LAPORAN PENDAHULUAN
Masalah Kesehatan     : Encephalitis
Definisi                       :
Inflamasi dari jaringan otak
Patofisiological pathway
Penyakit
Campak
Cacar
Air
Herpes
Bronchopneumonia
|  | 
Virus/Bakteri
masuk Jaringan Otak
 
 

 Peradangan Di Otak
Peradangan Di Otak|  | |||
|  | |||
 Edema              Pembentukan
Edema              Pembentukan  Transudat & Eksudat
            Transudat & Eksudat
Gangguan Perfusi      Reaksi Kuman                 Iritasi Korteks         Kerusakan     Kerusakan
Jaringan Cerebral      Patogen           Cerebral
Area  Saraf IV           Saraf IX




 Fokal Seizure
                        Fokal Seizure |  | 

 Suhu Tubuh     Resiko Trauma            Sulit
                   Sulit
            Suhu Tubuh     Resiko Trauma            Sulit
                   Sulit  Nyeri   Mengunyah    
Makan
                        Nyeri   Mengunyah    
Makan 
                        
            Deficit
Cairan             Gangguan Pemenuhan
 Nutrisi
                                    Nutrisi|  | 
 Kesadaran       Hipovolemik
Kesadaran       Hipovolemik|  | 
Stasis Cairan Tubuh    Gangguan Mobilitas Fisik
 Gangguan Persepsi Sensori
            Gangguan Persepsi Sensori
Penumpukan Sekret
|  | 
Gangguan Bersihan Jalan Nafas
Pemeriksaan Diagnostik
1.     
Cairan Cerebrospinal : Protein
meningkat, Nonne/Pandi +, Glukosa menurun
2.     
LED : meningkat
3.     
Thorax Photo
4.     
Darah Tepi : Leukosit meningkat
5.     
CT Scan untuk melihat keadaan
otak
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul
adalah :
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan
peningkatan tekanan intrakranial
Tujuan :
· 
Pasien kembali pada keadaan
status neurologis sebelum sakit
· 
Meningkatnya kesadaran pasien
dan fungsi sensoris
Kriteria hasil :
· 
Tanda-tanda vital dalam batas
normal
· 
Rasa sakit kepala berkurang
· 
Kesadaran meningkat
·  Adanya peningkatan kognitif dan tidak ada atau hilangnya tanda-tanda
tekanan intrakranial yang meningkat.
Rencana Tindakan :
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
Pasien bed rest total dengan posisi tidur terlentang
  tanpa bantal | 
Perubahan pada tekanan intakranial akan dapat
  meyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak | 
| 
Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS. | 
Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjt | 
| 
Monitor tanda-tanda vital seperti TD, Nadi, Suhu,
  Respirasi dan hati-hati pada hipertensi sistolik | 
Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan
  keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuatif. Kegagalan
  autoregulasi akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat
  dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diikuti oleh penurunan
  tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan
  infeksi. | 
| 
Monitor intake dan output | 
Hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan
  meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada pasien yang tidak sadar serta
  nausea yang menurunkan intake per oral | 
| 
Bantu pasien untuk membatasi muntah, batuk. Anjurkan
  pasien untuk mengeluarkan napas apabila bergerak atau berbalik di tempat
  tidur. | 
Aktifitas muntah atau batuk dapat meningkatkan
  tekanan intrakranial dan intraabdomen. Mengeluarkan napas sewaktu bergerak
  atau merubah posisi dapat melindungi diri dari efek valsava | 
| 
Kolaborasi : 
Berikan cairan perinfus dengan perhatian ketat. | 
Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan
  tekanan intrakranial, vetriksi cairan dan cairan dapat menurunkan edema
  cerebral | 
| 
Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen | 
Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan
  pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik
  serebral | 
| 
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti: Steroid,
  Aminofel, Antibiotika. | 
Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas
  kapiler. 
Menurunkan edema serebri 
Menurunkan metabolik sel / konsumsi dan kejang. | 
Nyeri berhubungan dengan adanya iritasi lapisan otak
Tujuan :
Pasien terlihat rasa sakitnya berkurang /
rasa sakit terkontrol
Kriteria evaluasi :
· 
Pasien dapat tidur dengan
tenang
· 
Memverbalisasikan penurunan
rasa sakit.
Rencana Tindakan :
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
Independent 
Usahakan membuat lingkungan yang aman dan tenang | 
Menurunkan reaksi terhadap rangsangan ekternal atau
  kesensitifan terhadap cahaya dan menganjurkan pasien untuk beristirahat | 
| 
Kompres dingin (es) pada kepala dan kain dingin pada
  mata | 
Dapat menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah otak | 
| 
Lakukan latihan gerak aktif atau pasif sesuai
  kondisi dengan lembut dan hati-hati | 
Dapat membantu relaksasi otot-otot yang tegang dan
  dapat menurunkan rasa sakit / disconfort | 
| 
Kolaborasi : 
Berikan obat analgesik | 
Mungkin diperlukan untuk menurunkan rasa sakit.
  Catatan : Narkotika merupakan kontraindikasi karena berdampak pada status
  neurologis sehingga sukar untuk dikaji. | 
Resiko  injuri
berhubungan dengan adanya kejang, perubahan status mental dan penurunan tingkat
kesadaran
Tujuan:
Pasien bebas dari injuri yang disebabkan
oleh kejang dan penurunan kesadaran
Rencana Tindakan :
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
Independent : 
Monitor kejang pada tangan, kaki, mulut dan
  otot-otot muka lainnya | 
Gambaran tribalitas sistem saraf pusat memerlukan
  evaluasi yang sesuai dengan intervensi yang tepat untuk mencegah terjadinya
  komplikasi. | 
| 
Persiapkan lingkungan yang aman seperti batasan
  ranjang, papan pengaman, dan alat suction selalu berada dekat pasien. | 
Melindungi pasien bila kejang terjadi | 
| 
Pertahankan bedrest total selama fae akut | 
Mengurangi resiko jatuh / terluka jika vertigo,
  sincope, dan ataksia terjadi | 
| 
Kolaborasi : 
Berikan terapi sesuai advis dokter seperti;
  diazepam, phenobarbital, dll. | 
Untuk mencegah atau mengurangi kejang. 
Catatan : Phenobarbital dapat menyebabkan
  respiratorius depresi dan sedasi. | 
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
kerusakan neuromuskulaer, penurunan kekuatan otot, penurunan kesadaran,
kerusakan persepsi/kognitif
Tujuan :
Tidak terjadi kontraktur, footdrop,
gangguan integritas kulit, fungsi bowell dan bladder optimal serta peningkatan kemampuan
fisik
Tindakan :
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Independen : 
Review kemampuan fisik dan kerusakan yang terjadi | 
Mengidentifikasi kersakan fungsi dan menentukan
  pilihan intervensi | 
| 
Kaji tingkat imobilisasi, gunakan skala
  ketergantungan dari 0 - 4 | 
Kemungkinan tingkat ketergantungan (0) hanya
  memerlukan bantuan minimal (1)Memerlukan bantuan moderate (3) Memerlukan
  bantuan komplit dari perawat (4)Klien yang memerlukan pengawasan khusus
  karena resiko injury yang tinggi | 
| 
Berikan perubahan posisi yang teratur pada klien | 
Perubahan posisi teratur dapat mendistribusikan
  berat badan secara meneyluruh dan memfasilitasi peredaran darah serta
  mencegah dekubitus | 
| 
Pertahankan body aligment adekuat, berikan latihan
  ROM pasif jika klien sudah bebas panas dan kejang | 
Mencegah terjadinya kontraktur atau foot drop serta
  dapat mempercepat pengembalian fungsi tubuh nantinya | 
| 
Berikan perawatan kulit secara adekuat, lakukan
  masasse, ganti pakaian klien dengan bahan linen dan pertahankan tempat tidur
  dalam keadaan kering | 
Memfasilitasi sirkulais dan mencegah gangguan
  integritas kulit | 
| 
Berikan perawatan mata, bersihkan mata dan tutup
  dengan kapas yang basah sesekali | 
Melindungi mata dari kerusakan akibat terbukanya
  mata terus menerus | 
| 
Kaji adanya nyeri, kemerahan, bengkak pada area
  kulit | 
Indikasi adanya kerusakan kulit | 
Kerusakan sensori persepsi berhubungan
dengan kerusakan penerima rangsang sensori, transmisi sensori dan integrasi
sensori
Tujuan :
1. Kesadaran klien dan persepsi sensori membaik
Tindakan :
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Evaluasi secara teratur perubahan orientasi klien,
  kemampuan bicara, keadaan emosi serta proses berpikir klien. | 
Kerusakan area otak akan menyebabkan klien mengalami
  gangguan persepsi sensori. Sejalan dengan proses peneymbuhan, lesi area otak
  akan mulai membaik sehingga perlu dievaluasi kemajuan klien | 
| 
Kaji kemampuan menterjemahkan rangsang sensori
  misalnya : respon terhadap sentuhan, panas atau dingin, serta kesadaran
  terhadap pergerakan tubuh. | 
Informasi tersebut penting untuk menentukan tindak
  lanjut bagi klien | 
| 
Batasi suara-suara bising serta pertahankan
  lingkungan yang tenang | 
Menurunkan kecemasan, dan mencegah kebingungan pada
  klien akibat rangsang sensori berlebihan | 
| 
Tetap bicara dengan klien dengan suara yang tenang,
  gunakan kata-kata yang sederhana dan singkat serta pertahankan kontak mata | 
Rangsang sensori tetap diberikan pada klien walaupun
  dalam keadaan tidak sadar untuk memacu kemampuan sensori persepsi klien | 
| 
Kolaborasi : 
Rujuk ke ahli fisioterapi atau okupasi | 
Untuk dapat memberikan penanganan menyeluruh pada klien | 
Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan menelan,
keadaan hipermetabolik
Tujuan :
Nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria
tidak adanya tanda malnutrisi dengan nilai laboratorium dalam batas normal
Tindakan : 
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kaji kemampuan klien dalam menelan, batuk dan adanya
  sekret | 
Faktor-faktor tersebut menentukan kemampuan menelan
  klien dan klien harus dilindungi dari resiko aspirasi | 
| 
Auskultasi bowel sounds, amati penurunan atau
  hiperaktivitas suara bpowell | 
Fungsi gastro intestinal tergantung pula pada
  kerusakan otak, bowelll sounds menentukan respon feeding atau terjadinya
  komplikasi misalnya illeus | 
| 
Timbang berat badan sesuai indikasi | 
Untuk megevaluasi efektifitas dari asupan makanan | 
| 
Berikan makanan dengan cara meninggikan kepala | 
Menurunkan resiko regurgitasi atau aspirasi | 
| 
Pertahankan lingkungan yang tenang dan anjurkan
  keluarga atau orang terdekat untuk memberikan makanan pada klien | 
Membuat klien merasa aman sehingga asupan dapat
  dipertahankan | 
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
· 
Donna, Medical Surgical
Nursing, WB Saunders, 1991
· 
Brunner / Suddarth, Medical
Surgical Nursing, JB Lippincot Company, Philadelphia, 1984
· 
Doenges, Marilyn E, Nursing
Care Plans, F.A.Davis Company, Philadelphia, 1993
 
 
 
ConversionConversion EmoticonEmoticon