Makalah
Askeb Patologi
Sistem Pencernaan
![FAKULTAS ILMU KESEHATAN bintang](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg)
Di Susun oleh :
Kelompok 4
Artha
Rubiani C ( 2010.0661.055 )
Naily
Salsabiila ( 2010.0661.080 )
Suheni
Dwiani P (2010.0661096 )
Venica Hartono ( 2010.0661.098 )
Fakultas
Ilmu Kesehatan
Prodi
D3 Kebidanan
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan Rahmat serta Hidayah-Nya, sehingga makalah Askeb Patologi mengenai Sistem Pencernaanl dapat kami
susun.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Askeb Neonatus dengan dosen pembimbing Rachmawati Ika S. S.ST, M.Kes Selain itu juga
diharapkan bisa memberikan wawasan kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya
mahasiswa D3
Kebidanan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Dalam kesempatan ini
kami selaku penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu memberi bimbingan,
ilmu, dorongan, serta saran-saran kepada penyusun.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya
bahwa isi maupun penyajian makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Amien
Surabaya, 05 Maret 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Proses pencernaan
merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya
merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah
bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam tubuh.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan menjadi dua macam
seperti berikut :
1.
Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh
gigi dengan dibantu
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
lidah serta peremasan yang terjadi di lambung.
2.
Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan
pemecahan makanan oleh
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-
molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
enzim-enzim pencernaan dengan mengubah makanan yang ber-
molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.
Selama kehamilan
normal, saluran cerna dan organ-organ penunjangnya mengalami perubahan, baik
secara anatomi ( karena pembesaran uterus ) maupun secara fungsional (
penurunan gerak saluran alat cerna )
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Definisi
hiperemesis gravidarum?
2.
Patofisiologi
hiperemesis gravidarum?
3.
Manifestasi
klinis hiperemesis gravidarum?
4.
Tanda dan gejala hiperemesis gravidarum?
5.
Komplikasi
hiperemesis gravidarum?
6.
Efek
samping hiperemesis gravidarum?
1.3 Tujuan
1.
Dapat mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum.
2.
Dapat mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum.
3.
Dapat mengetahui manifetasi klinis hiperemesis gravidarum.
4.
Dapat mengetahui tanda gejala hiperemesis gravidarum.
5.
Dapat mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum.
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Hiperemesis
Gravidarum
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Adalah
muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.
Keluhan muntah kadang0kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat
memprengaruhi keadaan umum dan menggangu pekerjaan sehari-hari, berat badan
menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urine bahkan seperti gejala
penyakit Apendisitis, Pielititis, dan sebagainya.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Ada yang menyatakan bahwa, perasaan mual
adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi
pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini
tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis garavidarum yang merupakan
komplikasi mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus-menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita, tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor
hormonal. Yang jelas wanita yang sebelum kehamilan sudah menderita lambung
spastik dengan gejala tak suka makan dan mual, akan mengalami emesis gravidarum
yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium dan
Khlorida darah turun, demikian pula Khlorida air kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal
ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah
zat metabolik yang toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang
lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Mulai
terjadi pada trimester I. gejala klinik yang sering dijumpai adalah
nausea, muntah, penurunan berat badan, ptialisme ( salvasi yang berlebihan ),
tanda-tanda dehidrasi termasuk hipotensi postural dan takikardi. Pemeriksaan
laboratorium dapat dijumpai hiponatremi, hipokalemia dan peningkatan
hematokrit. Hipertiroid dan LFT yang abnormal juga dapat dijumpai.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan
gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan keluarga,
menarik diri dan depresi
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Secar klinis hiperemesis gravidarum dibedakan menjadi
3 tingkatan :
1. Tingkat I
Muntah yang terus-menerus timbul intoleransi terhadap
makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama
keluar makanan, lender dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir keluar
darah, nadi meningkat sampai 100x permenit, dan tekanan darah sistoloik
menurun. Mata cekung dan lidah kjering , turgor kulit berkuran, dan urine
sedikit tapi masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat segala yang dimakan dan diminim
dimuntahkan, haus hebat, subvebril, nadi cepat dan lebih dari 100-140x
permenit, tekanan darah sistoloik kurang dari 80 Mmhg, apatis, kulit pucat,
lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin dalam urine, dan berat badan
cepat menurun.
3. Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang yang
dimulai terjadi adalh gangguan kesadaran ( delirium-koma ) muntah berkurang
atau berhenti, tetapi dapat terjadi
ikterus, sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria
dalam urine.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Pada kehamilan dan Persalinan
Akibat
defisiensi thiamin ( B1 ) akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi nervus
ke6, nistagmus, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan
terjadi psikosis korsakoff ( amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas )
ataupun kematian. Oleh karena itu, hiperemesis tingkat III perlu
dipertimbangkan terminasi kehamilan.
1.2
Ulkus Peptikum
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Adalah suatu keadaan adanya borok pada esophagus,
lambung, duodenum. Insidensi ulkus peptikum pada kehamilan jarang dan kurang
lebih 90% kasus ulkus peptikum yang terjadi selama hamil adalah penyakit ulkus
peptikum kronis yang mengalami eksa serbasi. Keadaan ini disebakan oleh adanya
peningkatan sekresi asam lambung dan pepsin dan dijumpai adanya bakteri helicor bakter pilori.
Merupakan inflamasi kronik yang disebabkan oleh helicon bakter pilori, yang tampak
seperti spiral, tetapi bukan berupa spirocaeta,disbanding seperti bacillus yang
berkoloni pada bagian mukosa antral. Sistim imun tidak dapat membersihkan
infeksi yang terjadi walaupun dengan adanya antibody. Dengan demikian bakteri
tersebut dapat menyebabkan gastritis kronik yang aktif yang menyebabkan
gangguan regulasi produksi gastrin oleh sebagian dari lambung, sekresi gastrin
akan meningkat.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Ulkus
peptikum terjadi pada mukosa gastroduodenal karena jaringan ini tidak dapat
menahan kerja asam lambung pencernaan(asam hidrochlorida dan pepsin). Erosi
yang terjadi berkaitan dengan peningkatan konsentrasi dan kerja asam peptin,
atau berkenaan dengan penurunan pertahanan normal dari mukosa. Mukosa yang
rusak tidak dapat mensekresi mukus yang cukup bertindak sebagai barier terhadap
asam klorida.
Sekresi
lambung terjadi pada 3 fase yang serupa :
1.Sefalik
Fase pertama ini
dimulai dengan rangsangan seperti pandangan, bau atau rasa makanan yang bekerja
pada reseptor kortikal serebral yang pada gilirannya merangsang saraf vagal.
Intinya, makanan yang tidak menimbulkan nafsu makan menimbulkan sedikit efek
pada sekresi lambung. Inilah yang menyebabkan makanan sering secara
konvensional diberikan pada pasien dengan ulkus peptikum. Saat ini banyak ahli
gastroenterology menyetujui bahwa diet saring mempunyai efek signifikan pada keasaman
lambung atau penyembuhan ulkus. Namun, aktivitas vagal berlebihan selama malam
hari saat lambung kosong adalah iritan yang signifikan.
2.Fase lambung
Pada fase ini
asam lambung dilepaskan sebagai akibat dari rangsangan kimiawi dan mekanis
terhadap reseptor dibanding lambung. Refleks vagal menyebabkan sekresi asam
sebagai respon terhadap distensi lambung oleh makanan.
3.Fase usus
Makanan dalam
usus halus menyebabkan pelepasan hormon(dianggap menjadi gastrin) yang pada
waktunya akan merangsang sekresi asam lambung.
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :
Pada manusia, sekresi lambung adalah campuran mukokolisakarida dan mukoprotein yang disekresikan secara kontinyu melalui kelenjar mukosa. Mucus ini mengabsorpsi pepsin dan melindungi mukosa terhadap asam. Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus. Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat. Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh sekresi lambung itu sendiri. Factor lain yang mempengaruhi pertahanan adalah suplai darah, keseimbangan asam basa, integritas sel mukosa, dan regenerasi epitel. Oleh karena itu, seseorang mungkin mengalami ulkus peptikum karena satu dari dua factor ini :
1. hipersekresi
asam pepsin
2. kelemahan
barier mukosa lambung
Apapun yang
menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa lambung adalah
ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol, dan
obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini.
Sindrom
Zollinger-Ellison (gastrinoma) dicurigai bila pasien datang dengan ulkus
peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar.
Sindrom ini diidentifikasi melalui temuan berikut : hipersekresi getah lambung,
ulkus duodenal, dan gastrinoma(tumor sel istel) dalam pancreas. 90% tumor
ditemukan dalam gastric triangle yang mengenai kista dan duktus koledokus,
bagian kedua dan tiga dari duodenum, dan leher korpus pancreas. Kira-kira ⅓
dari gastrinoma adalah ganas(maligna).
Diare dan
stiatore(lemak yang tidak diserap dalam feces)dapat ditemui. Pasien ini dapat
mengalami adenoma paratiroid koeksisten atau hyperplasia, dan karenanya dapat
menunjukkan tanda hiperkalsemia. Keluhan pasien paling utama adalah nyeri
epigastrik. Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa
akut dari duodenal atau area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress
secara fisiologis. Kondisi stress seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan
trauma dengan organ multiple dapat menimbulkan ulkus stress. Endoskopi
fiberoptik dalam 24 jam setelah cedera menunjukkan erosi dangkal pada lambung,
setelah 72 jam, erosi lambung multiple terlihat. Bila kondisi stress berlanjut
ulkus meluas. Bila pasien sembuh, lesi sebaliknya. Pola ini khas pada ulserasi
stress.
Pendapat lain
yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi
mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung.
Selain itu jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin
menciptakan suasana ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus
dibedakan dari ulkus cushing dan ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus
lambung. Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini
dapat terjadi pada esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam
dan lebih penetrasi daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat
kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Gejala-gejala
ulkus dapat hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan
dapat hilang hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat
diidentifikasi. Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami
perforasi atau hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.
Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini diyakini bahwa nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan. Teori lain menunjukkan bahwa kontak lesi dengan asam merangsang mekanisme refleks local yang mamulai kontraksi otot halus sekitarnya. Nyeri biasanya hilang dengan makan, karena makan menetralisasi asam atau dengan menggunakan alkali, namun bila lambung telah kosong atau alkali tidak digunakan nyeri kembali timbul. Nyeri tekan lokal yang tajam dapat dihilangkan dengan memberikan tekanan lembut pada epigastrium atau sedikit di sebelah kanan garis tengah. Beberapa gejala menurun dengan memberikan tekanan local pada epigastrium.
1. Pirosis(nyeri
uluhati) : beberapa pasien mengalami sensasi luka bakar pada esophagus dan
lambung, yang naik ke mulut, kadang-kadang disertai eruktasi asam.
2. Eruktasi atau
sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
3. Muntah :
meskipun jarang pada ulkus duodenal tak terkomplikasi, muntah dapat menjadi
gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan pembentukan jaringan parut
atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang mengalami inflamasi di
sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau tanpa didahului oleh
mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan ejeksi kandungan
asam lambung.
4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
4. Konstipasi dan perdarahan : konstipasi dapat terjadi pada pasien ulkus, kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan gejala setelahnya.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
1. Perdarahan
ulkus
2. Perforasi
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
1. Nyeri epigastrik yang dapat hilang dengan makanan
ringan, antisida dan keluhan diperberat dengan minuman yang mengandung alcohol,
kopi atau aspirin
2. Hematemesis dan Melena dapat terjadi
3. Nyeri tekan pada daerah epigastrik
Ciri khas dari ulkus
adalah cenderung sembuh dan kambuh kembali.
Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita.
Anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala yang umum atau bisa tidak memiliki gejala sama sekali. Ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi.
Gejalanya bervariasi tergantung dari lokasinya dan usia penderita.
Anak-anak dan usia lanjut bisa tidak memiliki gejala yang umum atau bisa tidak memiliki gejala sama sekali. Ulkus ditemukan hanya setelah terjadinya komplikasi.
Hanya
separuh dari penderita yang memiliki gejala khas dari ulkus duodenalis, yaitu nyeri lambung, perih, panas,
sakit, rasa perut kosong dan lapar.
Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kkosong.
Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.
Nyeri cenderung dirasakan pada saat perut kkosong.
Keluhan biasanya tidak timbul pada saat bangun tidur pagi, tetapi baru dirasakan beberapa saat kemudian.
Nyeri
dirasakan terus menerus, sifatnya ringan atau agak berat dan terlokalisir di
tempat tertentu, yaitu hampir selalu dirasakan tepat dibawah tulang dada.
Minum susu, makan atau minum antasid bisa mengurangi
nyeri, tetapi nyeri biasanya akan kembali dirasakan dalam 2-3 jam kemudian.
Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan.
Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun.
Penderita sering terbangun pada jam 1-2 pagi karena nyeri.
Nyeri sering muncul satu kali atau lebih dalam satu hari, selama satu sampai beberapa minggu dan kemudian bisa menghilang tanpa pengobatan.
Tetapi nyeri biasanya akan kambuh kembali, dalam 2 tahun pertama dan kadang setelah beberapa tahun.
Penderita biasanya memiliki pola tertentu dan mereka
mengetahui kapan kekambuhan akan terjadi (biasanya selama mengalami stres).
Gejala ulkus
gastrikum seringkali tidak memiliki pola yang sama dengan ulkus
duodenalis.
Makan bisa menyebabkan timbulnya nyeri, bukan
mengurangi nyeri.
Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah setelah makan.
Ulkus gastrikum cenderung menyebabkan pembengkakan jaringan yang menuju ke usus halus, sehingga bisa menghalangi lewatnya makanan yang berasal dari lambung. Hal ini bisa menyebabkan perut kembung, mual atau muntah setelah makan.
![Ulkus gastrikum](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.jpg)
Penderita esofagitis atau ulkus esofagealis, biasanya merasakan nyeri pada saat menelan atau pada saat berbaring. Gejala yang lebih berat akan timbul jika terjadi komplikasi dari ulkus peptikum (misalnya perdarahan).
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Pada Kehamilan
Konstipasi
pada kehamilan ini kalau dibiarkan dapat memicu pemekaran urat darah di daerah
dubur yang kemudian dikenal dengan istilah wasir. Berhubung wasir bisa sangat
menyakitkan dan timbul resiko pecah dan berdarah ibu hamil perlu waspada bila
ibu mengalami konstipasi pada kehamilan. Untuk itu bila ibu mengalami masalah
sulit buang air besar yang semakin menjadi di masa kehamilan, segera
konsultasikan dengan dokter kandungan ibu agar masalah kehamilan ini mendapat
penanganan dengan segera.
1.3
Konstipasi
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Adalah
kelainan pada sistem pencernaan di mana seorang manusia
(atau mungkin juga pada hewan)
mengalami pengerasan feses
atau tinja
yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan
kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut
juga dengan obstipasi. Dan obstipasi yang cukup parah dapat menyebabkan kanker usus
yang berakibat fatal bagi penderitanya.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Konstipasi dapat terjadi apabila
salah satu atau lebih faktor yang terkait dengan faktor anatomi dan fisiologi
dalam proses mekanisme berak terganggu. Gangguan dapat terjadi pada kekuatan
propulsif, sensasi rektal ataupun suatu obstruksi fungsional pengeluaran (functional
outlet). Konstipasi dikatakan idiopatik apabila tidak dapat dijelaskan
adanya abnormalitas anatomik, fisiologik, radiologik dan histopatologik sebagai
penyebabnya.
Konstipasi pada masa bayi biasanya
disebabkan masalah diet atau pemberian minum. Berak yang nyeri dapat merupakan
pencetus primer dari konstipasi pada awal masa anak. Pada masa bayi dan anak,
konstipasi kronik dapat disebabkan lesi anatomis, masalah neurologis,
disfungsi neuromuskuler otot intrinsik, obat farmakologis, faktor metabolik
atau endokrin. Pada masa anak penyebab terbanyak adalah konstipasi fungsional
yang biasanya berawal dari kurangnya makanan berserat, kurang minum atau
kurangya aktifitas.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Selain konstipasi sendiri, juga
dapat ditemukan gejala klinis lain :
1. anoreksia ringan
2. tenesmus
3. flatus berlebihan
4. nyeri perut
5. yang menempel bercak garis darah pada
tinja sebagai akibat fisura ani
6. prolaps rekti
7. masa tinja pada abdomen bagian bawah
8. rembesan tinja pada celana dalam (soiling)
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Konstipasi yang berlangsung lama dapat menyebabkan
komplikasi berikut ini :
1.
Hemoroid,
2.
Prolapse rektum,
3.
Fisura ani (luka/lecet pada anus),
4.
Fecal impaction : feses/tinja yang
terlalu keras sehingga harus dikeluarkan secara manual oleh dokter.
Penggunaan obat pencahar (laksatif) yang terlalu lama
juga dapat menyebabkan usus “malas” bekerja/berkontraksi, sehingga usus
bergantung pada penggunaan laksatif. Konsumsi obat pencahar dalam jangka waktu lama
juga dapat menyebabkan gangguan penyerapan vitamin dan nutrisi lainnya.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Gejala dan tanda akan berbeda antara seseorang dengan
seseorang yang lain, karena pola makan, hormon,gaya hidup dan bentuk usus besar
setiap orang berbeda-beda, tetapi biasanya gejala dan tanda yang umum ditemukan
pada sebagian besar atau kadang-kadang beberapa penderitanya adalah sebagai
berikut:
·
Perut terasa begah,
penuh, dan bahkan terasa kaku karena tumpukan tinja (jika tinja sudah tertumpuk
sekitar 1 minggu atau lebih, perut penderita dapat terlihat seperti sedang
hamil).
·
Tinja menjadi lebih
keras, panas, dan berwarna lebih gelap daripada biasanya, dan jumlahnya lebih
sedikit daripada biasanya (bahkan dapat berbentuk bulat-bulat kecil bila sudah
parah).
·
Pada saat buang air
besar tinja sulit dikeluarkan atau dibuang, kadang-kadang harus mengejan
ataupun menekan-nekan perut
terlebih dahulu supaya dapat mengeluarkan tinja (bahkan sampai mengalami ambeien
dan berkeringat
dingin).
·
Bagian anus terasa
penuh, dan seperti terganjal sesuatu disertai sakit akibat bergesekan dengan
tinja yang panas dan keras.
·
Frekuensi buang angin
meningkat disertai bau yang lebih busuk daripada biasanya (jika kram perutnya
parah, bahkan penderita akan kesulitan atau sama sekali tidak bisa buang
angin).
·
Menurunnya frekuensi
buang air besar, dan meningkatnya waktu transit buang air besar (biasanya buang air besar
menjadi 3 hari sekali atau lebih).
·
Terkadang mengalami mual
bahkan muntah jika sudah parah.
Sedangkan untuk gejala
psikologis yang dapat terjadi pada para penderita sembelit antara lain:
·
Kurang percaya diri
·
Lebih suka menyendiri.
·
Tetap merasa lapar tapi
ketika makan akan lebih cepat kenyang (apalagi ketika hamil perut akan terasa mulas)
karena ruang dalam perut
berkurang.
·
Emosi cepat meningkat.
·
Sering berdebar-debar
sehingga cepat emosi yang mengakibatkan stres
sehingga rentan sakit
kepala atau bahkan demam.
·
Tubuh tidak fit, tidak
nyaman, lesu, cepat lelah, dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu
bahkan kadang-kadang sering mengantuk.
·
Kurang bersemangat dalam
menjalani aktivitas.
·
Aktivitas sehari-hari
terganggu karena menjadi tubuh terasa terbebani yang mengakibatkan kualitas dan
produktivitas kerja menurun.
![*](file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Pada Kehamilan dan Persalinan
Akibat feses keras, secara naluriah ibu akan mengejan
untuk mengeluarkan feses. Akhirnya, rektum membengkak dan berdarah akibat
pecahnya pembuluh darah di anus. Dalam proses persalinan, dampaknya
adalah, timbul kesulitan saat proses persalinan per vagina, akibat
terdapat wasir atau ambeien di dekat jalan lahir dan ibu tidak boleh mengejan
terlalu keras.
Namun demikian, untuk mengatasi konstipasi, ibu hamil tidak disarankan untuk
makan sembarangan obat-obatan pencahar atau pelancar BAB. Sebab, selain berpotensi mengganggu perkembangan janin, obat
pencahar dapat membuat ibu hamil dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) dan
merangsang terjadinya kontraksi.
CONTOH
FIKTIF ASUHAN KEBIDANAN
DENGAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DS :
Ibu mengatakan Mual muntah berlebihan,
Nafsu makan berkurang, Lemas dan Pusing
DO :
- Penurunan
berat badan
- Takikardi
- Dehidrasi
- Pemeriksaan
lab. Dijumpai Hiponatremi, Hipokalemia, dan Peningkatan hematokrit.
Intervensi
- Lakukan
pendekatan terapeutik pada bumil.
R/ Ibu dapat diajak kerja sama dan terbina kepercayaan antara petugas kesehatan dan
ibu. - Lakukan
pemeriksaan TTV dan palpasi.
R/ Mengetahui kondisi ibu dan bayinya. - Anjurkan
ibu untuk makan – makanan yang bergizi seimbang sedikit tapi sering dan
minum yang cukup.
R/
Makanan yang memenuhi nilai gizi seimbang akan memenuhi kebutuhan nutrisi
yang diperlukan bumil dan janin.
yang diperlukan bumil dan janin.
- Anjurkan
ibu untuk memeriksakan kehamilannya
jika mual muntah belum berkurang.
R/
Dengan periksa kehamilan yang teratur dapat membantu memantau kesehatan
ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin serta mengetahui kelainan lebih dini.
ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin serta mengetahui kelainan lebih dini.
- Rujuk
jika masalah tidak teratasi
R/
menghindari keadaan ibu semakin memburuk.
Assesment
a) Diagnosa :
Ny “E” GI P10000 UK 20 minggu, tunggal, hidup, intra uteri,
letak kepala, kesan jalan lahir normal,
KU ibu dan janin baik.
b) Masalah :
Mual Muntah Berlebihan.
c) Kebutuhan : Memberi HE tentang
nutrisi dan cara menghindari mual-muntah.
d) Diagnosa
Potensial : Terjadi Dehidrasi jika
mual-muntah tidak teratasi.
Evaluasi
Tgl/hari/jam
: …………………………………………..
S : Ibu mengatakan mual-muntah belum
teratasi.
O :
Kondisi px tampak lemah dan pucat.
A : GI P10000 UK 20 minggu, tunggal,
hidup, intra uteri, letak kepala, kesan jalan lahir
normal,
KU ibu dan janin baik. Dengan Hiperemesis Gravidarum.
P : Rujuk px ke fasilitas kesehatan yang
lebih memadai.
Kumpulan
Soal
1.
Macam-macam
gangguan system pencernaan pada ibu hamil yaitu
a.
Hiperemesis
gravidarum, asma, obstipasi, konstipasi
b.
Hiperemesis
gravidarum, diare, konstipasi, ulkus peptikum
c. Hiperemesis
gravidarum, diare akut, konstipasi, apendisitis akut, ulkus peptikum
d.
Hiperemesis
gravidarum, hipertensi, obstipasi
e.
Hiperemesis
gravidarum, konstipasi, obstipasi
1. Anda sebagai bidan tindakan apa yang anda lakukan jika
ada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum;
a.
Diberikan
pemenuhan cairan dengan infus
b.
Diberikan
pemenuhan nutrisi
c.
Dianjurkan
ibu lebih sering istirahat
d.
Diberikan
e.
Diberikan
2. Hiperemesis gravidarum disebabkan oleh hormon …
a.
Estrogen
b.
Progesteron
c.
HCG
d. Kombinasi
estrogen dan HCG
e.
Kombinasi
estrogen dan progesteron
3. Komplikasi yang terjadi pada hiperemesis gravidarum,
kecuali …
a.
Perforasi
b. Dehidrasi berat
c. Alkalosis
d. Takikardi
e. Ikterik
5. Dalam sekresi lambung terjadi 3 fase dimana fase ini
makanan dalam usus harus menyebabkan pelepasan hormone yang pada waktunya akan
merangsang sekresi asam lambung. Fase ini adalah termasuk fase
a.
Fase usus
b. Fase lambung
c. Sefalik
d. Fase sekresi lambung
e. Fase sekresi usus
6. Ulkus peptikum adalah suatu keadaan adanya borok pada
:
a.
Esophagus,
usus, lambung
b.
Duodenum,
lambung, usus
c. Esophagus,
lambung, duodenum
d.
Pancreas,
usus, esophagus
e.
Lambung
7. Disebabkan oleh bakteri apa pada ulkus peptikum?
a.
E
coli
b. Helicor
bakter pilori
c.
Stapilococcus
d.
Streptococcus
e.
Gonococcus
8. Komplikasi yang terjadi pada ulkus peptikum adalah
a.
Dehidrasi
berat dan perforasi
b. Perdarahan
ulkus dan perforasi
c.
Perdarahan
ulkus dan alkalosis
d.
Ikterik
dan perforasi
e.
Alkalosis
dan ikterik
9. Kelainan pada system pencernaan dimana seorang
mengalami pengerasan feses atau tinja yang berlebihan sehingga sulit
dikeluarkan dan dapat menyebabkan kesakitan yang hebat adalah definisi dari …
a. Konstipasi
b.
Obstipasi
c.
Ulkus
peptikum
d.
Kanker
usus
e.
Diare
10. Pe rbedaan antara konstipasi dan obtipasi ?
a.
Konstipasi
mengalami pengerasan feses,tinja dan obstipasi lebih hebat dari konstipasi
b.
Konstipasi gangguan sistem pencernaan
yang menyebbkan kanker usus dan obstipasi terjadi pengerasan feses atau tinja
c.
Konstipasi dan obstipasi gangguan sistem
pencernaan terjadi secara cepat
d.
Konstipasi dan obstipasi tidak mengaami
pengerasan feses
e.
Konstipasi dan obstipasi berak terganggu
hanya sehari
11. Pengertian
hyperemesis gravidarum ?
a. Muntah
pada TM 3
b.
Terjadi
pada UK 20 minggu
c. Akibat
menurunnya hormon estrogen
d. Tidak
mengaggu aktivitas sehari-hari
e. Terjadi
pada masa kehamilan TM 1,2 dan3
12. Komplikasi
hyperemesis gravidarum ?
a. Hemoroid,
depresi, nyeri perut
b.
Dehidrasi
berat, ikterik, takikardi
c. Perdarahan
d. Konstipasi
,obstipasi
e. Abortus
13. Hyperemesis
gravidarum menurut tingkatannya terbagi menjadi ?
a. Tingkat
1
b. Tingkat
2
c. Tingkat
3
d. Tingkat
4
e.
Tingkat
1, 2,dan 3
14. Ulkus
peptikum terdiri dari 3 fase adalah?
a.
Sefalik,
lambung dan usus
b. Lingkungan,
hormon, usus
c. Hormon,
usus dan sefalik
d. Lingkungan,
usus dan sefalik
e. Lingkungan
,hormon
15. Hormone yang menyebabkan peningkatan asam pepsin
adalah
a.
Hormone
pepsin
b.
Hormone
esterogen
c. Hormone
gastrin
d.
Hormone
progesterone
e.
Hormone
insulin
16. Seseorang dikatakan mesngalami ulkus peptikum karena
adanya factor-factor sebaagai berikut :
a.
Hyperplasia
b.
Hipersekresi
asam pepsin
c.
Kelemahan
barier pada mukosa lambung
d.
A,b
benar
e. B,
c benar
17. Yang termasuk tanda dan gejala klinis pada konstipasi,
kecuali
a. Flatus
berkurang
b.
Nyeri
perut
c.
Anoreksia
d.
Prolaps
rekti
e.
Rembesan
tinja pada celana dalam
18.
Hiperemesis gravidarum adalah kejadian mual dan muntah
pada seorang wanita hamil : a.Frekuensi muntah lebih dari 5 kali sehari
b. Frekuensi muntah lebih dari 10 kali sehari
c. Kejadian muntah lebih dari 2 minggu
d. Kejadian muntah sangat mengganggu aktivitas keseharian
e. Disertai tanda dehidrasi – ketosis dan penurunan berat badan
b. Frekuensi muntah lebih dari 10 kali sehari
c. Kejadian muntah lebih dari 2 minggu
d. Kejadian muntah sangat mengganggu aktivitas keseharian
e. Disertai tanda dehidrasi – ketosis dan penurunan berat badan
19.
Awal
keluhan mual
dan muntah dalam kehamilan (Emesis Gravidarum) sering terjadi pada:
a. Minggu pertama
b. Minggu ketiga
c. Bulan pertama
d. Minggu ke 8 – 12
e. Minggu ke 15
b. Minggu ketiga
c. Bulan pertama
d. Minggu ke 8 – 12
e. Minggu ke 15
20. Jika pengobatan pada hiperemesis gravidarum tidak
berhasil gejala semakin berat kemungkinan apakah yang mungkin timbul
a.
Ikterus
b.
Koma
c.
Dehidrasi
d. A,b
benar
e.
A,c
benar
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Gangguan system
pencernaan tersebut bis timbul pada saat kehamilan atau oleh kelainan yang
sebelumnya sudah ada dan akan bertambah berat sewaktu hamil. Dengan memahami
adanya keluhan atau kondisi tersebut sangat bermanfaat untuk dapat memberikan
perawatan sebaik-baiknya.
Perubahan
fisiologi atau patologi umumnya tidak berbahaya dan dapat ditangani dengan
mudah melalui penjelasan pada pasien serta pemberian obat-obat yang relative
ringan.
DAFTAR PUSTAKA
Fadlun, Ahmad
feryanto.Asuhan kebidan patologis. Th 2011, Salemba Medika
ConversionConversion EmoticonEmoticon