ASUHAN
KEPERAWATAN Ny. CH.
DI IRNA B
Lt. V Kanan
RSCM
MATA AJARAN KEPERAWATAN JIWA
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
I. A. Identitas Klien
Nama klien
Umur
Jenis kelamin
Suku
Status
Pekerjaan
Agama
Alamat
MRS
Postur tubuh
Penampilan
Kebiasaan
Informasi
|
: Ny. CH.
: 48 Tahun
: Perempuan
: Jawa / sunda
: Kawin
: Ibu Rumah Tangga
: Islam
: Jln. Gugus Depan No 3 Matraman.
RT.015 /RW. 06 J
: 6 Maret 1997
: Tubuh nampak gemuk dengan
perut besar
: Kulit bersih, pakaian bersih
dan rapih, gigi bersih, : rambut
disisir rapih.
: Jalan-jalan, baca buku dan nonton TV
: Klien, keluarga dan perawat ruangan serta status klien.
|
B.
Data Informan
Nama
Umur
Pekerjaan
Pendidikan
Status
Alamat
Posisi
|
: Ny. Wagiyah
: 22 tahun
: Ibu RT
: SD
: Menikah
: S d a.
:Anak klien
|
Yang didapatkan dari informan adalah
data-data yang diberikan yang berhubungan dengan riwayat keluarga khususnya
pada klien Ch. yang dirawat di IRNA B lt V RSCM.
II. Persepsi dan harapan
klien / keluarga
a. Persepsi klien tentang masalah
Klien mengatakan bahwa dirinya sakit karena ulahnya sendiri dan
sekarang merasa pasrah dengan semua tindakan medis yang penting sembuh.
b. Persepsi keluarga tentang masalah
Ny. Wagiyah. (informan) mengatakan bahwa yang menunggu klien setiap
hari adalah anak-anaknya Keluarga
berharap klien dapat sembuh seperti sediakala karena klien adalah penanggung
ekonomi keluarga.
c. Harapan klien tentang pemecahan masalah
Klien ingin sembuh, ingin sehat
jasmani dan rohani. Dan mendapatkan pekerjaan sendiri. Klien sangat
mengharapkan bantuan perawat untuk memecahkan masalah terutama bila pulang
nanti.
d. Harapan keluarga tentang pemecahan masalah
Keluarga menginginkan klien teratur minum obat dan latihan fisioterapi.
III. Pengkajian Psikologis
a. Status emosi
Suasana hati yang menonjol adalah tampak purtus asa,
Ekspresi muka tampak datar. Saat berinteraksi, klien mampu menjawab
pertanyaan perawat dengan jawaban sejelas-jelasnya. Perasaan klien saat ini
cukup baik.
b. Kosep diri
Klien mengatakan keinginan untuk tetap bekerja semampunya dirumah agar
tidak menjadi beban keluarga.
c. Gaya komunikasi
Klien berbicara secara santai, kesan senang mengobrol terutama dengan
perawat dan dokter yang membicarakan penyakitnya. Ekspresi nonverbal saat
berionteraksi tampak serius dan antusias, ada kontak mata.
d. Pola interaksi
Klien berinteraksi dengan klien lain dan perawat. Didalam berinteraksi
klien lebih suka bertukar pengalaman dengan keluarga klien lain.
Di rumah klien terbuka kepada anggota keluarga. Bila menghadapi masalah
selalu diungkapkan pada keluarga.
e. Pola pertahanan
Bila mengatasi situasi yang sangat menekan atau sedih, klien lebih suka
berdiam diri di kamar, melamun. Tetapi
klien pernah marah dan mengamuk di rumah. Klien mengatakan tidak mengetahui
cara-cara untuk mengatasi masalahnya.
IV. Pengkajian sosial
a. Pendidikan dan pekerjaan :
Pendidikan terakhir SD tidak tamat.
Klien pernah bekerja dan berpindah-pindah.
b. Hubungan sosial
Klien suka menyampaikan masalahnya kepada teman-temannya. Di rumah klien juga senang berbicara dengan
saudara-saudaranya. Di rumah sakit klien suka berbicara dengan pasien lain dan
keluarganya.
c. Faktor sosial budaya
Klien suku Sunda dengan menganggap bahwa penyakitnya timbul karena
kesalahannya sendiri, tidak mau kontrol dan tidak mau menuruti nasehat tim
kesehatan.
d. Gaya hidup
Sebelum sakit klien tinggal
bersama istri dan anaknya. Klien menghabiskan waktunya untuk bekerja untuk
menghidupi keluarga. Klien mempunyai prinsip ingin membahagiakan keluarga
dengan bekerja keras.
V. Pengkajian Keluarga
Genogram
48 22
14 12
Keterangan :
Klien tinggal bersama anak dan suami
VI. Pengkajian Kesehatan
Fisik
A. Masalah kesehatan yang lalu dan sekarang
- Penyakit dan perawatan di rumah sakit yang lalu
Dua Tahun yang lalu Klien pernah mengalami gangguan fungsi hati dan
pernah dirawat selama 2 minggu RSCM.
- Penyakit sekarang
Serosis hepatis
- Pengobatan sekarang
Ampicilin 3 x 500 mg
Lasik 1 x 2 ampul
CaCo 3 3 x 1 tablet.
Bic nat 3x2 tablet.
B 12 3 x 1 tablet.
- Alergi
Klien tidak ada riwayat alergi / gatal-gatal terhadap makanan atau
obat-obatan.
B. Kebiasaan sekarang
1. Penampilan diri
Penampilan klien ; kulit bersih, rambut rapih dan disisir, gigi bersih, pakaian bersih dan
rapih, serta kuku pendek dan bersih. Mandi sehari tiga kali, mencuci rambut
seminggu tiga kali, sikat gigi dua kali sehari, ganti pakaian dua kali sehari.
2. Rokok
Tidak merokok .
3. Minuman keras
Klien mengatakan tidak pernah meminum minuman keras, seperti yang
mengandung alkohol.
4. Pola tidur
Klien mengatakan sulit tidur karena sering diganggu oleh suara-suara
yang mengejeknya terutama siang hari. Oleh karena itu klien banyak jalan-jalan
keliling rumah sakit akibatnya klien jarang tidur siang. Sedangkan kalau malam
hari, klien tidur jam 22.00 s/d 06.00 Wib. Dan tengah malam kadang-kadang
terbangun karena ada suara-suara yang mengajaknya bangun.
5. Pola makan
Klien makan tiga kali sehari menghabiskan porsi yang diberikan, tetapi
kadang-kadang merasa masih lapar lalu pergi membeli makanan kecil di warung
seperti roti, biskuit. Klien jarang makan bersama-sama temannya.
6. Pola eliminasi
B.a.b. 1 - 2 hari sekali, b.a.k. 3-4 kali sehari
Klien tidak menggunakan obat laxansia.
7. Tingkat aktifitas
Klien cukup aktif, khususnya dalam memenuhi segala kebutuhannya,
seperti; makan, menggosok gigi, mandi, membersihkan tempat tidur, dan
lain-lain.
8. Tingkat energi
Klien tampak tenang , sedikit aktifitas
VIII Status atau Keadaan
Mental
A. Kebenaran data:
Klien tampaknya polos, jujur dalam memberikan informasi.
Semua informasi yang diberikan oleh klien sesuai dengan apa yang
disampaikan oleh keluarganya saat melakukan kunjungan rumah.
B. Status sensorik:
Penglihatan
Pendengaran
Penciuman
Pengecapan
Perabaan
|
: Kadang-kadang
berkunang-kunang, secara umum : : fungsinya baik.
: Klien sering mendengar
suara-suara seperti ada: : suara
mengejek, memarahi, melarang klien.
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
: Tak ada kelainan
|
C.
Status persepsi
Klien
mendengarkan suara-suara yang membisik di telinganya.
Klien
sering melamun, menyendiri, senyum
sendiri karena mendengar sesuatu,
atau
kadang-kadang mata menatap tajam seperti mengawasi sesuatu.
D. Status motorik
Motorik
kasar:
Klien
berjalan, berpakaian, dan berbicara masih terkontrol
Motorik
halus :
Klien
mampu menulis, menggenggam sesuatu, memasukan kancing ke dalam
lubang
kancing tanpa tremor.
E.
Afek
Emosi
yang ditunjukan sesuai dengan apa yang diungkapkan.
Misalnya
jika klien menceritakan hal-hal yang lucu, klien turut tertawa.
F.
Orientasi
Klien
mengenal orang yang ada disekitarnya.
Klien
mengetahui tentang waktu.
G.
Ingatan
Klien
masih mengingat apa yang dialaminya selama ini, mencari pekerjaan dan
teman-temannya dulu sewaktu di kampung.
VIII. Diagnosa Medik
serosis
hepatis + ascites
ANALISA
DATA
KLASIFIKASI
DATA
|
MASALAH
|
Data
Subyektif:
Klien mengatakan :
· Dirinya sangat
kecewa dengan kondisi yang sekarang, karena tidak dapat berbuat apa-apa.
Siapa nanti yang akan menanggung ekonomi keluarga, juga biaya
perawatan rumah sakit.
Data Obyektif:
· Klien gelisah..
· Mudah
tersinggung.
· Banyak melamun.
|
Gangguan konsep diri.
Koping tidak efektif.
|
Diagnosa keperawatan :
Gangguan konsep diri
sehubungan dengan mekanisme koping yang tidak efektif.
ANALISA
PROSES INTERAKSI
Nama Mahasiswa
Tanggal
Waktu
Tempat
Inisial Klien
Interaksi ke
Lingkungan
Deskripsi pasien
Tujuan komunikasi
|
: I Wayan Surasta
: 27 Maret 1997
: Pkl. 10.00 - 10.25 Wib (25 menit)
: IRNA B lt V kanan RSCM.
: Ny Ch.
: I (fase kerja)
: Di ruanggan perawatan , klien berbaring
ditempat tidur, perawat duduk disamping tempat tidur dengn posisi berhadapan
disamping terdapat meja yang diatasnya terdapat termos, aqua,piring dan
sendok yang sudah dicuci, suasana tenang
tidak gaduh
: klien berbaring ditempat tidur ,
penampilan seadanya ada perhatian atas kehadiran perawat.
: Membantu klien mengurangi kecemasan.
|
KOMUNIKASI
VERBAL
|
KOMUNIKASI
NON VERBAL
|
ANALISA
BERPUSAT PADA KLIEN
|
ANALISA
BERPUSAT PADA PERAWAT
|
RASIONAL
|
||||||
|
|
|
|
|
||||||
P. IbuuCH. Bagaimana kalau kita ngobrol dalam
kondisi begini apa tidak mengganggu ?
K. Tidak, justru saya senang sekali agar saya dapat
banyak me ngetahui ttg penyakit saya.
P:baik ! Kita bicara yang berhubu ngan dengan
kondisi Ibu saat ini kira-kira 15 menit, Ibu setuju ?
K: Diam
Break selam 2 menit.
|
P. Sedikit membungkukkan kepala dan menatap klien.
K.
Menggelengkan kepala.
K. Memandang P. Sambil mengang gukan kepala.
P. Memandang klien sambil ter senyum.
K: mengangguk dan tersenyum.
P:
memperbaiki posisi tidur klien , merapikan letak bantal dan selimut,
mengtur posisi duduk perawat
|
Merasa senang
ada yang menemani dan menerima kehadiran perawat.
Menilai
kehadiran perawat bukan hanya sekedar ngobrol.
|
Merasa siap
melaksanakan komu nikasi terapeutik dengan klien.
Menunjukan
perhatian pada kebu tuhan klien.
Menunjukkan
perhatian dengan cara membantu kebutuhan klien.
|
Menunjukan
kesepakatan dan memberi kesempatan klien me ngambil keputusan, bahwa klien
bersedia.
Menentukan
kontrak dan topik pembicaraan akan memper mudah tujuan komunikasi ter capai.
Berkomunikasi
sambil melak sanakan tindakan sederhana dapat meningkatkan trust.
|
||||||
P. Ibu nampaknya memikirkan sesuatu, kalau bersedia
Ibu dapat menceritakan pada saya,dan mari kita bicarakan bersama jalan
keluarnya.
K. Begini bu, saya baru sekarang ini merasa sangat
terpukul sekali dengan kondisi yang saya alami, saya mengalami pembesaran
perut. Saya kecewa karena nanti tidak dapat bekerja lagi, lalu siapa yang
menghidupi keluarga?
|
P: menyentuh tangan klien dan menggenggam.
K: tampak tenang, dan memandang perawat.
K: tampak kekecewaan yang dalam, bercerita dengan
suara yang pelan dan mencerminkan kesedi han.
|
Merasa ada
yang memperhatikan tentang kecemasannya
Dapat
menyampaikan masalahnya yang menjadi beban pikiran klien saat ini.
|
Menunjukkan
perhatian dan ingin membantu masalah
klien.
Dapat
mengetahui permasalahan yang dihadapi klien.
|
Dengan tehnik
refleksi membuat klien tidak canggung menyam paikan masalahnya.
|
||||||
P. Oh.. begitu permaslahan nya, ternyata beban Ibu
cukup berat dengan kondisi seperti ini, saya dapat merasakan seandainya saya
seperti Ibu
|
P: tetap menggenggam tangan klien dan menatap
dengan rasa empati.
K: memperhatikan perawat dengan serius.
|
Manilai bahwa
ada orang lain yang mau peduli pada permasalahannya
|
Menunjukkan
perhatian pada perma salahan klien
|
Rasa empati
akan menunjukkan kesungguhan perawat dalam membantu klien dan memper kuat terjalinnya trust.
|
||||||
K: saya selalu terbayang rasa penyesalan, seandainya
saya dulu mau sering kontrol ke dokter mungkin tidak akan seperti ini.
|
P: mendengarkan dengan memperta hankan kontak mata
K: menyampaikan dengan ekspresi wajah sedih.
|
Dapat
mengekspresikan perasaan nya
|
Dapat
menganalisa latar belakang masalah klien.
|
Mengkaji
riwayat / masa lalu seba gai persiapan perencanaan intervesi yang akan
diberikan pada klien
|
||||||
P:Sudah lah...!, justru sekarang Ibu harus memulai
dengan sesuatu yg baru dengan menerima kondisi sekarang, akan banyak membantu
rencana Ibu selanjut nya.
|
P: mempertahan kan kontak mata dan berbicara
perlahan/jelas.
K: tetap menatap perawat dengan serius.
|
Dapat menerima
kondisi saat ini
|
Memberikan
gambaran untuk cepat mengambil keputusan pada masa yang akan datang.
|
Membantu
mengarahkan agar klien dapat mudah
mengambil keputusan
|
||||||
K: ya ..,
betul juga.
|
K: tampak berfikir sejenak baru menjawab.
|
Dapat
menyadari kondisinya
|
membantu klien
dalam mengambil keputusan
|
|
||||||
P: memang perlu waktu untuk menerima hal ini, yang
penting Ibu mengerti bahwa kejadian ini sudah terjadi, dengan pe nyesalan
yang berkepanjangan tidak banyak gunanya, justru memperburuk kondisi Ibu saat
ini.
|
P: Menyampaikan dengan perlahan dan tetap mempertahankan kon tak mata.
K: Mendengarkan dengan penuh per hatian.
|
Memberikan
kesempatan /waktu untuk berfikir dan mempertimbang kan baik buruknya.
|
Memberikan
alasan yang logis / agar tidak ragu dalam me ngambil keputusan..
|
Memberikan
kesempatan dalam memutuskan masalah, akan meningkatkan rasa percaya diri
klien.
|
||||||
K: saya mengerti tetapi situasi yang membuat saya
merasa begini.
|
K: menjawab
agak lambat.
|
Dapat
memberikan tanggapan
|
berharap ada
tanggapan
|
|
||||||
P: Saya mengerti perasaan Ibu, mungkin dengan cara
membicara kan pada anggota keluarga akan banyak membantu.
Sebenarnya ada beberapa cara yang menurut Ibu sesuai
dalam membantu mengatasi masalah : Misalnya dengan mendekatkan diri pada
Tuhan, menganggap bahwa keadaan seperti ini adalah suatu cobaan yang harus
dihadapi, menilai diri masih beruntung karena banyak orang lain yang lebuh
sengsara/susah atau Ibu yakin bahwa
masih banyak yang dapat bapak lakukan dalam kondisi seperti sekarang ini.
|
P::menatap klien dan berbicara perlahan dan jelas.
|
Dapat memilih
cara yang sesuai dalam mengatasi masalah.
|
Menunjukan
alternatif koping yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah klien.
|
Penjelasan
yang jelas dan perlahan akan mudah dimengerti dan akan memberikan gambaran
sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan.
|
||||||
K: ya. Saya
masih bingung ..!
|
K: mendengarkan sambil mengang guk angguk dan
geleng-geleng kepala
|
dapat mengerti
semua yang sudah disampaikan perawat.
|
|
|
||||||
P: Tidak apa-apa, masih banyak waktu untuk berfikir,
mudah-mudahan pembicaraan singkat ini
bermanfaat bagi Ibu, saya kira cukup,nanti kira kira Pk 12.30 saya akan
datang lagi . Silahkan Ibu kalau mau istirahat(tidur).
|
P: tetap mempertahankan kontak mata dan sentuhan.
K: Tampak berfikir dan meng angguk anggukkan
kepala.
|
Dapat
menganlisa semua yang telah disampaikan
|
Memberikan
waktu untuk klien berfikir mempertimbangkan semua yang telah disampaikan .
|
Memberikan
waktu untuk berfikir akan membuat lebih hati-hati dalam mengambil keputusan
|
||||||
K: Terima kasih atas waktunya buat saya, saya senang
sekali bicara dengan perawat.
|
K: tersenyum dan membalas sentu han dengan meremas tangan P
|
memberikan
respon bahwa interaksi ini berguna bagi klien
|
sebagai
evaluasi diri perawat dalam berkomunikasi dan meyakin kan klien
|
Respon diahir
pembicaraan sebagai gambaran evaluasi selama interaksi.
|
||||||
|
|
|
|
|
||||||
|
|
RENCANA
|
KEPERAWATAN
|
JIWA
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|||||
NO/
|
Diagnosa
|
|
Perencanaan
|
|
|
|||||
Tgl
|
Keperawatan
|
Tunjuan
|
Kriteria Evaluasi
|
Timdakan Keperawatan
|
Rasional
|
|||||
1
8-4-97
|
Gangguan konsep diri : sehu bungan
dengan mekanisme ko ping yang tidak efektif.
Data Subyektif :
·
Klien mengatakan bahwa dirinya sangat kecewa sekali dengan kondisi yang sekarang dialaminya.
·
Klien mengatakan bahwa diri nya adalah tulang punggung
keluarga yang harus menghi dupi keluarga.
Data Obyektif :
·
klien lumpuh badan sebelah kiri.
·
Klien tampak gelisah.
·
Mudah tersinggung.
·
Banyak melamun.
|
Tupan :
Setelah dilakukan asuhan kepe rawatan
klien dapat menggunakan koping yang sesuai dengan dirinya.
Tupen :
a) Klien dapat mengekspresikan perasaan
dan persepsi terha dap kondisi tubuhnya.
b) Klien mampu melihat aspek-aspek yang
positif yang ada pada dirinya.
c) Klien mampu mengevaluasi masalah
untuk dijadikan pela-jaran dimasa sekarang.
|
a.1.
Klien dapat menerima kon disinya, setelah dilakukan asu han keperawatan.
a.2.Ekspresi
wajah klien tenang saat mengekspresikan pera-saan dan perepsinya.
b.1.
Klien dapat mengidentifikasi aspek positif yang ada pada dirinya.
b.2.Klien
dapat menjelaskan keberhasilan - keberhasilan yg pernah dialaminya.
c.1.Klien
dapat menceritakan masa lalunya yang traumatik.
c.2.
Klien dapat menyusun ren-cana agar kejadian kejadian yang membuat klien cacat
tidak terulang kembali.
c.3.Klien
dapat memilih koping yang baik dalam mengatasi masalah yang dialaminya.
|
a.1.1.Bina
hubungan saling per-caya:
·
Menyebutkan nama perawat. Dab memanggil nama klien yang
disukainya.
·
Menerima respon klien apa adanya.
·
Bicara terbuka dan jujur kpd klien.
·
Tepati janji / kontrak yang pernah dibuat bersama.
·
Beri kesempatan klien utk mengekspresikan perasaan nya.
a.2.1.Pelihara
ketenangan ling-kungan suasana yg hangat dan bersahabat.
a.2.2.
Gunakan komunikasi ver bal yang jelas dan langsung.
a.2.3.
Dorong dan beri kesem patan klien untuk mengung kapkan perasaan nya.
a.2.4.Mendengarkan
klien dgn rasa empaty
b.1.1.Diskusikan
hal-hal apa saja yang dapat klien lakukan dengan memberikan panda ngan bahwa
masih banyak hal yang positif pada diri klien dan perawat hanya mengarah kan
dan lebih banyak menjadi pendengar
b.1.2.Bantu
klien untuk meng-evaluasi diri dan melihat aspek positif yang ada pada diri
klien.
b.2.1.Bantu
klien untuk melihat kembali keberhasilan yang pernah dicapai.
b.2.2.Beri
reinforcement positif atas hal-hal yang telah dikemukakan klien.
c.1.1.Gali
perasaan klien atau minta pendapat klien ttg masalah yg menyebabkan klien
sakit.
c.1.2.Anjurkan
untuk menceri takan faktor - faktor lain yg menyebabkan klien gagal dalam
merawat dirinya
c.2.1.Anjurkan
klien untuk menulis rencana agar penga laman pahit tidak terulang kembali.
c.3.1.Kaji
koping yang digunakan klien dalam mengatasi ma-salah
c.3.2.Beri
alternatif yang dapat dilakukan dalam menghadapi masalah yang menyedihkan.
c.3.3.Gali
sumber yang ada pada keluarga yg dapat membantu menyelesaikan masalah klien.
c.3.4.Beri
pujian pada klien bila memilih koping yg konstruktif.
|
Hubungan saling percaya dapat
memberikan rasa aman sehingga hubungan akan terjalin akrab.
Lingkungan yang bersahabat menarik
minat untuk berinteraksi.
Komunikasi verbal jelas dan langsung
mudah utk dimengerti.
Respon positif dan ada keter-bukaan
akan menarik minat klien untuk menyampaikan perasaan-nya.
Untuk mengembangkan kemam-puan klien
dlm mengatasi masalah yang dihadapi.
Bila klien dapat melihat bahwa punya
banyak kemampuan pada dirinya, maka akan timbul perasaan berharga.
Klien menyadari memiliki ke-mampuan,
akan termotivasi utk mempertahankan dan mengem-bangkan.
Penghargaan akan meningkat-kan
motivasi untuk melakukan hal yang sama.
Untuk mengetahui pandangan klien
tentang masalahnya.
Membantu klien untuk dapat
mengevaluasi diri dan dapat menyadari kelemahannya.
Memiliki rencana akan membuat klien
bersemangat dalam men-capainya.
Dengan mengetahui masalah dengan
jelas dpt merencanakan alternatif koping yang digunakan.
|
|||||
CATATAN KEPERAWATAN
No
|
Tanggal
|
Diagnosa
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
|
Tanda
|
|
|
Keperawatan
|
|
Resspon Klien (S dan O)
|
Modifikasi
|
tangan
|
1
|
27 - 3 - 97
|
Gangguan konsep diri : sehubungan
dengan me kanisme koping yang tidak efektif..
|
a.1.1. membina hubungan saling
percaya dengan klien.
à
Mengucapkan salam.
à
Memperkenalkan nama.
à
Berjabat tangan .
à
Kontak mata.
à
menyampaikan tujuan pertemuan
a.2.3.Menganjurkan
klien untuk mengekspresikan perasaan,
pikiran , harapan secara verbal / non verbal
a.2.4.Mendengarkan
klien saat bercerita dengan perasaan empaty.
b.1.1.Mendiskusikan
dengan klien bahwa masih banyak hal-hal yang positip pada diri klien.
b.1.2.Bersama
klien mengevaluasi semua cerita yang telah disampaikan:
b.2.1.Menamyakan
pada klien untuk menceritakan keahlian lain yang dimiliki dan klien mampu
melakukannya.
b.2.2.Memberikan
pujian atas keberhasilan yang pernah dibuat.
|
Klien menerima perkenalan dengan mahasiswa.
à
Membalas salam.
à
Membalas jabat tangan.
à
Memberikan respon secara verbal.
S:
klien menceritakan bahwa klien orang merasa gagal dalam hidup ,cacat begini
dapat berbuat apa ?
O: bercerita dengan serius.
S:
O:
Klien tampak senang ditang gapi ceritanya.
S:
Dulu klien dapat bekerja sebagai supir, sekarang saya malah bikin repot
keluarga.
O:
Bercerita dengan mempera gakan tangan, tampak penuh penyesalan.
S:
Klien menyatakan bingung.
O:
tampak garuk-garuk kepala dan mengusap keringat dengan sapu tangn.
S:
klien menceritakan bahwa dulu pernah belajar menjahit tetapi sudah lupa
O:
berfikir agak lama mengingat-ingat.
S:
Klien tersenyum, dan akan mencoba
mempelajari kem bali.
O:
tampak senang dengan puji an.
|
Interaksi tetap diper tahankan.
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dipertahankan
Dikaji kembali ada hal lain yang
dapat dikerjakan klien.
Dipertahankan
|
|
|
|
|
c.1.1 Kaji pengalaman klien dalam mangatasi masalah yang
pernah dialami.
c.1.2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien sampai
sakit
c.3.1. Kaji koping yang biasa digunakan saat manghadapi
masalah.
c.3.2. Memberikan alternatif dalam meng hadapi masalah
yang dihadapi :
·
Menyampaikan pada istri/saudara atau
teman dekat untuk minta pertimbangan dan saran.
·
Mendekatkan diri pada Tuhan.
·
Menganggap bahwa hal ini adalah
cobaan Tuhan yang harus dihadapi.
·
Menilai diri lebih baik dari pada
kebanyakan orang yang lebih sengsara
/lebih parah dari pada klien.
·
Percaya diri bahwa masih banyak yang
dapat klien kerjakan nanti.
C.3.3. kaji faktor-faktor pendukung yang ada pada keluarga
klien.
C.3.4. Memberikan pujian bila klien mau mencoba
mengguanakan koping yang telah diajarkan.
“Bagus sekali kalau bapak mau mencoba, mudah-mudahan dapat
membantu beban pikiran bapak”.
|
S:klien
mengatakan bahwa bila ada masalah
lebih suka diam.
O:Tampak
serius saat ber bicara
S:menyatakan
saya bandel tidak menuruti nasehat tim kesehatan yang dulu pernah merawat.
O:Tampak
penuh penye-salan/berkeringat..
S:Biasanya
klien lebih baik diam dan tidur.
O:menyampaikan
dengan serius.
S:klien
menyampaikan akan mencoba semua yang dianjurkan.
O:ada
perhatian,terhadap penjelasan yang disam paikan perawat.
S:
ada kakak dan adik klien, tetapi belum pasti dapat membantu masalah klien.
O:
merceritakan : kondisi keluaraga klien yang mungkin dpt membantu.
S:Saya
senang sekali hari ini ada yang memper hatikan saya.
O:tampak
senang dan tersenyum.
|
Dipertahankan
Ditingkatkan, kemungkinan ada faktor lain,
Dipertahankan.
Ditingkatkan.
Ditingkatkan.
Dipertahankan.
|
Budhy E
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon