PENDAHULUAN
- KONSEP DASAR
- Pengertian
Tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan toksin kuman
Clostredium Tetani yang bermanifestasi sebagai kejang otot paroksimal yang
diikuti kekakuan otot seluruh badan. Kekakuan tonus otot ini selalu nampak pada
otot maseter dan otot-otot rangka. (Hm Syaifulloh Noer)
- Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah clostridium tewtani yang hidup anaerob
berbentuk spora selama diluar tubuh manusia, tersebar luas ditanah dan
mengeluarkan toksin bila dalam kondisi baik. Toksin ini dapat nenghancurkan sel
darah merah, merusak leukosit dan merupakan tetanospasmin yaitu toksin yang
neuro tropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot. ( Rusatno Hasan
dkk, 1997 )
3.
Klasifikasi
Ada 4 macam tetanus yaitu :
1.
Tetanus lokal
Yaitu gejala terbatas pada suatu anggota badan atau dari tubuh
setelah mengalami luka.
2.
Tetanus generalisata
Yaitu sering didapatkan dengan tanda-tanda kekakuan umum yang hebat
dari rahang, punggung, leher dan otot muka.
3.
Tetanus sefalik
Yaitu terjadi setelah perkukaan didaerah leher
4.
Tetanus neonatorum
Yaitu terjadi dalam dua minggu setelah lahir dengan angka kematian
kurang lebih 90%.
4.
Epidemiologi
Penyakit tetanus biasanya timbul didaerah yang mudah terkontaminasi
dengan tanah dan dengan kebersihan dan perawatan luka yan buruk. Tetanus dapat
menyerang semua golongan umur mulai dari bayi (tetanus neonatorum) Dewasa muda
biasanya pecandu narkotik sampai orang-orang tua. Dari program National
Survaillence Tetanus di Amerika Serikat diketahui rata-rata usia pasien tetanus
dewasa berkisar antara 50 – 57 tahun.
5.
Patofisiologi
6.
Tanda dan gejala klinis
Masa tunas biasanya 5 – 14 hari tetapi kadang-kadang sampai beberapa
minggu pada infeksi ringan atau kalau terjadi modifilasi penyakit oleh anti serum.
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak dengan ketegangan otot yang makin
bertambah terutama didaerah leher dan rahang.
Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi nyata dengan :
1.
Trismus (kesukaran membuka
mulut) karena spasme otot-otot mestikatoris.
2.
Kuduk kaku sampai opistatonus
(karena ketegangan otot-otot erektor trunki)
3.
Ketegangan otot dinding perut
4.
Kejang tonik terutama bila ada
rangsangan.
5.
Risus sardonikus karena spasme
otot muka.
6.
kesukaran menelan, gelisah,
mudah terangsang, nyeri kepala, nyeri anggota badan, sering merupakan gejala
dini.
7.
Spasme yang khas.
8.
Afiksia dan cianosis terjadi
akibat serangan pada otot pernafasan dan laring
9.
Panas dan biasanya terdapat
pada stadium akhir
10.
Biasanya terdapat leukositosis
ringan
Menurut
berat gejalanya dapat dibedakan tiga stadium :
1.
Trismus 3 cm tanpa kejang tonik
umum meskipun dirangsang
2.
Trismus 3 cm atau lebih kecil
dengan kejang tonik umum bila dirangsang
3.
Trismus 1 cm dengan kejang
tonik umum spontan
7.Pemeriksaan diagnosis dan diagnosis banding
v Diagnosis
Biasanya tidak sukar anamnesa terdapat luka dan
ketegangan otot yang khas terutama pada rahang sangat membantu
v Diagnosis banding
Spasme yang disebabkan oleh striknin jarang
menyebabkan spasme otot rahang. Tetani didiagnosis dengan pemeriksaan darah
(kalsium dan fosfat). Kejang pada meningitis dapat dibedakan dengan kelainan
cairan cerebro spinalias. Pada rables terdapat anamnesis gigitan anjing atau
kucing disertai gejala spasme. Laring dan faring yang terus menerus dengan
plelositosis tetapi tanpa trismus. Trismus dapat pula terjadi pada angina yang
berat, abses petro faringeal, abses gigi yang hebat, pembesaran kelenjar getah
bening leher. Kuduk kaku juga terdapat pada meningitis (pada tetenus kesadaran
tidak menurun), mastoiditis pnemonia lobaris atas, miositis leher, spondilitis
leher.
3.
Komplikasi
4.
Penatalaksanaan
5.
Konsep Imunisasi
6.
Konsep tumbuh kembang anak
ConversionConversion EmoticonEmoticon