I.
KONSEP DASAR
A.
Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi
yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, eleman tidak adekuat atau
kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan
beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999)
B.
Etiologi
Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di
Indonesia paling banyak disebabkan oleh infeksi cacing tambang
(antilostomiasis). Infeksi cacing tambang pada seseorang dengan makanan yang
baik tidak akan menimbulkan anemia.
C.
Patofisiologi
Anemia terdiri dari :
-
Penurunan produksi : Anemia
defisiensi, anemia aplastik dll.
-
Peningkatan penghancuran :
anemia karena perdarahan, anemia hemolitik, dll.
Pembagian anemia :
-
Anemia mikrositik hipokrom
*
Anemia defisiensi besi
*
Anemia penuakit kronik
-
Anemia makrositik
*
Defisiensi vitamin B12
*
Defisiensi asam folat
-
Anemia karena perdarahan
-
Anemia hemolitik
-
Anemia aplastik
(Arif Masjoer, Kapita Selekta, Jilid I edisi 2, Jakarta,
1999)
D.
Tanda dan Gejala
Tanda
|
:
|
Takikardi / takipnea; dispnea pada bekerja / istirahat, letargi,
menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya, kelemahan
otot dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak dan tanda-tanda lain yang menunjukkan
keletihan.
|
Gejala
|
:
|
Keletihan, kelemahan, malaise umum kehilangan produktivitas,
penurunan semangat untuk bekerja, toleransi terhadap latihan rendah,
kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
|
E.
Penatalaksanaan
Tetapi terutama ditujukan pada penyakit dasarnya. Pada
anemia yang mengancam nyama, dapat diberikan tranfusi darah merah (packed red
sell) seperlunya. Pengobatan dengan suplementasi besi, tidak diindikasikan
kecuali untuk mengatasi anemia pada artitis reumatoroid, pemberian kobalt dan
eritropoeitin di katakan dapat memperbaiki anemia.
(Arief Mansjoer,dkk, 2001)
II.
ASUHAN KEPERAWATAN
A.
Pengkajian
Dengan pengumpulan data pasien baik subyektif atau
objektif pada kasus anemia sehubungan dengan penurunan Hb adalah sebagai berikut
:
a.
Identifikasi pasien dan
keluarga (penanggung jawab)
Nama,umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
perkawinan, alamat, gol darah, dan hubungan pasien dengan penanggung jawab dan
lain-lain.
b.
Riwayat kesehatan
1.
Riwayat kesehatan sekarang
Pada umunya pasien pada kasus ini (anemia), terjadi
penurunan hb atau kekurangan darah dalam batasan normal dan ditemukan pada
perubahan fisik yang berupa lemah, letih, lesu, kurang tertarik pada aktifitas
dan jantung berdebar-debar.
2.
Riwayat kesehatan dahulu
Pada riwayat kesehatan dahulu haruslah diketahui dengan
baik tentang penyakitnya maupun penyakit sistemik lainnya.
3.
Riwayat kesehatan keluarga
Dalam riwayat kesehatan keluarga dapat diketahui apakah
ada salah satu dari anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular.
c.
Pola-pola fungsi kesehatan
1.
Pola persepsi dan tatalaksana
hidup sehat
Dalam mengkaji pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
perlu menggali bagaimana caranya agar klien dapat mengungkapkan argumentasi
mengenai apa yang ada dalam diri klien, misalnya : bagaimana tanggapan klien
tentang dikaji dan cara menangani atau merencanakan agar hidup sehat yaitu
mandi berapa kali, sikat gigi berapa kali dalam 1 hari.
2.
Pola nutrisi dan metabolisme
Pola nutrisi yang perlu dikaji sesuai dengan kasus yang
meliputi bagaimana kebutuhan nutrisi (gizi), bagaimana makannya, berapa banyak
dan apa saja kombinasi makannya.
3.
Pola eliminasi
Pola eliminasi yang perlu dikaji adalah pola bagaimana
urine dan pola eliminasi diri.
4.
Pola sensori dan kognitif
Meliputi : body image, self sistem,
kekacauan identitas defersonilisasi dan bagaimana klien mengetahui tentang penyakitnya.
5.
Pola hubungan dan peran
Pola hubungan dan persepsi perlu dikaji bagaimana
hubungan klien terhadap keluarga, tetangga dll dan juga peraen klien terhadap
keluarganya.
6.
Pola persepsi diri dan konsep
diri
Biasanya juga terjadi dampak psikologik klien bagaimana
konsepdiri klien : Body image, ideal diri, harga diri,peran dan identitas
apakah ada perubahan atau tidak.
7.
Pola istirahat dan tidur
Dalam pola istirahat tidur pada klien anemia perlu
dikaji apakah pemenuhan istirahatnya kurang, cukup atau lebih, dan pola
istirahat memerlukan waktu kurang lebih 8-9 jam dalam waktu 1 hari.
8.
Pola aktivitas dan latihan
Biasanya dalam pola aktifitas dan latihan yang perlu di
kaji apa kegiatan klien sehari-hari sebelum dan sesudah masuk rumah sakit.
9.
Pola reproduksi seksual
Pada umumnya klien anak yang keberapa dari berapa
bersaudara dan berjenis kelamin apa ada kelainan pada reproduksi atau tidak.
10.
Pola penanggulangan stress
Adanya ketidak efektifan dalam mengatasi masalahindividu
dan keluarga.
11.
Pola tata nilai dan kepercayaan
Bagaimana klien dalam menjalankan agamanya sebelum dan
setelah masuk rumah sakit, ada keparcayaan lain yang diyakini klien atau tidak.
d.
Diagnosa Keperawatan
1.
Perubahan nutrisi sehubungan
dengan kurang dari kebutuhan tubuh.
2.
Kekurangan cairan sehubungan
dengan resiko tinggi terhadap peningkatan kebutuhan cairan,proses implementasi.
3.
Intoleransi efektifitas
sehubungan dengan ketidak seimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan
kebutuhan.
4.
Cemas berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.
e.
Intervensi
-
Diagnosa 1 : Perubahan nutrisi
sehubungan dengan kurang dari
kebutuhan.
Tujuan
Kriteria Hasil
|
:
:
|
Nutrisi kembali normal dalam 1 x 24 jam.
-
Berat badan pasien normal.
-
Hb normal.
-
Untuk meningkatkan dan
mempertahankan berat badan sesuai.
|
Rencana tindakan
*
Kaji riwayat nutrisi, termasuk
makanan yang disukai
R / Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
intervensi.
*
Obsevasi dan catat masukan makanan
klien.
R / mengawasi masukan kalori /
kualitas kurang konsumsi makanan.
*
Timbang BB
R / mengawasi penurunan (perubahan) BB / efektifitas
intervensi nutrisi.
*
Kolaborasi dengan ahli gizi.
R / membantu dalam rencana diet
untuk memenuhi kebutuhan individual.
-
Diagnosa 2 : Kurangnya volume
cairan.
Tujuan
Kriteria Hasil
|
:
:
|
Volume cairan kembali normal.
Untuk meningkatkan kebutuhan cairan dalam tubuh
kembali normal.
|
Rencana tindakan :
*
Anjurkan pasien untuk minum air
putih ± 2 – 3 liter perhari.
R / Mengembalikan cairan dalamtubuh yang kurang.
*
Monitor intake dan out put
jumlah kalori, nutrisi, dan cairan tiaphari.
R / untuk mengetahui keseimbangan
cairan,kalori dan nutrisi tiap harinya.
-
Diagnosa 3 : Intoleransi
efektifitas sehubungan dengan imobilisasi.
Tujuan
Kriteria Hasil
|
:
:
|
Klien dapat beraktivitas kembali dalam 1 x 24 jam.
-
Klien dapat beraktivitas
kembali.
-
Klien menampakkan kemabali
melakukan aktivitasnya
|
Rencana tindakan :
*
Tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi, serta bantu melakukan aktivitas gerak.
R / Untuk mengetahui sejauh mana
pasien dapat melakukan aktivitas.
*
Evaluasi respon pasien terhadap
aktivitas, catat peningkatan kelemahan, kelelahan dan perubahan tanda-tanda
vital selama dan setelah beraktivitas.
R / Menetapkan kemampuan pasien dan memudahkan pilihan
intervensi.
f.
Implementasi.
Implementasi yang dimaksud merupakan pengolahan dari
perwujudan rencana tindakan yang meliputi kegitan yaitu : validasi, rencana
keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan dalam mengumpulkan data serta melaksanakan advis dokter dan
ketentuan rumah sakit.
(Depkes RI, 1990 : 23, Liksidar
, 1990)
g.
Evaluasi
Evaluasi juga merupakan tahap akhir dari suatu proses
keperawtan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara
melibatkan pasien dan sesama tenaga kesehatan.
(Nasrul Effendi,
1995).
DAFTAR PUSTAKA
1.
Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita
Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Laprus FKUI.
2.
Marlyn E. Doenges, 2001. Rencana
Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.
3.
Nasrul Effendi,1995. Pengaturan Proses Keperawatan,
Jakarta, EGC.
4.
Sylfia A. Price, 1995. Patofisiologi,
Jakarta, EGC.
ConversionConversion EmoticonEmoticon