Pelayanan KB
“KB Alamiah
metode kalender”
Di
Susun oleh :
Kelompok 3
Attik Fitrian D ( 2010.0661.056 )
Ifa
Nur Farida ( 2010.0661.066 )
Ria Lestari ( 2010.0661.086 )
Suheni Dwi Putri ( 2010.0661.096
)
Linda Anggraeni ( 2010.0661.101
)
Munawaroh ( 2010.0661.079 )
Sari Yuni
Anggraeni ( 2010.0661.090 )
Fakultas Ilmu Kesehatan
Prodi D3 Kebidanan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2011
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Pelayanan KB mengenai KB Alamiah Metode Kalender dapat kami susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pelayanan KB dengan dosen pembimbing Syuhrotut Taufiqoh S.ST Selain itu juga
diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya
mahasiswa D3
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini
kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan,
ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amien
Surabaya,28 Februari 2012
Penyusun
Daftar
Isi
Kata Pengantar ……………………………………………………………………. i
Daftar Isi ………………………………………………………………………….. .ii
BAB I : 1.1 latar Belakang ………………………………………………………....1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………..1
1.3 Tujuan ………………………………………………………………….2
BAB II : 2.1 Pengertian …………………………………………………………….3
2.2 Manfaat ……………………………………………………………….3
2.3 Keterbatasan ………………………………………………………….3
2.4 Efektifitas …………………………………………………………….4
2.5 Mekanisme Kerja Metode Kalender
…………………………….........4
2.6 Cara Menentukan Masa Aman Metode
Kalender ……………………5
2.7 Efek Samping …………………………………………………………7
BAB III : 3.1 Kesimpulan ………...………………………………………………..8
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………9
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Keluarga
Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan dan berapa
jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat dianjurkan
dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih bermutu
itu lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan KB
dapat memplaning masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih
terjamin karena sudah ada perencanaannya.
Di
Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu
masyarakat, untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia
pemilihan cara kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman,
murah dan praktis. Tapi sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan
sangat ideal bagi semua pihak, memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun
jauh lebih baik daripada tidak memakai kontrasepsi sama sekali.
Metode kalender atau pantang berkala merupakan
metode keluarga berencana alamiah
(KBA) yang paling tua. Pencetus KBA sistem kalender adalah dr. Knaus (ahli kebidanan dari
Vienna) dan dr. Ogino (ahli ginekologi dari
Jepang). Metode kalender ini
berdasarkan pada siklus haid/menstruasiwanita.
Knaus berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Sedangkan Ogino berpendapat bahwa ovulasi tidak
selalu terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi, tetapi dapat terjadi antara 12 atau 16 hari sebelum
menstruasi berikutnya. Hasil penelitian kedua ahli ini menjadi
dasar dari KBA sistem kalender
1.2 Rumusan
Masalah
Dari uraian diatas dapat dirumuskan masala :
1.
Apa
yang dimaksud KB metode kalender?
2.
Adakah
keterbatasan dalam menggunakan KB metode kalender?
3.
Bagaimana
keefektifan menggunakan KB metode kalender?
4.
Adakah
manfaat dan efek samping menggunakan KB metode kalender?
1.3 Tujuan
1.
Mahasiswa mampu mengerti dan paham mengenai pokok
bahasan KB metode kalender.
2.
Mahasiswa dapat menyebutkan keterbatasan apa saja
dalam menggunakan KB metode kalender.
3.
Mahasiswa dapat mengetahui keefektifan dalam
menggunakan KB metode kalender.
4.
Mahasiswa dapat mengetahui manfaat menggunakan KB
metode kalender dan
5.
Mahasiswa dapat mengetahui efek samping dalam
menggunakan KB metode kalender.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh
pasangan suami istri dengan tidak melakukan senggama atau pada masa subur atau ovulasi.
2.2 Manfaat
2.2.1 Kontrasepsi
a.
Dapat
digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan.
b.
Tidak ada
resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
c.
Tidak ada
efek samping sistemik.
d.
Murah atau
tanpa biaya
2.2.2 Nonkontrasepsi
a.
Meningkatkan
keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
b.
Menambah
pengetahuan tentang system reproduksi pada suami dan istri.
c.
Memungkinkan
mengeratkan relasi atau hubungan melalui peningkatan komunikasi antara suami
istri.
2.3 Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini juga memiliki keterbatasan,
antara lain:
a.
Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2.4 Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan
dengan baik dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh karena itu,
diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan
lebih efektif bila digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr.
Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila
dikombinasikan dengan metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita per tahun.
2.5 Mekanisme
Kerja Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada
kenyataan bahwa wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya
satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari
ke-14 dari haid yang akan datang.
Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini.
Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini.
2.5.1
Kemudahan Metode Kalender
Tampaknya metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam
prakteknya sukar menentukan pada saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit
wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi variasi,
lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus.
2.5.2
KesulitanMetode Kalender
Kesulitan cara ini adalah bahwa waktu yang tepat dari
ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari
pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau
sama sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada
wanita dengan haid teratur oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit)
ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
2.6 Cara Menentukan Masa
Aman Metode Kalender
Mula-mula dicatat lama
siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama siklus haid terpendek dan
terpanjang, kemudian siklus haid terpendek dikurangi dengan 18 hari, dan siklus
haid terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range
masa subur. Dalam waktu masa subut tersebut harus pantang senggama diluarnya
merupakan masa aman.
2.6.1
Cara menghitung hari
aman dan hari berpantang sistem kalender.
Siklus Terpendek
|
Hari Pertama Masa Subur
|
Siklus Terpanjang
|
Hari Terakhir Masa Subur
|
21 Hari
|
Hari ke 3
|
21
|
Hari ke 10
|
22 Hari
|
Hari ke 4
|
22
|
Hari ke 11
|
23 Hari
|
Hari ke 5
|
23
|
Hari ke 12
|
24 Hari
|
Hari ke 6
|
24
|
Hari ke 13
|
25 Hari
|
Hari ke 7
|
25
|
Hari ke 14
|
26 Hari
|
Hari ke 8
|
26
|
Hari ke 15
|
27 Hari
|
Hari ke 9
|
27
|
Hari ke 16
|
28 Hari
|
Hari ke 10
|
28
|
Hari ke 17
|
29 Hari
|
Hari ke 11
|
29
|
Hari ke 18
|
30 Hari
|
Hari ke 12
|
30
|
Hari ke 19
|
31 Hari
|
Hari ke 13
|
31
|
Hari ke 20
|
32 Hari
|
Hari ke 14
|
32
|
Hari ke 21
|
33 Hari
|
Hari ke 15
|
33
|
Hari ke 22
|
34 Hari
|
Hari ke 16
|
34
|
Hari ke 23
|
35 Hari
|
Hari ke 17
|
35
|
Hari ke 24
|
Setelah menentukan hari pertama haid,
hari pertama masa subur
dan terakhir masa subur, segeralah pindahkan ke kalender untuk ikut secara
ketat yaitu tidak bersenggama pada hari subur (tidak berpantangan).
2.6.2
Rumus atau Cara Menghitung Metode
Kalender
Hari pertama
dalam siklus haid
dihitung sebagai hari ke-1 dan masa subur adalah hari
ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid.
·
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Seorang wanita/istri mendapat haid mulai tanggal 9 Maret. Tanggal 9 Maret ini dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 Maret dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Maret. Jadi masa subur yaitu sejak tanggal 20 Maret hingga tanggal 24 Maret. Sehingga pada masa ini merupakan masa pantang untuk melakukan senggama. Apabila ingin melakukan hubungan seksual harus menggunakan kontrasepsi.
Jumlah hari
terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur. Jumlah hari
terpanjang selama 6 siklus haid
dikurangi 11. Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur.
Rumus :
Rumus :
·
Contoh:
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
Seorang wanita/istri mendapat haid dengan siklus terpendek 25 hari dan siklus terpanjang 30 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya).
ü
Langkah
1 : 25 – 18 = 7
ü
Langkah
2 : 30 – 11 = 19
Jadi masa
suburnya adalah mulai hari ke-7 sampai hari ke-19. Sehingga masa ini, suami
istri tidak boleh melakukan senggama.
Apabila ingin melakukan senggama
harus menggunakan kontrasepsi.
·
Contoh
:
Ibu Sisy mempunyai siklus haid yang tidak teratur. Setelah
dicatat selama 6 bulan – 12 bulan diperoleh siklus haid terpendek adalah 22
hari dan terpanjang 40 hari.
Bila ibu Sisy ingin memakai sistem kalender untuk mencegah
kehamilan, maka dengan memakai rumus diatas diperoleh :
ü Hari pertama subur = 22 – 18 hari = hari ke 4
ü Hari terakhir hari subur = 40 – 11 = hari ke 29
Lamanya berpantang koitus mulai hari ke 4 – hari ke 29
adalah selama 25 hari dalam satu bulan.
2.7 Efek Samping
a. Kemungkinan gagal cukup besar, terutama jika terjadi perubahan
siklus dan ovulasi.
b. Tidak bisa berhubungan badan sewaktu-waktu karena sudah
ditentukan hari yang aman dan tidak untuk hubungan badan. pada beberapa
pasangan hal ini akan mengganggu spontanitas dalam hubungan.
c. Butuh komitmen bersama dengan pasangan, demi suksesnya
metode kalender.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode kalender hanya dapat dipredksi
kapan masa subur wanita dalam siklus menstruasinya sehingga kemugkinan besar
bisa hamil. Metode ini memiliki banyak ketebatasan karena panjang siklus
menstruasinya. Oleh karena siklus menstruasi yang cukup teratur sangat
diperlukan untuk perkiraan waktu ovulasi yang dapat diandalkan, wanita dengan
kondisi jadwal menstruasi yang tidak teratur tidak dapat bergantung pada metode kalender.
DAFTAR
PUSTAKA
Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.
Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2005.
Lusa.
2010. Metode
Kalender atau Pantang Berkala
(Calendar Method Or Periodic Abstinence) http://www.lusa.web.id/metode-kalender-atau-pantang-berkala-calendar-method-or-periodic-abstinence/
diunduh 27 Februari 2012.
12:35 PM
ConversionConversion EmoticonEmoticon