BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Dasar
1.1 Pengertian
Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai
berbagai kelainan metabolic akibat gangguan hormonal’ yang menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi
pada membran basalis dalam pemeriksaan dangan mikroskop elektron ( Arif
Mansjoer dkk 2001 : 580 )
Diabetes Melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetis dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. Secara klinis ditandai dengan hiperglikemia puasa, aterosklerotik
dan mikroangiopati dan neuropati (Sylfia A. Price dan Lorraine M. Wilson, 1995
: 1109).
1.2 Etiologi
Klasifikasi etiologi diabetes mellitus American Diabet Association
(1997) sesuai anjuran PERKENI (Perkumpulan
Endrokonologi Indonesia)
1. Diabetes tipe 1
(Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) / Diabetes Mellitus Tergantung
Insulin (DMTI)).
Disebabkan oleh distruksi
sel Beta pulau langerhans akibat proses
auto imun dan idiopatik.
2. Diabetes tipe 2 (Non Insulin Dependent
Diabetes Melitus (NIDDM) /Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin (DMTTI).
Disebabkan kegagalan relatif
sel beta dan resistensi insulin. Resistensi Insulin adalah turunnya kemampuan
insulin untukl merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati. Sel beta tidak mampu mengimbangi
resistensi insulin ini sepenuhnya, artinya terjadi defisiensi
insulin,ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada
rangsangan glukosa maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang
sekresi insulin lain, berarti sel beta pankreas mengalami desentisisasi
terhadap glukosa.
3. Diabetes tipe lain.
a.
Defek genetic fungsi sel beta:
- Maturity Onset Diabetes of the young
(MODY) 1,2,3
- DNA mitokondria
b.
Defek genetik kerja insulin.
c.
Penyakit eksokrin pancreas
- Pancreatitis
- Tumor / Pankreatektomi
- Pankreatopati fibrokalkulus
d. Endrokinopati : akromegali,sindrom chusing,
feokromositoma dan hipertiroidisme.
e.
Karena obat / zat kimia
- Vacor, pentamidin, asam nikotinat
- Glukortikoid , hormone tiroid
- Tiazid, dilantin,interferon alpha dan lain
lain.
f.
Infeksi :rubella congenital, sito megalovirus.
g.
Penyebab imunologi yang jarang : anti body anti insulin.
h. Sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM
; sindrom down, sindrom klinefelter, sindrom turner dan lain lain.
4. Diabetes Melitus Gestasional (DMG).
1.3. Anatomi fisiologi
Kelenjar endokrin adalah kelenjar yang mengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah yang beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon. Banyak organ tubuh
yang menghasilkan hormon antara lain hipotalamus, hipofise, tiroid, paratiroid,
adrenal, pankreas dan lain lain. Kelenjar pankreas terdapat pada belakang
lambung didepan vertebra lumbalis 1 dan II. Secara fungsional pancreas di bagi
menjadi dua bagian yaitu ;
a.
Bagian eksokrin
Menghasilkan enzyim pencernaan (dalam bentuk
inaktif)
b. Bagian endokrin
Menghasilkan hormon yang tersebar
dalam kelompok sel yang disebut “is lets of langerhans” yang terdiri atas :
1.
Sel alfa
Memproduksi hormon glukogen
yang berfungsi untuk melepaskan glukosa ke dalam darah sehingga glukosa dalam
darah meningkat.
2.
Sel beta
Memproduksi hormon insulin
yang berfungsi untuk pengambilan glukosa oleh jaringan sehingga jumlah glukosa
dalam darah menurun, bila digunakan dalam pengobatan dapat memperbaiki
kemampuan sel tubuh untuk mengobservasi dan menggunakan glukosa dan lemak.
3.
Sel delta
Menghasilkan hormon
somatoslatin yang berfungsi menghambat sekresi hormon – hormon lain dari pulau
langerhans.
1.4.
Patofisiologi DM
1.5.
Penatalaksanaan
-
Tujuan penatalaksanaan DM untuk
jangka pendek adalah menghilangkan keluhan / gejala DM.
-
Tujuan jangka panjang adalah
untuk mencegah komplikasi.
-
Tujuan tersebut dilaksanakan
dengan cara menurunkan kadar glukosa, lipid dan insulin.
-
Untuk memudahkan terapinya,
tujuan tersebut adalah kegiatan, dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan pasien
holistik dan mengajarkan kegiatan mandiri, pelaksanaannya dengan :
1.
Perencanaan makan / diit (meal
planning).
2.
Aktivitas fisik.
3.
Health education.
4.
Obat-obatan.
5.
Operasi.
1.6. Komplikasi
1.
Akut.
-
Koma hipoglikemia.
-
Ketoasidosis.
-
Koma hiperosmolar non ketotik.
2.
Kronik
-
Makro angiopati, mengenai
pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh
darah otak.
-
Mikro angiopati, mengenai
pembuluh darah kecil, retinopati diabetik, nefropati.
-
Neuropati diabetik.
-
Rentan infeksi.
-
Ganggren.
1.7.Pemeriksaan penunjang dan Diagnosa
Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemerikaan
glukosa darah sewaktu dan kdar glukosa darah puasa, kemudian dapat diikuti
dengan tes toleransi glukosa oral (TTGO) standar.
Kadar gukosa darah puasa dan acak dengan methode
enzymatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
a. Gula darah acak
|
Bukan DM
|
Belum pasti DM
|
DM
|
-
Plasma vena
-
Darah kapiler
|
< 110
< 90
|
110 – 199
90 – 199
|
> 200
> 200
|
b. Gula darah puasa
-
Plasma vena
-
Darah kapiler
|
< 110
< 90
|
110 – 125
90 - 109
|
> 126
> 110
|
Diagnosa DM
Penegakkan diagnosa DM didasarkan atas adanya keluhan
dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200
mg /dl atau glukosa darah puasa > 126 mg/dl. Bila pemeriksaan glukosa darh
meragukan pemeriksaan TTGO diperlukan untuk memastikan diagnosis diabetes
melitus.
1.
Diit DM
v Macam – macam diit DM
-
Diit Bulan ramadhan
-
Diit B1
-
Diit B2
-
Diit B3
-
Diit Bc
-
Diit Diabetes bebas = Diit Be ® boleh es krim asal memberi tahu dokternya
-
Diit M ® Untuk diabetes Millitus yang terkait dengan Mal nutrisi (DMTM).
v Petunjuk umum diit (untuk Surabaya)
-
Meskipun susunan diit diabetes
berbeda – beda, sesuai kondisi diabetesnya, tetapi setiap macam diit tetap
diusahakan dapat memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu bahwa
diit DM hendaknya dapat :
1.
Memperbaiki kesehatan umum
penderita.
2.
Menyesuaikan berat badan
penderita ke berat badan normal.
3.
Menormalkan pertumbuhan DM anak
/ DM dewasa muda (masa pertumbuhan).
4.
Mempertahankan glukosa darah
sekitar normal.
5.
Menekan atau menunda timbulnya
angiopati diabetik.
6.
Memberikan modifikasi diit
sesuai dengan keadaan penderita, misalnya DM yang hamil, DM dengan penyakit
hati, dan lain –lain.
7.
Menarik dan mudah diterima
penderita.
v Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang
bekerja biasa adalah :
- Kurus :
Berat Badan x 40 – 60 kalori sehari
- Normal :
Berat Badan x 30 kalori sehari
- Gemuk :
Berat Badan x 20 kalori sehari
- Obesitas :
Berat Badan x 10 - 15 kalori sehari
·
Klasifikasi Status Gizi Berat Badan Relati
(BBR)
1.
Under Nutrition < 80 %
2.
Kurus (underweight) BBR < 90 %
3.
Normal (Ideal) 90 – 100
%
4.
Gemuk (Overweight) >110 %
5.
Obesitas, bila BBR > 120
% Obesitas ringan BBR 120 –
130 %
Obesitas sedang BBR 130 – 140 %
Obesitas Berat BBR > 140 %
Obesitas Morbid BBR > 200 %
·
Jumlah kalori untuk kasus
tertentu yang diduga proses katabolic meningkat, misalnya :
-
DM dengan TBC paru
-
Nefropati Diabetes
-
Sirosis hati / Morbus Basedowe
Digunakan diit diabetes dengan
kalori tinggi agar mempunyai sifat anabolic, yaitu lebih dari 2000 kalori
sehari.
·
Untuk jumlah kalori penderita
DM yang hasil maupun menyusui, dapat digunakan rumus DM hasil yang diberikan
Ditt B1, yakni :
- Pada kehamilan
Trimester I : (TB – 100) x 30 + 80
kalori
- Pada kehamilan
Trimester II : (TB – 100) x 30 + 200
kalori
- Pada kehamilan
Trimester III : (TB – 100) x 30 + 300
kalori
- Pada kehamilan
Trimester IV : (TB – 100) x 30 + 400
kalori
·
Dalam pemberian diit harus
mengikuti pedoman J yaitu : jumlah,
jadwal, jenis dengan pembagian :
a)
Jumlah kalori yang diberikan
harus habis
Penentuan gizi penderita
dilaksanakan dengan menghitung RBW (percentage of Relative Body Weight) atau
BBR (Berat badan Relatif) dengan rumus :
BBR = x 100 % BB = Berat Badan (Kg)
TB
= Tinggi Badan (cm)
b)
Jadwal diit harus diikuti
sesuai dengan intervalnya, yaitu jam.
Pada dasarnya diit DM di Surabaya
diberikan dengan cara tiga kali makanan utama dan tiga kali makanan antara =
kudapan (snack) dengan jarak antara (interval).
o
Pukul 06.30 makan pagi
o
Pukul 09.30 makanan kecil atau buah
o
Pukul 12.30 makan siang
o
Pukul 15.30 makanan kecil atau buah
o
Pukul 18.30 makan malam
o
Pukul 21.30 makanan kecil atau buah
Jadwal boleh berubah asalkan
intervalnya tetap 3 jam.
c)
Jenis
Jenis makanan yang manis harus
dihindari, termasuk pantang buah golongan A. yakni rambutan, jeruk, anggur,
mangga, durian, sawo, dll.
1.
Diit B
o
DM I – Diit B
- Kalori : 1100
- Protein : 36.49 gr
- Lemak : 22.81 gr
- Karbohidrat : 179.35 gr
- Kolesterol : 93.25 mg
o
DM II – Diit B
- Kalori : 1300
- Protein : 41.74 gr
- Lemak : 28.55 gr
- Karbohidrat : 217.88 gr
- Kolesterol : 93.25 mg
o
DM III – Diit B
- Kalori : 1500
- Protein : 47.3 gr
- Lemak : 34.3 gr
- Karbohidrat : 253.5 gr
- Kolesterol : 93.75 mg
o
DM IV – Diit B
- Kalori : 1700
- Protein : 49.82 gr
- Lemak : 36.28 gr
- Karbohidrat : 300.58 gr
- Kolesterol : 112.5 mg
o
DM V – Diit B
- Kalori : 1900
- Protein : 53.97 gr
- Lemak : 38.88 gr
- Karbohidrat : 328.41 gr
- Kolesterol : 112.5 mg
o
DM VI – Diit B
- Kalori : 2100
- Protein : 65.49 gr
- Lemak : 45.89 gr
- Karbohidrat : 377.45 gr
- Kolesterol : 112.5 mg
o
DM VII – Diit B
- Kalori : 2300
- Protein : 67.85 gr
- Lemak : 50.89 gr
- Karbohidrat : 395.73 gr
- Kolesterol : 112.5 mg
o
DM VIII – Diit B
- Kalori : 2500
- Protein : 75.11 gr
- Lemak : 57.29 gr
- Karbohidrat : 424.98 gr
- Kolesterol : 112.5 mg
o
DM IX – Diit B
- Kalori : 2700
- Protein : 82.33 gr
- Lemak : 62.5gr
- Karbohidrat : 479.39 gr
- Kolesterol : 150 mg
o
DM I – Diit B
- Kalori : 2900
- Protein : 92.3 gr
- Lemak : 67.69 gr
- Karbohidrat : 511.32 gr
- Kolesterol : 175 mg
Þ Yang harus diberi diit B :
Umumnya diberikan kepada semua penderita DM
yang mempunyai tingkat ekonomi rendah dan sedang, dan penderita DM yang :
1.
Tidak tahan lapar dengan
diitnya.
2.
Mampu atau kaya, tetapi kadar
kolesterol dalam darahnya tinggi
3.
Mempunyai komplikasi
penyempitan pembuluh darah.
4.
Telah mengalami komplikasi
ginjal.
5. Menderita dan lebih 15
tahun dan biasanya mengidap angiopati diabetes.
2.
Diit B1
o
DM I – Diit B1
- Kalori :
1100
- Protein :
59.36 gr
- Lemak :
25.07 gr
- Karbohidrat :
171.15 gr
- Kolesterol :
93.75 mg
o
DM II – Diit B1
- Kalori :
1300
- Protein :
69.21 gr
- Lemak :
31.16 gr
- Karbohidrat :
190.27 gr
- Kolesterol :
93.75 mg
o
DM III – Diit B1
- Kalori :
1500
- Protein :
76.12 gr
- Lemak :
31.79 gr
- Karbohidrat :
224.07 gr
- Kolesterol :
106.25 mg
o
DM IV – Diit B1
- Kalori :
1700
- Protein :
87.26 gr
- Lemak :
35.95 gr
- Karbohidrat :
255.55 gr
- Kolesterol :
131.25 mg
o
DM V – Diit B1
- Kalori :
1900
- Protein :
95.91 gr
- Lemak :
41.02 gr
- Karbohidrat :
284.415 gr
- Kolesterol :
175 mg
o
DM VI – Diit B1
- Kalori :
2100
- Protein :
105.41 gr
- Lemak :
48.7 gr
- Karbohidrat :
187.5 gr
- Kolesterol :
317.11 mg
o
DM VII – Diit B1
- Kalori :
2300
- Protein :
115.44 gr
- Lemak :
51.19 gr
- Karbohidrat :
348.005 gr
- Kolesterol :
187.5 mg
o
DM VIII – Diit B1
- Kalori : 2500
- Protein : 126.9 gr
- Lemak : 51.78 gr
- Karbohidrat : 395.92 gr
- Kolesterol : 243.75 mg
o
DM IX – Diit B1
- Kalori :
2700
- Protein :
135.10 gr
- Lemak :
60.42 gr
- Karbohidrat :
413.05 gr
- Kolesterol :
318.75 mg
o
DM X – Diit B1
- Kalori :
2900
- Protein :
144.77 gr
- Lemak :
68.22 gr
- Karbohidrat :
443.18 gr
- Kolesterol :
443.18 mg
Þ yang
harus diberi diit B1 adalah penderita DM yang memerlukan protein
tinggi yaitu penderita yang :
1.
Mampu atau mempunyai kebiasaan
makan tinggi protein, tetapi kadar lemak darahnya normal.
2.
Kurus atau BBR kurang dari 90
%.
3.
Masih muda (perlu pertumbuhan)
4.
Mengalami patah tulang.
5.
Hamil & menyusui.
6.
Menderita hepatitis kronik atau
sirosis hati.
7.
Menderita TBC paru.
8.
Menderita Selulitis atau
ganggren diabetik.
9.
Dalam keadaan pasca bedah.
10.
Menderita penyakit gondok
(Graves) dengan kadar hormon gondok tinggi.
11.
Menderita tumor ganas.
3.
Diit B2 (2100 dan
2300 kalori)
Komposisinya sama dengan diit – B,
hanya saja Diit B2 kaya AAE (Asam Amino esensial).
o
DM 2100 – Diit B2
- Kalori :
2115.05
- Protein :
61.32 gr
- Lemak :
49.12 gr
- Karbohidrat :
368.03 gr
o
DM 2300 – Diit B2
- Kalori :
2302.55
- Protein :
62.79 gr
- Lemak :
63.97 gr
- Karbohidrat :
386.31 gr
Þ Diit B2
diberikan pada penderita Nefropati diabetik dengan gagal ginjal kronik sedang,
yaitu Nefropati Diabetik Stadium II.
Sifat Diit B2
1.
Tinggi kalori (lebih 2000 kal
/ hari) dan mengandung protein kurang
lebih 1 gr per kg berat badan perhari.
2.
Komposisi sama dengan Diit B2
(68 % karbohidrat, 20 % lemak, 12 % protein) bedanya B2 mengandung
tinggi AAE
4.
Diit B3 (2100 da
2300 kalori)
o
DM 2100 – Diit B3
- Kalori : 2100
- Protein : 39.07 gr
- Lemak : 41.71 gr
- Karbohidrat : 397.27 gr
o
DM 2300– Diit B3
- Kalori :
2300
- Protein :
40.92 gr
- Lemak :
47.28 gr
- Karbohidrat :
495.64 gr
Þ Diit B3
diberikan pada penderita Nefropati Diabetik dengan gagal ginjal kronik yang
berat, yaitu Nefropati Diabetik Stadium III.
Sifat Diit B3
1.
Tinggi kalori (lebih 2000 kal.
/ hari).
2.
Rendah protein dan tinggi asam
amino esensial. Jumlah protein ± 40 gr /
hr.
3.
Tinggi karbohidrat dan rendah
lemak. Sesudah dikurangi kalori untuk protein, sisa kalori terbagi menjadi
karbohidrat ; lemak = 4 : 1.
4.
Dipilih lemak tidak jenuh dan
bersama Diit B3 diberikan suntikan insulin dan tablet vitamin –
mineral.
5.
Diit Be
-
Kalori lebih dari 2000 kal. /
hari.
® Diberikan pada penderita DM dengan Nefropati Diabetik tipe Be =
Stadium akhir (Stadium IV terminal)
-
Penderita boleh minum glukosa dan rasa manis lain (termasuk Es krim
tetapi mengikuti 3 J) dan harus diberikan suntikan insulin.
6.
Diit B puasa
® Sama
dengan Diit DM – B
Yang berubah hanya jadwal pemberiannya.
o
Pukul 18.00 : Buka Puasa (Diit nasi , lauk pauk, buah).
o
Pukul 20.00 : (Diit nasi & lauk pauk).
o
Pukul 22.00 : Makanan kecil.
o
Pukul 03.00 : Sahur.
o
Pukul 03.30 : Makanan kecil.
7.
Diit B1 Puasa
® Sama
dengan Diit DM – B1.
® Jadwal
pemberiannya sama dengan Diit DM – B puasa.
2.2 Asuhan
Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan pendekatan yang sistematis untuk mengumpulkan
data dan analisa data sehingga dapat diketahui masalah klien.
1.
Pengumpulan data
1.
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis dan
nomor registrasi.
2 Keluhan utama
Orang yang terkena DM
biasanya mengeluh banyak makan (poli fagi), banyak minum (Poli dipsi), banyak
kencing (poli uri), kesemutan, gatal, mata kabur, berat badan menurun.
3 Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan / penyakit sekarang :
Mulai sebelum ada keluham
sampai timbulnya keluhan yaitu poli
dipsi, poli uri, poli fagi, berat badan menurun.
b. Riwayat kesehatan / penyakit dahulu:
Klien biasanya pernah
mengalami penyakit DM sebelumnya atau penyakit keturunan yang lain yang
berhubungan dengan DM seperti obesitas,
pancreatitis dan lain – lain.
b.
Riwayat kesehatan / penyakit
keluarga :
Biasanya ada anggota keluarga
yang menderita penyakit DM atau penyakit
keturunan lain yang berhubungan dengan DM seperti sindrom down, sindrom
klinefelter dan lain – lain.
4. Pola fungsi kesehatan
a.
Pola persepsi dan tatalaksana
hidup sehat
Kebiasaan minum obat yang dapat menurunkan
pertahanan tubuh merupakan salah satu pencetus DM, kurangnya aktifitas fisik
menyebabkan obesitas yang juga penyebab DM.
b.
Pola nutrisi dan metabolisme
Intake makanan yang
berlebihan, mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi dan obesitas merupakan
penyebab DM. Kx biasanya mengalami penurunan berat badan secara drastis.
c.
Pola eliminasi
Perubahan pola berkemih (poli uri)
glukosuria BAK> 4x/ hari, urine encer, pucat, kuning, kadang disertai
BAB> 3x / hari, dengan konsistensi cair, bau tajam.
d.
Pola istirahat tidur
Tidur Kx mengalami gangguan (< 8 jam /
hari) karena poli uri dan kadang BAB
yang sering
e. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas Kx terganggu karena lemah, kesemutan,
kram otot, tonus otot menurun
f.
Pola persepsi dan konsep diri
Kx merasa cemas dengan keadaan berat badan
yang turun drastis, poli uri, poli dipsi, poli fagi, dan sering meminta bantuan
orang lain karena kelemahan yang dialami.
g.
Pola sensori dan kognitif
Adanya keluhan pusing / sakit kepala,
kesemutan, kelemahan pada otot, mata kabur, nyeri abdomen, kadang diikuti
gangguan memori.
h.
Pola produksi seksual
DM
biasanya bisa terjadi impoten pada laki-laki dan kesulitan orgasme pada wanita.
i.
Pola hubungan peran
Adanya
perubahan dalam perannya sebagai orang tua dan adanya ketergantungan pada orang
lain karena kelelahan yang dialami.
j.
Pola penanggulangan stress
Adanya perasaan stress karena penyakit
yang dideritanya sehingga dukungan keluarga sangat berarti untuk mengatasi
stress.
k.
Pola tata nilai dan
kepercayaan.
Adanya perubahan dalam melaksanakan ibadah
sebagai dampak dari penyakit yang dideritanya.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Badan lemah, mata kabur,
poli fagi, poli uri, poli dipsi, kesemutan, berat badan menurun, hipertensi (
tensi meningkat ).
b.
Kepala
Rambut biasanya tipis,
jarang ditemukan pembesaran pada leher.
c. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, kulit
kasar, akral hangat.
d. Sistem respirasi
Tidak
ada gangguan pada pada sistim pernafasan
e. Sistem kardiovaskuler
Kesemutan pada ekstrimitas, perubahan
tekanan darah, takikardi.
f.
Sistem gastrointestinal
Terjadi mual, muntah, diare, peningkatan
mortalitas usus.
g.
Sistem genitourinaria
Ditemukan banyak kencing
h.
Sistem muskoloskeletal
Tonus otot menurun, kesemutan, mudah leleh.
i.
Sistem endokrin
Terjadi penurunan hormon insulin sehingga
kadar glukosa dalam darah meningkat.
j.
Sistem persyarafan
Gangguan penglihatan(mata kabur),
kesemutan, pusing, sakit kepala.
6.
Pemeriksaan penunjang
a.
Diagnosa dapat ditegakkan
melalui pemeriksaan glukosa darah sewaktu glukosa darah puasa.
-
Glukosa darah sewaktu : >200
mg / dl.
-
Glukosa darah puasa :> 126
mg /dl.
b.
Urinalisis.
c.
Essei Hb Glikosit.
d.
Kolesterol dan Trinliserida.
2.2.2.
Analisa / sintesa data
Data 1
Data subyektif : Kx mengatakan banyak minum (poli dipsi) merasa
haus.
Data obyektif : berat badan turun tiba – tiba, membran mukosa
kering, turgor kulit menurun. Lab : kadar glukosa darah acak kurang lebih 200
mg / dl. Glukosa darah puasa kurang lebih126 mg / dl.
Masalah :
defisit volume cairan.
Kemungkinan penyebab : Diuresis osmotic
(hiperglikemia).
Data 2
Data subyektif : Kx mengatakan malas makan,
lemah.
Data obyektif : berat
badan turun, tonus otot menurun, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
Masalah : nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh.
Kemungkinan penyebab : intake makanan yang
kurang.
Data 3
Data subyektif : Kx mengatakan badannya
lemah, kesemutan.
Data obyektif : aktivitas dibantu orang
lain, tonus otot menurun, glukosa darah acak kurang lebih 200 mg / dl, glukosa
darah puasa kurang lebih 126 mg / dl.
Masalah : keterbatasan aktivitas
Kemungkinan penyebab : kelelahan
Data 4
Data subyektif : Kx mengatakan badannya
lemah.
Data obyektif : Lab :
kadar gula darah acak kurang lebih 200 mg / dl. Kadar glukosa darah puasa
kurang lebih 126 mg / dl
Masalah : resiko tinggi infeksi.
Kemungkinan
penyebab : kadar glukosa tinggi.
2.2.3.
Diagnosa keperawatan
1.
Defisif volume cairan
berhubungan dengan deuresis osmotic (hiperglikemia) ditandai dengan klien
mengatakan banyak minum (poli dipsi), merasa haus, berat badan turun tiba –
tiba, membran mukosa kering, turgor kulit menurun, kadar glukosa darah acak
lebih kurang 200 mg / dl, glukosa darah puasa lebih kurang 126 mg / dl.
2.
Nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake makanan yang kurang
ditandai dengan Kx mengatakan malas
makan, lemah berat badan turun, tonus otot menurun, membran mukosa kering,
turgor kulit menurun.
3.
Keterbatasan
aktivitas berhubungan dengan kelelahan ditandai dengan Kx mengatakan badannya
lemah, kesemutan, aktifitas dibantu orang lain, tonus otot menurun, glukosa
darah acaklebih kurang 200mg / dl, glukosa darah puasa lebih kurang 126 mg /
dl.
4.
Resiko
tinggi infeksi berhubungan dengan kadar glukosa tinggi.
2.2.4.
Intervensi keperawatan
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan
deuresis osmotick (hiperglikemia) ditandai dengan Kx mengatakan banyak minum
(poli dipsi), merasa haus, berat badan turun tiba – tiba, membran mukosa
kering, turgor kulit menurun. Kadar glukosa darah acak lebih kurang 200 mg /
dl, glukosa darah puasa lebih kurang 126 mg / dl.
Tujuan : cairan adekuat
dalam waktu 2 x 24 jam.
Kriteria hasil :
-
Tanda tanda
vital normal ( tensi 120/80 mmHg, N : 60 – 100 x / menit, RR : 16 – 20 x /
menit, suhu : 36,5 – 37` C).
-
Turgor
kulit baik.
-
Membran
mukosa lembab.
-
Intake dan
output normal.
Rencana tindakan :
1. Lakukan pendekatan terapiutik terhadap klien dan
keluarga
2. Observasi tanda – tanda vital sedini mungkin
3. Pantau intakke dan output
4. Check secara teratur gula darah acak
5. Berikan penjelasan yang tepat mengenai tanda –
tanda dehidrasi
6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
cairan infus, diit, obat hipoglikemi oral maupun terapi insulin
Rasional :
1. Hubungan yang baik dengan klien dan keluarga
akan memepermudah tindakan yang akan dilakukan
2. Untuk mengetahui keadaan umum Kx
3. Pengukuran intake dan output merupakan indikator
tanda – tanda dehidrasi
4. Kadar glukosa tinggi dalam darah akan menjadi
media terbaik bagi pertumbuhan kuman.
5. Penjelasan yang benar akan menambah pengetahuan
klien
6. Pemberian terapi yang tepat akan mempercepat
penyembuhan
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan yang kurang ditandai dengan Kx mengatakan malas makan, lemah berat badan
turun, tonus otot menurun, membran mukosa kering, turgor kulit menurun.
Tujuan : kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria hasil :
-
Badan pasien tidak lemas lagi
-
BB pasien berangsur dapat
kembali normal
-
TTV dalam batas normal
-
Pasien menunjukkan pola makan
yang adequat
-
GDA dalam batas normal
Rencana tindakan :
1.
Pertahankan Hubungan terapiutik
dengan klien dan keluarga
2.
Observasi tanda – tanda vital
3.
Jelaskan kepada pasien tentang
pentingnya nutrisi bagi tubuh
4.
Hidangkan makanan saat masih
hangat
5.
Anjurkan pasien untuk mematuhi
program diit yang diberikan
6.
Kolaborasi dengan doktr dalam
pemberian diit dan terapi oral
Rasional :
1.
Agar pasien kooperatif dalam
tindakan yang akan dilakukan
2.
Mengetahui perkembangan yang
telah dicapai oleh pasien
3.
Penjelasan yang benar akan
menambah pengetahuan pasien
4.
Makanan yang hangat dapat merangsang
selera makan pasien
5.
Diit yang benar akan membantu
menurunkan kadar gula darah pasien
6. Merupakan peran interd penden perawat
3.
Keterbatasan aktivitas
berhubungan dengan kelelahan ditandai dengan klien mengatakan badan lemah ,
kesemutan , aktivitas dibantu orang lain , tonus otot menurun , glukosa darah
acak lebih 200mg/dl , glukosa darah puasa lebih kurang 125 mg/dl
Tujuan : keterbatasan aktivitas terpenuhi
Kriteria hasil :
-
Badan klien tidak lemas lagi
-
Klien tidak kesemutan
-
Aktivitas tidak dibantu orang lain
-
Tonus otot normal
-
Glukosa darah acak tidak lebih
200 mg/dl
-
Glukosa darah puasa tidak
kurang dari 126 mg/dl
Rencana tindakan :
1.
Lakukan pendekatan pada klien
dan keluarga klien
2. Berikan HE tentang penyakitnya dan diit rendah gula
3. Ajarkan dan anjurkan klien untuk mobilisasi bertahap
4. Pantau gula darah acak klien
5. Observasi tanda-tanda vital
6. Motivasi pasien untuk makan diit rumah sakit dengan 3 J : tepat
jumlah , tepat jadual , tepat jenis
7. Kolaborasi dengan tim medis dan tim gizi dalam pemberian :
-
Actrapid 3 x 8UI
-
B1 1900 kalori
Rasional :
1.
Untuk mempermudah dalam
melakukan tindakan keperawatan
2.
Agar klien mengerti tentang
penyakit dan diit rendah gula dapat menurunkan hiperglikemia
3. Supaya klien tidak terjadi nasokomial dan dekubitus
4. Untuk mengetahui gula darah acak naik atau turun
5. Untuk mengatisipasi hal-hal yang lebih dini dan untuk menentukan
rencana tindakan selanjutnya
6. Sebagai fungsi independent
2.2.5. Implementasi
Implementasi yang dimaksud adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana perawatan meliputi tindakan perawatan yang direncanakan
oleh perawat, melaksanakan advis dokter dan ketentuan rumah sakit (Depkes
RI,1990 : 23).
2.2.6. Evaluasi
Perbandingan yang sistematis dari rencana tindakan, masalah
kesehatan dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan yang lain.
(Nasrul Effendi, 1995).
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer dkk, (2002), Kapita
selekta kedokteran jilid 1 edisi III, Media Aesculapius FKUI, Jakarta
Askandar Tjokroprawiro, dr. DR. Prof.
(2002), Hidup sehat dan bahagia bersama diabetes, Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Brunner & Suddarth (2202), Keperawatan
mediakl bedah vol.2, EGC, Jakarta
M. Syaifullah (2002), Buku ajar
penyakit dalam jilid edisi III, Balai Penerbit FKUI, Jakarta
Sarwono Waspadji (2002), Pedoman diit
diabetes melitus, Balai penerbit FKUI, Jakarta
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allh SWT karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
study caseini dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H DENGAN DIAGNOSA MEDIS
DIABETES MELLITUS DIRUANG INTERNE ZALL RUMAH SAKIT AL-IRSYAD SURABAYA.
Sebelumnya penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Direktur Akper Universitas Muhammadiyah Surabaya
2. Kepala Ruangan dan Pembimbing Ruangan Interne
zall RS Al-Irsyad Surabaya
3. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan laporan study case ini
4. Petugas perpustakaan Akper Universitas
Muhammadiyah Surabaya
5. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan
laporan study case ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini banyak
kekurangannya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak
demi kesempurnaan makalah ini. Punils juga berharap agar makalah ini bermanfaat
dan sebagai pemicu dalam peningkatan asuhan keperawatan terutama pada klien
diabetes mellitus
Surabaya ,
Agustus2004
Penulis
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. H
DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS
DI RUANG INTERNE ZALL RS. AL-IRSYAD
SURABAYA
Oleh:
SITI JULAIKAH
Nim
: 22060
AKADEMI
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2004
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan
disetujui untuk disyahkan sebagai laporan praktek klinik keperawatan yang
berjudul “Asuhan Keperawatan pada Ny. H dengan Diagnosa Medis Diabetes
Mellitus di Ruang Interne Zall Rumah Sakit Al-Irsyad Surabaya” , pada
tanggal 2-14 agustus 2004
Surabaya,
Agustus 2004
Mahasiswa
(Siti Julaikah)
Nim : 22060
Mengetahui
Kepala Ruang Interne Zall
RS . Al-Irsyad Surabaya
(Zr. Alfiah)
|
|
Pembimbing Ruang Interne
Zall
RS. Al-Irsyad Surabaya
( Zr. Eny Retno. Amk)
|
Pembimbing Pendidikan
Akper Unmuh Surabaya
(Musrifatul Uliyah. SKM)
ConversionConversion EmoticonEmoticon