Salam Sehat dan Harmonis

-----

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN IMUNISASI POLIO I DAN HEPATITIS B



BAB 1
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
            Pada sidang umum PBB September 2000, kesepakatan 189 negara anggota termasuk Indonesia, suatu kesepakatan bersama dibidang kesehatan dan pemberantasan kemiskinan dengan mengacu pada MDGS.
Adapun tujuan dari MDGS meliputi 8 prioritas, yaitu :
1.   Memberantas kemiskinan dan kelaparan
2.   Mewujudkan pendidikan dasar
3.   Meningkatkan persamaan gender dan pemberdayaan perempuan
4.   Mengurangi angka kematian bayi
5.   Meningkatkan derajat kesehatan ibu
6.   Memerangi penyakit HIV, AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya
7.   Pengelolaan lingkungan hidup
8.   Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan
            Salah satu tujuan dari MDGS  diatas adalah mengurangi angka kematian bayi. Hal-hal ini dapat dilakukan adalah dengan pemberian imunisasi Polio dan Hepatitis B.
            Imunisasi Polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan keputihan pada salah satu maupun kedua lengan / tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan dapat juga menyebabkan kematian.
            Imunisasi Hepatitis B memberikan kekebalan terhadap Hepatitis B. Imunisasi ini diberikan sebanyak 4 kali, dengan interval 1 bulan kepada bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis, vaksin Hepatitis disuntikkan dalam waktu 12 jam (www.google.com/imunisasi//).
1
 
            Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003, AKI di Indonesia 307/100.000 dari kelahiran hidup, sedangkan AKI untuk MDGS adalah 102/100.000 kelahiran hidup, AKB di Indonesia mencapai 95/1000 kelahiran hidup, sedangkan AKBA mencapai 64/1000 kelahiran hidup. Dari survey SDKI tahun 2007 diperoleh AKB dan AKBA

sesuai dengan track MDGS yaitu 34/1000 kelahiran hidup dan AKBA 44/1000 kelahiran hidup (www.google.com).
            Sampai akhir 2007, jumlah bayi lahir jumlah yang akan meninggal diperkirakan mencapai 100.000 bayi baru lahir.
            Dari fakta yang telah diuraikan diatas, Depkes dan tenaga kesehatan lain sebagai penanggung jawab pelaksanaan imunisasi di Indonesia berperan menentukan kebijakan dalam rangka menurunkan AKI, AKB dan AKBA dan diwujudkan melalui lintas sektoral yang melibatkan berbagai unsur LSM dan swasta.
(Depkes RI, 2008 : 1-2)

1.2    Tujuan
1.2.1    Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan Griya Husada mampu memberikan asuhan kebidanan pada anak sehat dengan imunisasi Polio dan Hepatitis B secara tepat dan sesuai prosedur, dengan selalu memperhatikan teknik aseptik dan septik sehingga kebersihan dapay dicapai secara maksimal dengan menggunakan manajemen Varney.

1.2.2    Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa kebidanan Griya Husada Surabaya dapat :
1.   Melakukan pengkajian pada anak sehat dengan imunisasi Polio dan Hepatitis B
2.   Menentukan identifikasi masalah (diagnosa) pada anak sehat dengan imunisasi Polio II dan Campak
3.   Menentukan antisipasi masalah potensial pada anak sehat dengan imunisasi Polio II dan Hepatitis B
4.   Menentukan kebutuhan segera
5.   Menentukan rencana asuhan kebidanan disertai rasional pada anak sehat dengan imunisasi Polio dan Hepatitis B
6.   Melaksanakan intervensi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan segera anak sehat dengan imunisasi Polio II dan Hepatitis B
7.   Mengevaluasi keefektifan dari asuhan kebidanan yang telah diberikan pada anak sehat dengan imunisasi Polio II dan Hepatitis B

1.3    Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas maka penulis membatasi penulisan makalah ini dengan asuhan kebidanan pada anak sehat dengan imunisasi Polio dan Hepatitis B pada anak “K”.

1.4    Metode Penulisan
1.4.1    Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca buku-buku yang berkaitan dengan imunisasi.

1.4.2    Praktek Langsung
Penulis melakukan asuhan kebidanan serta pendekatan pada klien dan keluarga dan memberikan pelayanan kesehatan.

1.4.3    Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan asuhan kebidanan ini penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing ruangan dan pembimbing pendidikan.

1.5    Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Tumbuh Kembang
2.2 Konsep Dasar Imunisasi
      2.2.1    Vaksin Polio
      2.2.2    Vaksin Hepatitis B
      2.2.3    Jadwal Pemberian Imunisasi
2.3 Konsep Asuhan Kebidanan pada Anak Sehat dengan Imunisasi Polio dan Hepatitis B
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Masalah
3.3 Antisipasi Masalah Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Pengembangan Rencana
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Konsep Dasar Tumbuh Kembang
2.1.1    Pengertian
1.   Pertumbuhan   (growth) berkaitan dengan masalah dalam jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter) umur, tulang dan keseimbangan metabolik (retensi, kalsium dan nitrogen tubuh).
2.   Perkembangan       (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.
(Soetjiningsih, 1995 : 1)

2.1.2    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang
1.   Faktor genetik
Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

2.   Faktor lingkungan
      Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya, potensi bawaan.
      Faktor lingkungan dibagi menjadi :
      a.   Lingkungan faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (faktor prenatal)

5
 
 

      b.   Lingkungan faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal)
(Soetjiningsih, 1995 : 2)

2.1.3    Kebutuhan Dasar Anak
1.   Kebutuhan fisik – biomedis (”ASUH”)
Meliputi :
-     Pangan / gizi merupakan kebutuhan terpenting
-     Perawatan kesehatan dasar, antara lain imunisasi, pemberian ASI, penimbangan bayi atau anak yang teratur, pengobatan kalau sakit dll.
-     Papan / pemukiman yang layak
-     Sandang
-     Kesegaran jasmani, rekreasi
-     Dll
2.   Kebutuhan emosi / kasih sayang (”ASIH”)
Kasih sayang dari orang tua (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).
3.   Kebutuhan akan stimulasi mental (”ASAH”)
Stimulasi mental (ASAH) ini mengembangkan perkembangan mental psikososial : kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-etika, produktifitas, dan sebagainya.
(Soetjiningsih, 1995 : 14)

2.1.4    Perubahan pada Bayi 0-1 Tahun
1.   Perubahan fisik bayi
a.   Berat badan
      Berat badan lahir 2500-3000 gram, terjadi penurunan yang fisiologis antara 5-10% setelah 10-14 hari, kemudian kembali normal lagi. Bayi mengalami empat penyesuaian utama yaitu perubahan suhum pernafasan, menghisap, dan menelan serta cara pembuangan melalui organ-organ sekresi.
b.   Panjang badan
Pada bayi baru lahir + 48-50 cm. Pada tahun pertama kenaikannya + 25 cm.
c.   Lingkar kepala
         Pada bayi normal 33-35 dan 6 bulan pertama naik 10 cm.
d.   Pertumbuhan otak
      Seperempat dari besar otak orang dewasa dapat dicapai pada usia 9 bulan.
e.   Pertumbuhan susunan syaraf pusat
f.    Pertumbuhan organ sek
      Pertumbuhan alat kelamin adalah paling lambat pada anak, cepat pada masa dewasa.
g.   Pertumbuhan fungsi fisiologis
      Pada masa bayi merupakan dasar pola fisiologis seperti : makan, tidur dan buang air besar harus terbentuk.
h.   Perkembangan pada panca indera
      1)   Perabaan
Sejak lahir, bayi sudah punya indera perabaan seperti bila bayi lahir dengan sianosis, setelah dipijat atau dimandikan dengan air hangat maka berubah dapat menangis.
2)   Penglihatan
      Pada usia 0-2 bulan bayi dapat mengikuti sinar dan bayang-bayang sinar, pada usia 2-4 bulan dua mata bayi mulai konvergen. Pada usia 4-6 bulan otak dapat mengintruksikan membuka dan menutup mata. Usia 6-8 bulan dapat mengontrol anggota tubuh, usia 12 bulan umumnya bayi sudah dapat berjalan dan berdiri.


3)   Pendengaran
      Pada waktru lahir hampir belum ada pendengaran, setelah usia 1 bulan baru mengetahui suara.
4)   Penciuman
      Belum dapat membedakan antara bau-bauan, mereka hanya mengatakan dengan kekhususan dan perasaan.
5)   Pengecap
      Paling lambat berkembang pada usia 1-2 tahun anak telah memiliki rasa suka dan tidak suka.

2.   Perubahan psikologis atau mental pada bayi
      Perkembangan mental anak dapay dilihat dari gerakan-gerakan kasar atau halus yang dimulai dari umur :
      a)   Lahir – 3 bulan
            1.   Belajar mengangkat kepala
2.   Belajar mengikuti obyek dengan matanya
3.   Melihat kemuka orang dengan tersenyum
4.   Berinteraksi terhadap suara atau bunyi
5.   Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak
6.   Menahan barang yang dipagangnya
7.   Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

b)   3 – 6 bulan
1.   Mengangkat 90o dan mengangkat dada dengan bertopang tangan
2.   Mulai belajar meraih benda-benda yang ada dalam jangkauannya atau diluar jangkauannya
3.   Menaruh benda-benda dimulutnya
4.   Berusaha memperluas lapangan pandangan
5.   Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain
6.   Mulai berusaha mencari benda-benda yang hilang
c)   6 – 9 bulan
      1.   Dapat duduk tanpa dibantu
      2.   Dapat tengkurap dan berbalik sendiri
      3.   Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang
      4.   Memindahkan benda dari satu tangan ketangan lain
      5.   Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
      6.   Bergembira dengan melempar benda
      7.   Mengeluarkan kata-kata tanpa arti
      8.   Mengenal muka-muka anggota keluarga
            Mulai berpartisipasi dengan permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian

d)   9 – 12 bulan
1.   Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu
2.   Dapat berjalan dengan dituntun
3.   Menirukan suara
4.   Mengulang bunyi yang didengarnya
5.   Belajar menyatakan satu atau dua kata
6.   Mengerti perintah sederhana atau larangan
7.   Memperlihatkan minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya, ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda kemulutnya
8.   Berpartisipasi dalam permainan
(Soetjiningsih, 1995 : 33-34)

2.2    Konsep Dasar Imunisasi
         1.   Pengertian
Imunisasi   adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpejan antigen serupa tidak terjadi penyakit.
                                                                                 (Depkes 2008 : 8).

2.   Jenis imunisasi
      a.   Imunisasi aktif
      Terjadi sebagai suatu akibat stimulasi sistem imunologi yang menghasilkan antigen spesifik humoral (antibodi) dan kekebalan selular.
      1)   Imunisasi aktif alamiah
            Adalah kekebalan tubuh secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.
      2)   Imunisasi aktif buatan
            Adalah kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapat perlindungan dari suatu penyakit.

b.   Imunisasi pasif
Adalah kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapatkan dari luar.
1)   Imunisasi pasif alamiah
      Adalah antibodi yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orang tua kandung langsung ketika berada dalam kandungan.
2)   Imunisasi pasif buatan
      Adalah kekebalan tubuh yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak, misalnya pemberian vaksin ATS (Anti Tetanus Serum)

3.   Vaksin
Adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus terbuat dari virus yang telah dimatikan atau “dilemahkan” dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lain seperti formalaidehid, thymorosal dan lainnya.
4.   Macam-macam vaksin
Pada dasarnya vaksin dibuat dari :
1.   Kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan
      -     Contoh vaksin yang terbuat dari kuman yang dilemahkan adalah vaksin batuk rejan, vaksin polio jenis salk
      -     Contoh vaksin yang terbuat dari kuman hidup yang dilemahkan adalah vaksin BCG, vaksin polio jenis sabid, vaksin campak
2.   Zat racun kuman (toksin) yang telah dilemahkan
      -     Contoh vaksin dibuat dari racun atau toksin kuman yang dilemahkan adalah (disebut toksoid), toksoid tetanus dan toksoid difteria
3.   Bagian kuman tertentu atau komponen kuman biasanya berupa protein khusus
      -     Contoh vaksin yang tebuat dari protein khusus kuman adalah vaksin hepatitis B
(Depkes RI, 2008 : 14)

2.2.1    Vaksin Polio
1.   Tujuan
Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis

2.   Kemasan
1.   1box vaksin terdiri dari 10 vial
2.   1 vial berisi 10 dosis
3.   Vaksin polio adalah vaksin yang berbentuk cairan
4.   Setiap vial vaksin polio disertai 1 buah penetes (dropper) terbuat dari bahan plastik

3.   Penjelasan penyakit
      Poliomeilitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh virus polio. Telah dikenal 3 jenis virus polio tipe I, II, dan III. Virus polio akan merusak bagian anterior (bagian muka) susunan saraf pusat tulang belakang. Penyakit ini terutama banyak terdapat di Negara yang sedang berkembang.
      Gejala penyakit ini sangat bervariasi, dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan, bahkan mungkin suatu kematian. Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak menjadi lumpuh pada salah satu anggota geraknya. Setelah ia menderita demam selama 2-5 hari. Bila kelumpuhan ini terjadi pada pernafasan mungkin anak akan meninggal karena sukar bernafas. Penyakit ini dapat langsung menular dari seorang penderita polio atau dengan melalui pernafasan.

4.   Efek samping
      Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,017 : 1.000.000 ; Bull WHO GB : 1988)
(Depkes RI, 2008 : 20)

5.   Kontra Indikasi
      Pada individu yang menderita ”immune deficiency” tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang menderita diare, maka dosis ulangan yang diberikan setelah sembuh bayi yang mengidap HIV (Human Immunodeficiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi poilo diberikan harus berdasarkan standart jadwal tertentu.
(Vaclemecum Bio Farma : 2007)

6.   Hal-hal yang harus diperhatikan pada pemberian imunisasi polio.
      Menyiapkan vaksin polio :
      1.   Bukalah tutup metal dan tutup karet
      2.   Pasanglah pipet elastic pada flakon
      3.   Vaksin polio siap diberikan
(Markum A.H, 1997 : 4)

7.   Cara pemberian dan dosis
      1.   Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin
      2.   Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dnegan interval setiap dosis minimal 4 minggu
      3.   Setiap membuka vial baru harus menggunakan pentes (dropper) yang baru
(Depkes RI, 2008 : 20)

2.2.2    Vaksin Hepatitis B
1.   Deskripsi
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus ricombinan yang telah di inaktivasikan dan bersifat non infecius, berasal dari HBSAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rokombinan. Vaksin ini merupakan suspensa berwarna putih yang diproduksi dari jaringan sel ragi yang mengandung gen HbsAg yang dimurnikan dan di inaktivasikan melalui beberapa tahap proses fisiko kimia seperti ultrasentrifuse, kromatagrafi kolom dan perlakukan dengan farmaidehid.

2.   Indikasi
      1.   Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B
      2.   Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C yang diketahui dapat menginfeksi hati



3.   Kemasan
      1.   Vaksin Hepatitis B adalah vaksin berbentuk cair

4.   Dosis dan cara pemberian
      1.   Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar
      2.   Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 (buah) HB, pemberian disuntikkan secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral paha
      3.   Pemberian sebanyak 3 dosis
      4.   Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu

5.   Efek samping
      Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

6.   Kontra indikasi
      Hipersensitif terhadap komponen vaksin sama halnya seperti vaksin-vaksin lain. Vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang. Vaksin ini dapat diberikan kepada penderita infeksi ringan.
(Depkes RI, 2008 : 23)

2.2.3    Jadwal Pemberian Imunisasi
Vaksin
Pemberian
Interval
Umur
Keterangan
BCG
1x
-
0-11 bulan
Minimal, tidak ada batas maksimal
DPT
3x
4 minggu (minimal)
2-11 bulan
-
Polio
4x
4 minggu (minimal)
0-11 bulan
Lengkapi sebelum umur 1 tahun
Campak
1x
-
9-11 bulan
-
Hepatitis B
3x
1 dan 6 bulan dari suntikan pertama
0-11 bulan
-

2.   Jadwal Pemberian imunisasi wajib
Umur
Vaksin
0 bulan / 0-7 hr
Hb O
1 bulan
BCG, Polio
2 bulan
DPT/HB1, Polio 2
3 bulan
DPT/HB2, Polio 3
4 bulan
DPT/HB3, Polio 4
9 bulan
Campak
(Depkes RI, 2008)

2.3    Konsep Asuhan Kebidanan pada Bayi Sehat dengan Imunisasi Polio dan Hepatitis B
2.3.1    Langkah I  :     Pengkajian
Merupakan langkah awal proses asuhan kebidanan yaitu mengumpulkan data, mengolah data dan menganalisa data yang didapat dalam bentuk data subyektif, obyektif dan data penunjang yang akan memberikan gambaran keadaan kesehatan klien.
a.   Data Subyektif
      1.   Biodata
            Berisi tentang :
Nama               :     Untuk mempermudah memanggil pasien
Umur               :     Digunakan untuk mempermudah melakukan tindakan kepada pasien dimana imunisasi Polio dan HB0 diberikan pada umur 0-7 hari bayi baru lahir
Pendidikan            :     Mempermudah dalam berkomunikasi
Pekerjaan         :     Untuk mengetahui tingkat ekonomi
Alamat                  :     Untuk mengetahui rumah pasien
Faktor resiko   :     Digunakan untuk mengetahui efek samping atau dampak yang terjadi paa pasien

2.   Keluhan utama atau alasan datang
      Apa yang dirasakan klien saat ini yang menjadi alasan klien untuk memeriksaan  ke rumah sakit atau petugas kesehatan dan pada kasus ini ibu datang untuk mengimunisasikan bayinya.

3.   Riwayat penyakit keluarga
      Penyakit dalam keluarga yang dapat mempengaruhi kelainan baik langsung maupun tidak langsung.

4.   Riwayat penyakit sekarang
      Pasien diharapkan tidak dalam keadaan sakit ringan atau sakit berat seperti batuk, pilek, demam dan asfiksia.

5.   Riwayat penyakit dahulu
      Penyakit dahulu yang pernah diderita klien, contoh pilek, demam, batuk dan asfiksia.

6.   Riwayat kehamilan dan persalinan
      a.   Prenatal
Riwayat keadaan bayi pada waktu semasa dalam kandungan. Menurut Hellen Farrer, diharapkan ibu selalu memeriksaan kehamilannya minimal 4x dalam 3 trimester, gerakan janin aktif dan DJJ 120-160 x/menit.
b.   Natal
      Riwayat pada saat dilahirkan, imunisasi TT berapa kali, lahir dimana, berapa nilai A-S bayi dan apakah pada persalinan terjadi penyulit.
c.   Postnatal
      jenis kelamin laki-laki atau perempuan, BB, TB lingkar kepala, lingkar lengan bayi berapa.

7.   Riwayat imunisasi
      Klien pernah mendapatkan jenis imunisasi apa saja.

8.   Pola kebiasaan
      a.   Pola nutrisi
            Bayi diberikan makanan apa saja dan minumnya apa saja.
Rumus :
b.   Pola istirahat
      Hal yang ditanyakan bagaimana pola tidurnya, berapa lama tidurnya dalam 24 jam, waktu tidur dari jam berapa sampai jam berapa, apakah anak ada gangguan dalam pola tidur. Pada kasus ini, lamanya 18 jam / 24 jam bayi tidak mengalami gangguan dalam tidurnya.
c.   Pola eliminasi
      Hal yang ditanyakan berapa kali BAB dalam sehari, konsistensi BAB, warna dan baunya. Berapa kali BAK sehari bagaimana warna dan baunya.
      Pada kasus ini bayi BAB 3x dalam sehari warna kuning dan konsistensi sedikit, BAK 5-6 kali dalam sehari, warna kuning, dan bau khas.
d.   Pola aktifitas
      Apa yang dilakukan klien sehari-hari. Pada kasus ini, bayi tidak melakukan aktifitas apa-apa, aktifitas bayi hanya tidur dan minum susu.
e.   Personal hygiene
      Hal-hal yang ditanyakan berapa kali ganti baju dan popok.
      Pada kasus ini, bayi ganti popok dan baju setiap kali mandi dan apabila basah.

b.   Data Obyektif
1.   Keadaan umum
      Bagaimana tingkat kesadarannya, bagaimana kondisi umum pasien.
      Pada kasus ini, tingkat kesadaran bayi composmetis dan keadaan umum bayi baik.

2.   Pemeriksaan fisik
      Pemeriksaan fisik yang dilakukan dari inspeksi, palpasi dan auskultasi dan perkusi.
      a.   Inskepsi dan palpasi
            Kepala             :     Rambut bersih atau tidak, ada benjolan atau tidak, rambut merata atau tidak
Muka               :     Pucat atau tidak
Mata                :     Simetris atau tidak, ada sekret atau tidak, isklera ikterus atau tidak, ada perdarahan subkonjungtivitis atau tidak.
Hidung            :     Simetris atau tidak, ada polip atau tidak
Mulut              :     Mukosa bibir kering atau lembab, palato schiziz ada atau tidak, labio palato schiziz ada atau tidak, gigi sudah tumbuh atau belum, lidah bersih atau kotor
Leher               :     Ada pembesaran kelenjar limfe maupun thyroid atau tidak, ada bendungan vena jugularis atau tidak
Dada               :     Simetris atau tidak, ada tarikan intercostal atau tidak, ronchi maupun wheezing atau tidak
Perut                :     Kembung atau tidak, apakah ada pembesaran hepar atau lien atau tidak
Tangan                  :     Simetris atau tidak, jari-jari lengkap atau tidak, polidactily atau syndactily atau tidak
Punggung        :     Simetris atau tidak, ada spina bifida atau tidak
Genetalia         :     Jenis kelamin laki-laki atau perempuan, ada kelainan atau tidak
Anus                :     Lubang ada atau tidak
b.   Auskultasi
      Perut    :     Bising usus, normal (18-35 x/menit
c.   Perkusi
      Perut kembung atau tidak

2.3.2    Langkah 2 :     Identifikasi Diagnosa atau Masalah
Pada langkah ini menentukan diagnosa berdasarkan data subyektif dan data obyektif yaitu
DS :     Ibu mengatakan anaknya berumur 3 hari dalam keadaan sehat dan mau imunisasi
DO      :     Hasil pemeriksaan fisik bayi dalam keadaan sehat, pertumbuhan dan perkembangan normal

2.3.3    Langkah 3 :     Mengidentifikasi Diagnosa, Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang akan teridentifikasi pada imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B.
Antisipasi masalah potensial pada imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B adalah :
-     Tidak terjadi masalah potensial

2.3.4    Langkah 4 :     Identifikasi Kebutuhan Segera
Menetapkan kebutuhan segera baik untuk melakukan konsultasi, kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien.
Identifikasi kebutuhan segera :
-     Tidak perlu identifikasi kebutuhan segera karena tidak terjadi masalah potensial

2.3.5    Langkah 5 :     Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini jika ada informasi atau data yang tidak lengkap bisa dilengkapi, juga bisa mencerminkan rasional yang benar atau valid dan ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
Perencanaan
Tujuan :
Jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama + 30 menit diharapkan ibu dapat mengerti  tentang pentingnya imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B dengan kriteria :
-     Ibu mengerti tentang pentingnya imunisasi pada bayi
-     Imunisasi yang diberikan Polio 1 dan Hepatitis B




Jangka panjang
Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan tidak terjadi komplikasi dengan kriteria :
-     Tidak terjadi pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan
-     Bayi terhindar dari penyakit Polio dan Hepatitis B

Intervensi
1.   Lakukan pendekatan therapeutik pada ibu dan keluarga
      R/  Akan tercipta hubungan yang kooperatif antara ibu, keluarga dengan petugas kesehatan
2.   Jelaskan pada ibu manfaat imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B
      R/  Menambah pengetahuan dan wawasan ibu mengenai kesehatan bayinya
3.   Jelaskan pada ibu efek samping imunisasi Polio 1 dan     Hepatitis B
      R/  Agar ibu lebih siap dan mengerti cara merawat atau mengatasi efek samping
4.   Jelaskan pada ibu cara mengatasi efek samping
      R/  Agar ibu lebih mudah mengatasi efek sampingnya
5.   Anjurkan ibu untuk kontrol
      R/  Untuk melakukan tindak lanjut pada bayi dan memantau keadaan bayi
6.   Berikan ibu KIE mengenai nutrisi, personal hiegiene, istirahat, dan aktifitas bayi
      R/  Meningkatkan pengetahuan ibu tentang manfaat imunisasi dan pertumbuhan serta perkembangan bayi yang normal
7.   Lakukan informed consent
      R/  Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat
8.   Berikan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B
      R/  Rentannya tubuh terhadap kuman dan virus (penyakit) khususnya pada anak mereka tidak adanya kekebalan pada bayi dan anak sehingga dapat dengan mudah terkena penyakit tertentu atau bahkan dapat memperberat penyakit

2.3.6    Langkah 6 :     Melakukan Rencana Asuhan seperti Langkah 5
Langkah ini bisa dilakukan bidan atau sebagian ibu tersebut, walaupun bidan tidak melakukan sendiri, namun bidan tetap memikul tanggung jawab tentang arah pelaksanaan.

2.3.7    Langkah 7 :     Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan sudah efektif atau belum, apakah sesuai dengan rencana yang sudah dibuat.
           
     

 
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AN. “K”
DENGAN IMUNISASI POLIO I DAN HEPATITIS B
DI RUMAH SAKIT “BALA KESELAMATAN” BOKOR
TUREN – MALANG

3.1    Pengkajian tanggal 25-06-2009  jam 10.00 WIB
         3.3.1    Data Subyektif
1.   Biodata
Nama anak                  :     By Ny. “K”
Umur                           :     3 hari
Jenis kelamin               :     Laki-laki
Tanggal lahir               :     22 Juni 2009
Anak ke                       :     3
Jam lahir                      :     15.25 WIB

Identitas orang tua                 
Nama ibu                     :     Ny. “K”    
Umur                           :     35 tahun
Agama                         :     Islam
Suku / bangsa              :     Jawa / Indonesia
Pekerjaan                     :     Ibu rumah tangga
Alamat                              :     Paruk Sukolilo 24/9 Wajak

Nama ayah                  :     Tn. “K”    
Umur                           :     37 tahun
Agama                         :     Islam
Suku / bangsa              :     Jawa / Indonesia
Pekerjaan                     :     Buruh
23
 
Alamat                              :     Paruk Sukolilo 24/9 Wajak
2.   Keluhan utama / alasan datang
      Ibu mengatakan anaknya berusia 3 hari dan waktunya imunisasi.

3.   Riwayat penyakit sekarang
      Ibu mengatakan anaknya mau diimunisasikan. Anak dalam keadaan sehat minum susu formula (Lactogen) + ASI.

4.   Riwayat penyakit keluarga
      Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit paru-paru (TBC, Asthma), penyakit jantung, kencing manis, hepatitis, hipertensi.

5.   Riwayat kesehatan
      a.   Riwayat kehamilan (prenatal)
            Trimester I
-     Ibu mengatakan memeriksaan kehamilannya 2 kali
-     Ibu mengatakan saat hamil muda, mual, muntah, nafsu makan menurun.
-     Ibu mendapatkan obat antimual dan vitamin
-     Ibu mengatakan dari bidan mendapatkan penyuluhan tentang :
·         Gizi
·         Kebersihan badan dan jalan lahir

Trimester II
-     Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 3 kali
-     Ibu mengatakan saat hamil 4-6 bulan mual, muntah, sudah berkurang, nafsu makan sudah membaik
-     Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan anak saat usia kehamilan 4 bulan
-     Ibu mendapatkan imunisasi TT 1x pada usia kehamilan 6 bulan
-     Ibu mengatakan mendapatkan vitamin dan penambah darah
-     Ibu mengatakan dari bidan mendapatkan penyuluhan tentang :
·         Gizi
·         Kebersihan badan dan jalan lahir
·         Perawatan payudara
·         Senam hamil

Trimester III
-     Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 2 kali di dokter “A”
-     Ibu mengatakan saat hamil tua sering kencing
-     Ibu mengatakan mendapatkan vitamin dan obat penambah darah
-     Ibu mengatakan dari bidan mendapat penyuluhan tentang:
·         Gizi
·         Kebersihan badan dan jalan lahir
·         Perawatan payudara
·         Tanda-tanda bahaya
·         Tanda-tanda persalinan
·         KB

b.   Riwayat persalinan
Ibu mengatakan melahirkan di Rumah Sakit “Bala Keselamatan” Bokor, anak lahir usia kehamilan 9 bulan, berat badan 3600 gram, panjang badan 9 cm, langsung menangis, tidak cacat, lahir secara spontan.




c.   Riwayat postnatal
      Ibu mengatakan setelah melahirkan (nifas) keadaan baik tidak ada infeksi, ASI cukup, bayi sehat, perdarahan pada hari 1-7 : 8-4 kotek/hari.

6.   Riwayat sosial
      Yang mengasuh anak adalah ibu dan suami. Hubungan dengan anggota keluarga baik.

7.   Pola kebiasaan sehari-hari
      a.   Nutrisi
            Ibu mengatakan anak belum menetek ibunya sejak lahir sampai sekarang umur 3 hari, anak minum susu lactogen setiap 2 jam sekali, sesuai atas perintah dokter yang menangani, anak belum mendapatkan makanan tambahan
      b.   Istirahat atau tidur
      Ibu mengatakan anaknya sering tertidur terutama sehabis minum ASI dan makan-makanan tambahan, anak tidur + 8-10 jam sehari menurut ibunya, anak cukup istirahat.
c.   Eliminasi
      Ibu mengatakan bayinya BAK secara spontan + 5-6 kali sehari, warna kuning muda, banyaknya cukup.
      Ibu mengatakan BAB + 2-3 kali sehari dengan konsistensi lembek, warna hijau kehitaman, banyaknya sedang, dan tidak ada kelainan.
d.   Kebersihan perorangan
      Anak dimandikan 1x sehari dengan sabun, anak diganti pakaian tiap kali mandi, basah atau kotor.
      Anak tidak memiliki kebiasaan lain seperti hisap jempol, anak hanya ingin memasukkan benda apapun yang dipegang ke dalam mulutnya.

e.   Pola kepercayaan dan tata nilai
Ibu dan ayah anak menganut agama islam dan adat Jawa dan tata budaya Jawa.

3.1.2    Data Obyektif
1.   Pemeriksaan Umum
      Keadaan umum     :     Baik
      Kesadaran             :     Composmentis
      Tanda-tanda vital 
      Suhu                      :     373 oC
      Nadi                      :     125 x/menit
      RR                         :     41 x/menit

2.   Pemeriksaan Antropometri
      Berat badan           :     3600 gram
      Panjang badan       :     49 cm
      Lingkar kepala      :    
·         Circum ferentia sub occipto bregmatika   : 34 cm
·         Circum ferentia fronto accipitalis             : 35 cm
·         Circum ferentia mento occipitalis             : 38 cm
      Lingkar lengan      :     12 cm
      Lingkar dada         :     35 cm

3.   Pemeriksaan Fisik
      a.   Inspeksi
Kepala                   :     Kulit kepala bersih, rambut tipis, perabaan halus, warna hitam, fontanel mayor dan minor belum tertutup
Muka                     :     Berseri-seri, tidak pucat, tidak oedema
Mata                      :     Simetris, selaput lendir tidak pucat, sklera mata tidak ikterus, tidak ada conjungtivitis, tidak juling
Hidung                  :     Bentuk normal, tidak mimisan, tidak keluar lendir, kebersihan cukup, tidak ada pernafasan cuping hidung
Mulut                    :     Tidak ada stomatitis, tidak ada labio schiziz, tidak ada labio palato schiziz, lidah bersih
Leher                     :     Tonus otot baik, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis, kebersihan cukup
Dada                     :     Simetris, tidak ada retraksi dada
Perut                      :     Tidak membuncit, tidak ada tanda hernia umbilikus
Ekstremitas atas    :     Simetris, jari-jari lengkap, tidak ada polidactily, tidak ada syndactily, kuku bersih, tonus otot baik
Ketiak                   :     Kebersihan cukup, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Punggung              :     Simetris, tidak ada spina bifida
Pelipatan paha       :     Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada hernia inguinalis
Genetalia               :     Testis belum turun kedalam skrotum
Kaki                      :     Simetris, jari-jari lengkap, tidak ada polydactily, tidak ada syndactily, kuku bersih, tonus otot baik
Anus                      :     Baik , kebersihan cukup

b.   Palpasi
      Kepala                   :     Tidak ada benjolan pada kepala, fontanel mayor dan minor belum menutup
      Leher                     :     Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe
      Dada                     :     Simetris, tidak ada benjolan
      Perut                      :     Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada pembesaran lien
      Pelipatan paha       :     Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada hernia inguinalis
      Ekstremitas           :     Kedua tangan dan kedua kaki tidak oedema

c.   Auskultasi
      Dada   :     Baik, wheezing dan ronchi tidak terdengar
      Perut    :     Bising usus

d.   Perkusi
      Perut tidak kembung.

4.   Pemeriksaan reflek
      Rooting reflek       :     ada
      Sucking reflek       :     ada
      Tonicknek reflek   :     ada
      Morrow reflek       :     ada
      Grasping reflek     :     ada
      Babynsky reflek    :     ada

3.2    Identifikasi Diagnosa / Masalah
Tanggal
Diagnosa
Data Dasar
25-06-2009
Jam 10.00 WIB
Bayi sehat dengan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B


Kebutuhan :
-   Informasi tentang manfaat imunisasi
DS :
-   Ibu mengatakan anak usia 3 hari, sehat dan waktunya diberikan imunisasi

DO :
-   Keadaan umum    :     Baik
-   PB                        :     49 cm
-   Tanda-tanda vital      
    Nadi   :     120 x/menit
    Suhu   :     373 oC
    RR     :     41 x/menit
-   BB           : 3600 gram
-   LIKA
·         Circum ferentia mento occipitalis : 36 cm
-   LILA : 12 cm
-   LIDA : 33 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala          :      Fontanel mayor dan minor belum menutup
Muka            :      Tidak oedema, tidak pucat
Mata             :      Simetris, conjungtiva tidak pucat
Hidung         :      Tidak ada pernafasan cuping hidung
Leher            :      Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Dada            :      Tidak ada retraksi intercoste
Perut             :      Tidak ada hernia umbilikus
Genetalia      :      Tastis belum turun kedalam skrotum
Anus             :      Tidak atresia ani

3.3    Antisipasi Masalah Potensial
               -

3.4    Identifikasi Kebutuhan Segera
               -    

 
BAB 4
PEMBAHASAN

            Vaksin polio adalah vaksin yang memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis.
(Depkes RI, 2008)
            Vaksin HB0 adalah vaksin virus recombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non infeclous, berasal dari HBs Ag yang dihasilakn dalam sell ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA recombinan.
(Depkes RI, 2008)
            Pada kasus ini didapatkan data yaitu, bayi “K” berusia 3 hari lahir di rumah sakit Bala Keselamatan Bokor Turen. Bayi ini merupakan anak dari Ny “S” dan Tn. “S” yang menganut agama islam. Bayi tinggal bersama orang tuanya di patuk Sukolilo 24/9 Wajak. Alasan datang pasien adalah ingin mengimunisasikan anaknya yang baru berusia 3 hari. Menurut jadwal imunisasi yang akan diberikan adalah Polio 1 dan Hepatitis B. Bayi sehat datang dengan kondisi sehat, dengan berat badan 3600 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala circum ferentia sub occipito bregmatika 34 cm, circum ferentia fronto occipitalis 35 cm dan circum ferentia  manto occipitalis : 38 cm, lingkar lengan 12 cm, lingkar dada : 33 cm.
            Menurut Depkes 2008, Data Obyektif dan data subyetif bayi dapat diberikan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis dimana Polio 1 dan HB0 dapat diberikan pada usia bayi mencapai 0-7 hari dan berat badan mencapai 2500 gram atau lebih. Vaksin polio dan hepatitis tidak terdapat masalah potensial yang dapat terjadi. Bila adapun mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak seperti pada penyakit poliomielitis dan diare ringan.
42
 
            Dalam kasus yang penulis temukan pada anak sehat “K” perkembangan dan pertumbuhan baik sesuai dengan usia karena asuhan bayi dilakukan dnegan baik. Dengan adanya kerja sama yang baik antara ibu, keluarga dan petugas kesehatan tujuan dapat teratasi yaitu imunisasi berjalan lancar dan tidak terjadi penyulit untuk mencapai tujuan ini penulis melakukan vitai sign dan melakukan penyuluhan-penyuluhan diantaranya manfaat imunisasi yang mana imunisasi polio bermanfaat mencegah penyakit poliomielitis dan hepatitis B bermanfaat untuk mencegah penyakit hepatitis. Penyuluhan juga berupa penyuluhan efek samping imunisasi yang mana imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B tidak terdapat efek samping yang terjadi (Depkes RI, 2008) dan menganjurkan untuk datang 1 minggu lagi, untuk mengetahui penambahan berat badan dan pertumbuhan perkembangan bayi.
            Adapun intervensi yang dilakukan oleh petugas kesehatan pada bayi “K” dengan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B, yaitu :
1.   Melakukan pendekatan therapeutik pada ibu
2.   Menjelaskan manfaat imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B pada ibu
3.   Memberikan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B
4.   Menganjurkan pada ibu memberikan kompres hangat jika terjadi pembengkakan pada daerah penyuntikan
5.   Menjelaskan efek samping imunisasi
6.   Memberikan KIE ibu mengenai nutrisi, personal hyegine, istirahat dan aktifitas
7.   Menganjurkan ibu kontrol 1 bulan lagi
            Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada anak “K” dengan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B dapat disimpulkan bahwa bayi dalam keadaan sehat dan sudah dilakukan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis secara benar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Disini bidan menggunakan 7 langkah Varney untuk mempermudah dalam pelaksanaan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B.
BAB 5
PENUTUP

5.1    Simpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada By. “K” dengan imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B, dapat disimpulkan :
5.1.1    Pengkajian
Dapat dilakukan dengan baik karena adanya kerjasama antara petugas kesehatan dan klien serta keluarga berkat adanya kepercayaan terhadap petugas kesehatan.

5.1.2    Identifikasi Diagnosa atau Masalah
            Berdasarkan pengkajian yang telah dilaksanakan dapat ditentukan diagnosa yaitu : “Bayi sehat dengan Imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B”.

5.1.3    Antisipasi Masalah Potensial
Dari identifikasi diagnosa tidak ditemukan masalah potensial.

5.1.4    Identifikasi Kebutuhan Segera
            Kebutuhan segera untuk mencegah terjadinya masalah potensial tidak terdapat masalah potensial.

5.1.5    Perencanaan atau Intervensi
Lakukan pendekatan therapeutik. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat imunisasi dan efek samping imunisasi, memberikan imunisasi, anjurkan pada ibu memberikan kompres hangat jika terjadi bengkak pada daerah penyuntikan, jelaskan pada ibu bahwa imunisasi Polio 1 dan Hepatitis B tidak terdapat efek samping, anjurkan pada ibu untuk tidak memberikan minum bayi dahulu sampai 10 menit dari pemberian imunisasi Polio.
44
 
Jelaskan cara membuat minum bayi, jelaskan pada ibu mengenai tumbuh kembang bayi usia 3 hari, jelaskan pada ibu cara merawat tali pusat. Sarankan pada ibu untuk memberikan ASI eksklusif, jelaskan pada ibu pentingnya colostrum pada ASI, anjurkan pada ibu untuk tidak memberikan makanan tambahan lain, anjurkan pada ibu untuk menjemur bayi pada matahari pagi sekitar jam 07.00 hingga jam 10.00 WIB dilakukan selama 15 menit, anjurkan ibu menjaga kebersihan bayi baik pakaian, tempat tinggal, hingga makanan bayi, anjurkan ibu memandikan bayi 2x / sehari, anjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi.

5.1.6    Pelaksanaan atau Implementasi
Implementasi asuhan kebidanan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang dibuat dan berdasarkan diagnosa serta masalah yang ditemui.

5.1.7    Evaluasi
Setelah dilakukan asuhan kebidanan + 47 menit evaluasi yang didapat adalah ibu mengerti semua penjelasan dari petugas mengenai tujuan dan efek samping dari pemberian imunisasi Polio dan Hepatitis B.

5.2    Saran
5.2.1    Saran untuk Petugas Kesehatan
1.   Dalam memberikan asuhan kebidanan harus memperhatikan protap-protap yang ada dan efek samping yang akan terjadi.
2.   Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dengan mengikuti pelatihan imunisasi khususnya Polio 1 dan Hepatitis B.

5.2.2    Saran untuk Klien
1.   Ibu disarankan untuk tetap mengimunisasikan bayinya sampai berumur 11 tahun (kelas 1-6 SD) untuk mendapatkan imunisasi booster.
2.   Ibu disarankan untuk tetap memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan pada bayinya dengan datang ke Posyandu ataupun ke Puskesmas, dapat pula datang ke petugas kesehatan terdekat.


Previous
Next Post »

Translate