Salam Sehat dan Harmonis

-----

RADIASI PENGION


6.  RADIASI PENGION
6.1. Satuan Dosis
(i) Satu Roentgen (R)
 








 adalah banyaknya radiasi sinar – x atau sinar - g yang menimbulkan ionisasi di udara pada 0,001293 g udara sebanyak satu satuan muatan elektrostatik

Massa 0,001293 g udara adalah massa 1 cm3 udara pada 0oC dan tekanan 760 mmHg

Satuan Roentgen hanya berlaku bagi sinar – x dan sinar - g

Satuan Roentgen tidak menunjukkan banyaknya radiasi yang diserap oleh jaringan

(ii) Satu Rad
 


adalah dosis penyerapan energi radiasi sebanyak 100 erg bagi setiap gram jaringan
1 rad = 100 erg / g
         = 0,01 J / kg



(iii) Satu Gray (Gy)
 


adalah dosis radiasi apa saja yang menyebabkan penyerapan energi 1 Joule pada 1 kg zat penyerap
1 Gy = 1 J / kg
        = 100 rad

Hubungan antara rad dan Roentgen :
 

        Rad = R x F

F adalah suatu konstanta yang nilainya bergantung pada besarnya energi radiasi dan jenis jaringan (lunak atau tulang), nilainya dapat dilihat pada Tabel berikut

Voltage   Saringan                  rad/R
  KV        Filter               Lunak      Tulang
      
50            2 mm Al          0,92         4,2
       70            2 mm Al          0,92         4,1
       100          2 mm Al          0,93         4,0
       150          0,5 mm Cu      0,94         2,3
       200          1,0 mm Cu      0,95         1,5
       200          Thoracus I       0,95         1,5
       250          Thoracus II     0,96         1,1
       300          Thoracus III    0,96         1,05
       Cs 137                             0,96         0,93
       Co 60                                                     
                      

Banyaknya radiasi yang diberikan sama tetapi dosis yang diserap berbeda.

Contoh:
Pada penyinaran dengan 100 kV sinar-x, jaringan lunak dan tulang diberi 500 R, maka dosis ysng diserap oleh masing-masing jaringan :

Untuk jaringan lunak         dosis : 500 x 0,93 = 463 rad
Untuk tulang                      dosis : 500 x 4,0   = 2000 rad

Jadi dosis  radiasi yang diberikan sama tetapi dosis yang diserap berbeda.

(iv) RBE ( Relative Biological Effectiveness )    

adalah perbandingan dosis sinar-x 250 kV dengan dosis  radiasi lain yang memberikan efek biologis yang sama.


Contoh :
Efek biologis dari 100 rad suatu radiasi sama dengan      300 rad 250 kV sinar-x maka RBE suatu radiasi tersebut = 300/100 = 3


(v) REM ( Rad Equivalent Man )     

adalah banyaknya ekivalen dosis.

Ekivalen dosis = rad  x  faktor kualitas radiasi (RBE).
 

Rem = rad x RBE

Satuan Rem     digunakan  untuk proteksi radiasi
Satuan rad dan RBE  digunakan untuk radio terapi.

6.2. Efek Biologis yang Ditimbulkan oleh Radiasi
 





               
Efek Somatis                                Efek Genetis
 


Efek ionisasi           Efek Biokimia                    (terjadi mutasi gen
                                                                     Dosis 25 –150 rem

Sel-sel terionisasi         Jaringan tubuh sebagian

                                      Besar mengandung air
 

Molekul-molekulnya
 Pecah                              Terionisasi
                                          (H+ dan OH-)
 

Terjadi kerusakan sel

                                           Kerusakan sel




Efek somatis bergantung pada :
1.   Besarnya radiasi yang diserap
2.   Respon jaringan terhadap radiasi

Hukum Bergonie – Tribondeau :
 


Makin aktif suatu sel berproliferasi (memperbanyak diri dengan cara pembelahan) makin sensitif pula sel tersebut terhadap radiasi.

Berdasarkan Hukum Bergonie – Tribondeau,  Tumor dibagi dalam 3 golongan :

a.   Tumor ganas radiosensitif :
Mudah dihancurkan dengan dosis  penyinaran antara 3000 – 4000 rad dalam waktu 3 – 4 minggu

b.   Tumor  ganas radioresponsif :
Dapat dihancurkan dengan dosis penyinaran antara 4000 – 5000 rad dalam 4 – 5 minggu

c.    Tumor ganas radioresisten:
Sukar dihancurkan walaupun dengan dosis > 6000 rad

Padahal dosis 6000 rad melebihi batas toleransi jaringan sehat sekitarnya.

 


6.3. Terapi Radiasi
 


(i)                         Prinsip terapi radiasi
(ii)                     Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam terapi radiasi
(iii)                  Perencanaan terapi radiasi

Prinsip terapi radiasi 


    Menimbulkan kerusakan pada jaringan tumor sebesar mungkin seraya memberikan kerusakan seminimal mungkin pada jaringan sehat sekitarnya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam terapi radiasi
 


a.    Jenis radiasi
Sinar – x voltage tinggi, uranium, radium, cobalt dsb.
b.   Jenis sel
Sel-sel embrional atau bukan
c.    Lingkungan sel
Apakah terjamin adanya penyaluran darah di sekitar sel tersebut atau tidak
d.   RBE
RBE yang sangat tinggi (> 1) mempunyai kemampuan mematikan sel lebih besar.


Faktor RBE untuk berbagai radiasi
 

Radiasi                                            RBE
 

        Sinar – x 0,1 – 100 MeV atau sinar g             1
        Elektron 0,1 – 100 MeV atau sinar b             1
        Neutron berkecepatan tinggi                          5
        Neutron 10 MeV                                             10
        Proton sampai 10 MeV                                   10
        Sinar a                                                            10

Perencanaan terapi radiasi
a. Menetapkan letak dan luas tumor
 





Tumor pada kulit                radiasi voltage rendah/menengah
Tumor di bawah kulit                  radiasi voltage tinggi
Tumor jauh di bawah kulit                     radiasi super voltage
Klasifikasi radioterapi :
 


Terapi voltage rendah        : 50 kV
Terapi voltage menengah   : 100 – 140 kV
Terapi voltage tinggi          : 200 – 400 kV

Terapi super voltage           : 1000 kV ke atas


Energi radiasi sebanding dengan voltage

Semakin tinggi energi radiasi semakin besar daya tembusnya.


b. Teknik penyinaran dan distribusi dosis
 


Dengan teknik penyinaran yang tepat akan diperoleh distribusi dosis yang baik (distribusi dosis pada tumor harus merata dan lebih tinggi daripada dosis jaringan sekitarnya).

c.Toleransi jaringan sehat
 


*. Harus diperhatikan agar tidak terjadi dosis yang berlebihan pada jaringan sehat
*. Lapangan penyinaran makin kecil berarti toleransi jaringan makin tinggi
6.4. Proteksi radiasi
 



Efek radiasi               menyebabkan kanker kulit , kanker darah
  (10 – 20 tahun kemudian )

 PERLU PROTEKSI RADIASI

*. Menetapkan dosis maksimum bagi pekerja radiasi disebut MAXIMUM PERMISSIBLE DOSE (MPD)
*. Menetapkan DOSIS LIMIT / BATAS DOSIS bagi masyarakat umum
*. BATAS DOSIS harganya 1/10 MPD



Dosis maksimum yang diperkenankan bagi pekerja radiasi batas dosis bagi masyarakat umum
 

Bagian tubuh                          Pekerja radiasi                Masy. umum
                                                        (MPD)             (Batas dosis)
 

Seluruh tubuh, sumsum tulang,     5 rem 1 th, 3 rem          0,5 rem dlm
kelenjar kelamin                             dlm  3 bulan                setahun
                                                         
Kulit, tulang, kelenjar thiroid        30 rem setahun             3 rem setahun

Tangan, lengan bag.bawah,
pangkal kaki                                    75 rem setahun             7,5 rem 1 th

Bagian lain dari tubuh                    15 rem setahun             1,5 rem 1 th


Proteksi radiasi ada 3 golongan :
1.    Proteksi radiasi terhadap penderita
*. Jaringan sehat di sekitarnya perlu dilindungi (sekitar mata pakai timah hitam pelindung mata)
*. Memperhatikan jumlah dosis yang diberikan tak berulang kali.

2.    Proteksi radiasi terhadap pekerja radiologi
*. Berdiri di belakang arah sinar
*. Memakai film badge
*. Dilarang memegang tabung radium (Ra) atau jarum   radium dengan tangan




Berkaitan dengan peralatan sinar – x                      hal-hal yang perlu diperhatikan untuk proteksi terhadap pekerja

-. Filter
untuk mengurangi energi  sinar – x yang dihasilkan oleh tabung sinar – x (sebagai filter digunakan Al 3 mm)
-. Kolimator
celah yang mengatur luasan berkas sinar –x sesuai   yang diperlukan
-. Kualitas film
Harus digunakan kualitas film yang baik (sensitif) agar diperoleh gambar yang jelas.
Jika kualitas film kurang baik maka akan dibutuhkan intensitas sinar – x yang lebih besar.

3.    Proteksi radiasi terhadap kedokteran nuklir
Untuk mencapai tujuan proteksi, seorang dokter dalam bidang kedokteran nuklir harus benar-benar mengetahui penggunaan zat radiofarmasi secara tepat, pemberian obat radioaktif pada penderita yang memang memerlukan, dll.







7.  RADIOISOTOP DALAM KEDOKTERAN
7.1. Penggunaan radioisotop dalam radioterapi
 




Radioisotop digolongkan ke dalam 2 bagian :

1.    radioisotop alam
Uranium 238U meluruh memancarkan sinar a, b, dan g yang pada akhirnya membentuk unsur 206Pb yang stabil

2.    radioisotop buatan manusia
misalnya : 60Co, 32P,  131I, 99mTc, 51Cr, 133Xe
*. 60Co dibuat dalam reaktor nuklir dengan menembaki unsur cobalt yang stabil dengan neutron sehingga menjadi zat radioaktif dengan waktu paruh 5,3 tahun dan memancarkan sinar - g.
*. 99mTc (technetium meta stabil) dibuat dari 99Tc (radioaktif alam) yang semula tidak memancarkan sinar ) kemudian memancarkan sinar g.

Penggunaan radioisotop dalam radioterapi :
1.       Pada terapi jarak dekat yaitu terapi dengan meletakkan sumber radiasi pada permukaan atau di dalam tumor.
Misalnya Ra (radium) dipakai untuk mengobati penyakit kulit. Pemakaian radium ini memberikan keuntungan yaitu radiasi pada jaringan sekitarnya sedikit walaupun dosis besar diberikan pada tumor. Kerugiannya yaitu memberikan radiasi pada orang lain yang merawat penderita.
2.       Pada terapi secara sistemik dalam tubuh yaitu terapi radiasi dengan menggunakan zat radioaktif yang mengikuti peredaran darah sampai pada sasaran yang dituju.
Misalnya penggunaan 131I dosis 4 – 10 mCi untuk pengobatan hiperthiroid, dan dengan dosis 30 –100 mCi untuk pengobatan kanker thiroid.

7.2. Penggunaan radioisotop dalam diagnostik klinik
 


Radioisotop yang digunakan dalam diagnostik klinik adalah 131I, 99mTc, 51Cr, 133Xe, 137 Ba
Prosedur dan penggunaan radioisotop tergantung pada organ mana yang akan diteliti.
1. Kelenjar Thiroid
 



24 hours up take test of radio active iodine” suatu evaluasi fungsi thiroid menggunakan detektor skintilasi. Daya serap iodine penderita kelenjar gondok hipothiroid (hipoaktif) < euthotiroid (normal) < hiperthiroid (hiperaktif).




Pada pemeriksaan 24 jam up take, sehari sebelum pemeriksaan, penderita menelan kapsul 131I kira-kira (8 mci). 24 jam kemudian dihitung jumlah 131I pada thiroid dibandingkan dengan 131I standar.

        Thiroid Kounting            x      100%
               Standar    
Nilai yang diperoleh:
        -euthiroid 10-40%, rata-rata 20%
        -Hipothiroid kurang dari 10%
        -Hiperthiroid lebih besar dari 40%
2.Tumor Otak
 



Zat radioaktif yang disuntikkan kedalam darah akan banyak tertumpuk di dalam jaringan tumor otak ketimbang jaringan sekitarnya
Disuntikkan 500 MBq (setara dengan 15 mCi) 99mTc sesudah kira-kira dua jam dengan menggunakan Gamma kamera diambil bayangan kepala dari arah depan, belakang dan sisi kiri dan kanan.







3. Sirkulasi udara dalam paru-paru
 


Untuk mengetahui sistem peredaran darah paru-paru digunakan gas radioaktif 133 Xe dengan umur paruh 5,3 hari. Dengan ini dapat diketahui disribusi maupun lamanya material tertinggal dalam paru-paru.
4.Fungsi jantung
 


10 mCi 137Ba (umur paruh 127 detik) disuntikkan ke dalam vena subklavia dan detektor dipasang pada tempat yang dibutuhkan.





   




Previous
Next Post »

Translate