KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat taufik serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan kami ini yang berjudul “Laporan Kegiatan“
setelah melalui kendala rasa terima kasih kami yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dengan segala jerih payahnya hingga
selesainya penyusunan laporan ini, tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Ibu Ririn Darmasih, SKM. Selaku dosen Epidemiologi yang telah membimbing kami
sehingga laporan ini dapat diselesaikan.
Harapan kami mudah-mudahan
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan para pembaca khususnya
mahasiswi Akademi Kebidanan Aifa Husada Pamekasan, serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan untuk terus mengejar ketingalan dan keterbelakangan.
Meskipun kami rasa dalam
penyusunan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan namun kami berharap
sumbangan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sehinga
dari penyusunan laporan berikutnya dapat disajikan lebih baik dari sebelumnya.
10 April 2010
DAFTAR ISI
JUDUL .....................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 1
1.3 Manfaat................................................................................................ 1
BAB II ANALISIS DATA PENYAKIT ............................................................ 3
2.1 Penyakit yang dianalisis ...................................................................... 3
2.2 Penyakit potensial KLB....................................................................... 4
2.3 Prioritas penyakit yang terpilih sebagai
KLB....................................... 8
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan berdasarkan waktu .......................................................... 10
3.2 Pembahasan berdasarkan tempat.......................................................... 10
3.3 Pembahasan berdasarkan orang ...........................................................
BAB IV RENCANA PENYELIDIKAN DAN TINDAKAN PENANGGULANGAN
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...........................................................................................
5.2 Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam sejarah manusia, telah
terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup signifikan. Penyakit dalam
wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang ditularkan hewan
(zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan seperti influensa dan
tuberkulosa. Wabah dipelajari dalam epidemiologi. Wabah adalah istilah umum
untuk menyebut kejadian tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada
banyak orang, maupun untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut misalnya;
ISPA, kolera, dll.
ISPA adalah satu dari
sepuluh pembunuh utama di dunia. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ISPA
penyebab kematian utama di tempat pengungsian dan di wilayah bencana. Bersama
penyakit infeksi saluran pencernaan, ISPA dapat membunuh seperempat dari jumlah
total pengungsi. Wabah ISPA terakhir di Indonesia
terjadi pada pertengahan Desember 2004, menewaskan 108 anak balita di pedalaman
Paniai, Papua.
B. TUJUAN
Laporan ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Epidemiologi serta untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan pembaca pada
umumnya serta penyusun pada khusunya.
C. MANFAAT
BAB II
ANALISIS DATA PENYAKIT
10 MACAM PENYAKIT
2.1 PENYAKIT YANG DIANALISIS
LT Puskesmas
Camplong merupakan salah satu puskesmas yang memiliki sarana rawat inap dan
rawat jalan, dari tahun 2007 sampai tahun 2009 terdeteksi 10 macam
penyakit mewabah didaerah tersebut
antara lain yang telah terdaftar dalam table berikut;
NO
|
NAMA PENYAKIT
|
JUMLAH/JIWA
|
1
|
ISPA
|
2829
|
2
|
Reumatik
|
2667
|
3
|
Diare
|
1587
|
4
|
Hipertensi
|
590
|
5
|
Alergi Kulit
|
548
|
6
|
Konjungtivitis
|
516
|
7
|
Asma
|
390
|
8
|
Penyakit nafas bawah
|
380
|
9
|
Obs. Febris
|
333
|
10
|
Gastritis
|
187
|
Dari sekian penyakit yang telah
didata, 10 macam penyakit tersebut menyebar diberbagai daerah desa camplong.
Dan sesuai dengan letak geografis dan lingkungan sosialnya, dapat diprediksi
kegiatan masyarakat Camplong sebagian besar adalah pelaut seperti nelayan,
penambang pasir, pengelola garam, dan tambak ikan. Mewabahnya penyakit cukup
mudah dikarenakan kurangnya pengetahuan dan sarana prasaranan yang mendukung
tentang kesehatan dalam kehidupan masyarakat khususnya didaerah pedesaan.
Dari data penyakit yang diperoleh, jumlah
tertinggi di daerah camplong adalah penyakit ISPA sebanyak 2829 jiwa, dan
terendah dari 10 macam penyakit yaitu Gastritis dengan jumlah 187 jiwa. Hal ini
menunjukkan status kesehatan masyarakat yang cukup rendah. Dengan ini perlu
adanya perhatian khusus dari tenaga kesehatan dan pemerintah setempat.
2.2 PENYAKIT POTENSIAL KLB (Kejadian Luar Biasa)
Berdasarkan
hasil pengamatan yang diambil, dapat diidentifikasi penyakit potensial KLB dari
10 jenis penyakit adalah :
- ISPA : 2829 jiwa
- Reumatik : 2667 jiwa
- Diare : 1587 jiwa
ISPA sebagai penyakit tertinggi
disusul oleh penyakit Reumatik dan Diare, hal ini dapat menyebabkan terjadinya
KLB (Kejadian Luar Biasa) didaerah tersebut. Jika tidak segera ditanggulangi
akan menyebabkan semakin merebaknya penyakit yang mewabah.
2.3 Prioritas Penyakit Yang Terpilih Sebagai KLB
Sesuai hasil penghitungan dan
pengamatan yang diperoleh dari data Puskesmas Camplong, prioritas penyakit yang
terpilih sebagai KLB adalah ISPA karena penyakit tersebut adalah jumlah
tertinggi di daerah Camplong yakni 2829 jiwa. ISPA adalah penyakit yang
menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung
(saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya,
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA umumnya berlangsung kurang
lebih selama 14 hari.
Yang termasuk dalam infeksi saluran nafas bagian atas
adalah batuk pilek biasa, sakit telinga, radang tenggorokan, influenza,
bronchitis, dan juga sinusitis. Sedangkan infeksi yang menyerang bagian bawah
saluran nafas seperti paru itu salah satunya adalah Pneumonia.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan Time (waktu), Place
(tempat), dan Person (orang)
3.1 Pembahasan Berdasarkan
Waktu (Time).
Dari hasil pengamatan dan wawancara
dengan pihak puskesmas Camplong, penyakit ISPA mulai mewabah sejak tahun 2007
yang lalu. Pada tahun tersebut jumlah penderita ISPA dicamplong terdeteksi
sebanyak 2298 jiwa, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2008 sebanyak
3862 jiwa dikarenakan semakin banyaknya korban yang tertular dan terlambatnya
penanganan baik dari petugas kesehatan maupun dari masyarakat. Namun, pada
tahun 2009 ISPA mengalami penurunan yang signifikan yaitu berjumlah 2829 jiwa
dengan adanya reaksi dan penanganan serius dari petugas kesehatan maupun
pemerintah terhadap kejadian wabah tersebut.
Pembahasan Berdasarkan Tempat (Place)
Kejadian ISPA mewabah dikecamatan
Camplong dan terdeteksi banyak menyerang dikawasan pesantren,seperti Ponpes
Al-Ittihad, Fatihul Ulum, Al- Furjani, Al-Kholiliyah, Nazhatut Thullab dan lain
sebagainya. Namun, dari sekian pesantren, paling banyak mewabah di Ponpes Nazhatut
Thullab, hal ini sesuai dengan pernyataan pihak Puskesmas, Rumah Sakit maupun surat kabar atau media
cetak Radar Madura.
3.3 Pembahasan Berdasarkan Orang
(Person)
Sesuai dengan tempat yang telah
banyak mewabah, maka terdeteksi korban ISPA kebanyakan dari kalangan santri
baik perempuan maupun laki-laki. Berdasarkan sumber dari Jawa Pos Radar Madura
(Rabu,29 Juli 2009);
“Puluhan
Santri Ponpes Nazhatut Thullab (Nata) Terserang Penyakit ISPA” Sesak Nafas Masal, Tak Pernah Kena ISPA
Sebelumnya, Santri yang
sedang belajar di Ponpes Nata, Prajjan, Camplong, harus banyak istirahat
terlebih dahulu. Itu setelah puluhan santri diserang penyakit ISPA (infeksi
saluran pernafasan atas). Di luaran, sejumlah pihak khawatir penyakit yang
diidap santri adalah flu babi (H1N1). Tapi bukan flu babi………
Bagian Humas RSUD dr Yuliono dikonfirmasi melalui telepon selulernya
membenarkan banyak santri Nata, Prajjan, yang sedang dirawat karena ISPA.
"Yang datang kepada saya pertama 17 santri. Kemudian bertambah lagi tujuh
santri," ujarnya. Sedangkan pasien santri yang dirawat di
RSUD hanya tujuh orang. Sementara 17 santri lain dirawat di tempat praktik di
Jalan Mutiara. "Mereka banyak yang menjalani rawat jalan. Sedangkan tujuh
santri kita rujuk ke RSUD karena tempatnya tidak memadai," ujarnya.
BAB IV
Rencana Penyelidikan dan
Tindakan Penanggulangan
Rencana kegiatan yang dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan adalah diharapkan dapat membedakan kasus ISPA/pneumonia (ISPA berat
dan ISPA tidak berat) sehingga dapat :
1.
Memberikan
penjelasan dan komunikasi perihal penyakit batuk pilek biasa (bukan ISPA) serta
penyakit ISPA kepada ibu-ibu serta perihal tindakan yang perlu dilakukan oleh
ibu yang anaknya menderita penyakit.
2.
Memberikan
pengobatan sederhana untuk kasus-kasus batuk pilek (bukan ISPA) dengan tablet
parasetamol dan obat batuk tradisional obat batuk putih.
3.
Merujuk
kasus ISPA berat ke Puskesmas/Rumah Sakit terdekat.
4.
Atas
pertimbangan dokter Puskesmas maka bagi kader-kader di daerah-daerah yang
terpencil (atau bila cakupan layanan Puskesmas tidak menjangkau daerah
tersebut) dapat diberi wewenang mengobati kasus-kasus ISPA (tidak berat) dengan
antibiotik kontrimoksasol.
5.
Mencatat
kasus yang ditolong dan dirujuk
ConversionConversion EmoticonEmoticon