PENDAHULUAN
Herpes genitalis merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha).
Ada dua macam tipe
HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital.
Infeksi HSV-2 sering ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan
rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan tipe 2
mengenai daerah genital. (1-4)
HSV dapat
menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari ginggivostomatitis sampai
keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin dan infeksi pada neonatus.
Komplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan perhatian dari beberapa ahli,
seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli kandungan, ahli mikrobiologi
dan lain sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih berat dan mempunyai riwayat
yang berbeda dengan infeksi rekuren.
Setelah terjadinya
infeksi primer virus mengalami masa laten atau stadium dorman, dan infeksi
rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus dorman ini yang kemudian menimbulkan
kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks fasial-oral rekuren atau herpes
labialis dikenali sebagai fever blister atau cold sore dan ditemukan pada
25-40% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi.
Herpes simpleks fasial-oral biasanya
sembuh sendiri. Tetapi pada penderita dengan imunitas yang rendah, dapat
ditemukan lesi berat dan luas berupa ulkus yang nyeri pada mulut dan esofagus.(3-6)
Virus herpes merupakan
sekelompok virus yang termasuk dalam famili herpesviridae yang mempunyai
morfologi yang identik dan mempunyai kemampuan untuk berada dalam keadaan laten
dalam sel hospes setelah infeksi primer. Virus yang berada dalam keadaan laten
dapat bertahan untuk periode yang lama bahkan seumur hidup penderita. Virus
tersebut tetap mempunyai kemampuan untuk mengadakan reaktivasi kembali sehingga
dapat terjadi infeksi yang rekuren. (4,5)
Prevalensi yang
dilaporkan dari herpes genitalis bergantung pada karakteristik demografis,
sosial ekonomi dan klinis dari populasi pasien yang pernah diteliti dan teknik
pemeriksaan laboratorium dan klinik digunakan untuk mendiagnosa. Studi seroepidemiologi menunjukkan disparitas yang lebar antara prevalensi
antibodi dan infeksi klinis, ini mengindikasikan bahwa banyak orang mendapat
infeksi subklinik. (6,7)
EPIDEMIOLOGI HERPES GENITALIS
Prevalensi anti bodi dari HSV-1 pada sebuah populasi bergantung pada faktor-faktor seperti negara, kelas sosial ekonomi dan usia. HSV-1 umumnya ditemukan pada daerah oral pada masa kanak-kanak, terlebih lagi pada kondisi sosial ekonomi terbelakang.
Prevalensi anti bodi dari HSV-1 pada sebuah populasi bergantung pada faktor-faktor seperti negara, kelas sosial ekonomi dan usia. HSV-1 umumnya ditemukan pada daerah oral pada masa kanak-kanak, terlebih lagi pada kondisi sosial ekonomi terbelakang.
Kebiasaan, orientasi seksual dan gender mempengaruhi HSV-2. HSV-2 prevalensinya
lebih rendah dibanding HSV-1 dan lebih sering ditemukan pada usia dewasa yang
terjadi karena kontak seksual. Prevalensi HSV-2 pada usia dewasa meningkat dan
secara signifikan lebih tinggi Amerika Serikat dari pada Eropa dan kelompok
etnik kulit hitam dibanding kulit putih. Seroprevalensi HSV-2 adalah 5 % pada
populasi wanita secara umum di inggris, tetapi mencapai 80% pada wanita
Afro-Amerika yang berusia antara 60-69 tahun di USA.(5-7)
Herpes genital mengalami
peningkatan antara awal tahun 1960-an dan 1990-an. Di inggris laporan pasien
dengan herpes genital pada klinik PMS meningkat enam kali lipat antara tahun
1972-1994. Kunjungan awal pada dokter yang dilakukan oleh pasien di Amerika
Serikat untuk episode pertama dari herpes genital meningkat sepuluh kali lipat mulai dari 16.986 pasien
di tahun 1970 menjadi 160.000 di tahun 1995 per 100.000 pasien yang
berkunjung.(7)
Disamping itu lebih
banyaknya golongan wanita dibandingkan pria disebabkan oleh anatomi alat
genital (permukaan mukosa lebih luas pada wanita), seringnya rekurensi pada
pria dan lebih ringannya gejala pada pria. Walaupun demikian, dari jumlah
tersebut di atas hanya 9% yang menyadari akan penyakitnya.
Studi pada tahun
1960 menunjukkan bahwa HSV-1 lebih sering berhubungan dengan kelainan oral dan
HSV-2 berhubungan dengan kelainan
genital. Atau dikatakan HSV-1 menyebabkan
kelainan di atas pinggang dan VHS-2 menyebabkan kelainan di bawah pinggang.
Tetapi didapatkan juga jumlah signifikan genital herpes 30-40% disebabkan
HSV-1.
HSV-2 juga
kadang-kadang menyebabkan kelainan oral, diduga karena meningkatnya kasus
hubungan seks oral. Jarang didapatkan kelainan oral karena VHS-2 tanpa infeksi
genital. Di Indonesia, sampai saat ini belum ada angka yang pasti, akan tetapi
dari 13 RS pendidikan Herpes
genitalismerupakan PMS (Penyakit
Menular Seksual) dengan gejala ulkus genital
yang paling sering dijumpai.(4,8,9)
ETIOLOGI HERPES GENITALIS
Herpes genitalis disebabkan oleh HSV atau herpes virus hominis (HVH), yang merupakan anggota dari famili herpesviridae. Adapun tipe-tipe dari HSV :
Herpes genitalis disebabkan oleh HSV atau herpes virus hominis (HVH), yang merupakan anggota dari famili herpesviridae. Adapun tipe-tipe dari HSV :
1. Herpes simplex virus tipe I :
pada umunya menyebabkan lesi atau luka pada sekitar wajah, bibir, mukosa mulut,
dan leher.
2. Herpes simplex virus tipe II :
umumnya menyebabkan lesi pada genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan
paha).
Herpes simplex
virus tergolong dalam famili herpes virus, selain HSV yang juga termasuk dalam
golongan ini adalah Epstein
Barr (mono) dan varisela zoster yang
menyebabkan herpes zoster dan varicella. Sebagian besar kasus herpes genitalis
disebabkan oleh HSV-2, namun tidak menutup kemungkinan HSV-1 menyebabkan
kelainan yang sama.(1,4,5)
Pada umumnya
disebabkan oleh HSV-2 yang penularannya secara utama melalui vaginal atau anal
seks. Beberapa tahun ini, HSV-1 telah lebih sering juga menyebabkan herpes
genital. HSV-1 genital menyebar lewat oral seks yang memiliki cold sore pada
mulut atau bibir, tetapi beberapa kasus dihasilkan dari vaginal atau anal
seks.(7,9)
PATOGENESIS HERPES GENITALIS
HSV-1 dan HSV-2 adalah termasuk dalam famili herphesviridae, sebuah grup virus DNA rantai ganda lipid-enveloped yang berperanan secara luas pada infeksi manusia. Kedua serotipe HSV dan virus varicella zoster mempunyai hubungan dekat sebagai subfamili virus alpha-herpesviridae.
HSV-1 dan HSV-2 adalah termasuk dalam famili herphesviridae, sebuah grup virus DNA rantai ganda lipid-enveloped yang berperanan secara luas pada infeksi manusia. Kedua serotipe HSV dan virus varicella zoster mempunyai hubungan dekat sebagai subfamili virus alpha-herpesviridae.
Alfa herpes virus
menginfeksi tipe sel multiple, bertumbuh cepat dan secara efisien menghancurkan
sel host dan infeksi pada sel host. Infeksi pada natural host ditandai oleh
lesi epidermis, seringkali melibatkan permukaan mukosa dengan penyebaran virus
pada sistem saraf dan menetap sebagai infeksi laten pada neuron, dimana dapat
aktif kembali secara periodik. Transmisi infeksi HSV seringkali berlangsung
lewat kontak erat dengan pasien yang dapat menularkan virus lewat permukaan
mukosa.(5,7)
Infeksi HSV-1
biasanya terbatas pada orofaring, virus menyebar melalui droplet pernapasan,
atau melalui kontak langsung dengan saliva yang terinfeksi. HSV-2 biasanya
ditularkan secara seksual. Setelah virus masuk ke dalam tubuh hospes, terjadi
penggabungan dengan DNA hospes dan mengadakan multiplikasi serta menimbulkan
kelainan pada kulit.
Waktu itu pada hospes
itu sendiri belum ada antibodi spesifik. Keadaan ini dapat mengakibatkan
timbulnya lesi pada daerah yang luas dengan gejala konstitusi berat.
Selanjutnya virus menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf
regional dan berdiam di sana serta bersifat laten. Infeksi orofaring HSV-1
menimbulkan infeksi laten di ganglia trigeminal, sedangkan infeksi genital
HSV-2 menimbulkan infeksi laten di ganglion sakral.
Bila pada suatu
waktu ada faktor pencetus (trigger factor), virus akan mengalami reaktivasi dan
multiplikasi kembali sehingga terjadilah infeksi rekuren. Pada saat ini dalam
tubuh hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan
gejala konstitusinya tidak seberat pada waktu infeksi primer.
Faktor pencetus tersebut
antara lain adalah trauma atau koitus, demam, stres fisik atau emosi, sinar UV,
gangguan pencernaan, alergi makanan dan obat-obatan dan beberapa kasus tidak
diketahui dengan jelas penyebabnya. Penularan hampir selalu melalui hubungan
seksul baik genito genital, ano genital maupun oro genital.
Infeksi oleh HSV
dapat bersifat laten tanpa gejala klinis dan kelompok ini bertanggung jawab
terhadap penyebaran penyakit. Infeksi dengan HSV dimulai dari kontak virus
dengan mukosa (orofaring, serviks, konjungtiva) atau kulit yang abrasi.
Replikasi virus dalam sel epidermis daan dermis menyebabkan destruksi seluler
dan keradangan.(1,3,4,9,)
GEJALA KLINIK HERPES GENITALIS
Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal (saat inisial episode berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9 hari setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah asimptomatik. Simptom dari infeksi awal (saat inisial episode berlangsung pada saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9 hari setelah infeksi, meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama setelah diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1 dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Tanda utama dari
genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus.
Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha.
Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut
juga outbreaks, muncul dalam
dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa
minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
·
Nyeri dan disuria
·
Uretral dan vaginal
discharge
·
Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
·
Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
·
Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda (sign) :
·
Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi
dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
·
Limfadenopati inguinal
·
Faringitis
·
Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala.
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala.
Erupsi dapat
didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai
influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel
dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering
pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang
terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer.
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer.
Faktor pencetus
antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan,
kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui
penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan
menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf
di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf
ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat
terjadinya outbreaks (1,4,12).
Mengenai gambaran klinis dari herpes
progenitalis : gejaia klinis herpes
progenital dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan
imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi :
Infeksi primer —- stadium laten —-
replikasi virus —- stadium rekuren
Manifestasi klinik dari
infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi
primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya
terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala
dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam
manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
PEMERIKSAAN LABORATORIUM HERPES
GENITALIS
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.(1,4)
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.(1,4)
A. Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan
Tes POCK )
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:(1)
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:(1)
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
C. Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta.
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta.
Pada herpes
genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat
timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun
virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel.
Jika titer dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam
waktu 24-48 jam.(1,4)
DIAGNOSIS HERPES GENITALIS
Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2. diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2. diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Tes darah yang
mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu
memuaskan. Virus kadangkala, namun tak selalu, dapat dideteksi lewat tes
laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan menggunakan swab untuk
memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang dicurigai sebagai
herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini
erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas
lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk
chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan.
Komplikasi yang
timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine,
meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada
kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada
trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit,
ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis.
Herpes genital
primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan
sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan
mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer.
Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi
anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital (1,4,7,14).
DIAGNOSA BANDING HERPES GENITALIS (1,5,11)
·
Ulkus durum : ulkus indolen dan teraba indurasi
·
Ulkus mole : ulkus kotor, merah dan nyeri
·
Sifilis : ulkus lebih besar, bersih dan ada indurasi
·
Balanopostitis : biasanya disertai tanda-tanda radang yang
jelas
·
Skabies : rasa gatal lebih berat, kebanyakan pada anak-anak
·
Limfogranuloma venereum : ulkus sangat nyeri didahului
pembengkakan kelenjar inguinal.
KOMPLIKASI HERPES GENITALIS
Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama. Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut herpes okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat juga disebabkan HSV-2. Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutaan. (3,10,12)
Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi outbreaks herpes genital yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama. Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut herpes okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat juga disebabkan HSV-2. Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk kebutaan. (3,10,12)
Wanita hamil yang
menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes dapat
meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata.(12) Bila pada
kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena
virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan
kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas
60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada
mata. (3,10)
PENATALAKSANAAN HERPES GENITALIS
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
·
menjaga kebersihan lokal
·
menghindari trauma atau faktor pencetus. (11)
Penggunaan
idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebesar 5% sampai 40%
dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Namun, pengobatan ini memiliki beberapa
efek samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi
kulit dapat juga terjadi.(14)
Meskipun tidak ada
obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat
anti viral untuk menangani gejala dan membantu mencegah terjadinya outbreaks.
Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada partner seksual.
Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah 12)
·
Asiklovir (Zovirus)
·
Famsiklovir
·
Valasiklovir (Valtres)
Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5)
Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.(4,5,9)
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.(4,5,9)
Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari. Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.(4,5)
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari. Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.(4,5)
Herpes genitalis adalah
kondisi umum terjadi yang dapat membuat penderitanya tertekan. Pada penelitian
in vitro yang dilakukan Plotkin (1972), Amstey dan Metcalf (1975), serta
penelitian in vivo oleh Friedrich dan Matsukawa (1975), povidone iodine
terbukti merupakan agen efektif melawan virus tersebut. Friedrich dan Matsukawa
juga mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari povidone iodine dalam
larutan aqua untuk mengobati herpes genital. (15)
Pusat pengawasan
dan pencegahan penyakit/ CDC (Center For Disease Control and Prevention),
merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk orang yang
mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun.(16)
Beberapa ahli
kandungan mengambil sikap partus dengan cara sectio caesaria bila pada saat
melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya
dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah ketuban pecah.
Pemakaian asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan. (3,10)
Sejauh ini pilihan
sectio caesaria itu cukup tinggi dan studi yang dilakukan menggarisbawahi
apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital yang
subklinis, namun hingga studi tersebut selesai, tak ada rekomendasi yang dapat
diberikan. (7)
PENCEGAHAN HERPES GENITALIS
Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan herpes oral. (4,12)
Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif mencegah HSV. Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan melakukan kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan herpes oral. (4,12)
Secara ringkas ada
5 langkah utama untuk pencegahan herpes genital yaitu (1)
1. Mendidik seseorang
yang berisiko tinggi untuk mendapatkan herpes genitalis dan PMS lainnya untuk
mengurangi transmisi penularan.
2. Mendeteksi kasus
yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik.
3. Mendiagnosis,
konsul dan mengobati individu yang terinfeksi dan follow up dengan tepat.
4. Evaluasi, konsul
dan mengobati pasangan seksual dari individu yang terinfeksi.
5. Skrining disertai
diagnosis dini, konseling dan pengobatan sangat berperan dalam pencegahan.
PROGNOSIS HERPES GENITALIS
Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya. Pada orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan tumor di sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama, menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa. Terapi antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.(1,3,4)
Kematian oleh infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi kambuhnya. Pada orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit dengan tumor di sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang lama, menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan fatal. Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa. Terapi antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes genitalis.(1,3,4)
KESIMPULAN tentang HERPES GENITALIS
Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
Herpes genital merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren. Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian kecil dapat pula oleh tipe 1.
Perjalanan Penyakit
termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan
utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa
terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi
seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes
genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel
berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat
ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan
pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari
herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari
trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes
genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan
lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
1 Saenang RH, Djawad K, Amin S.
Herpes Genetalis. Dalam: Amiruddin MD, editor. Penyakit Menular seksual.
Makassar: Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedoktera Univesitas
Hasanuddin; 2004. hal.179-196.
2 Douglas, Fleming, Quillan M, Johnson E.R, Nahmias A.J, Aral SO, et al. Herpes Simplex Virus Type 2 in the United States 1976 – 1994. In the New England Journal of Medicine, Vol.337(Number 16), Massachutes : Massachutes Medical Society, Oktober 16 1997, p 1105-11.
3 Sutardi H. Herpes Simplex Manifestasi Klinis dan Pengobatan. Dalam: Ebers papyrus Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Univ.Tarumanagara, Vol 4 No.1 1998. Jakarta: Fakultas Kedokteran Tarumanagara; 1998.p.31-41.
4 Syahputra E, Harun E.S. Herpes Genetalis. Dalam : Berkala ilmu penyakit kulit dan kelamin Airlangga periodical of Dermeto-Venereology, vol.13 April 2001 No.1.Surabaya: Lab/SMF Penyakit Kulit & Kelamin FK Airlangga RSUD Dr.Soetomono;2001, p 45-53.
5 Marques AR, Straus SE, Herpes Simplex.In Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith ZA, Katzi, Editors.Fitzpatrick’s dermatology. In general medicine.6thed. New York: McGraw Hill Medical Publishing Divition:2003, p 2059-065.
6 Clutterbuck D, Genital Herpes. In Specialist training in sexually transmitted infection snd HIV. Edinburg, London, New York. 2004:Elsevien Mosby, p 139-151.
7 Corey L, Wald A, Genital herpes. In Sexually Transmitted Disease, Holmes K.K, Mardh PA, Sparling PF, Lemon SM, Stamn WE, Piot P, etc (ed) Third edition 2000. New York:McGraw-Hill, p 285-305.
8 About genital herpes; what is genital herpes?[online].2006.[cited 18 Dec 2006].[3] available from URL http://www.FAMVIR.com.
9 Martodihardjo S. Penanganan herpes Zoster dan herpes progenitalis. Dalam : Berkala ilmu penyakit kulit & kelamin Airlangga periodical of dermato-venereology. vol 13 No.3 Des 2001. Surabaya:Airlangga University press 2001. p 161-163.
10 Handoko R.P. Herpes Simpleks.dlm Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Djuanda Adhi, Hamzah M, Aisah S (ed).ed 3 cet.4 2004. Jakarta:Balai Penerbit FK UI, p359-361.
11 Siregar RS, Herpes simpleks dlm Atlas berwarna saripati penyakit kulit cet III Tahun 1996. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. P 92-93.
12 Genital herpes, [online].2005 october [cited Dec 12];[6 screens]. Available from http://www.NIAD-Health Matters.co.uk.
13 Herpes genital, Female herpes picture, [online].[cited 12 Dec 2006];[5 screens]. Available from http://www.herpes-coldsores-treatment-picture.com
14 Betadine vaginal douche vs idoxuridone melawan herpes, Ethical digest semijurnal farmasi & kedokteran. No.22 Th III. Dec 2005. p 15.
15 About genital herpes, what are the signs symptoms of the first outbreak of genital herpes?[online]2006. March[cited 2006 Dec 18],[3].available from URL http://www.FAMVIR.com.
16 Genital herpes treatment; what medication can be prescribed to manage genital herpes symptoms?[online]2006 March.[cited 2006 Dec 18].available from URL http://www.FAMVIR.com.
17 McMillan A. Ulcers and other conditions of the external genitalia. In: McMillan A, Young H, Ogilvie MM, Scott GR, editors. Sexually transmissible infections. Edinburgh: Saunders; 2002.p.549-65
2 Douglas, Fleming, Quillan M, Johnson E.R, Nahmias A.J, Aral SO, et al. Herpes Simplex Virus Type 2 in the United States 1976 – 1994. In the New England Journal of Medicine, Vol.337(Number 16), Massachutes : Massachutes Medical Society, Oktober 16 1997, p 1105-11.
3 Sutardi H. Herpes Simplex Manifestasi Klinis dan Pengobatan. Dalam: Ebers papyrus Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Univ.Tarumanagara, Vol 4 No.1 1998. Jakarta: Fakultas Kedokteran Tarumanagara; 1998.p.31-41.
4 Syahputra E, Harun E.S. Herpes Genetalis. Dalam : Berkala ilmu penyakit kulit dan kelamin Airlangga periodical of Dermeto-Venereology, vol.13 April 2001 No.1.Surabaya: Lab/SMF Penyakit Kulit & Kelamin FK Airlangga RSUD Dr.Soetomono;2001, p 45-53.
5 Marques AR, Straus SE, Herpes Simplex.In Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF, Goldsmith ZA, Katzi, Editors.Fitzpatrick’s dermatology. In general medicine.6thed. New York: McGraw Hill Medical Publishing Divition:2003, p 2059-065.
6 Clutterbuck D, Genital Herpes. In Specialist training in sexually transmitted infection snd HIV. Edinburg, London, New York. 2004:Elsevien Mosby, p 139-151.
7 Corey L, Wald A, Genital herpes. In Sexually Transmitted Disease, Holmes K.K, Mardh PA, Sparling PF, Lemon SM, Stamn WE, Piot P, etc (ed) Third edition 2000. New York:McGraw-Hill, p 285-305.
8 About genital herpes; what is genital herpes?[online].2006.[cited 18 Dec 2006].[3] available from URL http://www.FAMVIR.com.
9 Martodihardjo S. Penanganan herpes Zoster dan herpes progenitalis. Dalam : Berkala ilmu penyakit kulit & kelamin Airlangga periodical of dermato-venereology. vol 13 No.3 Des 2001. Surabaya:Airlangga University press 2001. p 161-163.
10 Handoko R.P. Herpes Simpleks.dlm Ilmu penyakit kulit dan kelamin, Djuanda Adhi, Hamzah M, Aisah S (ed).ed 3 cet.4 2004. Jakarta:Balai Penerbit FK UI, p359-361.
11 Siregar RS, Herpes simpleks dlm Atlas berwarna saripati penyakit kulit cet III Tahun 1996. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. P 92-93.
12 Genital herpes, [online].2005 october [cited Dec 12];[6 screens]. Available from http://www.NIAD-Health Matters.co.uk.
13 Herpes genital, Female herpes picture, [online].[cited 12 Dec 2006];[5 screens]. Available from http://www.herpes-coldsores-treatment-picture.com
14 Betadine vaginal douche vs idoxuridone melawan herpes, Ethical digest semijurnal farmasi & kedokteran. No.22 Th III. Dec 2005. p 15.
15 About genital herpes, what are the signs symptoms of the first outbreak of genital herpes?[online]2006. March[cited 2006 Dec 18],[3].available from URL http://www.FAMVIR.com.
16 Genital herpes treatment; what medication can be prescribed to manage genital herpes symptoms?[online]2006 March.[cited 2006 Dec 18].available from URL http://www.FAMVIR.com.
17 McMillan A. Ulcers and other conditions of the external genitalia. In: McMillan A, Young H, Ogilvie MM, Scott GR, editors. Sexually transmissible infections. Edinburgh: Saunders; 2002.p.549-65
Posted by: Indonesian
Children | August 10, 2009
HERPES GENITALIS : PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Herpes genital
merupakan penyakit infeksi akut pada genital dengan gambaran khas berupa
vesikel berkelompok pada dasar eritematosa, dan cenderung bersifat rekuren.
Umumnya disebabkan oleh herpes simpleks virus tipe 2 (HSV-2), tetapi sebagian
kecil dapat pula oleh tipe 1.
Herpes genitalis
merupakan infeksi pada genital dengan gejala khas berupa vesikel yang
berkelompok dengan dasar eritem bersifat rekuren. Herpes genitalis terjadi pada
alat genital dan sekitarnya (bokong, daerah anal dan paha). Ada dua macam tipe
HSV yaitu : HSV-1 dan HSV-2 dan keduanya dapat menyebabkan herpes genital.
Infeksi HSV-2 sering ditularkan melalui hubungan seks dan dapat menyebabkan
rekurensi dan ulserasi genital yang nyeri. Tipe 1 biasanya mengenai mulut dan
tipe 2 mengenai daerah genital.
HSV dapat menimbulkan serangkaian penyakit, mulai dari
ginggivostomatitis sampai keratokonjungtivitis, ensefalitis, penyakit kelamin
dan infeksi pada neonatus. Komplikasi tersebut menjadi bahan pemikiran dan
perhatian dari beberapa ahli, seperti : ahli penyakit kulit dan kelamin, ahli
kandungan, ahli mikrobiologi dan lain sebagainya. Infeksi primer oleh HSV lebih
berat dan mempunyai riwayat yang berbeda dengan infeksi rekuren. Setelah
terjadinya infeksi primer virus mengalami masa laten atau stadium dorman, dan
infeksi rekuren disebabkan oleh reaktivasi virus dorman ini yang kemudian
menimbulkan kelainan pada kulit. Infeksi herpes simpleks fasial-oral rekuren
atau herpes labialis dikenali sebagai fever blister atau cold sore dan
ditemukan pada 25-40% dari penderita Amerika yang telah terinfeksi. Herpes
simpleks fasial-oral biasanya sembuh sendiri. Tetapi pada penderita dengan
imunitas yang rendah, dapat ditemukan lesi berat dan luas berupa ulkus yang
nyeri pada mulut dan esofagus.
Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Perjalanan Penyakit termasuk keluhan utama dan keluhan tambahan. Umumnya kelainan klinis/keluhan utama adalah timbulnya sekumpulan vesikel pada kulit atau mukosa dengan rasa terbakar dan gatal pada tempat lesi, kadang-kadang disertai gejala konstitusi seperti malaise, demam, dan nyeri otot.
Diagnosis herpes genital secara klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisisk jika gejalanya khas dan pemeriksaan laboratorium.
Pengobatan dari herpes genital secara umum bisa dengan menjaga kebersihan lokal, menghindari trauma atau faktor pencetus. Adapun obat-obat yang dapat menangani herpes genital adalah asiklovir, valasiklovir, famsiklovir.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang dewasa.
Kematian oleh
infeksi HSV jarang terjadi. Infeksi inisial dini yang segera diobati mempunyai
prognosis lebih baik, sedangkan infeksi rekuren hanya dapat dibatasi frekuensi
kambuhnya. Pada orang dengan gangguan imunitas, misalnya penyakit-penyakit
dengan tumor di sistem retikuloendotelial, pengobatan dengan imunosupresan yang
lama, menyebabkan infeksi ini dapat menyebar ke alat-alat dalam dan fatal.
Prognosis akan lebih baik seiring dengan meningkatnya usia seperti pada orang
dewasa. Terapi antivirus efektif menurunkan manifestasi klinis herpes
genitalis.
Herpes Genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di
daerah kelamin, kulit di sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus
herpes simpleks.
Penyebabnya
adalah virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 dan HSV-2.
HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan bisa ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata).
Luka herpes biasanya tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
Kejadian penyakit
ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara
tuntas dan sering kumat-kumatan, dan dapat menimbulkan komplikasi pada saat
hamil dan persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks
tipe 1 dan tipe 2.
·
tipe 1 : keganasan rendah, menyerang terutama sekitar mulut
·
tipe 2 : ganas, menyerang alat kelamin
·
penyebab : virus Herpes Simpleks
·
perantara : manusia, bahan yang tercemar virus
·
tempat virus keluar : penis, vagina, anus, mulut
·
cara penularan : kontak langsung
·
tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, mulut
Pada wanita
penyakit ini biasanya tanpa gejala, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan
hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. masa inkubasi 3-5 hari,
kemudian pada daerah kemaluan timbul gerombolan vesikel, di atas kulit
kemerahan dan dirasakan nyeri, bila pecah meninggalkan bekas. Sering disertai
pembesaran kelenjar yang nyeri. Penyakit sembuh dalam 2-3 minggu. Penyakit
sering kumat, timbul pada tempat yang sama dan biasanya lebih ringan dari
gejala infeksi pertama. Faktor yang mempengaruhi kekambuhan biasanya adalah
kelelahan fisik dan stress mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan
seksual yang berlebihan dengan banyak pasangan meningkatkan kemungkinan
berhubungan dengan orang yang sudah kena. Komplikasi pada wanita hamil dapat
ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan, dapat menyebabkan
keguguran, kematian janin atau cacad permanen. Di samping itu, dapat pula
menyebabkan kanker serviks.
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah
terinfeksi.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Gejala awal biasanya berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil, yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan nyeri dan membentuk keropeng.
Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan
ketika berjalan akan timbul nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar getah bening selangkangan biasanya agak membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yang tidak
disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk divulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan
seksual melalui anus, maka
lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya
penderita infeksi HIV), luka herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian
tubuh lainnya, menetap selama beberapa minggu atau lebih dan resisten terhadap pengobatan dengan asiklovir.
Gejala-gejalanya cenderung kambuh kembali di daerah yang
sama atau di sekitarnya, karena virus menetap di saraf panggul terdekat dan
kembali aktif untuk kembali menginfeksi kulit.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atauherpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
HSV-2 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf panggul. HSV-1 mengalami pengaktivan kembali di dalam saraf wajah dan menyebabkan fever blister atauherpes labialis. Tetapi kedua virus bisa menimbulkan penyakit di kedua daerah tersebut.
Infeksi awal oleh salah satu virus akan memberikan kekebalan parsial terhadap virus lainnya, sehingga gejala dari virus kedua tidak terlalu berat.
Infeksi awal dari 63% HSV-2 dan 37% HSV-1 adalah
asimptomatik. Simptom dari infeksi awal (saat inisial episode berlangsung pada
saat infeksi awal) simptom khas muncul antara 3 hingga 9 hari setelah infeksi,
meskipun infeksi asimptomatik berlangsung perlahan dalam tahun pertama setelah
diagnosa di lakukan pada sekitar 15% kasus HSV-2. Inisial episode yang juga
merupakan infeksi primer dapat berlangsung menjadi lebih berat. Infeksi HSV-1
dan HSV-2 agak susah dibedakan.
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
- Nyeri dan disuria
- Uretral dan vaginal discharge
- Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
- Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
- Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda :
- Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
- Limfadenopati inguinal
- Faringitis
- Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks(1,4,12)
Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi :
Infeksi primer ? stadium laten ? replikasi virus ? stadium rekuren. (9)
Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
Tanda utama dari genital herpes adalah luka di sekitar vagina, penis, atau di daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul di skrotum, bokong atau paha. Luka dapat muncul sekitar 4-7 hari setelah infeksi.(6,15)
Gejala dari herpes disebut juga outbreaks, muncul dalam dua minggu setelah orang terinfeksi dan dapat saja berlangsung untuk beberapa minggu. Adapun gejalanya sebagai berikut : (1,4,6,12)
- Nyeri dan disuria
- Uretral dan vaginal discharge
- Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala)
- Limfadenopati yang nyeri pada daerah inguinal
- Nyeri pada rektum, tenesmus
Tanda :
- Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi dengan krusta tergantung pada tingkat infeksi.
- Limfadenopati inguinal
- Faringitis
- Cervisitis
a. Herpes genital primer
Infeksi primer biasanya terjadi seminggu setelah hubungan seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Tetapi lebih banyak terjadi setelah interval yang lama dan biasanya setengah dari kasus tidak menampakkan gejala. Erupsi dapat didahului dengan gejala prodormal, yang menyebabkan salah diagnosis sebagai influenza. Lesi berupa papul kecil dengan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel dan cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yang tidak nyeri, lebih sering pada glans penis, preputium, dan frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat.(1)
b. Herpes genital rekuren
Setelah terjadinya infeksi primer klinis atau subklinis, pada suatu waktu bila ada faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi kembali sehingga terjadilah lagi rekuren, pada saat itu di dalam hospes sudah ada antibodi spesifik sehingga kelainan yang timbul dan gejala tidak seberat infeksi primer. Faktor pencetus antara lain: trauma, koitus yang berlebihan, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yang merangsang, alkohol, dan beberapa kasus sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus dapat menjadi aktif dan menyebabkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf di tubuh kita, ketika virus terpicu untuk aktif, maka akan bergerak dari saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri dan dapat timbul luka di tempat terjadinya outbreaks(1,4,12)
Mengenai gambaran klinis dari herpes progenitalis : gejaia klinis herpes progenital dapat ringan sampai berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi :
Infeksi primer ? stadium laten ? replikasi virus ? stadium rekuren. (9)
Manifestasi klinik dari infeksi HSV tergantung pada tempat infeksi, dan status imunitas host. Infeksi primer dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV -2, yang biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala dan tanda sistemik dan sering menyebabkan komplikasi. (3,5)
Berbagai macam manifestasi klinis:(5,7)
1. infeksi oro-fasial
2. infeksi genital
3. infeksi kulit lainnya
4. infeksi okular
5. kelainan neurologist
6. penurunan imunitas
7. herpes neonatal
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.
Pemeriksaan laboratorium yang paling sederhana adalah Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yang lain adalah sebagai berikut.
A.
Histopatologis
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yang terpengaruh dan inflamasi pada dermis menjadi infiltrat dengan leukosit dan eksudat sereus yang merupakan kumpulan sel yang terakumulasi di dalam stratum korneum membentuk vesikel.(1)
B. Pemeriksaan serologis ( ELISA dan Tes POCK )
Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan:
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
1. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 dan HSV-2.
2. Tes POCK untuk HSV-2 yang sekarang mempunyai sensitivitas yang tinggi.
C.
Kultur virus
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.
Kultur virus yang diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih merupakan prosedur pilihan yang merupakan gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus pada stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik dari pada bila diambil dari lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren hasil kultur cepat menjadi negatif, biasanya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi karena kurangnya pelepasan virus, perubahan imun virus yang cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen cukup tinggi, maka hasil positif dapat terlihat dalam waktu 24-48 jam.
DIAGNOSIS
Secara
klinis ditegakkan dengan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan
dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan tanda dihubungkan dengan HSV-2.
diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis jika gejalanya
khas dan melalui pengambilan contoh dari luka (lesi) dan dilakukan pemeriksaan
laboratorium. Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun
hasilnya tidak terlalu memuaskan. Virus kadangkala, namun tak selalu, dapat
dideteksi lewat tes laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan dengan
menggunakan swab untuk memperoleh material yang akan dipelajari dari luka yang
dicurigai sebagai herpes.(1,11,12)
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis. Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital
Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas lagi, penderita harus dideteksi dengan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid dan kandidiasis. Konfirmasi virus dapat dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yang timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis pada kehamilan dapat menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur dan pertumbuhan janin terhambat pada trimester kedua kehamilan dan pada neonatus dapat terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis. Herpes genital primer HSV 2 dan infeksi HSV-1 ditandai oleh kekerapan gejala lokal dan sistemik prolong. Demam, sakit kepala, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % dari kaum pria dan 70% dari wanita dengan penyakit HSV-2 primer. Berbeda dengan infeksi genital episode pertama, gejala, tanda dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital
PENGOBATAN
·
Tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan herpes
genitalis, tetapi pengobatan bisa memperpendek lamanya serangan.
·
Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus
mengkonsumsi obat anti-virus dosis rendah. Pengobatan akan efektif jika dimulai
sedini mungkin, biasanya 2 hari setelah timbulnya gejala.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan oral atau krim untuk dioleskan langsung ke luka herpes.
·
Obat ini mengurangi jumlah virus yang hidup di dalam luka
sehingga mengurangi resiko penularan. Obat ini juga bisa meringankan gejala
pada fase awal. Tetapi pengobatan dini pada serangan pertama tidak dapat
mencegah kambuhnya penyakit ini.’
·
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi
herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, seperti :
- menjaga kebersihan lokal
- menghindari trauma atau faktor pencetus.
- menjaga kebersihan lokal
- menghindari trauma atau faktor pencetus.
·
Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks
secara lokal sebesar 5% sampai 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat.
Namun, pengobatan ini memiliki beberapa efek samping, di antaranya pasien akan
mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit dapat juga terjadi.(14)
·
Meskipun tidak ada obat herpes genital, penyediaan layanan
kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral untuk menangani gejala dan
membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko
menularnya herpes pada partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes
genital adalah 12)
- Asiklovir (Zovirus)
- Famsiklovir
- Valasiklovir (Valtres)
- Asiklovir (Zovirus)
- Famsiklovir
- Valasiklovir (Valtres)
·
Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta mempercepat penyembuhan.(4,5)
·
Valasiklovir
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.
Valasiklovir adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai 54%.oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.
·
Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus untuk fosforilase menjadi monofosfat dan sering terjadi resistensi silang dengan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga memiliki potensi pemberian dosis satu kali sehari.
Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme dengan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini di metabolisme dengan baik.
·
Herpes genitalis adalah kondisi umum terjadi yang dapat
membuat penderitanya tertekan. Pada penelitian in vitro serta penelitian
in vivo, povidone iodine terbukti merupakan agen efektif melawan virus
tersebut, mendapatkan hasil memuaskan secara klinis dari povidone iodine dalam
larutan aqua untuk mengobati herpes genital.
·
CDC (Center For Disease Control and Prevention),
merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital untuk orang yang
mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun.
·
Beberapa ahli kandungan mengambil sikap partus dengan cara
sectio caesaria bila pada saat melahirkan diketahui ibu menderita infeksi ini.
Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam
setelah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir pada ibu hamil tidak dianjurkan.
·
Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu cukup tinggi dan
studi yang dilakukan menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif
menurunkan herpes genital yang subklinis, namun
KOMPLIKASI
·
Infeksi herpes genital biasanya tidak menyebabkan
masalah kesehatan yang serius pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan
sistem imunitasnya tidak bekerja baik, bisa terjadi outbreaks herpes genital
yang bisa saja berlangsung parah dalam waktu yang lama. Orang dengan sistem
imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes pada mata yang disebut herpes
okuler. Herpes okuler biasanya disebabkan oleh HSV-1 namun terkadang dapat juga
disebabkan HSV-
·
Herpes dapat menyebabkan penyakit mata yang serius termasuk
kebutaan.
Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas 60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
Wanita hamil yang menderita herpes dapat menginfeksi bayinya. Bayi yang lahir dengan herpes dapat meninggal atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu mendapat perhatian serius karena virus dapat melalui plasenta sampai ke sirkulasi fetal serta dapat menimbulkan kerusakan atau kematian pada janin. Infeksi neonatal mempunyai angka mortalitas 60%, separuh dari yang hidup menderita cacat neurologis atau kelainan pada mata.
PENCEGAHAN
·
Hingga saat ini tidak ada satupun bahan yang efektif
mencegah HSV. Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan
masih dapat terjadi pada daerah yang tidak tertutup kondom ketika terjadi
ekskresi virus. Spermatisida yang berisi surfaktan nonoxynol-9 menyebabkan HSV
menjadi inaktif secara invitro. Di samping itu yang terbaik, jangan melakukan
kontak oral genital pada keadaan dimana ada gejala atau ditemukan herpes oral.
Pencegahan
·
Mendeteksi kasus yang tidak diterapi, baik simtomatik atau
asimptomatik.
·
Mendidik seseorang yang berisiko tinggi untuk mendapatkan
herpes genitalis dan PMS lainnya untuk mengurangi transmisi penularan.
·
Mendiagnosis, konsul dan mengobati individu yang terinfeksi
dan follow up dengan tepat.
·
Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari
individu yang terinfeksi.
·
Skrining disertai diagnosis dini, konseling dan pengobatan
sangat berperan dalam pencegahan.
REFERENSI
·
Corey L, Wald A, Genital herpes. In Sexually Transmitted
Disease, Holmes K.K, Mardh PA, Sparling PF, Lemon SM, Stamn WE, Piot P, etc
(ed) Third edition 2000. New York:McGraw-Hill, p 285-305.
·
About genital herpes; what is genital
herpes?[online].2006.[cited 18 Dec 2006].[3] available from URL http://www.FAMVIR.com.
·
Herpes genital, Female herpes picture, [online].[cited 12
Dec 2006];[5 screens]. Available from http://www.herpes-coldsores-treatment-picture.com
ConversionConversion EmoticonEmoticon