Dasar-Dasar
Transaksi Pertukaran
Dari dasar ekonomi Homans mengambil konsep-konsep seperti biaya (cost) dan
imbalan (rewards). Gambaran tentang perilaku manusia ini sudah
dikembangkan dengan menjelasakan pertukaran ekonomi di pasar, tujuannya untuk memperluas
sehingga
mencakup pertukaran sosial juga. Dukungan sosial seperti halnya uang, dapat
dilihat sebagai suatu reward, dan berada dalam suatu posisi bawahan dalam suatu
hubungan sosial dapat dilihat sebagai cost.
Konsep tambahan juga ditambahakan, antara lain kuantitas dan nilai
yang dilihat sebagai variabel, di mana keduanya akan merupakan pusat proposisi
yang dikembangkan yang bersifat menjelaskan. Kuantitas menunjuk pada frekuensi
di mana suatu perilaku tertentu dinyatakan dalam suatu jangka waktu tertentu,
atau sejumlah perilaku yang sedang terjadi.Nilai adalah tingkat di mana suatu
perilaku tertentu didukung atau dihukum.Pengukuran yang tepat mengenai nilai
yang terlepas dari kuantitas, sering mengalami kesulitan, gampang untuk menarik
kesimpulan yang berhubungan dengan nilai-nilai seseorang dengan mencatat
frekuensi di mana dia terlibat dalam suatu bentuk perilaku tertentu.
Proposisi menurut Homans pada hewan, yaitu :
1.
Proposisi Sukses (The
Success Proposition) atau Kadar Penguat
Homans mengemukakan bahwa untuk semua tindakan yang dilakukan
seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin
besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu. Proposisi ini berarti bahwa
orang makin besar kemungkinannya untuk meminta nasihat orang lain jika ia di
masa lalu telah menerima hadiah berupa nasihat yang berguna. Selanjutnya, makin
sering orang menerima hadiah yang berguna dimasa lalu, makin sering ia akan
meminta nasihat.
Umumnya
perilaku yang sesuai dengan proposisi keberhasilan meliputi tiga tahap.
Ø Pertama, tindakan orang;
Ø kedua, hadiah yang dihasilkan;
Ø ketiga, perulangan tindakan asli ataupun serupa dalam hal tertentu.
Ada beberapa
hal yang ditetapkan Homans mengenai proposisi sukses.
Ø
Pertama, di saat tertentu
individu benar-benar tak dapat bertindak yang sama sesering mungkin.
Ø
Kedua, makin pendek jarak waktu
antara perilaku dan hadiah, makin besar kemungkinan mengulangi perilaku, begitu
pula sebaliknya.
Ø
Ketiga, pemberian hadiah secara intermiten
lebih besar kemungkinannya menimbulkan perulangan perilaku ketimbang
menimbulkan hadiah yang teratur. Hadiah yang teratur menimbulkan kejenuhan.
2.
Proposisi Pendorong
(The Stimulus Proposition) atau Kontrol Rangsang
Bila dalam kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan
dorongan telah menyebabkan tindakan orang yang diberi hadiah, maka makin serupa
dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang
melakukan tindakan serupa.
3.
Proposisi Nilai (The
Value Proposition)
atau Hukuman dan Ongkos
Makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin
besar ia melakukan tindakan itu. Di sini Homans memperkenalkan konsep hadiah
dan hukuman.Hadiah adalah tindakan dengan nilai positif.Hukuman adalah tindakan
dengan nilai negatif. Homans Menemukan bahwa hukuman bukan alat yang efisien
untuk membujuk orang mengubah perilaku karena hukuman cenderung tidak
diinginkan. Lebih baik tak memberikan hadiah terhadap perilaku yang tak
diinginkan karena hadiah jelas lebih disukai. Homans menjelaskan bahwa teorinya bukan teori
hedonitas ( hadiah berupa materi atau altruistis/ membantu orang lain).
4.
Proposisi
Deprivasi-Kejenuhan (The Deprivation-Station Proposition)
Makin sering seseorang menerima hadiah khusus di masa lalu yang
dekat, makin kurang bernilai baginya setiap unit hadiah berikutnya.Dalam hal
ini, Homans mendefinisikan dua konsep penting lainnya, yaitu biaya dan
keuntungan.Biaya tiap perilaku didefinisikan sebagai hadiah yang hilang karena
tidak jadi melakukan sederetan tindakan yang direncanakan.Keuntungan dalam
pertukaran sosial dilihat sebagai sejumlah hadiah yang lebih besar yang
diperoleh atas biaya yang dikeluarkan. Yang terakhir ini yang menyebabkan Homans menyusun kembali proposisi
kerugian-kejemuan sebagai berikut: makin besar kauntungan yang diterima
seseorang sebagai hasil tindakannya, makin besar kemungkinan ia melaksanakan
tindakan itu.
5.
Proposisi
Persetujuan-Agresi (The Agression-Approval Proposition) atau tingkah laku emosional
Proposisi A: bila tindakan orang tak mendapatkan hadian yang ia akan
harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah; besar
kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif dan akibatnya tindakakn demikian
makin bernilai baginya. Homans menambahkan bila seseorang tidak mendapatkan apa
yang ia harapkan, ia dikatakan menjadi kecewa, frustasi. Pengamat behaviorisme
yang mempertahankan kemurnian bahasa, sama sekali takkan mengacu pada keadaan
mental. Kekecewaan dapat pula mengacu pada seluruh kejadian eksternal, yang
dapat diamati oleh orang lain.
Proposisi B: bila tindakan seseorang menerima hadiah yang ia
harapkan, terutama hadiah yang lebih besar daripada yang ia harapkan, atau
tidak menerima hukuman yang ia bayangkan, maka ia akan puas; ia makin besar
kemungkinannya melaksanakan tindakan yang disetujui dan akibat tindakan seperti
itu akan makin bernilai baginya.
Proposisi A tentang persetujuan-agresi hanya mengacu pada emosi
negatif, sedangkan proposisi B menerangkan emosi yang lebih positif.
Proposisi menurut Homans pada manusia, yaitu :
1. Kontrol
Rangsang dan Generalisinya
Bila dalam
kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah
menyebabkan tindakan orang yang diberi hadiah, maka makin serupa dorongan kini
dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan
serupa.
2. Frekuensi
Penguat
Homans mengemukakan bahwa untuk semua tindakan yang dilakukan
seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin
besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu. Proposisi ini berarti bahwa
orang makin besar kemungkinannya untuk meminta nasihat orang lain jika ia di
masa lalu telah menerima hadiah berupa nasihat yang berguna. Selanjutnya, makin
sering orang menerima hadiah yang berguna dimasa lalu, makin sering ia akan
meminta nasihat.
Umumnya
perilaku yang sesuai dengan proposisi keberhasilan meliputi tiga tahap.
Ø Pertama, tindakan orang;
Ø kedua, hadiah yang dihasilkan;
Ø ketiga, perulangan tindakan asli ataupun serupa dalam hal tertentu.
Ada beberapa
hal yang ditetapkan Homans mengenai proposisi sukses.
Ø
Pertama, di saat tertentu
individu benar-benar tak dapat bertindak yang sama sesering mungkin.
Ø
Kedua, makin pendek jarak waktu
antara perilaku dan hadiah, makin besar kemungkinan mengulangi perilaku, begitu
pula sebaliknya.
Ø
Ketiga, pemberian hadiah secara intermiten
lebih besar kemungkinannya menimbulkan perulangan perilaku ketimbang
menimbulkan hadiah yang teratur. Hadiah yang teratur menimbulkan kejenuhan.
3. Besaran
Penguat
Makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin
besar ia melakukan tindakan itu. Di sini Homans memperkenalkan konsep hadiah
dan hukuman.Hadiah adalah tindakan dengan nilai positif.Hukuman adalah tindakan
dengan nilai negatif. Homans Menemukan bahwa hukuman bukan alat yang efisien
untuk membujuk orang mengubah perilaku karena hukuman cenderung tidak
diinginkan. Lebih baik tak memberikan hadiah terhadap perilaku yang tak
diinginkan karena hadiah jelas lebih disukai. Homans menjelaskan bahwa teorinya bukan teori
hedonitas ( hadiah berupa materi atau altruistis/ membantu orang lain).
4. Hambatan
Reaksi dan Kejenuhan
Makin sering seseorang menerima hadiah khusus di masa lalu yang
dekat, makin kurang bernilai baginya setiap unit hadiah berikutnya.Dalam hal
ini, Homans mendefinisikan dua konsep penting lainnya, yaitu biaya dan
keuntungan.Biaya tiap perilaku didefinisikan sebagai hadiah yang hilang karena
tidak jadi melakukan sederetan tindakan yang direncanakan.Keuntungan dalam
pertukaran sosial dilihat sebagai sejumlah hadiah yang lebih besar yang
diperoleh atas biaya yang dikeluarkan. Yang terakhir ini yang menyebabkan Homans menyusun kembali proposisi
kerugian-kejemuan sebagai berikut: makin besar kauntungan yang diterima
seseorang sebagai hasil tindakannya, makin besar kemungkinan ia melaksanakan
tindakan itu.
5. Keadilan
yang Merata
Proposisi A: bila tindakan orang tak mendapatkan hadian yang ia akan
harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah; besar
kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif dan akibatnya tindakakn demikian
makin bernilai baginya. Homans menambahkan bila seseorang tidak mendapatkan apa
yang ia harapkan, ia dikatakan menjadi kecewa, frustasi. Pengamat behaviorisme
yang mempertahankan kemurnian bahasa, sama sekali takkan mengacu pada keadaan
mental. Kekecewaan dapat pula mengacu pada seluruh kejadian eksternal, yang
dapat diamati oleh orang lain.
Proposisi B: bila tindakan seseorang menerima hadiah yang ia
harapkan, terutama hadiah yang lebih besar daripada yang ia harapkan, atau
tidak menerima hukuman yang ia bayangkan, maka ia akan puas; ia makin besar
kemungkinannya melaksanakan tindakan yang disetujui dan akibat tindakan seperti
itu akan makin bernilai baginya.
Proposisi A tentang persetujuan-agresi hanya mengacu pada emosi
negatif, sedangkan proposisi B menerangkan emosi yang lebih positif.
v KRITIK TEORI
Homans menganggap bahwa manusia
adalah makhluk social yang lebih banyak berinteraksi dengan sesamanya.
Dalam asumsinya mengenai
hakikat manusia Homans menengahkan gambaran orang berinteraksi pada tujuan dan
kesemuanya ditentukan oleh kekuatan yang berada di luar dirinya. Homans sendiri
mengakui bahwa teori rasional serta psikologi prilaku adalah sebagian besar
sama karena dalam ilmu social dikenal adanya kerangka proposisi yang sama.
Homans menganggap bahwa teori rasional jauh lebih terbatas daripada teori
psikologi prilaku.
Pendapat Homas yang banyak
menimbulkan kritik adalah kepercayaan terhadap psikologi yang mempelajari
manusia sebagai anggota spesies manusia, tetapi psikologi dianggap telah
mengambil prinsip-prinsip dari prilaku binatang.
Titik lemah yang paling nyata dari
teori ini adalah Homans menghilangkan apa yang dianggap paling esensi dalam
manusia berbeda dengan binatang, tindakan manusia tidak perlu dikaitkan dengan
masa lalu mereka, tetapi manusia dapat bertindak sekarang walaupun masa lalu
menyediakan perhitungan berbagai kemungkinan masa depan yang menguntungkan.
Beberapa dari kegiatan, interaksi, dan perasaan yang terjadi dalam
kelompok merupakan hasil dari tuntunan-tuntunan yang diberikan kepada kelompokdari
lingkungan atau strategi-strategi untuk menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan.Kegiatan, interaksi, dan perasaan tertentu ini dilihat sebagai
sistem eksternal.
Tetapi anggota kelompok yang jarang membatasi kegiatan, interaksi,
dan perasaannya pada apa yang diberikan oleh lingkungan atau yang hanya bisa
bertahan hidup saja. Sebaliknya, mereka mengembangkan atau memperluas kegiatan,
interaksi, dan perasaannya di atas persyaratan minimal untuk hidup.Kegiatan,
interaksi, dan perasaan tambahan ini dilihat sebagai sistem internal.
ConversionConversion EmoticonEmoticon