ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “AS” DENGAN IMUNISASI COMBO I (DPT1, HB1)
DAN POLIO II
DI POLI BKIA RUMKITAL
DR.RAMELAN SURABAYA
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ ii
KATA PENGANTAR................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................... v
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................ 1
1.2.1 Tujuan Umum......................................................... 1
1.2.2 Tujuan Khusus........................................................ 1
1.3 Batasan Masalah................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan............................................................... 2
1.4.1 Study Kepustakaan................................................ 2
1.4.2 Study Dokumenter………………………………... 2
1.4.3 Praktek Langsung................................................... 2
1.4.4 Bimbingan dan Konsultasi..................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan......................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI................................................................. 5
2.1 Imunisasi............................................................................ 5
2.2.1 Pengertian Imunisasi.............................................. 5
2.2.2 Jenis Kekebalan...................................................... 5
2.2 Vaksin ……………………………………………………... 7
2.2.1 Pengertian Vaksin …………………………………. 7
2.2.2 Komposisi Vaksin …………………………………. 7
2.2.3 Penyimpanan Vaksin ……………………………… 7
2.2.4 Jenis-jenis Vaksin ………………………………….. 8
2.2.5 Syarat Pemberian Vaksin ………………………….. 12
2.2.6 Jadwal Pemberian Vaksin…………………………... 13
BAB 3 TINJAUAN KASUS.................................................................. 15
3.1 Pengkajian.......................................................................... 15
3.2
Idnetifikasi Diagnosa/Masalah........................................... 21
3.3
Antisipasi Masalah Potensial.............................................. 21
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera.......................................... 22
3.5
Pengembangan Rencana.................................................... 23
BAB 4 PEMBAHASAN......................................................................... 27
BAB 5 PENUTUP................................................................................... 29
5.1 Simpulan............................................................................ 29
5.2 Saran.................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 30
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Tujuan
pembangunan Nasional dibidang kesehatan terutama ditujukan untuk :
1.
Menurunkan angka kematian bayi dan perinatal
2.
Menurunkan angka kematian anak balita
3.
Menurunkan angka kesakitan anak usia sekolah dan remaja
4.
Meninngkatkan derajat kesehatan anak secara keseluruhan yang
akan menjamin proses tumbuh kembang anak secara optimal menuju generasi muda
yang sehatsehnbagai sumber daya pembangunan.
Pediatri pencegahan inilah yang menjadi pembahsan pada makalah ini
karena pediatric ini sengaja memberikan kekebalan atau imunitas pada anak,
sehingga anak itu waalaupun kemudian mendapatkan infeksi tidak aktif maupun
pasif yang diambil akan meninggal atau cacat (Squale). Dimana kekeblan yang
didapatkan bias dari racun atau toksoid virus, bakteri atau kuman yang telah
dilemahkan atau dilumpuhkan bahkahn ada juga yang dimatikan, yang semata-mata
agar tubuh mampu membuat zat anti bodi
terhadap kuman, virus atau bakteri tersebut. Sehingga denga demikian
pencapaian derajat kesehatan pada bayi, balita, anak sampai dengan orang dewasa
dapat meningkat sesuai dengan tujuan pembangunan bangsa Indonesia . (Suyitno H, 2005)
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Diharapkan
mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi sehat dan mempunyai
pengetahuan yang nyata dalam mengasah skill/ketrampilan dalam memberiak
imunisasi combo dan polio.
1.2.2 Tujuan Khusus
Diharapkan setiap mahasiswa mampu melakukan :
1.
Pengkajian data pada anak dengan imunisasi Combo dan polio.
2.
Identifikasi masalah/diagnosa pada bayi dengan imunisasi
Combo dan polio.
3.
Antisipasi masalah potensial pada bayi dengan imunisasi Combo
dan polio.
4.
Tindakan segera pada bayi dengan imunisasi Combo dan polio.
5.
Intervensi tindakan yang akan dilakukan pada anak dengan
imunisasi Combo dan polio.
6.
Implementasi tindakan sesuai dengan rencana pada bayi dengan
imunisasi Combo dan polio.
7.
Evaluasi keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah
diberikab pada bayi dengan imunisasi Combo dan polio.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat waktu dan
kemampuan penulis yang terbatas, maka penulis membatasi penulisan Asuhan
Kebidanan pada bayi “AS” dengan imunisasi Combo I dan Polio II di Poli BKIA Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya .
1.4
Metode Penulisan
1.4.1
Studi Kepustakaan
Dalam penyusunan
asuhan kebidanan ini sebagai pedoman maka penulis membekali diri dengan membaca
literatur-literatur yang berhubungan dengan imunisasi Combo dan polio
1.4.2
Studi Dokumeter
Untuk
mendapatkan data yang akurat dan asuhan kebidanan yang baik dan berhasil
mencapai tujuan maka penyususn mempelajari status pasia/ RM
1.4.3
Praktek Langsung
Melakukan asuhan
kebidanan pada anak sehat secara langsung dan melakukan komunikasi, informasi
dan edukasi pada keluarga pasien.
1.4.4
Bimbingan dan
Konsultasi
Dalam penyusunan laporan ini penulis
melakukan konsultasi baik dengan pembimbing ruangan Puskesmas Jagir Surabaya
maupun pembimbing Akademi Kabidanan Griya Husada Surabaya.
1.5
Sistematika
Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.4.1 Study Kepustakaan
1.4.2 Studi Dokumenter
1.4.3 Praktek Langsung
1.4.4 Bimbingan dan Konsultasi
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Imunisasi
2.2.1 Pengertian Imunisasi
2.2.2 Jenis Kekebalan
2.2.3 Sejarah Imunisasi Di Indonesia
2.2.4 Tujuan Program
2.2.5 Strategi Kebijakan
2.2.6 Sasaran dan Target
2.2.7 Tujuan Pemberian Imunisasi
2.2.8 Jadwal Pemberian Imunisasi
2.3 Vaksin
2.3.1 Pengertian Vaksin
2.3.2 Komposisi Vaksin
2.3.3 Penyimpanan Vaksin
2.3.4 Jenis-jenis Vaksin
2.3.5 Syarat Pemberian Vaksin
2.4 Konsep Manajemen Kebidanan Pada Anak
Sehat
2.4.1 Pengertian
2.4.2 Prinsip Proses Manajemen Menurut Helen
Varney
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Diagnosa/Masalah
3.3 Identifikasi Diagnosa/ Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan dan tindakan Segera
3.5 Pengembangan Rencana
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Imunisasi
2.1.1 Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah:
Suatu usaha pemberian kekebalan pada tubuh seseorang dengan
harapan agar dapat tercegah dari suatu penyakit tertentu. (Asuhan Kesehatan
Anak Dalam Kontek Keluarga, 1993; 47)
Memasukkan antigan atau kuman, bakteri, virus, parasit, racun
kuman kedalam tubuh sehingga tubuh membuat zat anti berbubah menjadi anti bodi
atau anti toksin untuk mencegah penyakit tertentu. (FKUI, 1998; 17)
2.1.2 .Jenis Kekebalan
1.
Imunisasi aktif
Adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh
tubuh untuk menolak terhadap suatu penyakit tertentu dimana prosesnya lambat
tetapi dapat bertahan lama.
Adalah kekebalan yang diperoleh dimana tubuh tersebut aktif
membuat zat antibody sendiri.
Imunisasi
aktif dapat dibagi dalam 2 jenis :
a.
Kekebalan aktif alamiah
Dimana tubuh anak membuat kekebalan sendiri setelah
mengalami/sembuh dari suatu penyakit.
Adalah orang menjadi kebal setelah menderita penyakitnya atau
kekebalan yang timbul setelah sembuh dari penyakitnya
b.Kekebalan aktif buatan
Adalah kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat
vaksin/imunisasi.
Adalah kekebalan yang diperoleh setelah orang mendapat
vaksinasi atau antigennya sengaja dimasukan ketubuh seseorang dengan maksud
merangsang pembentukan antibody.
Misalnya
: seseorang menjadi kebal terhadap cacar setelah mendapatkan vaksinasi cacar.
2.
Imunisasi pasif
Adalah tubuh anak tidak membuat zat antibodi sendiri
tetapi kekebalan tersebut diperoleh
dari luar tubuh setelah memperoleh zat penolak dimana prosesnya capat tetapi
tidak tahan lama.
Kekebalan yang diperoleh karena orang tersebut telah mendapatkan antibody dari luar.
Imunisasi pasif dibagi dalam 2 jenis :
a.
Kekebalan pasif alami (kongenital
imunity)
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
Kekebalan ini tidak berlangsung lama kira-kira hanya sekitar 5 bulan setelah
bayi lahir.
Adalah kekebalan yang diperoleh bayi karena mendapatkan zat
antibody yang ditimbulkan dari ibunya ketika masih dalam kandungan.
Macam kekebalan yang diturunkan antara lain :
Terhadap penyakit tetanus, thypus, diptheria, pertusis,
kekebalan ini bisanya berlangsung sampai umur 3 – 5 bulan, karena saat ini
makin berkurang, sedang ia sendiri tidak membuatnya.
b.
Kekebalan pasif buatan atau disengaja (artificially indocend pasive immunity)
Kekebalan yang diperoleh seseorang karena orang itu diberi
zat anti dari luar, penberian zat dari luar dapat berupa pengobatan maupun
usaha pencegahan. Kekebalan ini diperoleh setelah mendapat suntikan zat
penolak.
2.2 Vaksin
2.2.1 Pengertian Vaksin
Adalah suatu bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun
kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan.
1)
Contoh vaksin yang dibuat dari kuman hidup yang dilemahkan :
vaksin batuk rejan (DPT).
2)
Contoh vaksin yang terbuat dari kuman hidup yang dimatikan :
vaksin campak, vaksin BCG.
3)
Contoh vaksin yang terbuat dari protein khusus kuman : vaksin
hepatitis B.
4)
Contoh vaksin yang dibuat dari racun/toksin kuman yang
dilemahkan (disebut pula toksoid) : toksoid tetanus, toksoid difteri.
2.2.2 Komposisi Vaksin
Nama Vaksin
|
Kandungan
|
Bentuk
|
Cara Pemberian
|
Difteri
|
Toxoid
|
Cair
|
I.M
|
Tetanus
|
Toxoid
|
Cair
|
I.M
|
Pertusis
|
Kuman dimatikan
|
Cair
|
I.M
|
Polio
|
Virus
dilemahkan
|
Cair
|
Oral
|
Campak
|
Virus
dilemahkan
|
Cair
|
SC
|
BCG
|
Bakteri
dilemahkan
|
Kristal
|
IC
|
Hepatitis B
|
HBSAg
|
Cair
|
I.M
|
2.2.3 Penyimpanan Vaksin
Nama Vaksin
|
Waktu dalam suhu 0–8º C
|
Waktu dalam suhu 35-37 ºC
|
DT
|
3 – 7 hari
|
6 minggu
|
Pertusis
|
18 – 24 hari
|
Dibawah 50%
& 1 minggu
|
BCG
~ Kristal
~ Cair
|
-
1 tahun
Di pakai satu
kali kerja
|
Dibawah 20%
3-14 hari
Di pakai satu
kali kerja
|
Campak
~ Kristal
~ Cair
|
2 kali
Di pakai satu
kali kerja
|
1 minggu
Di pakai satu
kali kerja
|
Polio
|
6 – 12 bulan
|
1 – 3 hari
|
2.2.4 Jenis-jenis Vaksin
1. Vaksin BCG
a. Gunanya : Memberikan
kekebalan terhadap penyakit tubercolusis
b.Susunannya : Mengandung
BCG (Bacillus Calmette Guering) yang masih hidup
c. Penyimpanannya : Dalam
lemari es pada suhu 2-8 oC
d.
Kadaluwarsa : 1 tahun sesudah pengeluaran yang
dapat dilihat pada tabel
e. Dosis : Bayi kurang dari 1 tahun (biasanya diberikan secara dini setelah
lahir) 0,05 ml
f. Kemasan : Ampul
dengan 4 ml bahan pelarut (NaCl Fodi) dosis efektif per ampul 36 dosis
g.Cara pemberian : Intra
cutan pada insersio muskulus deltoideus kanan, membersihkan lokasi
suntik dengan kapas air matang, jangan menggunakan kapas alkohol karena dapat
merusak vaksin, penyuntikan berhasil bila menimbulkan scar dengan garis tengah
3-7 mm
h.Kontra indikasi : Sakit
kulit yang berat dan luas
i. Efek samping : Lympadenitis supurative dan osteo myelitis
2. Vaksin DPT (Diptheri, Pertusis, Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan
kekebalan secara stimultan terhadap penyakit diptheri pertusis dan tetanus
b.Susunannya : Tiap
ml mengandung 40 IV diptheri 15 IV tetanus 49 yang telah dimurnikan
c. Penyimpanan : Dalam
lemari es pada suhu 2-8oC
d.
Kadaluwarsa : 2 tahun setelah tanggal pengeluaran
e. Dosis : 0,5 ml untuk setiap suntikan dan diberikan 3 x interval 4 minggu
f. Kemasan : Flakon
5 ml dosis efektif per flakon 8 dosis
g.Kontra indikasi :
h.Anak diatas usia 7 tahun
i. Panas tinggi
diatas 38oC
j. Riwayat reaksi
berat pada pemberian imunisasi DPT sebelumnya
k.Cara pemberian : Intra
musculer di ⅓ paha bagian luar
l. Efek samping :
1)
Yang mungkin disebabkan oleh komponen pertusis berupa demam
lebih dari 39oC
2)
Bengkak lokal, abses steril
3. Vaksin TT (Vaksin Serap Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan
kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus
b.Susunannya : Tiap
ml mengandung 20 IV toxoid tetanus, toxoid yang dimurnikan 3 mg, aluminium
phospat dan 0,1 mg mertiolet sebagai bahan pengawet
c. Penyimpanan : Dalam
lemari es pada suhu 2-8oC
d.
Kadaluwarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
e. Dosis : 0,5 ml untuk tiap suntikan
f. Cara pemberian : Intra
muskuler/subcutan dalam
g.Kemasan : Flakon
5 ml dosis efektif tiap flakon 8 dosis
h.Kontra indikasi : Tidak
ada
i. Efek samping : Reaksi
lokal berupa kemerahan, bengkak dan rasa sakit pada tempat suntikan
4. Vaksin DT (Diptheri, Tetanus)
a. Gunanya : Memberikan
kekebalan secara stimultan terhadap penyakit diptheri dan tetanus
b.Susunannya : Tiap
ml mengandung 40 IV diptheri dan 15 IV tetanus toxoid yang telah dimurnikan
c. Penyimpanan : Dalam
lemari es pada suhu 2-8oC
d.
Kadaluwarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
e. Dosis : 0,5 untuk tiap suntikan
f. Cara pemberian : Intra
muskuler
g.Kemasan : Flakon
25 ml dan isi efektif tiap flakon 40 dosis
h.Kontra indikasi : Tidak
ada
i. Efek samping : Indikasi
3-4 % dari anak yang menderita diptheri tetanus
j. Perhatian :
1)
Vaksin DPT, TT, DT jangan sampai beku dan menjadi rusak
selamanya
2)
Hangatkan vaksin dengan tangan dan kocok dahulu untuk
menghindari abses steril
5. Vaksin Polio Oral Tri Valen
a. Gunanya : Memberikan
kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b. Terdapat 2 jenis
vaksin dalam peredaran yang masing–masing
mengandung virus polio tipe I, II, III, yaitu :
1)
Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III, yang
sudah dimatikan (vaksin salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan
2)
Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III, yang
masih hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin sabin) cara pemberiannya melalui
mulut dalam bentuk pil atau cairan
c. Susunannya : Tiap
2 tetes mengandung virus polio hidup yang dilemahkan
d.Kekebalan : Daya proteksi polio sangat baik, yaitu sebesar 95 – 100 %
e. Penyimpanan : Dalam
lemari es pada suhu 2-8oC
f. Kadaluarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
g. Dosis : 2 tetes setiap kali pemberian
h. Cara pemberian : Diteteskan
langsung ke dalam mulut. Bila anak sakit dosis tetap diberikan
i. Di Indonesia yang
lazim diberikan ialah vaksin jenis sabin. Kedua vaksin tersebut mempunyai
kebaikan dan kekurangan. Kekebalan yang diperoleh sama baiknya. Karena cara
pemberiannya lebih mudah melalui mulut maka lebih sering dipakai jenis sabin.
Dibeberapa negara dikenal retravaccine yang
mengandung 4 jenis vaksin, yaitu kombinasi DPT dan Polio dan cara pemberiannya
dengan suntikan.
Pemberian vaksin polio dapat dilakukan bersama dengan BCG,
vaksin hepatitis B dan DPT. Bagi bayi yang sedang menetek maka ASI dapat
diberikan seperti biasa karena ASI tidak berpengaruh terhadap vaksin polio.
Imunisasi ulangan diberikan bersama dengan imunisasi ulang DPT.
Masalah lain yang sering dipertanyakan adalah tentang
perlunya pemberian imunisasi ulang sendainya seorang anak pernah terjangkit
polio, hal itu masih perlu diberikan.
Alasannya adalah mungkin anak yang menderita polio itu hanya terjangkit
oleh virus polio tipes, artinya bila penyakitnya telah sembuh, ia mempunyai
kekebalan terhadap virus polio tipe I, tetapi mempunyai kekebalan terhadap
jenis virus polio tipe II dan III, karena itu virus tersebut perlu diberikan
imunisasi ulang polio
1.
Kemasan : Vial dosis 10 disertai 1 buah pipet dan vial
20 dosis disertai 1 buah pipet
2.
Reaksi : Biasanya
tidak ada, mungkin pada bayi akan terdapat bercak – bercak ringan
3.
Kontra indikasi : Pada
anak dengan diare berat atau yang sedang sakit parah. Sebaiknya imunisasi polio
ditangguhkan. Demikian pula anak yang menderita penyakit gangguan kekebalan (deficienci imun) tidak diberikan
imunisasi polio. Alasan untuk tidak memberiakn vaksin polio pada keadaan diare
berat ialah kemungkinan terjadinya diare yang lebih parah. Pada anak batuk,
pilek, demam, atau diare ringan, imunisasi polio dapat diberikan seperti biasa.
4.
Efek samping :
a.
Kelumpuhan anggota gerak karena mendapat imunisasi seperti pada penyakit polio
sebenarnya
b.
Tertular kasus polio dewasa walaupun telah diberi imunisasi
c.
Kejang-kejang
6. Vaksin hepatitis B
a. Gunanya : Memberikan kekebalan aktif terhadap
penyakit hepatitis
b.Penyimpanan : Dalam lemari es pada suhu 2-8oC
c. Kadaluwarsa : 2 tahun sesudah tanggal pengeluaran
d.
Dosis : 0,5 ml untuk tiap penyuntikan
e. Cara pemberian : Intra
musculer
f. Kemasan : Berbeda untuk tiap pabrik
g.Kontra indikasi : Tidak
ada
h.Efek samping : Umumnya tidak ada
2.2.5 Syarat Pemberian Vaksin
1.
Pada bayi atau anak yang sehat.
2.
Pada bayi yang sedang sakit keras, dalam masa tunas suatu
penyakit dan defisiensi imunologi.
3.
Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat
masa berlakunya.
4.
Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat.
5.
Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis
imunisasi yang didapat.
6.
Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan.
7.
Memperlihatkan dosis yang akan diberikan.
Misalnya : seseorang yang luka karena menginjak paku, karena takut
menderita tetanus, maka ia disuntik ATS sebagai usaha pencegahan.
2.2.6 Jadwal Pemberian Imunisasi
1)
Secara umum
Vaksin
|
Pemberian
|
Selang waktu pemberian imunisasi
|
Umur
|
BCG
DPT
Campak
Polio
TT Bumil
DT
TT
TT CPW
Hepatitis B
|
1 x
3 x
1 x
4 x
2 x
2 x
2 x
2 x
3 x
|
-
4 minggu
-
4 minggu
4 minggu
4 minggu
4 minggu
4 minggu
1 bulan dan 5
bulan
|
0 – 11 bulan
2 – 11 bulan
9 – 11 bulan
0 – 11 bulan
Selama hamil
SD kelas 1
SD kelas VI
Wanita pra
nikah
0 – 11 bulan
|
2)
Untuk bayi
Vaksin
|
Pemberian
|
Interval
|
Umur
|
BCG 0,05 cc
|
1 kali
|
-
|
0-11 bulan
|
DPT 0,5 cc
|
3 kali
|
4 minggu
|
2-11 bulan
|
POLIO 2 Tetes
|
4 kali
|
4 minggu
|
0-11 bulan
|
CAMPAK 0,5 cc
|
1 kali
|
-
|
9-11 bulan
|
HEPATITIS B 0,5 cc
|
3 kali
|
1 bulan
5 bulan
|
0-11 bulan
|
3)
Jadwal pemberian imunisasi bayi yang lahir di rumah sakit
Umur
|
Antigen
|
0 bulan
|
HB1 BCG POLIO1
|
2 bulan
|
HB2 DPT1 POLIO2
|
3 bulan
|
DPT2 POLIO3
|
4 bulan
|
DPT3 POLIO4
|
9 bulan
|
HB3 CAMPAK
|
4)
Jadwal pemberian imunisasi bagi bayi yang lahir di rumah
Umur
|
Antigen
|
2 bulan
|
BCG DPT1 POLIO 1
|
3 bulan
|
HB1 DPT2 POLIO 2
|
4 bulan
|
HB2 DPT3 POLIO 3
|
9 bulan
|
HB3 CAMPAK POLIO 4
|
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian/pengumpulan
data
Tanggal
26 Desember 2006 Pukul :
08.00 Wib
1. Data Subyektif
1.1 Identitas Pasien
Nama anak : “AS”
Jenis kelamin : Laki-laki
Tanggal lahir : 26 Oktober 2006 jam : 15.05 Wib
Umur : 2 bulan
Status : Anak Kandung
Anak Ke- : I
Identitas orang tua
Nama ibu : Ny. “CH”
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : Cerme Lor
Pendidikan : AMK (lulus)
Pekerjaan : Perawat
Nama ayah : Tn. “AM”
Umur : 24 tahun
Alamat : Cerme Lor
Agama : Islam
Pendidikan : STM (lulus)
Pekerjaan : TNI AL
1.2 Status Kesehatan
1.
Alasan utama
Ibu
mengatakan bayinya berusia 2 bulan saat ini waktunya untuk mendapatkan
imunisasi Combo I dan Polio II.
2.
Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Ibu mengatakan
anaknya berusia 2 balan, sudah diberikan iminisasi BCG, dan Polio I
b. Ibu mengatakan
bayinya sehat, tidak ada keluhan seperti batuk, pilek dan panas, saat ini bayi
diberikan minum ASI dan PASI.
3.
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari
dia dan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular penyakit menurun
seperti kencing manis, hipertensi dan jantung.
4.
Riwayat kehamilan, persalinan, post natal
a.
Pre Ante natal
-
Ibu mengatakan selama hamil, rutin memeriksakan kehamilannya
di Poli Hamil Rumkital Dr. Ramelan Surabaya sebanyak 11x
-
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2x saat TT
CPW, selang 3 bulan ibu hamil
1). Trimester I
- Kunjungan sebanyak 2x di Poli Hamil Rumkital Dr. Ramelan.
- Ibu mengatakan terkadang mual dan muntah dipagi hari
sehingga nafsu makan agak menurun
- Terapi : Tab. B6 1x1/hari,Tab. Kalk 1x1/hari, Tab. Bcomplek
1x1/hari
- Penyuluhan :
Makan
dengan porsi kecil tapi sering, makan dengan menu seimbang, banyak minum air
putih dan hindari jamu-jamuan, menjaga kebersihan diri, dan kurangi kegiatan
yang berdampak melelahkan tubuh
2).
Trimester II
- Kunjungan 3x di
Poli Hamil Rumkital Dr. Ramelan.
- Ibu sering kencing dan nyeri perut bagian bawah
- Terapi : Tab. Fe 1x1/hari,Tab. Kalk 1x1/hari, Tab. Vit. C
1x1/hari
- Penyuluhan :
Istirahat cukup,
jelaskan tanda-tanda persalinan, dan senam hamil
3).
Trimester III
- Kunjungan 6x di Poli Hamil Rumkital Dr. Ramelan.
- Ibu mengeluh nyeri pinggang yang menjalar keperut bagian
bawah
- Penyuluhan :
Persiapan melahirkan
dan perawatan payudara
b.
Natal
Bayi
lahir pada tanggal 26 Oktober 2006 pukul 15.05 Wib telah melahirkan di pavilion
E I Rumkital Dr. Ramelan Surabaya secara normal, spontan belakang kepala,
dengan usia kehamilan 39-40 Minggu, jenis kelamin laki-laki, BB lahir 2600 gr,
PB lahir 48 cm, bayi langsung menangis kuat tidak ada cacat. Riwayat post natal
c.
Post Natal
-
Ibu mengatakan dalam waktu 1x24 jam bayi dapat BAB dab BAK
-
Masa nifas baik, perdarahan seperti orang mens ganti kotek
2x/hari
-
Ibu mengatakan ASI sudah keluar tidak banyak sehingga
ditanbah dengan PASI
5.
Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan anak minum ASI + PASI karena ASI ibu tidak
begitu banyak : ASI saat bayinya menangis karena haus atau lapar, PASI :
8x125cc/hari
b.Aktivitas
Bayi menangis saaat lapar atau haus, BAK/BAB, gerakan
ekstermitas bebas
c. Istirahat/tidur
Anak tidur hamper ¾ hari (±18 jam/hari)
d.
Eliminasi
Anak
BAB : 1x/hari,konsistensi lembek, warna kuning BAK : ±8x/hari, teratur, warna kekuningan
e. Hubungan dan
Peran
Hubungan
antara ibu dan anaknya baik-baik saja dan keluarganya menyayangi anaknya
Ibu mengatakan anaknya tidur pagi sekitar jam 09.00-
f. Kepercayaan dan
tata nilai
Ibu dan ayahnya menganut agama Islam dan tata budayu adalah
adat Jawa
2. Data Objektif
1.
Pemeriksaan fisik umum
Keadaan
umum :
Baik, bayi lincah tidak sakit
Suhu : 36,7ºC
Nadi : 115x/mnt
Rr : 34x/mnt
BB : 4350 gram
PB : 54 cm
2.
Pemeriksaan anthopometri
Lingkar kepala : C.F.Sub Occipito Bregmatika : 37cm
C.F.
Mento Occipito : 45cm
C.F.
Fronto Occipito : 38cm
Lingkar lengan : 11,5
cm
Lingkar dada : 38 cm
3.
Pemeriksan Fisik
a)
Inspeksi
Kepala : Fontanel
minor sudah menutup, fontanel mayor belum menutup satu jari
Muka : Tidak pucat
Mata : Simetris, bening,
sklera mata tidak kuning, conjungtivitis tidak ada, bintik bitot tidak ada,
selaput lendir mata tidak pucat, tidak juling, kebersihan cukup
Hidung : Bersih,
bentuk normal, tidak pilek, tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak mimisan,
tidak ada polip, tidak ada kotoran, kebersihan cukup
Telinga : Simetris,
bersih, tidak mengeluarkan cairan, tidak ada cerumen, tidak ada kelainan
Mulut : Bersih, bibir
tidak pucat, tidak kering, lidah bersih, tanda rhagaden tidak ada, stomatitis
tidak ada, pada palatum tidak ada labio skizis, tidak ada labio palato skizis,
gusi berwarna merah muda, pertumbuhan gigi belum ada,
Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar lymfe, pembesaran kelenjar thyroid tidak ada, pembendungan
vena jugularis tidak ada
Tangan : Simetris,
jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan syndaktili
Ketiak : Kebersihan
cukup, pembesaran kelenjar lymfe tidak ada
Dada : Simetris,
tidak dada burung
Perut : Perut tidak
membuncit, tidak kembung, tanda hernia umbilikus tidak ada, pusar bersih tidak
ada infeksi
Pelipatan paha : Bersih,
pembesaran kelenjar lymfe tidak ada, hernia inguinalis tidak ada
Punggung : Simetris,
normal, tidak ada benjolan, tidak ada spina bifida, tidak ada skoliosis
Kaki : Simetris,
jari-jari lengkap, tidak ada polidaktili dan syndaktili
Genetalia : Kebersihan
cukup, tidak ada kelainan, testis sudah turun ke dalam scrotum
Anus : Baik,
kebersihan cukup, normal, tidak ada atresia ani
b)
Palpasi : Perut : Hepar
: Tidak ada pembesaran hepar
Lien : Tidak
ada pembesaran lien
c)
Perkusi : Perut
: Tidak kembung
d)
Auskultasi : Dada
: Tidak terdengar bunyi wheezing
dan
Bunyi ronchi
Perut
: Bising usus (+)
4. Pemeriksaan Refleks
-
Rooting reflek : Baik
-
Sucking reflek : Baik
-
Grasping reflek : Berkurang
-
Moro reflek : Baik
-
Tonick neck reflek : Baik
-
Babynski reflek :
Baik / baik
-
Stapping reflek : Baik
3.
Kesimpulan
Bayi
sehat usia 2 bulan, keadaan anak baik (sehat), dengan BB : 4350 gr, PB : 54 cm,
pertumbuhan baik, minum ASI + PASI dengan iminisasi Cumbo I dan Polio II
3.2
Identifikasi Masalah/Diagnosa
Tgl
|
Diagnosa
|
Data Dasar
|
26-12-2006
|
Bayi sehat usia
2 bulan dengan imunisasi Combo I dan Polio II
Kebutuhan :
1. Berikan KIE
2.Inform
Concent
3. Obs. TTV
4. Persiapan
alat
5. Persiapan
vaksin
|
DS : - Ibu
mengatakan bahwa bayinya berusia 2 bulan
-
- Ibu mengatakan bahwa bayinya sudah perrnah
diimunisasi BCG, dan Polio
I -
Ibu mengatakan bahwa bayinya saat ini dalam keadaan sehat tidak batuk,
pilek ataupun panas
DO : - Keadaan
umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Observasi TTV :
- Suhu : 36,7oC
- Nadi : 115 x/menit
- Pernapasan : 34 x/menit
-
BB : 4350 gr
-
PB
: 54 cm
|
3.3
Antisipasi
Masalah Potensial
1. Panas
DS : - Ibu mengatakan bahwa bayinya telah
diiminisasi Combo I dan Polio II
DO : - Keadaan umum bayi baik
- Obs. TTV : Suhu : 36,7oC, Nadi : 115 x/menit,
Pernapasan : 34 x/menit
2. Kejang
DS
: - Ibu mengatakan bahwa bayinya
telah diiminisasi Combo I dan Polio II
- Ibu mengatakan bahwa bayinya akan menangis bila dipegang
pada paha
DO : - Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- Observasi
TTV : Suhu : 36,7oC,
Nadi :115 x/menit, Pernapasan : 34 x/menit
- Ada bekas lika
injeksinsebelah kiri
3. Bengkak pada tempat injeksi
DS : - Ibu mengatakan bahwa bayinya telah diiminisasi
Combo I dan Polio II
-
Ibu mengatakan bahwa bayinya akan menangis bila dipegang pada
paha
DO : -
Ibu mengatakan bengkak pada daerah tempat suntikan
-
Obs.TTV : Suhu : 36,7oC, Nadi :115 x/menit, Pernapasan : 34 x/menit
3.4
Identifikasi
Kebutuhan Segera
1.
Berikan KIE tentang :
a. Efek samping pemberian imunisasi Co,bo dan
Polio
b. Ajarkan pada ibu cara
mengatasi efevk samping pemberian iminisasi
Combo
3.5
Pengembangan Inervensi,
Impliementasi dan Evaluasi
Tgl/Jam
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
Jam
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
26-12-‘06
Jam 08.00 Wib
|
Bayi sehat usia
2 bulan dengan imunisasi Combo I dan Polio II
|
Jangka pendek :
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan selama + 30 menit diharapkan ibu da-pat
mengerti ten-tang pentingnya imunisasi Combo I dan Polio II bagi bayinya
Dengan kriteria:
-
Ibu dapat mengumlang kembali apa yang telah
dijelaskan oleh bidan
-
Ibu merasa lebih tenang dalam menhghadapi
kemungkinan komplikasi
-
Ibu dapat melaksanakan apa yang telah dijelaskan
oleh bidan
Jangka panjang
:
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi komplikasi Dengan kriteria:
-
Bayi dalam keadaan sehat
-
Imunisasi dapat diberikan
Ibu mau dating
lagi untuk imunisasi berikutnya
|
1.
Lakukan pende-katan pada ibu dan bayinya
2.
Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan
3.
Berikan penjelasan tentang manfaat dan efek samping
imunisasi combo I dan Polio II
4.
Lakukan inform concent
5.
Berikahn imunisasi combo I dan Polio II
6.
Berikan terapi puyer parasetamol 3x1/6 tablet
|
1.
Menjalin hubungan saling percaya sehingga ibu dapat lebih
kooperatif dengan petugas kesehatan
2.
Meningkatkan pengetahuan ibu tentang bayinya saat
ini
3.
Meningkatkan pengertian ibu tentang imunisasi dan
ibu mau mengim,unisasikan bayinya dajn ibu lebih tenang daalam menangani
efefvk samping yang akan timbul
4.
Dapat merupakaj sebagai tanggung jawab dan tangguh
gugat
5.
Pemberian imunisasi yang tept dapat memberikan hasil
yang optimal untuk kekebalan tubuh terhadap penyaki difteri, pertusis,
tetanus, hepatitis dan polio
6.
Mencegah peningkatan suhu badab akibat reaksi
imunisasi
|
08.00 Wib
08.05 Wib
08.10
08.15
08.20
08.25
|
1.
Melakukan pendekatan pada ibu dan bayinya dengan
cara :
-
Menyapa dan memberi salam
-
Bersikap ramah dan sopan
-
Memperkenalkan diri
-
Menjelaskan tentang maksud dan tujuan tindakan yaitu
pembe-rian imunisasi Combo I dan Polio II
Menjelaskan
hasil pemeriksaan yang telah dilakukan yaitu bahwa bayinya dalam keadaan
sehat
Menjelaskan
manfaat imunisasi combo adalah untuk mendapatkan kekebalan aktyif terhadap
penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis sedangkan imunissasi polio
untuk mencegah penyakit polio. Dari kedua vaksin tsb hanya vaksin combo yang
emberikan efek samping yang tidak begitu mengkhawatirkan yaitu kenaikan suhu
tubuh ±38ºC
Melakukan
inform concent yaitu suatu tindakan persetujuan dari orangtua/wali dari klien
atas tindakan yang hendak dilakukan yang memberikan tanda-tangan yang
dilakukan oleh ibu klien
Memberikan
imunisasi combo I dan Polio II
Memberikan
terapi puyer paracetamol 3x1/6 tablet/hari serta menganjurkan ibu untuk
mencegah kenaikan suhu tubuh akibat reaksi imunisasi
|
Tanggal 26-12-2006
Jam : 08.30 Wib
S:
-
Ibu mengatakan bahwa ia telah paham atas penjelasan
yang diberikan oleh petugas kesehatan
-
Ibu merasa lega karena bayinya telah diimunisasi
combo I dan polio II
O:
- Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan
oleh petugs
- Keadaan umum bayi baik
- Obs.N : 120x/mnt, Rr :
36x/mnt
- Bayi sudah dibetikan imunisasi combo I dan
PolioII
A: Bayi sehat usia 2 bulan sudah mendapatkan imunisasi Combo I
dan Polio II
P:
- Beritahu ibu untuk tidak
diberi minum dulu selama 15 menit setelah pemberian imunisasi polio
-
Anjurkan ibu tidak perlu untuk melakukan
massage/pengompresan pada tempat bekas pemberian vaksin
-
Anjurkan ibu untuk kem-bali kontrol pada tgl 26-01-2007
|
BAB 4
PEMBAHASAN
Imunisasi
adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak terhadap
penyakit tertentu atau memasukkan antigen/kuman, bakteti, vbirus, parasit,
racun kuman kedalam tubuh, sehingga tubuh membuat zat anti, berubah
antibody/anti toksin yang berfungsi untuk mencegah penyakit tertentu. Untuk
mencaapi hal-hal rtersevbut diperlukan keahlian, ilmu pengetahuan serta
ketrampilan. Aduhan kebidanan yang diberikan tidak akan mencapai hasil jika
prosedur dalm pemberian iminisasi dilanggar
Dosis
yang tepat, tempat, cara dan yang terpenting teknik membergikan vaksin dan
vaksin itu sendir. Bila diketahui kualitas vaksin yang kurang bagus, teknik
pemberian vaksin yang kurang steril
sangata besar pengaruhnya terhadap tujuam akan dicapai. Efek samping yang timbul
bukan hanya panas, nyeri befkas tempat pemberian vaksinasi, peradangan bias
juga hingga kejangdan komplikasim yang lain.
Pada
kasus didaapatkanb bayi “AS” datng bersama dengan ibunya dengan keluhan ingin
mengimunisasikan bayinya. Dari hasil pemeriksaan didapatkan bayi dalam keadaaan
sehat dengan BB : 4350 gr, PB : 54 cm, pertumbuhan dan perkembangan baik
sehingga bayi “AS” dapat mendapatkan iminisasi Combo I dan Polio II, sehingga
berdasarka data-data yang ada tidak diketemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
Setelah
diberikan penanganan dan tindakan dengan benar dan tepat maka diharapkan tidak
terjadi komplikasi pada klien tersebut, maka jhakl inilah yang emnjadi
perhatian khusus serta menuntut adanya penilaian dari tenaga kesehatan. Dalam
asuhan kebidanan ini dapat berjalan dengan baik karena tidak adanya factor
hambatan, akan teftapi selalu didukung oleh beberapa faktor, yaitu :
1.
Adanya kerja sama yang baik antara bidan dengan ibu klien
2.
Ibu kooperatif dalam prosedur tindakan yang dijalankan petugas
3.
Ibu klien mengerti tentang makna imunisasi dan mengerti
tujuan dari asuhan yang diberikan
4.
Adanya sarana adan prasarana yang memadai
BAB 5
PENUTUP
5.1
Simpulan
Imunisasi
merupakan salah satu program pemerintah yang bertujuan mencegah atau
memberantas beberapa penyakit, sasaran imunisasi adalah bayiu usia 0-11 bulan
dengan jangka waktu pemberian yang berbeda-beda.
Dalam pemberian
imunisasi perlu banyak hal yang diperhatikan antara lai jenis imunisasi, usia
bayi, jadwal, efek samping, dosis dan cara. Prosedur pemberian imunisasi harus
sesuia dengan jadwal pemberian sesuai dengan penjelasan diatas.
Pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan bayi sesuai dengan usia merupakan hal yang perlu
diperhatikan juga karena hal tersebut sangat berkaitan dengan keberhasilan
dalam pemberian asuahn kebidanan pada anak sehat.
5.2
Saran
Sasaran yang diperlukan bagi petugas maupun keluarga demi
kelancaran dan keberhasilan imunisasi antara lain :
5.2.1
Petugas Kesehatan diharapkan :
1.
Memperhatikan keadaan klien dalam setiap pemberian pelayanan
kesehatan
2.
Menggunakan komunikasi terapeutik dalam memberikan informasi
yang tepat tentang imunisasi
3.
Memberikan kesempatan bertanya pada klien dan memberikan
jawaban yang tepat
5.2.2
Ibu dan Keluarga diharapkan :
1.
Selalu kooperatif denganpetugas dalam proses pelayanan
kesehatan
2.
Mematuhi segala ketentuan yang ada dan memberikan jadwal
kunjungan berikutnya
3.
Melaksanakn sran dan petunjuk petugas dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
1993, “Asuhan Kesehatan Anak Dalm
Keluarga,” Depkes RI ,
Jakarta .
Dick,
George, 1995, “Practical Immunization,
Alih Bahasa Petrus Adriyanto, Jonathan Oswar,” Imunisasi dalam Praktek,
Hipocrates, Jakarta .
Effendi,
Nasrul. 2002. “Perawatan Kesehatan
Masyarakat”. Jakarta
: EGC.
Kapita
Selekta Kedokteran, 2002, Edisi III Jilid 2, Media Aesculapius FKUI, Jakarta .
Mansjoer,
A. 2000.,”Kapita Selekta Kedokteran,”
Jakarta : Media
Aesculapius.
Markum,
AH. 1997. Imunisasi. FKUI, Jakarta .
Pedoman
Diagnosa dan Terapi, 1994, “Ilmu
Kesehatan Anak RSUD Dr. Sutomo,” Surabaya .
Prihadi
Riza, 1998, “Imunisasi polio Bagian SMF
Ilmu Kedokteran Anak RSHS,” Jakarta .
Ranuh,
IGN dkk, 2005, “Pedoman Imunisasi di
Indonesia Adisi II,” Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia , Jakarta .
Soetjiningsih.
2003.” Tumbuh Kembang Anak.” EGC. Jakarta
Suryanah.
1998,” Keperawatan Anak Untuk Siswa SPK,”
EGC. Jakarta .
Suyitno,
Hariyono, 2005,”Buku Panduan Imunisasidi
Indonesi Edisi II,” Jakarta
ConversionConversion EmoticonEmoticon