ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PADA TN. m DENGAN
ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI
PADA SHIZOPRENIA HEBEFRENIK SUB
STUPOR DI RUANG JIWA C RSUD DR SOETOMO SURABAYA
A.
Konsep Isolasi Sosial.
Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang
karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend, 1998).
Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993).
Terjadinya dipengaruhi oleh faktor predisposisi dan antara lain
perkembangan dan social budaya.
Kegagalan dapat menyebabkan individu tidak percaya pada diri, dan orang
lain, ragi, takut, salah, spesimis, putus asa terhadap orang lain, tidak mampu
merumuskan keinginana dan merasa
tertekan.
Keadaan ini dapat
menyebabkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang lain, lebih
menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain dan kegiatan sehari-hari
terabaikan.
B.
Konsep Shizofrenia Katatonik
Shizofrenia katatonik dapat dimanifestasikan
dalam bentuk stupor (ditandai dengan retardasi psikomotor, mutisme, kelakuan
seperti lilin (postur), negativisme, regiditas
atau kegaduhan (legitasi psikomotor yang ekstrim yang dapat menyebabkan
kelelahan atau kemungkinan melukai diri sendiri/orang lain bila tidak segera
ditanggulangi. Shizofrenia katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak,
gangguan metabolic, alcohol obat-obatan serta dapat juga terjadi gangguan afektif. Penting untuk diperhatikan
bahwa gejala-gejala katatonik bukan petunjuk untuk mendiagnosa shizofrenia.
Timbulnya pertama kali antara umur 15 – 30 tahun biasanya akut serta
sering didahului stress emosional.
Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.
1.
Gaduh gelisah katatonik :
Terdapat hyperaktifitas motorik tetapi tidak disertai dengan emosi yang
semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Klien terus
berbicara atau bergerak dan menunjukan steroitipi, manerisme, grimas,Mologisme,
tidak dapat tidur, tidak makan dan minum, sehingga mungkin terjadi dehidrasi
atau kolaps atau kadang-kadang terjadi kematian (kehabisan tenaga dan terlebih
bila terdapat penyakit badaniah : jantung, paru-paru dan sebagainya). Seorang yang mulai membaik pada shizofrenia gaduh gelisah katatonik berulang-ulang minta dipulangkan dari Rumah
Sakit. Pikiran ini diantaranya melalui berbagai macam cara, sehingga sudah
merupakan persevverasi.
2.
Supor katatonik :
Pada stupor katatonik penderita tidak menunjukan perhatian sama sekali
terhadap lingkungan. Emosinya seperti
dangkal. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor seperti :
- Mutisme kadang-kadang dengan mata tertutup.
- Muka tanpa mimik seperti topeng.
- Sttupor, penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang lama, beberapa hari, kadang-kadang sampai beberapa bulan.
- Bila diganti posisinya penderita ditantang : Negativisme.
- Makanan ditolak , air ludah tidak ditelan, sehingga terkumpul didalam mulut dan meleleh keluar, air seni dan faeces ditahan.
- Terdapat grimas dan katalepsi. Secara tiba-tiba atau pelan-pelan penderita keluar dari keadaan stupor ini dan mulai berbicara dan bergerak.
Etiologi
Shizofrenia Katatonik sama sebagaimana
gejala shizofrenia secara umum yaitu :
1.
Keturunan
2.
Sistem endokrin
3.
Sistem metabolisme
4.
Susunan saraf pusat
5.
Teori Adolf Meyer
6.
Teori Sigmund Freud
7.
Eugen Bleuler
8.
Shizofrenia sebagai satu sindroma
9.
Shizofrenia suatu gangguan psikosomatik
Prognosis,
Secara umum mempertimbangkan hal-hal berikut
:
1.
Kepribadian pre psikotik
2.
Timbulnya serangan shizofrenia akut lebih baik
3.
Jenis-jenis shizofrenia : jenis hebefrenik dan simpleks sama jeleknya,
penderita menuju kearah kemunduran mental.
4.
Umur :makin muda prognosis makin jelek
5.
Pengobatan makin cepat makin baik
6.
Fakktor pencetus : adanya factor pencetus lebih baik
7.
Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek.
Pengobatan
:
Prinsip
pengobatan shizofrenia katatonik sama
pengobatan shizzofrenia secara umum yaitu :
1.
Farmakoterapi
2.
Terapi elektorkonvulsi
3.
Psikoterapi dan rehabilitasi
4.
Hobotomi pre frontal.
C.
ASUHAN KEPERAWATAN TN. S
DENGAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK
DIRI PADA SHIZOPRENIA KATATONIK SUB STUPOR DI RUANG JIWA C RSUD
DR SOETOMO SURABAYA.
Pengkajian
Pengkajian merupakan awal dan dasar utama dari
proses keperawatan tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perumusan
kebutuhan atau masalah klien.
Data yang dikupulkan meliputi data biologis,
psikologis, sosial dan spiritual. Pengelompokan data pada pengakajian kesehatan
jiwa dapat pula berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilian
terhadap stressoe, sumber keping dan kemampuan kuping yang dimiliki klien
(stuart dan Sunden, 1998). Cara pengkajian lain berfokus pada 5 (lima) dimensi
: fisik, emosional, intelektual, sosial dan spiritual. Isi pengkajian meliputi
:
1. Identitas klien
2. Keluhan utama/alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Dimensi fisik / biologis
5. Dimensi psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Aspek medik
Data yang didapat melalui observasi atau
pemeriksaan langsung di sebut data obyektif, sedangkan data yang disampaikan
secara lisan oleh klien dan keluarga melalui wawancara perawatan disebut data
subyektif.
Dari
data yang dikumpulkan, perwatan langsung merumuskan masalah keperawatan pada setiap
kelompok data yang trkumpul. Umumnya sejumlah masalah klien saling saling
berhubungan dan dapat digambarkan sebagai pohon masalah (Fasio, 1983 dan INJF,
1996). Agar penentuan pohon masalah dapat di pahami dengan jelas, penting untuk
diperhatikan yang terdapat pada pohon masalah :
Penyebab (kausa), masalah utama (care problem) dan effect (akibat).
Masalah utama adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang
dimiliki oleh klien. Umumnya masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk
atau keluhan utama. Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang
menyebabkan masalah utama. Akibat adalah salah satu dari beberapa masalah klien
yang merupakan efek / akibat dari masalah utama. Pohon masalah ini diharapkan
dapat menudahkan perawat dalam menyusun diagnosa keperawatan
BAB
III
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
A.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
IDENTITAS KLIEN
N
a m a
: TN. M No. Reg. 10173831
U
m u r
: 21 tahun Tgl. MRS : 31-7-2003
Jenis kelamin :
Laki-laki Tgl Pengkjian : 12-8-2003
Agama : Islam
Informasi : Tn. M
A l a m a t : Gilang Taman, Sidoarjo.
I.
ALASAN MASUK
Klien diam sejak 3 hari sebelum
MRS, klien tidak mau bicara, sulit tidur, makan/minum hanya sedikit, klien
tidak mau keluar rumah, sering menyendiri dikamar, tidak mau kerja dan tidak
mau bantu orang tua.
II.
FAKTOR PREDISPOSISI
Klien pernah MRS dengan keluhan
yang sama pada bulan juni 2002, kemudian setelah KRS klien tidak kontrol lagi.
Anggota keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa. Aniaya fisik, Aniaya
seksual, Penolakan, Kekerasan dalam keluarga, Tindakan kriminal, tidak pernah
dialami oleh klien
III.
Faktor Presipitasi :
Keterangan dari kakak klien
sebelum MRS klien tiba-tiba diam tidak mau bicara setelah bertengkar dengan
adiknya yang paling kecil (paling dekat dengan klien) mengenai pemilihan
sekolah SMA dimana ada perbedaan dengan adiknya tentang pemilihan sekolah untuk
adikny, setelah itu klien diam
IV.
FISIK
1. Tanda vital: TD: 110/70 mmHg N: 76
S: 365oC P:
18x/menit
2. Ukur : TB:
169 BB: 51 kg Turun
Naik
3. Kesadaran Compos
Mentis, GCS 456, Keluhan fisik : tidak ada.
V.
PSIKOSOSIAL
GENOGRAM :
Keterangan
|
= Perempuan
|
|
= Laki-laki
|
|
= Laki-laki Meninggal
|
|
= Perempuan Meninggal
|
|
= Orang yang tinggal serumah
|
|
= Klien
|
1. Konsep diri :
a.
Citra tubuh : Klien diam dan tak tahu tentang keadaanya.
b.
Identitas diri : Klien belum
jelas menyebutkan nama, menyatakan sudah tidak bekerja.
c.
Peran : Anak ke 2 dari 3 bersaudara,
d.
Ideal diri : Klien mengatakan
ingin pulang kerumah ingin kumpul lagi bersama keluarga.
e.
Harga diri : Klien tidak suka bergaul dengan teman-teman sebayanya atau
dengan tetangganya.
Masalah
keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.
2. Hubungan Sosial:
Orang terdekat adalah adiknya, klien tidak pernah terlibat dalam kegiatan sosial. Klien akhir-akhir ini lebih banyak diam dirumah dan menyendiri dikamar.Masalah
Keperawatan: Isolasi sosial : menarik diri.
4. Spiritual:
a. Nilai dan Keyakinan
: Klien beragama Islam
b. Kegiatan ibadah :
Klien melakukan sholat 5 waktu sebagaimana diwajibkan oleh agamanya.
Masalah keperawatan
: Ada permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual, tidak dapat konsentrasi
dengan baik.
VI.
STATUS MENTAL
1.
Penampilan sehari-hari : klien penampilan sehari-hari rapih
dan postur tubuh agak kurus, mandi kadang bila dibantu, rambut tersisir rapih,
berpakaian sesuai.
Masalah
Keperawatan: -
2.
Pembicaraan
: Klien lebih banyak diam, Nada bicara lambat, klien menjawab pertanyaan
dengan singkat.
Masalah
Keperawatan: Kerusakan komunikasi
verbal
3.
Aktivitas
Motorik : Klien tampak lemah dan sering duduk sendirian,
kadang-kadang duduk ditempat tidur, psikomotor menurun.
Masalah
Keperawatan:
Isolasi sosial : menarik diri
4.
Afek
/ emosi : Sedih, pandangan kosong, berdiam diri dan tampak
ekspresi wajah lemah. Afek dangkal
Masalah
Keperawatan:
Isolasi sosial : menarik diri.
5. Interaksi Selama
Wawancara : Saat diajak bicara kontak mata tidak ada, sering menunduk, jawabanya
mengangguk atau menggeleng sesuai apa yang ditanyakan, komunikasi verbal sangat
minimal & tak lancar.
Masalah
Keperawatan: Isolasi
sosial : menarik diri
6. Persepsi : Tidak
ada halusinasi pendengaran.
Masalah
Keperawatan: Tidak ada masalah.
7. Proses Pikir :
Bentuk : non realistik. Arus : asosiasi longgar.
Masalah
Keperawatan: Perubahan
proses pikir
8. Isi Pikir : Poverty
of thought (kemiskinan akan ide) dan tidak ada waham.
Masalah
Keperawatan: Perubahan
proses pikir.
9. Tingkat Kesadaran :
Berubah.Orientasi cukup terhadap waktu, tempat dan orang.
Masalah
keperawatan :-
10. Memori : Klien mengetahui tanggal lahirnya dan
tanggal masuk rumah sakit.
Masalah
Keperawatan: -
11. Tingkat Konsentrasi
dan Berhitung : dapat menghitung dan berkonsentrasi
Masalah
Kepercayaan: -
VII.
KEBUTUHAN PERSIAPAN
PULANG
1. Makan , BAB/BAK,
Mandi, gosok gigi, berpakaian, sudah dapat melakukan sendiri.
2. Istirahat dan Tidur
Tidur siang lama: 1 jam s/d 2 jam
Tidur malam lama: 6 s/d 7 jam
Aktivitas sebelum/sesudah tidur: 15 s/d 30 menit
3. Penggunaan obat :
perlu bantuan minimal
4. Pemeliharaan
kesehatan, Perawatan lanjutan, Sistem pendukung, Aktivitas di dalam rumah,
Mempersiapkan makanan, Menjaga kerapihan rumah, Mencuci pakaian, Pengaturan
keuangan : memerlukan bantuan minimal
5. Aktivitas di luar
rumah : berbelanja, transportasi : bantuan minimal.
Masalah
Keperawatan:
-
VIII. MEKANISME KOPING
Adatif Maladatif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebihan
Teknik Relokasi Bekerja
berlebihan
Aktivitas konstruksi Menghindar
Olah raga Mencederai
diri
Lainnya: Giat dalam kegiatan Lainnya
Harian di ruangan,
kadang menyendiri,
Dan diam.
Masalah keperawatan
: Isolasi sosial: menarik diri
IX.
MASALAH PSIKOSOSIAL
DAN LINGKUNGAN
-
Masalah
dengan dukungan kelompok: Klien mengatakan keluarga (ibu) mendukung proses
pengobatan.
-
Masalah
berhubungan dengan lingkungan : Klien mengatakan tidak pernah mengikuti
kegiatan sosial dan lingkungan.
-
Masalah
dengan pendidikan : Klien mengatakan, saya belum lulus SMA.
-
Masalah
dengan pekerjaan : Tidak ada.
-
Masalah
dengan perumahan : tidak ada, klien mengatakan tinggal serumah dengan ibunya.
-
Masalah
dengan ekonomi : klien termasuk golongan ekonomi lemah.
-
Masalah
dengan pelayanan kesehatan : Kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
-
Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa, faktor
presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatan
X.
ASPEK MEDIK
a) Diagnosa multi aksial :
Aksis I : Skizofrenia Hebefrenik
Aksis II : Ciri kepribadian skizoid
Aksis III : -
Aksis IV : -
Aksis V : GAF skala : MRS : 30 - 21
b) Terafi medik :
Obat – obat : Tanggal 12 – 8 – 2003
-
Trifluoperazine (Stelazine) 2 x 5 mg
-
Lorazepam
2 x 2 mg
Terapi gerak : Klien mau ke ruang olah raga dan
mau melakukan aktivitas olah raga.
Terapi aktivitas kerja : Klien mau ke ruang terapi kerja dan mau
melakukan aktivitas.
X.
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
ANALISA
DATA
DATA
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
S: Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum klien MRS tidak mau keluar
rumah, menyendiri dikamar, tidak mau bekerja, makan dan minum sedikit.
O : Sering duduk menyendiri,
ekspresi wajah datar, menunduk dan kontak mata kurang, kepribadian skizoid.
S: Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum klien MRS tidak mau keluar
rumah, menyendiri dikamar, tidak mau bekerja, makan dan minum sedikit.
O : Sering duduk menyendiri,
ekspresi wajah datar, menunduk dan kontak mata kurang, kepribadian skizoid.
S : Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum klien MRS tidak mau keluar
rumah, menyendiri dikamar, tidak mau bekerja, makan dan minum sedikit.
O : Sering duduk menyendiri,
ekspresi wajah datar, menunduk dan kontak mata kurang,
.
|
Resiko perubahan sensoeri persepsi b.d isolasi
sosial :menarik diri
Isolasi sosial : menarik diri
Gangguan konsep diri; Harga diri rendah b.d
koping individu tidak efektif
|
18. POHON MASALAH:
Akibat : Resiko
Perubahan Sensori Persepsi :
Halusinasi pendengaran
Masalah Utama : Isolasi sosial : Menarik Diri
Core Problem
Penyebab : Harga
Diri Rendah
Koping
keluarga tidak efektif. Koping
Individu tidak efektif.
19.
DIAGNOSA KEPERAWATAN.
1.
Resiko perubahan sensori persepsi b.d isolasi sosial :menarik diri
DS :
Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum klien MRS tidak mau keluar rumah,
menyendiri dikamar, tidak mau bekerja, makan dan minum sedikit.
DO : Klien selalu
menghindar pada orang lain, bila diajak bicara tidak ada kontak mata dan sering
menunduk
2.
Isolasi sosial : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
DS :
Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum klien MRS tidak mau keluar rumah,
menyendiri dikamar, tidak mau bekerja, makan dan minum sedikit.
DO :
Klien selalu menghindar pada orang lain, bila diajak bicara tidak ada kontak
mata dan sering menunduk.
3.
Gangguan konsep diri; Harga diri rendah b.d koping individu tidak
efektif
DS :
Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum klien MRS tidak mau keluar rumah,
menyendiri dikamar, tidak mau bekerja.
DO :
Klien selalu menghindar pada orang lain, bila diajak bicara tidak ada kontak
mata dan sering menunduk.
RENCANA KEPERAWATAN JIWA |
|||||
Nama Pasien : Tn. M.s.
|
|
a. Ruang Jiwa II C RSUD Dr. Soetomo Surabaya |
|||
No/
|
Diagnosa
|
|
Perencanaan
|
|
|
Tgl
|
Keperawatan & Tujuan
|
Kriteria Evaluasi |
Tindakan Keperawatan
|
Rasional
|
|
.
11-8-2003
|
Isolasi
sosial : menarik diri b.d harga diri rendah.
Tujuan
umum :
Klien
mampu berhubungan dengan orang lain tanpa merasa rendah diri.
Tujuan
khusus :
1.
Klien mampu memperluas kesadaran dirinya
2.
Klien mampu menyelidiki / mengeksplorasi diri.
3.
Klien mampu mengevalusi dirinya
4.
Klien mampu membuat perencanaan yang realistis untuk dirinya
5.
Klien mampu bertanggungjawab dalam bertindak
6.
Klien dapat menggunakan keluarga dalam meningkatkan harga diri
Resiko perubahan sensori persepsi b.d
isolasi sosial :menarik diri
Tujuan
umum :
Perubahan
sensori persefsi: halusinasi dengar tidak terjadi
Tujuan
khusus :
1. Klien dapat hubungan saling percaya :
2. Klien dapat mengenal halusinasi
3. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
.
1.1.Setelah dua kali
pertemuan klien mampu menyadari dirinya sendiri dengan baik.
2.1. Setelah tiga kalil
pertemuan klien mampu menilai aspek-aspek yang ada pada dirinya seperti :
menyebutkan aspek kekuatan/kelebihannya dan aspek kelemahannya. diri.
3.1.Setelah tiga kali
pertemuan klien mampu menilai/mengevaluasi dirinya sendiri :
-
Menyebutkan
pertahanan diri (koping yang dimilki)
-
Perbedaan
koping adaptif dan maladaptif
4.1.Setelah 4 kali pertemuan
klien mampu membuat perencanaan yang realistis dan sesuai dengan kemampuannya
-
Melanjutkan
kegiatan positif di rumah sakit dan di rumah bila klien pulang
-
Bekerja
sebaik-baiknya, bila bererja kembali sesuai kemampuannya
5.1. Setelah 4 kali pertemuan
klien mampu menunjukkan tanggungjawabnya pada setiap tindakan sesuai dengan
rencana ;
-
Menepati
rencana yang telah disusun
-
Melaksanakan
aktivitas dengan kesadaran sendiri
-
Mengungkapkan
keuntungan yang dirasakanya
Setelah pulang ke rumah klien
mampu :
6.1.Meningkatkan harga diri
klien dan perawat terbina
hubungan saling percaya
Klien dapat mengenal
halusinasi
Setelah 3 kali pertemuan
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik
|
1.1.1.Identifikasi kemampuan
yang dimiliki klien.
1.1.2. Motivasi klien untuk
mendiskusikan perasaannya.
1.1.3. Dengarkan ungkapan pikiran
dan perasaan klien dengan penuh empati, beri respon dan tidak menghakimi.
1.1.4. Beri dukungan untuk
menurunkan kecemasan klien.
1.1.5. Tunjukkan bahwa klien
adalah individu yang berharga bagi dirinya, bertanggung jawab dan dapat
membantu diri sendiri.
2.1.1. Dorong klien
mengekspresikan emosi, keyakinan, prilaku dan pikiran secara verbal dan
nonverbal.
2.1.3. Bantu klien untuk
mengungkapkan kelebihan dan kelemahannya.
2.1.4.Bantu klien untuk
menguraikan hubungannya dengan orang lain
2.1.5.Beri penguatan pada
klien bahwa ia berguna dalam menyelesaikan masalahnya
2.1.6.Gunakan sumber daya
keluarga yang ada untuk memfasilitasi penyelidikan diri klien
3.1.1.Bersama klien
mengidentifikasi stressor dan bagaiman penilaian klien terhadap stressor tersebut
3.1.2.Jelaskan bahwa
keyakinan klien terhadap stressor mempengaruhi pikiran dan prilakunya
3.1.3.Bersama klien
identifikasi kekuatan dan sumber koping yang dimilkinya
3.1.4.Bandingkan bersama
klien, koping adaptif dan maladaptif
3.1.5. Diskusikan kerugian
dan akibat respon koping maladaptif dan keuntungan respon koping adaptif
3.1.6.Anjurkan dan bimbing
klien dalam memilih dan melakukan koping yang adaptif dalam memecahkan
masalah yang dihadapi
3.1.7.Beri pujian atas
kemampuan klien memilih dan mencoba melakukan koping yang adaptif
4.1.1.Bantu klien untuk
mengerti bahwa hanya klien yang dapat mengubah dirinya, bukan orang lain
4.1.2.Motivasi klien
merumuskan tujuannya sendiri (bukan perawat)
4.1.3.Diskusikan bersama
klien tentang konsekwensi dan realitas dari tujuannya
4.1.4.Bantu klien untuk
menetapkan secara jelas perubahan yang diharapkannya
4.1.5.Motivasi klien untuk
memulai pengalaman baru dan berkembang sesuai poetensi yang dimilkinya
4.1.6.Beri pujian atas
kemampuan klien
5.1.1.Beri kesempatan kepada
klien untuk sukses
5.1.2.Kuatkan dan akui
kekuatan, keterampilan dan aspek positif dari kepribadian klien
5.1.3.Bantu klien mendapatkan
bantuan yang diperlukan
5.1.4.Libatkan klien dalam
kegiatan kelompok
5.1.5.Beri waktu yang cukup
untuk proses berubah
5.1.6.Beri dukungan dan
pujian untuk membantu klien mempertahankan kemajuannya
6.1.1.Diskusikan dengan klien
hal-hal yang dapat dilakukan klien di rumah dalam usaha meningkatkan harga
dirinya
6.1.2. Jelaskan manfaat dan
kegunaan dari kegiatan dalam meningkatkan harga diri
6.1.3.Beri pujian atas
kemampuan klien yang positif
1.1 Bina hubungan saling
percaya
-
Salam
terapeutik
-
Perkenalan
diri
-
Jelaskan
tujuan interaksi
-
Ciptakan
lingkungan yang tenang
-
Buat
kontrak yang jelas pada setiap pertemuan (topik, waktu dan tempat berbicara)
1.2 Beri kesempatan klien
untuk mengungkapkan perasaannya
1.3
Dengarkan ungkapan klien dengan empati
Observasi tanda
halusinasi
2.1
Lakukan kontak sering dan singkat
2.2 Obeservasi tingkah laku klien terkait dengan
halusinasinya; bicara dan tertawa tanpa stimulus, memandang ke sekitarnya
seolah–olah ada teman bicara.
2.3 Bantu klien untuk mengenal halusinasi;
-
Bila klien
menjawab ada, lanjutkan; apa yang dikatakan ?
-
Katakan
bahwa perawat percaya klien mendengarnya.
-
Katakan
bahwa perawatan akan membantu klien
2.4 Diskusikan dengan klien tentang ;
-
Situasi
yang dapat menimbulkan / tidak menimbulkan halusinasi
-
Waktu dan
frekuensi terjadinya halusinasi (pagi, siang sore, malam atau bila sendiri
atau bila jengkel / sedih)
2.5 Diskusikan dengan klien tentang apa yang
di-rasakan bila terjadi halusinasi (marah / takut / sedih / senang) dan
berkesempatan mengung-kapkan perasaan
3.1 Diskusi dengan klien dan keluarga tentang
dosis, frekuensi dan manfaat obat.
3.2 Anjurkan klien meminta
sendiri obat pada perawat merasakan manfaatnya.
3.3 Anjurkan klien bicara
dengan dokter / perawat tentang efek dan efek samping obat yang di-rasakan
3.4 Diskusikan akibat
berhenti obat tanpa konsultasi.
3.5 Bantu klien menggunakan
obat, dengan prinsip 5 (lima) benar (benar dosis, benar cara, benar waktu)
|
Tingkat kemampuan klien
seperti : menilai realirtas kontrol diri atau integritas ego diperlukan
sebagai dasar untuk intervensi asuhan keperawatan
Meningkatkan keterbukaan klien.
Sikap empati memberikan arti
bahwa perawatan peduli pada klien tetapi tidak terlibat secara emosi.
Kecemasan dapat timbul pada
klien harga diri rendah saat berinteraksi dengan orang lain.
Meningkatkan kepercayaan
diriklien, sehingga klien merasa lebih dihargai.
Membantu klien untuk menerima
pikiran dan perasaannya.
Keterbukaan dan pengertian
tentang persepsi diri sendiri adalah prasyarat untuk berubah
Dapat memberikan gambaran
konsep diri dan hubungan dengan orang lain secara terbuka.
Penguatan akan memberikan
keyakinan bahwa kekuatan untuk berubah atau menyelesaikan masalah ada pada
dirinya
Keluarga dan kelompok
merupakan tempat yang tepat untuk memfasilitasi penyelidikan diri klien
Dengan mengetahui masalah
secara jelas, usaha atau alternatif pemecahan masalah dapat direncanakan
Prilaku yang ditampilkan
klien merupakan cerminan dari keyakinan yang dimilki klien
Klien dapat mengenal aspek
positif dengan baik pada dirinya
Pengetahuan klien tentang
koping adapatif dan maladaptif, membantu klien dalam menentukan pilihan
koping yang tepat
Respon koping maladaptif
tidak berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi
Akan meningkatkan motivasi
klien untuk memilih dan mencoba koping adaptif
Pujian dapat meningkatkan
harga diri klien dan menimbulkan minat untuk selalu melaksanakan hal-hal yang
positif
Untuk menanamkan sikap dalam
bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri
Klien adalah individu yang
bertanggungjawab terhadap kehidupannya sendiri
Untuk memotivasi klien
menilai rencana dan tujuan yang akan dilaksanakan
Klien perlu bertindak secara
realistis dalam kehidupannya]
Memulai pengalaman baru
merupakan langkah awal dalam bertindak secara realistis
Pujian dapat meningkatkan
harga diri klien
Dengan adanya kesempatan akan
memotivasi klien untuk menggantikan koping maladaptif dengan yang adaptif
dalam bertindak
Penguatan akan kemampuan,
keterampilan dan aspek positif klien akan meningkatkan harga diri klien
Sumber daya dan sumber dana
diperlukan dalam proses berubah
Pengakuan kelompok terhadap
klien dapat meningkatkan harga diri dalam bertindak yang adaptif
Waktu yang cukup akan
memaksimalkan keinginan klien untuk berubah
Dukungan dan pujian pada
hal-hal yang positif dapat meningkatkan harga diri klien
Dengan mengetahui cara untuk
meningkatkan harga diri akan menjadikan pertimbangan klien untuk memulainya
Dengan mengetahui guna dan
manfaat akan meningkatkan motivasi klien untuk memulai sesuatu
Pujian dapat meningkatkan
harga diri klien
Menambah rasa percaya diri
klien untuk mengungkapkan perasaan dan dapat terbina hubungan saling percaya
Dukungan dan pujian pada
hal-hal yang positif dapat meningkatkan harga diri klien
Untuk mengurangi kontak klien
dengan halusinasinya
Melihat tingkah laku yang terkait dengan adanya
halusinasi
Positif
reinforcement mendorong semangat menggunakan perilaku pengembangan koping
yang dapat diterima
Menambah pengetahuan bagi
klien dan keluarga sehingga menambah tingkat kepatuhan minum obat
Meningkatkan rasa kepatuhan
minum obat
Menghindari resiko efek
samping obat, anti psikotik mempunyai efek samping EPS yang membahayakan pada
kondisi klien
Menambah pengetahuan bagi
klien dan keluarga sehingga menambah tingkat kepatuhan minum obat
Menambah pengetahuan bagi
klien dan keluarga sehingga menambah tingkat kepatuhan minum obat
|
|
TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal
|
NO.
DX
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
11 –8- 2003
12 –8- 2003
13 –8- 2003
14 –8- 2003
15 –8- 2003
19-8-2003
|
DX. I
TUK.1
DX. I
TUK.1
DX. I
TUK.1
DX. I
TUK.1
DX. I
TUK.1
TUK 2
DX. 2
TUK 1
DX 1
TUK 3
TUK 4
|
Menyampaikan salam “ Selamat pagi Mas ….” ( Ekspresi datar, diam,
tidak menjawab)
-
Memperkenalkan
diri
-
Menjabat
tangan
-
Mempertahankan
kontak mata
“ Nama saya Arif. M saya mahasisiwa PSIK praktek di sini selama 1
bulan dari Senin-Jum’at akan merawat mas di sini. Kalau boleh tahu nama Mas
siapa dan suka dipanggil siapa ?
Menyampaikan salam “ Selamat pagi Mas ….” ( Ekspresi datar, diam,
tidak menjawab)
-
Memperkenalkan
diri
-
Menjabat
tangan
-
Mempertahankan
kontak mata
“ Nama saya Arif. M saya mahasisiwa PSIK praktek di sini selama 1
bulan dari Senin-Jum’at akan merawat mas di sini. Kalau boleh tahu nama Mas
siapa dan suka dipanggil siapa ?
Menyampaikan salam “ Selamat pagi Mas ….” ( Ekspresi datar, diam,
tidak menjawab)
-
Memperkenalkan
diri
-
Menjabat
tangan
-
Mempertahankan
kontak mata
“ Nama saya Arif. M saya mahasisiwa PSIK praktek di sini selama 1
bulan dari Senin-Jum’at akan merawat mas di sini. Kalau boleh tahu nama Mas
siapa dan suka dipanggil siapa ?”
“ Nama Mas MS kan ? senang kalau saya panggil Mas S ? “
“ Mas S sudah mandi ? sudah minum obat ?”
Menyampaikan salam “ Selamat pagi Mas ….” ( Ekspresi datar, diam,
tidak menjawab)
-
Memperkenalkan
diri
-
Menjabat
tangan
-
Mempertahankan
kontak mata
“ Nama saya Arif. M saya mahasisiwa PSIK praktek di sini selama 1
bulan dari Senin-Jum’at akan merawat mas di sini. Kalau boleh tahu nama Mas
siapa dan suka dipanggil siapa ?”
“ Nama Mas MS kan ? senang kalau saya panggil Mas S ? “
“ Mas S sudah mandi ? sudah minum obat ?”
- Menyampaikan salam “ Selamat pagi Mas ….”
-
Menjabat
tangan
-
Mempertahankan
kontak mata
- Mengevaluasi kemampuan
klien TUK 1, “ Mas S masih ingat nama saya ? “
- “ Mas S sudah mandi ? sudah minum obat ?”
- Mengingatkan kontrak,
topik,waktu dan tempat
“ Apakah S masih ingat
pertemuan kita kemaren pagi, pertemuan sekarang akan membicarakan apa?”
- Mendiskusikan kelebihan yang klien
punyai
- Menanyakan perasaan klien saat ini
- Memberikan reenforcement atas kemauan klien
untuk mau mengungkapkan perasaannya
- Memberikan pujian karena klien sudah mau bicara “ Alhamdulillah mas
mau bicara”
- Mendorong klien untuk bercerita lebih jauh tentang keadaan dirinya “
Bagaimana perasaan Mas sekarang ? sudah baikkan?”
- Mengklarifikasi kata-kata klien yang tidak dimengerti “ Maksud Mas S
bagaimana saya masih belum mengerti ?”
- Menjelaskan pada klien manfaat berhubungan dengan orang lain
“Bagaimana rasanya mas S kalau hidup sendiri tanopa da orang lain ?”
Membantu klien membuat kesimpulan secara relistik apa yang sudah
direncanakan dalam berhubungan dengan orang lain “ Bagaimana Mas rencana
selanjutnya ingin punya teman lagi ?”
|
S : -
O : -
Klien diam tidak berbicara sepatah katapun, mata dengan pandangan
kosong. Kontak mata belum ada
A : Fase perkenalan belum berhasil karena klien diam
P : Lanjutkan fase orientasi dengan mengadakan
kontrak untuk pertemuan berikutnya besok jam 10.30-10.50 tanggal 12-8-2003
S : -
O : -
Klien diam tidak berbicara sepatah katapun, mata dengan pandangan
kosong. Kontak mata sudah ulai ada
A : Fase perkenalan belum berhasil karena klien diam
P : Lanjutkan fase orientasi dengan mengadakan kontrak untuk pertemuan
berikutnya besok jam 09.30-09.50 tanggal 13-8-2003
S : -
O : -
Klien diam tidak berbicara sepatah katapun, mata dengan pandangan
kosong. Kontak mata sudah mulai ada
A : Fase perkenalan belum berhasil karena klien diam
P : Lanjutkan fase orientasi dengan mengadakan kontrak untuk pertemuan
berikutnya besok jam 09.00-09.10 tanggal 14-8-2003
S : -
O : -
Klien diam tidak berbicara sepatah katapun, mata dengan pandangan
kosong. Kontak mata sudah ada
A : Fase perkenalan belum berhasil karena klien diam
P : Lanjutkan fase orientasi dengan mengadakan
kontrak untuk pertemuan berikutnya besok jam 09.00-09.10 tanggal 15-8-2003
S : Klien mampu berbicara walau hanya dengan
kata-kata singkat, mampu menjawab pertanyaan siapa nama perawat “Arif”dan
menjawab kata “ya”/’tidak”
O : Klien
terlihat lebih tenang, bicara masih lambat dan mau mengikuti kegiatan
olahraga bersama orang lain dan ikut aktif terlibat dalam kegiatan
A : TUK 1dan 2
tercapai dimana klien dapat mengungkapkan perasann menarik diri
P : Pertemuan tanggal 19-8-2003 jam 09.00-0910
mengenai topik mamfaat betrgaul/berhubungan dengan orang lain
S : Klien mampu berbicara walau hanya dengan
kata-kata singkat, mampu menjawab pertanyaan dengan kata “ya”/’tidak” dan mau mengulang jawaban
yang perawat tidak mengerti seperti “saya mau pulang”
O : Klien
terlihat lebih tenang, bicara masih lambat dan mau mengutarakan masalahnya
A : TUK 1
tercapai dimana klien suadah mau berbicara/berkumonikasi dengan
perawat
P : Pertemuan tanggal 19-8-2003 jam 09.00-0910
mengenai topik mamfaat betrgaul/berhubungan dengan orang lain
S : Klien mampu berbicara dengan kata-kata
singkat, mampu menjawab pertanyaan dengan
kata “ya”/’tidak” dan mau mengulang jawaban yang perawat tidak
mengerti seperti “saya mau pulang”
O : Klien
terlihat lebih tenang, bicara masih lambat dan mau mengutarakan masalahnya
A : TUK 3 dan 4
tercapai dimana klien suadah mau berbicara/berkumonikasi dengan
perawat
P : Persiapan klien pulang
|
4
juni 2002
jam
08.00
Jam 09.00
Jam
11.00
5
Juni 2002
jam 08.00
jam
11. 00
6
Juni 2002
jam
08.00
jam
09.00
jam
12.00
7
juni 2002
jam
08.00
jam
09.00
Jam
10.00
Jam
12.00
|
-Membina hubungan saling percaya dengan membuat
perjanjian
-Membantu memenuhi kebutuhan Nutrisi dengan
memberi pengertian manfaat makan dan obat Trifluofenazine 2,5 mg
-Membantu keluarga untuk mampu membantu klien
dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari
-Mengajak
klien untuk latihan lakukan aktifitas
-Mengajak klien untuk ikut lakukan aktifitas
kelompok
-Melakukan pendekatan lagi untuk menggali
permasalahan yang sedang dihadapi klien
-Membantu
klien minum obat
-Mengajak
klien dalam aktifitas gerak/olahraga
-Mengajak diskusi tentang kegiatan yang akan
dilakukan selama di RS dan di rumah
-Mencoba lagi menggali perasaan supaya mau
berbicara
-Menyapa klien sambil menanyakan obat sudah
diminum apa belum
-Memberikan dorongan pada klien untuk lakukan
aktifitas agar tidak terus tidur
-Menanyakan apakah kegiatan klien bila sudah pulang nanti dan
memberikan dukungan untuk selalu beraktifitas dan tidak selalu menyendiri.
-Membantu
memberikan obat
-Mengajak
ngobrol dengan klien agar mau bicara
-Mendiskusikan dengan keluarganya kegiatan yang
harus dilakukan bila sudah pulang kerumah agar tidak selalu menyendiri
dirumah
-Mengajak lakukan aktifitas olahraga sambil
memberikan pengetahuan tentang manfaat
aktifitas gerak
- Mengajak ngobrol dan mendiskusikan tentang
manfaat obat, makanan yang telah dimakan
- Mengajak diskusi tentang persiapan bila dirumah
dan memotivasi sikap klien yang sudah kooperatif untuk dipertahankan
- Menganjurkan agar supaya obat diminum secara
teratur dan kontrolsesuai jadwal yang telah ditentukan dan bila terjadi
sesuatu dari efek obat segera dibawa ke RS (untuk keluarganya)
-
Mendiskusikan tentang perawatan klien dirumah
denga orang tua agar klien tidak kambuh lagi.
EVALUASI
:
TANGGAL :
4
JUNI 2002 :
Klien
belum bias diajak komunikasi, hanya menjawab ya atau tidak, sambil
memalingkan perhatian pada tempat lain.
5
JUNI 2002 :
Klien
sedikit mau bicara bila dittanya mengapa ingin pulang, klien mengatakan
kangen dengan keluarga. Klien mau olahraga tapi sebentar saja. Lalu pergi
keruangan untuk istirahat.
6
JUNI 2002
klien
nangis karena pingin pulang . Bila ditanya tidak mau menjawab, hanya mengeluh
terus untuk mau pulang. Makan dan minum serta perawatan diri sudah dapat
dilakukan sendiri.
7
JUNI 2002
Klien
tampak berseri-seri saat ditanya sangat kooperatif dalam memberikan jawaban
dan mau menatap sipenanya. Bila ditanya kegiatan dirumah klien mampu menyebutkan.
Klien
pulang jam 13. 30
|
-Klien
hanya mengangguk-ngangguk sambil tersenyum
-Kontak
mata belum ada
-Klien
mau diajak lakukan latihan gerak ringan
-Klien
mau berkumpul namun disuruh bicara belum mau
-Klien
tidak mau bicara
-Klien
minum obat atas bantuan petugas
-Klien
ikut kegiatan olahraga
-Klien
tidak mau bicara
hanya
kata ingin pulang
-Klien
sudah mulai menjawab bila ditanya
-Klien
mau dan bias menyebutkan kegiatanya selama berada dirumah
-Mau
ngomong tapi hanya singkat-singkat saja.
-Klien
mau ikut dalam kegiatan olahraga
-Klien
tampak sengan bicara sudah lancar dan wajah berseri-seri
Klien
menyebutkan kegiatan yang dilakukan dirumah
Menerima
dan mau melaksanakan pesanan yang telah dianjurkan
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon