Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN GROWTH DELAY DAN GOVERNMENT DELAY


ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN GANGGUAN GROWTH DELAY DAN GOVERNMENT DELAY
DI POLI ANAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA


I.       KONSEP DASAR
A.    Pengertian
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolic (Soetjiningsih, 1988).
Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur da fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan.sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa, sehingga masing-msing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil iteraksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 1988).

B.     Ciri Pertumbuhan dan Perkembangan
1.      Kontinue
2.      Ada masa percepatan dan perlambatan
3.      Perkembangan mempunyai pola yang sama untuk semua individu, tetapi untuk kecepatan berbeda-beda untuk tiap individu, sangat dipengaruhi lingkungan.
4.      Perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat.
5.      Refleks primitif hilang sebelum gerakan volunteer tercapai.


C.     Patofisiologi



Individu/anak
Faktor-faktor yang mempengaruhi :
Ø  Faktor genetic
Ø  Faktor lingkungan
a.       Pranatal (giz, mekanis, toksin, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, anoksia, embrio.
b.       Post natal
- Lingkungan  biologis  (per-tumbuhan somatic, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, penyakit kronis, metabolisme dan hormon)

-          factor fisik (cuaca, sanitasi, keadaan rumah dan sanitasi.
-          Factor psikososial (stimulasi, motivasi belajar, ganjaran, kelompok sebaya, stress. Cinta dan kasih saying, interaksi).
-          Faktor keluarga dan istiadat (pendidikan, pekerjaan, jumlah saudara, jenis kelamin, adat istiadat, agama dan kehidupan politik)



Pertumbuhan dan perkembangan
Gagal/terlambat
Kecemasan orang tua *)



 



Kerusakan Sirkulasi
-    Kelainan jantung congenital
-    Gagal jantung kongestif




Gangguan fungsi jantung

-    Odema paru/sesak
-    Perfusi jaringan menurun
-    Takikardia
-    Intoleransi aktivitas






Gangguan Neurologis


Kerusakan otak


Hemisfer kiri :


Keterlambatan perkem-bangan ba-hasa, social dan kognisi
 
Hemisfer kanan :


Keterlam-batan per-kembang-an mo-torik ka-san dan halus
 
Gangguan Gastrointestinal /gangguan hormonal



-      Refluks gastro-esephagal
-      Kistik, fibrosis
-      Malnutrisi

-     Defisiensi cair-an *)
-     Pemenuhan nutrisi kurang ari kebutuhan tubuh


-           
Kerusakan endokrin





Gangguan hormonal
-    Wisting, standing
-    Kretinisme


Fungsi pergerakan terbatas *)
Intolensi aktivitas sehari-hari *)
-           
Gangguan Muskuler




- Anomali ekstre-mitas congenital
- Distropi muskuler
- Penyakit akut



Intoleransi aktivi-tas *)
-     






II.    PENGKAJIAN
A.    Focus Assesment
1.      Identitas
Nama haruslengkap dan jelas, umur perlu dipertanyakan untuk interpretasi tingkat perkembangan anak yang sudah dicapai sesuai dengan umur, jenis kelamin, dikatakan anak laki-laki lebih sering sakit disbanding anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian.
Nama orang uta harus diketahui, supaya tidak keliru dengan orang lain. A;amat untuk mempermudah komunikasi, kondisi lingkungan dan komunititas untuk mengetahui epidemiologi (orang, tempat dan waktu). Umur, pendidikan dan pekerjaan untuk pendekatan anamnesis ddalam memperoleh data yang akurat, menggambarkan tingkat status social dan pola suh, asah dan asih. Agama dan sukku menilai perilaku tentang kesehatan dan penyakit berhubungan dengan kebiasaan dan tradisi yang dapat menunjang atau menghambat perilaku sehat.

2.      Keluahan utama
Keluahan yang membuat klien dibawa ke rumah sakit karena pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat dari kelompok seusianya.

3.      Riwayat penyakit sekarang
Biasanya diawali dari pengalaman danperasaan cemas ibu klien yang melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat tidak sesuai dengan kelompok seusianya.

4.      Riwayat Penyakit dahulu
Penyakit seperti rubella, tetanus, difteri, meningitis, morbili, polio, pertusis, vericella dan encephalitis dapat berkaitan atau mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan baik secara enteral maupun parenteral.

5.      Riwayat antenatal natal dan postnatal
a.       Antenatal
Kesehatan ibu selama hamil, penyakit yang pernah diderita serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakitnya, berapa kali perawatan antenatal , kemana serta kebiasaan minum jamua-jamuan dan obat yang pernah diminum serat kebiasaan selama hamil.
b.      Natal
Tanggal, jam, tempat pertolongan persalinan, siapa yang menolong, cara persalinan (spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forcep, section secaria dan gamelli), presentasi kepala dan komplikasi atau kelainan congenital. Keadaan saat lahir dan morbiditas pada hari pertama setelah lahir, masa kehamilan (cukup, kurang, lebih ) bulan.
c.       Postnatal
Lama dirawat dirumah sakit, masalah-masalah yang berhubungan dengan gagguan sistem, masalah nutrisi, perubahan berat badan, warna kulit,pola eliminasi dan respon lainnya.
Selama neonatal perlu dikaji adanya ashyksia, trauma dan infeksi.

6.      Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan kiri atas, lingkar dada terakhir. Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai motorik kasar, halus, social, dan bahasa.

7.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Sosial , perkawinan orang tua, kesejahteraan dan ketentraman, rumah tangga yan harmonis dan pola suh, asah dan asih. Ekonomi dan adat istiaadat, berpengaruh dalam pengelolaan lingkungan  internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan intelektual dan pengetahuan serta ketrampilan anak. Disamping itu juga berhubungan dengan persediaan dan pengadaan bahan pangan, sandang dan papan.

8.      Pola Fungsi Kesehatan
a.       Pola nutrisi, Makanan pokok utama apakah ASI atau PASI. pada umur anak tertentu. Jika diberikan PASI (ditanyakan jenis, takaran dan frekuensi) pemberiaannya serta makanan tambahan yang diberikan. Adakah makanan yan disukai, alergi atau masalah makanan yang lainnya).
b.      Pola eliminasi, sistem pencernaan dan perkemihan pada anak perlu dikaji BAB atau BAK (Konsistensi, warna, frkuensi dan jumlah serta bau). Bagaimana tingkat toileting trining sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c.       Pola aktivitas, kegiatan dan gerakan yang sudah dicapai anak pada usia sekelompoknya mengalami kemunduran atau percepatan.
d.      Pola istirahat, kebutha istirahat setiap hari, adakah gangguan tidur, hal-hal yang mengganggu tidur dan yang mempercepat tidur.
e.       Pola kebersihan diri, bagaiman perawatan pada diri anak apakah sudah mandiri atau masih ketergantuangan sekunder pada orang lain atau orang uta.

9.      Pemeriksaan fisik
Keadaan umum, kondisi klien saat dikaji, kesan kesadaran, tanda-tanda vital (perubahan suhu, frekuensi pernafasan, sistem sirkulasi dan perfusi jaringan.
a.       Kepala, lingkar kepala hendaknya diperiksa sampai anak usia 2 tahun denga pengkuruan diameter oksipito-frontalis terbesar
b.      Rambut, warna, distribusi dan keadan kulit kepala.
c.       Ubun-ubun, normal ubun-ubun besar rata atau sedikit cekung sampai anak usia 18 bulan,
d.      Mata, refleks mata  baik, sclera adaka ekterus, conjuntiva adakah anemis , penuruna penglihatan (visus).
e.       Telinga semetris, fungsi pendengaran
f.       Mulut/leher, keadaan farings, tonsil (adakah pembesaran, hyperemia), adakah pembesaran kelenjar limfe, lidah dan gigi kotor atau tidak adakah kelainan, bengkak dan gangguan fungsi. Kelenjar tyroid adaka pembesaran (gondok) yang apat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
g.      Kulit, keadaan warna, turgor, odema, keringat dan infeksi.
h.      Thorax, bentuk simteris, gerakan
i.        Paru, normal vesikulr, adakah kelainan pernafasan(ronchi, wheezing)
j.        Jantung, pembesaran, irama, suara jantung dan bising.
k.      Genetalia, testis, jenis kelamin, apakah labio mayor menutupi labio minor pada perempuan.
l.        Ekstremitas, refleks fisiologis, refleks patologis, refleks memegang, sensibilitas, tonus dan motorik.

10.  Penatalaksanaan
a.       Radiologi
q  Pemeriksaan EEG
q  Pemeriksaan Statutory Scan Kepala
q  Thorax AP/PA
b.      Laboratorium
q  SE (serum elektrolit)
q  FL, UL, DL, BUN, LED, serum protein
q  Ig G/Ig M Rubela, CMV
c.       Konsultasi
q  Bidang, THT, Jantung, Paru
q  Bidang Mata
q  Rehabilitasi medis
d.      Program terapi
q  Gizi seimbang
q  Multivitamin
q  AB sesuai dengan infeks penyerta


B.     Diagnosa Keperawatan
1.      Anxietas berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya yan terlambat.
2.      Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder berhubungan dengan disfungsi otak.
3.      Gangguan tingkat perkembangan (personal social, bahsan dan kognitif) berhubungan dengan atropi hemisfer kiri (disfunsional otak).
4.      Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan social, bahasa, bermain dan pendidikan sekunder berhubungan dengan kurangnya infomrasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.

C.     Nursing Care Planning
1.      Anxietas berhubungan dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya yan terlambat yang ditandai dengan :
Data subyektif : Keluarga merasa cemas dengan keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang tidak sesuai dengan kelompok seusianya, klien sering menanyakan apakah keadaan tersebut dapat disembuhkan atau dilatih seperti anak yang sehat, klien kurang pengalaman dalam perawatan dan pengetahuan tentang pertumbuhan-perkembangan anak.
Data Obyektif : Keluarga tampak gelisah, berkeringan dingin, keluarga klien sering bertanya tentang keadaan dan prognosisi anaknya.
Tujuan : Anxietas berkurang.
Kriteria :
-          Keluarga mau menerima keadaan pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang dialami sekarang
-          Keluarga mengerti tentang pertumbuhan dan perkembangan serta factor-faktor yang memepengaruhi..
-          Keluarga nampak tenang dan mau bekerja sama dalam perawatan dan penatalaksanaan
Intervensi
a.       Bina hubugan trust antara perawatn-keluarga-dokter dalam pengumpulan data/pengkajian dan penatalaksanaan.
R/ Rasa percaya yang terbina antara perawatan-keluarga klien/klien-dokter merupakan modal dasar komunikasi efektif dalam pengumpulan data, menemukan masalah dan alternatif pemecahan masalah.
b.      Disukusikan dan informasikan dengan jelas sesuai tingkat pengetahuan dan pengalaman keluarga :
1.      Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya yang terlambat perlu pemeriksaan yang kompleks dan pengangan lintas devisi.
R/ Diskudi merupakan metode efektif untuk menyampaikan informasi untuk diterima dan dipertimbangkan oleh keluarga , sehingga informasi tersebut mendapat tanggapan dan kooperatif serta partisipatif yang berkesinambungan.
2.      Jelaskan tentang tingkat pertumbuhan dan perkembangan yang dicapai saat dikaji.
R/ Penjelasan yan diterima cenderung memberikan jalan pikiran terbuka, sehingga mau menerima keadaan anaknya dan sedikit menekan stres.
c.       Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya dan mengungkapkan perasaan cemasnya.
R/ Asertivitas dalam menghadapi sesuatu dengan segala perasaan dan kepuasan akan mendorong atau memberi semangat untuk memfasilitasi tingkat pertumbuhan dan perkembangan anaknya mencapai tingkat optimal sesuai dengan kelompok sebayanya.
d.      Beri reinforcement terhadap kemauan dan kemampuan keluarga untuk semangat dan tanggapan yang positif serta benar tetnang persepsi keadaan anaknya.
R/ Reinforcement sebagai kekuatan untuk meningkatkan tingkat psikologis yang baik dan positif sehingga termotivasi untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
2.      Gangguan aktivitas fisik dan ketergantungan sekunder berhubungan dengan disfungsi otak, yang ditandai dengan :
Data subyektif : semua/sebagian dari  kebutuhan dan perawatan dirinya sehari-hari dibantu oleh keluarga, tingkat kemampuan akan dalam aktivitas sehari-hari masih minimal dari pada anak normal yang seusianya.
Data Obyektif : Tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dalam koordinasi motorik kasar dan halus mengalami keterlambatan atau kemunduran dari kelompok seusianya, tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak dilihat dari perangkap scoring perkembangan denvers dan NCHS di bawah abnormal.
Tujuan : Aktivitas fisik dan kemandirian klien dalam batas optimal
Kriteria :
-          Klien mampu melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia yang sama.
-          Tingkat ketergantuangan sekunder minimal
-          Stimulasi pada anak dalan aktivitas efektif dan adequat
Intervensi :
a.       Monitor tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada area fungsi motorik kasar dan halus dengan perangkat scoring denvers (DDST) dan NCHS (BB, TB, Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas).
R/ Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan individu tergantung pada sensivitas suatu organ dalam fase cepat seperti fungsi biologis, gizi dan faktor lingkungan serta pola suh, asah dan asih yang dapat tergambar dalam perangkat scoring perkembangan denvers dan NCHS dapat meneilai tingkat kenormalan fisik individu yang sesuai dengan usianya.
b.      Diskusikan dan ajarkan keluagra dan pengasuh tentang tugas-tugas perkembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia dan sstimulasinya.
R/ Anak harus lebih diberlakukan sebagai pribadi anak yang aktif yang perlu dirangsang atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu mengatasi masalah melalui interaksi dan komunikasi antara orang tua-klien da pengasuh.
c.       Ajarkan dan beri kesempatan pada anak untuk memenuhi tugas perkembangan sesauai dengan kelompok seusianya.
R/ Tindakan pemeberian stimulasi untuk ungkapkan rasa kasih sayang yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak dengan wajar atau tanpa paksaan serta beri pujian bila hal yang dilakukan itu mencapai keberhasilan.
d.      Berikan reinforcement terahadap keberhasilan anak dalam aktivitas tertentu.
R/ Reinforcement dapat meningkatkan semangan dan rasa perceya diri anak dalam perkembangan dan aktivitsnya.
e.       Tugaskan dan cari pengasuh yang konsisten.
R/ Peran aktif pengasuh diperlukan adaptasi anak dalam pola asuh, asih dan asah terutama pada balita.
f.       Dorong anak untuk melakukan aktivitas perawatan diri (makan, minum dan toileting sendiri).
R/ Tingkat kemampuan motorik kasar dan halus pada usia 1-3 tahun siberi stimulasi untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal.
g.      Berikan area yang aman, dimana anak dapat bermain bebas menggerakkan alat bantu jalan, pegangi tangan saat melangkah)
R/ Tempat aman dimana anak bermain hendaknya diperhatikan, sehingga terhindar dari cedera, efek keracunana bahan mainan dan lain-lain.
h.      Kolaborasi rehabilitasi medis (latihan fisik).
R/ Fasilitas latihan fisik untuk mendapatkan kemampuan yang optimal.

3.      Gangguan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa dan kognisi) berhubungan dengan atropi hemisfer kiri (disfunsi otak) yang ditandai dengan :
Data subyektif : Klien tidak bisa mengucapkan kata-kata pada usia yang sebaya, kemapuan mendengar menurun, pengulangan kata terganggu.
Data obyektif : Pembicaraan spontan (-), tidak mengenal benda, tidak mampu mengikuti pengulangan kata-kata, serta meniru pengucapan kata tidak bisa.
Tujuan : Memperlihatkan tingkat perkembangan (personal sosial, bahasa dan kognisi) seoptimal mungkin sesuai dengan kelompok seusianya.
Kriteria :
-          Perilaku sangat ingin tahu dan lebih memungkinak melakukan sesuai secara mandiri.
-          Belajar dengan kata-kata melalui perabaan bahasa
-          Penducapan verbal meningkat1-2 kata
-          Dapat berbicara pada diri sendiri dan atau orang lain
-          Keluarga mau melakukan stimulan terhadap tugas-tugas perkembangan anak.
Intervensi :
a.       a. Monitor tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak pada area fungsi motorik kasar dan halus dengan perangkat scoring denvers (DDST) dan NCHS (BB, TB, Lingkar kepala, lingkar dada dan lingkar lengan atas).
R/ Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan individu tergantung pada sensivitas suatu organ dalam fase cepat seperti fungsi biologis, gizi dan faktor lingkungan serta pola suh, asah dan asih yang dapat tergambar dalam perangkat scoring perkembangan denvers dan NCHS dapat meneilai tingkat kenormalan fisik individu yang sesuai dengan usianya.
b.      Diskusikan dan ajarkan keluagra dan pengasuh tentang tugas-tugas perkembangan anak yang sesuai dengan kelompok usia dan sstimulasinya.
R/ Anak harus lebih diberlakukan sebagai pribadi anak yang aktif yang perlu dirangsang atau stimulasi untuk menghadapi dan mampu mengatasi masalah melalui interaksi dan komunikasi antara orang tua-klien dan pengasuh.
c.       Ajarkan dan beri kesempatan pada anak untuk memenuhi tugas perkembangan sesauai dengan kelompok seusianya.
R/ Tindakan pemeberian stimulasi untuk ungkapkan rasa kasih sayang yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan yang dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak dengan wajar atau tanpa paksaan serta beri pujian bila hal yang dilakukan itu mencapai keberhasilan.
d.      Tugaskan dan cari pengasuh yang konsisten.
R/ Peran aktif pengasuh diperlukan adaptasi anak dalam pola asuh, asih dan asah terutama pada balita.
e.       Ajarkan dan r\tingkatkan perkembangan kata-kata dengan pengulangan kata-kata yang dipergunakan anak.
R/ Stimulasi pendengaran dengan memanggil nama anak, mengulangi kata-kata yang diucapkan dengan jelas dengan menyebutkan anggota badan dapat melatih memory sel otak anak.
f.       Berikan waktu bermain dengan anak sebaya.
R/ Anak bermain dengan cara toddler dengan karakterstik (paralel play dan solitary play), bermain secara spontan dan bebas. Perlu diingat anak mempunyai autonomi dan kemauan sehingga penting diperhatikan keamanan dan keselamatannya.
g.      Kolaborasi dengan rehabilitasi medis dan audiologi.
R/ Latihan speech dapat merangsang otot-otobicara dan memory sel otak, sekaligus memberi pelajaran pada orang tua tentang cara menstimulasi anaknya. Audiologi dapat mengevaluasi kelaianan pada bidang THT.

4.      Keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan social, bahasa, bermain dan pendidikan sekunder berhubungan dengan kurangnya infomrasi tentang pertumbuhan dan perkembangan anak, yang ditandai dengan :
Data subyektif : Keluarga menanyakan tentang cara perawatan di rumah, apa yang bisa dikerjakan. Keluarga mengatakan belum mempunyai pengalaman dalam mengasuh anak, klien adalah anak pertamanya, tingkat pendidikan menengah, status sosial dan ekonomi kurang mendukung.
Data obyektif : Keluarga belum mengetahui tentang tugas-tugas perkembangan dan stimulasi sesuai dengan tingkat usia.
Tujuan : Keluarga dapat memenuhi kebutuhan sosial, bahsa, bermain dan pendidikan sekunder pada anak.
Kriteria :
-          Keluarga mengeahui atau emngenal tugas perkembangan anak dan stimulasinya.
-          Keluarga mempunyai buku panduan atau acuan dalan perawatan anak dalam perkembangan dan stimulasinya.
Intervensi :
a.       Ajarakan dan diskusikan pada keluarga tentang tugas-tugas perkembangan dan stimulasinya pada kelompok usia yang sama
R/ Tugas-tugas perkembangan dan stimulasi yang diberikan dapat dilaksanakan oleh keluarga dalam perawatan sehari-hari di rumah setelah mengetahui maksud dan tujuan tindakan tersebut
b.      Berikan buku panduan atau  petunjuk tentang tugas perkembangan anak dan stimulasinya.
R/ Buku petunjuk sangat membantu dalam proses pembelajaran dan pendidikan sekunder anak di rumah.
c.       Kolaborasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (dokter, perawata dan lainnya yang berkompetensi).
R/ Shering pendapat dalam pengalaman dapat memberikan wacana baru dan luas serta membina hubungan kerja sama dalam mecapai tujuan yang diharapkan.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An. MR DENGAN GROWTH DELAY (MIKROCEPHALI)
DAN DEVELOPMENT DELAY (BAHASA , SOSIAL, MOTORIK KASAR DAN HALUS)
DI POLI ANAK RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA



A.    Pengkajian
1.      Identitas
Nama                        : An. MR
Jenis kelamin            : laki-laki
Tempat tanggal lahir : Bekasi, 25-01-2000
Umur                         : 17 bulan

No regester                : 10050922
Sumber informasi      : Ibu dan pengasuh klien
Diagnosa medis          : Growth delay (mi-krocephali) dan de-velopment delay (personal sosial, ba-hasa motorik kasar dan halus)
DD                             : Cerebral Palsy

Nama ayah               : Tn. SA/29 tahun
Nama ibu                  : Ny. N/29 tahun
Agama                      : Islam
Pendidikan  ayah      : SMA/swasta
Pendidikan ibu          : SMA/-          
Suku                          : Jawa
Alamat                      : Jl. Gresik no 15  Surabaya

2.      Riwayat Keperawatan
a.       Keluhan utama
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya pada usia 17 bulan belum bisa berdiri sendiri.
b.      Keluhan khusus
Pertumbuhan dan perkembangan lambat. Gangguan bicara a…a…aa…em…emmm hilang lagi sejak satu bulan yang lalu.

3.      Riwayat prenatal, natal dan postnatal
a.       Prenatal
Kehamilan anak ini ibu klien sedang dalam pengobatan karena menderita penyakit limfadenitis Tb dan dalam keadaan hami gamelli (hamil kembar). Pengobatan dan perawatan antenatal care di rumah sakit Siti khotijah.
b.      Natal
Persalianan dengan gemellli secara sectio secaria, anak pertama lahir dengan keadaan kepala lebih kecil dari normalnya, lingkar kepala tak terkaji, aanak kedua meninggal sesaat setelah dilahirkan dalam keadaan asfyksia berat.
c.       Post natal
Anak pertama lahir dalam keadaan asfyksia neonatorum, AS selang 5 menit menangis lemah (4-5), warna kulit (badan hangat, ekstremitas biru), BB lahir 2300 kg, PB lahir 47 cm. Kelainan kongenital mikrocepali, sianosis (+), ASI dan PASI diberikan setelah 1 Minggu kelahiran.

4.      Riwayat imunisasi
Imunisasi yang telah diberikan lengkap (BCG (+) scar (+), DPT 3 kali, Polio 4 kali, campak 1 kali dan hepatitis 3 kali. MMR (-).

5.      Riwayat Penyakit Sekarang
Anak umur 17 bulan belum bisa berdiri sendiri dan bila berdirikan masih lemah dan hanya bertahan dalam beberapa menit. Kemampuan berbahasa dab ssosial berkurang bahkan akan ada yang hilang.

6.      Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Berat badan = 11 kg, tinggi badan 81 cm, lingkar kepala 42 cm, lingkar dada 52 cm dan lingkar lengan atas kiri 18 cm.
Tingkat perkembangan anak yang telah dicapai :
ü  Tersenyum sejak umur 3 minggu
ü  Mengambil mainan sejak umur 6-7 bulan
ü  Duduk pada usia 6 bulan
ü  Menggerakkan kepala sejak 2-3 bulan
ü  Tengkurap 6 bulan
ü  Merangkak belum bisa
ü  Perkembangan bicara dan bahsa (-)

7.      Riwayat Penyakit Dahulu
Kejang demam sejak 1 minggu yang lalu dan dirawat di rumah sakit RSI surabaya selam 4 hari.

8.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Perkawinan pertama dengan anak yang pertama. Komposisi keluarga dalam satu rumah terdiri ayah, ibu , anak dan pembantu. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan anak dari pola asuh, asih dan asah dalam keluarga baik. Persepsi keluarga tentang keadaan anaknya bahwa anaknya mengalami kelainan yang tidak wajar,perttumbuhan dna perkembangan anak terlambat, sehingga perlu diperiksakan ke pelayanan khusus anak untuk mendapatkan pemeriksaan, perawatan dan penangan lebih lanjut.







 
















 






9.      Pola Aktivitas sehari-hari
a.       Pola nutrisi, kebiasaan anak masih disuapi, makanan berupa nasi tim, lauk pauk (tahu, tempe, daging sapi dan ayam serta ikan laut) serta sayur-sayuran yang diberika 3 kali sehari.  PASI yang diberikan SGM 2 kurang lebih 6 botol dalam sehari. Klien hanya bisa memgang sendok untuk makan sendiri masih dibantu tetapi untuk makanan ringan dapat memegang sendiri dan memasukkannya dalam mulut. Status gizi baik.
b.      Pola kebersihan diri, personal hygiene kien baik. Tingkat kemampuan klien dalam perawatan diri tergantung pada pengasuh dan keluagra.
c.       Pola eliminasi, latihan toileting klienmasih belum terkontrol, bab dan bak didalam celana dan kadang-kadang klien dipakaikan bempers)
d.      Pola istirahat dan tidur, kebutuhan istirahat dalam sehari-hari cukup, 12-14 jam sehari.
Previous
Next Post »

Translate