ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. S DENGAN EMPIEMA PARU DI RUANG PENYAKIT PARU LAKI 
RSUD Dr. SOETOMO 
SURABAYA

Oleh :
Subhan
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS
KEDOKTERAN UNAIR
SURABAYA
2003
LEMBAR
PENGESAHAN
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN EMPIEMA DI RUANG PARU LAKI RSUD Dr. SOETOMO
SURABAYA
Oleh :
Subhan
| 
Pembimbing Akademik 
Tintin Sukartini, S.Kp | 
Pembimbing Klinik 
Supini, SKM | 
EMPIEMA
A.   
 Pengertian
Adalah kondisi dimana terdapatnya udara dan nanah dalam rongga pleura
dengan yang dapati timbul sebagai akibat traumatik maupun proses penyakit
lainnya
B.    
Etiologi
- Berasal dari Paru
¨      
Pneumonia
¨      
Abses
Paru
¨      
Adanya
Fistel pada paru
¨      
Bronchiektasis
¨      
TB
¨      
Infeksi
fungidal paru
- Infeksi Diluar Paru
¨      
Trauma
dari tumor
¨      
Pembedahan
otak
¨      
Thorakocentesis
¨      
Subdfrenic
abces
¨      
Abses
hati karena amuba
- Bakteriologi
¨      
Staphilococcus
Pyogenes,. Terjadi pada semua umur, sering pada anak
¨      
Streptococcus
Pyogenes
¨      
Bakteri
gram negatif
¨      
Bakteri
anaerob
C.    
Patofisiologi
Akibat invasi kuman progekin ke pleura timbul keradangan akut yang diikuti
dengan pembentukan eksudat serous. Dengan makin banyaknya sel-sel PMN baik yang
hidup atau yang mati serta peningkatan kadar cairan menjadi keruh dan kental
serta adanya endapan fibrin akan membentuk kantong-kantong yang melokalisir
nanah tersebut. 
D.   
Gejala
Klinis
Dibagi menjadi dua stadium yaitu :
- Empiema akut
Gejala mirip dengan pneumonia yaitu panas tinggi, nyeri pleuritik, apabila
stadium ini dibiarkan dalam beberapa minggu akan timbul toksemia, anemia, pada
jaringan tubuh. Jika nanah tidak segera dikeluarkan akan timbul fistel
bronchopleura dan empiema neccesitasis.
- Empiema kronik
Batasan yang tegas antara akut dan kronis sukar ditentukan disebut kronis
apabila terjadi lebih dari 3 bulan. Penderita mengelub badannya lemah,
kesehatan penderita tampak mundur, pucat pada jari tubuh.
E.    
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik 
Adanya tanda cairan disertai pergerakan hemithoraks yang sakit berkurang.
Terdengar suara redup pada perkusi. Pada auskultasi suara nafas menurun sampai
menghilang disisi hemithorak yang sakit. 
Foto Dada
Foto thoraks PA dan lateral didapatkan gambaran opacity yang menunjukkan
adanya cairan dengan atau tanpa kelainan paru. Bila terjadi fibrothoraks,
trakea di mediastinum tertarik ke sisi yang sakit dan juga tampak adanya
penebalan. 
Diagnosa pasti
Aspirasi pleura akan menunjukkan adanya nanah didalam rongga dada (pleura).
Nanah dipakai sebagi bahan pemeriksaan : Citologi, Bakteriologi, Jamur, Amoeba
dan dilakukan pembiakan terhadap kepekaan antibiotik. 
Penatalaksanaan 
Prinsip pengobatan pada empiema :
Prinsip pengobatan pada empiema :
- Pengosongan ronga pleura dari nanah
¨      
 Aspirasi Sederhana
Dilakukan berulangkali dengan memakai jarum lubang besar. Cara ini cukup
baik untuk mengeluarkan sebagian besar pus dari empiema akut atau cairan masih
encer. Kerugian teknik seperti ini sering menimbulkan “pocketed” empiema. USG
dapat dipakai untuk menentukan lokasi dari pocket empiema. 
¨      
Drainase
Tertutup
Pemasangan “Tube Thoracostomy” = Closed Drainage (WSD)
Indikasi pemasangan darin ini apabila nanah sangat kental, nanh berbentuk
sudah dua minggu dan telah terjadi pyopneumathoraks. Pemasangan selang jangan
terlalu rendah, biasanya diafagma terangkat karena empiema. Pilihlah selang
yang cukup besar. Apabila tiga sampai 4 mingu tidak ada kemajuan harus ditempuh
dengan cara lain seperti pada empiema kronis. 
¨      
Drainase
Terbuka (open drainage)
Tindakan ini dikerjakan pada empiema kronis dengan memotong sepenggal iga
untuk membuat “jendela”. Cara ini dipilih bila dekortikasi tidak dimungnkinkan
dan harus dikerjakan dalam  kondisi
betul-betul steril. 
- Pemberian antibiotika
Mengingat  sebab kematian umumnya
karena sepsis, maka pemberian antibiotik memegang peranan yang penting.
Antibiotik harus segera diberikan begitu diagnosa diegakkan dan dosisnya harus
adekuat. Pilihan antibiotik didasarkan pada hasil pengecatan gram dari hapusan
nanah. Pengobatan selanjutnya tergantung pada hasil kultur dan tes kepekaan
obat. Bila kuman penyebab belum jelas dapat dipakai Benzil Penicillin dosis
tinggi.
- Penutupan rongga pleura
Empiema kronis gagal menunjukkan respon terhadap drainase selang, maka
dilakukan dekortikasi atau thorakoplasti. Jika tidak ditangani dengan baik akan
menambah lama rawat inap.
- Pengobatan kausal
Tergantung penyebabnya misalnya amobiasis, TB, aktinomeicosis, diobati
dengan memberikan obat spesifik untuk masing-masing penyakit.
- Pengobatan tambahan dan Fisioterapi
Dilakukan untuk memperbaiki keadaan umum
Komplikasi
Yang sering timbul adalah vistula Bronchopleura dan komplikasi lainnya.
Yang mungkin timbul misalnya syock, sepsis, kegagalan jantung, kongestif, dan
otitis media. 
F.     
Penatalaksanaan
Keperawatan
- Pengkajian Data Dasar
¨      
Riwayat/adanya
faktor-faktor penunjang
Merokok, terpapar polusi udara yang berat, riwayat alergi pada keluarga
¨      
Riwayat
yang dapat mencetuskan 
Eksaserbasi seperti : Alergen (debu, serbuk kulit, serbuk sari, jamur)
Stress emosional, aktivitas fisik berlebihan
Infeksi saluran nafas
Drop out pengobatan
¨      
Pemeriksaan
Fisik
¶ 
Manifestasi
klasik dari PPOM
Peningkatan dispnea
Retraksi otot-ot\ot abdominal, menganngkat bahu saat inspirasi, pernafasan
cuping hidung (penggunaan otot aksesories pernafasan)
Penurunan bunyi nafas
Tachipnea, orthopnea
¶ 
Gejala-gejala
menetap pada proses penyakit dasar
ASMA
Batuk (produktif/non produktif)
Dada terasa seperti terikat
Mengi saat inspirasi dan ekspirasi (terdengar tanpa stetoskop)
Pernafasan cuping hidumng
Ketakutan dan diaphoresis
BRONCHITIS
Batuk produktif dan sputum warna putih, terjadi pada pagi hari (disebut
batuk perokok)
¨      
Makanan/Cairan
-         
Mual,
muntah, anorkesia, penurunan BB menetap (empisema)
-         
Peningkatan
BB menetap (oedema) pada bronchitis
-         
Turgor
menurun
-         
Penurunan
massa otot/lemak sub kutan (emfisema)
-         
Hepatomegali
(bronchitis)
¨      
Higiene
Penurunan kemampuan ADL
¨      
Pernafasan
-         
Nafas
pendek (disepnea sebagai keluhan menonjol pada emphisema)
-         
Episode
sukar bernafas (asma)
-         
Rasa
dada tertekan 
-         
Batuk
menetap dan produksi sputum daat banun tidur tiap hari, minimum selama tiga
bulan berturut-turut sedikitnya selama dua tahun
-         
Sputum
banyak sekali (pada bronchitis kronis)
-         
Riwayat
pneumonia berulang, terpajan polusi pernafasan/zat kimia (rokok, debu/asap,
asbes, kain katun, serbuk gergaji)
-         
Defisiensi
alfa – antitripsin (emphisema)
-         
Penggunaan
otot bantu pernafasan
-         
Buny
naffas : redup denga ekspirasi mengi (emfisema)
-         
Perkusi
: Hipersonan (jebakan udara pada emfisema)
   Bunyi pekak (konsolidasi, cairan)
-         
Kesulitan
bicara kalimat / lebih dari 4 – 5 kata
-         
Pink
buffer (warna kulit normal kalau frekuensi nafas cepat)
¨      
Seksualitas
Penuruan Libido
- Diagnosa Keperawatan
A.   
Tidak
efektif Bersihan Jalan nafas b.d bronchospasme, sekret kental
Tujuan : Bersihan Jalan nafas efektif
Secara verbal
menyatakan kesulitan bernafas
Penggunaan otot
bantu penafasan
Mengi, ronchi,
cracles
Batuk (menetap)
dengan/tanpa produksi sputum
Kriteria Hasil
-         
Bunyi nafas bersih
-         
Batuk efektif
-         
Mengi (-), Ronchii (-) Cracles
(-)
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
Auskultasi bunyi nafas | 
Derajad spasme broncus (dengan / tanpa
  obstruksi saluran nafas) : ekspirasi mengi, tidak ada bunyi nafas, bunyi
  nafas redup | 
| 
Kaji frekuensi pernafasan | 
Prose infeksi akut (tachipnea) | 
| 
Catat : Keluhan Dispnea, keluhan lapar
  udara : Gelisah, distres nafas, penggunaan otot bantu pernafasan | 
Klien denga distres berat akan mencari
  posisi yang paling mudah untuk bernafas | 
| 
Pertahankan lingkungan bebas polusi | 
Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan
  yang dapat mentriger episode akut | 
|  |  | 
B.    
Gangguan
Pertukaran Gas b.d Obstruksi Jalan Nafas sekunder terhadap penumpukan sekret,
Bronchospasme
Tujuan :
Pertukaran gas dapat dipertahankan
Data :
Dispnea, gelisah, ketidakmampuan mengeluarkan sekret, GDA (hipoksia),
Perubahan tanda vital, penurunan toleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
-         
Perbaikan
sirkulasi dan oksigenasi
-         
GDA
dalam batas normal
-         
Tanda
distress pernafasan tidak ada
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
Kaji frekuensi dan kedalaman pernafasan,
  catat penggunaan otot bantu pernafasan dan ketidakmampuan bicara karena sesak | 
Evaluasi derajad distress nafas dan
  kronis atau tidaknya proses penyakit. | 
| 
Bantu klien untuk mencari posisi yang
  nenudahkan bernafas, dengan kepala lebih tinggi | 
Suplai O2 dapat diperbarui
  dalam latihan nafas agar paru tidak kolaps. | 
| 
Bantu klien untuk batuk efektif | 
Batuk efektif membantu mengeluarkan
  sputum sebagai sumber utama gangguan pertukaran gas.  | 
| 
Auskultasi suara nafas | 
Suara nafas redup oleh karena adanya
  penurunan penurunan aliran udara/ konsolidasi. Mengni menunjukkan adanya
  bronkospasme dan kracles menunjukkan adanya cairan | 
C.    
Perubahan
Nutrisi : Kurang dari Kebutuhan Tubuh b.d Sesak nafas,anoreksia, mual, muntah,
efek obat, kelemahan.
Tujuan       : Status nutrisi dapat
dipertahankan
Data          : Penurunan B, Intke
makanan dan minuman menurun, 
  mengatakan
tidak nafsu makan
Kriteria      : 
-         
BB
tidak mengalami penurunan
-         
Intake
makanan dan cairan adekuat
-         
Nafsu
makan meningkat/baik
| 
INTERVENSI | 
RASIONAL | 
| 
Obserasi intake dan output/8 jam. Jumlah
  makanan dikonsumsi tiap hari dan timbang BB tiap hari | 
Mengidentifikasi adanya kemajuan/
  penyimpanan dari tujuan yang diharapkan | 
| 
Ciptakan suasana yang menyenangkan,
  lingkungan yang bebas dari bau selama waktu makan : 
-    
  Lakukan perawatan mulut sebelum
  dan setelah makan 
-    
  Bersihkan lingkungan tempat
  penyajian makanan 
-    
  Hindari pengunaan pengharum
  berbau menyengat 
-    
  Lakukan chest fisioterapi dan
  nebulizer selambat-lambatnya satu jam sebelum makan 
-    
  Sediakan tempat yang  tepat untuk membuang tissue/sekret batuk | 
Bau-bauan dan pemandangan yang tidak
  menyenangkan selama waktu makan dapat menyebabkan anoreksia. Obat-obatan yang
  dberikan segera seelah makan dapat mencetuskan mual dan muntah. | 
TINJAUAN KASUS
1.      PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama                     : Tn. S
Jenis Kelamin        : Laki-laki
Umur                     : 52 tahun
Suku/bangsa          : Jawa/Indonesia
Status marital        : Kawin
Pendidikan                        : SD
Pekerjaan               : Dagang
Bahasa yang dig    : Jawa
Alamat                  : Pesuwan
Porong
Penanggungjawab
Nama                     : Ny. S
Hub. Dg klien       : Istri
Pendidikan                        : -
Pekerjaan               : Ibu Rumah
Tangga
Alamat                  : Pesuwan
Porong
Alasan Masuk Rumah Sakit
Sesak nafas dan batuk sejak dua bulan yang lalu dan dirasakan makin lama
makin bertambah berat. Setelah periksa ke dokter dianjurkan untuk dirujuk ke
RSUD Dr. Soetomo surabaya
Keluhan Utama   :
Sesak Nafas
Klien mengeluh seak sejak 2 bulan yang lalu
dan dirasakan makin hari makin memberat, sesak dirasakan bertambah bila klien
jalan sekitar 10 meter dan timbul nyeri pada dada serta saat klien berbaring
terlentang. Sessak dirasa berkurang bila klien duduk. Untuk mengurangi rasa
sesak klien hanya tidur dengan posisi duduk dan sulit tidur. Sesak yang timbul
dirasakannya menekan pada dada bagian bawah dan hingga membuat klien merasa
kepayahan untuk melakukan kegiatan sehingga klien hanya di tempat tidur dan
jarang tidur terlentang.
Riwayat Kesehatan Sebelumnya
Klien tidak pernah sakit berat sebelum ini. Hanya demam biasa dan sembuh
setelah minum obat dari warung. Klien tidak pernah MRS sebelumnya, klien
mengatakan tidak pernah alergi obat / makanan tertentu. Klien sebelumnya biasa
menggunakan rokok sekitar  2 bungkus tiap
harinya selama sekirat 35 tahun.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Kien saat ini mengalami batuk-batuk ringam nulai 2 bulan yang lalu, gejala
menjadi lebih berat sekitar satu bulan. Awalnya klien berobat ke dokter swasta
sebanyak dua kali namun tidak sembuh. Satu bulan terakhir klien menjadi sesak
dan rasa sesak meningkat. Lalu klien berobat ke dokter dan karena pengobatan
tidak sembuh dianjrukan untuk dibawa ke RS.
Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
jantung, asma, kening manis, gondok dam tidak ada yang mengalami sakit
batuk-batuk selama satu tahun terakhir.
Aktivitas Hidup Sehari-hari
| 
Aktivitas Sehari-hari | 
Sebelum MRS | 
Saat MRS | 
| 
Makan dan Minum 
a.       Pola Makan 
b.      Makanan disukai 
c.       Makanan Pantang 
Minuman 
a.       Jenis minuman 
b.      Jumlah (24 jam) 
c.       Minuman disukai | 
3 X/hari satu
  porsi 
nasi pecel 
- 
air putih 
2000 cc 
kopi | 
7 sendok 
- 
- 
air putih 
1500 cc 
teh | 
| 
Eliminasi 
BAB 
a.       Frekuensi 
b.      Jumlah 
c.       Warna 
d.      Kelainan dan Bau 
BAK 
a.       Frekuensi 
b.      Banyak 
c.       Warna 
d.      Kelainan dan bau 
KERINGAT 
a.       Banyaknya 
b.      Kelainan dan bau | 
1 x/hari 
normal 
normal 
normal 
8 – 10 X/hari 
1500 cc 
normal 
normal | 
1 x/hari 
normal 
normal 
normal 
7-8 X/hari 
1500 cc 
normal 
normal | 
| 
Istirahat dan
  Tidur 
ISTIRAHAT 
Siang 
Malam 
Lain-lain 
TIDUR 
Siang 
Malam 
Kesulitan tidur 
Cara mengatasi | 
2 jam 
3 jam 
5 jam 
7 jam 
tidak ada | 
9 jam 
3 jam 
3 jam 
9 jam 
sesak nafas 
tidur dengan
  duduk | 
| 
AKTIVITAS 
Pekerjaan
  harian 
Lama kerja 
Perjalanan 
Kendaraan | 
Dagang 
7 jam 
½ jam 
sepeda motor | 
Tidak ada 
- 
- 
- | 
| 
KEBERSIHAN DIRI 
Mandi 
Gosok gigi 
Cuci rambut 
Potong kuku 
Hambatan dalam
  PH | 
Mandiri 
Mandiri 
Mandiri 
Mandiri 
- | 
Di tempat tidur 
Di tempat tidur 
- 
mandiri 
Sesak nafas | 
| 
REKREASI 
a.       Mendengarkan radio 
b.      Menonton televisi 
c.       Olah raga 
d.      Tempat hiburan | 
Tidak 
4 jam 
tidak pernah 
tidak pernah | 
Tidak 
Tidak 
Tidak 
Tidak | 
Psikososial
Klien menganggap penyakit yang dialami adalah ujian dari Tuhan dan akibat
kecerobohan dirinya karena banyak merokok semasa muda. Klien mengatakan bahwa
ia sekarang sudah tua sehingga saatnya berhenti 
merokok.
Sosial
Klien selalu dijenguk oleh keluarga, tetangganya dan menyatakan biasa ikut
perkumpulan RT yang dilakukan di lingkungannnya.
Spiritual
Klien mengatakan ia idak shalat karena sekarang sedang mengalami sakit. Klien
mengatakan bahwa iaakan istirahat selama sakit.
Pemeriksaan Fisik
¶ 
Umum
Kesadaran Composmentis, GCS = 15 Penampilan Kurus, TB 170 Cm BB 43 Kg, TD =
120/80 mmHg, Nadi 92 X/mnt, RR 28 X/mnt, S : 37,2OC
¶ 
Kepala
Bentuk oval, ukuran relatif proporsional
dengan tubuh, kulit kepala lesi (-) tumor (-)
¶ 
Rambut
Lurus, tebal, hitam, dan bersih
¶ 
Mata
Mampu menghitung jari dengan baik pada jarak 5 meter, icterus (-)
conjungtiva tidak anemis, pupil isokhor reflek baik +/+ posisi okular simetris,
tidak menggunakan kacamata.
¶ 
Hidung
Simetris, sekret tidak ada, penciuman baik, tidak ditemukan
polip/peradangan mukosa.
¶ 
Telinga
Pendengaran baik, posisi simetris, tidak ada serumen/cairan
¶ 
Mulut
dan Gigi
Bibir simetris, bau mulut tidak sedap, perdarahan gusi (-) halitosis (-),
kerusakan mukosa (-), Jumlah gigi 32 Caries (-) kebersihan gigi kurang,
hiperemis tepi lidah (-) fungsi pengecapan baik, peradanngan faring (-)
¶ 
Leher
Pembesaran KGB (-) Pembesaran Thiroid (-) Peningkatan VJP (-), kaku kuduk
(-)
¶ 
Thoraks
Dada simetris, pergerakan simetris, retraksi intercostal (+)supralavicula
(+), Terpasang selang WSD pada ICS 4-5 midaxila dekstra, Keluaran (+)
Vocal Fremitus kanan kiri dan depan belakang sama (merata)
Perkusi sonor simetris kanan kiri
Whezing (-) Ronchii (-)
¶ 
Abdomen
Meteorismus (-) tidak teraba adanya massa distensi (+) BU 10 X/mnt,
intensitas lemah
¶ 
Genital
Tidak ada keluhan berkemih
¶ 
Ekstremitas
Simetris, deformitas (-), lessi (-) oedema (-) cyanosis (-) 
Teraba keringat dingin pada akral
¶ 
Integumen
Bersih, terdapat luka pemasangan drainage WSD pada thoraks
Palpasi lembab, turgor relatif elastis
2.     
ANALISA
DATA
| 
DATA | 
ETIOLOGI | 
MASALAH | 
|   DS : 
dada nyeri
  sebelah kiri bila untk bernafas 
DO :  
Sering mengusap
  dada kiri 
Perilaku
  distraksi 
N : 92 X/mnt 
T : 140/90 mmHg | 
Penumpukan Pus 
Tekanan Intrapleural 
Rangsang saraf nyeri | 
Gangguan rasa Nyaman : Nyeri | 
|  DS : 
Mengatakan
  nafsu makan menurun dan terasa mual 
DO : 
Makan habis 6 –
  7 sendok makan, Turgor cukup, BB 49 Kg,TB 170 Cm | 
Sesak 
Psikologis 
Anoreksia 
Mual | 
Nutrisi | 
3.     
PERENCANAAN
Diagnosa
Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d proses
infeksi pada paru
Tujuan :
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan 3 X 24 jam nyeri berkurang dan klien dapat beradaptasi
dengan nyeri yang ada
Kriteria hasil :
¶ 
Mengungkapkan
rasa nyeri di dada kiri berkurang
¶ 
Dapat
bernafas tanpa rasa nyeri
¶ 
Tanda
vital dalam batas normal
¶ 
Hasil
laborat : Leukosit dalam batas normal
| 
Tgl | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
14/01 | 
Pantau nadi dan
  tekanan darah tiap 3 – 4 jam | 
Identifikasi
  kemajuan/penyimpangan dari hasil yang diharapkan | 
|  | 
Kaji tinkat
  nyeri dan kemampuan adaptasi | 
Memantau
  tingkat nyeri dan respon klien terhadap nyeri yang timbul | 
|  | 
Berikan
  tindakan untuk memberikan rasa nyaman/menurangi nyeri  | 
Berupa
  relaksasi, distraksi visual, distraksi motorik, pengaturan posisi | 
|  | 
Kolaborasi :
  pemberian analgetik | 
Mengontrol
  nyeri dan memblok jalan rangsang nyeri | 
|  | 
Konsultasi ke
  dokter bila nyeri bertambah | 
Merupakan
  gejala yang berat yang mungkin timbul  | 
Diagnosa
Keperawatan 
Resiko Perubahan
Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia
Tujuan :
Dalam waktu 5 X
24 Jam nafsu makan klien  meningkat
Kriteria hasil :
-         
Rasa
mual berkurang /tidak ada
-         
Turgor
meningkat
-         
Diit
dari RS habis
| 
Tgl | 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
14/01 | 
Berikan
  penjelasan tentang pentingnya makanan yang adekuat dan bergizi | 
Meningkatkan
  pengetahuan dan kepatuhan untuk menjalankan program diet sesuai aturan | 
|  | 
Dorong klien
  untuk makan diet TKTP | 
Peningkatan
  pemenuhan kebutuhan dan kebutuhan pertahanan tubuh | 
|  | 
Anjurkan makan
  dalam prosi kecil dan sering | 
Distensi
  abdomen akibat makanan banyak mungkin menriger adanya nyeri | 
|  | 
Pertahankan
  higiene mulut | 
Akumulasi
  partikel makanan di mulut menambah rasa ketidaknyamanan pada mulut dan
  menurunkan nafsu makan | 
|  | 
Kolaborasi
  dengan tim gizi untuk mengganti bubur mulai makan siang (14/02/02) | 
Meninkatkan
  kemampuan asupan sesuai dengan kemampuan klien | 
4.     
PELAKSANAAN
| 
Tanggal | 
Jam | 
TINDAKAN KEPERAWATAN | 
Paraf | 
| 
14/02/02 
Dx. I | 
08.00 
09.00 
09.45 
10.00 
13.00 
13.15 
14.00 | 
Membersihkan
  lingkungan 
Observasi
  tanda-tanda vital 
Mengajarkan
  klien nafas dalam  
Memberikan
  minuman hanggat (1) Melakukan injeksi Cefotaxim 3 X 1 gram IV
Menganjurkan
  untuk menghirup uap air panas 
Observasi tanda
  vital (2) Mengganti cairan infus RL |  | 
| 
14/02/02 
Dx. 2 | 
08.00 
09.15 
10.00 
10.15 
12.30 | 
Memberikan
  penjelasan tentang pentingnya nutrisi 
Observasi tanda
  vital TD 130/90mmHg N 90 X/mnt 
Menganjurkan
  untuk makan sedikit tapi sering 
Menyuruh klien
  untuk berkumur  terlebih dahulu sebelum
  dan sesudah makan 
Membantu klien
  makan ; habis 12 sendok ( ½  porsi) |  | 
 
 
 
ConversionConversion EmoticonEmoticon