian cairan oral yang adekuat.
c.
Hitung
dengan tepat selisih antara jumlah cairan yang masuk dan yang keluar.
d.
Kolaborasi
dalam pemberian cairan perpar enteral jika di perlukan.
e.
Observasi tanda-tanda
terjadinya defisit cairan (membran
mukosa, turgor kulit, produksi urin, peningkatan temperatur, kelemahan,
peningkatan BUN.
3.
Resiko
tinggi terhadap nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
penurunan atau berkurangnya kemampuan usus dalam melakukan absorbsi makanan.
Tujuan
: selama dalam perawatan pasien tidak mengalami penurunan berat
a.
Kaji
kebutuhan nutrisi pasien sesuai dengan kebutuhan individual pasien (berdasarkan
usia dan berat badan).
b.
Jika diare
berkurang berikan peningkatan jenis makanan secara bertahap (lembut dan
berkalori tinggi à kasar kemudian biasa).
c.
Sajikan
makanan dan minuman dalam keadaan hangat.
d.
Anjurkan
pada pasien untuk mengurangi beberapa jenis makan yang dapat menimbulkan diare
(makanan yang berlemak, pedas, susu)
e.
Kolaborasi
dalam pemberian Zat besi jika terjadi anemia dan anti emetik jika pasien
mengalami mual.
4.
Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram pada abdominal
Tujuan:
Rasa nyeri berkurang atau hilang
a.
Kaji dan
catat adanya distensi abdomen, karaktristik nyeri dan lokasinya.
b.
Anjurkan
pada pasien untuk rileks serta ajarkan tehnk relaksasi serta beberapa cara
untuk mengurangi rasa nyeri.
c.
Kolaborasi
dalam pemberian analgesik dan anti kolinergik.
d.
Observasi
keluhan serta TTV.
5.
Resiko
terjadinya kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengeluaran feces
secara terus menerus
Tujuan
: Tidak terjadi kerusakan integritas kulit selama dalam perawatan
a.
Kaji keadaan
kulit pasien terutama pada bagian bokong dan sekitarnya yang mudah lecet akibat
feces yang bersifat asam.
b.
Bersihkan
sekitar lokasi bokong secara adekuat.
c.
Anjurkan
pada pasien untuk mengganti sering ganti posisi pada saat istirahat terlentang.
d.
Beri
dukungan terhadap tindakan yang bersifat positif.
e.
Jaga daerah
sekitar bokong agar tetap kering dan tidak lembab.
f.
Observasi
keadaan kulit sekitar bokong.
DAFTAR
PUSTAKA
Caine,
Randy Marion, 1987, Nursing Care Planning Guides For Adult, USA Baltimore: William
& Wilkins.
Junadi,
Purnawan, 1982, Kapita Selekta Kedokteran,
Jakarta: Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price,
Sylvia Anderson, 1985, Pathofisiologi Konsep klinik Proses-Proses
Penyakit, Jakarta: EGC.
Soeparman,
1990, Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
ConversionConversion EmoticonEmoticon