ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ” P” P10001 POST PARTUM Spt b
Di RUANG MELATI
RSUD DR MOH AMADSALEH PROBOLINGGO
TANGGAL 11 MEI 2009
Disusun oleh :
DIANA NI’MATUL JANNAH
NIM P27824307047
DEPARTEMEN KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES
SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN
BANGKALAN
2009
BAB I
LANDASAN
TEORI
1.
PENGERTIAN
· Puerperium adalah dimulai setelah placenta
lahir dan diakhiri ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu.
· Puerperium adalah masa setelah seorang ibu
melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali
· Puerperium adalah periode atau waktu
dimana organ – organ reproduksi kembali padda keadaan tidak hamil, yang mada
ini membutuhkan waktu selama 6 minggu.
· Puerperium adalah masa pulih kembali dari
persalinan selesai sampai ala – alt kandungan kembali seperti prahamil. Lamanya
6 – 8 minggu.
( Rustam Mochtar )
2.
PEMBAGIAN MASA NIFAS
1.
Puerperium
Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan dalam agama Islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja 40
hari.
2.
Puerperium
Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
3.
Remote
Puerperium
Yaitu
waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila ibu selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sempurna bisa
berminggu-minggu, berbulan-bulan atau bertahunan.
3.
PERUBAHAN-PERUBAHAN
DARI ALAT-ALAT KANDUNGAN
1.
Involusi
uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil sampai kembali seperti sebelum
hamil.
Involusio
|
Tinggi fundus uteri
|
Berat Uterus
|
Bayi lahir
|
Setinggi pusat
|
1000 gram
|
Uri lahir
|
2 jari bawah pusat
|
750 gram
|
1 minggu
|
Pertengahan pusat simpisis
|
500 gram
|
2 minggu
|
Tidak teraba di atas simpisis
|
350 gram
|
6 minggu
|
Bertambah kecil
|
50 gram
|
8 minggu
|
Sebesar normal
|
30 gram
|
2.
Involusio
tempat placenta
Placenta mengecil karena kontraksi menjadi ke cavum
uteri dengan diameter 7,5 cm. sesudah menjadi 3,5 cm. dan pada akhirnya pulih.
Luka-luka jalan lahir akan sembuh setelah ± 6-7
dan bila tidak disertai infeksi.
Rasa sakit atau after pain (mules-mules) adalah
disebabkan kontraksi rahim biasanya berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.
3.
Lochea
adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa nifas.
o
Lochea
rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa selaput
ketuban, sel desidua, venuk caseosa, lanugo dan meconium selama 2 hari post
parium.
o
Lochea
sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir ban ke 3-7 post partum.
o
Lochea
serosa
Berwrna merah kuning berisi lendir hart ke
7-14 post partum.
o
Lochea
Alba
Cairan putih setelah 2 minggu.
o
Lochea
purulenta
Terjadi infeksi, keluar seperti
nanah yang berbau busuk.
o
Lochea
atasis
Lochea yang tidak lancar keluarnya.
Pengeluaran
lochea abnormal
·
Perdarahan
berkepanjangan
·
Pengeluaran
lochea berkepanjangan ( lochea sifatika )
·
Lochea
purulenta, berbentuk nanah
·
Rasa
nyeri berlebihan
·
Dengan
memberikan bentuk perubahan, dapat diduga
·
Terdapat
sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan.
·
Terdapat
infeksi intra uterin
( manuaba, I, 1993 )
4.
Servik
dan Vagina
Setelah partus bentuk servik seperti
corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang terdapat
perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan main bisa masuk rongga rahim setelah
2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari terbuka 1 jari. Vagina ukuran normal pada minggu ketiga
post partum rugae mulai nampak kembali.
5.
Ligamen-ligamen
Pada saat partus ligamen meregang. Setelah lahir
spontan, berangsur dan pulih kembali, tidak jarang merus jatuh ke belakang
karena ligamentum roumdum menjadi kendor.
6.
Saluran
kencing
Dinding kandung kencing
memperlihatkan oedema dan hipermia kandung kencing dalam puerperium kurang
sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga kandung kencing penuh atau sesudah
kencing masih tertinggal urine residual.
7.
Laktasi
Keadaan mamae pada 2 hari pertama
nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan pada waktu ini buah dada mengandung
susu melainkan colostrum yang dapat diketarkan dengan memijat aerola.
B.
FREKUENSI KUNJUNGAN MASA NIFAS
waktu
|
tujuan
|
|
6 – 8 jam setelah persalinan
6 hari setelah persalinan
2 minggu setelah persalinan
6 minggu setelah persalinan
|
·
Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri
·
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk jika perdarahan
berlanjut.
·
Pemberian ASI awal
·
Melakukan hubungan antara ibu dan BBL
·
Mencegah bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi.
·
Memastikan involusi berjalan normal
·
Menilai adanya tanda – tanda demam infeksi / perdarahan abnormal.
·
Memastikan ibu menyusui dengan baik.
·
Memastikan ibu mendapat cukkup makanan minuman dan istirahat.
·
Memberikan konseling pada ibu, mengenai riwayat tali pusat dan menjaga
bayi tetap hangat.
·
Sama seperti diatas ( 6 hari setelah persalinan )
·
Menanyakan pada ibu tentang penyakit – penyakit yang dialami ibu dan
bayi.
·
Memeberikan konseling untuk KB secara dini dan cepat.
|
C.
PERAWATAN MASA NIFAS
1.
Mobilitas
Karena setelah habis bersalin ibu
dapat beristirahat dan sarankan untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
lahir.
2.
Diet
Makanan hams bermutu dan bergizi,
cukup kalori, banyak cairan, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
-
Mengkonsumsi
tambahan 500 kalori tiap hari
-
Makan
dengan diet berimbang
-
Minum
sedikitnya 3 liter air tiap hari
-
Pil
zat besi untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
-
Minum
kapsul vitamin A 200.000 unit
3.
Defekasi
BAB hams ada 3-4 hari Post Partum,
bila belum BAB dan terjadi obstipasi apalagi keras.
4.
Miksi
Tiap penderita disuruh kencing 6 jam
Post Partum, kalau dalam 8 jam Post Partum belum dapat kencing atau sekali
kencing belum melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi.
5.
Perawatan
payudara
Perawatan payudara telah mulai sejak
wanita hamil supaya puting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai persiapan
untuk menyusui bayinya. Apabila bayinya meninggal laktasi harus dihentikan
dengan cara pembalutan pada mamae sampai tertekan. Pemberian obat estrogen
untuk supresi LH seperti tablet Lymeral dan Perdonel, dianjurkan sekali supaya
ibu menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
Cara melakukan
perawatan payudara:
a.
Kapas
dibasahi dengan baby oil/minyak kelapa, kemudian ditempelkan pada puting kanan
dan puting kiri ibu, kira-kira 1 – 2 menit setelah itu ambil kapas searah jarum
jam dan dibuang ke tempat sampah.
b.
Oleskan
tangan dengan baby oil/minyak kelapa sampai merata, kemudian lakukan
pengenyalan pada payudara dengan cara puting dipilin/diputar ke kanan 20 kali
dan ke kiri 20 kali dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk.
c.
Kemudian
lakukan penonjolan dengan cara puting ditarik keluar sebanyak 30 kali pada
masing-masing payudara
d.
Lakukan
pengurutan pada payudara sebanyak 30 kali tiap payudara. Pengurutan dapat
dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan 3 jari, 5 jari dan buku-buku/ruas-ruas
jari kemudian payudara diputar/disanggah dengan tangan dari bawah keatas
kemudian payudara ditempatkan keluar sebanyak 30 kali.
e.
siram
masing-masing payudara sebanyak 5 kali menggunakan air hangat dan air dingin
secara bergantian, sebaiknya lakukan rawatan payudara sebelum mandi, agar ibu
tetap bersih dan segar.
6.
Laktasi
Asi merupakan makanan utama bayi
yang tidak ada bandingannya, menyusui sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih
sayang antara ibu dan anaknya. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam 1 kamar (Roaming in) atau pada tempat
terpisah.
7.
Senggama
Secara fisik aman untuk memulai
hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu
atau dua jarinya ke dalam vagina dan tidak nyeri. Begitu darah merah berhenti
dan ibu tidak nyeri aman untuk memulai melakukan hubungan suami isteri kapan
saja ibu siap, tetapi sebaiknya dilakukan setelah 40 hari Post Partum.
8.
Personal
Hygiene
a.
Anjurkan
ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
b.
Nasehatkan
pada ibu untuk membersihkan vulva tiap selesai BAB atau BAK.
c.
Jika
ibu mempunyai luka episiotomi atau leserasi sarankan untuk menghindari
menyentuh daerah luka.
9.
Keluarga
Berencana
a.Idealnya pasangan harus menunggu
sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu hamil kembali
b.
Biasanya
wanita tidak menghasilkan telur (Ovulasi, sebelum ia mendapatkan lagi haidnya)
selama meneteki, sehingga metode amenorhoe laktasi dapat dipakai sebelum haid
pertama kembali untuk mencegah kehamilan.
D.
PEMBERIAN ASI
Pemberian ASI dipercepat segera
setelah lahir diusapkan pada putting susu ibu dengan keuntungan sebagai berikut
:
·
Rangsangan
putting susu ibu memberikan rreflek pengeluaran oksitosin kelenjar hypofisis,
sehingga pelepasan plasenta akan dipercepat.
·
Pemberian
ASI mempercepat involusi uterus menuju keadaan normal.
·
Rangsangan
putting susu itu mempercepat pengeluaran ASI karena oksitosin bekerja sama
dengan hormon prolaktin.
Disamping keuntungan diatas, ASI
dapat memberikan :
·
Kolostrum
dan ASI dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi terutama diare, karena
mengandung antibosi.
·
Dalam
waktu tenggang 3 – 4 bulan ASI cukup untuk tumbuh kembang bayi dengan baik.
·
ASi
merupakan makanan utama bayi dan telah siap detiap saat dalam keadaan steril
dan mudah dicerna.
·
Pemberian
ASI dapat bersifat sebagai alat kontrasepsi sampai waktu 6 bulan dan
memeperkecil kejadian keganasan payudara.
·
Memberikan
ASI dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jiwa bayi, sebagai titik
awal kualitas SDM.
E.
KOMPLIKASI
1.
Infeksi
Bentuk – bentuk infeksi adalah :
·
Infeksi
local
-
Infeksi
luka episiotomi
-
Infeksi
pada vagina
-
Infeksi
pada servikalis yang luka
·
Bentuk
infeksi general
-
Parametritis
-
Peritonitis
-
Sepsikemia
dan plemia
2.
Keadaan
abnormal pada rahim
·
Sub
involusi uterus
·
Perdarahan
kala nifas sekunder
·
Plegmasia
alba dolens
3.
Keadaan
abnormal pada mammae
·
Bendungan
ASI
·
Mastitis
dan abses mammae.
BAB II
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
I.
PENGKAJIAN
A.
DATA SUBYEKTIF
Identitas
Nama:
|
Untuk dapat mengenal/memanggil penderita dan tidak keliru
dengan penderita-penderita lain (Christina.Perawatan Kebidanan:84)
|
Umur:
|
Untuk menentukan resiko, bila usia kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun, dimana sudah kaku, kurangelastis,susah
diregangkan.(Christina,1998:84)
|
Agama:
|
Berhubungan dengan perawat penderita, dimana dalam keadaan
gawat ketika memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa
harus berhubungan.(Christina,1998:85)
|
Suku:
|
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut.
|
Pendidikan:
|
Mengetahui tingkat intelektual
tentang yang akan disampaikan.(Depkes RI 1995:14)
|
Pekerjaan:
|
Untuk mengetahui bagaimana taraf
hidup dan sosial ekonomi penderita agar nasihat kita nanti sesuai.
|
Alamat:
|
Untuk mengetahui ibu itu tinggal
dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama, dilakukan untuk
melakukan kunjungan pada pasien.(Christina,1998:85)
|
2. Keluhan Utama
l Masalah nyeri perut
Sebagian besar wanita mengalami nyeri pada
masa nifas, meskipun persalinan normal dalam 3 – 4 hari pertama setelah persalinan
rasa nyeri terutama disebabkan oleh kontraksi uterus. Nyeri perineum, dysuria
dan nyeri leher atau punggung yang biasanya terjadi pada ibu yang mendapatkan
anestesi general.(Buku pedoman Praktis Pelengkap Maternal/Neonatal
l Nyeri Perineum
Nyeri perineum akibat trauma pada
persalinan pervaginaan banyak dialami wanita setelah persalinan dan jahitan
robekan perineum. Study menunjukkan 10 % wanita mengalami nyeri perineum tidak
lebih dari 8 minggu.(Christina,1987:98)
l After Pain
Nyeri karena kontraksi uterus biasa
dikenal sebagai after pain, nyeri tidak biasa terjadi pada kehamilan pertama,
tetapi dengan kehamilan berikutnya rasa sakit tersebut makin berat. Hal ini akan berlangsung 2 minggu 3 hari.
(Buku Pedoman Praktis Pelengkap Maternal/Neonatus)
l Hemoroid
Selama kehamilan banyak itu
mengalami hemoroid oleh karena mereka, cendrung mengalami masalah kontipasi dan
uterus yang penuh selalu menekan pada pembuluh darah pada bagian anus dan
rectum. (Christina,1987:98)
l Nyeri Pada Payudara
Selama kehamilan payudara akan
membesar dalam persiapan penyusuan bayi, setelah melahirkan antara lain kedua
dan keempat, payudara tersebut akan membesar lebih lanjut saat produksi ASI
mulai pada hari ketiga payudara mungkin terasa berat, hangat dan lembut serta
sakit.(Buku Pedoman Praktis Pelengkap Maternal/Neonatal)
l Infeksi
Setelah bahaya pertama Post Partum
yaitu hemorogi lewat, bahaya kedua adalah infeksi, sepsis puerperal disebut
“Child Bed Fever”.
3. Riwayat
kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
Ket
|
|||||||||||
Suami
|
Kehamilan
|
Usia
kehamilan
|
Jenis
|
Penolong
|
Tempat
|
JK
|
A-S
|
BB
|
PB
|
Penyulit
|
Masalah
|
Laktasi
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
-
Ditanyakan
tentang persalinan yang lalu untuk mengetahui apakah persalinan yang lalu
terjadi dengan lancer, tidak pernah mengganggu keadaan umum ibu ataukah ibu
pernah mengalami kelainan waktu persalinan.
-
Ditanyakan
tentang keadaan masa nifas yang dulu mengetahui apakah masa nifas yang lalu itu
dalam keadaan normal ataukah ada kelainan.
Riwayat Persalinan Sekarang
a.
Kala
I
1)
Jam
dan Menit
Untuk mengetahui
dimulainyan kala Satu
2). Ketuban pecah atau tidak
Pengeluaran dari vulva
sebagai tanda-tanda persalinan telah mulai dan sejak permulaan persalinan
kadang dikeluarkan bila proses persalinan (Christina, 1987:102)
3). Penyulit pada ibu/Bayi
Untuk mengetahui
hal-hal yang membuat tidak nyaman dan dilakukan tindakan segera bila hasil
pengawasan ibu ternyata ada kelainan (Christina,1987:102)
b.
Kala II
1) Jenis persalinan spontan/buatan/anjuran
(Christina, 1987:221)
2) Penolong
Bidan
atau petugas sangat penting untuk memperkuat kepercayaan pada dirinya
(Christina,1998:224)
3) Tempat
Wanita bersalin memerlukan tempat khusus
agar tidak merasa tidak nyaman karena sikapnya dalampersalinan dan juga untuk
memenuhi sussana tenang (Christina, 1987: 226)
4) Riwayat kelahiran anak
Riwayat kelahiran anak mencakup
-
Berat
sewakyu lahir
-
Kelainan
bawaan bayi
-
Jenis
kelaminbayi dan setatus yang dilahurkan (Christina,1987)
5)
Penyulit
pada ibu/Bayi
Untuk mengetahui hal yang membuat
tidak nyaman dan dilakukan tindakan segera bila hasil pengawasan ibu ternyata
ada kelainan (Christina, 1996:79)
c.
Kala
III
1) Plasenta lahir jam
berapa
Untuk mengetahui apakan plesenta lahirr
jam berapa dan unruk mengetahui apakah plasenta lahir lengkap atau tidak(Christina,1987:102)
2) Dalam pengawanan ini
hendaknya diperhatikan bahwa bila uterus bundar dan keras maka menandakan
kontraksi uterus baik (Christina,1987:19)
3) Tfu
Setelah hari ke-3 Tfu terletak kurang
lebih 2,5cmdibawah perut(Christina,1987:12)
4) Penyulit pada bayi/ ibu
Untuk mengetahui hal yang membuat tidak
nyaman dan dilakukan tindakan segera bila hasil pengawasan ibu ternyata ada
kelainan(Christina, 1987:19)
d. Kala IV
1)
Perdarahan
Darah yang keluar harus ditakar ,
kehilangan darah pada persalinan bisa disebabkan pelepasan uri. Robekan. Batas
normal 100-300cc (Mochtar Rustam1987:122)
2)
Luka
Perineum
Derajat/heating/robekan/spontan/episiotomitermasuk
yang perlu diawasi untuk menetukan pertolongan selanjutnya.
(Christina, 19987146)
3)
Kontraksi uterus
Dalam pengawasan ini hendaknya
diperhatikan bahwa bila uterus bundar dank eras maka hendaknya kontraksi uterus
baik(Christina,1996:150)
4)
Tfu
Setelah hari ketiga fundus
uteri terletak kurang lebih 2,5 bawah perut(Christina,1996:150)
5) Penyulit pada ibu/ bayi
Untuk mengetahui hal yang membuat tidak
nyaman dilakukan tindakan segera bila hasil pengawasan ibu ternyata ada
kelainan (Christina,1996:19)
4.
Riwayat
Penyakit yang Lalu
Untuk mengetahui penyakit yang
pernah dialami ibu karena penyakit yang pernah dialami ibu bisa timbul kembali
karena keadaan ibu pada waktu kehamilan dan setelah melahirkan (Ibrahim
Christina, 1996: 8).
5.
Riwayat
Penyakit Keluarga
Untuk mengetahui apakah dari keluarga ibu atau
orang yang tinggal bersama ibu mempunyai penyakit menular seperti AIDS/HIV,
penyakit kronis, keturunan, dan adanya kehamilan kembar (Ibrahim Christina )
6.
Riwayat
Perkawinan
Ditanyakan kepada ibu berapa lama
dan berapa kali kawin untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat kelamin
dalam ibu.
7.
Riwayat
KB
Ditanyakan jenis kontrasepsi, lama
pemakaian, keluahan serta jenis kontrasepsi yang akan digunakan untuk yang akan
datang.
8.
Riwayat
Psikososial
Respon ibu terhadap keadaan nifas,
dukungan keluarga serta yang mengambil keputusan dala keluarga.(Christina,1981:45)
9.
Pola
Aktivitas sehari-hari
Istirahat:Digunakan
untuk mengetahui berapa lama ibu beristirahat selama nifas dan mengetahui
kondisi ibu selama nifas. (Crintina,1996
34)
|
Nutrisi: Untuk mengetahui cakupan gizi ibu nifas,
supaya ibu siap dalam menyusui dan untuk perbaikan kondisi ibu.
(Christina,1981:48)
|
Personal
Hygiene : Untuk mengetahui
kebersihan alat reproduksi ibu dan apakah ibu sudah benar dalam merawat alat
reproduksi.
|
Eliminasi:Untuk
mengetahui pola BAK dan BAB ibu, jika
jarang BAK maka akan mempengaruhi kontraksi ibu.(Christina,1996 :15)
|
Aktivitas:Dikaji
untuk mengetahui kegiatan sehari-hari ibu selama nifas dan sangat berpengaruh
pada kondisi ibu.(Chritina 1996:34)
|
B.
Data Obyektif
1.
Keadaan
Umum : ditujuan untuk pemeriksaan pada postur tubuh, gerak tubuh, dan ekspresi
wajah (Depkes RI. 1995:19).
2.
Kesadaran
: composmentis/confusion/delirium/samnulentia/coma (Manajemen Askeb, 2003:3).
3.
TTV
-
Tekanan
darah : diukur dengan menggunakan tensi meter, untuk mengetahui tekanan sistole
dan diastol (Pusdiknakes, 68).
-
Denyut
nadi : diukur dengan menggunakan alat pengukur seperti jam tangan. Ukuran
denyut nadi dihitung berdasarkan frekuensi denyut per menit (80-90 x/menit)
(Zr. Dra. Christina,
95).
-
Suhu
: temperatur diukur menggunakan termometer (37-39oC) (Pusdiknakes. 2000:67).
-
Resporasi
: untuk mengetahu pernapasan pasien (16-20 x/menit) (Saifaetlah Noer, 563).
4.
Pemeriksaan
Fisik
·
Kerongkongan
jika diindikasikan
·
Payudara
dan puting susu
·
Auskultasi
paru jika diindikasikan
·
Abdomen
: kandung kemih, uterus, diastasis
·
Nyeri
tekan CVA
·
Lokia
: warna, jumlah dan bau
·
Perineum
: odem, inflamasi, hematoma, pus, luka yang terpisah, luka memar, luka jahitan,
hemoroid
·
Ekstremitas
: varises, nyeri tekan dan panas pada betis, odem, tanda homan, refleks
(Helen Verney, 2001 : 266)
a.
Palpasi
TFU
-
uri lahir : TFU 2 jari di bawah pusat
-
1 minggu : TFU pertengahan pusat sympisis
-
2 minggu : TFU tidak teraba diatas simpisis
-
6 minggu : uterus bertambah kecil
-
8 minggu : uetrus sebesar normal
(Christina
S. Ibrahim, 1996:12).
|
UC:Yang diperhatikan
apakah uterus bundar dan keras maka
menandakan kontraksi uterus baik (Christina S. Ibrahim, 1996:150).
|
VU:Kandung kemih
yang penuh ini terjadi bila pengawasan proses persalinan kurang baik. Pada
kandung kemih yang penuh akan mendesak fundus uteri lebih ke atas dan
mempengaruhi kontraksi uterus kurang baik dan mengakibatkan adanya pendarahan
(Christina Ibrahim, 1996:150).
|
Mamae:Terdapat
bendungan ASI , teraba keras. (Christina Ibrahim, 1996:84).
|
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
DX :
G...PAPIAH post partum hari ke...dengan nifas fisiologis.
DS :
- Ibu mengatakan melahirkan anak ke... jam...
- Keluhan-keluhan ibu seperti :
-
Nyeri
perut
-
After
pain
-
Nyeri
Perineum
DO : Keadaan umum : Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda-tanda
Vital :
TD
: Rr :
N
: S :
Pemeriksaan
fisik :
-
Kerongkongan,
jika diindikasikan
-
Payudara
dan puting susu
-
Auskultasi
paru, jika diindikasikan
-
Abdomen,
kandung kemih, uterus, diastasis
-
Nyeri
tekan CVA
-
Lokia
: warna, jumlah dan bau
-
Perineum
: oedem, inflamasi, hematom, pus, luka, yang terpisah atau dehisens, luka
memar, luka jahitan, hemoroid.
-
Ekstremitas
: varises, nyeri tekan dan panas pada betis, oedema, tanda homen, refleks
ü TFU
Involusio
|
Tinggi fundus uteri
|
Bayi lahir
|
Setinggi pusat
|
Uri lahir
|
2 jari bawah pusat
|
1 minggu
|
Pertengahan pusat simpisis
|
2 minggu
|
Tidak teraba di atas simpisis
|
6 minggu
|
Bertambah kecil
|
8 minggu
|
Sebesar normal
|
ü UC
Apakah uterus
bundar atau keras, maka kontraksi uterus baik
ü VU
Kandung kemih
yang penuh akan mempengaruhi TFU dan kontraksi uterus kurang baik sehingga
mengakibatkan perdarahan.
( obstetri
fisiologi, 1984 )
-
Masalah
:Ibu mengatakan nyeri perut dan nyeri pada bekas luka jahitan :
nyeri perineum, nyeri perut ( after pain ), nyeri payudara, nyeri puting susu.
-
Kebutuhan
: lakukan mobilisasi
Anjurkan ibu merubah posisi tidur
Berikan perawatan luka perineum dan vulva higiene
Anjurkan ibu jangan terlalu banyak gerak
Anjurkan
:
pemberian penjelasan tentang masalah dan cara untuk mengatasinya
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
POTENSIAL
ü HPP
Antisipasi : massage fundus
Gizi yang cukup
Jika terdapat laserasi segera atasi
ü SUB INVOLUSI
Antisipasi : memberikan gizi yang cukup ( makan –
makanan seperti ikan, tempe, telur, nasi, sayur, buah dan susu )mengosongkan
kandung kemih.
ü BENDUNGAN
PAYUDARA
Antisipasi :perawatan payudara
Memberikan penyuluhan dan
mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
Menjaga kebersihan
payudara
ü MASTITIS
Antisipasi :memberikan penyuluhan dan ajarkan ibu
perawatan payudara
Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan payudara
Mengajarkan pada ibu untuk merawat puting lecet
ü INFEKSI POST
PARTUM
Antisipasi :menjaga personal higiene.
Melakukan peraawatan pada luka bekas laserasi
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V.
INTERVENSI
Tujuan : - Agar nifas berjalan
normal
§ Agar ibu bisa beradaptasi dengan
mules
Kriteria Hasil : - Ibu mengerti
tentang penyebab nyeri / mules
§ Ibu dapat melakukan mobilisasi
§ Penurunan TFU dapat berjalan normal
§ TTV dalam kondisi normal
§ Lochea normal
§ Ibu tampak tenang
1.
Jelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
R : penjelasan hasil pemeriksaan pada ibu
diperlukan agar ibu mengetahui keadaan yang terjadi padanya
2. Beritahu ibu
tentang penyebab nyeri perut yang dirasakan
R : Untuk mengetahui bahwa proses involusi
baik
3. Ajarkan pada ibu
mengenai teknik distraksi dan relaksasi terhadap nyeri yang dirasakan ibu
R : Untuk menghilangkan rasa nyeri pada ibu
dengan cara yang lain sehingga ibu tidak merasakan nyeri
4. Anjurkan ibu untuk
mobilisasi dini
R : Dengan mobilisasi terjadi kontraksi
otot-otot perut sehingga proses involusi bisa berjalan normal
5. Anjurkan ibu
mengkonsumsi makanan bergizi seperti ikan laut, tahu, sayuran, buah-buahan
seeta banyak mengkonsumsi air putih
R : Makanan bergizi mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh ibu untuk memulihkan tenaga ibu dan mempercepat proses
involusi
6. Anjurkan ibu
istirahat cukup dan berikan posisis yang nyaman
R : Dengan istirahat akan terjadi relaksasi
otot-otot perut sehingga membantu proses involusi
7. Ajarkan ibu cara
menyusui yang benar
R : Untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi
8. Ajarkan ibu cara
merawat payudara
R : Menjaga kebersihan payudara dan proses
laktasi
9. Berikan penyuluhan
dan ajarkan pada ibu tentang perawatan luka episiotomi, cara cebok yang benar
dan ganti softex tipa selesai BAK
R : Menjaga kebersihan vulva agar tidak
terjadi infeksi
10. Ajarkan ibu
tentang perawatan bayi
R : Agar ibu dapat mandiri dalam melakukan
perawatan bayi secara benar
11. Observasi TTV,
TFU, UC dan pengeluaran pervaginam
R : Dapat dipantau keadaan ibu sehingga
dapat diberikan penanganan secara tepat
12. Berikan terapi
obat-obatan dan beritahu untuk minum obat secara teratur
R : Sebagai profilaksis dan membantu
mengembalikan daya tahan tubuh ibu
VI.
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai kondisi
klien dengan intervensi yang telah ada.
VII.
EVALUASI
langkah terakhir dari proses manajemen kebidanan
adalah evaluasi. Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan
rencana bidan melakukan evaluasi sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan
dalam rencana kegiatan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan. Hasil evaluasi dapat digunakan
untuk kegiatan asuhan lebih lanjut bila diperlukan atau sebagai bahan peninjauan terhadap langkah – langkah didalam proses
manajemen kebidanan sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan oleh karena
tindakan yang dilakukan kurang berhasil.
( DEPKES RI 1998 : 24 – 27 )
ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY ” P” P10001 POST PARTUM Spt b
Di RUANG MELATI
RSUD DR MOH AMAD SALEH PROBOLINGGO
TANGGAL 11 MEI 2009
I. PENGKAJIAN
Tanggal
: Selasa, 11 M ei 2009
Jam
: 06.30 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny “P” Nama Suami : Tn “I”
Umur : 29
Th Umur
: 29 Th
Agama : Islam
Agama :
Islam
Suku/Bangsa :
Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan
: D3
Pekerjaan :
Guru Pekerjaan
: PNS
Alamat :
Kapten Pattimura Alamat :Kapten Pattimura
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan baru melahirkan anak ke
1 dan ibu mengatakan nyeri perut dan bekas luka jahitan
3. Riwayat
Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Kehamilan
|
Persalinan
|
Nifas
|
Ket
|
|||||||||||
Suami
|
Kehamilan
|
Usia kehamilan
|
Jenis
|
Penolong
|
Tempat
|
JK
|
A-S
|
BB
|
PB
|
Penyulit
|
Masalah
|
Laktasi
|
||
1
|
Hamil ini
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. Riwayat Kehamilan,
Persalinan, dan Nifas Sekarang
-
Kehamilan
Anak
ke 1
Usia
kehamilan 9 bulan
ANC
: Tempat praktek Dr. Djauhar
Berapa kali : 5x
TT : lengkap
Terapi : Fe dan vit C
Keluhan hamil muda : mual dan
pusing
Keluhan hamil tua : tidak ada
Gerakan anak dirasakan sejak
usia kehamilan 5 bulan
-
Persalinan
Ibu
merasa perutnya kenceng-kenceng dan keluar air ketuban sejak 6 Mei 2009 jam
22.00 WIB. Lalu ibu datang ke RSUD DR MOH SALEH dengan hamil 9 bulan dan
ditemani oleh suami. Oleh karena tidak ada kemajuan maka ibu dirangsang dengan
menggunakan infuse. Pada tanggal 7 Mei 2009 pukul 03.30 WIB ibu melahirkan bayi
laki-laki secara normal dengan BB=3300 gram, PB=52 cm. bayi langsung menangis
dan bayi dirawat gabung bersama ibu.
-
Nifas
Ibu
mengatakan lelah setelah melahirkan dan ibu mengatakan bahwa perutnya mules
serta nyeri pada jahitan perineum. Ibu sudah mulai belajar menyusui bayinya
tetapi ASI nya belum keluar.
5. Riwayat Penyakit
Sekarang
- Ibu
tidak pernah menderita penyakit akut/klonis seperti TBC, hipertensi, jantung
- Ibu tiudak pernah menderita penyakit
menular seperti HIV/AIDS, hepatitis
- Ibu
tidak mempunyai penyakit keturunan seperti asma, DM
6. Riwayat
Penyakit Keluarga
- Dalam
keluarga tidak ada riwayat penyakit kronis seperti TBC, hipertensi
- Dalam
keluarga tidak ada penyakit menular seperti TBC, HIV/AIDS
- Dalam
keluarga tidak ada penyakit keturunan seperti asma
- Dalam
keluarga tidak ada keturunan kembar
7. Riwayat Perkawinan
- Status
: Kawin 1
kali
- Lama
: 3 tahun
- Usia
saat kawin :26 tahun
8. Riwayat
KB
- ibu tidak pernah mengikuti program KB
apapun
9. Riwayat
Psikososial
- Ibu
merasa senang karena anaknya lahir dengan selamat
- Ibu
merasa cemas karena perutnya masih terasa sakit
- Keluarga
dan suami ibu sangat mendukung ibu dalam perawatan nifas
10. Pola
Aktivitas sehari-hari
a. Nutrisi
Selama nifas : Ibu makan 3 kali sehari terdiri dari nasi,
lauk, sayur. Ibu minum air putih +
7 sampai 8 gelas sehari
Selama hamil nutrisi ibu tidak ada masalah makan 3-4 kali
sehari yang terdiri nasi, lauk dan sayur dan minun 7-8 gelas sehari.
b. Istirahat
Selama nifas : Ibu kalau siang hari kadang-kadang
tidur, kalau malam hari ibu sering terbangun karena bayinya sering menangis
c. Eliminasi
Selama nifas: Ibu sudah BAK + 3 – 4 kali sehari.
Ibu belum BAB
d. Personal
Selama nifas: Ibu mandi 2 kali sehari, ganti baju 2
kali sehari, ganti CD dan pembalut 2 kali sehari atau bila terasa basah.
e. Aktifitas
Selama nifas ibu mengatakan luka jahitannya masih terasa
sakit dan ibu takut untuk banyak bergerak
B. DATA
OBJEKTIF
1. Keadaan
Umum : Baik
2. Kesadaran
: Composmentis
3. Tanda-tanda
Vital
a. Tekanan
darah : 110/70 mmHg
b. Nadi
: 84 x/menit
c. Suhu
: 36,7 0C
d. Respirasi
: 20 kali/menit
4. Pemeriksaan
Fisik
a. Inspeksi
- Muka : Tidak pucat, tidak oedem
- Mata : Konjungtiva tidak pucat,
- Mamae
:simetris, tidak ada benjolan, bersih, papila menonjol, tidak lecet :
Simetris, bersih, hiperpigmentasi areola dan
papalia mamae, puting nonjol
- Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, bersih
- - Genetalia :bersih, tidak oedem, pengeluaran
lochea rubra :
Vulva dan vagina bersih, tidak oedem, tidak
varices, tampak luka jahitan Hbaik.
- Anus :Tidak ada hemaroid
- Ekstremitas:
Atas :Simetris, tidak oedem
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada
varices tidak ada tanda homan
b. Palpasi
- Mamae : Tidak ada bendungan Asi dan
pengeluaran colostrum
- Perut : TFU : 2 jari bawah pusat
UC
:Baik
V / U : Kosong
-
Genetalia : tidak ada nyeri tekan
sekitar luka epis
Terapi yang diberikan : Amoxicillin
500 mg 1x1
Asam
Mefenamat 500 mg 3x1
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Dx : P10001 dengan postpartum fisiologis
DS :
- Ibu mengatakan baru melahirkan anak
pertama
- Ibu
mengatakan perutnya masih sakit dan terasa nyeri
- Ibu mengatakan luka jahitannya masih terasa
sakit dan ibu takut untuk banyak bergerak
DO :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital :
-
Tensi :
110/70 mmHg - Suhu : 36,7 0C
-
Nadi :
84 x / menit - Respirasi : 20 kali/menit
- Inspeksi
- Muka :
Tidak pucat, tidak oedem
- Mata : Konjungtiva tidak pucat,
- Mamae : Simetris,
bersih, hiperpigmentasi areola dan
papila mamae, puting menonjol
- Genetalia : Vulva dan vagina bersih, tidak oedem, tidak varices, tampak luka jahitan HE dikompres kasa betadhine, pengeluaran lochea
merah (lochea rubra) 1 koteks penuh, tidak bau, keadaan luka baik.
-
Ekstremitas: Atas :Simetris, tidak oedem
Bawah : Simetris, tidak oedem, tidak ada varices tidak ada
tanda homan
-
Masalah
:Ibu mengatakan nyeri perut dan nyeri pada bekas luka jahitan :
nyeri perineum, nyeri perut ( after pain ), nyeri payudara, nyeri puting susu.
Kebutuhan : menjelaskan pada ibu bahwa nyeri perut merupakan hal yang
normal untuk mengembalikan bentuk uterus
lakukan mobilisasi
Anjurkan ibu merubah posisi tidur
Berikan perawatan luka perineum dan vulva higiene
Anjurkan ibu jangan terlalu banyak gerak Anjurkan
:
pemberian penjelasan tentang masalah dan cara untuk mengatasinya
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
Tujuan : - Agar nifas berjalan
normal
§ Agar ibu bisa beradaptasi dengan
mules
Kriteria Hasil : - Ibu mengerti
tentang penyebab nyeri / mules
§ Ibu dapat melakukan mobilisasi
§ Penurunan TFU dapat berjalan normal
§ TTV dalam kondisi normal
§ Lochea normal
§ Ibu tampak tenang
1.
Jelaskan
hasil pemeriksaan pada ibu
R : penjelasan hasil pemeriksaan pada ibu
diperlukan agar ibu mengetahui keadaan yang terjadi padanya
2. Beritahu ibu
tentang penyebab nyeri perut yang dirasakan
R : Untuk mengetahui bahwa proses involusi
baik
3. Ajarkan pada ibu
mengenai teknik distraksi dan relaksasi terhadap nyeri yang dirasakan ibu
R : Untuk menghilangkan rasa nyeri pada ibu
dengan cara yang lain sehingga ibu tidak merasakan nyeri
4. Anjurkan ibu untuk
mobilisasi dini
R : Dengan mobilisasi terjadi kontraksi
otot-otot perut sehingga proses involusi bisa berjalan normal
5. Anjurkan ibu
mengkonsumsi makanan bergizi seperti ikan laut, tahu, sayuran, buah-buahan
seeta banyak mengkonsumsi air putih
R : Makanan bergizi mengandung zat-zat yang
dibutuhkan oleh tubuh ibu untuk memulihkan tenaga ibu dan mempercepat proses
involusi
6. Anjurkan ibu
istirahat cukup dan berikan posisis yang nyaman
R : Dengan istirahat akan terjadi relaksasi
otot-otot perut sehingga membantu proses involusi
7. Ajarkan ibu cara
menyusui yang benar
R : Untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi
8. Ajarkan ibu cara
merawat payudara
R : Menjaga kebersihan payudara dan proses
laktasi
9. Berikan penyuluhan
dan ajarkan pada ibu tentang perawatan luka episiotomi, cara cebok yang benar
dan ganti softex tipa selesai BAK
R : Menjaga kebersihan vulva agar tidak
terjadi infeksi
10. Ajarkan ibu
tentang perawatan bayi
R : Agar ibu dapat mandiri dalam melakukan
perawatan bayi secara benar
11. Observasi TTV,
TFU, UC dan pengeluaran pervaginam
R : Dapat dipantau keadaan ibu sehingga
dapat diberikan penanganan secara tepat
12. Berikan terapi
obat-obatan dan beritahu untuk minum obat secara teratur
R : Sebagai profilaksis dan membantu
mengembalikan daya tahan tubuh ibu
VI.
IMPLEMENTASI
1.
Menjelaskan
hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu normal yaitu dapat dilihat dari proses
pengembalian rahim sesuai dengan TFU yaitu setinggi pusat. Adanya lochea rubra
dan keadaan luka perineum baik. Sedangkan keadaan bayinya juga normal dan ibu
sudah mencoba memberikan ASI tetapi colostrum ibu belum keluar
2. Memberitahu ibu
tentang penyebab nyeri perut yang dirasakan adalah normal. Hal ini disebabkan
oleh proses pengembalian rahim ke bentuk semula dimana mulanya rahim besar,
sekarang rahim mengecil ke keadaan semula sebelum hamil
3. Menganjurkan ibu
untuk mobilisasi seperti berjalan-jalan ke sekitar ruangan
4. Menganjurkan ibu
mengkonsumsi makanan bergizi seperti ikan laut, tahu, sayuran, buah-buahan serta
banyak mengkonsumsi air putih untuk memperlancar metabolisme tubuh ibu dan
produksi ASI
5. Mengajarkan pada
ibu cara menyusui yang benar
§ Sebelum menyusui sebaiknya puting
dan areola dibersihkan terlebih dahulu
§ Ibu duduk bersandar dengan memegang
bayidi bagian punggungnya
§ Perut bayi dirapatkan pada perut ibu
§ Masukkan putting susu sampai
areolanya masuk ke dalam mulut bayi
§ Tunggu sampai bayi merasa puas dan
menyusukan kedua payudara secara bergantian
6. Memberikan
penyuluhan dan mengajarkan pada ibu tentang:
§ perawatan luka episiotomi
tiap hari vulva
dibersihkan dan pada luka jahitan diberikan kasa betadine dengan memasukkan
seperempat bagian kasa ke dalam vagina
§ cara cebok yang benar
menyiram vulva dari
arah atas ke bawah
§ ganti softex tiap selesai BAK
tiap selesai BAK
diharapkan ibu mengganti softexnya minimal 4x sehari
7. Mengajarkan ibu
tentang perawatan bayi seperti merawat tali pusat dan memandikan bayi
8. Melakukan observasi TTV, TFU, UC dan pengeluaran
pervaginam
9. Melanjutkan terapi
obat-obatan dan beritahu untuk minum obat secara teratur
VII.
EVALUASI
Tanggal / jam : 7-5-2009 / 14.00 WIB
▪ ibu mengatakan mengerti dan memahami bahwa nyeri perut merupakan proses
pengembalian bentuk uterus dan alat reproduksi ke keadaan semula.
▪ Ibu sudah bisa memeriksa kontraksi uterus
▪ ibu menghabiskan porsi makan yang diberikan.
▪ Ibu mengerti untuk menjaga kebersihan genitalia selama nifas untuk
menghindari terjadinya infeksi
▪ ibu sudah bisa melakukan perawatan tali pusat pada bayi
▪ ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar
▪ ibu sudah bisa mnyusui bayinya dengan baik
▪ ibu minum obat yang diberikan secara teratur
▪ ibu dalam keadaan nifas normal dan dalam keadaan baik
ConversionConversion EmoticonEmoticon