LAPORAN PENDAHULUAN
I.
Pengertian
TB paru adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh hasil mikrobakterium tuberculose tipe humanus (M. Amin,
1993). TB paru merupakan penyakit infeksi pernapasan bagian bawah,
mikrobakterium tuberculose tipe humanus atau bolinus adalah tipe yang paling
dominan dalam menimbulkan penyakit pada manusia. Basil tersebut berbentuk
batang, sifat aerob, mudah mati pada air mendidih (5 menit pada suhu 80 derajat
celcius dan 20 menit pada suhu 60 derajat celcius), mudah mati dengan sinar
matahari, tahap hidup berbulan-bulan pada suhu kamar yang lembab.
II.
Etiologi
Kuman TB dalam bentuk droplet
nuclei yang merupakan partikel 1-10 mikron yang mengandung kuman-kuman TB.
Droplet nuclei dikeluarkan oleh penderita TB dengan cara batuk-batuk, bicara,
kemudian tersebar di udara. Oleh karena itu penyakit ini merupakan airbone
infection. Infeksi terjadi apabila droplet nuclei tersebut terhisap masuk ke
jaringan paru, setelah mengalami berbagai hambatan sepanjang saluran napas
bagian atas dan bawah. Implentasi kuman terjadi pada respiratong bronchial atau
alveoli. Selanjutnya akan berkembang sebagai berikut :
1. Faktor primer komplek primer sembuh pada bagian besar atau
menular tuberkulosis primer.
2. Dari kompleks primer
yang sembuh terjadi reaktivasi kuman yang tadinya dormant pada fokus primer,
reinfeksi endogen TB pasen
primer.
III.
Patofisiologi
|
|
|
|
|
||||||||
|
|
|
|
|
IV.
Gejala Klinis
1.
Gejala Sistemik.
*
Malaise, anorexia, BB menurun,
keringat malam.
*
Acut : demam tinggi,seprti flu,
menggil.
*
Milier : demam acut, sesak
napas, sianosis.
2.
Gejala Respiratorik.
*
Batuk-batuk lama lebih dari 3
minggu.
*
Dahak yang mukdid sampai
mukopurulen.
*
Nyeri dada, sampai batuk darah.
*
Sesak nafas (bila ada
tanda-tanda penyebaran ke rongga lain).
V.
Pemeriksaan Penunjang.
1.
Laboratorium
*
LED meningkat, HB sedikit
menurun, lekosit normal atau sedikit meningkat.
*
Pemeriksaan bakteri tahan asam
(BTA) dengan cara 2n atau flouroscens.
*
Cairan phura bila diduga ada komplikasi efusi phura.
*
Uji tuberkulin untuk
menunjukkan renksi ilmunitas seluler yang timbul setelah 4-6 minggu pertama
dengan cara:
-
Mantoux tes (Robert Koch)
dengan cara OT (Old Tuberculin).
-
PPD (f. sibert) puried protein
derivative of tuberculin.
2.
Gambaran radiologi
Menunjukkan adanya kelainan diparu, luas, lokalisasi dan
makamnya.
VI.
Penatalaksanan
1.
Agen anti infeksi seperti INH,
Rifampisin, Dirazinaunid dan streptomisin.
2.
Diet tinggi kalori dan tinggi
protein.
3.
Isolasi pernapasan sesuai
dengan kebutuhan.
4.
Penyuluhan kesehatan,penting
untuk tindak lanjut keluarga dan kontak dengan px.
VII.
Komplikasi
1.
Hemokisis Berat (pendarahan
dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok
hipovolenik atau tersumbatnya jalan nafas.
2.
Kolaps dari lobus akibat
retriksi bronkia.
3.
Bronchiectasis dan fibrosis
pada paru.
4.
Pneumokoraks spontan (kolaps
spontan karena kerudakan jaringan paru).
5.
Penyebaran infeksi ke organ
lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya.
VIII.
Proses Keperawatan
Askep Tuberkolosis
I.
Pengkajian
1.
Identitas : nama, umur, jenis
kelamin, agama ..... Dst.
2.
Keluhan utama : batuk lebih
dari 3 minggu.
3.
Riwayat penyakit dahulu :
hipertensi, dm........dst.
4.
Riwayat kesehatan keluarga :
apakah ada yang menderita penyakit TB.......dst.
5.
Riwayat psiko-sosial-spititual.
6.
Pola kegiatan sehari-hari.
7.
Pemeriksaan : keadaan umum,
fisik dan penunjang.
II.
Dx Keperawatan
1.
Ketidak efektifan kebersihan
jalan nafas b/d sekresi mukus yang kental.
2.
Gangguan pertukaran gas b/d
edema bronhkial dan kerusakan membran alvelor kapiler.
3.
Resiko terjadi penyebaran
infeksi b/d kurangnya pengetahuan tentang paparan patogen, rendahnya pertahanan
tubuh.
4.
Gangguan pemenuhan nutrisi yang
kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelelahan, amoreksia.
III.
Intervensi Keperawatan
1.
Ketidak efektifnya jalan napas
bidang sekresi mukus yang kental
Tujuan
K H
|
: :
|
Jalan napas efektif / paten
Pengeluaran sekresi tanpa bantuan, nenunjukkan jalan napas
bersih
|
Intervensi
:
a)
Pantau fungsi respirasi : suara
napas, frekuensi, ke dalam dan ***, penggunaan alat bantu napas, kemampuan
untuk pengeluaran mukus dan batuk efektif.
Rasional
: ........... yang berlebihan dapat mengganggu oksigenasi organ vital dan
jaringa
b)
Berikan posisi semi foluler
......., bantu klien untuk batuk dan .... nafas dalam
Rasional
: posisis membantu memaksimalkan oksigenasi paru dan menurunkan upaya
pernapasan.
c)
................. dari mulut
dan trakea, kalau perlu lakukan penghisapan.
Rasional
:
d)
Pertahankan masuknya cairan
sedikitnya 2500 ml/ hari sesekali ada kontra indikasi
e)
Kolaborasi : Beri obat-obatan
sesuai indeksi, ...........,
bronkodilator
2.
Gangguan pembakaran gas bidang
edma bronkhial dan ***** membran alvlolar kapiler
Tujuan : tidak terjadi kerusakan gas
b/d sekresi mukus yang kental, edema bronkhial
KH : adanya perbaikan vertilasi dan
oksigenasi yang adekuat
Intervensi :
a)
Kasi adanya perubahan dalam
fungsi pernapasan
Rasional : untuk mengatahui (diagnosa penyakit secara
dini).
b)
Instruksikan klien untuk
menggunakan teknik penafasan diafragma, relaksasi, nafas dalam bentuk batuk.
Rasional : teknik benafas dapat mengurangi stagsiasi
ekshalasi, udara yang tidak mengalir dan bermanfaat pada saat dyspheu.
c)
Bantu klien menjaga posisi
semi/tinggi fowler.
Rasional : posisi membantu ekspansi paru secara maksimal
dan menurunkan upaya pernafasan.
d)
Tingkatkan lirah baring/batasi
aktivitas dan bantu perawatan diri sesuai dengan keperluan.
Rasional : menurunkan konsumsi, kebutuhan oksigen selama
periode pernafasan dapat menurunkan beratnya gejala.
e)
Kolaborasi pemberian oksigen
yang sesuai kebutuhan.
Rasional : memperbaiki hipoxemia dan menambah supplan
oksigen dalam tubuh.
3.
Resiko terjadinya penyebaran
infeksi b/d kurangnya pengetahuan tentang paparan pathogen, rendahnya
pertahanan tubuh.
7-an : dapat melakukan pencegahan terhadap penyebaran
infeksi dan menunjukkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
KH : menyatakan pemahaman dalam proses penyakit dan
kebutuhan pengobatan, melakukan perubahan pola hidup untuk memperbaiki
kesehatan
Intervensi :
a)
Jelaskan pada klien tentang
penyebaran infeksi, dooplet selam batuk, bersin, berbicara dan tertawa.
Rsional : pemahaman tentang transmisi penyakit akan
membantu klien untuk mencegah penyebaran infeksi kepada orang lain.
b)
Instruksikan klien batuk dan
meludah dengan benar (tampung dalam sputum pot dan beri desinfektan).
Rasional : reaksi febris adalah indikator berlanjut
infeksi.
c)
Monitor temperatur sesuai
dengan indikasi.
Rasional : reaksi febris adalah indikator berlanjut
infeksi.
d)
Jelaskan pada klien agar tidak
menghentikan pengobatan.
Rasional : sebagai obat pilihan untuk TB (obat primer)
e)
Kolaborasi pemberian
obat-obatan (INH, ethambutol, rifampisin).
Rasional : ............
4.
Gangguan penebuhab nutrisi yang
kurang dari kebutuhan b/d kelelahan, anoreksia.
7-an : kebutuhan
nutrisi terpenuhi.
Kh :
peningkatan napsu makin dan berat badan, porsi makan habis, turgor kulit
normal.
Intervensi :
a)
Kaji status nutrisi .
Rasional : berguna untuk menentukan derajat masalah
ilmu.
b)
Perhatikan ada keluhan
anbieksia, mual dan muntah.
Rasional : untuk mengidentifikasi pemilihan nutris yang
sesuai.
c)
Berikan diet sesuai / selera
klien dengan gizi tinggi karbohidrat dan tinggi protein (TKTP).
Rasional TKTP akan mempercepat penyembuhan penyakit.
d)
Anjurkan makan sedikit dan
sering dengan kalori tinggi.
Rasional : dapat meninggikan masukan nutrisi.
e)
Kolaborasi dengan ahli diet
untuk menentukan komposisi diet.
Rasional : memberi bantuan dalam perencanaan diet dengan
nutrisi yang adekuat untuk kebutuhan metabolik dan diet.
5.
Petisie pengetahuan berhubungan
dengan proses penyakit, keterbatasan liognitif.
7-an : klien memperlihatkan kemampuan pemahaman yang
adekuat tentang penyakit dan pengobatannya.
KH :
-
Menjelaskan secara sederhana
penyebab penyakit, pencegahan dan penularannya.
-
Menjelaskan tanda dan gejala
penyakit.
-
Menjelaskan pengobatan /
perawatan yang adekuat.
Intervensi :
a)
Kaji kemampuan belajar, tingkat
kecemasan, partisipasi.
Rasionl : pembayaran tergantung pada status emosional
dan kesiapan fisik.
b)
Identifikasi gejala yang harus
dilaporkan kepada dokter / perawat misalnya hemopkisis, nyeri dada.
Rasional : identifikasi perkembangan penyakit, efek
samping obat serta untuk evaluasi selanjutnya.
c)
Jelaskan tentang pentingnya
diet tinggi karbohidrat dan tinggi protein dan pemasukan yang adekuat.
Rasional : memenuhi kebutuhan metabolik dan meningkatkan
penyembuhan, cairan yang dapat mengencerkan sekret.
d)
Jelaskan dosis obat, frekuensi
pemberian dan alasan pengobatan yang lain.
Rasional : meningkatkan kerja sama dalam program
pengobatan dan mencegah penghentian obat sesuai perbaikan kondisi klien.
e)
Kaji bagaimana TB paru di
...............dan bahaya ......
Rasional : pengetahun dapat menurunkan resiko penularan
dan ...........
ConversionConversion EmoticonEmoticon