BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan bayi baru lahir normal
adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
selanjutnya pertama setelah kelahiran. (Neonatal Maternal 2002, hal 30)
Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu-42 minggu dan berat badan lahir
2500-4000 gram. (Asuhan kesehatan anak dalam konteks
keluarga, Depkes RI, 1993).
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum
dilahirkan, melalui pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu hamil.
Berbagai bentuk upaya pencegahan dan penanggulangan dini terhadap factor-faktor
yang memperlemah kondisi seorang ibu hamil perlu diprioritaskan, seperti gizi
yang rendah, anemia, dekatnya jarak antara kehamilan, dan buruknya hygiene. Di
samping itu perlu dilakukan pula pembinaan
kesehatan pranatal yang memadai dan penanggulangan factor-faktor yang
menyebabkan kematian perinatal yang meliputi, perdarahan, hipertrnsi, infeksi,
kelahiran preterm/ bayi berat lahir rendah, asfiksia dan hipotermi.
Penelitian telah menunjukkan bwa lebih dari 50 %
kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu dalam bulan pertama
kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang lahir sehat akan
menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup, bahkan
kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir dapat terjadi
cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipoksemia atau hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak. Akibat selanjutnya adalah perdarahan otak, syok,
beberapa bagian tubuh mengeras dan keterlambatan tumbuh kembang.contoh lain
misalnya kurang baiknya pembersihan jalan nafas waktu lahir dapat menyebabkan
masuknya cairan lambung ke dalam paru-paru yang mengakibatkan kesulitan
pernapasan, kekurangan zat asam dan apabila hal ini berlangsung terlalu lama
dapat menimbulkan perdarahan otak, kerusakan otak dan kemudian keterlambatan
tumbuh kembang. Tak kurang penting adalah pencegahan terhadap infeksi yang
dapat terjadi melalui tali pusat pada waktu pemotongan tali pusat, melalui
mata, melalui telinga pada waktu persalinan atau pada waktu memanikan/
membersihkan bayi dengan bahan atau cairan atau alat yang kurang bersih.
Ditinjau dari pertumbuhan dan
perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahankan suhu tubuh bayi, terutama pada
bayi berat lahir rendah, pemberian Air Susu Ibu (ASI) dalam usaha menurunkan
angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
pemantau kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat
dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu hamil dalam kandungan, selama
persalinan, segera sesudah dilahirkan dan pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan asuhan
kebidanan, diharapkan mahasiswa mampu melakukan penatalaksanakan bayi baru
lahir normal melalui pendidikan serta pengalaman secara nyata dilapangan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada bayi
baru lahir normal
b. Mahasiswa mampu melaksanakan interpretasi data dalam
asuhan kebidanan
c. Mahasiswa mampu
melaksanakan identifikasi diaknosa dan masakh potensial dalam
asuhan kebidanan
d. Mahasiswa mampu melaksanakan identifikasi kebutuhan
akan tindakan segera
kolaborasi
e. Mahasiswa mampu melaksanakan intervensi dalam asuhan
kebidanan
f. Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi dalam
asuhan kebidan
g. Mahasiswa mampu melaksanakan
evaluasi dalam asuhan kebidanan
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang
digunakan dalam proses penyusunan laporan ini adalah:
- Metode pendekatan deskriptif yaitu metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa dan gejala yang terjadi
- Teknik pengumpulan data dan pengidentifikasian data melalui observasi, wawancara, pemeriksaan fisik, studi dokumen dan stude kepustakaan
- Sumberdata
primer dari klien dan data sekunder dari keluarga dan petugas kesehatan
D. Sistematuka Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari:
LEMBAR JUDUL
LEMBER PENGESAHAN
LEMBER REVISI
KATA PENGENTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
elakang
B.
Tujuan
Penulisan
C.
Metode
penulisan
D.
Sistematika
Penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan
teori meliputi konsep dasar teori dan manajemen asuhan kebidanan
BAB III TINJAUAN KASUS
Tinjauan
kasus menggunakan tujuh langka menurut Varney
BAB IV PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Asuhan bayi baru lahir normal
adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selanjutnya pertama setelah
kelahiran. (Neonatal Maternal 2002, hal 30)
Bayi baru lahir normal adalah
bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu-42 minggu dan berat badan lahir
2500-4000 gram. (Asuhan kesehatan anak dalam konteks keluarga, Depkes RI,
1993).
B. Ciri-Ciri Bayi Normal
- Berat
badan 2500 gram – 4000 gram
- Panjang
badan lahir 48 cm – 50 cm
- Lingkar
dada 30 cm – 38 cm
- Lingkar
kepala 33 cm – 35 cm
- Bunyi
jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit, kemudian menurun sampai
120 x/menit
- Pernafasan
pada menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit, kemudian menurun kira-kira
40 x/menit
- Kulit kemerah merahan dan licin karena
jaringan subcutan cukup terbentuk dan diliputi vernik caseosa
- Rambut
lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
- Kuku
telah agak panjang dan lemas
- Genetalia
♀
: labia mayora sudah menutupi labia minora
♂ : testis sudah turun
- Reflek
isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
- Reflek
moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan seperti
memeluk
- Graff
reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu berada diatas telapak tangan
bayi akan menggenggam
- Eliminasi
baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna kecoklatan
C. Klasifikasi
Bayi Baru Lahir Normal terbagi dalam 2
masa :
1. Reaktif : 15-30 menit pertama sesudah lahir
Bayi normal
dengan AS 7-8 merupakan bayi normal dari sangat responsif selama 60 menit
pertama bayi menghabiskan waktu 40 menit dalam keadaan tenang, stadium waspada
hal ini merupakan periode pertama selama 4 tahun pertama kehidupan.
Ø Pada stadium reaktif I bayi menggerakkan
kepala untuk mendengar, mengawasi wajah dan mengamati tingkah laku.
Ø Pada 3 menit pertama terjadi tachicardi
rata-rata denyut jantung 180 x/menit karena pengaruh simpati pertama yang
predominan.
Ø Respirasi cepat dan irregular 60-90
x/menit, ronchi (sementara), grunting nafas, cuping hidung, dan dan retraksi
dinding.
Ø Suhu tubuh turun diikutu kenaikan
aktivitas, tonus otot meningkat.
Ø Reaksi khas dan respon disertai tingkah
laku waspada meliputi nafas cuping hidung, gerakan kepala dua sisi, reflek
terkejut, reflek moro, dan lain-lain.
Ø Stimulasi parasimpatis menyebabkan
kenaikan produksi saliva sehingga cairan dalam mulut menigkat, pada periode ini
terjadi periode apneu dan retraksi sternal.
10-60 menit; frekuensi denyut
jantung dan respirasi. Aktivitas motorik inkoordinasi dan menyeluruh mencapai
puncak kemudian menurun, kemudian masuk periode tidur/tidak ada respon,
frekuensi jantung pada periode tidur/ tidak ada respon, frekuensi jantung pada
periode tidur 120-140 x/menit.
2. Reaktif II 2-6 jam
Bayi kembali reposif dan berlebihan
- Tachikardi
respirasi cepat, singkat, tonus, warna kulit, suara usus mendadak berubah
- Mucus
oral menetap, jarang terjadi gumoh dan muntah
- Bayi
lebih responsif terhadap stimuli eksogen dan endogen, denyut jantung labil
- Terjadi
pengeluaran mekonium
- Instabilitas
vasonatos dan pernafasan irreguler dengan fasa apneu pada beberapa bayi
D. Perubahan yang Terjadi pada Bayi Baru Lahir
1. Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah
lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi untuk
menambah energi pada jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolis asam
lemak
2. Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi baru lahir, bayi
beraba pada suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu di dalam rahim ibu,
akibatnya metabolis jaringan meningkat dan kebutuhan oksigen juga
3. Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus janin
mendapat oksigen dari plasenta, setelah lahir melalui paru-paru bayi
4. perubahan Sirkulasi
Dengan
berkembangnya paru, tekanan oksigen meningkat, karbondioksida menurun
mengakibatkan resistensi pembuluh darah sehingga aliran darah meningkat hal ini
menyebabkan darah dalam uterus pulmonalis mengalir ke paru dan ductus
arteriosus menutup.
Dengan
munculnya arteri dan vena umbikalis dan dan terpotongnya tali pusat, aliran
darah dalam plasenta melalui v.sava inferior dan foramen ovale ke atrium kiri
terhenti, sirkulasi janian sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup
diluar badan ibu
5.Perubahan alat pencernaan, hati ginjal mulai
berfungsi
E.Perawatan Segera Setelah Bayi
lahir
1.Persediaan alat-alat di kamar bersalin
a.alat pengisap lendir(
mucus estractor)
b.Tabung oksigen dengan alat pemberi oksigen
kepada bayi
c.Untuk menjaga kemungkinan terjadinya
asfiksia perlu disediaka laringoskop kecil,masker muka kecil,kanula
trakea,ventilator kecil untuk pernapasan buatan ,selain itu perlu disediakan
obat –obat seperti larutan gkukosa 40% ,larutan bikarbonat natrikus 7,5% dengan
alat suntiknya dan nalorfin sebagai antidotum terhadap obat-obat berasal dari
morfin atau petidin yang yang mungkin diberikan kepada ibu selama persalinan
dan yang dapat mengakibatkan penekanan pernapasan pada bayi serta pemberian
vitamin K untuk mencegah terjadinya perdarahan sebagai akibat dari ibu yang
mendapat fenobarbitol dan phenytoin, bayi yang kekurangan vitamin K yang perlu
sebagai koenzim untuk mendapat faktor II, VII, IX, dan X serta bayi yang
mendapat air susu ibu.
d. Alat
pemotong dan pengikat tali pusat serta obat anti septik dan kain kasa steril
untuk merawat tali pusat.
e. Tanda
pengenal bayi yang sama dengan ibu
f. Tempat
tidur bayi atau inkubator yang selalu dalam keadaan hangat, steril dan
dilengkapi dengan kain atau selimut katun; hal ini penting untuk mencegah bayi
kehilangan panas pada waktu dipindah dikamar bersalin ke tempat perawatan.
g.
Lain-lain; kapas, kain kasa, baju steril, serta obat anti sptik yang akan
dipakai oleh dokter, mahasiswa, bidan dan perawat sebelum menolong yang akan
lahir
h. Stop watch dan termometer
i. Bila kamar bersalin dingin oleh
karena udara didaerah tersebut dingin atau oleh karena pemakaian alat
pendingin, sebaiknya tempat untuk resusitasi diberi pemanasan khusus, supaya
bayi tidak kedinginan dan menderita trauma dingin atau cold injury. Seperti
diketahui bayi baru lahir trauma kehilangan panas oleh karena evaporasi (oleh
sebab bayi basah) dan radiasi. Unutk mengatasi hal tersebut maka bayi harus segera dikeringkan dan
dibungkus dengan handuk kering dan diletakkan di ruangan dengan suhu 28 C – 30
C untuk menghilangkan panas karena radiasi.
Sebelum
bayi lahirsemua hal tersebut di atas harus diperiksa apakah sudah steri, apakah
semua alat sudah lengkap, dan apakah tidak ada yang macet. Tindakan umum pada
semua bayi di kamar bersalin dan ditempat perawatan lainnya harus aseptik, suhu
lingkungan harus diatur dan jalan harus selalu bebas.
2. Pertolongan pada saat Bayi Lahir
Penanganan
bayi dilakukan sejak kepala mulai keluar dari jalan lahir, yaitu dengan
melakukan pembersihan lendir serta cairan yang berada di sekitar mulut dan
hidung dengan kapas dan kain kasa steril satu demi satu, dimulai dari luar ke
dalam. Sesudah bayi lahir lengkap, saat lahir segera dicatat dengan jam waktu
(Stop Watch), kemudian kedua kaki bayi dipegang dengan satu tangan, sedangkan
tangan yang lain memegang kepala bayi yang lebih rendah dengan sudut ± 30º dari
pada kaki dengan posisinya ekstensi sedikit untuk memungkinkan cairan atau
lendir mengalir keluar dari trakea dan faring. Sementara itu seorang membantu menghisap
lendir dan cairan dengan alat penghisap lendir.
Bayi sehat
akan menangis dalam 30 detik. Tidak perlu dilakukan apa-apa lagi oleh karena
bayi sudah mulai bernafas spontan dan warna kulitnya kemerah-merahan. Kemudian
bayi diletakkan mendatar kira-kira sama tingginya dengan atau sedikit dibawah
introitus vagina. Bila mulut bayi masih belum bersih dari cairan dan lendir,
penghisapan lendir diteruskan, mula-mula dari mulut kemudian dari lubang
hidung, supaya jalan nafas bebas dan bayi dapat bernafas sebaik-baiknya. Lambung bayi pun perlu diisap untuk mencegah adanya inhalasi of the
vomen.
3. Penilaian Bayi Waktu Lahir (Assessment at birth)
Keadaan umum bayi dinilai satu menit
setelah lahir dengan penggunaan nilai Apgar. Penilaian ini perlu untuk mengetahui
apakah bayi menderita asfiksia atau tudak, yang dinilai adalah frekuensi
jantung (beart rate), usaha napas (respiratoriy effort), tonus otot (muscle
tone), warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan (response to
stimuli) yaitu dengan memasukkan kateter kelubang hidung setelah jalan nafas
dibersihkan. Setiap penilaian diberi angka 0, 1, dan 2. Dari hasil penilaian
tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigoraus baby, nilai apgar 7-10),
aspiksia sedang, ringan (nilai pgar 4-6) atau bayi menderita asfiksia berat
(nilai apgar 0-3). Lihat
tabel 1. Bila nilai apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita
asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala
neurologik-lanjutan dikemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu,
penilaian menurut apgar dilakukan selain pada umur satu menit juga pada umur 5
menit.
|
0
|
1
|
2
|
NA
|
Appearance (warna kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, extrem biru
|
Seluruh tubuh kemerah-merahan
|
|
Pulse rate (frekuensi nadi)
|
Tidak ada
|
Kurang dari 100
|
Lebih dari 100
|
|
Grimace (reaksi rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan mimik (grimace)
|
Batuk/ bersin
|
|
Activity (tonus otot)
|
Tidak ada
|
Ekstremitas dalam, sedikit fleksi
|
Gerakan aktif
|
|
Respiration (pernapasan)
|
Tidak ada
|
Lemah/ tidak teratur
|
Baik/ menangis
|
|
|
|
|
|
Jumlah
|
Tabel Nilai Apgar (Ilmu Kebidanan, Sarwono,
2005)
Catatan :
NA 1 menit lebih/ sama dengan 7 tidak perlu
resusitasi
NA 1 menit 4-6 bag and masukan ventilasi
NA 1 menit 0-3 lakukan intubasi
F.
Asuhan Segera Bayi Baru Lahir
Asuhan
segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut
selama jam pertama setelah lahir. Sebagian besar bayi yang baru lahir akan
menunjukkan usaha penapasan sepontan dengan sedikit bantuan atau gangguan.
Aspek-aspek penting dari asuhan segera yang baru lahir :
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
b. Usahakan adanya kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu sesegera mungkin
Segera setelah melahirkan badan bayi :
- Sambil secara cepat menilai pernafasannya, letakkan bayi dengan handuk
diatas perut ibu
- Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah atau lendir dari
wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang
pernapasan bayi.
Catatan :
Sebagian besar bayi akan menangis atau
bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir
- Bila bayi tersebut menangis atau bernafas (terlihat dari pergerakan
dada paling sedikit 30x/ menit, biarkan bayi tersebut dengan bayinya
- Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik. Segeralah cari
bantuan dan mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
(
Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan material, Sarwono. 2002)
G.
Penanganan Bayi Baru Lahir
Tujuan utama perawatan bayi sesudah lahir adalah
:
- Memberikan Jalan Nafas
·
Bayi
normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera memberikan jalan nafas dengan cara sebagai berikut
·
Letakkan
bayi pada posisi terlentang ditempat yang keras dan hangat
·
Gulung
sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan
kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang
·
Bersihka
hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus
kasa steril
·
Tepuk
kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar. Dengan rangsangan ini bayi biasanya segera menangis
o
Kekurangan
zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting
membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bayi bernafas tidak akan menyebabkan
aspirasi lendir masuknya lendir ke paru-paru)
Alat
penghisap lendir mulut (Delee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung
oksigen dengan selangnya harus telah siap di tempat
Segera
lakukan untuk menghisap mulut dan hidung
Petugas
harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama
Warna
kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan
o
Bantuan
untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujutkan ventilasi yang
adekuat
Dokter
atau tenaga medis lain hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi
tak bernafas
2. Memotong dan Merawat Tali Pusat
Tali
pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang bulan. Apabila bayi
lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan
melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding
perut bayi dengan gunting steril. Apabila maisih terjadi perdarahan dapat
dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70 %
atau peridon iodine 10 % serta dibalut kasa steril. Pembalut tersebut diganti
setiap hari dan atau setiap kali basah atau kotor.
Sebelum
memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik untuk
mencegah terjadinya prdarahan. Membungkus ujung potongan tali pusat adalah
kerja tambahan.
Ø Alat pengikat tali pusat atau klem harus
selalu siap tersedia di ambulance, dikamar bersalin, ruang penerima bayi dan
ruang perawatan bayi.
Ø Gunting steril juga siap
Ø Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan
tali pusat
Cara klem dan memotong tali pusat :
- Klemlah tali pusat dengan dua buah klem, pada titik kira-kira 2 dan 3
cm dari pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm diantara
klem-klem tersebut)
- Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari
gunting dnengan tangan kiri anda
- Pertahankan kebersihan saat memotong tali pusat. Ganti sarung tangan
anda bila ternyata sudah kotor. Potonglah tali pusatnya dengan pisau atau
gunting yang steril atau desinfeksi tingkat tinggi (DTT)
- Periksa tali pusat setiap 15 menit. Apabila terjadi perdarahan,
lakukan pengikatan ulang yang lebih ketat.
Catatan :
Jangan
mengoleskan salep apa pun atau zat lain ketempat tali pusat. Hindari
pembungkusan tali pusat. Tumpuk tali pusat yang tidak tertutup akan mengering
dan puput lebih cepat dengan komplikasi yang lebih sedikit.
3. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi
Pada
waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir
tetap dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus
dicatat
Pastikan
bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit
ibu. Gantilah handuk/ kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut
dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk
mencegah keluarnya panas tubuh. Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa
telapak bayi setiap 15 menit
Ø Apabila telapak bayi terasa dingin,
periksalah suhu aksila bayi
Ø Apabila suhu bayi kurang dari 365˚C, segera hangatkan bayi tersebut
4. Kontak Dini dengan Ibu
Ø Berikan bayi pada ibunya secepat mungkin.
Kontak dini ibu dan bayi penting untuk :
·
Kehangatan
mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir
·
Ikatan
batin dan pemberian ASI
Ø Doronglah ibu untuk menyusui bayinya
apabila bayi telah siap (dengan menunjukkan reflek rooting). Jangan paksakan
bayi untuk menyusu
Catatan :
Bila
memungkinkan, jangan pisahkan ibu dengan bayidan biarkan bayi bersama ibunya
paling sedikit 1 jam setelah persalinan
5. Memberi Vitamin K
Kejadian
perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi bayi baru lahir dilaporkan
cukup tinggi, berkisar 0,25-0,5 %. Untuk mencegah terjadinya perdarahan
tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K
peroral 1 minggu/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi
vitamin K parenteral demgsaan dosis 0,5 mg IM
6. Memeberi Obat Tetes/ Salep Mata
Dibeberapa
negara perawatan mata bayi baru lahir secara hukum diharuskan untuk mencegah
terjadinya oftalmia noonatorum. Di daerah dimana prevalensi gonorea tinggi,
setiap bayi baru lahir perlu diberi salep mata sesudah 5 jam bayi lahir.
Pemberian obat mata eritromicin 0,5 % atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk
mencegah penyakit mata untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual)
Ø Perawatan mata harus segera. Tindakan ini
dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat, dan harus
dicatat dalam status termasuk obat apa yang digunakan
Ø Yang lazim digunakan adalah larutan prak
nitrat atau neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah
bayi lahir
v Peralatan untuk perawatan mata harus siap
diruang penerimaan atau persalinan ruang rawat bayi, termasuk :
·
Obat-oabatan
·
Perlengkapan
berisi ; alat tetes mata dan gelas obat kecil steril dan kapas
·
Cairan
NaCl untuk irigasi mata (bila yang dipakai perak nitrat)
v Perubahan warna dari cairan penetes
berarti telah terjadi perubahan kimia sehingga tak dapat dipakai lagi
·
Petugas
hendaknya secara rutin meneliti terjadinya perubahan warna pada cairan obat
yang dipakai atau adanya kristal yang timbul yang mungkin terjadi apabila suhu
ruangan melebihi 34˚C
H. Pelaksanaan
Segera
setelah melahirkan bayi :
1) Sambil secara cepat memulai pernafasannya,
letakkan bayi dengan handuk di atas perut ibu
2) Dengan kain bersih dan kering atau basa,
lap darah atau lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udara terhalang
3) Klem dan potong tali pusat
v Kira – kira 2-3 cm dari tali pusat bayi
v Potonglah tali pusat diantara 2 klem
sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan lain
v Pertahankan kebersihan
4) Jagalah agar bayi tetap hangat
v Pastikan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu
v Gantilah handuk atau kain basah dan
bungkus bayi dengan selimut
v Hindari memandikan bayi hingga sedikitnya
6 jam dan hanya setelah itu jika tidak terjadi masalah medis dan jika suhunya 365˚ C atau lebih
5) Kontak dini dengan ibu
v Berikan bayinya kepada ibunya segera
mungkin untuk memberikan kehangatan
v Untuk ikatan batin dan pemberian ASI
6) Pernafasan
v Periksa pernafasan dan warna kulit bayi
tiap 5 menit
v Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan :
keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat, gosoklah punggung bayi
dengan lembut.
v Jika bayi masih belum bernafas setelah 60
detik mulai resusitasi.
v Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau
sukar bernafas (frekuensi pernafasan < 320/ > 60 x/ menit) berilah O2
pada bayi dengan cateter nasal atau nasal prongs.
7) Perawatan mata
Obat mata eritromisin 0,5 % atau
tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan
penyakit mata karena klamedia.
8) Pemeriksaan fisik bayi :
Lakukan
pemeriksaan fisik yang lebih lengkap, ketika memeriksa bayi baru
lahir ingat butir-butir penting
berikut :
v Gunakan tempat yang hangat dan bersih
untuk pemeriksaan
v Cuci tangan sebelum dan sesudah
pemeriksaan gunakan sarung tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi
v Lihat, dengarkan, rasakan tiap-tiap daerah
dimulai dari kepala dan berlanjut secara sistemik menuju jari kaki.
v Jika ditemukan faktor resiko atau masalah
carilah bantuan lebih lanjut yang diperlukan.
v Rekam hasil pengamatan dari setiap
tindakan yang jika diperlukan bantuan lebih lanjut
v Langkah – langkah :
a. Telinga
Periksa dalam hubungan letak dengan mata
dan kepala
b. Mata
Tanda-tanda infeksi yakni pus
c. Hidung dan mulut
Bibir dan langitan, periksa adanya
sumbing, reflek menghisap, dinilai
dengan mengamati bayi pada saat menyusu
d. Leher
Pembengkakan dan gumpalan
e. Dada
Bentuk, putting, bunyi nafas, bunyi
jantung
f. Bahu, lengan, dan tangan
Gerakan normal, jumlah jari
g. Sistem syaraf
Adanya reflek moro, lakukan rangsangan
dengan suara keras yaitu
pemeriksa bertepuk tangan
h. Perut
Bentuk, penonjolan sekitar tali pusat
pada saat menangis, perdarahan tali
pusat 3 pembuluh, lembek (pada saat tidak
menangis), Tonjolan
i.
Kelamin
laki-laki
Testis berada dalam scrotum, penis
berlubanga dan pada ujung letak
lubang ini
Kelamin perempuan
Vagina berlubang, uretra berlubang, labia
minor dan labia mayor
j.
Tungkai
dan kaki
Gerakan normal, tanpak normal, jumlah
jari
k. Punggung dan anus
Pembengkakan atau ada cekungan, ada anus,
lubang
l.
Kulit
Vernix (tisak perlu dibersihkan karena
menjaga kehangatan tubuh bayi),
warna, pembengkakan atau bercak-bercak
hitam, tanda-tanda lahir
m. Konseling
Jaga kehangatan bayi, pemberian ASI,
perwatan tali pusat, agar ibu
mengawasi tanda-tanda bahaya
n. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali
oleh ibu
1. Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau
hisapan lemah
2. Kesulitan bernafas, yaitu oernafasan cepat
> 60 x/ menit atau menggunakan alat
nafas tambahan
3. Letargi, bayi terus-menerus tidur tanpa
bangun untuk makan
4. Warna abnormal, kulit/ bibir biru
(sianosis) atau bayi sangat kuning
5. Suhu, terlalu panas (febris) atau terlalu
dingin (hipotermia)
6. Tanda atau perilaku abnormal atau tidak
biasa
7. Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak
bertinja selama 3 hari pertama setelah lahir, muntah terus menerus, muntah dan
perut bengkak, tinja hijau tua atau berdarah/ lendir
8. Mata bengkak atau mengeluarkan cairan
i. Pemeriksaan Lanjutan
Pemeriksaan
ini dilakukan susudah bayi berusia 24 jam/ setelah bayi dipindahkan dari
transtitional care ke tempat perawatan khusus atau rawat gabung, oleh karena
ada beberapa keadaan pada bayi yang mungkin tidak ditemukan pada waktu
diperiksa di kamar bersalin, misalnya hematomasefal, perdarahan subaponeurosis,
perdarahan lainnya, periodik apnea, kejang, nekrosis, lemak dan lain-lain
v Keadaan Umum
Ø Melihat caacat bawaan yang jelas tampak
seperti hidrosefalus, mikrosefalus, anensefalus, keadaan gizi dan maturitas,
aktivitas, tangis, warna kulit (pucat, biru, merah, meconium staining)
perubahan vasomotor (harlequin, kutis marmorata), kulit kering dan mengelupas,
vernix caseosa, mongolian spot, hemangioma, limfangioma, kelainan kulit akibat
trauma lahir (abraria, ekimosis, hematoma, petekia), milia, eritema toksikum,
tanda-tanda meconium straining pada kuku, dan sikap bayi tidur.
Ø Kepala
: besar, bentuk, molding,
sutura tertutup/ melebar, caput
sucsadenium,
hematoma-sepal, kraniotabes, dan sebgainya
Ø Mata
: perdarahan subconjungtiva, mata yang
menonjol, katarak
dan lain-lain
Ø Telinga
: preaurekal, kelainan/ bentuk daun telinga
Ø Mulut :
labiokisis, labignatopala toskisis, tocht buds, dan lain-lain
Ø Leher : hematoma, sternokleidomasteodeus,
duktus tiroglasus,
higromakoli
Ø Dada : bentuk,
pembesaran buah dada, pernafasan, retraksi
intercostal, subcostal, sifoid, merintih,
pernafasan cuping
hidung, bunyi paru-paru isonor, vasikuler, bronkial dan
lain-lain
Ø Jantung : pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan
bunyi jantung
Ø Abdomen : membuncit (pembesaran hati, lipa, tumor,
asites), skafoid
(kemungkinan bayi menderita hernia
diafragmatika atau
atresia esofagi
tanpa fistula)
Ø Tali pusat : berdarah, jumlah
pembuluh darah tali pusat, warna dan
besar tali pusat, hernia dipusat atau
diselangkang
Ø Alat kelamin : tanda-tanda hematoma karena
letak sungsang, tetis belum
turun, fimosis,
adanya perdarahan atau lendir dari vagina
(vagina discarge),
besar dan bentuk klitoris, dan labia
minora, atresia ani
Ø Tulang punggung : spina bifida, pilonidal sinus, atau dimple
Ø Anggota gerak : fokamelia, sindaktili, plidaktili,
fraktur, paralisis,
talipes
dan lain-lain
Ø Keadaan neuromuskuler : refleks moro,
reflek genggam, reflek rooting,
dan sebagainya, tonus otot, tremor, jitterness
Ø Lain – lain : mekonium harus keluar dalam
24 jam sesudah lahir jika tidak
harus waspada
terhadap atresia ani/ obstruksi usus. Urine haus
ada dalam waktu 24
jam. Kadang-kadang pengeluaran urine
tidak diketahui oleh
karena keluar pada saat bayi lahir dan
bercampur dengan air
ketuban. Bila urine tidak ada dalam
waktu 24 jam harus
diperhatika adanya obstruksi saluran
kencing.
j. Identifikasi Bayi
Identifikasi
segera dilakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan dengan
bayinya di kamar bersalin. Sebagian negara mengambil tanda pengenal bayi dari
cap jari atau telapak kaki. Akan tetapi pada umumnya tanda pengenal berupa
secarik kertas putih atau berwarna merah/ biru tergantung pada jenis kelamin
bayi) dan disitu ditulis nama kelurga, tanggal dan jam bayi lahir.kertas ini
dimasukkan ke dalam kantong plastik yang dengan pita diikatkan di pergelangan
tangan atau kaki bayi. keterangan yang sama diikatkan pada pergelangan tangan
ibu. Pemasangan pita perlu dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dilepas
kalau diguinting. Cara lain adalah memakai dua potong logam yang tipis dengan
pinggiran yang tumpul, dan pada samping tiap-tiap logam tertera angka yang
sama, misalnya 343 pada logam yang satu dan 343 pada logam yang lain. Logam
yang satu diikatkan pada pergelangan tangan bayi dan yang lain pada ibu (logam
mempunyai lubang dipinggirnya untuk memesukkan benang sebagai pengikat).
Diperiksa juga genetalia eksterna bayi untuk mengetahui jenis kelaminnya.
Pada
bayi laki-laki perlu diperiksa apakah ada femoris atau tidak, apabila ada,
sebaiknya dilakukan penyunatan (sircumcision). Begitu pula ditentukan apakah
desensus testikulorum sudah lengkap. Bila ibu sadar, bayinya diperlihatkan
kepada ayah atau keluarganya yang menungguinya. Hal ini perlu untuk mencegah
terjadinya kekeliruan dikemudian hari.
(Ilmu
Kebidanan, Sarwono, 2005)
Alat pengenalan yang efektif harus
dibeikan kepada setiap bayi yang baru lahir dan harus ditepatnya sampai waktu
bayi dipulangkan :
v Alat yang digunakan hendaknya kebal air,
dengan tepi yang halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak mudah
sobek
v Pada alat/ gelang identifikasi harus
tercantum ; nama (bayi, ibunya), tanggal lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit
v Di setiap tempat tidur harus diberi tanda
dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomor identifikasi
v Sidik telapak kaki bayi dan sidik jari ibu
harus dicetak dicatatan yang tidak mudah hilang. Ukurlah berat lahir, panjang
bayi, lingkar kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medis
k. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan
pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut kesehatan
Dua
jam pertama susudah lahir
v Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi
pada jam pertama setelah lahir meliputi :
v Kemampuan menghisap kuat atau lemah
v Bayi tampak aktif atau lunglai
v Bayi kemerahan atau biru
Sebelum
penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong
persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya masalah
kesehatan yang memerlukan tindak lanjut,seperti :
v Bayi kecil untuk masa kehamilan atau bayi
kurang bulan
v Gangguan pernafasan
v Hipotermia
v Infeksi
v Caccat bawaan dan trauma lahir
2.1
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA BAYI BARU LAHIR
1.
Kesadaran dan reaksi terhadap sekelilingnya
Perlu dikenali kurangnya reaksi
terhadap rayuan, rangsangan sakit/suara keras yang mengejutkan / suara mainan.
2.
Keaktifan
Bayi normal melakukan
gerakkan-gerakkan tangan dan kaki yang simetris pada waktu bangun. Adanya
tremor pada bibir kaki dan tangan pada waktu menangis atau normal tetapi hal
ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3.
Simetris
Apakah keseluruhan badan seimbang.
4.
Kepala
Apakah tdak simetris. Berupa
tumor lunak dibelakang atas yang menyebabkan kepala tampak lebih panjang
sebagai akibat proses kelahiran, atau tumor lunak hanya dibelahan kiri atau
kanan saja / disisi kiri dan kanan tetapi tak melampaui garis tengah bujur
kepala ukur lingkar kepala.
5.
Muka wajah
Bayi tanpa ekspresi.
6.
Mata
Diperhatikan adanya tanda-tanda
perdarahan berupa bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6 minggu.
7.
Mulut
Salivasi tak terdapat pada bayi
normal. Bila terdapat secret yang berlebihan, kemungkinan ada kelaianan bawaan
saluran cerna.
8.
Leher, dada, abdomen
Melihat adanya cedera akibat persi, ukur lingkar perut.
9.
Punggung
Adakah benjolan / tumor atau
tulang punggung dengan kelekukan yang
sempurna.
10.
Bahu, tangan, sendi, tungkai
Perlu diperhatikan bentuk, geraknya, fraktur, paresis.
11.
Kulit dan kuku
Dalam keadaan normal kulit
berwana kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang mengelupas ringan.
Penglupasan yang berlebihan harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan.
Waspada timbulnya kulit dengan warna yang tak rata (cutis marmorata) telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat atau
kuning. Bercak-bercak besar biru yang sering terdapat disekitar bokong (Mongolia
spot) akan menghilang pada umur 1-5 tahun.
12.
Kelancaran menghisap dan pncernaan
Harus diperhatikan.
13.
Tinja dan kemih
Diharapkan keluar dalam 24 jam
pertama,waspada. Bila terjadi perut yang tiba-tiba membesar, tanpa keluarnya
tinja, disertai muntah dan mungkin dengan kulit ke biruan, harap segera
konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.
14.
Reflek
·
Reflek moro
Jika bayi diberi sentuhan mendadak
khususnya dengan jari tangan maka akan menimbulkan gerak terkejut.
·
Reflek menggenggam
Jika telapak tangan bayi disentuh dengan jari
pemeriksa maka bayi akan berusaha mengenggam jari pemeriksa.
·
Reflek Rooting
Jika pipi bayi disentuh dengan jari pemeriksa
maka akan menolehkan kepalanya mencari sentuhan itu.
·
Reflek menghisap, sueking reflek
Reflek menghisap baik, saat di beri susu
dengan menggunakan sendok bayi berusaha mengisap
·
Glabella reflek
Saat daerah os glabella / pangkal hidung
disentuh dengan jari tangan, maka bayi akan mengerutkan keningnya dan
mengedipkan matanya.
·
Gland reflek
Saat disentuh pada lipatan paha kanan dan
kiri dengan jari tangan maka bayi akan mengangkat kedua pahanya.
·
Conjungtiva mandibularis reflek
Saat diberi rangsangan dari pangkal
kelopak mata keatas dan membentuk garis lurus menuju mandibularis. Bayi menutup
mata kemudian membuka dan disertai reflek mengangkat pipi.
15.
Berat badan
Sebaiknya tiap hari dipantau,
penurunan berat badan lebih dari 5 % BB waktu lahir. Menunjukkan kekurangan
cairan.
Tanda-tanda bayi sakit berat :
a.
Sulit minum
b.
Sianosis sentral (lidah biru)
c.
Perut kembung
d.
Kejang / periode kejang-kejang
kecil
e.
Merintih
f.
Perdarahan
g.
Sangat kuning
h.
BB lahir < 1500 gram
2.2
YANG PERLU DIPANTAU PADA BBL
1.
Suhu badan dan lingkungan
2.
Tanda-tanda vital
3.
Berat badan
4.
Mandi dan perawatan kulit
5.
Pakaian
6.
Perawatan tali pusat
2.3
PEMANTAUAN TTV
1.
Suhu tubuh bayi diukur melalui
anus / ketiak.
2.
Pada pernafasan normal, perut
dan dada bergerak hampir bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara
pada waktu inspirasi maupun ekspirasi gerak pernapasan 30 – 50 x/mnt.
3.
Nadi dapat dipantau disemua
titik-titik nadi perifer.
4.
Tekanan darah dipantau hanya
bila ada indikasi.
Mencatat hasil pemantauan salah
satu cara kerja sama seluruh tim dalam membuat program perawatan. Pencegahan
lebih bermanfaat dan ekonomis dari pada pengobatan.
l. Perawatan Lanjutan
Sesudah
dilakukan resusitasi bila perlu, pemasangan tanda pengenal, pemotongan dan
pengikatan tali pusat, maka kulit dengan verniks kaseosa yang mungkin bercampur
dengan cairan amnion, feses, mekonium debersihkan dengan kapas steril dan
kering atau dengan minyak steril. Oleh karena verniks kaseosa merupakan media
yang paling baik untuk kuman stafilokokus, sebaiknya kulit dibersihkan dengan
memakai larutan anti septik yang bertujuan untuk membunuh kuman gram positif/
negatif. Tali pusat dipriksa lagi dan diberi obat anti septik. Seperti
phisohek, larutan 0,5 % hibitane dalam spiritus 70 %, merkurokrom 2 % atau
alkohol 70 %, dan ditutup dengan kain kasa steril yang difiksasi dengan
plester. Pemakaian gurita tidak dianjurkan akarena dapat mengganggu pernafasan
bayi (seperti diketahui bayi bernafas abdominotorakal). Kemudian bayi diberi
pakaian dari kain katun yang lunak, ringan, tipis dan mudah dicuci dalam air
mendidih, serta memungkinkan bayi bebas bergerak. Sebelum popok dipasang, suhu
bayi harus diperiksa kembali dengan low reading thermometer (dapat mengukur
sampai suhu 25 %), dan kemudian bayi diletakkan di tempat tidur yang hangat
(suhu inkubator tergantung dari besar kecilnya bayi, misalnya bayi dengan bayi
dengan berat 1000 gram suhunya 35˚ C, berat 3000 gram suhunya 38˚ C -30˚ C, sehingga bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36˚ C- 37˚ C)
Posisi
bayi dalam tempat tidur dapat terlentang (posisi setengah duduk dengan kepala
miring kesalah satu sisi), tengkurap dengan kepala kesalah satu sisi dan harus selalu
diamatai untuk melihat kemungkinan terjadinya aspirasi. Perawatan mata dapat
dapat dipakai larutan nitras argenti 1 % yang baru dibuat untuk menghindari
kerusakan mata. Dapat pula mata dibersihkan dengan larutan air garam
fisiologik, akan tetapi harus apakah sudah ada kotoran mata atau belum. Bila
ada kotoran, harus segera diperiksa dengan sediaan langsung dan bayi diobai
sesuai dengan hasil yang didapat. Selanjutnya perawatan khusus disesuaikan
dengan penyakit yang diderita bayi
m. Keadaan Klinik Bayi normal segera Sesudah Lahir
Pada
waktu bayi sangat sktif. Bunti jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180
x/ menit yang kemudian turun sampai 140 x/ menit – 120 x/ menit pada waktu bayi
berumur 30 menit. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80 x/
menit) disertai dengan pernafasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit. Kelanjutan
keaktifan yang berlebih-lebihan ialah bayi menjadi tegang dan relatif tidak
memberi reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam. Dalam keasaan ini
bayi tertidur untuk beberapa menit sampai 4 jam. Pada saat bayi pertama kali
bangun dari tidurnya ia menjadi mudah terangsang, dengan frekuensi bayi jantung
meningkat dan dengan perubahan warna, serta kadang – kadang dengan keluarnya
lendir dari mulut. Sesudah masa ini dilampaui, keadaan bayi mulai setabil, daya
isap serta reflek mulai teratur.
v Rawat Gabung (rooming – in)
Bila
keadaan ibu dan bayi mengizinkan, bayi dirawat bersama ibu dalam satu kamar.
Bayi ini pada waktu-waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada
di dekat kamar ibu, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang tanpa
diganggu dengan tangisan bayi. Kontak dengan pengunjung perlu dihindari, bidan
atau perawat yang merawat ibu dan bayi bertanggung jawab terhadap bimbingan
untuk ibu mengenai cara memberi minum (dengan air susu ibu atau dengan botol),
cara merawat bayi sehari-hari sampai ibu dapat dan cukup kuat melakukannya
sendiri, serta cara mengenal dan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi
pada bayi yang patut dicatat dan dilaporkan kepada dokter. Disamping itu
seorang dokter harus melihat dan bayi berada dalam rawat gabung setiap hari
untuk mengetahui apakah bayi tersebut tetap dalam keadaan baik, atau perlu
mendapatkan pengobatan tertentu, atau perlu dipindahkan ketempat perawatan bayi
yang intesif. Keuntungan rawat gabung adalah mencegah atau mengurangi infeksi
silang (cross infection), dand loving, and tender care dapat diberikan ibu
kepada bayinya sejak lahir. Menurut para ahli jiwa hal ini sangant berarti bagi
kehidupan dikemudian hari
v Keadaan umum Harus Diawasi Selama Bayi
Dirawat
Bidan/
perawat yang bekerja di bangsal bayi harus mengerti ciri-ciri bayi yang normal,
supaya ia dapat mengenal segera perubahan tingkahlakunya dan kemajuan/
kemunduran kesehatanya, dan membuat catatan dan laporan kepada dokter. Hal ini
sangat membantu dokter yang bekerja di tempat perawatan bayi unruk melakukan
tindakan dan pemeriksaan yang perlu guna menolong bayi tersebut. Pengamatan
ditujukan terhadap :
1) Keadaan umum : bayi yang sehat tampak
kemeraha-merahan, aktif, tonus otot baik, menangis keras, minum baik, suhu
tubuh 36˚ C- 37˚ C. Hal-hal yang menyimpang dari keadaan ini
dianggap tidak normal.
2) Suhu tubuh paling kurang diukur satu x/
hari. Bila suhu rektal di bawah 36˚ C, bayi ini harus dilakukan di tempat yang lebih panas misalnya didalam
inkubator yang mempunyai suhu 30˚ C- 32˚ C dalam pengakuan ibu atau bayi dibungkus dan
diletakkan botol-botol hangat di sekitarnya. Dapat pula dipakai lampu yang
disorotkan kearah bayi. disamping pemanasan harus dipikirkan kemungkinan bayi
menderita infeksi. Suhu rektal diukur setiap ½ jam sampai suhu diatas 36˚ C
3) Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan
setiap hari. Dalam 3 hari pertama berat badan akan turun karena bayi
mengeluarkan air kencing dan meconium, sedangkan yang masuk belum cukup. Pada
hari ke 4 berat badan akan naik lagi
4) Tinja yang berbentuk mekonium berwarna
hijau tua yang telah berada disaluran pencenaan sejak janin berumur 16 minggu,
akan mulai keluar dalam waktu 24 jam; pengeluaran ini akan berlangsung sampai
hari ke 2-3. pada hari ke 4-5 warna tinja berwarna coklat kehijau-hijauan.
Selanjutnya warna tinja akan tergantung dari jenis susu yang diminumnya
misalnya bayi yang mendapat air susu ibu, tunja akan berwarna kuning dan
lemebek devekasi mungkin 3-8 x/hari bayi yang mendapat susu buatan tinjanya
berwarna kebu-abuan dengan bau sedikit menusuk.
5) Air kencing : bila kandung kencing belum
kosong pada waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam.Yang harus
dicatat ialah kencing petama frekuensi kencing berikutnya serta warnanya. Biala
bayi tidak kencing atau kencingnya menetes dan tampak perubahan warna kencing
hal ini harus segera dilaporkan kepada dokter.
6) Perubahan warna kulit ; perlu diteliti
apakah kulit tidak menjadi pucat, kuning, biru/ timbul perdarahan di kulit
purpura, petekia, ekimosis, hematom, infeksi pada kulit, odem dan lain-lain
7) Pada perubahan pernafasan dicatat
frekuensi : dangkal atau dalamnya pernafasan opneu, nafas cuping
hidung,retraksi tulang iga, substernal, suprasternal dan apakah gangguan
pernafasan ini berhubungan dengan pemberian minum. Pada setiap gangguan
pernafasan harus dilakukan foto paru
8) Hal-hal lain : bila bayi muntah, perlu
dicatat, jumlah, warna konsistensi yang dikeluarkan, cara muntah, apakah ada
hubungannya dengan pemberian minum gangguan disaluran pencernaan (atresiasi
esovagi atresia deodeni dan lain-lain). Bila ada keragu-raguan dalam menilai
keadaan bayi, sebaiknya diminta pendapat bidan atau pegawai yang berpengalama
atau langsung dilaporkan pada dokter
v Perawatan sehari-hari
1) mata bayi harus selalu diperiksa untuk
melihat tanda-tanda infeksi. Maka dapat dibersihkan dengan air steri,
akuadestilata/ air garam fisiologis. Mata bayi yang ditutup oleh karena ia
mendapat terapi sinar harus dibuka setiap kali bayi minum susu. Hal ini
dilakukan untuk menghindari infeksi mata. Maka sebaiknya diseka dengan air
steril terutama setiap sesudah minum susu
2) mulut dipeiksa untuk melihat kemungkinan
infeksi dengan kandida atau oralthursh
3) kulit terutama dilipatan-;ipatan (bahu,
leher, belakang telinga, akxila) harus selalu bersih dan kering. Bagian-bagian
tersebut harus bersih dari vernix kasoasa oleh karena vernix kaseosa ini media
yang paling baik untuk kuman stapilokokus
4) tali pusat : pada umumnya tali pusat akan
puput pada waktu bayi berumur 6-7 hari. Bila tali pusat belum puput atau lepas
maka setiap sesudah mandi tali pusat harus dibersihkan dan dikeringkan. Caranya
adalah dengan membersihkan pangkal tali pusat yang ada di perut bayi dan di
daerah sekitarnya dengan kain kasa yang dibasahi dengan zat anti septik
(betadin, alkohol 70 % dan lain-lain). Ynag paling penting adalah membersihkan
lipatan tali pusat dan perut. Lipatan ini dapat dibersihkan dengan menarik
sedikit tali pusat keatas, sampng, depan kebawah, kulit 2,5 cm sekitar tali
pusat, kemudian tali pusat yang sudah kering. Selanjutnya pangkal tali pusat
dan tali pusat ditutup dengan kain kasa yang bersih atau steril dan diplester.
Pemakain gurita tidak dianjurkan oleh karena bayi bernafas sbdomino torakal.
Bila tali pusat basah berbau dan menunjukkan tanda-tanda radang, harus waspada
terhadap infekdi tali pusat. Yang terkini harus segera diobati untuk
menghindari infeksi yang lebih berat seperti sepsis/ meningitis.
5) kain popok harus segera diganti setiap
kali basah karena air kencing atau tinja. Pantat bayi dibersihkan dengan air
steril/ air bersih dan kemudian dikeringkan. Bila pantat selalu basah,
kemungkinan lecet dan terjalin infeksi besar. Bila diketemukan hal yang
demikian, sebaiknya air pembersih bantat ditambah dengan zat anti septik. Yang
dapat membunuh kuman gram negati dan positif, dan diobati dengan salep yang
mengandung obat antibiotika dan anti jamur
6) sebelum tali pusat lepas, sebaiknya bayi
diseka saja dengan air steril/ air matang, yang kalau mungkin dibubuhi dengan
obat antiseptik yang dapat membunuh kuman gram negatif/ positif. Akan tetapi
oleh karena sesuatu hal (kepercayaan adat dan llain-lain) bayi harus dimandikan
sejak lahir, maka sebaiknya dimandikan pada waktu berumur 6 jam oleh sebab pada
waktu itu keadaan bayi dianggap sudah mulai stabil dan penyesuaian diri
terhadap lingkungannya sudah optimal. Dan kemungkinan untuk mendapat trauma
dingin (cold injury) agak kecil asal bayi dimandikan dengan air hangat dan
mandi tidak terlalu lama. Sesudah mandi bayi harus segera dikeringkan dengan
handuk dan tali pusat dibersihkan serta bayi diberi pakaian hangat atau
diletakkan di dalam ruangan yang hangat agar bayi dapat mempertahankan suhu
tubuh yang normal.
v Minuman Bayi
Pada
umumnya cairan yang diberikan pada hari pertama sebanyak 60 ml/kg berat badan.
Dan setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14 dicapai 200 ml/kg berat badab
sehari. Dalam hari-hari pertama berat badan akan turun oleh karena pengeluaran
mekonium dan masuknya dan cairan belum mencukupi. Seluruhnya berat badan tidak
lebih 10 %, berat badan akan naik lagi pada hari ke 4-10 dan seterusnya.
Pemberian ASI harus dianjurkan pada setiap
ibu yang melahirkan oleh karena ;
- ASI yang pertama (colostrum ) mengandung beberapa benda penangkis
(antibodi) yang dapat mencegah infeksi pada bayi
- bayi yang minum ASI jarang menderita gastruienteritis
- lemak dan protein ASI mudah dicerna dan diserap secara lengkap dalam
saluran pencernaan, ASI merupakan susu yang paling baik untuk pertumbuhan
dan tidak mungkin bayi akan menjadi gemuk berlebihan dengan ASI (obesi)
- kemungkinan bayi menderita kejang oleh karena hipokalsemia sangat
sedikit
- pemberian ASI merupaka satu-satunya jalan yang paling baik untuk
mengeratkan hubungan antara ibu dan bayi dan ini sangat dibutuhkan bagi
perkembangan bayi yang normal terutama pada bulan-bulan pertama kehidupan
- ASI merupakan susu buatan alam yang lebih baik dari pada susu buatan
mana pun oleh karena mengandung benda penangkis (colostrum mengandung 15 x
lebih banyak dari pada ASI), cuci hama, segar, murah, tersedia setiap
waktu, dengan susu sebaik-baiknya dengan susu sebaik-baiknya untuk diminum
v Susu Buatan
Pengganti ASI dapat dibagi dalam berbagai
jenis :
1) Menurut rasa
a. Manis
Susu sapi yang diencerkan sendiri, SGM, S26, almiron, meiji manis, morinaga
manis, isomil, enfamil, vitalak dan lain-lain
b. Asam
Cemelpo 2, eledon, dumex, cap bendera asam, pengganti ASI asam sesudah
diencerkan lebih tahan terhadap kontaminasai dari pada yang manis
2) Menurut PH cairan
Diasamkan (acidifed, acidulated) dan
tidak diasamkan (non-acidified, non-asidulated). Contoh dan sifat serupa pengganti ASI yang manis
3) Menurut
kadar nutrien
a. rendak laktosa
Almiron,
isomil, sobee
b. Rendah lemak ; eledon
c. Dengan lemak yang terdiri atas asam lemak
dengan rantai C8-10 partogen, terutama untuk bayi dengan berat badan lahir
rendah
4)
Menurut sunber protein
Dibuat dari
kacang kedele (isoben isomil). Umumnya makanan ini tidak berasal adri susu dan
digunakan untuk bayi yang alergik terhadap susu ibu atau susu sapi
5) Menurut
maksud penggunaan
Dimaksudkan
untuk makanan bagi bayi dengan gangguan penyerapan atau lelainan metabolik
bawaaan (ex lopenalac untuk bayi dengan fenilketonuria ,portagen untuk gangguan
pencernaan lemak pada fibrosiis sistika ,nutraminogen ,sobea ,isomil untuk bayi
dengan galaktosemia dsb.
6)
Selanjutnya terdapat penggolongan berdasarkan komposisi nutrien yaitu adapted
formula yang mempunyai komposisi nutrien serupa ASI(ex vitalac
s-26,nutrilon)dan complete formula yaitu formula lain yang mengandung
lengkap nutrien (ex SGM ,lactogen , enfamil ,morinaga)
Pada umumnya bayi berat lahir rendah sudah
harus duberi minum dalam waktu 24 jam sesudah lahir ,bila mungkin berikanlah
susu ibu yang dipompa dan yang segar.
Untuk bayi berat lahir rendah yang rendah
volume susu yang diberikan adlah sebagai berikut ;
Umur 1 hari 60 ml/kg
Umur 2
hari 90 ml/kg
Umur 3 hari 120 ml/kg
Umur 4 hari 150 ml/kg
Umur 10 hari 180 ml/kg
Umur 14 hari 200 ml/kg
Untuk bayi berat lahir rendah yang baru
sembuh dari penyakit
Hari pertama 20 ml /kg
Hari kedua 40 ml /kg
Hari ketiga 60 ml /kg
Hari keempat 80 ml /kg
Hari kelima 100 ml /kg
Hari keenam 120 ml /kg
Hari ketujuh 150 ml /kg
Dan seterusnya menurut jumlah cairan yang diatas
v Tanda – tanda bahaya yang harus diwaspadai
pada bayi baru lahir
a. Pernafasan : sulit atau lebih dari 60 x/menit
b. Kehangatan : terlalu panas (>36˚ C atau terlalu dingin <36˚ C)
c. Warna :
kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau
pucat,
memar
d. Pemberian makan : isapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah
e. Tali pusat : merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
f. Imfeksi :
suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan
(nanah). Bau busuk, pernapasan sulit
g. Tinja/ kemih :tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering,
hijau
tua, ada lendir atau darah pada tinja
h. Aktivitas :
menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah
tersinggung, lemas, terlalu mengantuk, lunglai,
kejang, kejang
halus, tidak bisa tenang, menangis
terusmenerus.
n. Konsep Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil
n.1 Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada kiren
(Varney, 1997).
Asuahan kehamilan adalah aktivitas atau intervensi yang
dilaksanakan oleh bidan atau tenaga obstetis kepada ibu hamil, dengan harapan
dapat dideteksi dini keadaan-keadaan yang mengandung faktor resiko kehamilan
dan atau persalinan baik bagi ibu maupun janin.
n.2 Proses manajemen menurut Helen Varney (1997)
Terdiri dari tujuh langkah
yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodik proses
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, ketujuh 7
lang kah tersebut membentuk suatu kerangka dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan ini bisa berubah sesuai kebutuhan klien.
n.3 7 (Tujuh) langkah menurut Helen Varney (1997)
a.
Pengkajian
(pengumpulan data)
Menentukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu. melakukan pemeriksaan awal
kehamilan.
b.
Mengidentifikasi masalah atau diagnosa
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi
data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang
spesifik
c.
Mengidentifikasi masalah potensial
Pada langkah ini kita
mengantisifikasi masalah potensial berdasarkan diagnosa / masalah yang sudah
diidentifikasi. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah
masalah potensial ini benar-benar terjadi
d.
Menentukan kebutuhan
segara
Mengidentifikasi
dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan dan konsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi
pasien
e.
Menyusun rencana
asuhan
Pada rencana ini direncanakan asuhan menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya dari manajemen terhadap masalah /
diagnosa yang telah di identifikasi atau antisipasi
f.
Melaksanakan
Perencanaan ini oleh bidan bisa dilakukan seluruhnya
atau sebagian lagi oleh pihak atau anggota tim kesehatan lainnya. walaupun
bidan melaksanakannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk
mengarahkan pelaksanaanya.
g.
Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
bdierikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi di dalam diagnosa
dan masalah rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaanya
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
Bayi Baru Lahir Fisiologis Pada Bayi Ny.
”R” Usia 1 Hari
di BPS Ny. Hanik Lutfiah Jalan Pandugo
25 Surabaya
3.1.1
LANGKAH-LANGKAH (PENGUMPULAN DATA)
Tanggal : 30 November 2007 Pukul : 08.00 WIB
3.1.2
DATA SUBYEKTIF
1.
Biodata
Nama
bayi : Bayi Ny. ”R”
Tanggal
lahir bayi : 03 Desember 2007
Umur : 1 hari
Jenis
kelamin : Laki – laki
Cara
lahir spontan : Spontan B
Alamat : Med. Utara Gg XXXI/48
2. Boidata
Nama Istri : Ny.”R” Nama : Tn. ”H”
Umur : 22 Th Umur : 23 th
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Suku/ Bangsa: Jawa/ Indonesia Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat :
Med. Utara Gg XXXI/48 Alamat : Med. Utara Gg XXXI/48
3.
Alasan kunjungan
Ibu mengatakan bahwa ia telah
melahirkan bayi dengan normal berumur 1 hari.
4.
Riwayat kehamilan
a.
Prenatal
Ini merupakan anak yang ke
lima dan pada kehamilan ini tidak mengalami komplikasi seperti DM, asma,
hepatitis, jantung, dll.
ANC 8 x di BPS Ny. Hanik
Lutfiah dan mendapatkan imunisasi TT 2 x pada usia kehamilan 7 bulan
Keluhan saat hamil :
Trimester I ; mual, pusing dan muntah
Trimester II ; tidak ada keluhan
Trimester III ; sering kencing dan sakit punggung
b.
Riwayat Natal
Ibu melahirkan dengan normal
tanggal 03 Desember 2007, jam 18.30 WIB dengan BB = 3200 gr, PB = 48 cm. tidak
ada kelainan kongenital, A-S = 7 – 8, RR = 48 x/ menit, S = 35˚ C, N = 120 x/ menit
c.
Riwayat Post Natal
Keadaan umum bayi baik,
TTV : RR = 48 x/ menit, S = 35˚ C36,5˚ C, N =
120 x/ menit, bayi belum mendapatkan imunisasi, tali pusat dibungkus dengan
kasa steril.
2 jam
PP TFU 2 jari dibawah puat perdarahan ± 50 cc
T : 120/70 mm Hg
N : 88 x/menit
S : 36,5˚ C
5.
Kebutuhan Dasar
a.
Pola Nutrisi
Setelah bayi lahir tidak
langsung disusukan karena ASI belum keluar dan diberi dengan PASI dengan ukuran
60 cc air hangat + 2 sendok peres susu bubuk
b.
Pola Eliminasi
Bayi BAB 1-2 x/hr, konsistensi
Lunak, BAK ± 5-6 hari. Warna kuning tidak ada kelainan.
c.
Pola Istirahat
Bayi lebih banyak tidur,
bangun ketika lapar, BAB dan BAK
d.
Pola Aktivitas
Bayi menagis saat lapar, BAB,
BAK. Tomus otot baik.
e. Pola Personal Hygiene.
Bayi mandi 2 x/hr, dimandikan
oleh ibunya. Ganti pakaian setiap kali mandi, ganti popok setiap kali BAK &
BAB sebelumnya dibersikan dulu dengan lap basah.
f.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu Klien mengatakan keluarga
dari pihak Ibu pernah menderita sakit panas, pilek dan batuk dan tidak pernah
menderita penyakit menular, menahun dan keturunan seperti DM, Asma, TB, Paru,
Hepatitis.
3.1.3
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan Fisik Umum
a.
Keadaan Umum : Baik
Warna kulit :
Merah
Gerak :
Aktif
Reflek
menghisap :
Menghisap ASI baik
Tonus Otot :
Bergerak aktif
Warna Kulit :
Kemerahan
Kesadaran :
Composmetis
b.
Tanda-tanda vital
Suhu = 36 °C N = 120 x/ mnt RR = 48 x/ mnt
2.
Pemeriksaan Fisik Khusus
a.
Inspeksi
Kepala :
Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan dan luka, rambut
tidak
rontok.
Muka
: Tidak pucat, tidak oedem, tidak ada
hiperpigmentasi
Mata
: Simetris, bersih tidak ada
perdarahan, tidak ada
serumen daum telinga tidak ada kelainan.
Hidung
: Simetris, bersih tidak ada
pernafasan cuping hidung,
tidak ada perdarahan.
Telinga
: Simtris, bersih tidak ada
perdarahan, tidak ada serumen,
daun telinga tidak ada kelainan.
Mulut
: Tidak ada stomatisi, tidak ada
labiopolatoscisis, bentuk
simetris, tidak ada monolisasis.
Leber
: Tidak ada hematom, tidak aa
benjolan
Dada : Simetris tidak ada retraksi
interkosta, tidak ada massa
Abdoment : Tidak ada Massa, tidak ada kelainan, tali
pusat belum Lepas.
Punggung : Bentuk simetr, tidak ada spina bifida.
Genetalia : Tidak ada kelainan, labia mayor menutupi
labia minor
Anus
: Tidak ada atresia ani, lubang
anus (+)
Ekstremitas : Sistematis, tidak ada polidactily dan
sindactily, tonus
otot baik.
b.
Perkusi
Perut tidak kembung
c.
Auskultasi
Thorax : tidak ada bunyi tambahan Rhonci (-) Whazing (-)
d.
Pemeriksaan Neurologis
Reflek moro/ terkejut : (+)
Reflek menghisap/ sucking
reflek : (+)
Reflek menggenggam : (+)
Reflek Rooting/ Mencari : (+)
Glabella Reflek : (+)
Conjunctivea mandibularis
reflek : (+)
Tonik Neck Reflek : (+)
e. Ukuran Antropometri
BB : 3200 gr Lingkar
dada : 35 cm
PB : 48 cm Lingkar Kepala : 33 cm
3.2 LANGKAH-LANGKA II (INTERPRETASI DATA
DASAR)
Diagnosa : Bayi baru lahir
normal usia 1 hari
Ds : Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 03 Desember
2007 lahir
dengan spontan B
Do :
Ø Keadaan umum baik
Ø Tali pusat basah terbungkus kasa steril
Ø TTV : S = 36,5°C N = 120 x/mnt RR : 48 x/menit
Ø Bayi lahir spontan pada tanggal 03
Desember 2007, jam 18.30 WIB
Ø BB :
3200 gr Lingkar dada : 35 cm
Ø PB :
48 cm Lingkar
Kepala : 33 cm
Masalah : tidak
ada
Kebutuhan :
Lingkungan
yang kering dan bersih serta hangat
Perawatan tali pusat
Memberi ASI sesering mungkin
Menjaga
kebersihan bayi saat BAB/ BAK
3.3 LANGKAH III (ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL)
Tidak ada
3.4 LANGKAH IV (IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA)
Tidak ada
3.5 LANGKAH V (MENGEMBANGKAN RENCANA/
INTERVENSI)
Diagnosa : Bayi baru lahir normal usia 1 hari
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan Kebidanan diharapkan
bayi tetap sehat
Kriteria : S = 36,5°C N
= 120 x/mnt RR : 40 - 60 x/menit
Reflek menghisap baik tidak terjadi
komplikasi
Intervensi
1. Lakukan pedekatan pada klien dan ibu klien
mengenai perawatan bayi baru lahir dan tindakan yang akan dilakukan dengan
komunikasi therapiutik.
R komunikasi therapiutik
dapat mebangun kepercayaan pada petugas sehingga klien dapat kooperatif dengan
tindakatan dan penjelasan yang dberikan petugas.
2. Menjaga tali pusat agar tetap dalam
keadaan kering.
R daerah yang basah
merupaka media uang baik bagi pertumbuhan/ perkembangan kuman
3. Ganti popok sehabis BAB/ BAK.
R menciptakan rasa
nyaman pada bayi dan mencegah terjadinya komplikasi.
4. Anjurkan ibu untuk meneteki bayinya
sesering mungkin (ASI eksklusif selama 6 bulan, dan dilanjutkan selama 2 tahun.
R membantu memperlancar
produksi ASI.
5. Ajari ibu cara merawat bayi
R/ ibu dapat merawat dan
menjaga kesehatan bayi di rumah secara sendiri
6.
Observasi TTV, Intake, out put.
R TTV merupakan gambaran
umum dari keadaan pasien
7. Anjurkan ibu untuk sering kontak
langsung dengan bayi.
Rtercipta hubungan yang lebih erat dengan ibu dan menjaga suhu
tubuh bayi
3.6
LANGKAH VI
(IMPLEMENTASI)
Diagnosa : Bayi baru lahir
normal dengan usia 1 hari
1. Melakukan pendidikan pada ibu dan
memberikan konseling mengenai cara merawat bayi dan menjaga kesehatan bayi
dengan komunikasi terapeutik.
2. Mengganti kasa tali pusat dengan kasa
bersih dan kering setiap kali habis mandi untuk mencegah terjadinya infeksi.
3. Menjaga kebersihan bayi setiap habis BAK/
BAB dengan mengganti popok dan hindarkan bayi dari kontak benda dingin
4. Menganjurkan
pada ibu untuk meneteki bayinya sesering mungkin. ASI eksklusif selama ± 6
bulan pertama tanpa dibantu dengan PASI. Meneteki bayi setiap 2-3 jam. Bila
bayi tidur dibangunkan untuk menetek
5. Mengajari ibu cara merawat bayi tidur
Ø Cara merawat tali pusat dan menggantinya
dengan kasa steril
Ø Memandikan bayi 2 x/ hari pagi dan sore
dengan air hangat dan sabun
6. Melakukan Observasi
S = 36,5°C N = 120 x/mnt RR : 48 x/menit
7. Menganjurkan ibu untuk kontak langsung dengan bayi untuk
menumbuhkan/ menciptakan tali kasih yang erat antara anak dan ibu
3.7
LANGKAH VII (EVALUASI)
Diagnosa : Bayi baru lahir normal dengan usia
1 hari
S :
Ibu mengatakan bahwa ia telah melahirkan bayinya umur 1 hari,
mengerti dan memahami
anjuran dari petugas.
O :
TTV : S = 36,5°C N
= 120 x/mnt RR : 48 x/menit
·
Tali
pusat terbungkus kasa steril
·
Reflek
menghisap baik
·
Tidak
terjadi komplikasi
A : Bayi baru lahir normal
P :
Ø Perawatan tali pusat
Ø ASI eksklusif
Ø Imunisasi
Ø Kontrol 1 minggu lagi atau jika ada
keluhan pasien harus segera dibawa untuk periksa
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masa kehamilan 38 – 42 minggu, lahir
dari ibu tanpa komplikasi srta berat badan lahir normal 2500 – 4000 gram,
absgar score 7 – 10. Penanganan
segera bayi baru lahir tujuan utama adalah :
Ø Membersihkan jalan nafas
Ø Memotong dan merawat tali pusat
Ø Mempertahankan suhu tubuh
Ø Identifikasi
Ø Pencegahan infeksi
Tanda-tanda
bayi sakit berat :
Ø Sulit minum
Ø Sianosis sentral (lidah biru)
Ø Perut kembung
Ø Kejang
Ø Merintih
Ø Perdarahan
Ø Sangat kuning
Ø Berat badan lahir < 1500 gram
Bayi baru
lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda
sebagai berikut :
Ø Sesak nafas
Ø Frekuensi pernapasan 60 x/menit
Ø Gerak retraksi di dada
Ø Malas minum
Ø Panas/ suhu badan bayi rendah
Ø Kurang aktif
Ø Berat lahir rendah (1500-2500 gram) dengan
kesulitan minum
Setelah penulis melaksanakan asuhan
kebidanan pada By. Ny. “R” dengan Bayi Normal umur 1 hari di BPS Ny. Hanik Lutfiah Jalan Pandugo 25
Surabaya. Dapat ditarik beberapa kesimpulan :
1. Dalam melakukan pengkajian diperlukan adanya
ketelitian, kepekaan dan peranan dari ibu
bayi sehingga diperoleh data yang menunjang untuk mengangkat diagnosa
kebidanan.
2. Dalam analisa data dan mengangkat diagnosa
kebidanan pada dasarnya mengacu pada tinjauan pustaka & adanya perubahan
serta keseimbangan dengan tinjauan pustaka tergantung pada kondisi bayi.
3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan
pustaka tidak semuanya dapat direncanakan pada tinjauan kasus nyata, karena
dalam perencanaan disesuaikan dengan masalah yang ada pada saat itu, sehingga
masalah yang ada pada tinjauan pustaka tidak akan direncanakan jika tidak ada
tinjauan kasus nyata.
4. Pada dasarnya pelaksanaan merupakan perwujudan
dari perencanaan akan tetapi tidak dilaksanakan seperti perawatan tali pusat
dalam kasus nyata hanya dilakukan penyuluhan saja sehingga klien melakukan
sendiri dirumah sesuai petunjuk.
5. Setelah penulisan mengadakan evaluasi pada By. Ny.
“R” dengan bayi Normal umur 1 hari maka sebagian dari semua masalah dapat
diatasi. Pada akhirnya klien bersedia untuk kontrol 1 minggu lagi, keberhasilan
dalam mengatasi masalah klien didukung oleh beberapa faktor diantranya sarana
yang memadai, adanya tindakan yang komperhensif serta adanya kesadaran klien
untuk memeriksakan bayinya.
B.
SARAN
1. Bagi petugas.
Sebagai seorang bidan harus dapat
memberikan informasi atau petunjuk yang dapat dimengerti dan dipahami oleh ibu
klien dan keluarganya tentang pemamfaatan saran kesehatan sehingga bidan dapat
mengamati sejauh mana keluarga memperhatikan kesehatan bayinya
Bidan juga
harus mampu mengidentifikasi individu atau ibu klien yang mengalami masalah
baru selama beradaptasi untuk meningkatkan kesehatan bayi dan Ibu klien
Bidan dalam
fungsinya sebagi pelaksana pelayanan kebidanan harus meningkatkan kemampuan,
ketrampilan, dan kepribadian yang baik seingga dapat berkerjasama yang baik
dengan petugas kesehatan yang lain, pasien dan keluarga
2. Bagi klien.
Klien harus dapat
bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan agar keberhasilan dalam asuhan
kebidanan dapat tercapai serta semua masalah klien dapat terpecahkan.
3. Bagi pendidikan.
Tenaga kesehatan yang
berada disuatu instansi kesehatan supaya lebih memperhatikan & memberikan
bimbingan kepada calon tenaga kesehatan pada umumnya serta supaya melengkapi
buku-buku yang ada di perpustakaan yang merupakan gudang ilmu bagi para anak
didik.
4. Bagi BPS.
BPS harus berusaha
untuk mempertahankan pelayanan yang sudah ada dan selalu berusaha untuk
memberikan pelayanan yang terbaik untuk pasien.
ConversionConversion EmoticonEmoticon