Salam Sehat dan Harmonis

-----

GASTROENTERITIS


GASTROENTERITIS


PENGERTIAN
      Gastro enteritis adalah peradangan pada membran mokusa lambung dan usus halus.

ETIOLOGI

 Shigella                      : feses dengan dan mokus sampai 5 hari
Campylobakter            : feses berbau dan darah 20-30x/hari  sampai 7 hari
C.  Coli                        : feses dapat/tanpa disertai darah dan mokus sampai dengan 10  
                                      hari
Rota virus                    : Diare berair sampai 8 hari  sampi terjadi perdarahan rectal.
Epdemic GE virus terjadi 24 – 48 jam

PATHOFISIOLOGI :
 













Bakteri masuk ke GI organisme melepas toksin akibatnya keradangan lalu terjadi diare dan motalitas usus meningkat sekresi cairan dan elektrolit ke usus halus. Bakteri masuk kemudian penetrasi di usus  maka terjadi detruksi,ulcerasi akibatnya diare lalu peristaltic meningkat.
Bakteri mencapai mokusa merusak vili usus terjadi malarsorbsi kemudian peristaltic meningkat lalu diare
Gejala : Mual,muntah
Temperatur naik 40 0c ( Campybacter dan sigellosis) dan nyeri perut.
Sakit kepala, mielgia dan kelemahan
Nyeri perut distensi meningkat,suara usus hiperaktif
Dehidrasi : Turgor kulit turun,membran mokusa kering,hipotensi,oliguri sampai terjadi shock.
Laboratorium:
Pemeriksaan gram sebelum kultur:
Adanya SDP dalam gram : kuman sigellosis
Adanya SDP dan SDM    : Campylobakteri GE
Derajat Dehidrasi:
Dehidrasi ringan : turgor kulit menurun,Takhikardi,Haus  Defisit cairan 2-5 %
Derajat sedang   : turgor kulit jelas turun,hipotensi,takikardi,nadi lemah,sangat hausdefisit 5 – 8 % 
Derajat berat  : turgor kulit sangat menurun, hipotensi, stupor sampai koma, mata cowong,nadi lemah tau hilang tak teraba,sianosis ujung ektermitas,renjatan/shock defisit cairan 8 – 10 %

Rumus defisit cairan :
BJ plasma-1,025 x 1000/BB x 4 ml
Perinsip Penatalaksanaan
Pengobatan cairan dan elektrolit
Pengobatan penunjang


ASUHAN KEPERAWATAN


Pengkajian

1.      Riwayat kesehatan
Sebagian besar klien GE menunjukkan diare akut, kaji apakah ada mual dan muntah.
Nyeri perut yang terjadi sebelum mual, muntah dan diare bias merupakan indikasi adanya Apendiksitis.
Kaji pola diit (Intake makanan atau air).Pola hidup sehat. Riwayat perjalanan dan lokasi.
2.      Pemeriksaan Fisik
Semua Klien GE mengalami diare, tetapi konsisitensi dan jumlah bervariasi
Shigella                 : feses dengan dan mokus sampai 5 hari
Campylobakter      : feses berbau dan darah 20-30x/hari  sampai 7 hari
C.  Coli                 : feses dapat/tanpa disertai darah dan mokus sampai dengan 10  
                                      hari
Rota virus              : Diare berair sampai 8 hari  sampai  terjadi perdarahan rectal.
Mual dan muntah dapat terjadi pada semua tipe dalam 1 – 2 hari pertama. Pada infeksi akibat camp[hylobacter atau shigellosis temperatur mencapai 40 o C dan nyeri perut.
Myalgia, sakit kepala dan kelemahan
Diastensi perut, Biising usus hiperaktif
Dehidrasi : Turgor kulit menurun, mukosa membran kering, hipotensi, oliguri sampai terjadinya shock.

Diagnosa keperawatan :
1            Kekurangan volume cairan s.d out put tidak seimbang dengan in put
2            Diare s.d hipermotalitas intestinal
3            Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d mual muntah dan diare.
4            Nyeri s.d diare muntah mialgia
5            Gangguan integritas kulit s.d kontak isi usus dengan area anus

PELAKSANAAN

  1. Pengembalian cairan tergantung pada status klien :
    • Jika berat  diberikan secara intravena (Cairan Hipothonik : 0,45 % Sodium Clorida)
    • Tanda vital diobservasi setiap 4 jam
    • Timbang berat badan
    • Pemberian Kalium tambahan
    • Bed rest selama periode muntah
  2. Untuk mengatasi diare :
    • Cairan dan elektrolit diberikan sedikit demi sedikit dan ditingkatkan pada 24 jam pertama.
    • Minum susu dan produk susu satu minggu ata lebih setelah diare teratasi
  3. Therapi Diit
Jika tak muntah dapat ditambah cairan dan elektrolit sedikit disesuaikan dengan perkembangan klien
  1. Berikan therapy pengobatan dan atur jadwal sesuai program (anthi cholinergik, anti muntah, Sulfamethoxasole dengan trimetropin (Shigellosis)
  2. Untuk mencegah kerusakan kulit diadaerah anus dapat digunakan Vaseline, Zinc oxiede

Evaluasi :
1.      Keseimbangan cairan terpenuhi
2.      Bebas dari diare
3.      Intack kulit dipertahankan

















Diagnosa 2 : Hiponatremia  sehubungan dengan pengeluaran natrium yang berlebihan melalui muntah, diare, dan perdarahan.
Independent
Rasional
Monitor intake dan output, hitung keseimbangan cairan, dan BB setiap hari.
Indikator keseimbangan cairan adalah penting. Kehilangan ataupun kekurangan cairan dapat terjadi pada hiponatremi.
Kaji tingkat kesadaran dan respon neuromuskuler
Kekurangan / defisit natrium dapat mengakibatkan menurunnya tingkat kesadaran, adanya kelemahan otot secara umum/kejang.
Catat frekuensi dan kedalama pernapasan.
Kekurangan natrium dapat menimbulkan pernapasan yang lambat sebagai kompensasi tubuh terhadap metabolisme alkalosis.
Anjurkan klien untuk minum dan makan makanan yang banyak mengandung natrium seperti susu, telur, daging, dan sebagainya.
Meskipun kekurangan natrium menyebabkan gejala yang serius yang perlu pemberian intravenus segera, pasien dianjurkan juga untuk mencoba intake natrium peroral dan hindari pembatasan garam.
Kolaborasi :
Monitor elektrolit urine  dan  serum serta osmolaritas.
Berikan obat-obatan, seperti:
Diuretika


KCl


NaCl
Untuk mengevaluasi kebutuhan terapi dan keefektifannya


Efektif dalam menurangi kelebihan cairan untuk mengoreksi kesimbangan

Untuk mengoreksi kekurangan kalium, khususnya pada penggunaan diuretika.
.
Berguna untuk memperbaiki kekurangan atau mencegah adanya kehilangan cairan lebih lanjut..

Diagnosa  3. Hipokalemia sehubungan dengan pengeluaran kalium yang berlebihan melalui gastrointestinal dan intake yang tidak adekuat.

Independen
Rasional
Monitor frekuensi jantung dan irama jantung
Takikardi dapat berkembang dan secara potensial mengancam kehidupan; sinus takikardi, AV blok, AV dissosiation, ventrikuler takikardi.
Monitor fungsi pernapasan, kedalaman dan usaha napas. Anjurkan pasien untuk latihan batuk atau napas dalam, ganti posisi sesering mungkin.
Kelemahan otot pernapasan dapat menyebabkan paralisis dan akhirnya respiratory arrest.
Observasi tingkat kesadaran dan fungsi neuromuskuler; kekuatan, sensasi, dan gerak.
Apatis, rasa ngantuk, irritabilitas, tetani, parathesias, dan coma dapat terjadi.
Pertahanan cacat yang akurat tentang urine, hilangnya kalium dari gaster/luka.
Pedoman untuk menghitung kebutuhan cairan/kalium yang diperlukan.
Monitor kecepatan pemberian infus patassium intravenus menggunakan infus minidrop/microdrop. Cek effek sampingnya.
Meyakinkan pengobatan terkontrol untuk mencegah efek bolus dan mengurangi rasa tidak nyaman.
Anjurkan makan/minum yang tinggi potassium seperti; nanas, jeruk, the,  tomat dan sebagainya.
Pemberian potassium dapat dipertahankan melalui diet jika pasien boleh makan/minum.

Observasi tanda-tanda alkalosis metabolik, seperti : hipoventilasi, takikardi, disritmia, tetani, perubahan mental.
Keadaan ini juga sering mengikuti  hipokalimia.
Observasi tanda-tanda intoksikasi digitalis jika digunakan (mengeluh mual, muntah, pandangan kabur, peningkatan atril dysrhytmia, block jantung)
Kadar potassium rendah meningkatkan efek digitalis, hantaran listrik jantung lambat. Hipokalimia dapat menyebabkan lethal dysrhytmia.
Kolaboratif:
Bantu mengidentifikasi/mengatasi masalah berdasarkan penyebab.
Monitor pemeriksaan laboratorium, misalnya; Serum potassium.



Analisa gas darah




Serum magnesium


Berikan potassium oral dan atau intravenus (Kcl elixir, S-lor, Slow-K)

Membantu mencari faktor pencetus dan penyebabnya.
Kadarnya hendaknya sering diperiksa selama pemberian terapi, khususnya bila ada kebocoran ginjal. Kelebihan / peningkatan yang tiba-tiba dapat menyebabkan cardiac dysrhytmia.
Koreksi alkalosis akan meningkatkan serum potassium dan menurunkan kebutuhan. Koreksi asidosis akan mengembalikan potassium kedalam sel mengakibatkan penurunan kadar serum potassium dan meningkatkan kebutuhan.
Penggunaan diuretika misalnya : lasix, hidrodiuril dapat menyebabkan penurunan kadar clorida dan potassium.
Pemberian parenteral hendaknya jangan melebihi 40 mEq/2 jam. Diet suplemen dapat juga digunakan untuk mencapai keadaan equlibrium jika pasien dapat makan/minum.






Previous
Next Post »

Translate