LASERASI
I.
DEFINISI
Laserasi (Rupture) perineum
Adalah robekan yang terjadi
pada perineum sewaktu dengan atau tanpa episotomi.
II.
EPIDEMIOLOGI
Kebanyakan
cedera dan robekan pada perineum, vagina dan uterus serta jaringan penyokong
terjadi sewaktu melahirkan dan penanganannya merupakan asuhan kebidanan.
Beberapa cedera jaringan penyokong baik cedera akut maupun non akut, baik telah
diperbaiki atau belum, dapat menjad masalah ginekologis dikemudian hari.
Jaringan
lunak jalan lahir dan struktur disekitarnya akan mengalami kerusakan pada
setiap persalinan. Kerusakan biasanya lebih nyata pada wanita nulipara, karena
jaringan pada nulipara lebih padat dan lebih resisten daripada wanita
multipara. Kulit perineum dan mukosa vagina dapat terlihat untuh, menutupi
banyak robekan kecil terjadi pada otot
dan fsra dibawahnya. Kerusakan pada penyokong panggul biasanya segera terlihat
dan diperbaiki setelah persalinan.
Setiap
wanita mempunyai kecederungan yang berbeda-beda untuk mengalami robekan,
maksudnya jaringan lunak pada sebagian wanita kurang mampu menahan regangan.
Hereditas juga merupakan faotr yang mempengaruhi. Contohnya, jaringan pada wanita
kulit, yang berambut kemerahan, tidak sekuat pada wanita berkulit gelap dalam
menahan regangan. Wanita yang jaringannya cenderungmengalami robekan biasanya
mengalami vases dan diastasis rektus abdominis, selain itu penyembuhan juga
kurang efisien pada wanita kelompok ini.
Penanganan
untuk perbaikan segera mempercepat penyembuhan dan mengurangi kerusakan lebih
lanjut, sert amengurangi kemungkinan terjadinya infeksi. Selama hari-hari awal
pasca partum, perawat dan pemberi jasa kesehatan dengan seksama memeriksa
perineum dan menilai loka dan gejala untuk menemukan adanya kerusakan yang
tidak diketahui sebelumnya.
III. ETIOLOGI
Laserasi
perineum merupakan penyebab utama perdarahan Postpartum. Robekan ini biasanya terjadi ketika wanita
melahirkan dengan posisi utotomi karena posisi ini menyebabkan peningkatan
tekanan pada perineum, laserasi perineum sering terjadisewaktu kepala janin
dilahirkan.
Luas
perineum aibat laserasi diklasifikasikan bedasarkan kedalaman menjadi 4
kategori, yaitu :
1. Derajat I
Robekan mencapai kulit dan
jaringan penunjang superfisial sampai ke otot, yaitu melibatkan mukosa vagina,
kulit perineum, dan fourchettte posterior sekitar 1 – 1 ½ cm.
2. Derajat II
Robekan mencapai otot-otot
pineum yaitu melibatkan mukosa vagina, kulit perineum, fourchette posterio,
otot perineum, sehingga robekan lebih dalam.
3. Derajat III
Robean mencakup keseluruhan
perineum hingga mencapai spingter ekterna rektum, yaitu melibatkan mukosa
vagina, kulit perineum, fourchette posterior, otot perineum, otot spinter ani
eksterna rektum.
4. Derajat IV
Robekan mencakup keseluruhan
perineum, spinter rektum, hingga mencapai dinding rektum anterior, yaitu
melibatkan mukosa vagina, kulit perineum, fourchtte posterior, otot
perineum,otot spinter ani eksterna rektum, hingga dinding mukosa rektum
anterior.
Laserasi
Vagina
Laserasi
vagina sering menyertai robekan perineum, robekan vagina cenderung mencapai
dinding lateral (suki) dan jika cukup dalam, dapat mencapai levator ani. Cedera
tembahan dapat terjadi pada bagian atas saluran vagina, dekat spina iskladika.
Robekan dinding vagina dapat timbul akibat rotasi forsep, penurunan kepala yang
cepat dan persalinan yang cepat.
Lokasi
robekan dan perdarahan yang cepat dan banyak membuat robekan ini sukar dilihat
dan diperbaiki.
Cedera
serviks
Cedera
serviks dapat terjadi bila serviks beretraksi melalui kepala janin yang keluar.
Laserasi serviks akibat persalinan terjdi pada sudut lateral ostium eksterna,
kebanyakan dangkal dan perdarahan minimal. Laserasi yang lebih luas dapat
mencapai dinding vagina atau melampaui dinding vagina dan menuju segmen bawah
uterus, perdarahan yang serius dapat terjadi. Laserasi juga dapat terjadi pada
usaha yang tergesa-gesa untuk memperluas pembukaan serviks secara artifisial
atau usaha melahirkan janin sebelum pembukaan lengkap.
Penyebab Laserasi Perineum
o
Partus
presipatus
o
Kepala
janin besr dan janin besar
o
Presentasi
defleksi (dahi, muka)
o
Primigravida
(para)
o
Letak sungsang dan after coming
head
o
Pimpinan persalinan yang salah
o
Pada
observasi operatif pervaginam, ekstraksi vakhum, ekstrasi force versi dan
ekstrasi sera embrotomi.
IV. PENGKAJIAN
o
Faktor
sosial, ekonomi, budaya
o
Riwayat
kebidanan
§ Riwayat menstruasi
§ Riwayat kehamilan lalu dan sekarang
§ Riwayat persalinan lalu
§ Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
§ Pola kegian sehari-hari
§ Ku ibu dan janin (TTV, inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi)
§ Masalah potensial yang mungkin terjadi
§ Keadaan yang dapat menjadi predisposisi
perdarahan seperti persalinan cepat, bayi yang besar, grande multipara,
persalinan dengan induksi yang mungkin terjadi pada persalin tahap keempat.
o
Kunjungan
prenatal
o
Pengkajian
pascapartum
V.
DIAGNOSA
Atonia uteri
Retensi urine
Nyer perineum
Infeksi perineum
VI. KRITERIA HASIL
v Memperbaiki robekan perineum denga dijahit
v Mencegah robekan perineum yang kaku
v Mencegah kerusakan jaringan peineum yang
lebih luas
v Mempertahanan ku ibu dan janin baik
v Meredakan rasa nyeri bila merasa nyeri
v Mencegah tekanan (mengedan) sehingga rptur
jahitan tidak terjadi.
v Membantu pengosongan kandung kemih dan
rektum.
VII. TUJUAN
Ø Perbaikan segera mempercepat penyembuhan
dan mengurangi.
Ø Kerusakan lebih lanjut, serta mengurangi
kemungkin terjadinya infeksi.
VIII. INTERVENSI
a. Lakukan pendekatan pada ibu untuk menjalin
informed consent.
b. Lakukan evaluasi cepat ku ibu.
c. Lakukan evaluasi untuk mengidentifikasi
lokasi laserasidan sumber perdarahan.
d. Lakukan eksplorasi untuk engidentifikasi
laserasi dan sumber perdarahan.
e. Lakukan ingasi pada tempat luka dan bubuhi
larutan antiseptik.
f. Lakukan penjahitan luka dari bagian yang
paling distal terhadap operator.
g. Lakukan pengosongan kandung kemih untuk
mencegah penekanan uterus.
h. Berikan kenaymanan untuk mengurangi rasa
nyeri.
i.
Pertahankan
keseimbangan cairan dan nutrisi untuk menambah dan masukkan sehingga energi
stamina.
j.
Mencegah
kebersihan kenyamanan.
k. Lakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi
uterus, TFU dan perdarahan yang dapat menyebabkan syok.
l.
Berikan
terapi pengobatan untuk cegah infeksi.
m. Lakukan rujukan untuk kasus berat.
IX. KOMPLIKASI
Syok hipovolemik
Infeksi berat.
ASUHAN KEBIDANAN
I.
PENGKAJIAN
Tanggal : 13 – 03 – 2007 Jam
: 21.00 wib
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny. ”H” Nama suami : Tn. ”S”
Umur : 35 tahun Umur : 31 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia Suku/bangsa : Jawa/
Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Patihan Alamat : Patihan
2. Status Perkawinan
Perkawinan ke : 1
Usia kawin : 29 tahun
Lama kawin : 6 tahun
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan nyeri pada
daerah kemaluannya karena laserasi.
4. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari
Banyaknya : ± 3 kotek sehari
Warnanya : Hari ke 1-3 warna merah, hari ke 4-5 kecoklatan,
ke-6 bercak kuning.
Bau : Khas (Anyir)
Keluhan : Tidak ada baik sebelum, selama maupun sesudah
menstruasi.
Fluor albus : Tidak ada.
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Lalu
Pernikahan
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
KB
|
||||||||||
Ke
|
Usia
|
Jns
|
Pnlng
|
Tmpt
|
Pnylt
|
BBL
|
Seks
|
H
|
M
|
Pnylt
|
ASI
|
||||
I
|
1
|
9 bln
9 bln
|
Sc
Spt
|
Dokter
Bidan
|
RS
BPS
|
Plasenta previa
-
|
3600
3800
|
P
L
|
9 th
-
|
-
1 th
|
-
-
|
√
√
|
Sntk
-
|
c. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan
kehamilan ketiga, haid terakhir 5-6-2007. ibu secara rutin periksa dibidan pada
TM I sebanyak 2x, TM II 3x, dan TM III 5x. Selama periksa ibu mendapat suntik
TT 1x saat uk 4 bl, tablet tambah darah, vitain dan kalsium. Ibu juga
mendapatkan penyuluhan perawatan payudara, tanda bahaya kehamilan.
d. Riwayat Persalinan
Ibu mengatakan persalinan ibu
pada tanggal 13 April 2007 pukul : 2015 wib. Spontan ditolong oleh bidan, jenis
kelamin laki-laki, BB 3600 gram, PB 49 cm, AS : 8-9, plasenta lahir 10 menit
setelah bayi lahir.
5. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan.
Ibu mengatakan tidak pernah
dan tidak sedang menderita penyakit sepertidarah tinggi, kencing manis,
jantung, asma dan penyakit kuning.
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan didalam
keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti darah tinggi, kencing manis,
jantung asma dan penyakit kuning serta tidak ada riwayat keturunan kembar.
6. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Pola Nutrisi
Selama hamil : Makan 3x
sehari porsi sedang dengan menu: nasi, sayur, lauk-pauk.
Minum
4-5 gelas sehari (air putih kadang teh)
Selama nifas : Makan 1x sehari porsi sedang dengan menu :
nasi, lauk pauk dan sayur.
Minum 1 gelas teh dan 1 gelas air putih.
b. Pola Istirahat dan Tidur
Selama hamil
Siang : ± 1,5 jam (jam 13.00 – 14.30 wib)
Malam : ± 7 jam (jam 21.30 – 04.30 wib).
Selama
nifas
Semala 2 jam post partum ibu belum bisa BAB dan BAK.
c. Pola Eliminasi
Selama hamil : BAB 1x sehari warna kuning, konsistei lembek,
tidak sakit.
BAK
6-7x/sehari warna kuning jernih, bau khas.
Selama nifas : Selama 2 jam post partum ibu belum bisa BAB dan
BAK.
d. Pola aktivitas
Selama hamil : Ibu bekerja.
Selama nifas : Ibu belum bisa beraktifitas.
e. Pola Kebersihan
Selama hamil : Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2x/hari, ganti
pakaian dalam dan luar 2x/hari, keramas 2 hari sekali.
Selama nifas : Ibu belum bisa mandi.
7. Data Psikososial
Hubungan ibu dengan suami dan
anggota keluarga baik ditandai dengan diantaranya ke RB hikmah dan mendampingi
ibu selama proses persalinan. Ibu sangat bahagia dengan kelahiran anaknya yang
ketiga karena ibu mengharapkan anak laki-laki
8. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan melakukan
selamatan 7 bulanan (tingkatan) serta ibu tidak pernah minum jamu.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik Umum
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB
selama hamil : 69 kg
TB : 149 cm
b. TTV
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu :
365°C
RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Kebersihan cukup, warna hitam, penyebaran
rambut merata.
Muka : Tidakada cloasma gravidarm, tidak tampak pucat.
Mata : Simetris, conjungtiva tidak pucat, palpebra
tidak oedem.
Telinga : Simetris, kebersihan cukup, tidak ada serumen.
Hidung : Simetris, kebersihan cukup, tidak ada
stomatitis, tidak ada polip, tidak ada PCH.
Mulut : Simterias, bibir lembab, tidak ada stomatitis,
gigi bersih, tidak ada caries.
Leher : Tidak tampak pembesaran kelenjar thyroid dan
kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada penarikan otot intercoste
yang berlebihan.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi
areola mammae.
Perut : Tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae
dan linea alba.
Genetalia : Terdapat laserasi ruptur, lochea rubra, bau
amis.
Anus : Kebersihan cukup, tidak ada hemoroid.
Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak odem, pergerakan bebas, tidak ada oedem.
Bawah : Simetris, tidak odem, tidak varises, pergerakan bebas, tidak ada
varises.
b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar limfe.
Payudara : Tidak benjolan abnormal, colostrum belum belum keluar.
Perut : TFU : 2 jari bawah pusat.
UC : baik,
konsistensi bulat keras
Kandung
kemih kosong
c. Auskultasi
Tidak terkaji
d. Perkusi
Perut : tidak kembung.
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA, MASALAH DAN KEBUTUHAN
Diagnosa : P30002
post partum dengan Antonia uteri.
Ds : - Ibu mengatakan telah melahirkan bayi
laki-laki tanggal 13-42007 jam 20.15 wib secara spontan ditolong Bidan
- Ibu juga
mengatkan nyeri pada daerah pada daerah kemaluannya setelah melhirkan.
Do : -
Ku ibu cukup
-
TTV :
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 365°C
RR : 20x/menit
-
TFU : 2 jari bawah pusat
-
UC : baik, konsistensi bulat
keras
-
Terdapat laserasi
-
Vagina : mengeluarkan darah
segar.
Kebutuhan
- Perawatan luka jahitan
- Personal hygiene
- Pemenuhan nutrisi
- Senam nifas
III.
ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadinya infeksi
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
Perawatan
luka jahitan.
-
Pemenuhan
personal hygiene.
V.
INTERVENSI
Tanggal: 13-05-2007 Pukul : 21.15
WIB
Dx : P30002 post partum dengan laserasi.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1x
30 menit diharapkan tidak ada komplikasi selama nifas.
Kriteria hasil
-
Involusi
uteri normal
-
Lochea
normal
-
Tidak
terjadi perdarahan
-
Tidak
terjadi komplikasi selama nifas.
Rencana Asuhan
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan
keluarga.
R/ Terjalin kerjasama dan hubungan slaing
percaya.
2. Lakukan pemantauan terhadap kontraksi
uterus dan involusi.
R/ Kontraksi uterus yang baik akan menjepit
pembuluh darah sehingga mengurangi perdarahan.
3. Lakukan penjahitan laserasi pada perineum.
R/ Untuk menghentikan perdarahan aktif.
4. Lakukan observasi TTV dan pemantauan
kontraksi.
R/ TTV merupakan salah satu indikator kesehatan
ibu yang peka terhadap sistem tubuh.
5. Lakukan pemantauan pada pengeluaran
pervaginam.
R/ Loche yang berubah sesuai dengan tahapannya
menandakan involusi benjolan dengan normal.
6. Anjurkan pada ibu agar istirahat yang
cukup.
R/ Terjadi relaksasi sehingga menghindari
keletihan.
7. Berikan terapi obat.
R/ Mempercepat proses penyembuhan.
VI.
IMPLEMENTASI
Tanggal : 13 – 03 – 2007 Jam
: 21.15 wib
Dx : P30002 post
partum dengan laserasi
1. Melakukan pendekatan ibu dan keluarga.
2. Melakukan pemantauan terhadap kontraksi
uterus dengan cara massase fundus uteru selama 15 detik untuk mencegah
perdarahan.
3. Memeriksa adanya laserasi pada perineum.
4. Melakukan penjahitan laserasi pada
perineum dengan langkah-langkah sebagai berikut :
o
Memberikan
anesteis lokal pada laserasi dengan lidorain 1% dan memastikan bahwa daerah
tersebut sudah dianestesi.
o
Membuat
jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi dibagian dalam vagina.
o
Menutup
o
Meneruskan
kearah bawah pada luka menggunakan jahitan jelujur mencapai bagian bawah
laserasi.
o
Setelah
mencapai ujung laserasi, arahkan jarum keatas dan teruskan penjahitan lalu
membuat simpul.
o
Menjahit
lapisan subkutikuler dengan jahitan satu-satu.
o
Ulangi
pemeriksaan vagina dengan lembut memastikan bahwa tidak ada kasa atau peralatan
yang tertinggal didalam.
5. Melakukan observasi TTV (TD: 120/80 mmHg,
S: 36,7°C, N: 78x/menit, RR: 20x/menit) dan pemantau
kontraksi baik konsistensi bulat keras.
6. Melakukan pemantauan perdarahan pervaginam
± 50 cc lochea rubra.
7. Menganjurkan ibu, istirahat yang cukup.
8. Memberikan terapi obat antibiotik, anal
gesik dan ruberansia dengan amoxilin, asam mefenamat dan vitamin B complex.
VII. EVALUASI
Tanggal : 13 – 03 – 2007 Pukul
: 21.20 WIB
Dx : P30002 post partum
dengan laserasi
S : Ibu
mengatakan mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas.
Ibu
mengatakan mengeluarkan darah seperti menstruasi.
O : Ibu
tampak mengerti tentang penjelasan dari petugas dan dapat mengulangi penjelasan
dan saran yang diberikan.
A : P30002
post partum dengan laserasi teratasi sebagian.
P :
- Anjurkan ibu untuk menjaga
perineum selalu bersih dan kering.
-
Anjurkan
untuk mengurangi penggunaan obat-obatan tradisional pada perineumnya.
-
Anjurkan
padaibu untuk mencuci perineumnya dnegan sabuh dan air mengalir tiga sampai
empat kali perhari.
-
Anjurkan
ibu untuk kontrol 1 minggu lagi.
ConversionConversion EmoticonEmoticon