Teori Ivan Petrovich Pavlov,
Stimulus Respons
Biografi Ivan Petrovich Pavlov(1849-1936)
Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif
stimulus-respons dan hal ini yang dikenang darinya hingga kini.Ia tidak pernah
memiliki hambatan serius dalam sepanjang kariernya meskipun terjadi kekacauan
dalam revolusi rusia.
Ivan
Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat
ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta.Ia dididik di sekolah
gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pada awalnya ia berniat mengikuti
jejak ayahnya, namun mengurungkan dan pergi ke universitas di St. Petersburg
untuk mengajar pada tahun 1870. Dari sinilah karir seorang pavlov mulai
berjalan hingga ia memimpin institut Fisiologi Pavlovian di Akademi Ilmu
Pengetahuan Rusia.
Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan
bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen
fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian
mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang
Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi
psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive
Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
Ia menemukan bahwa ia dapat
menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar untuk membentuk
perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen yang dilakukan oleh pavlov
menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari
gambar diatas:
Gambar pertama. Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka
secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon
atau mengeluarkan air liur.
Gambar ketiga.Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah
makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing
akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
Gambar keempat. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang,
maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara
otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya
(CR).
Dalam ekperimen ini bagaimana cara
untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bunyi bel di berikan ia akan
merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan. Karena
pada awalnya (gambar 2) anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi
bel.
Jika anjing secara terus menerus
diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa
diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi
(bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut
dengan extinction atau penghapusan.
Pavlov mengemukakan empat peristiwa eksperimental dalam
proses akuisisi dan penghapusan sebagai berikut:
1. Stimulus tidak terkondisi (UCS),
suatu peristiwa lingkungan yang melalui kemampuan bawaan dapat menimbulkan
refleks organismik. Contoh: makanan
2. Stimulus terkondisi (CS), Suatu
peristiwa lingkungan yang bersifat netral dipasangkan dengan stimulus tak
terkondisi (UCS). Contoh: Bunyi bel adalah stimulus netral yang di pasangkan
dengan stimulus tidak terkondisi berupa makanan.
3. Respons tidak terkondisi (UCR),
refleks alami yang ditimbulkan secara otonom atau dengan sendirinya. Contoh:
mengeluarkan air liur
4. Respos terkondisi (CR), refleks yang
dipelajari dan muncul akibat dari penggabungan CS dan US. Contoh: keluarnya air
liur akibat penggabungan bunyi bel dengan makanan.
Bila dicontohkan dalam kehidupan nyata teori pavlov ini bisa
diterapkan.Sebagai
contoh untuk menambah kelekatan dengan pasangan, Jika anda mempunyai pasangan
yang “sangat suka (UCR)” dengan coklat (UCS). Disetiap anda bertemu (CS) dengan
kekasih anda maka berikanlah sebuah coklat untuk kekasih anda, secara otonom
dia akan sangat suka dengan coklat pemberian anda.
Berdasarkan teori, ketika hal itu dilakukan secara
berulang-ulang, selanjutnya cukup dengan bertemu dengan anda tanpa
memberikan coklat, maka secara otonom pasangan anda akan sangat suka (CR)
dengan anda, hal ini dapat terjadi karena pembentukan perilaku antara UCS, CS,
UCR, dan CR seperti ekperimen yang telah dilakukan oleh pavlov.
Classic conditioning ( pengkondisian atau
persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaanny
terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus
bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli
lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala
kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini karena yang paling sentral
dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan
tingkah lakunya.Pikiran mengenai
tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat
sesuatu.
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan
rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan
apa yang diinginkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan
menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan
dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki
manusia berbeda dengan binatang.
Pavlov
berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid
Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang
ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari
manusia.
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau
pembiasaan dpat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat
digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika
lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang
dikondisikan.
Apakah
situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehar-jhari
ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari
penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin
suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu
tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas.
Bayangkan, bila tidak ada lagu trsebut betapa lelahnya si penjual
berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lai adalah bunyi bel di kelas
untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses
menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak,
es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat
atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan
strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti
stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon
yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh
stimulus yang berasal dari luar dirinya.
Jika menelaah literatur psikologi,
kita akan menemukan banyak teori belajar yang bersumber dari aliran-aliran
psikologi.Namun dalam kesempatan ini hanya akan dikemukakan lima jenis teori
belajar saja, yaitu: (a) teori behaviorisme; (b) teori belajar kognitif menurut
Piaget; (4) teori pemrosesan informasi dari Gagne, dan (5) teori belajar
gestalt.
1. Teori
Behaviorisme
behaviorisme merupakan salah satu
pendekatan untuk memahami perilaku individu. Behaviorisme memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental.
Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat,
minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar
semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga menjadi kebiasaan
yang dikuasai individu.
Beberapa hukum belajar yang
dihasilkan dari pendekatan behaviorisme ini, diantaranya :
2.
Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan
Pavlov terhadap seekor anjing menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya :
a. Law of
Respondent Conditioning yakni hukum pembiasaan yang dituntut. Jika dua
macam stimulus dihadirkan secara simultan (yang salah satunya berfungsi sebagai
reinforcer), maka refleks dan stimulus lainnya akan meningkat.
b. Law
of Respondent Extinction yakni hukum pemusnahan yang dituntut. Jika
refleks yang sudah diperkuat melalui Respondent conditioning itu
didatangkan kembali tanpa menghadirkan reinforcer, maka kekuatannya akan
menurun.
TEORI BELAJAR
BEHAVIORISTIK
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu
adalah perubahan perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara
konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan (stimulans) yang menimbulkan
hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik.
Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun
eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau
dampak, berupa reaksi fifik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan
ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).
ConversionConversion EmoticonEmoticon