ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “L“ P10001 POST PARTUM
HARI KE-1
DENGAN MULES DI PAVILIUN SAKINAH
RS SITI
KHODIJAH
Oleh :
Inna Wahyu Arini
06.630.017
PROGRAM STUDI
DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURABAYA
2008
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dengan segala
rahmad dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan
dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ny. “L”P10001 Post Partum Hari
ke-1 dengan Mules di pavilyun sakinah RS SITI KHODIJAH SEPANJANG”.
Penyusunan Asuhan Kebidanan ini dimaksudkan untuk menambah wawasan siswa
tentang masa nifas, dan kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada
1.
Vivin A.I., selaku Pembimbing Praktek di Paviliun Sakinah
RS Siti Khodijah Sepanjang
2.
Nurul Fitri H,S.KM, selaku Pembimbing D III kebidanan
Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya.
3.
Semua Pihak yang telah membantu dalam pembuatan dan
pengurusan Asuhan Kebidanan ini.
Meskipun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan Asuhan
Kebidanan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangannya oleh karena itu
penulis mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan penulisan Asuhan
Kebidanan selanjutnya.
Akhirnya kami berdoa supaya Asuhan Kebidanan ini berguna bagi pembaca dan
mahasiswa D III kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya.
surabaya, 20 februari 2008
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2
Tujuan ...................................................................................... 1
1.3
Cara Penyusunan Asuhan
Kebidanan ...................................... 2
1.4
Manfaat Penulisan Asuhan
Kebidanan .................................... 3
1.5
Tempat dan Waktu Penyusunan .............................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Nifas ........................................................................ 4
Konsep Dasar Laktasi ..................................................................... 13
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan .................................................. 16
BAB III TINJAUAN
KASUS
3.1 Data
Suyektif............................................................................ 27
3.2 Data Obyektif .......................................................................... 33
3.3 Accesment ................................................................................ 34
3.4 Planning ................................................................................... 34
BAB V P E N U T U P
3.1
Kesimpulan .............................................................................. 25
3.2
Saran ........................................................................................ 25
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Angka Kematian
Ibu (AKI) merupakan barometer pelayanan kesehatan ibu di suatu negara. Bila
(AKI) masih tinggi berarti pelayanan kesehatan ibu masih buruk, sebaliknya bila
(AKI) rendah berarti pelayanan kesehatan ibu sudah baik. Mortalitas dan
morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara
berkembang. Di negara miskin sekitar 25 – 30% kemudian wanita subur disebabkan
hal berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi
faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun
1996 : WHO memperkirakan lebih dari 580.000 ibu pertahunnya meninggal saat
hamil atau bersalin di kawasan ASEAN. Indonesia
mempunyai AKI yang paling tinggi yaitu 334/100.000 kelahiran hidup (survey
demografi dan kesehatan Indonesia
tahun 1997) sedangkan target yang harus dicapai pada tahun 2010 adalah
125/100.000 kelahiran hidup (Depkes. RI, 2001:1).
Adapun penyebab
kematian ibu berkaitan langsung dengan kehamilan, persalinan, dan post partum
di Indonesia seperti halnya negara lain adalah disebabkan “Trias Klasik” yaitu Perdarahan (30-35%), Infeksi (20-25%), dan
Eklamsi (15-17%) hanya kematian ibu yang disebabkan penyakit yang memperburuk
akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan infeksi yang kronis (Manuaba,
1998:19).
1.2 TUJUAN
1.2.1
Tujuan Umum
Mahasiswa
dapat menerapkan Asuhan Kebidanan pada post partum secara komperehensi .
1.2.2
Tujuan Khusus
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan pada
Ny. “L” P100001 post partum hari ke-1 dengan nyeri luka jahitan
mahasiswa dapat menerapkan :
1.2.2.1
Dapat
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas 1-48 jam postpartum.
1.2.2.2
Dapat
menentukan dan menegakkan diagnosa dengan cepat dan segera ditangani.
1.2.2.3
Dapat
menentukan rencana tindakan sesuai dengan diagnosa yang sudah ditegakkan.
1.2.2.4
Dapat
melaksanakan tindakan yang telah dibuat sesuai keadaan klien
1.2.2.5
Dapat
melakukan evaluasi terhadap semua tindakan yang telah dilaksanakan.
1.2.2.6
Dapat
mendokumentasikan asuhan kebidanan 1-48 jam post partumdalam SOAP notes.
1.3 CARA PENYUSUNAN ASUHAN
KEBIDANAN
1.3.1
Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab langsung antara
tenaga kesehatan dan klien, keluarga atau tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan data subyektif.
1.3.2
Observasi
Adalah pengamatan langsung
terhadap perbuatan yang terjadi pada klien.
1.3.3
Pemeriksaan Fisik
Yaitu pemeriksaan klien yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi untuk mendapatkan data
obyektif.
1.3.4
Study Kepustakaan
Dengan
mempelajari buku-buku dan masalah yang berhubungan dengan kasus Ny. “L”.
1.3.5
Pemeriksaan Penunjang
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan
untuk membantu menegakkan diagnosa seperti pemeriksaan laboratorium.
1.3.6
Dokumentasi
Yaitu suatu cara untuk membantu
pemeriksaan oleh data dengan melihat data yang sudah ada dalam status klien,
catatan medik, dari hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
1.4 MANFAAT PENULISAN ASUHAN
KEBIDANAN
1.4.1
Bagi Penulis
1.
Mahasiswa dapat melakukan
Asuhan Kebidanan pada post partum hari ke-1 dengan nyeri luka jahitan.
2. Sebagai acuan menerapkan teori dalam
perkuliahan dengan kasus nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan.
1.4.2
Bagi Lahan Praktek
Sebagai bahan perbandingan dalam
memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny. “L” nifas hari ke-1 dengan nyeri luka
jahitan.
1.4.3
Bagi Klien
Agar klien bisa mengetahui dan memahami tentang keadaannya sehingga
diharapkan klien bisa kooperatif dengan tenaga kesehatan dalam melakukan Asuhan
Kebidanan.
1.5 TEMPAT DAN WAKTU
PENYUSUNAN
Waktu penyusunan Asuhan Kebidanan dilakukan pada saat
praktek klinik kebidanan pada tanggal 21 januari – 16 February 2008di Pavilyun
Sakinah RS SITI KHODIJAH Sepanjang Sidoarjo.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 KONSEP DASAR NIFAS
2.1.1Pengertian
1. Masa post partum (puerperium) dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa post partum berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sarwono, 2001).
2. Masa yang dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2002 :
122).
3. Post partum merupakan masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2004 : 492).
2.1.2Pembagian
Masa Post partum
Masa post partum dibagi dalam
tiga kelompok menurut Rustam Mochtar (1998 : 115), yaitu :
1. Puerperium
Dini, yaitu kepulihan dimana
ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap bersih dan
boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerperium Intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu
3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat
sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
2.1.3
Perubahan-Perubahan yang
Terjadi pada Masa Nifas
Perubahan yang
terjadi pada masa post partum meliputi perubahan fisik atau psikologis
1. Involusi alat-alat kandungan :
a. Uterus
Tinggi fundus dan berat uterus menurut masa involusi.
Involusi
|
Tinggi Fundus Uterus
|
Berat Uterus
|
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
|
Setinggi pusat
2 jari bawah Pusat
Pertengahan pusat symphysis
Tidak teraba di atas symphysis
Bertambah kecil
Sebesar normal
|
1000
gram
750
gram
500
gram
350
gram
50
gram
30
gram
|
b. Bekas Implantasi Plasenta
Mengecil
karena kontraksi dan menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm sesudah 2
minggu menjadi 3,5 cm. Pada minggu keenam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
c. Perubahan pembuluh darah
Dalam kehamilan
uterus mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena
setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka
arteri harus mengecil lagi dalam nifas.
d. Luka-luka jalan lahir
Luka-luka pada
jalan lahir bila disertai infeksi akan sembuh dalam 6-7 hari.
e. Rasa Sakit (after
pain)
Disebabkan kontraksi rahim, biasanya
berlangsung 2-4 hari pasca persalinan.
f. Lochea
Lochea adalah
istilah yang diberikan pada pengeluaran darah dan jaringan desidua yang nefrotik dari
dalam uterus selama masa post partum.
a) Lochea rubra (hari 1-4) jumlah sedang, berwarna merah terutama darah.
b)
Lochea serosa (hari (4-8) jumlah berkurang
dan berwarna merah muda.
c) Lochea alba (hari 8-14) jumlah sedikit, berwarna putih atau hampir
tidak berwarna mengandung leukosit, desidua sel epitel, mukus, serum dan
bakteri. Lochea alba bisa bertahan selama 2-6 minggu setelah bayi lahir.
g. Serviks
Setelah
persalinan bentuk serviks agak menganga seperti berwarna merah kehitaman
konsistensinya lunak, kadang-kadang perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi
lahir, tangan masih bisa masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dilalui oleh
2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
h. Ligamen-ligamen
Ligamen,
fasia dan diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah bayi
lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan akan pulih kembali sehingga
tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi retrofleksia, karena
ligamentum retundum menjadi kendor.
i.
Dinding
Perut dan Peritoneum
Setelah
persalinan dinding longgar karena terlalu lama, tetapi biasanya pulih kembali
dalam 6 minggu.
j.
Saluran
kencing
Buang
air kencing sering sulit selama 24 jam pertama, kemungkinan terdapat spesme
stingter dan oedem leher, buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi
antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan
dalam waktu 12 – 36 jam waktu nifas. Setelah plasenta dilahirkan kadar hormon
estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok,
keadaan ini menyebabkan diuresis uterus yang berdilatasi akan kembali normal
dalam tempo 6 minggu.
k. Payudara
Payudara akan
mengalami maturitas yang penuh selama masa post partum kecuali jika laktasi di
supresi payudara akan menjadi lebih besar, lebih kencang dan mula-mula lebih
nyeri tekan sebagai reaksi terhadap perubahan status hormonal serta dimulainya
laktasi.
l.
Vulva dan
vagina
Vulva
dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi dan beberapa hari pertama sesudah proses tersebut kedua organ
ini tetap berada dalam keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Hymen mengalami rupture pada saat melahirkan bayi pervaginam dan yang tersisa
hanya sisa-sisa kulit yang disebut curuncula miratiformis. Orifisium vagina
biasanya tetap sulit sedikit membuka setelah wanita tersebut melahirkan.
m. Topangan Alat Panggul
Relaksasi
panggul berhubungan dan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur
panggul. Struktur panggul ini terdiri atas uterus, dinding vagina posterior
atas, uretra, kandung kemih dan rectum. Walaupun relaksasi dapat terjadi pada
setiap wanita tetapi biasanya merupakan komplikasi langsung yang timbul terlambat akibat melahirkan.
n. Sistem Cardiovascular
Setelah terjadi
diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah akan
kembali kepada keadaan tidak hamil. Jumlah sel-sel darah merah dan kadar
hemoglobin kembali normal pada hari ke-5.
o. Sistem Gastrointestinal
Kerap kali
diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali normal, meskipun kadar
progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami
penurunan selama satu/dua hari gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah
sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema. Rasa sakit di daerah
perineum dapat menghalangi keinginan ke belakang.
2.
Perubahan
Psikologis
a. Taking in
Terjadi ini pada hari 1-2 setelah
melahirkan.
b. Taking hold
Dimulai hari ke-3 setelah melahirkan dan
berakhir pada minggu ke-4 sampai minggu ke-5, fase ini merupakan ibu siap untuk
peran barunya.
c. Letting go
Dimulai sekitar minggu ke-5 sampai ke-6
kelahiran anggota keluarga telah menyesuaikan diri dengan anggotanya yang baru,
tubuh ibu telah sembuh, perasaan-perasaan rutin telah kembali dan keinginan
hubungan seksual telah dilakukan kembali. Secara fisik ibu mampu untuk menerima
tanggung jawab normal dan tidak lagi menerima “peran sakit” tahap ini disebut “letting go” dan berlanjut terus sampai
tergantung oleh periode ketergantungan.
Nifas blues
Sering kali emosi yang tinggi menurun, ibu
kelelahan karena persalinan mengalami nyeri perineum, pembekuan payudara dan
after pain kurang istirahat, merasa tertekan dan mungkin menangis untuk hal-hal
yang tidak mereka pahami. Depresi ini disebut “Post Partum Blues”.
2.1.4 Kebutuhan
Dasar Masa Post Partum
2.1.1.1 Aktivitas Early Ambulation
Adalah kebijaksanaan untuk selekas
mungkin membimbing penderita keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya
selekas mungkin berjalan.
2.1.1.2 Istirahat
Istirahat ini bukan berarti
istirahat fisik saja tapi juga mental ibu harus terhindar dari masalah-masalah
yang tenang.
2.1.1.3 Kebersihan dan Perawatan Vulva
Kebersihan vulva
sangat diperlukan untuk mencegah infeksi jalan lahir. Lochea yang keluar segera
dilahirkan dengan cara mencuci alat kemaluan terutama perineum dengan sabun
vagina. Ini dilakukan setiap kali buang air kecil atau buang air besar lalu
memakai pembalut yang bersih.
2.1.1.4 Perawatan Payudara
Perawatan buah dada telah dimulai
sejak wanita hamil supaya putting susu lemas, tidak keras kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu menyusukan
bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayinya.
Bila bayi mulai disusui, isapan
puting susu merupakan rangsangan psikis yang secara reflectors mengakibatkan
oksitosin dikeluarkan oleh hipofise produksi ASI akan lebih banyak sebagai efek
positif adalah involusi uteri akan lebih sempurna.
2.1.1.5 Diet
Kebutuhan makanan
sehari-hari ibu menyusui.
Zat Makanan
|
Jumlah
|
Kalori
Protein
Kalsium
Zat besi
Vitamin A
Vitamin D
Vitamin C
|
3.000
kal
80
gr
1 gr
17
gr
7.000
gr
800
gr
90 mg
|
2.1.1.6 Senam Masa Post Partum
Senam masa post partum sangat baik dilakukan oleh ibu sehabis melahirkan yang
normal tanpa ada kelainan ketika kekuatan klien sudah kembali. Melaksanakan
senam post partum melalui beberapa tahapan mulai dari yang paling singkat,
persiapan-persiapan hingga pada gerakan yang agak berat, tetapi sebelum
pelaksanaan senam post partum harus dilihat dulu mengenai keadaan umum ibu dan memeriksa
tanda-tanda vital (Saminem, 2003).
2.1.2
Pemeriksaan Fisik
2.1.2.1 Pemeriksaan fisik post
partum pada 2 jam post partum : pada 1 jam pertama
dilaksanakan setiap 15 menit, dan pada 1 jam kedua dilaksanakan setiap 30 menit. Pemeriksaan yang dilakukan,
meliputi :
1. Keadaan umum ibu dan
tanda-tanda vital.
2. Keadaan khusus (tinggi fundus uteri, kontraksi
uterus).
3. Perdarahan.
4. Kandung kemih.
2.1.2.2 Pemeriksaan fisik post
partum pada 6 jam post partum, meliputi :
1. Keadaan umum ibu dan
tanda-tanda vital.
2. Keadaan uterus (tinggi fundus
uteri, kontraksi uterus).
3. Lochea (warna, bau, banyaknya).
4. Keadaan perineum (jahitan, pembengkakan).
5.
Keadaan buah dada (keadaan
puting susu, pembengkakan payudara, pengeluaran ASI dan kelainan dada).
6. Kandung kemih.
7. Keadaan psikologis.
2.1.3
Program dan Kebijakan Teknis
Kunjungan
|
Waktu
|
Tujuan
|
1
|
6 – 8 jam setelah melahirkan
|
1. Mencegah perdarahan masa post partum karena
atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan rujuk bila perdarahan berlanjut.
3. Memberikan konseling pada ibu / salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa post partum karena atonia
uteri.
|
1
|
6 – 8 jam setelah melahirkan
|
4. Mencegah perdarahan masa post partum karena
atonia uteri.
5. Mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan rujuk bila perdarahan berlanjut.
6. Memberikan konseling pada
ibu / salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa post
partum karena atonia uteri.
7. Pemberian ASI awal.
8. Melakukan hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir.
9. Menjaga bayi tetap hangat
dengan cara mencegah hipotermia.
|
2
|
6 hari setelah persalinan
|
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal,
uterus berkontraksi, fundus umbikulus tidak ada perdarahan abnormal tidak
ada.
2. Menilai adanya tanda-tanda
demam infeksi atau perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapatkan
cukup makanan, cairan dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui
dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyakit.
5. Memberikan konseling pada
ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
|
3
|
2 minggu setelah persalinan
|
Sama seperti di
atas (6 hari setelah persalinan
|
4
|
6 minggu setelah persalinan
|
1. Menanyakan pada ibu tentang penyakit yang ibu
atau bayi alami.
2. Memberikan konseling untuk
KB secara dini.
|
2.1.4
Mobilisasi
Pentingnya
otot-otot perut dan panggul kembali normal, ibu akan merasa lebih kuat dan ini
menyebabkan otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit pada
punggung dengan latihan tertentu beberapa menit setiap hari sangat membantu
seperti :
2. Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping,
menarik otot-otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat
dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5 rilek dan ulangi sebanyak 10x.
3. Untuk memperkuat tonus otot
jalan lahir dan dasar panggul.
Berdiri dengan tungkai dirapkatkan kencengkan otot-otot pantat dan panggul
dan tahan sampai 5 hitungan, kendurkan dan ulangi sebanyak 5x.
Mulai
dengan mengerjakan 5x latihan untuk setiap gerakan setiap minggu naikkan jumlah
latihan 5x lebih banyak pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30x.
2.2 KONSEP DASAR MULES
1.Etiologi
Mules
yang di rasakan oleh ibu nifas di sebabkan oleh adanya perubahan-perubahandari
alat-alat badan. Diantaranya :
1.
Involusi Rahim
-
Setelah plasenta lahir uterus
merupakan alat yang keras, karena kontrksi dan retraksi otot-ototnya. Fundus
uteri -/+ 3 jari dibawah pusat. Setelah 6 mingu tercapai ukurannya yang normal.
-
Involusi terjadi karena
masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena
cytoplasmanya yang berlebihan di buang. Involusi disebabkan oleh proses
autolysis, dimana zat protein dinding di pecah, di absorbsi dan kemuudian di
buang dengan air kencing. Hal ini dapat dilihat atau di buktikan bahwa kadar
nitrogen dalam air kencing sangat tinggi.
2.
involusi Tempat Plasenta
-
Setelah persalina, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar,
tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Luka akan cepat mengecil pada
akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
-
Pada
permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang
tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi
parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini desebabkan
karena lika ini sembuh dengan cara yang luar biasa, ialah dilepaskan dari
dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru dibawah permukaan luka.
Endometrium ini tumbuh dari pinggir luk dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada
dasar luka.
3.
Perubahan Pembuluh darah Rahim
-
Dalam kehamilan uterus
mempunyai banyak pembuluh-pembuluh darah yang besar, tetapi karena persalinan
tidak diperlukan lagi peredaran darah yang banyak, maka arteri harus mengecil
lagi dalam masa nifas.
4. Perubahan pada Serviks dan Vagina
-
Beberapa hari setelah
persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak
rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan.
-
Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilaui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian
atas dari canalis cervikalis. Pada cervik terbentuk sel-sel otot baru. Karena
hyperplasi ini dan karena retraksi dari cerviks, robekan cerviks menjadi
sembuh. Meskipun begitu, setelah involusi selesai, ostium externum tidak serupa
dengan keadaannya sebelum hamil, pada umumnya ostium eksternum lebih besar dan
tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada
pinggir sampingnya oleh robekan ke samping ini terbentukbibir belakang dari
cerviks.
-
Vagina yang sangat diregang
waktu persalinan, lambat laun mencapai ukuran yang normal. Pada minggu ke-3
post partum, rugae mulai nampak kembali.
5.
Dinding perut dan Peritonium
-
Setelah persalinan dinding perut longgar
karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus
abdominis sehingga sebagian dari dinding perut digaris tengah hanya terdiri
dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini akan menonjol
atau berdiri.
Ø Tanda bahaya masa nifas
Bila terdapat salah satu tanda atau masalah pada masa
nifas harus segera menemui bidan untuk mendapatkan pertolongan. Tanda – tanda
itu antara lain :
a)
Perdarahan yang hebat
b) Pengeluaran dari vagina yang berbau busuk
c) Rasa nyeri di bagian bawah abdomen atau
punggung
d)
Sakit kepala terus menerus,
nyeri epigastrik, / masalah penglihatan
e)
Pembengkakan pada wajah dan
tangan
f) Demam, muntah, sakit ketika buang air
kecil
g)
Payudara tampak merah dan
bengkak
h) Kehilangan nafsu makan untuk jangka waktu
lama
i)
Nyeri,
warna merah, atau pembengkakan pada kaki
j)
Merasa
sangat sedih atau tidak bisa merawat bayinya
k) Merasa sangat letih dan sesak nafas
2.1
KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan adalah aktivitas atau intervensi yang
dilakukan oleh bidan kepada ibu yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan
dalam bidang KIA atau KB (Dep.Kes. RI. 1993).
Dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada klien, bidan
menggunakan metode pendekatan pemecahan masalah dengan difokuskan pada suatu
proses yang sistematik dan analisis. Dalam memberikan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan 7 langkah manajemen
kebidanan menurut Helen Varney yaitu :
1.2.1
Pengkajian
Adalah langkah pertama Asuhan Kebidanan yang terdiri dari
pengumpulan data yang diperoleh dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang.
1.2.1.1
Data Subjektif
Adalah data yang
diperoleh dari hasil anamnesa dari klien meliputi :
1.
Biodata
Berisi tentang nama, umur, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, alamat. Dari biodata yang
dikaji diharapkan dapat memberikan gambaran tentang faktor resiko, keadaan
sosial ekonomi dan pendidikan klien atau keluarga yang meliputi kondisi klien.
2.
Keluhan Utama
Mules pada perut bagian bawah
3.
Riwayat Kesehatan
a.
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan keadaannya saat ini
baik-baik saja.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah MRS,
tidak pernah menderita penyakit menular, menurun seperti hipertensi, kencing
manis, asma, hepatitis B, AIDS/HIV.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga
tidak ada yag menderita penyakit menular, menurun seperti hipertensi, kencing
manis, asma, hepatitis B, AIDS/HIV, dan tidak mempunyai riwayat keturunan
kembar, baik dari pihak suami maupun istri.
4. Riwayat Kebidanan
Menarche umur berapa : 12 – 16 tahun
Siklus haid : 21 – 35 hari
Lama haid :
3 – 7 hari
Jumlah :
50 – 100 cc
Warna : Merah kehitaman
Konsistensi : Encer
Keluhan selama haid : Dishmenorrhoe / tidak
Flour
albus : 2 hari
sebelum dan sesudah haid
b. Riwayat
kehamilan sekarang
Hamil ke berapa, amenorrhoe, HPHT, HPL,
UK, gerakan anak mulai dirasakan pada UK 4 -5 bulan, ANC TM I 2 kali, dimana
keluhan selama hamil, obat-obatan yang pernah didapat, imunisasi TT, penyuluhan
yang pernah didapat.
c. Riwayat
kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Kawin
Ke
|
Hamil
ke
|
Merasakan
pergerakan anak
|
UK
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
Penyulit
|
JK
|
PB
|
BB
|
Usia anak
|
Nifas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Riwayat KB
Ditanyakan apakah ibu pernah mengikuti KB,
jika pernah apa yang pernah digunakan, berapa lama dan rencana KB yang akan datang.
6.
Data Psikososial
Ibu mengatakan dilingkungan masyarakat hubungannya
baik-baik saja. Ibu sangat senang menyambut kelahiran anaknya termasuk dalam
masa taking in.
7.
Latar belakang sosial
budaya
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan seperti minum jamu, pijat
dan ibu dilarang untuk beraktivitas setelah melahirkan.
8.
Kebiasaan sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Saat hamil : Makan : 3 x/hr porsi sedang (nasi, sayur, lauk-pauk kadang
buah).
Minum:
7-8 gls/hr air ptih.
Saat nifas : Makan : 1 x/hr
porsi sedang (nasi, sayur, lauk-pauk) .
Minum :
1 gls/hr air putih dan susu.
b. Pola
istirahat tidur
Saat hamil : Siang:
12.00-14.00 WIB
Malam : 21.00-05.00 WIB
Saat nifas : Ibu tidur 2
jam habis melahirkan.
c)
Pola aktivitas
Saat hamil : Menyapu, mengepel, memasak, mencuci.
Saat nifas : Ibu hanya tidur,
duduk.
d)
Pola personal hygiene
Saat hamil : Mandi 3x/hr, gosok gigi 3 x/hr, keramas 3x/hr, ganti baju
2x/.hr.
Saat nifas : Ibu mandi 1x/hr, gosok gigi 1 x/hr, ganti baju 1 x
e)
Pola eliminasi
Saat hamil :BAB: 1 x/hr warna kuning konsistensi lembek bau khas tidak nyeri.
BAK: 6-7 x/hr
warna kuning konsistensi cair bau khas tidak nyeri.
Saat nifas : BAB : 1 x/hr warna kuning konsistensi lembek bau khas
terasa nyeri.
BAK : 1 x/hr warna kuning konsistensi
cair bau khas terasa nyeri.
1.2.1.2
Data Objektif
Adalah data yang dikumpulkan melalui
pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi.
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :
Baik
Kesadarn : Composmentis
Tekanan
Darah : 100/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
RR : 16 – 24 x/menit
LILA : 23,5 cm
TB : > 145 cm
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Kepala : Bentuk kepala, warna rambut, jenis rambut
(keriting, lurus, ikal), tidak ada lesi, bersih, tidak ada ketombe.
Muka : Tidak pucat, tidak oedem, terdapat cloasma
gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterus.
Hidung : Simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak ada polip, tidak ada sekret.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada
kelainan bentuk.
Mulut : Simetris, tidak ada caries, tidak ada gigi
palsu.
Dada : Tidak ada benjolan, tidak ada penarikan
interkosta, tidak ada ronchi dan wheezing.
Payudara : Membesar, ada hiperpigmentasi areola mammae,
puting susu menonjol, bersih.
Genetalia : Tidak ada condiloma acuminata, tidak oedema,
adanya pengeluaran pervaginam yaitu terdapat lochea rubra, ada luka jahitan.
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas:
tidak
ada oedema, tidak varices, tidak ada gangguan pergerakan
2.
Palpasi
Kepala : Tidak
ada benjolan
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis,
kelenjar lymfe dan thyroid
Payudara : Puting susu menonjol, colostrum sudah keluar.
Perut :TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras,
tidak terdapat bekas luka operasi, ibu terlihat kesakitan saat diraba perutnya
3.
Auskultasi
Dada : Tidak bunyi wheezing dan ronchi
atau tidak.
4.
Perkusi
Perut : Apakah
kembung atau tidak
Ekstremitas: reflek patella positif
1.2.2
Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Langkah kedua merupakan pengembangan mengenai masalah dari interpretasi
dasar ke dalam identifikasi yang spesifik mengenai masalah atau diagnosa.
Berapa masalah tidak dapat diidentifikasikan sebagai diagnosa, akan tetapi membutuhkan
suatu rencana yang dialami klien, diagnosa yang telah ditetapkan dengan
berfokus pada apa yang dikemukakan oleh
klien secara individu. Diagnosa adalah hasil dari perumusan masalah merupakan
keputusan yang ditegakkan oleh Bidan.
Adapun diagnosa dan masalah yang mungkin timbul pada ibu nifas
meliputi :
Diagnosa : Ny “L” P10001 masa nifas hari ke ! dengan
mules
Masalah : -.
Kebutuhan : Pengetahuan tentang proses involusi.
Pengetahuan bagaimana cara memantau kontraksi rahim.
Pengetahuan tentang teknik relaksasi.
Pengetahuan tanda bahaya masa nifas.
1.2.3
Antisipasi Masalah Potensial
-
1.2.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
-
1.2.5
Intervensi atau Rencana Asuhan
Suatu rencana yang menyeluruh meliputi apa yang diidentifikasikan
oleh kondisi klien seperti masalah yang berkaitan gambaran besar tentang apa
yang terjadi berikutnya. Konseling dan rujukan, rencana asuhan disetujui
bersama antara bidan dan klien serta keluarga. Keputusan dalam pengembangan
rencana harus berdasarkan rasional yang dapat sesuai dengan pengetahuan yang
berhubungan. Misalnya :
Intervensi
:
1.2.6
Implementasi/Pelaksanaan
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan dari rencana yang telah disusun dalam tahap perencanaan penatalaksanaan dapat terealisasi dengan baik apabila diterapkan berdasarkan
hakekat masalah, jenis tindakan atau pelaksanaan bisa dikerjakan oleh Bidan
sendiri, klien, kolaborasi sesama tim kesehatan.
1.2.7
Evaluasi
Adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria guna mengevaluasi ini
untuk menilai kemampuan dalam memberi Asuhan Kebidanan sebagai umpan balik
untuk memperbaiki Asuhan Kebidanan dalam evaluasi menggunakan format SOAP,
yaitu :
S : Data
yang diperoleh dari wawancara langsung.
O : Data
yang diperoleh dari hasil observasi dan pemeriksaan.
A : Pernyataan
yang terjadi atas data subyektif dan obyektif.
P :
Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan
masalah yang terjadi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
1.
Data Subyektif
1. Biodata
Identitas orang tua :
Nama : Ny. “L”
Umur :
27 tahun
Agama :
Islam
Suku/bangsa :
Jawa/Indonesia
Pendidikan :
SMP
Pekerjaan :
IRT
Alamat :
trosobo
|
Nama : Tn “S”
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Trosobo
|
2.Keluhan
Utama
Ibu mengatakan perutnya masih mules setelah proses persalinan
3.Riwayat Kesehatan
1.
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan keadaannya saat ini baik-baik saja.
2.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah MRS, tidak
pernah menderita penyakit menular, menurun seperti hipertensi, kencing manis,
asma, hepatitis B, AIDS/HIV.
3.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada
yag menderita penyakit menular, menurun seperti hipertensi, kencing manis,
asma, hepatitis B, AIDS/HIV, dan tidak mempunyai riwayat keturunan kembar, baik
dari pihak suami maupun istri.
4.
Riwayat menstruasi
Menarche : 1 4tahun
Haid teratur/tidak : Teratur
Siklus haid : 28-30 hari
Lama haid : 7 hari
Banyak : 1-2 hari ganti pembalut 3x/hr, 3-7
hari ganti pembalut 2x/hr.
Warna :
Merah, tidak ada keluhan, bau normal
Flour
albus : Sedikit sebelum dan sesudah menstruasi, tidak gatal, jernih.
5.
Riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu
Hamil
Ke
|
Kawin
Ke
|
Merasakan pergerakan janin
|
|
Jenis
Persalinan
|
Penolong
|
JK
|
BB
|
PB
|
Umur
|
Nifas
|
I
|
I
|
4 bulan
|
38- 39 mgg
|
Spontan B
|
Dokter sp
|
prmpuan
|
2900 gram
|
49 cm
|
|
cukup
|
6. Riwayat KB
Ibu mengatakan sebelum hamil tidak
menggunakan KB karena ingin sekali hamil, dan sekarang setelah melahirkan belum
ada rencana untuk ikut KB.
4. Pola Kebiasaan
Sehari-hari
1.
Pola nutrisi
Saat hamil : Makan : 3
x/hr porsi sedang (nasi, sayur, lauk-pauk kadang buah).
Minum: 7-8 gls/hr air ptih.
Saat nifas : Makan : 3 x/hr porsi sedang (nasi, sayur,
lauk-pauk) .
Minum : 8 gls/hr air
putih dan susu.
2.
Pola istirahat tidur
Saat hamil : Siang: 12.00-14.00
WIB
Malam : 21.00-05.00 WIB
Saat nifas : Ibu tidur 2
jam habis melahirkan.
3.
Pola aktivitas
Saat hamil : Menyapu, mengepel, memasak, mencuci.
Saat nifas
: Ibu hanya tidur, duduk dan jalan-jalan.
4.
Pola personal hygiene
Saat hamil : Mandi 3x/hr,
gosok gigi 3 x/hr, keramas 3x/hr, ganti baju 2x/.hr.
Saat nifas : Ibu mandi
2x/hr, gosok gigi 2 x/hr, ganti baju 2 x/hr
5.
Pola eliminasi
Saat hamil :BAB: 1 x/hr warna kuning konsistensi lembek bau khas tidak nyeri.
BAK: 6-7 x/hr warna kuning konsistensi
cair bau khas tidak nyeri.
Saat nifas : BAB : 1 x/hr warna kuning konsistensi lembek bau khas
terasa nyeri.
BAK : 6-7
x/hr warna kuning konsistensi cair bau khas terasa nyeri.
2. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Cukup
Kesadaran : Compos
mentis
Tanda-tanda vital :
Suhu :
120/80 mmHg
Nadi :
80 x/menit
Suhu :
37 OC
Pernafasan: 21 x/mnt
2.
Pemeriksaan Fisik
1.
Inspeksi
Kepala :Rambut
hitam, sebahu, kulit kepala bersih, rambut tidak rontok, tidak ada ketombe,
tidak ada benjolan.
Muka :Tidak oedema, tidak pucat, tidak terdapat
cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, conjungtiva tidak anemis (merah
muda) sklera tidak icterus.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada
sekret.
Mulut dan
gigi : Bersih, tidak pucat tidak
terdapat caries dentis tidak ada gigi berlubang, tidak ada gigi palsu.
Telinga : Simetris, bersih, tidak
ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.
Leher : Tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis.
Dada :
Simetris, payudara tegang, puting susu menonjol, hyperpigmentasi pada areola
mammae, tidak ada pengeluaran ASI
Perut : Simetris tidak ada luka bekas operasi
terdapat striae gravidarum.
Genetalia : Tidak oedema, tidak ada condiloma acuminata, ada jahitan mediolateralis, keluar lochea rubra.
Anus : Tidak ada hemoroid.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada gangguan pergerakan.
Ekstremitas bawah : Simetris, tidak oedema, tidak ada varices, tidak ada gangguan pergerakan.
2.
Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan.
Leher :Tidak mengalami pembesaran kelenjar tyroid,
dan bendungan vena jugularis.
Axilla : Tidak mengalami pembesaran
kelenjar limfe.
Payudara : Puting susu menonjol,tidak ada nyeri tekan.
Perut : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus
baik.
3. Auskultasi
Dada
: Tidak terdengar bunyi wheezing dan ronchi.
Perut : Terdengar bising usus.
4. Perkusi
Perut : Tidak kembung.
Ekstremitas
bawah : Reflek patella +/+
Pada
saat melakukan vulva hiegyne ibu nampak menyeringai
Ø Riwayat persalinan sekarang
-
Tanggal persalinan : 11 februri
2008 jam : 03.00 WIB
-
Tempat dan penolong persalinan
: RS. SITI KHODIJAH oleh dr. Andi, SpOG
-
Jenis persalinan : spontan B
- Tidak ada kelainan atau penyulit
persalinan
Lama persalinan :
Kala I : 4 jam
Kala II : +/- 30 menit
Kala III : +/- 10 menit
Keadaan jalan lahir : terdapat luka jahitan
Ø Ketuban
Pecahnya ( Amniotomi )tanggal : 10
february 2008 jam :
06.00 WIB
Banyaknya : tidak terdeteksi warna :
jernih
Bau
: anyir
Ø Placenta
Lahir tanggal : 11 february 2008
Berat :
+/- 500 gram
Robekan selaput : Ada
Insersi tali pusat : centralis
Ukuran / kelengkapan : lebar :
+/- 20 cm tebal : 2 cm / lengkap
Panjang tali
pusat : +/- 45 cm
Ø Keadaan bayi
KU : baik
Lahir : Spontan, perempuan
BB/TB : 2900 gram / 49 cm
Apgar : 8 -9
Masa gestasi : 38 - 39 minggu
III. ACCESMENT
1.IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN
MASALAH
Diagnosa : Ny “L” P10001 masa nifas hari ke ! dengan mules
Masalah : -.
Kebutuhan :
·
Pengetahuan tentang proses
involusi.
·
Pengetahuan bagaimana cara
memantau kontraksi rahim.
·
Pengetahuan tentang teknik
relaksasi.
·
Pengetahuan
tanda bahaya masa nifas.
2.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa potensial :
Masalah potensial : -
3.IDENTIFIKASI TERHADAP TINDAKAN SEGERA
ATAU KOLABORASI
Dibutuhkan
kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi keluhan tersebut
IV. PLANING
A. RENCANA TINDAKAN
1. Melakukan pendekatan tterapeutik
R/ agar ibu dengan tenaga
kesehatan lebih kooperatif
2.
Jelaskan pada ibu tentang
kondisinya saat ini.
R/
mengurangi kecemasan ibu.
3.
Lakukan pemeriksaan involusi
uterus.
R/ memantau kesehatan
ibu dan deteksi
dini adanya kelainan
pada masa nifas.
4. Berikan penjelasan tentang pentingnya
nutrisi pada masa nifas.
R/ nutrisi yang cukup mempercepat proses pemulihan.
5. Berikan penjelasan tentang sebab
terjadinya mules pada perut.
R/ pengetahuan yang
cukup membantu ibu
untuk beradaptasi dengan rasa
mules yang diratanda bahaya yang dirasakan.
6. Ajarkan ibu memantau kontraksi uterus dan
penurunan TFU.
R/ ibu dapat
dengan mandiri memantau kontraksi
uterus untuk mengetahui tanda bahaya.
7. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
R/ memberi rasa nyaman karena mules dapat
berkurang.
8. Observasi TTV.
R/ deteksi dini adanya tanda bahaya.
9. Jelaskan pada ibu tentang
tanda bahaya masa nifas
R/ deteksi dini adanya
komplikasi
B. PELAKSANAAN/IMPLEMENTASI
Tanggal : 11 februari 2008 Jam : 17.00 WIB
1.
Menjelaskan pada ibu tentang
kondisinya saat ini bahwa ibu dalam keadaan baik.
2.
Melakukan pemeriksaan involusi
uterus.
TFU 2 jari dibawah pusat, lochea rubra, bau amis, 2
koteks tidak penuh.
3.
Memberikan penjelasan tentang
pentingnya nutrisi pada masa nifas yaitu dengan mengkonsumsi tambahan makanan
500 kalori, diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral, vitamin yang
cukup, zat besi -/+ selama 60 hari dan minum -/+ 8 gelas perhari.
4.
Memberikan penjelasan tentang
sebab terjadinya mules pada rahim adalah normal karena disebabkan oleh kontraksi
uterus yang meningkat setelah bayi
keluar. Ukuran uterus mengecil kembali setelah 1 hari pascapersalinan.Mengajarkan
pada ibu memantau kontraksi uterus dan penurunan uterus.
5.
Mengajarkan teknik relaksasi
dan mobilisasi dengan nafas panjang dan membantu ibu miring ka/ki, duduk,
berjalan.
6.
Melakukan observasi TTV :
T : 120/70
mmHg S : 36,4o C
N : 84 x/menit RR : 20 x/menit
7. Menjelaskan ibu tentang tanda bahaya masa
nifas
- Keluar darah yang banyak dan terus
menerus dari kemaluannya
- Keluar cairan yang berbau busuk dari kemaluan
- Nyeri hebat di perut bagian bawah
dan punggung
- Sakit kepala yang terus
menerus dan tidak hilang setelah istirahat
- Bengkak pada tangan dan kaki
- Lemas,tidak nafsu makan
- Pandangan mata kabur
- Suhu tubuh > 38°C
- Nyeri atau panas pada payudara
C. EVALUASI
Tanggal : 11 februari 2008
Jam : 16.00 WIB
S :
Ibu mengatakan dengan adanya teknik relaksasi, mules pada rahim sedikit berkurang.
O : ibu tampak tenang dan dapat
beristirahat.
A : Ny “L” P1ooo1 Nifas normal hari ke 2
dengan mules
P : Rencana di lanjutkan :
-
Lakukan pemantauan tentang
perawatan yang dilakuukan ibu secara mandiri dalam masa nifas.
-
Bantu ibu jika memerlukan
informasi.
-
Anjurkan ibu untuk tidak tarak
makanan karena pada masa nifas kebutuhan nutrisi sangat diperlukan.
Tanggal : 11 februari 2008
Jam : 20.00 WIB
S :
Ibu mengatakan mules yang dirasakan sudah sedikit berkurang.
O :
ibu tampak tenang dan dapat beristirahat dengan nyaman.
A : Ny “L”p1ooo1 nifas normal hari ke 2
P :
Rencana di lanjutkan :
-
Pemberian obat tetap dilanjutkan dirumah
sampai habis.
-
Anjurkan ibu untuk tidak tarak
makanan.
-
Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan genetalia agar luka jahitan pada perenium cepat sembuh dan agar
tidak terjadi infeksi
-
Menyarankan ibu untuk control 1
minggu lagi.
-
Melanjutkan teknik relaksasi di
rumah.
-
Program ASI eksklusif
-
Imunisasi untuk bayinya
-
Anjurkan ibu untuk segera
mengikuti KB (Keluarga Berencana)
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dalam pelaksanaan pengkajian sangat diperlukan ketelitian
baik saat anamnesa maupun melakukan pemeriksaan. Adapun klien tanpa masalah
sering ditemukan pada klien post partum hari ke-1 atas mules dengan demikian
kecermatan dan ketelitian sangat dibutuhkan dalam pengkajian.
Keberhasilan
dalam perencanaan tindakan membutuhkan dukungan dari klien dan keluarga,
seperti keterbukaan klien dalam memberikan informasi sehingga mempermudah
pelaksanaan intervensi.
Dalam
evaluasi setelah dilakukan Asuhan Kebidanan 1 x 24 jam diagnosa teratasi
sehingga pasien boleh pulang.
Asuhan Kebidanan yang dilakukan terhadap klien mengacu
pada landasan teori sehingga terdapat kesesuaian antar tinjauan teori dan
tinjauan kasus dan hasil sesuai kriteria.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Institusi
Lebih banyak menyediakan literatur yang
berkaitan dalam pembuatan Asuhan Kebidanan.
4.2.2 Bagi Lahan Praktek
Mendapatkan fasilisator dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan
menurut Varney pada post partum secara komprehensif.
4.2.3 Bagi Penulis
Dengan mendapatkan pengalaman
diharapkan dapat menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan.
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo,
2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta
: EGC.
Manuaba, 1998 : Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
ConversionConversion EmoticonEmoticon