SUSU
FORMULA
Agar tak terkecoh dengan 'janji' produsen
susu formula. Alangkah baiknya jika kita mengetahui apa saja kandungan tambahan
pada susu formula :
1. AA
(Asam Arakidonat) - DHA (Dokosaheksaenoat)
Fungsinya adalah untuk tumbuh kembang dan
perkembangan saraf di otak. Zat gizi ini juga membantu pembentukan jaringan
lemak otak (mylenisasi) dan menjaga interkoneksi sel-sel syaraf otak.
Kekurangan kedua zat ini akan menyebabkan perkembangan fungsi mental dan
intelektual anak terhambat.
2. Karoten
Berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh,
memelihara sel-sel sehat dan melindungi si kecil dari bahaya radikal bebas.
3. Selenium
Jenis mineral ini dapat meningkatkan sistem
kekebalan tubuh sekaligus berfungsi sebagai antioksidan
4. Sphingomyelin
Merupakan komponen utama dalam proses
pembentukan selubung myelin otak. Selubung myelin berperan penting untuk mempercepat rangsangan
antara sel syaraf.
Kandungan
Gizi Susu Formula
Lokakarya Child Health Foundation
merekomendasikan agar bayi yang memperoleh ASI harus memperoleh susu formula
yang mengandung 0,35 persen AA dan 0,2 persen DHA. Berbagai cara telah ditempuh
untuk mendapatkan AA-DHA dalam susu formula, yaitu dengan menambahkan sumber
microbiologic (ganggang laut), minyak ikan (salmon), telur, dan minyak nabati
SUSU
KAMBING
Dilaporkan bahwa sekitar 40% pasien yang
alergi terhadap protein susu sapi memiliki toleransi yang baik terhadap susu
kambing. Pasien tersebut kemungkinan besar sensitif terhadap lactoglobulin yang
terkandung dalam susu sapi. Diduga protein susu (lactogloglobulin) adalah
yang paling bertanggung jawab terhadap kejadian alergi protein susu.
Susu kambing mengandung lebih banyak asam
lemak berantai pendek dan sedang jika dibandingkan dengan asam lemak dalam susu
sapi. Perbedaan tersebut diduga menyebabkan susu kambing lebih mudah dicerna.
Selain itu, ukuran butiran lemak susu kambing lebih kecil jika dibandingkan
dengan susu sapi atau susu lainnya.
Dari hasil sebuah penelitian disimpulkan
bahwa kelompok anak yang diberi susu kambing memiliki berat badan, mineralisasi
kerangka, kepadatan tulang, vitamin A plasma darah, kalsium, tiamin,
riboflavin, niacin, dan konsentrasi hemoglobinnya adalah lebih tinggi jika
dibandingkan dengan kelompok anak yang diberi susu sapi. Selain itu, susu
kambing memiliki kapasitas buffer yang lebih baik sehingga bermanfaat bagi anak
yang mengalami gangguan pencernaan. Namun, susu kambing juga memiliki kelemahan
yaitu rendahnya kandungan folic acid dan vitamin B12.
ASI
ASI diproduksi karena pengaruh hormon
prolactin dan oxytocin setelah kelahiran bayi. ASI pertama yang keluar disebut
kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk
pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.
Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya,
harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula khusus. Susu
sapi tidak cocok untuk bayi sampai berusia 1 tahun.
Air susu ibu yang memiliki bayi prematur
mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk
memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi
berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka
memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu,
mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.
Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat
dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak
omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina
manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3
secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal
usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI
sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3.
Otak merupakan
pusat perkembangan tumbuh kembang anak. Ada
beberapa nutrisi yang harus terpenuhi paling tidak hingga usia anak 6 bulan,
sebagian besar diantaranya berasal dari air susu ibu (ASI). Anda tentu
mengetahui manfaat ASI untuk bayi. Namun apakah Anda juga mengetahui
kandungan-kandungan "ajaib" dalam air susu ibu?. Berikut uraiannya
untuk Anda :
1. Protein dan asam amino
Nutrisi ini dibutuhkan untuk pertumbuhan
sel dan fungsi otak serta perlindungan anak dari infeksi (sebagai sistem imun).
Asam amino yang terkandung dalam ASI adalah Tyrosine dan Triptophan yang sangat
berguna sebagai penghantar rangsang syaraf (neurotransmitter). Selain itu
kandungan ini juga berfungsi sebagai pengendali perilaku, meningkatkan
konsentrasi, serta emosi.
2. Lemak dan asam lemak
Lemak dan asam lemak dibutuhkan untuk
energi dan pertumbuhan sel-selotak. Ada beberapa jenis lemak dan asam lemak
yang terkandung dalam ASI seperti AA dan DHA untuk ketajaman penglihatan dan
kecerdasan otak, Sphyngomyelin yang berfungsi untuk kecepatan hantar rangsang
syaraf (kecepatan berpikir dan kecerdasan), Sialic Acid untuk kecepatan belajar
daya ingat, dan Gangliosida sebagai pemrosesan dan penyimpanan informasi.
3. Karbohidrat
Karbohidrat membantu penyerapan kalsium dan
mempertahankan factor libidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan
bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang
menguntungkan), serta mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi.
Selain itu Fructo Oligo Sacharida (FOS) berguna sebagai sumber energi sel-sel
otak, dan Prebiotiknya sebagai aktivitas sel.
4. Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap dan
dapat mencukupi kebutuhan bayi hingga usia 6 bulan. Vitamin juga dibutuhkan
untuk pertumbuhan sel-sel otak
5. Mineral
Meskipun kadarnya tidak terlalu tinggi,
namun mencukupi kebutuhan bayi. Zat besi berguna untuk pembentukan myelin yang
berfungsi untuk kecepatan hantar syaraf untuk kecepatan pemrosesan informasi
dan kecerdasan. Zat besi dan kalsium pada ASI merupakan mineral yang sangat
stabil dan mudah diserap.
KANDUNGAN ASI
Pertama, Kolostrum mengandung zat kekebalan
terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama
diare. Kedua, jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari
hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup
untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan
pada bayi.
Ketiga, Kolostrum mengandung protein,
vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga
sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran bayi.
Keempat, membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama
berwarna hitam kehijauan.
Selain itu, para ibu juga harus mengetahui
tiga hal pada komposisi ASI. Pertama, ASI itu mudah dicerna, karena selain
mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan
zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut. Kedua, ASI mengandung zat-zat
gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan
kecerdasan bayi/anak.
Ketiga, selain mengandung protein yang
tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi.
Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan
dengan susu sapi, ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini
menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Tak hanya itu, para ibu juga penting
mengetahui komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI. Pertama, Taurin adalah
sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
Kedua, Decosahexanoic Acid (DHA) dan
Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang
(polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak
yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat
dibentuk atau disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu
masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 atau asam linoleat.
KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek
yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi,
aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.
1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
· Kolostrum mengandung zat kekebalan
terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama
diare.
· Jumlah kolostrum yang diproduksi
bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena
itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
· Kolostrum mengandung protein,vitamin A
yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan
kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
· Membantu mengeluarkan mekonium yaitu
kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI
· ASI mudah dicerna, karena selain
mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan
zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
· ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas
tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
· Selain mengandung protein yang tinggi,
ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio
Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu
sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai
perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
· Taurin adalah
sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai
neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak.
Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat
terjadinya gangguan pada retina mata.
· Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai
panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel
otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA
dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan
anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari
substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam
linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek
Imunologik
·
ASI
mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
·
Immunoglobulin
A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak
diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus
pada saluran pencernaan.
·
Laktoferin
yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
·
Lysosim,
enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus.
Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
·
Sel
darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri
dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi
pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated
Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
·
Faktor
bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan
bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan
berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.
3. Aspek
Psikologik
·
Rasa
percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI
yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying
terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada
akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
·
Interaksi
Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada
kesatuan ibu-bayi tersebut.
·
Pengaruh
kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai
rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman
dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut
jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4. Aspek
Kecerdasan
·
Interaksi
ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan
system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
·
Penelitian
menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point
lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan
8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak
diberi ASI.
5. Aspek
Neurologis
·
Dengan
menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang
terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6. Aspek Ekonomis
·
Dengan
menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan
bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran
rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7. Aspek
Penundaan Kehamilan
·
Dengan
menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat
digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai
Metode Amenorea Laktasi (MAL).
Sumber: Buku
Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001
SUSU SAPI
MEKANISME TERJADINYA GANGGUAN
Alergi susu sapi terjadi karena mekanisme
pertahanan spesifik dan non-spesifik saluran cerna bayi belum sempurna. Susu
sapi adalah protein asing utama yang diberikan kepada seorang bayi, Harus
dibedakan antara alergi susu sapi suatu reaksi imunologis dan reaksi
intoleransi yang bukan berdasarkan kelainan imunologis seperti efek toksik dari
bakteri stafilokok, defek metabolik akibat kekurangan enzim laktase, reaksi
idiosinkrasi atau reaksi simpang dari bahan-bahan lain yang terkandung dalam
susu formula.
Protein susu sapi merupakan alergen
tersering pada berbagai reaksi hipersensitivitas pada anak. Susu sapi
mengandung sedikitnya 20 komponen protein yang dapat mengganggu respon imun
yang menyimpang pada seseorang.. Protein susu sapi terbagi menjadi kasein and
whey. Kasein yang berupa bagian susu berbentuk kental biasanya didapatkan pada
terdiri dari 76-86% dari protein susu sapi. Kasein dapat dipresipitasi dengan
zat asam pada pH 4,6. Whey terdiri
dari 20% total protein susu, tang
terdiri dari β -lactoglobulin (9% total
protein susu), α -lactalbumin (4%), bovine immunoglobulin (2%), bovine serum
albumin (1%), dan sebagian kecil beberapa
proteins seperti lactoferrin, transferrin, lipases (4%). Dengan
pasteurisasi rutin tidak cukup untuk menghilangkan protein ini tetapi
sebaliknya meningkatkan sifat alergenitas beberapa protein susu seperti
b-laktoglobulin.
Banyak penelitian mengenai alergenitas
protein susu sapi. Terdapat lebih dari 40 jenis protein yang berbeda dalam susu
sapi yang berpotensi untuk menyebabkan sensitivitas. Kandungan pada susu sapi
yang paling sering menimbulkan alergi adalah lactoglobulin, selanjutnya casein,
lactalbumin bovine serum albumin (BSA).
Analisa Immunoelectrophoretic menunjukkan bahwa casein berkurang
alergenisitasnya setelah pemanasan sekitar 120 C selama 15 menit, sedangkan
lactoglobulin, lactalbumin berkurang terhadap pemanasan lebih dari 100C. BSA
and gammaglobulin kehilangan antigenisitasnya pada suhu antara 70C . 80C.
Pemanasan penuh akan terjadi denaturasi
dari beberapa protein whey. β .lactoglobulin merupakan penyebab alergen paling
kuat. Penelitian lain menyebutkan antibodi IgE antibodi terhadap α -lactalbumin, β -lactoglobulin, bovine
serum albumin, and bovine gamma globulin adalah penyebab alergi paling sering
pada manusia, sedangkan caseins adalah penyebab alergi terbanyak. Penelitian
terakhir menyebutkan casein-specific IgE didapatkan 100% pada kelompok
penderita alergi, IgE dari β
.lactoglobulin sekitar 13%, α
-lactalbumin sekitar 6%.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang terjadi pada alergi susu sapi
secara umum hampir sama dengan gejala alergi makanan lainnya. Target organ
utama reaksi terhadap alergi susu sapi adalah kulit, saluran cerna dan saluran
napas. Reaksi akut (jangka pendek) yang
sering terjadi adalah gatal dan
anafilaksis. Sedangkan reaksi kronis (jangka panjang) yang tyerjadi adalah
astma, dermatitis (eksim kulit) dan gangguan saluran cerna. Beberapa manifestasi
reaksi simpang karena susu sapi melalui mekanisme IgE dan Non IgE.
Target organ yang sering terkena adalah
kulit berupa urticaria dan angioedema. Sistem saluran cerna yang terganggu
adalah sindrom oral alergi, gastrointestinal anaphylaxis, allergic eosinophilic
gastroenteritis. Saluran napas yang terjadi adalah asma, pilek, batuk kronis
berulang. Target multiorgan berupa anafilaksis karena makanan atau anafilaksis
dipicu karena aktifitas berkaitan dengan makanan
Selain target organ yang sering terjadi
tersebut di atas, manifetasi klinis lainnya berupa Manifestasi tidak biasa
(anussual Manifestation). Diantaranya adalah manifestasi kulit berupa
vaskulitis, fixed Skin Eruption. Sistem saluran cerna yang terganggu adalah
chronic Pulmonary disease (Heiner Syndrome), hypersensitivity pneumonitis.
Saluran cerna yang terjadi adalah konstipasi, gastroesophageal refluk, saluran
napas seperti hipersekresi bronkus (napas bunyi grok-grok) dan obstruksi duktus
nasolakrimalis (mata sering berair dan belekan) Target multiorgan berupa
irritability/Sleeplessness in infants, artropati, nefropati dan trombositopeni
Reaksi susu sapi yang timbul karena reaksi non Ige berupa
dermatitis atopik, ermatitis Herpetiformis, proktokolitis, entero colitis,
alergi eosinophilic gastroenteritis, sindrom enteropati, penyakit celiac dan sindrom Heiner
Terdapat 3 pola klinis respon alergi
protein susu pada anak : Reaksi Cepat, waktu dari setelah minum susu hingga
timbulnya gejala. Reaksi sedang (pencernaa), 45 menit hingga 20 jam. Sedangkan
Reaksi Lambat (kulit dan sal.cerna), Lebih dari 20 jam. Reaksi awal kulit
gejala timbul dalam 45 menit setelah mengkonsumsi susu. Reaksi tersebut dapat
berupa bintik merah (seperti campak) atau gatal. Gejala lain berupa gangguan
system saluran napas seperti napas berbunyi .ngik. (wheezing), atau
rhinoconjuncy=tivitis (bersin, hidung dan mata gatal, dan mata merah). Gejala
tersebut bias terjadi meskipun hanya mengkonsumsi sedikit susu sapi. Hill dkk
telah mellaporkan bahwa hamper semua (92% penderita dalam kelompok ini dalam
pemeriksaan skin prick test terhadap
susu sapi hasilnya positif.. Anafilaksis susu sapi adalah merupakan reaksi
paling penting dalam kelompok ini.
Dalam kelompok reaksi sedang gejala yang
sering timbul adalah muntah, diare dimulai setelah 45 menit hingga 20 jam
setelah mendapatkan paparan dengan susu. Menurut penelitian sekitar sepertiga
dari kelompok ini didapatkan hasil positif hasil tes kulit (skin prick test).
Gejala yang timbul dalam reaksi lambat
terjadi dalam sekitar 20 jam setelah terkena paparan susus sapi. Untuk terjadinya reaksi ini dibutuhkan jumlah
volume susu sapi yang cukup besar. Dalam kelompok ini hanya sekitar 20% yang
didapatkan hasil uji kulit yang positif. Uji temple alergi
( Patch Test) yang dilakukan selama 48 jam sering terdapat hasil positif pada kelompok ini. Sebagian
besar terjadi dalam usia lebih dari 6 bulan. Tanda dan gejala yang sering
timbul adalah diare, konstipasi (sulit uang air besar) dan dermatitis (gangguan kulit)
ConversionConversion EmoticonEmoticon