Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN HEDRONEFROSIS


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN
DENGAN HEDRONEFROSIS
DI RUANG BEDAH RS. AL – IRSYAD SURABAYA
           












Di susun oleh :

Misbawati
Nim :200136







AKADEMI KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004

LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk di syahkan sebagai laporan praktek Klinik Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Hidronefrosis” Di Ruang Bedah RS. Al-Irsyad Surabaya pada tanggal 5 Januari 2004 – 18 Januari 2004.



Surabaya, 18 Januari 2004
             Mahasiswa


         (Misbawati)
            Nim : 200136



Kepala Ruangan Bedah
RS AL-IRSYAD


(Yulia Istifadah, AMK)

Pembimbing Ruangan Bedah
RS AL-IRSYAD


(Indra Kurniawan, AMK)

Pembimbing Pendidikan
Akper Unmuh Surabaya



(Wahit Iqbal Mubaroq, SKM)




LEMBAR PENGESAHAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk di syahkan sebagai laporan praktek Klinik Keperawatan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Klien Post OP Off Plate Fenur + Tibia” Di Ruang Bedah RS. Al-Irsyad Surabaya pada tanggal 15 Januari 2004.



Surabaya, 18 Januari 2004
             Mahasiswa


         (Misbawati)
            Nim : 200136



Kepala Ruangan Bedah
RS AL-IRSYAD


(Yulia Istifadah, AMK)

Pembimbing Ruangan Bedah
RS AL-IRSYAD


(Indra Kurniawan, AMK)

Pembimbing Pendidikan
Akper Unmuh Surabaya



(Wahit Iqbal Mubaroq, SKM)




LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIDRONEFROSIS

A.    KONSEP DASAR
a.       Pengertian
Hidronefrosis
adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah asatu atau kedua ginjal akibat adanya obstruksi.
Hidronefrosis
adalah kandungan air atau cairan yang ada pada nefron atau ginjal dan bisanya kelainan ini ditemukan pada orang usia 30 keatas.

b.      Etiologi
Obstruksi pada aliran normal urin menyebabkan urin mengalir balik sehingga tekanan diginjal meningkat. Jika obstruksi terjadi di uretra akan kadung kemih, tekanan balik akan mempengaruhi kedua ginjal, tetapi jika obstruksi  terjadi disalah satu uretra akibat adanya batu atau kekakuan, maka hanya satu ginjal saja yang rusak. Obstruksi parsial atau intermitten dapat disebabkan oleh batu renal yang berbentuk dipiala ginjal tetapi masuk ke uretra dan menghambatnya. Obstruksi dapat diakibatkan oleh tumor yang menekan uretra atau berkas jaringan parut akibat abses atau imflamasi dekat uretra dan menjepit saluran, sehingga timbul gangguan sebagai akibat dari bentuk sudut abnormal dipangkal uretra atau posisi gijal yang salah dan menyebabkan uretra berpilin dan kaku. Tapi penyebab tersering pada lansia adalah obstruksi uretra pada pintu kandung kemih akibat pembesaran prostat dan juga kadang terjadi pada kehamilan akibat pembesaran uterus.

c.       Patofisiologi
Obstruksi pada aliran normal urin atau apapun penyebabnya, adanya akumulasi urin di piala ginjal menyebabkan disfensi piala dan kaliks ginjal, dan pada saat ini atropi ginjal terjadi. Dan ketika salah satu ginjal mengalami kerusakan bertahap, maka ginjal yang lain akan membesar secara bertahap (hipertropi kompensatori) yang kemudian menyebabkan fungsi renal terganggu.

d.      Manifestasi klinis
Klien mungkin asimtomatik jika awitan terjadi secara bertahap. Obstruksi akut dapat menimbulkan rasa sakit di panggul dan punggung. Jika terdapat infeksi, maka akan terjadi dysuria, menggigil, demam dan nyeri tekan serta piuria. Nematuria mungkin juga ada. Jika kedua ginjal tertekan, tanda dan gejala gagal ginjal kronik akan muncul.

e.       Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab obstruksi, menangani infeksi, mempertahankan serta melindungi fungsi renal..
-          Untuk mengurnago obstruksi, urin harus dialihkan dengan melalui tindakan nefrostomi atau tipe diversi yang lain.
-          Infeksi ditangani dengan anti mikrobial karena sisa urin dalam kaliks menyebabkan infeksi dan pielorefritis.
-          Pembedahan dengan mengangkat tesi obstruksi (batu, tumor, obstruksi uretra).
-          Jika salah satu ginjal rusak parah dan fungsinya hancur, jalan satu-satunya adalah Nefrektoni (pengangkatan ginjal).

B.     PENGKAJIAN
Pengumpulan data
1.         Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, pendidikan, agama, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, alamat, suku, nomor registrasi, diagnosa medis.
2.         Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan px biasnya nyeri pada daerah perut bagian bawah tembus pinggang.

3.         Riwayat penyakit sekarang
Bagaimana seranga itu timbul, lokasi, kualitas, faktor yang mempengaruhi atau memperberat keluhan sehingga di bawa ke RS.
4.         Riwayat penyakit dahulu
Yang perlu dikaji px pernah menderita penyakit yang sama atau penyakit yang berkenaan dengan saluran perkemihan ataupun penyakit lainya.
5.         Riwayat penyakit keluarga
Keluarga ada yang menderita penyakit yang sama dengan Kx atau tidak atau penyakit menurun atau menular lainnya.
6.         Pola-pola fungsi kesehatan
a.       Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
Tanggapan px mengenai kesehatan dan kalau sakit di bawa kemana pemakaian obat-obatan dibeli dari apotik atau toko sesuai dengan resep dokter.
b.      Pola nutrisi dan metabolisme
Meliputi keteraturan makan Kx dan Kx biasanya mengalami gangguan kebutuhan nutrisi karena merasa mual.
c.       Pola aktivitas
Kx biasanya membatasi gerakannya karena merasa nyeri pada perut bawah dan pinggang.
d.      Pola persepsi dan kognitif
Mengenai persepsi Kx tentang penyakit yang menimpanua dan sejauh mana Kx mengetahui penyakit dan kesehatannya.
e.       Pola tidur dan istirahat
Biasanya Kx mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan tidur karena nyeri yang timbul dan rasa cemas atas apa yang diderita.
f.       Pola persepsi diri
Adanya perasaan cemas, takut dan khawatir dengan apa yang akan dijalaninya.
g.      Mekanisme koping
Cara dalam mengatasi suatu masalah yang dihadapi dan dengan bantuan siapa saja Kx mengatasi masalah yang sedang dihadapi.
h.      Pola eliminasi muksi dan defekasi
Biasanya pada BAB tidak mengalami gangguan dan ada kemungkinan BAK terganggu.
i.        Pola reproduksi dan sexual
Menikah atau tidak serta jumlah anak
j.        Pola hubungan dan peran
Hubungan biasanya tidak mengalami gangguan

7.         Pemeriksaan fisik
1.      Keadaan umum
Meliputi keadaan umum Kx seperti kesadarannya, tanda-tanda fisik dan BAK.
2.      Kepala dan leher
Tidak mengalami gangguan.
3.      Dada dan abdomen
Meliputi bentuk, nyeri tekan pada abdomen
4.      Sistem respirasi
Pernafasan beberapa kali dalam 1 menit, ada atau tidak retraksi otot dan bantu pernafasan, suara nafas tambahan.
5.      Sistem kardiovakuler
Biasanya tidak mengalami gangguan
6.      Sistem perkemihan
Meliputi adanya gangguan : keterbatasan aktivitas akibat nyeri yang timbul.
7.      Sistem pencernaan
Meliputi adanya mual, muntah.
8.      Sistem muskuloskeletal
Meliputi adanya gangguan pada pergerakan tubuh.

Pemeriksaan (Diagnostik Test)
1.      Lab. Lengkap.
2.      IUP.
3.      BOF.
4.      ECG.
5.      Photo thorax

C.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Gangguan rasa nyaman (nyeri).
2.      Kecemasan.
3.      Keterbatasan / intoleransi aktivitas
4.      Potensi terjadi infeksi.

D.    INTERVENSI
1.      Diagnosa Keperawatan : Nyeri berhubungan dengan adanya obstruksi pada aliran normal urin.
Tujuan : nyeri berkurang-hilang dalam waktu 3 x 24 jam.
KH : -   Kx tidak mengeluh nyeri lagi.
-       Kx tenang dan rileks.
-       TTV normal.
Rencana tindakan
1.      Lakukan pendekatan / komunikasi teraphiutik dengan klien dan keluarga.
R/ agar timbul rasa saling percaya.
2.      Kaji skala nyeri.
R/ untuk mengetahui tingkat nyeri yang diderita Kx.
3.      Monitoring vital sign.
R/ untuk mengetahui keadaan umum Kx.
4.      Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri yang diderita Kx.
R/ agar Kx tahan dan mengerti tentang apa yang diderita
5.      Ajarkan tehnik distraksi dan relaksasi.
R/ agar nyeri yang diderita berkurang atau hilang.
6.      Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi obat (analgesik dan diuretik).
R/ agar obat yang diberikan tepat dan sesuai.
Previous
Next Post »

Translate