KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN
KARDIOVASKULER:
DC FC IV Pc. MS
Skunder RHD, Post ALO
DI RUANG PENYAKIT JANTUNG RSUD DR SOETOMO SURABAYA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Penyakit
jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai
jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh
darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).
Mitral
stenosis adalah penyakit jantung yang ditandai adanya kerusakan pada katup jantung
sebagai akibat infeksi streptococcus beta hemolitik grup A (Pratanu Sunoto,
1990).
2. Resiko
dan insidensi
Lebih
dari 100.000 kasus baru demam rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya
pada kelompok anak usia 6-15 tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan
udara dingin, lembab, lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang
memadai.
3. Patofisiologi
Infeksi organisme streptococcus
hemolitik-b grup A
Luka pada tenggorokan à
tonsil à
pharing à
telinga tengah
Organisme melepas
endotoksin (protein antigen) C
antibodi,
antifibrinolysin, antistreptolysin-O (ASO).
Reaksi
hipersentivitas/autoimun
Persendian Kulit
Jantung
SSP
Peradangan pada Peradangan kulit dan
tanda gerakan involunter,
membran sinovial jaringan subkutan
ireguler, kelemahan otot
Bercak
kemerahan,
Bengkak, nyeri. Nodula subkutan sekitar tulang
Intoleran
aktifitas
Peradangan dna pembentukan
jaringan parut pada katup-katup jantung
(mitral dan
stenosis)
Sel-sel
retikuloendotelial, sel-sel plasma, limfosit àAschoff body
Produksi
meningkat à
menumpuk di sekeliling nekrosis à
menutup katup.
Stenosis
(penutupan katup terutama mitral dan stenosis)
Pengisian ventrikel kiri (LVEDP
menurun)
Proses I: Cardiac output menurun
Arcus aorta (body
reseptor/baroreseptor) à
volume dan tekanan menurun
Merangsang medula
oblongata
Sistem saraf simpatis
meningkat
Jantung Paru
Pembuluh darah GI tract Kulit
Kompensasi saraf
simpatis: Penumpukan darah Vasokonstriksi HCl meningkat kel.keringat meningkat
HR, kontraktilitas
meningkat
(berdebar) LAEDP
meningkat Metabolisme turun Peristaltik turun diaporesis
Ggn irama jantung
Kongesti vena pulmonal Akral
dingin Akumulasi gas meningkat
Aliran turbulensi Proses perpindahan cairan konstipasi,
mual
Timbul emboli Karena perbedaan tekanan
Timbul oedem
12. Resiko kerusakan
Gangguan fungsi alveoli
integritas kulit
(ronchi, rales,
tachipnea, PCO2 turun)
10.Ggn pemenuhan nutrisi
11.Resiko ggn eleminasi alvi
Ggn rasa nyaman (nyeri)
1.Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
9.Perubahan perfusi jaringan
2.Koping individu tidak efektif
3.Kurang
pengetahuan 5.Resiko
kelebihan volume cairan
4.Perubahan
penampilan 6.Resiko kerusakan
pertukaran gas
7.Pola nafas tidak efektif
8.Ansietas
Proses II: Cardiac output menurun à pengaruh ke organ
Otak Jantung Ginjal Ekstremitas GI tract
Hipoksia iskemik, chest pain GFR parenkhim
ginjal metab.anaerob hipoksia duodenal
(absorbsi ion H)
Pusing infark oliguri/anuri ARF ATP turun (2 ATP)
à
as.laktat
Penumpukan ion
H
Desak darah nekrosis
cepat lelah, lemah
Mukosa lambung
Iritasi lambung
Gangguan perfusi
jaringan 13.Gangguan eleminasi
urine 15. intolerans aktifitas
14.
Resiko kurang volume cairan tubuh
16.Resiko trauma
17.Gangguan pemenuhan ADL
Gangguan
rasa nyaman (nyeri)
Gangguan pemenuhan
nutrisi
Mekanisme terjadinya
ALO:
Mitral stenosis
Backward failure Forward failure
Penumpukan pengisisan di LA Penurunan pengisian di LV
LAEDP
Mengahalangi masuknya aliran ke LA dari vena
pulmonalis
Kongesti vena paru
Kongesti kapiler paru
Peningkatan PCP
Menghalangi masuknya aliran dari RV ke arteri
pulmonal
Penumpukan cairan di RV dan RA
Peningkatan RVEDP dan peningkatan RAEDP
Menghalangi masuknya cairan ke jantung melalui
VCS dan VCI
Venous return menurun Kongesti
di vena perifer.
(Pusdiknakes,
1993; Sunoto Pratanu, 1990)
4. Etiologi
Organisme
stretococcus hemolitik-b grup A.
5. Manifestasi
Klinis
Tabel
kriteria Jones terhadap diagnosa demam rematik:
Manifestasi mayor |
Manifestasi
minor
|
|
jantung rematik
|
Dengan
adanya riwayat infeksi stretococcus.
|
6. Pengobatan
dan perawatan
a.
Mengurangi peradangan dan rasa tidak
nyaman
1)
Aspirin sebagai analgetik dan
antiinfluenza.
2)
Antasida dan pengukuran kadar
salisilat secara periodik à
cegah iritasi lambung akibat pemberian aspirin.
3)
Kortison à
peradangan persendian berat.
4)
Antibiotika (penicillin) à
mengurangi infeksi.
b.
Mencukupi kebutuhan istirahat
1)
Anjurkan tirah baring sampai keadaan
infeksi terlewati.
2)
Cegah deformitas pada sendi yang
mengalami peradangan.
3)
Cegah kontaktur dengan latihan ROM.
4)
Perawatan kulit.
c.
Mencukupi kebutuhan nutrisi
1) Tingkatkan
masukan protein dan karbohidrat à proses penyembuhan.
2) Kebutuhan
cairan à
cegah dehidrasi à
hati-hati pada oedem paru.
3) Cegah
konstipasi.
d.
Mencegah kekambuhan infeksi
1)
Propilaksis antibiotika
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Data
fokus:
a. Peningkatan
suhu tubuh biasanya terjadi pada sore hari.
b. Adanya
riwayat infeksi saluran nafas.
c. Tekanan
darah menurun, denyut nadi meningkat, respirasi meningkat.
d. Batuk
non produktif.
e. Epistaksis
f. Nyeri
abdomen
g. Arthralgia
h. Kelemahan
otot
i. Kehilangan
nafsu makan
j. Kehilangan
berat badan
k. Manifestasi
khusus:
1) carditis:
a)
takikardia
b)
kardiomegali
c)
suara murmur
d)
perubahan suara jantung
e)
perubahan ECG (PR memanjang)
f)
Precordial pain
g)
Precardial friction rub
2) Polyarthritis
a) Bengkak
persendian, panas, kemerahan, nyeri tekan.
b) Menyebar
pada sendi lutut, siku, bahu, lengan.
3) Nodul
subcutaneous:
a)
Bengkak pada kulit, teraba lunak.
b)
Muncul sesaat, pada umumnya langsung
diserap.
c)
Terdapat pada permukaan ekstensor
persendian
4) Khorea:
a) Pergerakan
ireguler pada ekstremitas, involunter.
b) Involunter
mimik wajah
c) Gangguan
bicara
d) Emosi
labil
e) Kelemahan
otot
f) Ketegangan
otot bila cemas, hilang bila istirahat.
5) Eritema
marginatum:
a) Makula
kemerahan umum pada batang tubuh dan telapak tangan.
b) Makula
dapat berpindah lokasi à
tidak permanen
c) Makula
bersifat non pruritus
2. Diagnosa
Keperawatan Yang Mungkin Timbul
a. Gangguan
rasa nyaman (nyeri) b/d iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
koroner; refleks spasme otot pada dinding perut.
b. Koping
individu tidak efektif b/d krisis situasional; sistem pendukung tidak adekuat;
metode koping tidak efektif.
c. Kurang
pengetahuan (kebutuhan belajar) b/d
kurang pengetahuan; misinterpretasi informasi; ketrebatasan kognitif;
menyangkal diagnosa.
d. Perubahan
penampilan peran b/d krisis situasional; proses penyembuhan; ragu-ragu akan
masa depan.
e. Resiko
kelebihan volume cairan b/d adanya perpindahan tekanan pada kongestif vena
pulmonal; Penurunan perfusi organ (ginjal); peningaktan retensi natrium/air;
peningakatn tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap cairan
dalam area interstitial/jaringan).
f. Resiko
kerusakan pertukaran gas b/d penumpukan volume cairan berlebih pada pleura;
perubahan membran kapiler-alveolus (perpindahan cairan ke dalam area interstitial/alveoli).
g. Pola
nafas tidak efektif b/d penurunan ekspansi paru.
h. Ansietas
b/d ancaman kehilangan/kematian; krisis situasional; ancaman terhadap konsep
diri (citra diri).
i. Gangguan
perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer; penghentian aliran
arteri-vena; penurunan aktifitas.
j. Penurunan
curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan katup mitral.
k. Gangguan
pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d iritasi mukos
lambung, mual dan muntah; anoreksia.
l. Resiko
gangguan eleminasi alvi b/d penurunan peristaltik usus; absorpsi cairan
berlebih pada saluran cerna.
m. Resiko
gangguan integritas kulit b/d penekanan pada sirkulasi perifer (stasis vena);
immobilisasi.
n. Gangguan
eleminasi urine b/d penurunan perfusi glomerulus; penurunan kardiak output.
o. Resiko
kurang volume cairan tubuh b/d penurunan kardiak output; penurunan
filtrasi glomerulus.
p. Intoleran
aktifitas b/d adanya pembengkakan dan nyeri pada persendian, kelemahan otot,
penurunan curah jantung ( ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan).
q. Resiko
trauma b/d penurunan kesadaran; penurunan psikomotorik.
r. Gangguan
pemenuhan ADL b/d immobilisasi; kelemahan fisik.
3. Diagnosa
Keperawatan Utama Yang Akan Dibahas
a. Penurunan
curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan pada katup mitral.
b. Gangguan
perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer; penghentian aliran
arteri-vena; penurunan aktifitas.
c. Intoleran
aktifitas b/d adanya pembengkakan dan nyeri pada persendian, kelemahan otot,
penurunan curah jantung ( ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan).
d. Resiko
kelebihan volume cairan b/d adanya perpindahan tekanan pada kongestif vena
pulmonal; Penurunan perfusi organ (ginjal); peningaktan retensi natrium/air;
peningakatn tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap cairan
dalam area interstitial/jaringan).
e. Resiko
kerusakan pertukaran gas b/d penumpukan volume cairan berlebih pada pleura;
perubahan membran kapiler-alveolus (perpindahan cairan ke dalam area
interstitial/alveoli).
4. Rencana
Intervensi dan Rasional
a. Penurunan
curah jantung b/d adanya gangguan pada penutupan katup mitral.
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, penurunan curah jantung
dapat diminimalkan.
Kriteria
hasil: Vital sign dalam batas normal, Gambaran ECG normal, bebas gejala gagal
jantung, urine output adekuat 0,5-2 ml/kgBB, klien ikut serta dalam aktifitas
yang mengurangi beban kerja jantung.
Rencana
intervensi dan rasional:
Intervensi |
Rasional
|
·
Kaji frekuensi
nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
·
Catat bunyi
jantung.
·
Kaji perubahan
warna kulit terhadap sianosis dan pucat.
·
Pantau intake dan
output setiap 24 jam.
·
Batasi aktifitas
secara adekuat.
·
Berikan kondisi
psikologis lingkungan yang tenang.
|
·
Memonitor adanya perubahan
sirkulasi jantung sedini mungkin.
·
Mengetahui adanya
perubahan irama jantung.
·
Pucat menunjukkan
adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung.
Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
·
Ginjal berespon
untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.
·
Istirahat memadai
diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan
komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
·
Stres emosi
menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan TD dan meningkatkan kerja
jantung.
|
b. Gangguan
perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer.
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari perfusi jaringan adekuat.
Kriteria
hasil: vital sign dalam batas yang dapat diterima, intake output seimbang,
akral teraba hangat, sianosis (-), nadi perifer kuat, pasien
sadar/terorientasi, tidak ada oedem, bebas nyeri/ketidaknyamanan.
Rencana
intervensi dan rasional:
Intervensi |
Rasional
|
·
Monitor perubahan tiba-tiba atau
gangguan mental kontinu (camas, bingung, letargi, pinsan).
·
Observasi adanya pucat, sianosis,
belang, kulit dingin/lembab, catat kekuatan nadi perifer.
·
Kaji tanda Homan (nyeri pada betis
dengan posisi dorsofleksi), eritema, edema.
·
Dorong latihan kaki aktif/pasif.
·
Pantau pernafasan.
·
Kaji fungsi GI, catat anoreksia,
penurunan bising usus, mual/muntah, distensi abdomen, konstipasi.
·
Pantau masukan dan perubahan
keluaran urine.
|
· Perfusi
serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung, dipengaruhi oleh
elektrolit/variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik.
· Vasokonstriksi
sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh
penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
· Indikator
adanya trombosis vena dalam.
· Menurunkan
stasis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko
tromboplebitis.
· Pompa
jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan. Namun dispnea
tiba-tiba/berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli paru.
· Penurunan
aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan disfungsi G, contoh kehilangan
peristaltik.
· Penurunan
pemasukan/mual terus-menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi,
yang berdampak negatif pada perfusi dan organ.
|
c. Intoleran
aktifitas b/d adanya pembengkakan dan nyeri pada persendian, kelemahan otot,
penurunan curah jantung ( ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokard dan
kebutuhan).
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, klien dapat beraktifitas
sesuai batas toleransi yang daapt diukur.
Kriteria
hasil: menunjukkan peningaktan dalam beraktifitas, dengan frekuensi
jantung/irama dan Td dalam batas normal, kulit hangat, merah muda dan kering.
Rencana
intervensi dan rasional:
Intervensi |
Rasional
|
·
Kaji toleransi pasien terhadap
aktifitas menggunakan parameter berikut: nadi 20/mnt di atas frek nadi
istirahat, catat peningaktan TD, dispnea, nyeri dada, kelelahan berat,
kelemahan, berkeringat, pusing atau pinsan.
·
Tingkatkan istirahat, batasi
aktifitas pada dasar nyeri/respon hemodinamik, berikan aktifitas senggang
yang tidak berat.
·
Batais pengunjung atau kunjungan
oleh pasien.
·
Kaji kesiapan untuk meningaktkan
aktifitas contoh: penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil/frek nadi,
peningaktan perhatian pada aktifitas dan perawatan diri.
·
Dorong memajukan aktifitas/toleransi
perawtan diri.
·
Berikan bantuan sesuai kebutuhan
(makan, mandi, berpakaian, eleminasi).
·
Anjurkan pasien menghindari
peningkatan tekanan abdomen, mnegejan saat defekasi.
·
Jelaskan pola peningkatan bertahap
dari aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan
tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.
|
·
Parameter menunjukkan respon
fisiologis pasien terhadap stres aktifitas dan indikator derajat penagruh
kelebihan kerja jnatung.
·
Menurnkan kerja miokard/komsumsi
oksigen , menurunkan resiko komplikasi.
·
Pembicaraan yang panjang sangat
mempengaruhi pasien, naum periode kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.
·
Stabilitas fisiologis pada istirahat
penting untuk menunjukkan tingkat aktifitas individu.
·
Komsumsi oksigen miokardia selama
berbagai aktifitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan
aktifitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.
·
Teknik penghematan energi menurunkan
penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
·
Aktifitas yang memerlukan menahan
nafas dan menunduk (manuver valsava) dapat mengakibatkan bradikardia,
menurunkan curah jantung, takikardia dengan peningaktan TD.
·
Aktifitas yang maju memberikan
kontrol jantung, meningaktkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.
|
d. Resiko
kelebihan volume cairan b/d adanya perpindahan tekanan pada kongestif vena
pulmonal, Penurunan perfusi organ (ginjal); peningaktan retensi natrium/air;
peningakatn tekanan hidrostatik atau penurunan protein plasma (menyerap cairan
dalam area interstitial/jaringan).
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari kelebihan volume cairan
tidak terjadi.
Kriteria
hasil: balance cairan masuk dan keluar, vital sign dalam batas yang dapat
diterima, tanda-tanda edema tidak ada, suara nafas bersih.
Rencana
intervensi dan rasional:
Intervensi |
Rasional
|
·
Auskultasi bunyi nafas untuk adanya
krekels.
·
Catat adanya DVJ, adanya edema
dependen.
·
Ukur masukan/keluaran, catat
penurunan pengeluaran, sifat konsentrasi. Hitung keseimbnagan cairan.
·
Pertahankan pemasukan total cairan
2000 cc/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler.
·
Berikan diet rendah natrium/garam.
·
Delegatif pemberian diiretik.
|
·
Mengindikaiskan edema paru
skunder akibat dekompensasi jantung.
·
Dicurigai adanya gagal jantung
kongestif.kelebihan volume cairan.
·
Penurunan curah jantung
mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi cairan/Na, dan penurunan
keluaran urine. Keseimbangan cairan positif berulang pada adanya gejala lain
menunjukkan klebihan volume/gagal jantung.
·
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi jantung.
·
Na meningkatkan retensi cairan dan
harus dibatasi.
·
Mungkin perlu untuk memperbaiki
kelebihan cairan.
|
e. Resiko
kerusakan pertukaran gas b/d penumpukan volume cairan berlebih pada pleura;
perubahan membran kapiler-alveolus (perpindahan cairan ke dalam area
interstitial/alveoli).
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari pertukaran gas adekuat.
Kriteria
hasil: sianosis tidak ada, edema tidak ada, vital sign dalam batas dapat
diterima, akral hangat, suara nafas bersih, oksimetri dalam rentang normal.
Rencana
intervensi dan rasional:
Intervensi |
Rasional
|
· Auskultasi
bunyi nafas, catat krekels, mengii.
· Anjurkan
pasien batuk efektif, nafas dalam.
· Dorong
perubahan posisi sering.
· Pertahankan
posisi semifowler, sokong tangan dengan bantal.
· Pantau
GDA (kolaborasi tim medis), nadioksimetri.
· Berikan
oksigen tambahan sesuai indikasi.
· Delegatif
pemberian diuretik.
|
· Menyatakan adanay kongesti paru/pengumpulan sekret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut.
· Membersihkan
jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.
· Membtau
mencegah atelektasis dan pneumonia.
· Menurunkan
komsumsi oksigen/kebutuhan dan meningkatkan ekspansi paru maksimal.
· Hipoksemia
dapat menjadi berat selama edema paru.
· Meningkatkan
konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki/menurunkan hipoksemia
jaringan.
· Menurunkan
kongesti alveolar, meningkatkan pertukaran gas.
|
DAFTAR PUSTAKA
Arthur C. Guyton and John E. Hall ( 1997), Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 9, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Marylin E. Doengoes, Mary Frances Moorhouse, Alice C.
Geissler (2000), Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3, Peneribit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta
Nelson (1993), Ilmu Kesehatan Anak: Textbook of
Pediatrics Edisi 12, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Sunoto Pratanu (1990), Penyakit Jantung Rematik,
Makalah Tidak dipublikasikan, Surabaya
Sylvia A. Price (1995), Patofisiologi: Konsep Klinis
Proses - Proses Penyakit Edisi 4, Buku kedokteran EGC, Jakarta.
Wong and Whaley’s (1996), Clinical Manual of
Pediatrics Nursing 4th Edition, Mosby-Year Book, St.Louis,
Missouri.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN NY. M DENGAN DC FC IV Pc.
MS Skunder RHD, Post ALO
DI RUANG PENYAKIT JANTUNG RSUD DR.
SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 28 – 31 JANUARI 2002
A.
PENGKAJIAN
Pengakajian
dilaksanakan pada tanggal 28 Januari 2002 pada pukul 10.00 WIB.
1. Identitas
Nama : Ny. M Tgl MRS : 25 – 1 - 2002
Umur :
42 tahun Register : 10126432
Jenis kelamin : Perempuan Diagnose : RHD+MS+ALO+DC FC IV
Suku Bangsa : Jawa
Agama :
Islam
Pekerjaan : Guru SD.
Pendidikan : SPG
Alamat :
Masangar Rt 3/5, Bungah, Gresik.
Keluhan utama : sesak nafas.
sebelumnya :
Klien datang rujuan dari klinik swasta di Gresik dengan keluhan sesak
nafas sejak 3 hari yll. Sesak
dirasakan terus-menerus, tidak hilang dnegan istirahat, nyeri dada (-), mual
(+), muntah (-), sakit menelan (+),
batuk sedikit, pilek (-). Klien mengatakn riwayat sesak sejak 10 tahun yll dan
sudah pernah dirawat dengan keluhan yang sama 3 tahun yll, riwayat batuk hilang
timbul sejak 1 bulan yll. Riwayat HT disangkal, DM disangkal.
Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke klinik
swasta à tidak ada perubahan, istirahat untuk mengurangi sesak
juga tidak ada perubahan.
Therapi/operasi yang pernah dilakukan : MRS dengan
riwayat penyakit yang sama 3 tahun yll berturut-turut sebanyak 2 kali, sembuh.
II Riwayat Keperawatan
2.1 Riwayat penyakit sebelumnya: Sesak sejak
10 tahun yll hilang timbul, HT (-), DM (-).
2.2 Riwayat penyakit sekarang :
Saat pengkajian, kleuhan sesak masih ada, nyeri dada (-), pusing (+), mual muntah (-), klien mengeluh
badan terasa lemas, kaki terasa kemeng.
2.3 Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat penyakit yang sama pada keluarga
Ny.M tidak ada, HT (-), DM (-).
Genogram:
Keterangan:
= laki-laki = meninggal = tinggal dalam satu
rumah.
= perempuan = klien Ny.M
2.4 Keadaan kesehatan lingkungan : Menurut keluarga, lingkunagn rumah
cukup bersih karena kebiasaan keluarga dan masyarakat sekitar membersihkan
rumah dan lingkunagn sekitar setiap minggu sekali.
2.5 Riwayat kesehatan lainnya : taa
2.6 Alat bantu yang dipakai
Gigi palsu : taa
Kaca mata :taa
Pendengaran :taa
Lain-lain :taa
III. Observasi dan Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sadar CM, terbaring di tt, kondisi umum
terlihat lemah.
2. Tanda vital :S: 37,5 0C, N: 68 x/mnt,
TD: 150/100 mmHg, RR: 24 x/mnt.
3. Body System
3.1 Pernafasan
Hidung : sekret (-), terpasang O2 2
lt/mnt.
Trachea : taa
Dada :
- Bentuk : simetris
- Gerakan : simetris
Suara nafas dan lokasi : murmur di seluruh lapang jantung,
mengii (-), krekels minimal.
ronchi kasar (minimal) hampir di sebagian besar lapang paru.
Jenis nafas : hidung
Batuk : taa
Sputum :
taa
Cyanosis : taa
Frekwensi nafas : 24 x/mnt.
3.2 Kardiovaskuler
Nyeri dada : taa
Pusing : ++ bila berubah posisi ke duduk.
Kram kaki : agak kemeng.
Sakit kepala : --
Palpitasi : --
Clubing finger :--
Suara jantung : S1 S2 tunggal, murmur di seluruh lapang jantung.
Edema :
taa
Kapilari refill : 2 dtk.
Lainnya : --
3.3 Persarafan
Kesadaran : CM
GCS :
E4V5M6
Kepala dan wajah : dbn
Mata :
anemis (-), sianosis (-).
Sklera :
putih
Konjunctiva : merah muda.
Pupil :
isokor
Leher :
DVJ (-).
Reflek fisiologis : dbn
Reflek patologis : taa
Pendengaran : dbn
Penciuman : dbn
Pengecapan : dbn
Penglihatan : dbn
Perabaan : dbn
Lainnya :
--
3.4 Perkemihan –Eliminasi Urine
Produksi urine : 600 – 800
cc /hari
Warna urine : kuning pekat.
Gangguan saat kencing : taa, klien terpasang dower cathater
. Lainnya :
--
3.5 Pencernaan - Eliminasi Alvi
Mulut :
bersih, gigi lengkap, mukosa bibir lembab.
Tenggorokan :
sakit menelan (-).
Abdomen : distensi (-), peristaltik usus baik, keluhan belum BAB
2 hari.
Rectum : dbn
Bab :
2 hari belum, mulas (-).
Obat pencahar : --
Lavement : --
Lain-lain : --
3.6 Tulang – Otot – Integumen
Kemampuan pergerakan sendi: 5 5
4 4
Extremitas :
- Atas : pergerakan baik, kekuatan otot baik.
- Bawah : pergerakan baik, kekuatan menurun, terasa kemeng.
- Tulang belakang :dbn
Kulit:
- Warna kulit :sawo matang
- Akral :hangat, oedem (--)
- Turgor : baik
3.7 Sistem Endokrin
Terapi hormon : --
Karakteristik seks sekunder: dbn
Riwayat pertumbuhan dan perkembnagan
fisik: taa
3.8 Sistem Hematopoietik
Diagnosis penyakit hematopoietik yang
lalu: --
Type darah: O
3.9 Reproduksi
Laki – laki: --
Perempuan: menopause belum, menstruasi lancar, kleuhan menstrum (-),
perkembangan organ seks skunder dbn.
4.0 Psikososial
Konsep diri: --
Citra diri:
-
Tanggapan tentang tubuh: taa
-
Bagian tubuh yang disukai: taa
-
Bagian tubuh yang tidak disukai: taa
-
Persepsi thd kehilangan bagian tubuh:
taa
-
Lainnya, sebutkan: taa
Identitas:
-
Status klien dalam keluarga: ibu rumah
tangga
-
Kepuasan klien thd status dan posisi
dlm keluarga: puas
-
Kepuasan klie thd jenis kelamin: puas
-
Lainnya, sebutkan: taa
Peran:
-
tanggapan klien thd perannya: cukup
puas.
-
Kemampuan/kesanggupan klien
melaksanakan perannya: sanggup melaksanakan peran, hanya setelah sakit, klien
merasa sulit melaksanakan tugas rumah tangga dan mengajar.
-
Kepuasan klien melaksanakan perannya:
puas.
Ideal diri/harapan:
-
harapan klien thd:
= Tubuh: suapaya cepat sembuh.
= Posisi (dlm pekerjaan): taa
= Status dlm keluarga: taa
= Tugas/pekerjaan: dapat melaksanakan pekerjaan RT
dan mengajar seperti dulu lagi tanpa keluhan
sesak dan cepat lelah.
-
Harapan klien thd lingkungan: taa
-
Harapan klien thd penyakit yg
diderita: penyakitnya dapat segera disembuhkan.
Harga diri:
-
Tanggapan klien thd harga dirinya: taa
-
Lainnya, sebutkan: taa
Sosial/interaksi:
-
Hubungan dengan klien: suami dan adik
tiri.
-
Dukungan keluarga: baik
-
Dukungan kelompok/teman/masyarakat:
baik
-
Reaksi saat interaksi: kooperatif,
komunikasi lancar dan jelas.
-
Konflik yang terjadi terhadap: taa
3.11 Spiritual:
-
Konsep tentang penguasa kehidupan:
Allah SWT.
-
Sumber kekuatan/harapan saat sakit:
Allah SWT, tenaga dokter dan perawat serta dukungan keluarga.
-
Ritual agama yg berarti/diharapkan
saat ini: dapat melaksanakan sholat dengan baik (selama dirawat klien sholat di
TT).
-
Sarana/peralatan/orang yg diperlukan
dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat ini: taa
-
Upaya kesehatan yang bertentangan dgn
keyakinan agama: taa
-
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan
menolong dlm menghadapi situasi sakit saat ini: sangat yakin Tuhan akan
membantu kesembuhan.
-
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit
dapat disembuhkan: sangat yakin.
-
Persepsi thd penyebab penyakit: tidak
tahu.
Pemeriksaan
penunjang:
1. Tanggal
25 – 1- 2002
a. Pemeriksaan
cairan pleura:
1) Glukosa:
148 mg/dl, protein: 1,92 g/dl, rivalta ++ (N: --).
2) Jumlah sel: 200; sel mono: 25%; sel poly: 75%
3) Pengecatan
Zn (BTA): tidak ada kuman; pengecatan gram: tidak ada kuman.
b. Pemeriksaan
DL:
1) Hb:
14,3 g/dl; leko: 7,7 x 109 g/dl; trombo: 132x109g/dl;
PCV: 0,42; GDA: 136 mg/dl; SGOT: 48 U/l; BUN: 8 mg/dl; SC: 0,67 mg/dl
2) Elektrolit:
Kalium: 3,81 meq/l; Na: 134 meq/l
c. Pemeriksaan
radiologi:
Cor:
tampak membesar ke aknan – kiri, conus pulmonalis menonjol.
Pulmo:
tampak vaskular pulmonalis meningkat dengan cephalisasi (+).
Tampak
paru kanan tertutup perselubungan dari bawah sampai ICS 6 belakang kanan.
Tampak
perselubungan pada hemithoraks kanan-bawah sampai tajam, sinus phrenicocostalis
kanan tampak perselubungan kiri tajam.
Kesimpulan:
cardiomegali dengan congestif pulmonum, efusi pleura kanan.
d. Pemeriksaan
AGD:
PH:
7,426; PCO2: 26,2 mmHg; PO2: 291,9 mmHg; HCO3: 16,9 mmol/l; BE: - 7,5 mmol/l
dengan O2 saturasi: 99,7%.
Kesimpulan:
alkalosis metabolik.
e. Pemeriksaan
ECG: Terdapat gambaran RVH pada LI dan V1.
2. Tanggal
26 – 1 – 2002
a. Pemeriksaan
albumin: 3,37 g/dl.
3. Tanggal
29 – 1 - 2002
a. Pemeriksaan
DL:
Leuko:
12x103 UL; HB: 15,7 gr%; PCV: 47,8; trombo: 202x103/UL;
LED: 22 mm/jam; diff: eos/baso/stab/seg/lymp/mono: 3/--/1/78/17/1.
b. Pemeriksaan
UL:
Albumin:--,
Reduksi: --; Urobilin: --; Sedimen: eri/leko/epitel/silinder/kristal/lain-lain:
0-1/lp / --/ 0-1/lp / --/--/--
c. Pemeriksaan
AGD:
PH:
7,563; PCO2: 29,2; PO2: 85; BE: 4,2; HCO3: 26,3 dengan saturasi O2 97,6%.
d. Pemeriksaan
radiologi:
Cor:
tampak membesar dengan bentuk erlenmeyer, pinggang jantung menonjol, gambaran
double, contour tidak jelas.
Pulmonal:
tampak bleb terbentuk lonjong di dekat pleura mediastenalis, tampak
vaskularisasi paru menurun (sepi).
Situs
phrenicocostalis kanan tumpul, kiri tajam. Tampak perselubungan homogen pada
hemithoraks kanan bawah.
Kesimpulan:
pericarditis dengan effusi pleura kanan, mitral regurgitasi dengan effusi
pleura kanan.
Terapi:
1. tanggal:
25 – 1 – 2002
02:
2 lt/mnt, diet TKTP RG; Mi: 1 gls/hr; Furosemid inj 2 – 2- 0 amp; digoxin: 0,25
mg 3x1; ASA: 1x100 mg; spironolacton 50-0-0; Ampi 4x1 gr IV; Pamol 3x500 mg.
2. Tanggal
29 – 1- 2002
Px:
cek ulang DL, UL, BGA, thorak foto; Diet TKTP RG; )2 2lt/mnt; digoxin 0,25-0-0,
spironolacton 50-0-0; Cefo inj 3x1 gr IV.
3. Tanggal
30 – 1- 2002
O2
3 lt/mnt; diet TKTP RG; IVFD RL 12 tts/mnt; inj Furosemid 2-2-0; spironolacton
50-0-0; digoxin 0,25-0-0, ASA 1x100 mg.
Analisa
Data:
Data |
Etiologi
|
Patofisiologi
|
Masalah
|
||||||
S: Klien mengeluh sesak nafas, cepat lelah, badan
terasa lemah, kaki terasa kesemutan.
O: TD: 150/100, N; 68; RR: 24; S: 37,50C;
S1S2 tunggal, murmur (+) di seluruh lapang jantung, gambaran rontgen:
ditemukan adanya pembesaran jantung, efusi pleura, ECG: RVH; AGD: PH: 7,426;
PCO2: 26,2 mmHg; BE: - 7,5 mmol à alkalosis
metabolik.
|
Adanya
gangguan pada pembukaan pada katup mitral
|
Stenosis
pada katup mitral
Penurunan
pengisian ventrikel kiri
Darah
tidak mengalir seluruhnya ke ventrikel, sebagian kembali ke atrium.
Volume
afterload menurun
Cardiac
output menurun.
|
Penurunan
cardiac output.
|
||||||
S: Klien mengatakn kakinya terasa kemeng, pusing
bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; S: 37,5; N: 68; RR: 24; alkalosis
metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG: RVH.
|
Penurunan
sirkulasi darah perifer.
|
Mitral stenosis
Pengisian
ventrikel kiri turun
Cardiac
output turun
Perfusi jaringan
menurun
Cepat
lelah, akral dingin, lemah.
|
Gangguan
perfusi jaringan.
|
||||||
S: Klien mengatakan badan terasa lemah, kaki
terasa kemeng, nafas terasa sesak, pusing bila berubah posisi.
O: Pemenuhan kebutuhan klien dibantu (makan, mandi,
elelminasi, berpakaian), TD: 150/100; N: 68: RR: 24; S: 37,50C;
alkalosis metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG: RVH,
kemampuan kekuatan otot ekstremitas
5 5
4 4
|
Penurunan
curah jantung.
|
Cardiac output
menurun
Suplay ke
pembuluh darah perifer turun
Suplay ke
ekstremitas turun
Metabolisme
anaerob (2 ATP) à
asam laktat
Perfusi jaringan
menurun
Cepat lelah,
akral dingin, lemah
Intolerans
terhadap aktifitas
Kebutuhan
ADL dibantu.
|
Intolerans
aktifitas.
|
||||||
S: Klien mengatakan sesak nafas, tidak hilang
dengan istirahat, pusing bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; N: 68; RR: 24; murmur di seluruh lapang
jantung; gambaran rontgen: ada effusi pleura kanan.
|
Penurunan
venous return.
|
Mitral stenosis
Backward failure
Penumpukan
pengisisan di LA
LAEDP
Kongesti vena
pulmonal
Penumpukan cairan
di RV dan RA
Venous return
menurun
Kongesti
vena perifer.
|
Resiko
kelebihan cairan (perifer).
|
||||||
S: Klien mengatakan nafas terasa sesak tidak
hilang dnegan istirahat, badan terasa lemah, kaki terasa kemeng.
O: Seluruh kebutuhan ADL dibantu, TD: 150/100; N: 68;
RR: 24; murmur di seluruh lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi pleura
kanan, kardiomegali (++); gambaran ECG: RVH; AGD: PH: 7,426; PCO2: 26,2 mmHg;
BE: - 7,5 mmol à
alkalosis metabolik.
|
Perpindahan
cairan ke dalam area interstitial/alveoli.
|
Cardiac output
menurun
Arcus aorta (bodi
reseptor/baroreseptor)
Merangsang medula
oblongata --. Sistem saraf simpatis meningkat
Organ paru
Penumpukan darah
akibat aliran balik dari vena pulmonalis à kongesti
Timbul
oedem à
gangguan fungsi alveoli.
|
Kerusakan
pertukaran gas.
|
||||||
S: Klien dan keluarga banyak bertanay mengenai
pengobatan dan perawatan yang diberikan; klien dan keluarga mengatakan sudah
diberi informasi oleh petugas ruangan tetapi belum mengerti, klien gelisah,
tidur sering terbangun.
O: Klien memegangi tangan petugas, wajah klien terlihat
murung, klien sering menanyakan kesembuhannya; skala HARS: 6-7
|
Misinterpretasi
informasi mengenai regimen pengobatan dan perawatan.
|
Misinterpretasi
informasi mengenai regimen pengobatan dan perawatan
Ketidakmampuan
mengenal masalah pengobatan dan perawatan penyakit
Bingung,
kecemasan, gelisah.
|
Ansietas.
|
Diagnosa
Keperawatan Berdasarkan prioritas:
1.
Penurunan curah jantung b/d adanya
gangguan pada pembukaan pada katup
mitral.
Data
penunjang:
S:
Klien mengeluh sesak nafas, cepat lelah, badan terasa lemah, kaki terasa
kesemutan.
O: TD: 150/100, N; 68; RR: 24; S: 37,50C; S1S2
tunggal, murmur (+) di seluruh lapang jantung, gambaran rontgen: ditemukan
adanya pembesaran jantung, efusi pleura, ECG: RVH; AGD: PH: 7,426; PCO2: 26,2
mmHg; BE: - 7,5 mmol à
alkalosis metabolik.
2.
Gangguan perfusi jaringan b/d
penurunan sirkulasi darah perifer.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakn kakinya
terasa kemeng, pusing bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; S: 37,5; N: 68; RR: 24; alkalosis
metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG:RVH.
3. Resiko
kelebihan volume cairan b/d adanya penurunan venous return.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan sesak
nafas, tidak hilang dengan istirahat, pusing bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; N: 68; RR: 24; murmur di seluruh
lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi pleura kanan.
4.
Resiko kerusakan pertukaran gas b/d
(perpindahan cairan ke dalam area interstitial/alveoli).
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan
nafas terasa sesak tidak hilang dnegan istirahat, badan terasa lemah, kaki
terasa kemeng.
O:
Seluruh kebutuhan ADL dibantu, TD: 150/100; N: 68; RR: 24; murmur di seluruh
lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi pleura kanan, kardiomegali (++);
gambaran ECG: RVH; PH: 7,426; PCO2: 26,2
mmHg; BE: - 7,5 mmol à alkalosis metabolik.
5. Intoleran
aktifitas b/d penurunan curah jantung.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan
badan terasa lemah, kaki terasa kemeng, nafas terasa sesak, pusing bila berubah
posisi.
O: Pemenuhan kebutuhan klien dibantu (makan, mandi,
elelminasi, berpakaian), TD: 150/100; N: 68: RR: 24; S: 37,50C;
alkalosis metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG: RVH,
kemampuan kekuatan otot ekstremitas
5 5
4
4
6.
Ansietas b/d misinterpretasi informasi
mengenai regimen pengobatan dan perawatan.
Data
penunjang:
S: Klien dan keluarga
banyak bertanay mengenai pengobatan dan perawatan yang diberikan; klien dan
keluarga mengatakan sudah diberi informasi oleh petugas ruangan tetapi belum
mengerti, klien gelisah, tidur sering terbangun.
O: Klien memegangi tangan petugas, wajah klien
terlihat murung, klien sering menanyakan kesembuhannya.
Rencana
Tindakan Keperawatan:
1. Penurunan
curah jantung b/d adanya gangguan pada pembukaan pada katup mitral.
Data
penunjang:
S:
Klien mengeluh sesak nafas, cepat lelah, badan terasa lemah, kaki terasa
kesemutan.
O: TD: 150/100, N; 68; RR: 24; S: 37,50C; S1S2
tunggal, murmur (+) di seluruh lapang jantung, gambaran rontgen: ditemukan
adanya pembesaran jantung, efusi pleura, ECG:RVH; AGD: PH: 7,426; PCO2: 26,2
mmHg; BE: - 7,5 mmol à
alkalosis metabolik.
Tujuan jangka pendek: Klien dan keluarga dapat mengontrol
gejala dan tanda terjadinya penurunan curah jantung secara aktif.
Tujuan jangka panjang: Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, penurunan curah jantung dapat
diminimalkan
Kriteria hasil: Vital sign dalam
batas normal, Gambaran ECG normal, bebas gejala gagal jantung, urine output
adekuat 0,5-2 ml/kgBB, klien ikut serta dalam aktifitas yang mengurangi beban
kerja jantung
Rencana intervensi dan rasional:
No |
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
·
Kaji frekuensi
nadi, RR, TD secara teratur setiap 4 jam.
·
Catat bunyi
jantung.
·
Kaji perubahan
warna kulit terhadap sianosis dan pucat.
·
Pantau intake dan
output setiap 24 jam.
·
Batasi aktifitas
secara adekuat.
·
Berikan kondisi
psikologis lingkungan yang tenang.
|
·
Memonitor adanya perubahan
sirkulasi jantung sedini mungkin.
·
Mengetahui adanya
perubahan irama jantung.
·
Pucat menunjukkan
adanya penurunan perfusi perifer terhadap tidak adekuatnya curah jantung.
Sianosis terjadi sebagai akibat adanya obstruksi aliran darah pada ventrikel.
·
Ginjal berespon
untuk menurunkna curah jantung dengan menahan produksi cairan dan natrium.
·
Istirahat memadai
diperlukan untuk memperbaiki efisiensi kontraksi jantung dan menurunkan
komsumsi O2 dan kerja berlebihan.
·
Stres emosi
menghasilkan vasokontriksi yang meningkatkan TD dan meningkatkan kerja
jantung.
|
2. Gangguan
perfusi jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakn kakinya
terasa kemeng, pusing bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; S: 37,5; N: 68; RR: 24; alkalosis
metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG:RVH.
Tujuan
jangka pendek: Klien dapat mengontrol gejala dan tanda adanya ganggua
perfusi jaringan secara aktif.
Tujuan
jangka panjang: Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari perfusi
jaringan adekuat
Kriteria
hasil: vital sign dalam batas yang dapat diterima, intake output seimbang,
akral teraba hangat, sianosis (-), nadi perifer kuat, pasien
sadar/terorientasi, tidak ada oedem, bebas nyeri/ketidaknyamanan
Rencana intervensi dan rasional:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
·
Monitor perubahan tiba-tiba atau
gangguan mental kontinu (camas, bingung, letargi, pinsan).
·
Observasi adanya pucat, sianosis,
belang, kulit dingin/lembab, catat kekuatan nadi perifer.
·
Kaji tanda Homan (nyeri pada betis
dengan posisi dorsofleksi), eritema, edema.
·
Dorong latihan kaki aktif/pasif.
·
Pantau pernafasan.
·
Kaji fungsi GI, catat anoreksia,
penurunan bising usus, mual/muntah, distensi abdomen, konstipasi.
·
Pantau masukan dan perubahan
keluaran urine.
|
· Perfusi
serebral secara langsung berhubungan dengan curah jantung, dipengaruhi oleh
elektrolit/variasi asam basa, hipoksia atau emboli sistemik.
· Vasokonstriksi
sistemik diakibatkan oleh penurunan curah jantung mungkin dibuktikan oleh
penurunan perfusi kulit dan penurunan nadi.
· Indikator
adanya trombosis vena dalam.
· Menurunkan
stasis vena, meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan resiko
tromboplebitis.
· Pompa
jantung gagal dapat mencetuskan distres pernafasan. Namun dispnea
tiba-tiba/berlanjut menunjukkan komplikasi tromboemboli paru.
· Penurunan
aliran darah ke mesentri dapat mengakibatkan disfungsi G, contoh kehilangan
peristaltik.
· Penurunan
pemasukan/mual terus-menerus dapat mengakibatkan penurunan volume sirkulasi,
yang berdampak negatif pada perfusi dan organ.
|
3. Resiko
kelebihan volume cairan b/d adanya penurunan venous return.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan sesak
nafas, tidak hilang dengan istirahat, pusing bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; N: 68; RR: 24; murmur di seluruh
lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi pleura kanan.
Tujuan jangka pendek: Klien
dapat mengontrol kelebihan cairan sesuai pesanan yang diberikan oleh perawat
dan medis.
Tujuan jangka penjang: Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari kelebihan volume cairan tidak
terjadi.
Kriteria hasil: balance cairan
masuk dan keluar, vital sign dalam batas yang dapat diterima, tanda-tanda edema
tidak ada, suara nafas bersih.
Rencana
intervensi dan rasional:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
·
Auskultasi bunyi nafas untuk adanya
krekels.
·
Catat adanya DVJ, adanya edema
dependen.
·
Ukur masukan/keluaran, catat
penurunan pengeluaran, sifat konsentrasi. Hitung keseimbnagan cairan.
·
Pertahankan pemasukan total cairan
2000 cc/24 jam dalam toleransi kardiovaskuler.
·
Berikan diet rendah natrium/garam.
·
Delegatif pemberian diuretik.
|
·
Mengindikaiskan edema paru
skunder akibat dekompensasi jantung.
·
Dicurigai adanya gagal jantung
kongestif.kelebihan volume cairan.
·
Penurunan curah jantung
mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi cairan/Na, dan penurunan
keluaran urine. Keseimbangan cairan positif berulang pada adanya gejala lain
menunjukkan klebihan volume/gagal jantung.
·
Memenuhi kebutuhan cairan tubuh
orang dewasa tetapi memerlukan pembatasan pada adanya dekompensasi jantung.
·
Na meningkatkan retensi cairan dan
harus dibatasi.
·
Mungkin perlu untuk memperbaiki
kelebihan cairan.
|
4. Resiko kerusakan pertukaran gas b/d
perpindahan cairan ke dalam area interstitial/alveoli.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan
nafas terasa sesak tidak hilang dnegan istirahat, badan terasa lemah, kaki
terasa kemeng.
O: Seluruh kebutuhan ADL dibantu, TD: 150/100; N:
68; RR: 24; murmur di seluruh lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi
pleura kanan, kardiomegali (++); gambaran ECG: RVH.
Tujuan jangka pendek:
perpindahan cairan ke area interstitial dapat diminimalkan dengan pemberian
terapi dan perawatan yang mendukung.
Tujuan jangka penjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari pertukaran gas adekuat
Kriteria hasil:
sianosis tidak ada, edema tidak ada, vital sign dalam batas dapat diterima,
akral hangat, suara nafas bersih, oksimetri dalam rentang normal.
Rencana
intervensi dan rasional:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
|
· Auskultasi
bunyi nafas, catat krekels, mengii.
· Anjurkan
pasien batuk efektif, nafas dalam.
· Dorong
perubahan posisi sering.
· Pertahankan
posisi semifowler, sokong tangan dengan bantal.
· Pantau
GDA (kolaborasi tim medis), nadioksimetri.
· Berikan
oksigen tambahan sesuai indikasi.
· Delegatif
pemberian diuretik.
|
· Menyatakan adanaya kongesti paru/pengumpulan sekret menunjukkan
kebutuhan untuk intervensi lanjut.
· Membersihkan
jalan nafas dan memudahkan aliran oksigen.
· Membtau
mencegah atelektasis dan pneumonia.
· Menurunkan
komsumsi oksigen/kebutuhan dan meningkatkan ekspansi paru maksimal.
· Hipoksemia
dapat menjadi berat selama edema paru.
· Meningkatkan
konsentrasi oksigen alveolar, yang dapat memperbaiki/menurunkan hipoksemia
jaringan.
· Menurunkan
kongesti alveolar, meningkatkan pertukaran gas.
|
5.Intoleran
aktifitas b/d penurunan curah jantung.
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan
badan terasa lemah, kaki terasa kemeng, nafas terasa sesak, pusing bila berubah
posisi.
O: Pemenuhan kebutuhan klien dibantu (makan, mandi,
elelminasi, berpakaian), TD: 150/100; N: 68: RR: 24; S: 37,50C;
alkalosis metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG: RVH,
kemampuan kekuatan otot ekstremitas
5 5
4 4
Tujuan jangka pendek:
penurunan curah jantung dapat diminimalkan dengan periode istirahat
danperawatan yang adekuat.
Tujuan jangka penjang:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 3 hari, klien dapat beraktifitas
sesuai batas toleransi yang daapt diukur.
Kriteria hasil:
menunjukkan peningaktan dalam beraktifitas, dengan frekuensi jantung/irama dan
TD dalam batas normal, kulit hangat, merah muda dan kering
Rencana
intervensi dan rasional:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
|
·
Kaji toleransi pasien terhadap
aktifitas menggunakan parameter berikut: nadi 20/mnt di atas frek nadi
istirahat, catat peningaktan TD, dispnea, nyeri dada, kelelahan berat,
kelemahan, berkeringat, pusing atau pinsan.
·
Tingkatkan istirahat, batasi
aktifitas pada dasar nyeri/respon hemodinamik, berikan aktifitas senggang
yang tidak berat.
·
Batais pengunjung atau kunjungan
oleh pasien.
·
Kaji kesiapan untuk meningaktkan
aktifitas contoh: penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil/frek nadi,
peningaktan perhatian pada aktifitas dan perawatan diri.
·
Dorong memajukan aktifitas/toleransi
perawtan diri.
·
Berikan bantuan sesuai kebutuhan
(makan, mandi, berpakaian, eleminasi).
·
Anjurkan pasien menghindari
peningkatan tekanan abdomen, mnegejan saat defekasi.
·
Jelaskan pola peningkatan bertahap
dari aktifitas, contoh: posisi duduk ditempat tidur bila tidak pusing dan
tidak ada nyeri, bangun dari tempat tidur, belajar berdiri dst.
|
·
Parameter menunjukkan respon
fisiologis pasien terhadap stres aktifitas dan indikator derajat penagruh
kelebihan kerja jnatung.
·
Menurnkan kerja miokard/komsumsi
oksigen , menurunkan resiko komplikasi.
·
Pembicaraan yang panjang sangat
mempengaruhi pasien, naum periode kunjungan yang tenang bersifat terapeutik.
·
Stabilitas fisiologis pada istirahat
penting untuk menunjukkan tingkat aktifitas individu.
·
Komsumsi oksigen miokardia selama
berbagai aktifitas dapat meningkatkan jumlah oksigen yang ada. Kemajuan
aktifitas bertahap mencegah peningkatan tiba-tiba pada kerja jantung.
·
Teknik penghematan energi menurunkan
penggunaan energi dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
·
Aktifitas yang memerlukan menahan
nafas dan menunduk (manuver valsava) dapat mengakibatkan bradikardia,
menurunkan curah jantung, takikardia dengan peningaktan TD.
·
Aktifitas yang maju memberikan
kontrol jantung, meningaktkan regangan dan mencegah aktifitas berlebihan.
|
6. Ansietas b/d misinterpretasi informasi
mengenai regimen pengobatan dan perawatan.
Data
penunjang:
S: Klien dan keluarga
banyak bertanay mengenai pengobatan dan perawatan yang diberikan; klien dan
keluarga mengatakan sudah diberi informasi oleh petugas ruangan tetapi belum
mengerti, klien gelisah, tidur sering terbangun.
O: Klien memegangi tangan petugas, wajah klien
terlihat murung, klien sering menanyakan kesembuhannya, skala HARS 6-7.
Tujuan jangka pendek:
Klien dapat mengenal informasi yang diberikan mengenai regimen pengobatan dan
perawatan.
Tujuan jangka penjang:
Setelah diberikan penjelasan selama 2x10 menit, pasien dan keluarga dapat
mengontrol cemas dan berpasrtisipasi secara aktif dalam perawatan.
Kriteria hasil:
Klien dan keluarga mengatakan mengerti dengan penjelsan yang diberikan tentang
pengobatan dan perawatan yang diberikan, klien tenang, istirahat cukup, klien
kooperatif terhadap perawatan yang diberikan.
Rencana
intervensi dan rasional:
No
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
·
Identifikasi dan ketahui persepsi pasien thd
ancaman/situasi. Dorong mengekspresikan dan jangan menolak perasaan marah,
takut dll.
·
Catat adanya gelisah, menolak atau menyangkal
(afek tak tepat atau menolak program medis).
·
Mempertahankan kepercayaan pasien (tanpa keyakinan
yang salah).
·
Kaji tanda verbal/non verbal kecemasan.
·
Terima tetapi jangan beri penguatan terhadap
penolakan.
·
Orientasikan klien/keluarga thd prosedur rutin
dan aktifitas. Tingkatkan partisipasi bila mungkin.
·
Jawab pertanyaan dengan nyata dan jujur.
Berikan informasi konsisten, ulangi bila perlu.
·
Berikan periode istirahat, lingkungan tenang,
kurangi rangsang eksternal.
·
Dorong kemandirian, perawatan diri, libatkan
keluarga secara aktif dalam perawatan.
|
·
Cemas berkelanjutan dapat terjadi dalam berbagai
derajat selama beberapa waktu dan dapat dimanifestasikan oleh gejala depresi.
·
Cemas/takut diindikasikan dapat meningkatkan
respon saraf simpatis dan memperberat beban kerja jantung.
·
Pasien dan keluarga dapat dipengaruhi denagn
sikap tenang dari petugas serta penjelasan yang jujur dapat mengurangi
kecemasan.
·
Pasien mungkin tidak menunjukkan masalah
secara langsung, tetapi kata-kata dan tindakan dapat menunjukkan rasa marah,
gelisah.
·
Menyangkal unutk beberapa saat dapat
menguntungkan karena menghilangkan kecemasan tetapi dapat menurunkan rasa
penerimaan thd kenyataan situasi.
·
Perkiraan dan informasi dapat menurunkan
kecemasan pasien.
·
Informasi yang tepat tentang situasi
menurunkan kecemasan, membantu pasien/keluarga menerima situasi secara nyata.
·
Penyimpanan energi dan meningkatkan kemmapuan
koping.
·
Peningkatan kemandirian dari pasien dan
keluarga meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk melakukan
perawatan diri secara aktif.
|
D. Implementasi
Keperawatan
Tgl/jam |
No
Dx.
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
28-1-2002
08.00
WIB
09.00
WIB
09.15
WIB
09.30
WIB
10.00
WIB
12.00
WIB
12.30
WIB
13.00
WIB
13.30
WIB
|
2
2
3,5
3,5
4,5
5
1,2,3,4
1,2,3
4,5
1,2
3,5,6
1,2,3,4
|
·
Memperkenalkan diri pada klien dan
keluarganya.
·
Menanyakan keadaan klien dan keluhan sekarang.
·
Menanyakan keadaan istirahat dan makan minum
tadi pagi.
·
Memberi inj: Furosemid 2 amp.dan Ampi 1 gr.
·
Memberi minum klien.
·
Memberi posisi semi fowler
·
Merapikan tempat tidur klien.
·
Melakukan pemeriksaan fisik.
·
Mengukur vital sign.
·
Membantu memberi makan dan minum.
·
Memberi obat oral Dogoxin 0,25 mg.
·
Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga
tentang:
-
Pentingnya immobilisasi
-
Pentingnya taat pada diet yang ditentukan.
-
Pentingnya pembatasan minum dan mengontrol
cairan keluar (kencing, buang air besar, muntah)
-
Pentingnya latihan kaki aktif di tt dan
berubah posisi secara bertahap.
·
Observasi klien.
|
·
Klien dan keluarga kooperatif.
·
Klien mengatakan masih terasa sesak
nafas, kaki terasa kemeng, badan lemah, pusing bila duduk.
·
istirahat kemarin malam sekitar 6
jam, nafsu makan baik (makan tadi pagi habis 1 porsi, minum ½ gelas).
·
Reaksi alergi (-)
·
Minum habis 100 cc.
·
Klien mengatakn merasa nyaman dengan
posisi berbaring ½ duduk.
·
Tempat tidur klien rapi dna bersih.
·
Anemis (-), sianosis (-), DVJ (-),
S1S2 tunggal, murmur (++) di seluruh lapang jantung, rales (-), atrial
fibrilasi minimal, Tanda Homan (-), tanda oedem (-).
·
S: 37,50C; TD: 150/100
mmHg; N: 88 x/mnt; RR: 24 x/mnt; HR: 72 x/mnt.
·
Makan habis ½ porsi, mual (-), minum
100 cc.
·
Obat oral sudah dimun, mual (-).
·
Klien dan keluarga mengatakan
mnegerti dengan penjelsan yang diberikan, klien dan keluarga banyak bertanya
tentang penjelasan yang diberikan.
·
Klien tidur, gelisah (--).
|
29-1-2002
07.30
WIB
08.00
WIB
08.15
WIB
09.00
WIB
09.30
WIB
10.00
WIB
11.00
WIB
11.30
WIB
12.00
WIB
12.30
WIB
13.00
WIB
13.30
WIB
13.30
WIB
14.00
WIB
|
1,2,3
1,2,3
5
5
1,2
1,2,3,4
3,5
2,6
3,5
1,2,3,4,5
1,2
1,2,3
3,5
1,2,3,4
6
3,5
1,2,3,4
|
·
Menanyakan keadaan klien pagi ini.
·
Menyakan kleuhan yang dirasakan
klien sekarang, keadaan istirahat kemarin, makan/minum dan bab.
·
Merapikan tt dan lingkungan pasien.
·
Membantu makan/minum
·
Memberi obat oral: Digoxin 0,25 mg,
ASA 100 mg.
·
Mengukur vital sign.
·
Memberi ijn: Furosemid 2 amp, Cefo 1
gr.
·
Menanyakan keadaan perasaan klien
hari ini.
·
Memberi posisi duduk di tt.
·
Melakukan pemeriksaan fisik.
·
Melakukan ECG.
·
Mengobservasi klien.
·
Membantu memberi makan/minum
·
Mengukur vital sign.
·
Membatasi pengunjung.
·
Mengatur posisi tidur klien.
·
Observasi klien.
|
·
Klien mengatakan sesak masih, tidur
kemarin agak sulit karena cuaca panas, mual muntah (--), pusing (--).
·
Klien mengatakan bosan dnegan makanan
yang disediakan dan menanyakan boleh tidaknya makan makanan dari luar à
petugas menganjurkan klien untuk mematuhi diet yang diberiakn untuk menunjang
kesembuhan à
klien mengatakan mengerti.
·
Tt bersih dan rapi.
·
Makan habis ¾ porsi, minum 200 cc.
·
Obat oral sudha diminum.
·
S: 370C; N: 80 x/mnt, RR:
20 x/mnt; TD: 120/80 mmHg, HR: 80 ireguler.
·
Reaksi alergi (--).
·
Klien mengatakan sudah lebih tenang,
dan menanyakan kapan boleh turun dari tt.
·
Klien berbaring dalam posisi duduk,
sesak (--).
·
Anemis (-), sianosis (-), oedem
tungkai (-), S1S2 tunggal, murmur (++) di sebagian besar lapang jantung,
rales (-), peristaltik abdomen baik.
·
ECG: PR memanjang: 0,32”, ST elevasi
pada LII, QT 0,24”.
·
Klien tidur.
·
Makan habis ½ porsi, minum 100 cc,
muntah (-).
·
S: 36,80C; N: 84 x/mnt,
RR: 24 x/mnt; TD: 110/80 mmHg; HR: seirama nadi perifer, ireguler.
·
Klien berbaring dalam posisi semi
fowler, sesak (-).
·
Klien tidur, gelisah (-), CM: 750
cc; CK: 800 cc.
|
30-1-2002
14.30
WIB
15.00
WIB
15.30
WIB
16.00
WIB
16.00
WIB
16.15
WIB
17.30
WIB
19.30
WIB
|
2
2,6
3,5
1,2,3,4
3,5
5
3,5
3,5
5
1,2,3,4
|
· Menanyakan
keluhan klien hari ini.
· Mengkaji
psikologis klien.
· Memberi
minum.
· Mengukur
vital sign.
· Memberi
posisi duduk bersandar di tt.
· Menganjurkan
untuk melatih kaki secara aktif.
· Memberi
inj Furo 2 amp, Cefo 1 gr.
· Membantu
makan/minum
·
Mengatur posisi meja klien agar
dekat dgn tt.
·
Observasi klien
|
· klien
mengatakan sesak berkurang, O2 sudah tidak terpasang terus-menerus, mual
muntah (-), pusing berkurang, istirahat tidur cukup.
· Klien
menagtakan sudah pasrah dengan penyaktnya dan memeprcayakan kesembuhan
penyakitnya kepada perawat dan dokter dan berjanji akan menuruti petunjuk
yang diberikan dengan baik.
· Klien
terlihat tenang, gelisah (--).
· Klien
minum 100 cc.
· S:
36,20C; TD: 110/60 mmHg; RR: 20 x/mnt; N: 88 x/mnt ireguler.
· Klien
berbaring dalam posisi duduk bersandar dan mengatakan nyaman denagn posisi
tsb.
· Klien
mau mengikuti pentunjuk petugas dan muali menggerakkan kaki secara bergantian.
· Reaksi
alergi (--).
· Makan
habis ½ poris, minum 200 cc; mual muntah (--).
· Klien
tenang, gelisah (--), sesak (--), CM: 1400 cc; CK: 1100 cc.
|
31-1-2002
07.30
WIB
07.45
WIB
08.00
WIB
08.30
WIB
09.00
WIB
10.00
WIB
11.30
WIB
|
2
5
3,5
1,2
3,5
1,2,3,4
2,6
5,6
|
·
Menanyakan keadaan klien hari ini,
keadaan istirahat tidur kemarin, makan/minum.
·
Merapikan meja, tt dan lingkungan
klien.
·
Membantu menyiapkan makan/minum.
·
Memberi obat oral: Digoxin 0,25 mg,
ASA 100 mg.
·
Memberi minum klien.
·
Mengukur vital sign.
·
Menanyakan keadaan perasaan saat
ini.
·
Menjelaskan kepada klien dan
kleuarga tentang:
- pentingnya
ketenangan psikologis untuk menunjnag kesmebuhan klien.
- Latihan
kaki dan perubahan psoisi secara bertahap.
|
· Klien
mengatakan sulit tidur karena ingat anaknya di rumah, makan minum baik, mual
muntah (-), pusing (-), sesak sudah berkurang.
· TT
dan lingkungan penderita rapi dan bersih.
· Makan
habis ¾ porsi, minum 200 cc.
· Obat
oral sudah diminum.
· Minum
100 cc.
· S:
36,10C; N: 80 x/mnt; RR: 24 x/mnt; TD: 110/60 mmHg; HR: seirama
nadi perifer ireguler.
· Klien
ingin cepat pulang dan berjanji akan mentaati petunjuk yang diberikan oleh
perawat dan dokter.
· Klien
dan keluarga mengatakan akan mentaati petunjuk yang diberikan.
|
E. Evaluasi
Keperawatan.
No |
Diagnosa
Keperawatan
|
Evaluasi
|
1.
|
Tgl. 31-1-2002,
pukul 11.00 WIB.
Penurunan curah
jantung b/d adanya gangguan pada penutupan pada katup mitral.
Data penunjang:
S:
Klien mengeluh sesak nafas, cepat lelah, badan terasa lemah, kaki terasa kesemutan.
O: TD: 150/100, N; 68; RR: 24; S: 37,50C;
S1S2 tunggal, murmur (+) di seluruh lapang jantung, gambaran rontgen:
ditemukan adanya pembesaran jantung, efusi pleura, ECG: PR memanjang 0,32”,
QT 0,24” ST elevasi pada LII; AGD: PH: 7,426; PCO2: 26,2 mmHg; BE: - 7,5 mmol
à
alkalosis metabolik.
|
S: Klien mengatakan sesak sudah berkurang, badan masih
terasa lemah, kemeng pada kaki sudah berkurang, klien merasa lebih nyaman.
O: S1S2 tunggal, murmur (++), rales (-), S: 36,10C;
N; 80 x/mnt; TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR: serama nadi perifer ireguler.
A: masalah belum
teratasi
P: Lanjutkan
semua rencana pada dx 1
|
2.
|
Tgl. 31-1-2002,
pukul 11.00 WIB.
Gangguan perfusi
jaringan b/d penurunan sirkulasi darah perifer.
Data penunjang:
S: Klien
mengatakn kakinya terasa kemeng, pusing bila berubah posisi.
O: TD: 150/100; S:
37,5; N: 68; RR: 24; alkalosis metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi
pleura (++), ECG: PR memanjang 0,32”, QT 0,24” ST elevasi pada LII.
|
S: Klien mengatakn kemeng pada kaki sudah berkurang, pusing (-).
O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR: serama nadi
perifer ireguler, klien dapat duduk bersandar tanpa pusing, klien tenang.
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
rencana seluurhnya pada dx 2.
|
3.
|
Tgl. 31-1-2002,
pukul 11.00 WIB.
Resiko kelebihan
volume cairan b/d adanya perpindahan tekanan pada kongestif vena pulmonal.
Data
penunjang:
S:
Klien mengatakan sesak nafas, tidak hilang dengan istirahat, pusing bila
berubah posisi.
O: TD: 150/100; N:
68; RR: 24; murmur di seluruh lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi
pleura kanan.
|
S: Klien mengatkan sesak sudah berkurang, klien mengatakan dapat
istirahat dengan nyaman, duduk bersandar tanpa pusing.
O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR: serama nadi
perifer ireguler, Klien tenang, dapat duduk bersandar tanpa pusing dan tanpa
bantuan.
A: Masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
semua rencana pada dx 3
|
4.
|
Tgl. 31-1-2002,
pukul 11.00 WIB.
Resiko kerusakan
pertukaran gas b/d (perpindahan cairan ke dalam area interstitial/alveoli).
Data
penunjang:
S: Klien mengatakan
nafas terasa sesak tidak hilang dnegan istirahat, badan terasa lemah, kaki
terasa kemeng.
O:
Seluruh kebutuhan ADL dibantu, TD: 150/100; N: 68; RR: 24; murmur di seluruh
lapang jantung; gambaran rontgen: ada effusi pleura kanan, kardiomegali (++);
gambaran ECG: PR memnajang 0,32”; QT 0,24”, ST elevasi pada LII.
|
S: Klien mengatakn sesak sudah berkurang, istirahat
tidur dapat dengan nyaman, kaki sudah tidak kemeng lagi.
O: TD: 110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR: serama nadi
perifer ireguler, akral hangat dan kering, klien dapat berubah posisi secara
mandiri tanpa keluhan pusing.
A: Masalah teratasi
P: --
|
5.
|
Tgl. 31-1-2002,
pukul 11.00 WIB.
Intoleran
aktifitas b/d penurunan curah jantung.
Data
penunjang:
S:
Klien mengatakan badan terasa lemah, kaki terasa kemeng, nafas terasa sesak,
pusing bila berubah posisi.
O: Pemenuhan kebutuhan klien dibantu (makan, mandi,
elelminasi, berpakaian), TD: 150/100; N: 68: RR: 24; S: 37,50C;
alkalosis metabolik, kardiomegali (++), gambaran efusi pleura (++), ECG: PR
memanjang 0,32” QT 0,24”, ST elevasi pada LII, kemampuan kekuatan otot
ekstremitas
5 5
4 4
|
S: Klien mengatakn badannya sudah terasa enakan, pusing
(-), klien mengatakan sudah dapat duduk tanpa dibantu.
O: klien dapat makan dan minum tanpa dibantu, TD:
110/60 mmHg, RR: 20 x/mnt, HR: serama nadi perifer ireguler, klien tenang,
kooperatif.
A: masalah belum
teratasi
P: lanjutkan
rencana pada dx 5 secara keseluruhan.
|
6.
|
Tgl. 30-1-2002,
pukul 19.00 WIB.
Ansietas b/d
misinterpretasi informasi mengenai regimen pengobatan dan perawatan.
Data
penunjang:
S:
Klien dan keluarga banyak bertanay mengenai pengobatan dan perawatan yang
diberikan; klien dan keluarga mengatakan sudah diberi informasi oleh petugas
ruangan tetapi belum mengerti, klien gelisah, tidur sering terbangun.
O: Klien memegangi
tangan petugas, wajah klien terlihat murung, klien sering menanyakan
kesembuhannya.HARS: 5-6
|
S: Klien dan keluarga mengatakan mengerti dnegan
penjelasan yang diberikan, berjanji akan mentaati petunjuk yang diberikan.
O: klien mau makan makanan yang disediakan dan habis ¾
porsi, klien mau berlatih menggerakkan kaki secara aktif, berubah posisi
sesering mungkin.
A: masalah
teratasi.
P;--
|
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN
Ny. M. DGN DC FC IV Pc. MS Skunder RHD, Post ALO
DI
Ruang PENY. JANTUNG, RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan Kasus Dengan judul:
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN Ny. M. DGN DC FC IV Pc. MS
Skunder RHD, Post ALO
DI Ruang PENY. JANTUNG, RSUD DR.
SOETOMO SURABAYA
TANGGAL 28 - 31 JANUARI 2002
Disahkan
Sebagai Bahan Laporan Kasus
Di Ruang Penyakit Jantung, RSUD Dr.
Soetomo Surabaya
Tanggal 01 Februari 2002
Pembimbing Akademik, Pembimbing
Ruangan,
Sari Lutfiyah, S. Kp Obet Sugiyono, S.KM
NIP. NIP.
ConversionConversion EmoticonEmoticon