ASUHAN KEBIDANAN
PADA Bayi Ny. W USIA 1 HARI DENGAN
MAKROSOMIA
DI RUANG PERAWATAN BAYI RSAB KIRANA
SEPANJANG - SIDOARJO
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa
dan disetujui untuk disyahkan sebagai laporan Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “W”
Umur 1 hari dengan Makrosomia di RSAB KIRANA di
Ruang Perawatan Bayi, pada :
Hari :
Tanggal :
Mahasiswa
Nina Verawati
Mengetahui
Pembimbing Akademik Pembimbing Praktek
Keb.A STIKES Insan Unggul RSAB KIRANA
Sutjiati Dwi Handayani, S.Pd,
SST Puji Haryati, Amd. Kep
Ka. Prodi Kebidanan
STIKES Insan Unggul
Endang Sri Resmiati, SH, SST.
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis haturkan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini
dengan baik.
Laporan studi kasus dengan judul
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. “W” Umur 1 hari dengan Makrosomia ini
disusun oleh Mahasiswa semester IV Prodi Kebidanan STIKES INSAN UNGGUL Surabaya
selama melaksanakan praktik klinik di RSAB KIRANA di Ruang Perawatan Bayi
Sepanjang - Sidoarjo mulai tanggal 09 Juli 2007 sampai dengan 22 Juli 2007.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1.
Puji Haryati Amd. Kep,
selaku Kepala Ruangan dan
Pembimbing Praktik di RSAB KIRANA di
Ruang Perawatan Bayi.
2.
Endang Sri
Resmiati, SH, SST, selaku Ketua Prodi Kebidanan STIKES INSAN UNGGUL Surabaya
3.
Sutjiati Dwi Handayani, S.Pd, SST, selaku Pembimbing
akademik STIKES INSAN UNGGUL Surabaya
4.
Kakak pendamping di RSAB KIRANA khususnya di Ruang
Perawatan Bayi.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu berbagai kritik dan saran yang
membangun penulis harapkan.
Surabaya, Juli
2007.
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Periode neonatal adalah periode yang sangat penting
dalam kehidupan, dari penelitian
menunjukkan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal
yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir
yang lahir sehat akan menyebabkan kelainan - kelainan yang dapat mengakibatkan
cacat seumur hidup, bahkan kematian, misalnya sebagai akibat hipotermi pada
bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya yang dapat
menyebabkan hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak, akibat selanjutnya dalah perdarahan otak,
syok, beberapa bagian tubuh mengeras dan
keterlambatan tumbuh kembang.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang
paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), pemberian air susu ibu (ASI) dalam rangka
menurunkan angka kematian bayi oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi,
pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok
bagi pemantau kesehatan bayi dan anak.
- TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan
Umum
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan
pada bayi baru lahir normal aterm.
2. Tujuan
Khusus
a.
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data, baik data
subyektif maupun data obyektif pada bayi baru lahir
b.
Mahasiswa mampu melakukan analisa data dari hasil
pengkajian data
c.
Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa, masalah dan
diagnosa potensial yang mungkin ada
d.
Diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir normal aterm
e.
Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang
telah disusun
f.
Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap asuhan yang
telah dilaksanakan pada bayi baru lahir normal aterm
g.
Mahasiswa mampu mendokumentasikan hasil asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir normal
- PELAKSANAAN
Laporan studi kasus ini disusun selama melaksanakan praktek klinik di RSAB
KIRANA mulai tanggal 09 Juni 2007 sampai dengan 22 Juli 2007 dan pengkajian
dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2007
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrautrine ke kehidupan extrautrine
(Jumiarni, 1994).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai dengan 4000 gram (Depkes RI,
1993 : 96)
Ciri – ciri
Bayi Baru Lahir Normal
- Berat badan 2500 – 4000 gram
- Panjang badan 48 – 52 cm
- Lingkar dada 30 – 38 cm
- Lingkar kepala 33 – 35 cm
- Bunyi jantung menit – menit pertama kira - kira 180 x / menit, kemudian menurun 120 – 140 x / menit
- Pernafasan pada menit – menit pertama kira – kira 80 x / menit, kemudian menurun setelah tenang kira – kira 40 x / menit
- Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subcutannya cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa
- Rambut lanugo sudah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
- Kuku telah agak panjang
- Genitalia : labia mayora telah menutupi labia minor (pada perempuan)
Testis sudah turun (pada laki – laki)
- Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
- Reflek moro sudah baik, bila dikagetkan akan memperlihatkan seperti memeluk
- Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas telapak tangan bayi, maka bayi akan menggenggam / adanya gerakan reflek
- Eliminasi baik, urine dan meconium akan keluar dalam 24 jam pertama, meconium berwarna hitam kecoklatan
Perubahan-perubahan
yang terjadi segera setelah bayi lahir
Sebagai akibat perubahan
lingkungan dari kehidupan intrautrine ke lingkungan extrautrine, bayi menerima
rangsangan yang bersifat kimiawi,
mekanik dan teknik. Hasil perangsangan ini membuat bayi mengalami
perubahan metabolik, pernapasan, sirkulasi dan lain-lain.
a.
Gangguan matabolisme karbohidrat
Energi tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam
pertama sesudah lahir, diambil dari
metabolisme asam lemak, sehingga kadar
gula darah dapat mencapai 120 mg/100 ml. Apabila oleh sesuatu hal misalnya bayi
dari ibu yang menderita diabetes mellitus (DM) dan BBLR, perubahan glukosa menjadi glokogen akan
meningkat atau terjadi gangguan pada metabolisme asam lemak yang tidak dapat
memenuhi kebutuhan neonatus, maka kemungkinan besar bayi akan mengalami
hipoglikemia.
b.
Gangguan suhu tubuh
Segera bayi lahir,
bayi akan berada ditempat yang suhu lingkungannya lebih rendah dari
lingkungan dalam rahim. Suhu tubuh neonatus yang normal yaitu sekitar 36.5 °C
sampai 37 °C.
Bila bayi dibiarkan pada suhu kamar (25 °C) maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi atau penguapan, konveksi dan
radiasi sebanyak 200 kal/kg BB/menit,
sedangkan pembentukan panas yang dapat diproduksi hanya sepersepuluh
dari kehilangan panas diatas, dalam
waktu yang bersamaan hal ini akan menyebabkan penurunan suhu sebanyak 2 °C
dalam waktu 15 menit. Keadaan ini sangat berbahaya untuk neonatus terlebih bagi
bayi BBLR, bayi dapat mengalami asfiksia
karena tidak sanggup mengimbangi penurunan suhu tersebut dengan produksi panas
yang dibuat sendiri.
Akibat suhu yang rendah metabolisme
jaringan akan meningkat dan berakibat lebih mudah terjadinya oksidosis
metabolik berat sehingga kebutuhan oksigen akan meningkat, selain itu hipotermi yang terjadi pada
neonatus dapat menyebabkan hipoglikemia. Untuk mengurangi kehilangan panas
tersebut diatas dapat ditanggulangi dengan mengatur suhu lingkungan, membungkus badan bayi dengan kain
hangat, membungkus kepala bayi, disimpan ditempat tidur yang sudah
dihangatkan atau dimasukkan sementara ke dalam inkubator.
c.
Perubahan sistem pernapasan.
Pernapasan normal pada neonatus pertama kali
pernapasan 30 detik sesudah kelahiran. Pernapasan terjadi sebagai akibat adanya
aktifitas normal dari susunan saraf pusat dan perifer yang dibantu oleh
beberapa rangsangan lainnya, misalnya
tekanan mekanis pada toraks sewaktu melawati jalan lahir. Penurunan tekanan
oksigen dan kenaikan tekanan karbon dioksida pada paru-paru merangsang
kemoreseptor yang terletak pada sinus karotis sehingga bayi bernapas, rangsangan dingin didaerah muka dapat
merangsang permulaan gerakan pernapasan.
Tekanan pada rongga dada bayi sewaktu
melalui jalan lahir mengakibatkan bayi kehilangan setengah dari jumlah cairan
yang ada di paru-paru (paru-paru pada bayi yang normal dan cukup bulan
mengandung 80-100 ml cairan) sehingga sesudah bayi lahir cairan yang hilang
diganti dengan udara, paru-paru
berkembang dan rongga dada kembali pada bentuk semula.
d.
Perubahan sistem sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru tekanan oksigen
didalam alveoli meningkat dan tekanan karbon dioksida menurun, hal ini mengakibatkan aliran darah ke
paru-paru meningkat, akibatnya darah
dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan duktus arteriosus menutup.
Dengan terpotongnya tali pusat, arteri
dan vena umbilicalis menciut, aliran darah dari plasenta melalui vena cava
superior dan foramen ovale ke aterium kiri terhenti, paru-paru mulai berfungsi.
Dengan masuknya darah dari paru-paru kedalam atrium
kiri tekanan di atrium kiri menjadi lebih tinggi dari pada tekanan di atrium
kanan, hal ini menyebabkan foramen
menutup, sirkulasi janin berubah
menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar
badan ibu.
e.
Perubahan-perubahan lainnya
Perubahan lain yang terjadi pada neonatus yaitu mulai
berfungsinya alat-alat pencernaan, hepar, ginjal dan alat lainnya.
BAB III
TINJAUAN
KASUS
I.
PENGKAJIAN
Tanggal 12 Juli
2007, jam 07.00
A.
DATA SUBYEKTIF
1.
IDENTITAS ANAK
Nama bayi :
bayi “D”
Umur bayi :
1 hari
Tgl lahir : 11 Juni 2007
Jam lahir
: 20.17 WIB
Penolong :
Bidan
2.
IDENTITAS ORANG TUA
Nama
ibu : Ny “DR” nama ayah : Tn “S”
Umur : 24 tahun umur : 30 tahun
Agama :
Islam agama : Islam
Suku
/ bangsa : jawa / ind suku / bangsa : jawa / ind
Pendidikan : SMA pendidikan
: SMA
Pekerjaan : IRT pekerjaan :
Swasta
Alamat : Pondok Maritim Indah AA - 8
3.
STATUS KESEHATAN
Bayi lahir
normal tanggal 11 Juli 2007, BB : 3050 gram, PB : 52 cm, Lingkar Kepala : 32,5
cm, A – S : 7 – 8, jenis kelamin ♀, KPP ( - ), ketuban jernih, tunggal, anus (
+ ), S : 36°C, HR : 150 x /
menit, RR : 60 x / menit, lahir langsung menangis
4.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
a.
Prenatal
1)
Riwayat penyakit kehamilan
·
Perdarahan :
tidak ada
·
Pre eklampsia :
tidak ada
·
Eklampsia :
tidak ada
·
Penyakit kelamin :
tidak ada
·
Lain – lain :
tidak ada
2)
Kebiasaan waktu hamil
Selama hamil
ibu makan 4 – 5x sehari, jumlah sedang, menu nasi, lauk, sayur, air putih dan
kadang – kadang buah. Ibu juga tidak pernah merokok dan minum jamu - jamuan
b.
Natal
Ibu melahirkan
di RS pada tanggal 11 Juni 2007 secara normal, ditolong oleh Bidan, BB : 3050
gram, PB : 52 cm, Lingkar Kepala : 32,5 cm, A – S : 7 – 8, jenis kelamin ♀, KPP
( - ), ketuban jernih, tunggal, anus ( + ), S : 36°C, HR : 150 x / menit, RR : 60 x / menit, lahir langsung
menangis
c.
Post natal
1)
KU bayi baik
RR : 60 x / menit
HR : 150 x / menit
S : 36°C
2)
Keadaan bayi baru lahir
Nilai
apgar : 1 – 5 = 7 5 – 10 = 8
|
Tanda
|
0
|
1
|
2
|
Mnt
Ke
1
|
Frek jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna
|
(
) tidak ada
(
) tidak ada
(
) lumpuh
(
) tidak bereaksi
(
) biru/pucat
|
(
) < 100
( ) lambat tdk teratur
( √ ) ext
flexi sedikit
( √ )
gerakan sedikit
( √ ) tbh kemerahan tangan dan kaki
|
( √ ) > 100
( √ ) menangis kuat
( ) gerakan aktif
( ) menangis
( ) kemerahan
|
Mnt
ke 2
|
Frek jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna
|
( ) tidak ada
( ) tidak ada
( ) lumpuh
( ) tidak bereaksi
(
) biru/pucat
|
( ) < 100
( ) lambat tidak teratur
( ) extensi flexi sedikit
( √ ) gerakan sedikit
( √ ) tbh kemerahan
tangan dan kaki
|
( √ ) > 100
( √ ) menangis kuat
( √ ) gerakan aktif
( ) menangis
( ) kemerahan
|
Sidik talapak kaki kiri bayi
|
Sidik telapak kaki kanan bayi
|
|
|
Sidik jempol tangak kanan ibu
|
Sidik jempol tangan kanan ibu
|
|
|
RESUSITASI
·
Penghisapan lendir : ada
·
Rangsangan taktil : ada
·
Massage jantung :
tidak ada
·
Oksigen :
tidak ada
·
Lain – lain :
tidak ada
5.
RIWAYAT SOSIAL
Bayi tenang bila
dekat dengan ibunya, kadang – kadang menangis bila haus, lapar atau apabila
merasa basah karena BAK atau BAB
6.
POLA KEBIASAAN
a.
Pola nutrisi
Bayi menetek
kuat. Minum ASI / PASI 8 x 30 cc
b.
Pola aktivitas
Gerakan aktif, refleks menghisap kuat, warna kulit merah
c.
Pola sensorik dan kognitif
·
Refleks moro :
ada
·
Refleks rooting :
ada
·
Refleks palmar :
ada
·
Refleks sucking :
ada
d.
Pola sexualitas dan reproduksi
Labia mayor
sudah menutupi labia minor
e.
Pola eliminasi
Bayi sudah meconium 1x, BAK +
B.
DATA OBYEKTIF
1.
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan umum :
baik, refleks menghisap kuat, menangis
Suhu :
36,4◦ C
HR : 140 x / menit
RR : 48 x / menit
Jenis kelamin : perempuan
Tunggal / gemelli :
tunggal
2.
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Berat badan : 3050
gram
Panjang badan : 52 cm
Lingkar kepala : 32,5
cm
Lingkar dada : 30
cm
Lingkar lengan atas : 11 cm
3.
PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi
Kepala : normal, tidak ada caput succedanium, tidak ada
cephal haematom, ubun – ubun lengkap
Muka
: kemerahan, ekspresi wajah menangis
Mata
: conjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung
Telinga
: simetris, tidak ada serumen, tidak ada kelainan
Mulut : normal, tidak ada labioskisis
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid,
dan tidak ada pembesaran
vena jugularis
Dada
: tidak ada pernafasan retraksi dada
Tali pusat
: normal, tidak ada perdarahan, tidak ada infeksi
Punggung
: normal, tidak ada spina bifida
Genitalia : labia mayor sudah menutup labia minor
Anus
: ada lubang anus
Ekstrimitas
: normal, tidak ada polydactil atau syndactil
Palpasi
Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid,
dan tidak ada pembesaran
vena jugularis
Dada
: tidak teraba pernafasan retraksi dada
Abdomen : tidak teraba pembesaran hepar
Auskultasi
Dada
: tidak terdengar wheezing, tidak terdengar ronchi
Perkusi
Perut : tidak kembung
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
DS : ibu mengatakan melahirkan bayinya pada
tanggal 11 Juli 2007 jam 20.17 WIB di RS secara normal, anak perempuan dengan
BB 3050 gram dan PB 52 cm, LK : 32,5 cm, A – S : 7 – 8, lahir normal tanpa ada
penyulit
DO :
KU :
baik, refleks menghisap kuat, menangis
TTV :
Suhu : 36,4◦ C
RR
: 48 x / menit
HR :
140 x / menit
Dx
: bayi Ny DR umur 1 hari lahir normal
Masalah :
tidak ada
Kebutuhan :
·
Pemenuhan nutrisi
·
Perawatan tali pusat
III.
IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
TINDAKAN KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V.
PERENCANAAN
Diagnosa :
Bayi Ny DR usia 1 hari dengan neonatus aterm lahir normal
Tujuan :
setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 1 hari diharapkan keadaan bayi
tetap baik
Kriteria hasil :
·
KU baik
·
Warna kulit kemerahan
·
Tanda – tanda vital dalam batas normal
·
Semua refleks normal
·
Tidak ada komplikasi
1.
Lakukan pendekatan terapeutik
Rasional : dengan melakukan pendekatan terapeutik
akan menciptakan hubungan kerjasama yang baik dan bayi akan lebih kooperatif
dalam setiap tindakan yang dilakukan petugas
2.
Observasi TTV, BAB, BAK
Rasional : untuk mengantisipasi kegawat daruratan dan
komplikasi
3.
Rawat tali pusat dengan menggunakan triple dye
Rasional : untuk menghindari terjadinya infeksi pada
tali pusat
4.
Berikan ASI pada
bayi
Rasional : asupan nutrisi yang cukup akan
memperlancar proses metabolisme
5.
Kolaborasi dengan Dokter apabila terjadi komplikasi
Rasional : dengan asuhan kolaborasi akan mempercepat
penyembuhan dan dapat diberikan terapi sebagai penunjang
VI.
IMPLEMENTASI
1.
Tanggal 12 Juli 2007 pukul
08.00
Melakukan pendekatan terapeutik pada bayi dengan cara
memberikan kasih sayang, pelukan, sentuhan lembut pada bayi
2.
Tanggal 12 Juli 2007 pukul
08.15
Melakukan
observasi TTV, BAK, BAB
S :
36,4◦ C
HR :
140 x / menit
RR :
48 x / menit
BAB : ( + )
BAK : ( + )
3.
Tanggal 12 Juli 2007 pukul
08.35
Melakukan perawatan tali pusat dengan menggunakan triple
dye untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat
4.
Tanggal 12 Juli 2007 pukul
08.45
Memberikan ASI pada bayi setiap kali bayi menangis
5.
Tanggal 12 Juli 2007 pukul
09.05
Tidak dilakukan karena bayi dalam keadaan sehat
VII.
EVALUASI
Tanggal 13 Juli 2007 pukul 07.00
S : bayi
tampak tidur tenang
O :
Keadaan umum : baik, refleks menghisap kuat, menangis
Suhu :
36,8O C
Nadi :
140 x / menit
RR : 50 x / menit
BAK : 1 x, warna : kuning
jernih
BAB : 1 x, warna : hitam
meconium, konsistensi : lembek
A : bayi Ny DR umur 2 hari lahir normal
P :
Intervensi dilanjutkan
·
Perawatan
tali pusat
·
Observasi
TTV, BAB, BAK
·
Memberikan
ASI / PASI 8 x 30 cc
BAB
4
SIMPULAN
Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah membersihkan jalan
napas, memotong dan merawat tali
pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi
dan pencegahan infeksi.
Hal-hal yang perlu dipantau pada bayi yang baru lahir adalah suhu badan
dan lingkungan bayi, tanda-tanda
vital, berat badan bayi baru lahir, kebersihan dan perawatan kulit bayi dan
perawatan tali pusat dengan antibiotik atau triple dye.
Bayi baru lahir dinyatakan sakit atau abnormal apabila mempunyai salah
satu atau beberapa tanda antara lain : sesak napas dengan frekuensi pernapasan ≥
60 kali / menit, terdapat retraksi
dada, bayi malas minum, suhu bayi panas atau sangat dingin, gerak bayi kurang aktif dan bayi berat badan
lahir rendah (1500-2500 gr).
DAFTAR
PUSTAKA
Jumiarni, Dra. 1994. Asuhan
Keperawatan Perinatal. Jakarta : EGC
Pelatihan Manajemen Asuhan Kebidanan. 2002. Manajemen kebidanan
menurut Halen Varney (1997). Jakarta : PPKC/Publik
Saifuddin, AB. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meterial dan Neonatal.
Jakarta : YBP-SP
Saifuddin, AB. 2003. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
Departemen Kesehatan RI. 1993. Asuhan Anak Dalam Konteks
Keluarga. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
ConversionConversion EmoticonEmoticon