ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA NY “K” P1021 NIFAS FISIOLOGIS HARI KE 3
DI RUANG NIFAS RSUD Dr. SOEGIRI LAMONGAN
Oleh
:
UMMU ZAKIYAH
NIM
: 06.02.02.0095
SEMESTER IV
PROGRAM PENDIDIKAN D III KEBIDANAN
STIKES MUHAMMADIYAH
2007 – 2008
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya haturkan kehadirat Allah SWT
atas segala rahmat dan hidayah-Nya dan tak lupa saya ucapkan sholawat dan salam
kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Sehingga saya pada saat ini masih
diberi kemudahan untuk menyelesaikan tugas manajement asuhan kebidanan pada
semester IV setelah melakukan pengkajian kasus di RSUD Dr. Soegiri Lamongan
dengan baik dan tepat waktu.
Dengan
terselesainya Asuhan Kebidanan ini yidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
yang terhormat :
1.
Bapak Dr. Heri Widijanto selaku
Direktur RSUD Dr. Soegiri Lamongan
2.
Bapak Drs. H. Budi Utomo, Amd.,
Kep M. Kes selaku Direktur Utama STIKES Muhammadiyah Lamongan
3.
Ibu Amirul Amaliah, S,SiT selaku
Dosen Pembimbing Praktek
4.
Ibu Hj. Sri Endar S.,Amd. Keb
selaku Kepala Ruangan Bersalin RSUD
Dr. Soegiri Lamongan
Dr. Soegiri Lamongan
5.
Kedua orang tua yang senantiasa
mendukung, memberikan do’a serta semangat baik moral maupun spiritual.
6.
Teman-teman dan pihak lain yang
senantiasa mendukung dan membantu saya dalam menyelesaikan Makalah Asuhan
Kebidanan
Saya menyadari bahwa dalam penulisan Asuhan Kebidanan
ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu saya mohon saran dan kritik
bersifat membangun kesmpurnaan pembuatan management Asuhan Kebidanan
berikutnya, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi seluruh mahasiswa dan pembaca umumnya
dan bagi penulis khususnya.
Lamongan Juli
2008
penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang..................................................................................... 1
2.
Tujuan.................................................................................................. 1
1.1
Tujuan Umum............................................................................. 1
2.2
Tujuan Khusus............................................................................ 1
3.
Metode Pembahasan............................................................................ 1
4.
Sistematika Pembahasan...................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.
Konsep Dasar Masa Nifas Normal
dan Penanganannya
1.1
Pengertian................................................................................... 2
1.2
Diagnosis.................................................................................... 2
1.3
Program dan Kebijakan Teknis................................................... 3
1.4
Invoinsi Alat-Alat Kandungan................................................... 4
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN
KEBIDANAN
IBU NIFAS
NORMAL............................................................................ 8
BAB IV PENUTUP............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Masa nifas merupakan masa nifas
setelah melahirkan dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh
alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3
bulan. Maka seorang bidan harus memahami tentang keadaan ibu tersebut dan
penanganannya sehingga dapat memberikan asuhan kebidanan dengan tepat sesuai
standar profesi.
2.
Tujuan
2.1
Tujuan Umum
Setelah mempelajari tentang asuhan kebidanan pada ibu
nifas normal diharapkan mahasiswa mampu memahami dam mampu memberikan Asuhan
pada ibu tersebut.
2.2
Tujuan Khusus
Setelah mempelajari tentang asuhan kebidanan pada ibu
nifas normal diharapkan mahasiswa mampu.
1.
Memahami teori tentang nifas
nomal
2.
memberikan asuhan kebidanan
pada nifas sesuai dengan management asuhan kebidanan yaitu pengkajian,
interprestasi data, identifikasi, kebutuhan segera/kolaborasi menyusun rencana,
implementasi, evaluasi.
3.
Metode Pembahasan
Makalah ini disusun dengan cara
praktek kerja lapangan, studi kasus, konsultasi dengan pembimbing ruangan,
konsultasi dengan dosen pembimbing studi pustaka.
4.
Sistematika Penulisan
Dalam
makalah ini disusun sebagai berikut
BAB I : Pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang, tujuan metode, pembahasan, sistemati
penulisan.
BAB II : Tinjauan
Pustaka yang terdiri dari konsep dasar ibu nifas normal
BAB III : Tinjauan
kasus ibu nifas normal
BAB V : Penutup
Daftar
Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MASA NIFAS NORMAL
DAN PENANGANANNYA
I.
Pengertian
Masa nifas (puerpeium) adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali
seperti sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. (pustam raochtar :
1998 : 115)
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (buku panduan praktis
yan – kos maternal dari neonatal : 2004 : 23)
Masa perempuan atau masa nifas mulai
setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi
seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam
waktu 3 bulan (YBPSP : 237)
Menurut ratusan mustar dalam waktu 3 bulan periode
yaitu:
1.
Puerperium dini yaitu kepulihan
dimana ibu teah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam,
dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
2.
Puerperium imermedial yaitu
kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3.
Pemote puerperium adalah waktu
yang dierlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu, bulanan atau tahunan.
II.
Diagnosis
Masa nifas normal jika mempunyai
uterus, pengeluaran lochea, pengeluaran ASI dan perubahan sistem tubuh,
termasuk psikologis normal
- Keadaan gawat darurat pada ibu seperti
pendarahan, kejang, dan panas
- Adanya penyulit/masalah ibu yang memerlukan
rujukan seperti abses payudara
III.
Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa
nifas dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi baru lahir dan untuk
mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi
Frekuens
kunjungan masa nifas
Ø Kunjungan I → waktu 6 – 8 jam post partum
Tujuan :
-
Mencegah pendarahan masa nifas
karena atonia uteri
-
Mendeteksi dan merawat penyebab
lain pendarahan. Rujuk jika pendarahan berlanjut
-
Memberikan konseling pada ibu
atau satu anggota keluarga bagaimana mencegah pendarahan masa nifas karena
atonia uteri
-
Pemberian ASI awal
-
Melakukan hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir
-
Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermi
-
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil
Ø Kunjungan 2 → waktu
Tujuan :
-
Memastikan involusi uterus
berjalan normal : uterus berkonsentrasi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada
pendarahan abnormal, tidak ada bau.
-
Menilai adanya tanda-tanda
demam, infeksi atau pendarahan abnormal.
-
Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan, dan istirahat.
-
Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperhatikan tanda-tanda penyulit.
-
Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi.
Ø Kunjungan 3 → waktu 2 minggu PP
Tujuan :
-
Sama seperti 6 hari PP
Ø Kunjungan 4 → waktu 6 minggu PP
Tujuan :
-
Menanyakan pada ibu tentang
penyulit yang ada atau bayi alami
IV.
Involusi Alat-Alat Kandungan (Genetalia Interna dan Eksterna)
Dalam masa nifas alat-alat genetalia
maupun eksterna maupun interna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Perubahan ini dalam keseluruhan disebut involusi. Selain
involusi, terjadi perubahan penting lainnya, hemokonsentri dan tini laktasi akibat
pengaruh lactogenik hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mamae.
Setelah janin lahir, uterus berangsur-angsur
menjadi kecil sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil.
Tinggi Fundus Uteri dan Berat Uterus
Menurut Masa Involusi
involusi
|
TFU
|
Berat Uterus
|
Bayi lahir
aterni
|
Setinggi pusat
|
1000
|
Hari lahir
|
2 jari di bawah
pusat
|
750
|
1 minggu
|
Pertengahan
pusat simp
|
500
|
2 minggu
|
Tidak trba di
atas simp
|
350
|
6 minggu
|
Bertambah kecil
|
50
|
8 minggu
|
Sebesar normal
|
30
|
- Pada hari ke 9 PP normalnya uterus sudah tidak
teraba, tetapi jika pada hari ke 9-10 tetap tinggi → waspada sub involusi.
Ø Perubahan Yang Terjadi
- Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek
yang dikenal sebagai shunt antara sirkulasi antara ibu dan plasenta. Setelah
lahir shunt akan menghilang secara tiba-tiba. Volume darah pada ibu relatif
akan bertambah. Keadaan menimbulkan beban pada jantung, yang dapat menimbulkan
dekompensasi kordis pada penderita vitiom kordis. Namun keadaan ini dapat
diatasi dengan mekanisme kompensasi dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga
volume darah kembali seperti sediakala, terjadi
pada 3-15 hari PP.
- Laktasi
Untuk menghadapi masalah laktasi, sejak
dari kehamilan telah terjadi perubahan pada kelenjar mamae yaitu:
1.
Politeras jaringan pada
kelenjar-kelenjar alveoli dan jar lemak bertambah.
2.
Keluar cairan susu jolong dari
aukus laktiterus disebut colostrum, berwarna kuning- putih susu.
3.
Hipervaskularisasi pada
permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena berallaktasi sehingga tampak
jelas.
4.
Setelah terjadi partus,
pengaruh surpresi eksterogen dan laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan
merangsang puting susu. Di samping itu pengaruh oksitosin menyebabkan mio
epitel kel susu berkonsentrasi sehingga air susu keluar. Proauksi ASI akan
banyak sesudah hari ke
2-3 pasca salin
2-3 pasca salin
Ø Penanganan/Perawatan Pasca Salin
1.
Kebersihan diri
-
Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan seluruh tubuh
-
Mengajarkan ibu bagaimana
membersihkan daerah sektor vuiva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru
kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu untuk membersihkan vulva
setelah BAB/BAK.
-
Sarankan ibu untuk mengganti
pembalut 2 kali sehari.
-
Sarankan ibu untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah membersihkan kemaluannya.
-
Sarankan ibu untuk tidak
menyentuh daerah luka episitiomi/laserasi.
2.
Mobilisasi
Seharusnya bersalin, ibu harus istirahat tidur
terlentang selama 8 jam pasca salin. Kemudian boleh miring kiri/ kanan. Jika
ibu kuat ada hari ke 2 ibu boleh duduk dan jalan-jalan. Apakah kondisi ibu
telah stabil maka ibu diperkenankan pulang. Mobilisasi di atas mempunyai
variasi bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
3.
Diet/Gizi
Ibu menyusui harus :
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
- Makan dengan diet brimbang untuk
mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.
- Minum sebaiknya 3 liter air putih setiap
hari (anjurkan ibu minum setiap kali menyusui).
Ø Miksi
- Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri
secepatnya.
- Jika terjadi kesulitan misal terjadi anemia
kandung kemih oleh tekanan kepala janin dan spasme oleh iritasi M. spingter ani
selama persalinan sebaiknya dikateterisasi.
Ø Defekasi
BAB harus dilakukan 3-4 hari PP, tetapi jika terjadi
abstipasi boleh diberi laktasi per oral/per rektal. Jika masih belum bisa
diklisma.
Ø Istirahat
- Anjurkan ibu agar cukup untuk mencegah
kelelahan berlebihan.
- Sarankan ia untuk kembali ke
kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur
siang/beristirahat selagi bayi lahir.
- Kurang istirahat depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
Ø Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah
dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap
untuk diminum.
Ø Perawatan Payudara
- Menjaga payudara tetap bersih, kering
terutama puting susu.
- Menggunakan BH penyokong payudara.
- Bila lecet oleskan ASI sebelum dan sesudah
menyusui dan apabila lecet berat istirahatkan 24 jam, ASI dikeluarkan dan
diminumkan dengan sendok.
- Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum
parasetamol 1 tablet setiap
4-6 jam
4-6 jam
Ø Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu
darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1/2 jari ke dalam vagina tanpa
rasa nyeri, ada sebuah kebudayaan yang memperbolehkan hubungan suami istri
setelah
40 minggu/6 minggu.
40 minggu/6 minggu.
Ø Keluarga Berencana
- Idealnya pasangan harus menunggu ± 2 tahun
untuk hamil lagi tetapi keputusan tetap pada pasangan bagaimana mereka
merencanakan keindahannya, dan petugas membantu mereka untuk ber KB.
- Saat menyusui, wanita biasanya tidak
menghasilkan telur (ovulasi) sebelum dapat haidnya lagi. Oleh karena itu metode
amenorelaktasi dapat dipakai untuk mencegah kehamilan baru resiko kehamilan 20%
kehamilan.
- Meski beberapa metode KB mengandung resiko,
penggunaan kontraksi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
Sebelum menggunakan metode KB, sebaiknya ibu tau tentang :
§ Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya.
§ Kelebihan/keuntungan kekurangannya
§ Efek samping
§ Bagaimana menggunakan metode itu.
§ Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca salin yang
menyusui.
Ø Jika pasangan memiliki metode KB TTT ada baiknya bertemu 2 minggu
kemudian untuk mengetahui apakah metode itu sudah baik dan untuk menanyakan
keluhan Px dengan metode yang dipilihnya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
MKB : 19-07-2008 Jam
: 11.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 21-07-2008 Jam :
10.00 WIB
Oleh : Ummu Zakiyah
A.
Data Subjektif
1.
Identitas
Nama Istri : Ny. “K”
Umur : 21 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Pucuk
Lamongan
|
Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 22 th
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Pucuk
Lamongan
|
Status Perkawinan :
Perkawinan I, lama menikah 4 th
umur menikah istri 17 tahun, suami 18 th.
2.
Keluhan utama
Ibu mengatakan merasakan nyeri akibat luka jahitan pada
perineumnya.
3.
Riwayat menstruasi
Menarche : 12 th
Siklus : 28 hari
Lamanya : 5 hari
Jumlahnya : 1-3 hari habis kotek
2-3, selanjutnya 1 kotek
Warna : merah
Dismenorhe : ya, sebelum dan
sesudah menstruasi
HPHT : 12-10-2007
HPL : 19-07-2008
Flour albus : putih, tidak berbau
4.
Riwayat kehamilan, persalinan,
nifas anak yang lain
Hamil 1 hr
5.
Riwayat persalinan sekarang
Ibu mengatakan pada tanggal 19-07-2008 jam 06.15 telah melahirkan anaknya
dengan selamat oleh bida, spontan B.
Lama Kala I : 15 jam
Lama Kala II : 30 menit
Lama Kala III : 10 menit
Keadaan bayi :
BB/PB : 3400 gram/50 cm, ♂, AS 3-5, caput (++),
episiotomi derajat II, perdarahan ± 200 cc, plasenta lahir spontan dan lengkap
anus (+), kelainan kongenital, (–) dengan lilitan tali pusat longgar.
6.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mengidap penyakit menurun
seperti, DM, hipertensi, asma dan penyakit menular seperti HIV, AIDS, TBC dan
hepatitis.
7.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada keturunan
kembar, penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan penyakit menular seperti
HIV, AIDS, TBC.
8.
Keadaan psikososial setelah
melahirkan
- Ibu mengatakan telah lega dan bahagia
setelah melahirkan anak pertamanya.
- Suami dan keluarga sangat bahagia menerima
kelahiran bayinya.
9.
Pengetahuan dan kemampuan ibu
tentang
- Perawatan tali pusat : ibu
mengatakan sudah bisa melakukan perawatan tali pusat karena sudah diajari oleh
bidan.
- Memandikan bayi : ibu
mengatakan sudah bisa memandi-kan bayinya karena sudah diajari oleh bidan.
- Perawatan buah dada : ibu
mengatakan sudah bisa, biasanya dibersihkan dengan kapas dan minyak, ibu tahu
karena sudah diajari oleh bidan pada saat periksa kehamilan.
- Cara meneteki yang benar : ibu
mengatakan sudah bisa, biasanya waktu menyusui bayi, kepala bayi pada lipatan
siku dan mulut bayi menangkap semua areola dan puting susu, informasi tersebut
didapat dari bidan pada saat pemeriksaan.
- Menurut ibu hubungan
suami boleh dilakukan istri : setelah masa nifas selesai, ibu mengetahuinya
dari orangtuanya
- Menurut ibu kapan
melaksanakan pemeriksaan : ibu tidak tahu kapan harus kontrol karena belum
dikasih tahu oleh bidan/petugas.
- Menurut ibu kapan boleh
hamil lagi : ibu mengatakan jika anaknya sudah besar, ibu dapat penjelasan dari
bidan.
- Perawatan perineum : ibu
mengatakan belum bisa melakukan perawataan karena belum dijelaskan/diajari oleh
bidan.
- Perawatan bahaya nifas : ibu
mengatakan sudah mengerti tanda bahaya nifas karena sudah dijelaskan oleh
bidan.
- Kapan menghubungi bidan
bila ada tanda bahaya : jika keadaannya tidak baik/ada masalah masa nifasnya.
- Kapan harus KB : ibu mengatakan menurutnya ikut KB setelah masa nifas berakhir.
10.
Pemeriksaan keadaan umum
- Pemeriksaan fisik
§ Kesadaran : composmetis
§ TD : 120/70 mmHg
§ N : 84x /mnt
§ S : 365 ºC
§ RR : 22x /mnt
- Postur tubuh : tegak
- Cara berjalan : tidak pincang, normal
- Raut muka : tampak kesakitan jika bangun dari tempat tidur
dan akan berjalan.
- Kepala : distribusi merata, kulit kepala : kotor, tidak
berketombe
- Muka : ekspresi wajah senang dan ceria
- Mata : konjungtiva merah muda, warna sklera putih
terdapat gambaran tipis pembuluh darah.
- Telinga : mukosa lembab, tidak ditemukan benjolan
- Hidung : mukis lembab, tidak ada polip, tidak terdapat
sekret
- Leher : tidak ada kaku kuduk, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe.
- Dada : pernafasan tidak ada ronchi, hiperpigmentasi
pada areola mamae, payudara membesar tegang, dan tidak teraba benjolan yang
mencurigakan, keluar ASI.
- Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat UC : kontraksi baik.
Terdapat hiperpigmentasi linea alba, terdapat livide, tidak terdapat luka bekas
operasi, kandung kemih kosong.
- Genetalia : tidak ada odem varises, terdapat luka jahitan
episiotomi yang tertutup kas betadin, terdapat lochea rubra 1 kotek penuh.
- Anus : tidak terdapat hemorola
- Ekstremitas : atas dan bawah tidak terdapat odem dan
varises.
II.
INTERPRESTASI DATA
Diagnosa
:
P1021 Nifas Fisiologis Ke 3
Ds : - Ibu
mengatakan senang karena bayinya lahir dengan selamat.
- Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 19-07-2000 jam 16.15 WIB yang
merupakan anak pertamanya.
- Ibu mengatakan badannya sehat tapi nyeri akibat luka jahitannya
Do : - Ibu terlihat menyeringai menahan sakit
- ASI keluar
- TFU 2 jari bawah pusat
- Kontraksi uterus baik
- Keluar lochea dari vaginanya
- Terdapat luka jahitan episiotomi
- BAB 1x /hari, BAK 4-5x /hari
- TD : 120/70 mmHg S
: 36,5 ºC
N :
84x /mnt RR : 22x
/mnt
III.
MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
SEGERA
Tidak ada
V.
INTERVENSI
Diagnosa :
P1021 Nifas Fisilogis Hari Ke 3
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan di RS selama
diharapkan masa nifas berjalan normal dengan kriteria hasil :
- Involusi uteri berjalan
normal
- Ibu mau/bersedia menyusui
bayinya dan mampu menyusui dengan benar.
- Ibu tahu tentang kebutuhan
dan perawatan bagi bayi dan dirinya.
- Nyeri luka bekas jahitan
berkurang
- TTV : TD : 120/70 mmHg N : 84x /mnt
S :
36,5 ºC RR : 22x
/mnt
1.
Lakukan komunikasi dan
pendekatan terapeutik pada ibu.
R/ Dengan pendekatan terapeutik bisa terjalin
kerja sama yang baik antara bidan dan ibu.
2.
Jelaskan pada ibu penyebab
nyeri dan cara mengatasi nyeri.
R/ Dengan pengetahuan adekuat ibu dapat
kooperatif dalam asuhan yang diberikan.
3.
Ajarkan teknik relaksasi saat
timbul nyeri
R/ Gangguan rasa nyeri teratasi
4.
Observasi involusi uteri tiap
hari
R/ Deteksi dini adanya komplikasi
5.
Anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup
R/ Mengurangi kelelahan dan mempercepat
penyembuhan luka.
6.
Ajarkan tentang perawatan luka
episiotomi
R/ Pencegahan infeksi
7.
Ajarkan perawatan payudara
R/ Memperlancar proses menyusui
8.
Motivasi ibu memberi ASI
sesering mungkin
R/ Merangsang pengeluaran ASI
9.
Anjurkan minum ± 2 liter/hari
R/ Pemenuhan intake, kebutuhan nutrisi dan
mempercepat keesembuhan luka jahitan.
10.
Berikan Diit TKTP (tinggi
kalori, tinggi protein)
R/ Pemenuhan
kebutuhan nutrisi.
VI.
IMPLEMENTASI
Tgl. : 21-07-08
1.
Melakukan komunikasi terapeutik
pada ibu dan keluarga.
2.
Menjelaskan pada ibu tentang
penyebab nyeri.
3.
Mengajarkan teknik relaksasi
dengan hasil : ibu mampu melakukan teknik relaksasi dengan menarik nafas
panjang dan menghembuskan lewat mulut.
4.
Melakukan involusi tiap hari,
TFU 2 jari bawah pusat.
5.
Menganjurkan ibu untuk
istirahat di tempat tidur.
6.
Mengajarkan tentang perawatan
luka episiotomi
7.
Mengajarkan perawatan payudara
dan mengajarkan cara menyusui yang benar.
8.
Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI sesering mungkin.
9.
Menganjurkan ibu untuk
istirahat cukup dan minum air putih 1-2 liter /hari.
10.
Memberikan makanan pada ibu
(nasi, sayur, bayam, the, pisang)
VII.
EVALUASI
Tanggal : 21-07-2008
S : - Ibu mengatakan sudah lega dengan kelahiran
anaknya.
- Ibu
mengatakan telah mengerti dan
melaksanakan apa yang diajarkan oleh bidan.
- Ibu
mengatakan bersedia menyusui yang benar dan sesering mungkin.
- Ibu
mengatakan mampu melakukan teknik relaksasi.
- Ibu
mengatakan nyeri pada luka jahitannya.
- Ibu
mengatakan sudah bisa merawat perineumnya.
O : - Keadaan umum baik
- TFU
2 jari di bawah pusat, UC baik, lochea rubra, luka jahitan basah.
- Laktasi
lancar, ASI keluar, bayi mau menetek.
- TD
: 120/70 mmHg S : 36,5 ºC N
: 84x /mnt
A : P1021
Nifas Fisiologis Hari Ke-2
P : - Lanjutkan perawatan dan terapi obat anti
biotik, analgesik, penambahan darah.
- Pantau
involusi uteri, perdarahan, luka perineum.
- Pantau
TTV
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dalam masa nifas
alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat genetalia ini dalam
keseluruhannya disebut involusi. Disamping involusi ini, terjadi perubahan hemo
konsentrasi dan timbulnya laktasi.
2.
Saran
Diharapkan para pembaca
dapat memahami dan memanfaatkan makalah
ini sehingga bisa mengantisipasi jika ini terjadi pada dirinya sendirinya,
keluarga, dan kerabatnya.
Dan saya juga
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar dapat mengembangkan makalah ini
sehingga menjadi lebih baik. Terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
YBPSP. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Internal dan Neonatal. YBPSP : Jakarta .
YBPSP. 2005. Ilmu Kebidanan. YBOSP : Jakarta .
Muchtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I.
EGC : Jakarta .
ConversionConversion EmoticonEmoticon