ASUHAN KEBIDANAN
PADA ANAK “ J” USIA 1 HARI
DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
DI RUANGAN DAHLIA RSUD DR. MOHAMMAD SALEH
PROBOLINGGO
Disusun oleh :
DIANA NI’MATUL JANNAH
NIM P 27824307047
DEPARTEMEN
KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI KEBIDANAN BANGKALAN
2009
BAB 1
LANDASAN TEORI
1.1.1
PENGERTIAN
·
Bblr adalah neonatus dengan
berat badan lahir pada saat kelahiran kurang dari 2500 gram
·
Dulu neonatus dengan berat
badan lahir kurang dari 2500 gram / sama dengan 2500 gram disebut premature
·
Tahun 1961 ( WHO ) semua bayi
baru lahir dengan berat badan lahir kurang / sama dengan 2500 gram disebut low
birth weight infant ( BBLR )
·
BBLR dapat diketahui denagn
menimbang bayi segera setelah lahir. Bayi baru lahir ditimbang segera setelah
badannya dikeringkan dari air ketuban / paling lambat sampai bayi berumur 1
hari
1.1.2
KLASIFIKASI
BBLR dibagi menjadi 2 golongan yaitu
:
·
Prematuritas murni
Adalah neonatus dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai BB sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan yang disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan (
MKB – SMK )
·
Dismaturitas
Adalah bayi lahir dengan berat badan
kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan, hal ini karena
menngalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilan ( KMK ) dismatur dapat terjadi pada aterm dan post term.
1.1.3
ETIOLOGI
1.
Dari factor ibu
·
gizi ibu yang kurang
·
usia ibu yang kurang dari 20thn
dan lbh dari 35thn
·
multugravida jarak kehamilan
dekat
·
penyakit yang menyertai DM,
jantung
·
perokok/ pencandu heroin
·
ibu bekerja berat
·
APB
·
Kelainan uterus
·
Pre eklampsia dan eklampsia
·
Ketuban pecah dini
2.
Dari factor janin
·
gemeli
·
infeksi
·
kelainan congenital hidramnion
3.
Dari factor placenta
·
infark placenta
·
abruption placenta
4.
Dari falktor lingkungan
·
tempat tinggal
·
radiasi
·
zat beracun
1.1.4
KLASIFIKASI CIRI BBLR
Kriteria
|
Bblr kurang bulan
|
Bblr cukup bulan
|
Bblr lebih bulan
|
PB
Proporsi
Vitalitas
Kulit
Papilla mamae
Rambut
Telinga
Telapak kaki
Kuku
genetalia
|
< 47 cm
Kepala < 33 cm
Dada < 29 cm
umbilicus dibawah perut
Kurang aktif
tangis lemah
menghisap kurang kuat
merah, lembek
gelatinous transparan
lemak sub kutan tipis
datar
lembut
pipih – lembek
lembut hanya beberapa garis
lembut tak sampai ujung jari
♂ : testis di dalam abdomen atau alkanal
♀ : labia mayora
|
50-52 cm
35, 5 cm
33 cm
Umbilicus pada pusat
Aktif
tangis kuat,
menghisap kuat
Merah muda,
segar, lemak subcutan
Positif
Panjang kokoh
Tegak keras
Penuh garis –
garis
Keras melebihi
ujung jari
♂ : di dalam
skrotum
♀ : sudah
menutup
|
50-52 cm
33, 5 cm
33 cm
umbilicus sama dgn pusat
aktif
kuat
tampak begitu lapar
Merah muda, kering keriput
Positif
Panjang kokoh
Kenyal
Penuh garis – garis
Keras melebihi ujung jari
♂ : di dalam skrotum
♀ : sudah menutup
|
1.1.5
PENATALAKSANAAN
setelah bblr lahir
a.
pertahankan suhu yang sesuai
kebutuhan bayi
·
segera lahir dikeringkan
dengankain lunak bersih dan kering bayi tidak perlu dimandikan setelah tali
pusat dipotong harusv segera dibungkus dengan kian kering agar tetap hangat
diberi topi
·
letakkan pada tempat yang di
hangatkan
·
usahakan suhu rectal 37 c
dengan suhu ruangan 30-40c dengan kelembapan 60%
·
segera susukan bayi pada ibunya
b.
perhatikan pernafasan
·
segera bersihkan jalan lahir
·
segera resusitasi karena
kebanyakan dari bblr dan asfiksia
·
bayi < 34 minggu perlu
pengawasan ketat karena dapat mengalami
apnea
c.
nutrisi
·
Pada BBLR denag reflek hisap
baik berikan ASI setengah jam setelah bayi baru lahir.
·
Jika BBLR ASI diberikan lewat sonde
·
Jika ada indikasi medis dapat diberikan
PASI
- BB < 1250 gram jatah minum
24x/hari.
- BB 1250 – 2000 gram, jatah minum 12
x/hari.
- BB > 2000 gram jatah minum
8x/hari.
·
Sebaiknya dengan cara menghisap
tetapi bila keadaan tidak mmungkin, gunakan sonde lambung permanent yang
diganti 2 hari sekali.
1.1.6
MASALAH BBLR / PENYULIT
a.
RDS ( respiratory distress
sindrom). Bayi – bayi dengan berat badan lahir rendah mengalami aspirasi cairan
mekonium yang disebabkan oleh asfiksia antenatal dan gawat janin sekunder.
Keadaan ini berakibat distress pernafasan yang terjadi segera lahir.
b.
Hipoglikemia neonatal paling
sering terjadi pada ibunya yang menderita diabetes, bayi kecil untuk masa
kehamilan, dan bayi kecil premature yang mengalami distress.
c.
Hipotermi, karena :
o
Permukaan tubuh relatif lebih
luas, sehingga resiko kehamilan panas dan air lebih besar karena ratio luas
tubuh dan berat badan lebih besar daripada bayi kurang bulan dengan gizi cukup.
o
Cadangan makanan lebih sedikit
dan daya tahan tubuh lebih rendah.
o
Jaringan lemak sub kutan lebih
tipis sehingga resiko kehilangan panas melalui kandungan dan kekurangan
cadangan energi yang lebih besar sehingga mudah kedinginan.
d.
Asidosis metabolic menyebabkan
cepat lelah, sering tersedak pada waktu menyusui dan malas menghisap.
e.
Mudah terkena penyakit dan
mudah meninggal bila terkena penyakit.
f.
Mudah infeksi
g.
MAS ( Meconium Aspiration
Syndrom )
h.
Kern ikterus
1.1.7
YANG PERLU DIPERHATIKAN MERAWAT
BBLR
a.
Menjaga agar tubuh bayi tetap
hangat sampai menjadi lebih kuat dan beratnya menjadi normal. Hal ini penting
karena BBLR mudah meninggal / terkena penyakit apabila tubuhnya dingin.
b.
Memberikan ASI secepatnya
setelah lahir. ASI diberikan sebanyak mungkin dalam porsi sedikit tapi sering.
Setiap bayi menginginkan dan sesuai kemampuan. Bayi perlu dijaga agar abyi
jangan sampai tersedak.
c.
Memberikan luka tali pusat
dengan bersih dan teratur memakai betadhine / providon yodium. Luka tali
pusatyang sudah dibersihkan tidak diberi ramuan. Tali pusat dibungkus dengan
menggunakan kasa steril yang diberi providon.
d.
Menjauhkan bayi dari orang
sakit, misalnya batuk pilek.
e.
Bayi tidak boleh diletakkan
ditempat yang banyak banyak angina, seperti di depan pintu / jendela yang
terbuka dan diruanagn yang banyak orang.
f.
Pakaian dan pembungkus bayi
diganti bila basah.
g.
Bayi harus sering dipeluk di
dada ibu untuk mendapatkan kehangatan. Namun, bila bayi terlalu kesil
diupayakan agar bayi tidak terlalu sering diangkat.
1.1.8
YANG PERLU DIPERHATIKAN KETIKA
BBLR DISUSUI
a.
Bayi menjadi biru
b.
Bayi menjadi sesak napas
ditandai dengan adanya cekungan dari bagian tengah pangkal leher.
c.
Keluar susu dari hidung.
d.
Perut bayi menjadi kembung.
1.1.9
TANDA BBLR YANG TELAH MENYUSUI
a.
Bayi akan tidur pulas setelah
menyusu.
b.
Bayi akan sering BAK dalam menyusu.
c.
BAB bayi agak padat 1 – 5 kali
setiap hari secara teratur
d.
BB akan semakin bertambah.
1.1.10
BBLR DIPERIKSA KEPUSKESMAS / RS
BILA:
a.
Bayi akan menjadi lemah dan
kurang dapat menghisap putting susu ibu walaupun sudah dibantu.
b.
Bayi tiba – tiba tidak mau
minum, tidak seperti biasa.
c.
Bayi kejang – kejang.
d.
Tali pusat merah, berdarah,
berbau dan bernanah.
e.
Bayi demam.
f.
Tubuh, tangan dan kaki bayi
dingin walaupun sudah dibungkus dengan kain bersih dan hangat, kepalanya diberi
topi dan didekap.
g.
Bayi bernapas cepat atau sulit
bernapas.
h.
Bayi sulit dibangunkan atau
mungkin kesadaran menurun.
i.
Bayi tampak kuning, terlihat
lebih jelas pada bagian hidung, pipi dan bagian muka lainnya.
j.
Bayi mencret atau muntah –
muntah.
k.
Bila bayi tidak mau minum lebih
dari 4 – 6 jam.
l.
Bayi mulai merintih, tidak
menangis seperti biasa.
1.2 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN PADA
BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH
1.2.1 PENGKAJIAN
Hari/tanggal :
Jam :
BIODATA
a. Anak meliputi : nama, tanggal lahir/umur, jenis
kelamin, jumlah saudara
b. Orang tua meliputi : nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan
DATA
SUBYEKTIF
1.
Keluhan utama
bayi
dengan berat lahir < 2500 gr
2.
Riwayat antenatal
BBLR sering menyertai kehamilan dengan
hyperemesis gravidarum, anemia , hypertensi, hidramnion, gemeli dan penyakit
yang menyertai kehamilan
3.
Riwayat intranatal
persalinan dengan
KPD, APB, pre eklampsia, eklampsia, premature dismatur
4.
Riwayat postnatal
-
5.
Riwayat penyakit keluarga
dikaji tentang riwayat penyakit menular
pada kluarga
DATA OBYEKTIF
·
Apgar score
Criteria
|
0-1mnt
|
1-5mnt
|
Denyut jantung
Usaha bernafas
Tonus otot
Reflek
Warna kulit
|
1
1
1
1
1
|
1
2
1
1
1
|
·
Antropometri
BB : < 2500 kg
PB : 46-48 cm
·
Pemeriksaan fisik BBLR dengan
prematuritas murni
Kepala : adakah caput succedaneum, adakah cephal hematome,
batas antara dahi dan rambut tidak jelas
Mata :
sclera ikterus / tidak
Hidung : septum nasi ada / tidak
Mulut : adakah labio palato schizis / labio schizis,
adakah reflek hisap
Telinga : daun telinga tanpak tipis dan tanpa bentuk, sedikit
cartilage, dan hannya sedikkit memiliki kecenderungan sedang untuk kembali ke
konture awal
Dada :
adakah retraksi intercoste
Abdomen : kulit tampak tipis, terlihat pembuluh darah
Genetalia : laki – laki :
testis belum turun dalam skrotum
Perempuan : labie mayor belum menutupi labia minor
Ekstremitas : guratan pada telapak kaki dan tangan tidak terlihat / masih
belum ada
Kulit : masih ditutupi banayk lanugo, tipis dan
transparan
1.1.2
INTERPRETASI DATA DASAR
Dx :
bayi berat lahir rendah
Ds :
Do : - berat
badan < 2500 gram
- TTV : nadi : 120 – 140x / menit
Suhu : 36, 50 C – 37, 50C
Rr : 30 – 60x / menit
Masalah :
BB lahir kurang dari normal
Kebutuhan : perawatan intensif bila perlu dengan inkobator
1.2.3
IDENTIFIKASI DDIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
·
hipotermi
·
hipoglikemi
·
ikterus / hiperbilirubinemia
1.2.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
·
Mempertahankan jalan nafas
·
Memeprtahankan suhu tubuh bayi
1.2.5
INTERVENSI
1.
Pertahankan jalan nafas bayi
·
Pastikan tidak ada secret atau
lendir disekitar mulut dan hidung. Jika masih terdapat secret maka lakukan
penghisapan lendir
·
Periksa pernafasan bayi secara
teratur
·
Jika bayi mengalami gangguan
pernafasan maka lakukan :
-
Keringkan bayi dengan selimut
dan handuk yang hangat
-
Gosoklah punggung bayi dengan
lembut
2.
Pertahankan suhu
·
setelah bayi lahir keringkan
dengan kain yang bersih, bayi tidak boleh dimandikan
·
letakkan diruang penghangat
-
ruang pemanas ( infamy farm)
-
extra lampu di ruangan
-
jika tersedia perawatan dengan
inkubator
·
usahakan suhu rectal 37 c
·
segera susukan pada ibu jika
bayi dapat menghisap
3.
Pemenuhan nutrisi
·
Pada BBLR dengan reflek hisap
baik berikan ASI setengah jam setelah bayi lahir.
·
Jika BBLR reflek hisap lemah,
ASI diberikan lewat sonde.
·
Jika ada indikasi medis dapat
diberikan PASI
-
BB < 1250 gram jatah minum
24x/hari.
-
BB 1250 – 2000 gram, jatah
minum 12 x/hari.
-
BB > 2000 gram jatah minum
8x/hari.
4.
Lakukan tindakan pencegahan
infeksi
·
Perawatan tali pusat dengan
prinsip aseptic
·
Personal hygiene
-
Memandikan jangan langsung pada
air hangat. Dimandikan setempat saja.
-
Memelihara kebersihan pantat
agar pantat tidak lembab.
-
Selalu mengganti popok tiap
kali basah atau kencing.
1.2.6
IMPLEMENTASI
disesuiakan denagn kondisi pasien
1.2.7
EVALUASI
tanggal :
jam :
S : -
O : suhu normal : 36,5 – 37,5 c
N :
120-140 x/mnt
R :
80 X/mnt
Reflek
rooting : -
Reflek
sucking : -
A : BBL < 2500 kg
P : penanganan lanjutan
BAB
II
TINJAUAN KASUS
2.1 PENGKAJIAN
Hari / tanggal : Rabu, 21 Mei 2009
Jam : 16.00 WIB
BIODATA
Nama bayi : Bayi
Ny “J”
Umur :
1 hari
Jenis kelamin : laki-laki
No register : 510472
Tanggal/jam lahir : 20 Mei 2009 / 19.40 WIB
Nama Orangtua
Nama ibu : Ny. “J” Nama suami : Tn. “A”
Umur : 37 tahun Umur : 33 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tukang pasir
Alamat : Dusun Krajan alamat : Dsn Krajan
1.
Keluhan utama
Bayi berat lahir rendah 2100 gram
dengan post SC dengan KPD, perawatan incubator sejak hari pertama
2.
Riwayat prenatal
Pada kehamilan aterm ini, ibu mengalami ketuban pecah
dini lebih dari 24 jam
3.
Riwayat intranatal
Pada tanggal 20 Mei 2009 bayi Ny. “J” lahir SC atas
indikasi tali pusat menumbung dan KPD dengan kehamilan aterm dan ditolong
dokter obgin dengan JK=laki-laki, BB= 2100 gram, A-S=6-7
4.
Riwayat postnatal
§ Dilakukan perawatan dengan incubator sejak tanggal 20 Mei 2009
§ Dilakukan pemasangan selang NGT pada tanggal 20 Mei 2009 jam 15.30
WIB + PASI SGM BBLR takaran 30 cc / minum
5.
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak memiliki penyalit
menular
DATA OBYEKTIF
1.
Pemeriksaan umum
§ k/ u lemah
§ nadi 120 x / menit
§ RR 50 x / menit
§ S 36,8 C
§ BB 2100 gram
§ PB 45 cm
§ LK 32 cm
2.
Pemeriksaan fisik
Kepala : bentuk normal, sutura tertutup, tidak ada caput
Mata :
simetria, conjungtiva tidak ada pucat, sclera tidak ikterus
Hidung : simetris, septum sudah terbentuk
Mulut :
simetris, bentuk bibir normal
Telinga : simetris, daun telinga sudah terbentuk, tidak menempel
Dada :
papilla dan areola mamae sudah tampak jelas
Abdomen : kulit keriput
Genetalia : testis telah turun ke dalam skrotum, penis berlubang
Ekstremitas : simetris, garis tangan tampak jelas
Kulit :
keriput, tidak ada lanugo
2.2 INTERPRETASI DATA DASAR
Dx : Bayi berat lahir
rendah dismaturitas dengan reflek hisap lemah
Ds : Bayi lahir normal tanggal 20 Mei 2009
atas indikasi KPD + tali pusat menumbung
Do : TTV :
nadi : 120x / menit
S : 36, 80 C
Rr : 50x / menit
Reflek hisap : lemah
NGT : + nutrisi
1 : 30 cc tiap 2 jam
Masalah : kebutuhan
nutrisi
Kebutuhan : pemberian
nutrisi yang adekuat
2.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
RDS,
hipotermi, hypoglikemia
2.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
2.5 INTERVENSI
1)
Monitoring pemberian nutrisi
melalui NGT
·
Lakukan retensi setiap akan
pemberian PASI
·
Catat hasill retensi ( jumlah,
warna )
·
Berikan nutrisi (PASI) dengan dosis sesuai umur dan BB
·
Observasi intak dan output
·
Observasi gerak peristaltic usus, adakah distensi abdomen, jika perlu
pasang lingkar abdomen
·
Observasi reflek sucking dan rooting
·
Timbang bayi tiap pagi untuk mengetahui penambahan berat badannya
2)
Monitoring suhu tubuh selama dalam inkubator
·
Periksa suhu rectal setiap 6 –
8 jam
·
Bila suhu tubuh normal minimal dalam waktu 2 x
24 jam, lakukan penyapihan secara bertahap dengan incubator secara
bertahap
3)
Pencegahan infeksi
·
Perawatan tali pusat dengan
prinsip aseptic
·
Personal hygiene
-
jangan memandikan bayi, cukup diseka saja
-
pemeliharaan kebersihan pantat agar
pantat tidak lembab
-
selalu mengganti tiap kali
basah / kencing
2.6
IMPLEMENTASI
Tanggal 21 Mei 2009
21 Mei 2009 16. 00 * memberikan susu pada bayi 30 cc / NGT
Retensi
cairan lambung
Observasi
hasil retensi
16.
20 * mengganti popok bayi
17. 00 * monitoring suhu badan selama
dalam inkubator
17. 30 * menyeka bayi dan melakukan
perawatan tali pusat
18. 00 * memberikan susu pada bayi 30 cc
/ NGT
Retensi
cairan lambung
Observasi
hasil retensi
18. 25 * mengganti popok bayi
2.7 EVALUASI
Tanggal 21 Mei 2009 jam : 19. 00
S : ---
O : Gerak aktif, reflek hisap masih lemah
N :
120x / menit
S : 368 0C
Rr : 40x / menit
A : masalah masih belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan sesuai advice
dokter anak
·
Berikan PASI atau ASI tiap 2
jam sebanyak 30 cc
·
Pertahankan kehangatan tubuh
bayi
ConversionConversion EmoticonEmoticon