Salam Sehat dan Harmonis

-----

SERUM


BAB I
PENDAHULUAN

I.I. Latar Belakang

            Pada tahun 1861 Thomas Graham membedakan antara koloid seperti protein dan polisakarida dengan kristaloid yang terdiri dari senyawa berat molekul yang lebih rendah. Dalam percobaan yang dilakukan oleh Graham mendapatkan bahwa kristaloid dapat berdifusi melalui membran, sedang koloid tidak. Diameter partikel koloid berkisar antara 10 – 10000 Amstrong. Partikel yang mwmpunyai diameter lebih kecil dari pada 10 Amstrong akan membentuk larutan sejati, sedangkan partikel yang mempunyai diamer lebih besar daripada 10000 amstrong akan membentuk suspensi yang secara tepat akan terpisah kedalam 2 fase
            Koloid berasal dari bahasa yunani dari kata “KOLLA” yang berarti lem. Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dengan ukuran tertentu dalam medium terdispersi. Zat yang di dispersikan disebut medium pendispersi. Karena bentuk ukuran dan partilel koloid dibanding dengan ukuran medium dimana partikel itu tersebar sehingga tidak di gunakan istilah solut dan solven.
            Unsur non figuratif darah diperoleh sesudah unsur figuratif dipisahkan, baik dengan cara pemusingan langsung dengan anti koagulan (menghasilkan plasma ), maupun dengan pemusingan sesudah dibiarkan menggumpal selama beberapa waktu (menghasilkan serum). Secara garis besar, serum terdiri atas air sebagai pelarut dan berbagai bahan terlarut yang ada didalamnya.

1.2   Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan serum?
            2. Bagaimana destabilitas koloid pada serum?
            3. Sifat koloid apa saja yang ada pada serum?

1.3  Maksud Dan Tujuan

1.      Agar dapat mengetahui apakah serum itu
2.      Agar pembaca dapat mengetahui destabilitas koloid pada serum itu
3. Agar pembaca dapat mengetahui sifat koloid pada serum itu







BAB II

PEMBAHASAN


            Pengertian Serum
Bila darah diambil dari vena dengan enggunakan semprit dan jarum suntik yang steril dan kering, kemudian darah tersebut ditampung dalam suatu tabung yang bersih dan kering pula, setelah beberapa waktu, misalkan 1 jam, dibiarkan dalam suhu ruang, darah tersebut akan terpisah menjadi 2 bagian utama. Kedua bagian tersebut dapat dilihat langsung dengan mata. Untuk lebih jelas lagi, tabung tersebut dipusing dengan bantuan alat pemusing (sentrifus) setelah pengeraman 1 jam tadi. Akan tampak gumpalan darah yang bentuknya tidak beraturan dan biar penggumpalan berlangsung sempurna, gumpalan darah tersebut akan terlepas atau dengan mudah dapat dilepaskan dari dinding tabung. Selain itu akan tampak pula bagian cair dari darah. Karena sudah terpisah dari gumpalan darah, tidak lagi berwarna merah keruh, akan tetapi berwarna kuning jernih. Gumpalan darah terdiri atas seluruh sunsur figuratif darah yang telah mengalami proses penggumpalan atau koagulasi spontan, sehingga terpisah dari unsur larutan yang berwarna kuning jernih. Unsur larutan yang diperoleh dengan membiarkan penggumpalan spontan dari unsur figuratif dinamai serum. 
Jadi serum adalah unsur larutan yang berwarna kuning jernih yang diperoleh dengan membiarkan penggump[alan spontan dari unsur figuratif.
            Destabilitas Koloid pada serum
            Destabilitas koloid adalah suatu cara pemecahan koloid yangdapat dilakukan dengan melawan zat-zat yang stabil. Bila hari ini terjadi, partikel-partikelnya akan bersatu dan membesar. Hal ini akan menyebabkan terjadinya bagi pemisahan / koagolasi. Adakalanya kemampuan koloid berkogulasi ( menggumpal ) ini dibutuhkan untuk memudahkan dalam proses, contoh dalam pemurnian serum. Koagulasi kadang-kadang terjadi secara tidak disengaja tetapikadang kala memeng dibuat agar koloidnya pecah. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan pada koagulasi, yaitu:
1.       Cara pemanasan
Koloit jika dipanaskan akan menggumpal, karena dengan penambahan panas energi partikel semakin besar, sehingga tabrakan antar partikel lebih banyak dan membentuk ikatan akibatnya menggumpal. Misalkan pada serum, pemanasan dapat dilakukan dengan penambahan asam cuka 3 %, lalu dipanaskan dan kemudian diamati, setelah itu protein-protein serum akan mengendap dan kemudian akan mengalami denaturasi.
2.       Elektroforesis
Koloid yang diberi arus listrik akan menuju elektroda yang bermuatan berlawanan, maka partikel koloid akan netral dan selanjutnya menggendap disekitar elektroda.
3.       Penambahan elektrolid
Koagulasi adalah suatu keadaan dimana koloit menjadi tidak stabil. Dengan penambahan elektrolid, koloid akan menyerap ion- ion tertentu sehingga terjadi koagulasi. Misalkan dengan penambahan amonium sulfat mengedap sehingga terbentuk globulin.
4.       Mencampur dua macam koloit yang memiliki muatan yang berbeda.
Dengan menambah garam-garam yang berbeda yaitu garam asam dan garam basah yang bermuatan.
            Sifat koloid pada serum
1.      Koagolasi
Jika dalam waktu tertentu koloid didiamkan maka akan terpenguruh gaya grafitasi bumi sehingga partikel ini akan turun kedasar bejana. Proses koagolasi kolojid bisa dipercepat dengan alat sentrivugal. Alat ini akan memutasr koloid dengan cepat sehingga partikel didorong kedasr bejana.
Aplikasi: Dalam pembuatan serum.
2.      Sifat koligatif
Terutama dalam medium  (fase pendispersi) cair sifat ini sebagaimana sifat koligatif pada larutan. Makusdnya unsur non-figuratif darah diperoleh sesudah unsur figuratif dipisahkan. Secara garisbesar, pasma atau serum ini terdiri atas air sebagai pelarut dan berbagai bahan terlarut yang ada didalamnya.
Bahan yang terlarut dalam serum diantaranya:
v  Ion-ion anorganik
Ion-ion anorganik yang terdapat didalam serum terdiri atas ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Kation yang teropenting adalah Na+, K+, Mg2+, Ca2+, H+. Selain itu, dalam jumlah yang jauh lebih kecil juga terdapat logam besi (Fe), tembaga (Cu) dan Zn.
v  Senyawa organik dengan ukuran molekul nisbi kecil
Selain berbagai ion dadalam darah juga ditemukan berbagai senyawa organik dengan ukuran molekul relatif kecil. Contoh glukosa, memang banyak diperoleh dari makanan. Akan tetapi tubuh dapat membuat glukosa sendiri dengan berbagai cara dan kemampuan ini sangat penting untuk bertahan hidup.
v  Protein, yang merupakan senyawa dengan ukuran molekul  besar, bahkan raksasa.
Senyawa ini tergolong kedalam biomakromolekul, artinya molekul besar yang mempunyai fungsi biologis. Senyawa lain yang tergolong kedalam biomakromolekul ialah asam nukleat seperti DNA, atau RNA.













KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Atas berkat rahmat Allah YME, dan juga atas limpahan taufiknya maka dengan ini kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan topik “Destabilitas Koloid” ini dengan baik. Adapun makalah ini disusun untuk memudahkan dan mengkaji pokok-poko permasalahan destabilitas koloid pada serum.
Tidak pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini, terutama kepada Dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan kepada kami.
Makalh ini disusun berdasarkan daftar kutipan dan sumbangsih pikiran dari teman-teman dari mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam mengerjakan makalah ini. Tujuan makalah ini dibuat tidak lain hanyalah untuk meningkatkan daya kreatifitas dari mahasiswa sendiri dan untuk meningkatkan daya IPTEK dari mahasiswa.
Demikian makalah ini kami buat, dan tentunya terdapat kekurangan dan kelebihan. Oleh karena itu segala kritik dan saran pembaca akan kami terima dengan tangan terbuka.
Wassalamualaikum. Wr. Wb.

                                                                        Surabaya, 4 juni 2004
                                                                                   

                                                                                                Penulis






















BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
v  Koloid adalah suatu sistem yang terdiri dari fase terdispersi dan fase pendispersi. Serum adalah unsur larutan yang berwarna kuning jernih yang diperoleh dengan membiarkan penggumpalan spontan dari unsuir figuratif. Terutama pada medium (fase pendispensi cair, serum ini terdiri atas air sebagai pelarut dan berbagai bahan terlarut yang ada didalamnya.
v  Destabilitas koloid pada serum dapat dilakukan dengan 4 cara:
1.      Cara pemanasan
2.      Elektroforesis
3.      Penambahan elektrolid
4.      Mencampur dua macam koloid yang memiliki muatan yang berbeda.
v  Sifat koloid pada serum:
1.      Sifat kologatif
2.      Koagolasi






Previous
Next Post »

Translate