Adaptasi
psikologis ibu masa nifas
Proses adaptasi psikologi sudah terjadi
selama kehamilan,
menjelang proses kelahiran maupun setelah persalinan.
Pada periode tersebut, kecemasan seorang wanita dapat bertambah.
Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelah persalinan.
Masa nifas merupakan masa yang rentan
dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu
memerlukan adaptasi. Tanggung jawab ibu mulai
bertambah.
- Fungsi menjadi orang tua
- Respon dan dukungan dari keluarga
- Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
- Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan
Fase ini merupakan periode ketergantungan,
yang berlangsung dari hari pertama sampai hari ke dua setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya
sendiri, sehingga cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan
yang dialami antara lain rasa mules, nyeri
pada luka jahitan,
kurang tidur, kelelahan. Hal yang perlu
diperhatikan pada fase ini adalah istirahat
cukup, komunikasi
yang baik dan asupan nutrisi.
- Kekecewaan
pada bayinya
- Ketidaknyamanan sebagai akibat perubahan fisik yang dialami
- Rasa
bersalah karena belum bisa menyusui bayinya
- Kritikan
suami atau keluarga tentang perawatan bayinya
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Ibu merasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu
lebih sensitif sehingga mudah tersinggung. Hal yang
perlu diperhatikan adalah komunikasi
yang baik, dukungan dan pemberian penyuluhan/pendidikan kesehatan
tentang perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan
antara lain: mengajarkan cara perawatan bayi,
cara menyusui yang benar, cara perawatan
luka jahitan,
senam nifas, pendidikan kesehatan gizi, istirahat, kebersihan diri dan lain-lain.
Fase ini merupakan fase menerima
tanggungjawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan
diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan
bayinya. Ibu merasa percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan istirahat masih diperlukan ibu untuk
menjaga kondisi fisiknya.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nihas
adalah sebagai berikut:
- Fisik.Istirahat, asupan gizi, lingkungan bersih
- Psikologi.Dukungan dari keluarga sangat diperlukan
- Sosial.Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa
kesepian
- Psikososial.
Referensi
Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas.
Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 87-96).
Irhami. 2010.Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas.zikra-myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh 19
Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa
Nifas. Jakarta:
Salemba Medika (hlm: 63-69).
Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).
The_wie. 2009. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Dalam
Masa Nifas.
the2w.blogspot.com/2009/10/proses-adaptasi-psikologis-ibu-dalam.html
Diunduh 19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
I. BOUNDING ATTACHMENT
PENGERTIAN
Bounding merupakan suatu langkah awal untuk
mengungkapkan perasaan afeksi ( kasih sayang ) oleh ibu kepada bayinya segera
setelah lahir.
Attachment merupakan interaksi antara ibu dan
bayi secara specifik sepanjang waktu.
( Saxton. N and Pelikan. 1996 )
Jadi Bounding Attachment adalah kontak awal
antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk memberikan kasih sayang yang
merupakan dasar interaksi antara keduanya scara terus menerus.
Dengan kasih sayang yang diberikan terhadap
bayinya maka akan terbentuk ikatan batin antara orang tua dan bayinya.
2. RESPON
ANTARA IBU DAN BAYI SEJAK KONTAK AWAL HINGGA TAHAP PERKEMBANGANNYA
1) Touch (
Sentuhan )
Ibu memulai dengan
sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ektremitas bayinya.
Dalam waktu singkat secara terbuka perabaan digunakan untuk membelai tubuh, dan
mungkin bayi akan di peluk di lengan ibu, gerakan dilanjutkan sebagai usapan
lembut untuk menenangkan bayi, bayi akan merapat pada payudara ibu, menggenggam
satu jari atau seuntai rambut dan terjadilah ikatan antara keduanya.
2) Eye to Eye
Contact ( Kontak Mata )
Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan
kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap
perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting
dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir dapat memusatkan perhatian
kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20 – 25 cm,
dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira – kira 4
bulan.
Dengan demikian perlu
diperhatikan dalam praktek kesehatan, adanya faktor – faktor yang dapat
menghambat proses tersebut, misalnya untuk pemberian salep/tetes mata pada bayi
dapat ditunda beberapa waktu sehingga tidak mengganggu adanya kontak mata ibu
dn bayi
3) Odor ( Bau
Badan )
Indra penciuman pada
bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam
nalurinya untuk mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan bahwa kegiatan
seorang bayi, detak jantung dan pola bernapasnya berubah setiap kali hadir bau
yang baru, tetapi bersama dengan semakin dikenalnya bau itu, si bayi pun
berhenti bereaksi. Pada akhir minggu pertama, seorang bayi dapat mengenali
ibunya dari bau tubuh dan air susu ibunya. Indra penciuman bayi akan sangat
kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI pada waktu tertentu.
4) Body Warm
( Kehangatan Tubuh )
Jika tidak ada komplikasi yang serius,
seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya di atas perut ibu, baik
setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong.
Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun si bayi
yaitu terjadinya kontak kulit yang membantu agar bayi tetap hangat.
5) Voice (
Suara )
Respon antara ibu dan
bayi berupa suara masing – masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama
bayinya. Dari tangisan tersebut, ibu menjadi tenang karena merasa bayinya baik
– baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak
mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara – suara dan membedakan nada dan
kekuatan sejak lahir, meskipun suara – suara itu terhalang selama beberapa hari
oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat pada telinga. Banyak penelitian
memperlihatkan bahwa bayi – bayi baru lahir bukan hanya mendengar secara pasif
melainkan mendengarkan dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih dapat
menyesuaikan diri dengan suara – suara tertentu daripada yang lain contoh suara
detak jantung ibu.
6) Entrainment
( Gaya Bahasa )
Bayi yang baru lahir menemukan perubahan
struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan bayi dalam bahasa
dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam berkomunikasi.
Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam
memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik
positif bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
7) Biorhythmicity
( Irama Kehidupan )
Janin dalam rahim dapat
dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut
jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya
sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh
kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi
.untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk
belajar.
3. TEHNIK
DAN INSTRUMEN PENGKAJIAN BOUNDING ATTACHMENT
Tehnik untuk mengkaji
interaksi orang tua dan bayi antara lain dengan anamnesa/interview, observasi,
dan mendengarkan.
Stainton (1981) telah
merancang suatu alat untuk menskor pengkajian terhadap interaksi orang
tua-bayi, untuk digunakan pada periode post partum. Alat ini berkaitan dengan
perubahan respon – respon ibu dan ayah dimulai dari pertama mereka kontak
setelah persalinan sampai dengan keseluruhan masa awal puerperium.
Hasil observasi berupa score dengan range
sebagai berikut :
- score 0-4
: kebutuhan support untuk proses bonding bersifat intensif.
- Score 5-7
: kebutuhan support untuk bonding bersifat ekstra
- Score 8-10
: kebutuhan support untuk bonding bersifat biasa – biasa saja.
Penskoran ini
didasarkan atas jumlah dan jenis perilaku afeksi yang ditunjukkan oleh ibu
selama berinteraksi dengan bayinya.
4. RESPON
AYAH DAN KELUARGA
Respon dari setiap ibu
dan ayah terhadap bayinya dan terhadap pengalamannya dalam proses kelahiran
adalah berbeda dipengaruhi oleh reaksi dan emosi setiap orang , dipengaruhi
juga oleh rasa nyeri dan kesedihan. bidan
5. SIBLING
RIVARI
Kehadiran anggota keluarga baru (bayi) dalam
keluarga dapat menimbulkan situasi krisis terutama pada saudara-saudaranya,
sehingga perlu dipersiapkan.
a. Pengertian Sibling Rivalry
- Kamus
kedokteran Dorland (Suherni, 2008): sibling
(anglo-saxon sib dan ling bentuk kecil) anak-anak dari orang tua yang
sama, seorang saudara laki-laki atu perempuan. Disebut juga sib. Rivalry keadaan
kompetisi atau antagonisme. Sibling
rivalry adalah kompetisi antara saudara kandung untuk
mendapatkan cinta kasih, afeksi dan perhatian dari satu kedua orang
tuanya, atau untuk mendapatkan pengakuan atau suatu yang lebih.
- Sibling
rivalry adalah kecemburuan, persaingan
dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara perempuan. Hal ini
terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih.
Sibling rivalry atau perselisihan yang terjadi pada anak-anak
tersebut adalah hal yang biasa bagi anak-anak usia antara 5-11 tahun. Bahkan
kurang dari 5 tahun pun sudah sangat mudah terjadi sibling rivalry itu. Istilah ahli psikologi
hubungan antar anak-anak seusia seperti itu bersifat ambivalent dengan love hate relationship.
b. Penyebab Sibling Rivalry
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
Banyak faktor yang menyebabkan sibling rivalry, antara lain:
1. Masing-masing
anak bersaing untuk menentukan pribadi mereka, sehingga ingin menunjukkan pada
saudara mereka.
2. Anak
merasa kurang mendapatkan perhatian, disiplin dan mau mendengarkan dari orang
tua mereka.
3. Anak-anak
merasa hubungan dengan orang tua mereka terancam oleh kedatangan anggota
keluarga baru/ bayi.
4. Tahap
perkembangan anak baik fisik maupun emosi yang dapat mempengaruhi proses
kedewasaan dan perhatian terhadap satu sama lain.
5. Anak
frustasi karena merasa lapar, bosan atau letih sehingga memulai pertengkaran.
6. Kemungkinan,
anak tidak tahu cara untuk mendapatkan perhatian atau memulai permainan dengan
saudara mereka.
7. Dinamika
keluarga dalam memainkan peran.
8. Pemikiran
orang tua tentang agresi dan pertengkaran anak yang berlebihan dalam keluarga
adalah normal.
9. Tidak
memiliki waktu untuk berbagi, berkumpul bersama dengan anggota keluarga.
10. Orang tua
mengalami stres dalam menjalani kehidupannya.
11. Anak-anak
mengalami stres dalam kehidupannya.
12. Cara orang
tua memperlakukan anak dan menangani konflik yang terjadi pada mereka.
c. Segi
Positif Sibling Rivalry
Meskipun sibling
rivalry mempunyai pengertian yang negatif tetapi ada segi
positifnya, antara lain:
1. Mendorong anak untuk mengatasi perbedaan
dengan mengembangkan beberapa keterampilan penting.
2. Cara cepat untuk berkompromi dan
bernegosiasi.
3. Mengontrol dorongan untuk bertindak agresif.
Oleh karena itu agar
segi positif tersebut dapat dicapai, maka orang tua harus menjadi fasilitator.
d. Mengatasi
Sibling Rivalry
Beberapa hal yang
perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
rivalry, sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:
- Tidak
membandingkan antara anak satu sama lain.
- Membiarkan
anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
- Menyukai bakat
dan keberhasilan anak-anak Anda.
- Membuat
anak-anak mampu bekerja sama daripada bersaing antara satu sama lain.
- Memberikan
perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik biasa terjadi.
- Mengajarkan
anak-anak Anda cara-cara positif untuk mendapatkan perhatian dari satu
sama lain.
- Bersikap adil
sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan anak. Sehingga adil
bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
- Merencanakan
kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua orang.
- Meyakinkan
setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan kebebasan mereka sendiri.
- Orang tua
tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda-tanda akan kekerasan
fisik.
- Orang tua
harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak-anak, bukan untuk
anak-anak.
- Orang tua
dalam memisahkan anak-anak dari konflik tidak menyalahkan satu sama lain.
- Jangan memberi
tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
- Kesabaran dan
keuletan serta contoh-contoh yang baik dari perilaku orang tua sehari-hari
adalah cara pendidikan anak-anak untuk menghindari sibling rivalry
yang paling bagus.
e. Adaptasi Kakak Sesuai Tahapan Perkembangan
Respon kanak-kanak
atas kelahiran seorang bayi laki-laki atau perempuan bergantung kepada umur dan
tingkat perkembangan. Biasanya anak-anak kurang sadar akan adanya kehadiran
anggota baru, sehingga menimbulkan persaingan dan perasaan takut kehilangan
kasih sayang orang tua. Tingkah laku negatif dapat muncul dan merupakan
petunjuk derajat stres pada anak-anak ini.
Tingkah laku ini
antara lain berupa:
- Masalah tidur.
- Peningkatan
upaya menarik perhatian orang tua maupun anggota keluarga lain.
- Kembali ke
pola tingkah laku kekanak-kanakan seperti: ngompol dan menghisap jempol.
f. Batita
(Bawah Tiga Tahun)
Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2 tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
Pada tahapan perkembangan ini, yang termasuk batita (bawah tiga tahun) ini adalah usia 1-2 tahun. Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini antara lain:
- Merubah pola tidur bersama dengan
anak-anak pada beberapa minggu sebelum kelahiran.
- Mempersiapkan keluarga dan
kawan-kawan anak batitanya dengan menanyakan perasaannya terhadap
kehadiran anggota baru.
- Mengajarkan pada orang tua untuk
menerima perasaan yang ditunjukkan oleh anaknya.
- Memperkuat kasih sayang terhadap
anaknnya.
g. Anak yang Lebih Tua
Tahap perkembangan
pada anak yang lebih tua, dikategorikan pada umur 3-12 tahun. Pada anak seusia
ini jauh lebih sadar akan perubahan-perubahan tubuh ibunya dan mungkin
menyadari akan kelahiran bayi. Anak akan memberikan perhatian terhadap perkembangan
adiknya. Terdapat pula, kelas-kelas yang mempersiapkan mereka sebagai kakak
sehingga dapat mengasuh adiknya.
h. Remaja
Respon para remaja
juga bergantung kepada tingkat perkembangan mereka. Ada remaja yang merasa
senang dengan kehadiran angggota baru, tetapi ada juga yang larut dalam
perkembangan mereka sendiri. Adaptasi yang ditunjukkan para remaja yang
menghadapi kehadiran anggota baru dalam keluarganya, misalnya:
1. Berkurangnya
ikatan kepada orang tua.
2. Remaja
menghadapi perkembangan seks mereka sendiri.
3. Ketidakpedulian
terhadap kehamilan kecuali bila mengganggu kegiatan mereka sendiri.
4. Keterlibatan
dan ingin membantu dengan persiapan untuk bayi.
i. Peran Bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara
lain:
1. Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara
ibu dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2. Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga
untuk memberikan respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun
ucapan dan tindakan.
I. Sumber Pustaka
- Varney, H.
1997. Varney Midwifery third edition. Jones and Bartlett
Publish’er. Hal 628-631
- Bennet.V.R.
and Linda K.B. 1996. Myles Textbook for Midwives. Churchill
Livingstone. UK London. Hal 497-499
- Sulcliffe.J.
2002. Baby Bounding. Taramedia & Restu Agung. Jakarta.
- Ambarwati,
2008. Asuhan
Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm: 71-72).
- Bahiyatun.
2009. Buku Ajar
Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC. (hlm: 56- 57).
- Desty, dkk.
2009. Respon Orang
Tua Terhadap Bayi Baru Lahir. Akademi Kebidanan Mamba’ul ‘Ulum
Surakarta.
- Kyla, B. 2009.
Sibling Rivalry.
Diunduh 29 Januari 2009, 06: 49 PM.
med.umich.edu/yourchild/topics/sibriv.htm
- Suherni, 2007.
Perawatan Masa Nifas.
Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 67-76).
ConversionConversion EmoticonEmoticon