LAPORAN PENDAHULUAN
OEDEMA PARU
Adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya
cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan parenkim paru..
Etiologi
Secara umum penyebab oedema paru adalah
akibat peningkatan tekanan hidrostatik dan atau peningkatan permeabilitas
kapiler paru.
Faktor penyebab Oedema paru meliputi
gangguan sistemik. Penyakit/gangguan yang menyebabkan peningkatan tekanan
kapiler paru meliputi :
Gangguan Faal
Paru
-
Kerusakan pembuluh darah paru
-
Edema paru neurogenik
-
Oedema paru akibat peningkatan
tekanan udara (barotrauma) misalnya di ketinggian.
Gangguan
Jantung (Kardiogenik)
-
Gagal jantung Kanan
-
Gagal Jantung Congestif
-
Kerusakan katup jantung
(stenosis mitral)
Sedangkan gangguan yang dapat mengakibatkan
peningkatan permeabiltas kapiler paru antara lain :
Insufisiensi paru pasca trauma
Aspirasi cairan lambung
Sepsis
Pneumonia
Overdosis heroin
Luka bakar inhalasi (thermal atau kimiawi)
Toksisitas oksigen
Tenggelam/hampir tenggelam
Emboli lemak
Uremia
Pancreatitis
Dan lain-lain
Keseluruhan faktor diatas dapat meimbulkan
Oedema paru melalui mekanisme :
Gagal
Jantung kanan/Kongestif
|
Gangguan
ginjal
Trauma
luas
Terapi
cairan overload
|
Aspirasi
cairan lambung
Sepsis
Pneumonia
|
Aliran
balik darah paru terhambat
|
Rudapaksa
Pemakaian
heroin
Tempat
tinggi
|
Luka
bakar inhalasi
Oksigen
konsentrasi >>
Emboli
lemak
Uremia
|
Peningkatan
tekanan intrakapiler pulmonal
|
Sindrom
kongesti vena
Efek
Neurogenik
|
Pancreatitis
Tenggelam
Permeabilitas
kapiler >>
|
Perembesan
cairan intravaskuler à Interstisiel
|
Peningkatan
tek. Kapiler > Tek. Interstisiel
|
Timbunan
pada alveoli
|
|
OEDEMA PARU
|
|
|
Distensi
intrapulmonal >>
|
|
Pecahnya
pembuluh darah
|
|
Peningkatan
kerusakan jaringan paru
|
|
|
|
Gangguan
Pertukaran Gas
|
|
Bersihan
Jalan nafas tak efektif
|
Devisit
Vol Cairan
|
|
Nutrisi
kurang dari kebutuhan
|
Gangguan
Aktivitas
|
|
Resiko
tinggi Injuri
|
|
|
|
|
Bantuan
Pernafasan :
Pemasangan
Ventilator
|
|
|
|
|
Kerusakan
pertukaran gas b.d pengesetan ventilator tak tepat
|
Gangguan
komunikasi verbal b.d penempatan selang endotrakeal
|
Ansietas
b.d rasa takut akan kematian, lingkungan kritis, tindakan pemasangan
ventilator
|
|
|
|
Nyeri
b.d letak selang endotrakeal
|
Resiko
tinggi perubahan perfusi b.d ventilasi tekanan positif, Hipotensi
|
Resiko
tinggi terhadap infeksi b.d pemasangan selang endotrakeal
|
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Identitas :
Umur
: Klien dewasa dan bayi
cenderung mengalami dibandingkan remaja/dewasa muda
Riwayat Masuk
Klien biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak
nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi/tidak. Kesadaran
kadang sudah menurun dan dapat terjadi dengan tiba-tiba pada trauma. Berbagai
etiologi yang mendasar dengan masing-masik tanda klinik mungkin menyertai klien
Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi penyakit sistemik atau berdampak
sistemik seperti sepsis, pancreatitis,
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ
vital bawaan serta penyakit ginjal mungkin ditemui pada klien
Pengkajian
1.
Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun
(akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2.
Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektif : Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi,
batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru,
3.
Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah
vasokontriksi, kualitas darah menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara
jantung tambahan
4.
Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif : GCS menurun, refleks menurun/normal,
letargi
5.
Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal,
retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasan
6.
Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
7.
Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
Studi Laboratorik :
Hb :
menurun/normal
Analisa Gas Darah :
acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar karbon darah
meningkat/normal
Elektrolit :
Natrium/kalsium menurun/normal
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
Bersihan
jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses penyakit, kelemahan
dan kelelahan
Tujuan : Jalan nafas dapat dipertahankan
kebersihannya
Kriteria : Suara nafas bersih, ronchii
tidak terdengar pada seluruh lapang paru
|
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
-
Auskultasi bunyi nafas tiap
2-4 jam
-
Lakukan hisap lendir bila
ronchii terdengar
-
Monitor humidivier dan suhu
ventilator
-
Monitor status hidrasi klien
-
Monitor ventilator tekanan
dinamis
-
Beri Lavase cairan garam
faali sesuai indikasi untuk
-
Beri fisioterapi dada sesuai
indikasi
-
Beri bronkodilator
-
Ubah posisi, lakukan postural
drainage
|
1)
Monitoring produksi sekret
2)
Tekanan penghisapan tidak
lebih 100-200 mmHg. Hiperoksigenasi dengan 4-5 kali pernafasn dengan O2
100 % dan hiperinflasi dengan 1 ½ kali VT menggunakan resusitasi
manual atau ventilator. Auskultasi bunyi nafas setelah penghisapan
3)
Oksigen lembab merngasang
pengenceran sekret. Suhu ideal 35-37,8OC
4)
Mencegah sekresi kental
5)
Peningkatan tekanan tiba-tiba
mungkin menunjukkan adanya perlengketan jalan nafas
6)
Memfasilitasi pembuangan
sekret
7)
Memfasilitasi pengenceran dan
penge-luaran sekret menuju bronkus utama
8)
Memfasilitasi pengeluaran
sekret menuju bronkus utama
|
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan
pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses penyakit, atau pengesetan
ventilator tidak tepat
Tujuan : Pertukaran gas jaringan paru
optimal
Kriteria : Gas Darah Arteri dalam keadaan
normal
|
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
-
Periksa AGD 10-30 menit
setelah pengesetan ventilator atau setelah adanya perubahan ventilator
-
Monitor AGD atau oksimetri
selama periode penyapihan
-
Kaji apakah posisi
tertentu menimbulkan ketidaknyamanan pernafasan
-
Monitor tanda hipoksia dan
hiperkapnea
|
1)
AGD diperiksa sebagai
evaluasi status pertukaran gas; menunjukkan konsentrasi O2 &
CO2 darah
2)
Periode penyapihan rawan
terhadap perubahan status oksigenasi
3)
Dalam berbagai kondisi,
ketidak-nyamanan dapat mempengaruhi
klinis penderita
4)
Hipoksia dan hiperkapnea
ditandai adanya gelisah dan penurunan kesadaran, asidosis, hiperventilasi,
diaporesis dan keluhan sesak meningkat
|
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan
komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakeal
Tujuan : Klien dan petugas kesehatan
dapat berkomunikasi secara efektif selama pemasangan selang endotrakeal
Kriteria : Klin dan perawat menentukan
dan menggunakan metodayang tepat untuk berkomunikasi, tidak terjadi hambatan
komunikasi berarti, menggunakan metode yang tepat
|
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
-
Jelaskan lingkungan, semua
prosedur, tujuan dan alat yang berhubungan dengan klien
-
Berikan bel atau papan
catatan serta alat tulis untuk momunikasi
-
Ajukan pertanyaan tertutup
-
Yakinkan pasien bahwa suara
akan kembali bila endotrakela dilepas
|
1)
Mengurangi kebingungan klien
dan meminimalisasi adanya komunikasi yang sulit antara klien dan perawat
2)
Sebagai media komunikasi
antara klien dan perawat
3)
Menghindari komunikasi tidak
efektif
4)
Mengurangi kecemasan yang
mungkin timbul akibat kehilangan suara
|
Diagnosa Keperawatan :
Resiko
tinggi infeksi b.d pemasangan selang endotrakeal
Tujuan : Klien tidak mengalami infeksi nosokomial
Kriteria : tidak terdapat tanda-tanda
infeksi nosokomial
|
|
Rencana Tindakan
|
Rasional
|
Evaluasi warna, jumlah, konsistensi dan
bau sputum tiap kali penghisapan
-
Tampung spesimen untuk kultur
dan sensitivitas sesuai indikasi
-
Pertahankan teknis steril
selama penghisapan lendir
-
Ganti selang ventilator tiap
24 – 72 jam
-
Lakukan oral higiene
-
Palpasi sinus dan lihat
membrana mukosa selama demam yang tidak diketahui sebabnya
-
Monitor tanda vital terhadap
tanda infeksi
|
1)
Infeksi traktus respiratorius
dapat mengakibatkan sputum bertambah banyak, bau lebih menyengat, warna
berubah lebih gelap
2)
Memastikan adanya kuman dalam
sputum/jalan nafas
3)
Mengurangi resiko infeksi
nosokomial
4)
Mengurangai resiko infeksi
nosokomial
5)
Mengurangi resiko infeksi
nosokomial
6)
Perubahan membrana mukosa dan
adanya sinusitis mungkin menjadi indikasi adanya infeksi pernafasan
7)
Infeksi dapat dilihat dari
tanda umum/khusus organ
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon