BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam
era Modernisasi kemajuan dibidang
tekhnologi trasnportasi dan semakin
berkembangnya mobilitas manusia
berkendaraan di jalan raya, menyebabkan kecelakaan yang terjadi semakin meningkat serta angka kematian
semakin tinggi. Salah satu kematian akibat kecelakaan adalah diakibatkan trauma
abdomen. Kecelakaan laulintas merupakan penyebab kematian 75 % trauma tumpul
abdomen, sedangkan penyebab lainnya adalah penganiayaan, kecelakaan olahraga dan
terjatuh dari tempat ketinggian, sedangkan akibat dari penganiayaan ini disebabkan oleh karena senjata tajam dan
peluru. Oleh karena hal tersebut diatas akan mengakibatkan kerusakan dan
menimbulkan robekan dari organ – organ dalam rongga abdomen atau mengakibatkan
penumpukan darah dalam rongga abdomen yang berakibat kematian. Di Rumah Sakit
Dr. Soetomo Surabaya khususnya di Instalasi Rawat Darurat (IRD) data kejadian trauma abdomen masih
cukup tinggi yaitu pada tahun 1998 berjumlah 156 orang, sedangkan pada tahun
1999 sebanyak 106 orang korban (Temu
Ilmiah Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 2000). Dalam kasus ini “ Waktu adalah
nyawa ” dimana dibutuhkan suatu
penanganan yang professional yaitu cepat, tepat, cermat dan akurat, baik di tempat kejadian ( pre hospital ), transportasi sampai
tindakan definitif di rumah sakit.
Tindakan definitif dengan jalan pembedahan sangatlah
penting dilakukan, oleh karena itu dibutuhkan kerja sama antara pasien,
keluarga pihak dokter maupun perawat
sebagai mitra kerja ataupun merupakan Team Work dalam melaksanakan tindakan
pembedahan sekaligus memberikan Asuhan Keperawatan. Perawat merupakan ujung tombak dan berperan
aktif dalam memberikan pelayanan membantu klien
mengatasi permasalahan yang dirasakan baik dari aspek psikologis maupun
aspek fisiologi secara komprehensif. Mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengertian klien maupun keluarga tentang
penyakit atau sebab dan akibat dari
trauma dan alasan tindakan therapy
pembedahan yang dilakukan, oleh karena
itu sangatlah diperlukan informasi yang adequat. Dengan demikian klien dan
keluarga akan kooperatif dan tingkat kecemasan berkurang. Berdasarkan alasan
yang dikemukakan diatas, maka penulis
tertarik untuk mengambil judul “
Asuhan Keperawatan Klien Tn. T. S dengan masalah keperawatan pre operatif
trauma tumpul abdomen di ruang surgical Rumah Sakit Surabaya International.”
B.
PEMBATASAN DAN PERUMUSAN
MASALAH.
Asuhan
Keperawatan pre operatif pada trauma abdomen dapat digolongkan atas trauma
tajam / trauma tembus (penetrating injury) dan trauma tumpul (blun injury).
Oleh Karena itu penulis :
1.
Membatasi masalah Asuhan
Keperawatan pada Tn. T. S dengan masalah Keperawatan pre operatif trauma tumpul
abdomen di ruang Surgical Rumah Sakit Surabaya International.
2.
Merumuskan masalah :
a.
Bagaimana gambaran Asuhan
Keperawatan pada Tn. T. S dengan masalah Keperawatan pre operatif trauma tumpul
abdomen di ruang Surgical Rumah Sakit Surabaya International ?
b.
Kesenjangan apa yang terjadi
dalam memberikan Asuhan Keperawatan terhadap Tn. T. S dengan masalah Keperawatan pre operatif
trauma tumpul abdomen di ruang Surgical Rumah Sakit Surabaya International ?
c.
Bagaimana alternatif
penyelesaian masalah dari kesenjangan yang ada ?
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan
umum :
a.
Memperoleh gambaran Asuhan Keperawatan
pada kasus pre operatif trauma tumpul abdomen dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan.
b.
Mampu memberikan Asuhan
Keperawatan dengan masalah pre operatif trauma tumpul abdomen dan dapat
mengidentifikasikan masalah – masalah yang timbul atau dapat timbul.
2.
Tujuan khusus
a.
Penulis mampu melakukan
pengkajian pada klien dengan masalah
keperawatan pre operatif trauma tumpul abdomen.
b.
Penulis mampu merumuskan
diagnosa keperawatan.
c.
Penulis mampu merencanakan
tindakan keperawatan secara cepat, tepat, cermat dan akurat.
d.
Penulis mampu melaksanakan
Asuhan Keperawatan sesuai dengan rencana tindakan.
e.
Penulis mampu mengevaluasi
hasil dari Asuhan Keperawatan.
f.
Penulis mampu menentukan
alternatif penyelesaian masalah-masalah yang ditemukan.
D. METODE PENULISAN
Metode yang dipakai dalam penyusunan karya tulis ini
adalah :
1.
Metode deskriptif dengan menggunakan studi melalui pendekatan
proses keperawatan dengan langkah-langkah pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.Tehnik pengumpulan data dengan cara
wawancara, observasi meliputi aspek bio-psiko-sosial-spiritual dan mempelajari
dokumen klien.
2. Sumber data :
a.
Data primer yang diperoleh
langsung dari klien.
b.
Data sekunder yang diperoleh
dari keluarga, tenaga kesehatan, dokumen medis dan hasil pemeriksaan penunjang
lainnya.
3.
Studi kepustakaan yaitu
mempelajari Dokumentasi Keperawatan yang berhubungan dengan judul karya tulis
dan masalah yang dibahas.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Secara garis besar karya tulis ini terdiri dari BAB I sampai dengan
BAB V.
Þ
BAB I Pendahuluan terdiri
dari latar belakang masalah, pembatasan
dan perumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Þ
BAB II Tinjauan Pustaka terdiri
dari pengertian, etiologi/penyebab, anatomi fisiologi,
pathofisiologi, dampak masalah dan Asuhan Keperawatan (pengkajian, diagnosis,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi) secara teori.
Þ
BAB III Tinjauan kasus terdiri
dari gambaran lokasi tinjauan kasus, pengkajian, analisa data, diagnosis,
perencanaan dan evaluasi dari kasus nyata yang ditemukan diruangan.
Þ
BAB IV Pembahasan
Þ
BAB V Kesimpulan dan Saran.
Þ
Daftar Pustaka.
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Trauma tumpul abdomen adalah
pukulan / benturan langsung pada rongga abdomen yang mengakibatkan cidera
tekanan/tindasan pada isi rongga abdomen, terutama organ padat (hati, pancreas,
ginjal, limpa) atau berongga (lambung, usus halus, usus besar, pembuluh –
pembuluh darah abdominal) dan mengakibatkan ruptur abdomen. (Temuh Ilmiah
Perawat Bedah Indonesia, 13 Juli 200)
B.
ETIOLOGI / FAKTOR PENYEBAB
Kecelakaan lalu lintas,
penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari ketinggian.
C.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Abdomen ialah rongga terbesar
dalam tubuh. Bentuk lonjong dan meluas dari atas diafragma sampai pelvis
dibawah. Rongga abdomen dilukiskan
menjadi dua bagian – abdomen yang sebenarnya, yaitu rongga sebelah atas dan
yang lebih besar, dan pelvis yaitu rongga sebelah bawah dab kecil.
Batasan – batasan abdomen. Di
atas, diafragma, Di bawah, pintu masuk
panggul dari panggul besar. Di depan dan kedua sisi, otot – otot abdominal,
tulang –tulang illiaka dan iga – iga sebelah bawah. Di belakang, tulang
punggung, dan otot psoas dan quadratrus lumborum.
Isi Abdomen. Sebagaian besar dari
saluran pencernaan, yaitu lambung, usus halus, dan usus besar. Hati menempati
bagian atas, terletak di bawah diafragma, dan menutupi lambung dan bagian
pertama usus halus. Kandung empedu terletak dibawah hati. Pankreas terletak
dibelakang lambung, dan limpa terletak dibagian ujung pancreas. Ginjal dan
kelenjar suprarenal berada diatas dinding posterior abdomen. Ureter berjalan
melalui abdomen dari ginjal. Aorta abdominalis, vena kava inferior,
reseptakulum khili dan sebagaian dari saluran torasika terletak didalam
abdomen.
Pembuluh limfe dan kelenjar limfe,
urat saraf, peritoneum dan lemak juga dijumpai dalam rongga ini.
D.
PATHOFISIOLOGI
Bila suatu kekuatan eksternal
dibenturkan pada tubuh manusia (akibat kecelakaan lalulintas, penganiayaan,
kecelakaan olah raga dan terjatuh dari ketinggian), maka beratnya trauma
merupakan hasil dari interaksi antara faktor – faktor fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh.
Berat trauma yang terjadi berhubungan
dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh. Pada
tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh yang akan menimbulkan
disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma
juga tergantung pada elastitisitas dan viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas
adalah kemampuan jaringan untuk kembali pada keadaan yang sebelumnya.
Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk menjaga bentuk aslinya walaupun ada
benturan. Toleransi tubuh menahan benturan tergantung pada kedua keadaan
tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung kepada seberapa jauh gaya
yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan. Komponen lain yang harus
dipertimbangkan dalam beratnya trauma
adalah posisi tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat
terjadi cidera organ intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :
§ Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh
gaya tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya
tidak benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ
berongga.
§ Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior
dan vertebrae atau struktur tulang dinding thoraks.
§ Terjadi gaya akselerasi – deselerasi secara mendadak dapat
menyebabkan gaya robek pada organ dan pedikel vaskuler.
E.
DAMPAK MASALAH TERHADAP KLIEN
Setiap musibah yang dihadapi
seseorang akan selalu menimbulkan dampak masalah baik bio - psiko-
social-spiritual yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perubahan pola
kehidupan. Dampak dari pre operasi :
a.
Dampak pada fisik :
q
Pola Pernapasan :
Keadaan
ventilasi pernapasan terganggu jika terdapat gangguan / instabilitasi
cardiovaskuler, respirasi dan kelainan – kelainan neurologis akibat multiple
trauma.
Penyebab
yang lain adalah perdarahan didalam
rongga abdominal yang menyebabkan distended sehingga menekan diafragma yang
akan mempengaruhi ekspansi rongga thoraks.
q
Pada sirkulasi
Perdarahan
dalam rongga abdomen karena cidera dari oragan – organ abdominal yang padat
maupun berongga atau terputusnya pembuluh darah, sehingga tubuh kehilangan
darah dalam waktu singkat yang mengakibatkan shock hipovolemik dimana sisa
darah tidak cukup mengisi rongga pembuluh darah.
q
Perubahan perfusi jaringan
Penurunan
perfusi jaringan disebabkan karena suplai darah yang dipompakan jantung ke
seluruh tubuh berkurang / tidak mencukupi kesesuaian kebutuhan akibat dari
shock hipovolemic.
q
Penurunan Volume cairan tubuh.
Perdarahan
akut akan mempengaruhi keseimbangan cairan di dalam tubuh, dimana cairan intra
celluler (ICF), Extracelluler (ECF) diantaranya adalah cairan yang berada di
dalam pembuluh darah (IV) dan cairan yang berada di dalam jaringan di antara
sel - sel (ISF) akan mengalami defisit atau hipovolemia.
q
Kerusakan Integritas kulit.
Trauma
benda tumpul dan tajam akan menimbulkan kerusakan dan terputusnya jaringan kulit atau yang dibagian dalamnya diantaranya pembuluh darah, persyarafan dan
otot didaerah trauma.
b.
Dampak Psikologis :
Perasaan
cemas dan takut akan menyelimuti diri pasien, hal ini disebabkan karena musibah
yang dialaminya dan kurangnya informasi tentang tindakan pengobatan dengan
jalan pembedahan / operasi.
c.
Dampak Sosial :
Mengingat
dana yang dibutuhkan untuk tindakan pembedahan tidak sedikit dan harga obat –
obatan yang cukup tinggi, hal ini akan mempengaruhi kondisi ekonomi dan
membutuhkan waktu yang amat segera (sempit)
F.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.
Pengkajian
Dalam pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan prinsip – prinsip
Penanggulangan Penderita Gawat Darurat yang mempunyai skala prioritas A
(Airway), B (Breathing), C (Circulation). Hal ini dikarenakan trauma abdomen
harus dianggap sebagai dari multi trauma dan dalam pengkajiannya tidak terpaku
pada abdomennya saja.
1.1
Anamnesa
1.1.1
Biodata
1.1.2
Keluhan Utama
-
Keluhan yang dirasakan sakit.
-
Hal spesifik dengan penyebab
dari traumanya.
1.1.3
Riwayat penyakit sekarang
(Trauma)
-
Penyebab dari traumanya dikarenakan benda tumpul atau peluru.
-
Kalau penyebabnya jatuh,
ketinggiannya berapa dan bagaimana posisinya saat jatuh.
-
Kapan kejadianya dan jam berapa
kejadiannya.
-
Berapa berat keluhan yang dirasakan
bila nyeri, bagaimana sifatnya pada quadran mana yang dirasakan paling nyeri
atau sakit sekali.
1.1.4
Riwayat Penyakit yang lalu
-
Kemungkinan pasien
sebelumnya pernah menderita gangguan
jiwa.
-
Apakah pasien menderita
penyakit asthma atau diabetesmellitus dan gangguan faal hemostasis.
1.1.5
Riwayat psikososial spiritual
-
Persepsi pasien terhadap
musibah yang dialami.
-
Apakah musibah tersebut
mengganggu emosi dan mental.
-
Adakah kemungkinan percobaan
bunuh diri (tentamen-suicide).
1.2
Pemeriksaan Fisik
1.2.1
Sistim Pernapasan
-
Pada inspeksi bagian
frekwensinya, iramanya dan adakah jejas pada dada serta jalan napasnya.
-
Pada palpasi simetris tidaknya
dada saat paru ekspansi dan pernapasan tertinggal.
-
Pada perkusi adalah suara
hipersonor dan pekak.
-
Pada auskultasi adakah suara
abnormal, wheezing dan ronchi.
1.2.2
Sistim cardivaskuler (B2 = blead)
-
Pada inspeksi adakah perdarahan
aktif atau pasif yang keluar dari daerah abdominal dan adakah anemis.
-
Pada palpasi bagaimana mengenai
kulit, suhu daerah akral dan bagaimana suara detak jantung menjauh atau menurun
dan adakah denyut jantung paradoks.
1.2.3
Sistim Neurologis (B3 = Brain)
-
Pada inspeksi adakah gelisah
atau tidak gelisah dan adakah jejas di kepala.
-
Pada palpasi adakah kelumpuhan
atau lateralisasi pada anggota gerak
-
Bagaimana tingkat kesadaran
yang dialami dengan menggunakan Glasgow Coma Scale (GCS)
1.2.4
Sistim Gatrointestinal (B4 = bowel)
-
Pada inspeksi :
¨
Adakah jejas dan luka atau
adanya organ yang luar.
¨
Adakah distensi abdomen
kemungkinan adanya perdarahan dalam cavum abdomen.
¨
Adakah pernapasan perut yang
tertinggal atau tidak.
¨
Apakah kalau batuk terdapat
nyeri dan pada quadran berapa, kemungkinan adanya abdomen iritasi.
-
Pada palpasi :
·
Adakah spasme / defance
mascular dan abdomen.
·
Adakah nyeri tekan dan pada
quadran berapa.
·
Kalau ada vulnus sebatas mana kedalamannya.
-
Pada perkusi :
§ Adakah nyeri ketok dan pada quadran mana.
§ Kemungkinan – kemungkinan adanya cairan / udara bebas dalam cavum
abdomen.
-
Pada Auskultasi :
§ Kemungkinan adanya peningkatan atau penurunan dari bising usus atau
menghilang.
-
Pada rectal toucher :
§ Kemungkinan adanya darah / lendir pada sarung tangan.
§ Adanya ketegangan tonus otot / lesi pada otot rectum.
1.2.5
Sistim Urologi ( B5 = bladder)
-
Pada inspeksi adakah jejas pada
daerah rongga pelvis dan adakah distensi pada daerah vesica urinaria serta
bagaimana produksi urine dan warnanya.
-
Pada palpasi adakah nyeri tekan
daerah vesica urinaria dan adanya distensi.
-
Pada perkusi adakah nyeri ketok
pada daerah vesica urinaria.
1.2.6
Sistim Tulang dan Otot ( B6 = Bone )
¨
Pada inspeksi adakah jejas dan
kelaian bentuk extremitas terutama daerah pelvis.
¨
Pada palpasi adakah
ketidakstabilan pada tulang pinggul atau pelvis.
1.3
Pemeriksaan Penunjang :
1.3.1
Radiologi :
-
Foto BOF (Buick Oversic Foto)
-
Bila perlu thoraks foto.
-
USG (Ultrasonografi)
1.3.2
Laboratorium :
-
Darah lengkap dan sample darah
(untuk transfusi)
Disini
terpenting Hb serial ½ jam sekali sebanyak 3 kali.
-
Urine lengkap (terutama ery
dalam urine)
1.3.3
Elektro Kardiogram
-
Pemeriksaan ini dilakukan pada
pasien usia lebih 40 tahun.
2.
Diagnosa Keperawatan
Adapun masalah perawatan yang actual maupun potensial
pada penderita pre operatis trauma tumpul abdomen adalah sebagai berikut :
2.1
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehubungan dengan terputusnya pembuluh darah arteri / vena suatu
jaringan (organ abdomen) yang ditandai dengan adanya perdarahan, jejas atau
luka dan distensi abdomen.
2.2
Perubahan perfusi jaringan
sehubngan dengan hypovolemia, penurunan suplai darah ke seluruh tubuh yang
ditandai dengan suhu kulit bagian akral dingin, capillary refill lebih dari 3
detik dan produksi urine kurang dari 30 ml/jam.
2.3
Nyeri sehubungan dengan
rusaknya jaringan lunak / organ abdomen yang ditandai dengan pasien menyatakan
sakit bila perutnya ditekan, nampak menyeringai kesakitan.
2.4
Cemas sehubungan dengan
pengobatan pembedahan yang akan dilakukan yang ditandai dengan pasien
menyatakan kekhawatirannya terhadap pembedahan, ekspresi wajah tegang dan
gelisah.
2.5
Kurangnya pengetahuan tentang
pembedahan yang akan dilakukan sehubungan dengan kurangnya informasi /
informasi inadquat yang itandai dengan pasien bertanya tentang dampak dari
musibah yang dialami dan akibat dari pembedahan.
3.
Perencanaan
3.1
Gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehubungan dengan terputusnya pembuluh darah arteri / vena suatu
jaringan (organ abdomen) yang ditandai dengan adanya perdarahan, jejas atau
luka dan distensi abdomen.
Tujuan :
ü Keseimbangan cairan tubuh teratasi.
ü Sirkulasi dinamik (perdarahan) dapat diatasi.
Kriteria Hasil :
ü Cairan yang keluar seimbang , tidak didapat gejala – gejala
dehidrasi.
ü Perdarahan yang keluar dapat berhenti, tidak didapat anemis, Hb
diatas 80 gr %
ü Tanda vital dalam batas normal.
ü Perkusi : Tidak didapatkan distensi abdomen.
Rencana Tindakan :
1)
Kaji tentang cairan perdarahan
yang keluar adakah gambaran klinik hipovolemic
2)
Jelaskan tentang sebab – akibat
dari kekurangan cairan / perdarahan serta tindakan yang akan kita lakukan.
3)
Observasi gejala – gejala
vital, suhu, nadi, tensi, respirasi dan
kesadaran pasien setiap 15 menit atau 30 menit.
4)
Batasi pergerakan yang tidak
berguna dan menambah perdarahan yang keluar.
5)
Kolaborasi dengan tim medis
dalam pelaksanaan :
§ Pemberian cairan infus (RL) sesuai dengan kondisi.
§ Menghentikan perdarahan bila didapat trauma tajam dengan jalan
didrug (ditekan) atau diklem / ligasi.
§ Pemasangan magslang dan katheter + uro – bag.
§ Pemberian transfusi bila Hb kurang dari 8 gr %.
§ Pemasangan lingkar abdomen.
§ Pemeriksaan EKG.
6)
Kolaborasi dengan tim radiology
dalam pemeriksaan (BOF) dan foto thoraks.
7)
Kolaborasi dengan tim analis
dalam pemeriksaan (DL : darah lengkap) (Hb serial) dan urine lengkap.
8)
Monitoring setiap tindakan
perawatan / medis yang dilakukan serta catat dilembar observasi.
9)
Monitoring cairan yang masuk
dan keluar serta perdarahan yang keluar dan catat dilembar observasi.
10)
Motivasi kepada klien dan
keluarga tentang tindakan perawatan / medis selanjutnya.
3.2
Perubahan perfusi jaringan
sehubungan dengan hypovolemia, penurunan suplai darah ke seluruh tubuh yang
ditandai dengan suhu kulit bagian akral dingin, capillary refill lebih
dari 3
detik dan produksi urine kurang dari 30 ml/jam.
Tujuan :
§ Tidak terjadi / mempertahankan perfusi jaringan dalam kondisi
normal.
Kriteria hasil :
§ Status haemodinamik dalam kondisi normal dan stabil.
§ Suhu dan warna kulit bagian akral hangat dan kemerahan.
§ Capillary reffil kurang dari 3 detik.
§ Produksi urine lebih dari 30 ml/jam.
Rencana Tindakan
1)
Kaji dan monitoring kondisi
pasien termasuk Airway, Breathing dan Circulation serta kontrol adanya
perdarahan.
2)
Lakukan pemeriksaan Glasgow
Coma scale (GCS) dan pupil.
3)
Observasi tanda – tanda vital
setiap 15 menit.
4)
Lakukan pemeriksaan Capillary
reffil, warna kulit dan kehangatan bagian akral.
5)
Kolaborasi dalam pemberian
cairan infus.
6)
Monitoring input dan out put
terutama produksi urine.
3.3
Nyeri sehubungan dengan
rusaknya jaringan lunak / organ abdomen yang ditandai dengan pasien menyatakan
sakit bila perutnya ditekan, nampak menyeringai kesakitan.
Tujuan :
-
Rasa nyeri yang dialami klien
berkurang / hilang.
Kriteria hasil :
-
Klien mengatakan nyerinya
berkurang atau hilang.
-
Klien nampak tidak menyeringai kesakitan.
-
Tanda – tanda vital dalam batas
normal.
Rencana Tindakan :
1)
Kaji tentang kualitas,
intensitas dan penyebaran nyeri.
2)
Beri penjelasan tentang sebab
dan akibat nyeri, serta jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan.
3)
Berikan posisi pasien yang nyaman
dan hindari pergerakan yang dapat menimbulkan rangsangan nyeri.
4)
Berikan tekhnik relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri dengan jalan tarik napas panjang dan dikeluarkan secara
perlahan – lahan.
5)
Observasi tanda – tanda vital,
suhu, nadi, pernafasan dan tekanan darah.
6)
Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat analgesik bilamana dibutuhkan, (lihat penyebab utama)
3.4
Cemas sehubungan dengan
pengobatan pembedahan yang akan dilakukan yang ditandai dengan pasien
menyatakan kekhawatirannya terhadap pembedahan, ekspresi wajah tegang dan
gelisah.
Tujuan :
-
Kecemasan dapat diatasi.
Kriteria hasil :
-
Klien mengatakan tidak cemas.
-
Ekspresi wajah klien tampak
tenang dan tidak gelisah.
-
Klien dapat menggunakan koping
mekanisme yang efektif secara fisik – psiko untuk mengurangi kecemasan.
Rencana Tindakan :
1)
Indetifikasi tingkat kecemasan
dan persepsi klien seperti takut dan cemas serta rasa kekhawatirannya.
2)
Kaji tingkat pengetahuan klien
terhadap musibah yang dihadapi dan pengobatan pembedahan yang akan dilakukan.
3)
Berikan kesempatan pada klien
untuk mengungkapkan perasaannya.
4)
Berikan perhatian dan menjawab
semua pertanyaan klien untuk membantu mengungkapkan perasaannya.
5)
Observasi tanda – tanda
kecemasan baik verbal dan non verbal.
6)
Berikan penjelasan setiap
tindakan persiapan pembedahan sesuai dengan prosedur.
7)
Berikan dorongan moral dan
sentuhan therapeutic.
8)
Berikan penjelasan dengan
menggunakan bahasa yang sederhana tentang pengobatan pembedahan dan tujuan
tindakan tersebut kepada klien beserta keluarga.
3.5
Kurangnya pengetahuan tentang
pembedahan yang akan dilakukan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang
sebab dan akibat dari trauma serta dampak dari pembedahan yang ditandai dengan
pasien / keluarga sering bertanya dari petugas yang satu ke petugas yang lain,
klien / keluarga nampak belum kooperatif.
Tujuan :
-
Klien / keluarga mengerti dan
memahami tentang tindakan pembedahan yang akan dilakukan.
Kriteria hasil :
-
Klien / keluarga memahami
prosedur dan tindakan yang akan dilakukan.
-
Klien kooperatif setiap
tindakan yang terkait dengan persiapan pembedahan.
Rencana Tindakan :
1)
Kaji tingkat pengetahuan klien
/ keluarga.
2)
Jelaskan secara sederhana
tentang pengobatan yang dilakukan dengan jalan pembedahan.
3)
Diskusikan tentang hal – hal
yang berhubungan dengan prosedur pembedahan dan proses penyembuhan.
4)
Berikan perhatian dan
kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya.
5)
Anjurkan klien untuk
berpartisipasi selama dalam perawatan.
6)
Lakukan check list untuk
persiapan pre operasi antara lain informed consent, alat/obat dan persiapan
darah untuk transfusi.
4.
Pelaksanaan Perawatan
Dalam pelaksanaan sesuai dengan rencana perawatan dengan
modifikasi sesuai dengan kondisi pasien dan kondisi ruangan dan asuhan
perawatan yang telah dilakukan di tulis pada lembar catata perawatan sesuai
dengan tanggal, jam, serta tanda tangan, nama yang melakukan.
5.
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan setiap saat setelah rencana
perawatan dilakukan serta ssat pasien pindah dari IRD, sedangkan cara melakukan
evaluasi sesuai dengan criteria keberhasilan pada tujuan rencana perawatan.
Dengan demikian evaluasi dapat dilakukan sesuai dengan criteria / sasaran
secara rinci di tulis pada lembar catatan perkembangan yang berisikan
S-O-A-P-I-E-R (data Subyek, Obyek,
Assesment, Implemetasi, Evaluasi dan Revisi.). Dari catatan perkembangan ini
seorang perawat dapat mengetahui beberapa hal antara lain :
1.
Apakah datanya sudah relevan
dengan kondisi saat ini.
2.
Apakah ada data tambahan selama
melaksanakan intervensi (perencanaan perawatan).
3.
Adakah tujuan perencanaan yang
belum tercapai.
4.
Tujuan perencanaan perawatan
manakah yang belum tercapai.
5.
Apakah perlu adanya perubahan
dalam perencanaan perawatan.
BAB III TINJAUAN KASUS
Menguraikan gambaran lokasi ruangan Surgical Rumah Sakit Surabaya
International tempat pemberian pelayanan Asuhan Keperawatan kepada Tn. T. S.
dengan masalah keperawatan pre oprasi trauma tumpul abdomen beserta semua
pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan yang telah ditemukan pada Tn. T.
S dan rencana tindakan, tindakan
keperawatan serta evaluasi yang telah diberikan kepada Tn. T. S dengan masalah
keperawatan pre Operatif trauma tumpul abdomen di ruang Surgical Rumah Sakit
Surabaya Internasional.
BAB IV
PEMBAHASAN
Menguraikan
kesenjangan – kesenjangan dan persamaan – persamaan antara tinjauan pustaka
dengan tinjauan kasus yang ditemukan pada Asuhan Keperawatan Tn. T. S dengan
masalah keperawatan pre operatif trauma tumpul abdomen yang telah diberikan di
ruang Surgical Rumah Sakit Surabaya International.
BAB V PENUTUP
Menguraikan bahwa penulis telah mengakhiri karya tulis yang terdiri
dari dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran.
1.
Kesimpulan
Isi harus menjawab tujuan penulisan dan
merupakan inti dari pembahasan kesenjangan – kesenjangan dan persamaan –
persamaan antara tinjauan pustaka dan tinjauan kasus yang ditemukan ditemukan
pada Asuhan Keperawatan Tn. T. S dengan masalah keperawatan pre operatif trauma
tumpul abdomen yang telah diberikan di ruang Surgical Rumah Sakit Surabaya
International.
2.
Saran
Merupakan tanggapan – tanggapan terhadap isi dari kesimpulan mengacu pada
tujuan penulisan dan pembahasan antara kesenjangan – kesenjangan dan persamaan
– persamaan antara tinjauan pustaka dengan tinjauan kasus yang ditemukan pada
ditemukan pada Asuhan Keperawatan Tn. T. S dengan masalah keperawatan pre
operatif trauma tumpul abdomen yang telah diberikan di ruang Surgical Rumah
Sakit Surabaya International agar dipertahankan / ditingkatkan agar lebih baik
untuk masa yang akan datang..
DAFTAR PUSTAKA
1.
American Callege Of Surgeons.
1997. Advced Trauma Life Suport (ATLS) for Doctors, Edition 6, Amerika
Serikat.
2.
Departemen Kesehatan RI. 1990. Pusat Diklat
Tenaga Kesehatan, Penerapan Proses Keperawatan Pada Klien Gangguan Sistem
Pernafasan. Depkes RI.
3.
Horison’ s. Gangguan Saluran
Pencernaan, Edisi 9 Terjemahan Adji Dharma, EGC Penerbit Buku Kedokteran.
Jakarta.
4.
Dolan T. Joant. 1991. Critical
Care Nursing Clinical Management Through The Nursing Proces, New York.
Amerika Serikat, FA Davis Company. Philadephia.
5.
Doenges E. Marilyn. Et All. 1987. Nursing Care Plans, Edition 2, Company Philadephia.
6.
Wolf. Weitzel. Fuest. 1984. Dasar
– Dasar Ilmu Keperawatan. Jakarta. PT Gunung Agung.
PROPOSAL
KARYA TULIS TENTANG
ASUHAN
KEPERAWATAN Tn. T. S DENGAN MASALAH KEPERAWATAN PRE OPERATIF TRAUMA TUMPUL
ABDOMEN DI RUANG SURGICAL
RUMAH
SAKIT SURABAYA INTERNATIONAL
O
L E H
W A
T O N O
NIM
: 99.38
AKADEMI
PERAWATAN ADI HUSADA
S U R A B A Y A
2000
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ……………………………………………………….
Daftar
isi…………………………………………………………….
BAB I
Pendahuluan ………………………………………………...
A.
Latar Belakang …………………………………………….
B.
Pembatasan dan perumusan
masalah………………………
C.
Tujuan Penulisan
………………………………………….
D.
Metode Penulisan
………………………………………….
E.
Sistematika Penulisan ……………………………………..
BAB II
Tinjaun Pustaka ……………………………………………
A.
Pengertian …………………………………………………
B.
Etiologi/Faktor Penyebab
…………………………………
C.
Anatomi dan Fisiologi
…………………………………….
D.
Pathofisiologi
……………………………………………...
E.
Dampak Masalah ………………………………………….
F.
Asuhan Keperawatan ……………………………………...
1.
Pengkajian …………………………………………….
2.
Diagnosis ……………………………………………...
3.
Perencanaan …………………………………………
4.
Pelaksanaan …………………………………………...
5.
Evaluasi ……………………………………………….
BAB III
Pengamatan Kasus ………………………………………..
BAB VI
Pembahasan ……………………………………………….
BAB V
Kesimpulan dan Saran ……………………………………..
Daftar
Pustaka.
|
i
ii
3
3
4
5
6
7
8
8
8
8
10
11
13
13
18
19
25
26
27
28
29
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon