adalah banyaknya
radiasi sinar – x atau sinar - g yang
menimbulkan ionisasi di udara pada 0,001293 g udara sebanyak satu satuan muatan
elektrostatik
Massa
0,001293 g udara adalah massa 1 cm3 udara pada 0oC dan
tekanan 760 mmHg
Satuan Roentgen hanya
berlaku bagi sinar – x dan sinar - g
Satuan
Roentgen tidak menunjukkan banyaknya radiasi yang diserap oleh jaringan
adalah
dosis penyerapan energi radiasi sebanyak 100 erg bagi setiap gram jaringan
1
rad = 100 erg / g
= 0,01 J / kg
adalah
dosis radiasi apa saja yang menyebabkan penyerapan energi 1 Joule pada 1 kg zat
penyerap
1
Gy = 1 J / kg
= 100 rad
Hubungan
antara rad dan Roentgen :
Rad = R x F
F
adalah suatu konstanta yang nilainya bergantung pada besarnya energi radiasi
dan jenis jaringan (lunak atau tulang), nilainya dapat dilihat pada Tabel
berikut
Voltage Saringan rad/R
KV Filter Lunak Tulang
50 2 mm Al 0,92 4,2
70 2 mm Al 0,92 4,1
100 2 mm Al 0,93 4,0
150 0,5 mm Cu 0,94 2,3
200 1,0 mm Cu 0,95 1,5
200 Thoracus I 0,95 1,5
250 Thoracus II 0,96 1,1
300 Thoracus III 0,96 1,05
Cs 137 0,96 0,93
Co 60
Banyaknya
radiasi yang diberikan sama tetapi dosis yang diserap berbeda.
Contoh:
Pada penyinaran dengan 100
kV sinar-x, jaringan lunak dan tulang diberi 500 R, maka dosis ysng diserap
oleh masing-masing jaringan :
Untuk jaringan lunak
dosis : 500 x 0,93 = 463 rad
Untuk tulang dosis : 500 x 4,0 = 2000 rad
Jadi
dosis radiasi yang diberikan sama tetapi
dosis yang diserap berbeda.
adalah
perbandingan dosis sinar-x 250 kV dengan dosis
radiasi lain yang memberikan efek biologis yang sama.
Contoh :
Efek biologis dari 100 rad suatu radiasi sama dengan 300 rad 250 kV sinar-x maka RBE suatu
radiasi tersebut = 300/100 = 3
adalah
banyaknya ekivalen dosis.
Ekivalen
dosis = rad x faktor kualitas radiasi (RBE).
Rem = rad x RBE
Satuan
Rem digunakan untuk proteksi radiasi
Satuan
rad dan RBE digunakan untuk radio
terapi.
Efek Somatis Efek Genetis
Efek ionisasi Efek
Biokimia (terjadi mutasi gen
Dosis 25 –150 rem
Sel-sel
terionisasi Jaringan tubuh
sebagian
Besar
mengandung air
Molekul-molekulnya
Pecah Terionisasi
(H+ dan OH-)
Terjadi kerusakan sel
Kerusakan sel
Efek
somatis bergantung pada :
1.
Besarnya radiasi yang diserap
2.
Respon jaringan terhadap radiasi
Makin aktif suatu sel berproliferasi (memperbanyak diri dengan cara
pembelahan) makin sensitif pula sel tersebut terhadap radiasi.
Berdasarkan
Hukum Bergonie – Tribondeau, Tumor
dibagi dalam 3 golongan :
a.
Tumor ganas radiosensitif :
Mudah
dihancurkan dengan dosis penyinaran
antara 3000 – 4000 rad dalam waktu 3 – 4 minggu
b.
Tumor ganas
radioresponsif :
Dapat
dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 4000 – 5000 rad dalam 4 – 5 minggu
c.
Tumor ganas radioresisten:
Sukar
dihancurkan walaupun dengan dosis > 6000 rad
Padahal
dosis 6000 rad melebihi batas toleransi jaringan sehat sekitarnya.
(i)
Prinsip terapi radiasi
(ii)
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam terapi
radiasi
(iii)
Perencanaan terapi radiasi
Menimbulkan
kerusakan pada jaringan tumor sebesar mungkin seraya memberikan kerusakan
seminimal mungkin pada jaringan sehat sekitarnya.
a.
Jenis radiasi
Sinar
– x voltage tinggi, uranium, radium, cobalt dsb.
b.
Jenis sel
Sel-sel
embrional atau bukan
c.
Lingkungan sel
Apakah
terjamin adanya penyaluran darah di sekitar sel tersebut atau tidak
d.
RBE
RBE
yang sangat tinggi (> 1) mempunyai kemampuan mematikan sel lebih besar.
Faktor
RBE untuk berbagai radiasi
Radiasi RBE
Sinar –
x 0,1 – 100 MeV atau sinar g 1
Elektron
0,1 – 100 MeV atau sinar b 1
Neutron
berkecepatan tinggi 5
Neutron
10 MeV 10
Proton
sampai 10 MeV 10
Sinar a 10
Tumor pada kulit radiasi voltage rendah/menengah
Tumor di bawah kulit radiasi voltage tinggi
Tumor jauh di bawah kulit radiasi super voltage
Terapi
voltage rendah : 50 kV
Terapi
voltage menengah : 100 – 140 kV
Terapi
voltage tinggi : 200 – 400 kV
Terapi super voltage : 1000 kV ke atas
Energi radiasi sebanding dengan voltage
Semakin
tinggi energi radiasi semakin besar daya tembusnya.
Dengan teknik penyinaran yang
tepat akan diperoleh distribusi dosis yang baik (distribusi dosis pada tumor
harus merata dan lebih tinggi daripada dosis jaringan sekitarnya).
*. Harus diperhatikan agar tidak terjadi dosis yang berlebihan pada
jaringan sehat
*. Lapangan penyinaran makin kecil berarti toleransi jaringan makin tinggi
Efek radiasi menyebabkan kanker kulit ,
kanker darah
(10 – 20 tahun kemudian )
PERLU PROTEKSI RADIASI
*. Menetapkan dosis maksimum bagi pekerja radiasi
disebut MAXIMUM PERMISSIBLE DOSE (MPD)
*. Menetapkan DOSIS LIMIT
/ BATAS DOSIS bagi masyarakat umum
*. BATAS
DOSIS harganya 1/10 MPD
Dosis
maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi batas dosis bagi masyarakat
umum
Bagian tubuh Pekerja
radiasi Masy. umum
(MPD) (Batas dosis)
Seluruh tubuh, sumsum tulang, 5 rem 1 th, 3 rem 0,5
rem dlm
kelenjar kelamin
dlm 3 bulan setahun
Kulit, tulang, kelenjar thiroid 30 rem setahun 3 rem setahun
Tangan, lengan bag.bawah,
pangkal kaki 75
rem setahun 7,5 rem 1 th
Bagian lain dari tubuh 15 rem setahun 1,5
rem 1 th
Proteksi
radiasi ada 3 golongan :
1.
Proteksi radiasi terhadap penderita
*. Jaringan sehat di sekitarnya perlu dilindungi
(sekitar mata pakai timah hitam pelindung mata)
*. Memperhatikan jumlah dosis yang diberikan tak
berulang kali.
2.
Proteksi radiasi terhadap pekerja radiologi
*. Berdiri di belakang arah sinar
*.
Memakai film badge
*. Dilarang memegang tabung radium (Ra) atau
jarum radium dengan tangan
Berkaitan dengan peralatan sinar –
x hal-hal yang perlu diperhatikan untuk proteksi
terhadap pekerja
-. Filter
untuk mengurangi energi sinar – x yang dihasilkan oleh tabung sinar –
x (sebagai filter digunakan Al 3 mm)
-.
Kolimator
celah
yang mengatur luasan berkas sinar –x sesuai
yang diperlukan
-. Kualitas film
Harus
digunakan kualitas film yang baik (sensitif) agar diperoleh gambar yang jelas.
Jika
kualitas film kurang baik maka akan dibutuhkan intensitas sinar – x yang lebih
besar.
3.
Proteksi radiasi terhadap kedokteran nuklir
Untuk
mencapai tujuan proteksi, seorang dokter dalam bidang kedokteran nuklir harus
benar-benar mengetahui penggunaan zat radiofarmasi secara tepat, pemberian obat
radioaktif pada penderita yang memang memerlukan, dll.
Radioisotop
digolongkan ke dalam 2 bagian :
1.
radioisotop alam
Uranium
238U meluruh memancarkan sinar a, b, dan g yang pada akhirnya
membentuk unsur 206Pb yang stabil
2.
radioisotop buatan manusia
misalnya
: 60Co, 32P, 131I,
99mTc, 51Cr, 133Xe
*.
60Co dibuat dalam reaktor nuklir dengan menembaki unsur cobalt yang
stabil dengan neutron sehingga menjadi zat radioaktif dengan waktu paruh 5,3
tahun dan memancarkan sinar - g.
*.
99mTc (technetium meta stabil) dibuat dari 99Tc
(radioaktif alam) yang semula tidak memancarkan sinar ) kemudian memancarkan
sinar g.
Penggunaan
radioisotop dalam radioterapi :
1.
Pada terapi jarak dekat yaitu
terapi dengan meletakkan sumber radiasi pada permukaan atau di dalam tumor.
Misalnya
Ra (radium) dipakai untuk mengobati penyakit kulit. Pemakaian radium ini
memberikan keuntungan yaitu radiasi pada jaringan sekitarnya sedikit walaupun
dosis besar diberikan pada tumor. Kerugiannya yaitu memberikan radiasi pada
orang lain yang merawat penderita.
2.
Pada terapi secara sistemik dalam tubuh yaitu
terapi radiasi dengan menggunakan zat radioaktif yang mengikuti peredaran darah
sampai pada sasaran yang dituju.
Misalnya
penggunaan 131I dosis 4 – 10 mCi untuk pengobatan hiperthiroid, dan
dengan dosis 30 –100 mCi untuk pengobatan kanker thiroid.
Radioisotop yang digunakan dalam diagnostik klinik adalah 131I,
99mTc, 51Cr, 133Xe, 137 Ba
Prosedur dan penggunaan radioisotop tergantung pada organ
mana yang akan diteliti.
“
24 hours up take test of radio active iodine” suatu evaluasi fungsi
thiroid menggunakan detektor skintilasi. Daya serap iodine penderita kelenjar
gondok hipothiroid (hipoaktif) < euthotiroid (normal) < hiperthiroid
(hiperaktif).
Pada
pemeriksaan 24 jam up take, sehari sebelum pemeriksaan, penderita menelan
kapsul 131I kira-kira (8 mci). 24 jam kemudian dihitung jumlah 131I pada
thiroid dibandingkan dengan 131I standar.
Thiroid
Kounting x 100%
Standar
Nilai
yang diperoleh:
-euthiroid 10-40%, rata-rata 20%
-Hipothiroid kurang dari 10%
-Hiperthiroid lebih besar dari 40%
Zat
radioaktif yang disuntikkan kedalam darah akan banyak tertumpuk di dalam
jaringan tumor otak ketimbang jaringan sekitarnya
Disuntikkan
500 MBq (setara dengan 15 mCi) 99mTc sesudah kira-kira dua jam
dengan menggunakan Gamma kamera diambil bayangan kepala dari arah depan,
belakang dan sisi kiri dan kanan.
Untuk
mengetahui sistem peredaran darah paru-paru digunakan gas radioaktif 133 Xe
dengan umur paruh 5,3 hari. Dengan ini dapat diketahui disribusi maupun lamanya
material tertinggal dalam paru-paru.
10
mCi 137Ba (umur paruh 127 detik) disuntikkan ke dalam vena subklavia
dan detektor dipasang pada tempat yang dibutuhkan.
ConversionConversion EmoticonEmoticon