Salam Sehat dan Harmonis

-----

menarik diri


BAB I
LANDASAN TEORI
I.          KONSEP MEDIS
A.    Definisi
-          Menarik diri adalah suatu bentuk gangguan berhubungan sosial di mana seseorang tidak mampu membina hubungan dengan orang lain secara terbuka.
-          Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain. Individu tampak sering menyendiri dan memisahkan diri dari interaksi sosial dengan orang lain.
B.     Etiologi
Menurut Mary C. Townsend (1998), kemungkinan penyebab menarik diri adalah
1.      Takut akan penolakan atau kegagalan dalam berinteraksi
2.      Proses berduka yang belum terselesaikan
3.      Tidak ada orang bermakna bagi klien atau teman sebaya
4.      Kurang rasa percaya pada orang lain
5.      Regresi perkembangan
6.      Kerusakan proses pikir
7.      Panik

C.    Tanda dan Gejala
Menurut Budi Ana Keliak (1999), tanda dan gejala menarik diri adalah:
1.      Kurang energi, sedih, aktivitas menurun
2.      Kurang komunikatif, kurang kontak mata
3.      Asyik dengan pikirannya sendiri
4.      Meminta untuk sendirian
5.      Menolak berhubungan dengan orang lain
6.      Rendah diri
7.      Tidak merawat diri dan memperhatikan kebersihan diri
8.      Malas makan dan minum
D.    Patofisiologi
Menurut Lynda Juall (Carpenito: 1998 hal 917) bahwa proses terjadinya menarik diri adalah:
1.      Berhubungan dengan keadaan yang memalukan, keterbatasan energi terhadap kehilangan faktor tubuh, penyakit terminal, kehilangan sebagian tubuh.
2.      Berhubungan hambatan komunikasi terhadap kehilangan pendengaran, retardasi mental, kesulitan bicara, deficit penglihatan dan penyakit mental kronis.
3.      Situasional yang berhubungan dengan pengasingan dari orang lain terhadap tidak percaya atau curiga, ansietas, halusinasi dan ketergantungan
4.      Berhubungan dengan hambatan budaya dan bahasa
5.      Berhubungan dengan perubahan pola hubungan sosial terhadap perceraian, kematian, kehilangan pekerjaan
Proses terjadinya menarik diri:
1.      Pada awalnya belum merasa bodoh, lambat, berbeda dan terbelakang, yang menyebabkan klien sulit bersosialisasi dan akhirnya menarik diri.
2.      Pada awalnya klien merasa tidak berharga lagi sehingga merasa tidak aman dalam berhubungan dengan lain orang.
E.     Rentang Respon
Menurut Stuart dan Sudden, respon sosial individu berada dalam rentang respon adaptif dan maladaptif
RENTANG RESPON SOSIAL

Respon adaptif                                                                     Respon maladaptif
- menyendiri                       - kesepian                           - manipulasi
- otonom                             - ketergantungan                - impulsif
- kebersamaan                                                               - narkisisme
- saling ketergantungan

II.       KONSEP KEPERAWATAN
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehatan jiwa abstrak (tak dapat dilihat langsung seperti masalah kesehatan, memperlihatkan gejala yang berbeda muncul atau berbagai penyebab (Keliat, 1991 hal. 23).
Klien dengan menarik diri sukar mengontrol diri dan sukar berhubungan dengan orang lain. Perawat harus mempunyai kesadaran diri agar dapat mengenal dan mengevaluasi perasaan sendiri sehingga dapat memakai dirinya secara terapeutik dalam merawat klien.
Proses keperawatan klien menarik diri haruslah sistematis mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi. Asuhan keperawatan yang dirumuskan direktorat kesehatan jiwa tahun 2000 adalah sebagai berikut:
A.    Pengkajian
Tahap pengkajian terdiri dan pengumpulan data, perumusan masalah klien, data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis. sosial dan spiritual. Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat merupakan faktor predisposisi, faktor presipitasi, kemampuan koping yang dimiliki klien.
a.       Faktor predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen, (1995), dikutip Keliat hal 3
Beberapa faktor pendukung terjadinya gangguan dalam perkembangan sosial adalah:
1)      Faktor tumbuh kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Tugas masing-masing tahap tumbuh kembang ini memiliki karakteristik tersendiri.
Pengamatan sosial individu pada masing-masing meninggalkan sejumlah bekas beberapa sikap, sifat, nilai yang khas (Freud dalam Koesworo, 1991).
2)      Faktor dalam komunikasi keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan menjadi faktor pendukung untuk terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hubungan komunikasi yang tidak jelas, di mana seorang anggota keluarga menerima pesan yang sating bertentangan dalam waktu bersamaan, ekspresi, emosi yang tinggi dalam keluarga yang menghambat untuk perkembangan dengan lingkungan di luar keluarga.
3)      Faktor sosial budaya
Menjauhkan diri dari lingkungan sosial merupakan faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial.
Hal ini disebabkan oleh norma-norma yang salah yang dianut oleh keluarga di mana setiap anggota keluarga yang tidak produktif seperti usia lanjut. Penyakit kronis dan penyandang cacat diasingkan dan lingkungan sosialnya.
4)      Faktor biologis
Organ tubuh yang jelas dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, pada klien dengan schizophrenia yang mengalami masalah dalam hubungan sosial terdapat struktur yang abnormal pada otak seperti atropi otak, perubahan ukuran dan bentuk sel-sel dalam limbik dan daerah kortikal.
Adanya kelainan-kelainan kronis seperti kelainan mental organik atau retardasi mental, dianggap membatasi kapasitas adaptif seseorang secara umum (Dewitt, 1984).
b.      Faktor presipitasi atau pencetus
1)      Faktor eksternal
Contohnya adalah stressor sosial budaya yakni stress yang ditimbulkan oleh faktor sosial budaya yang antara lain adalah keluarga.
2)      Faktor internal
Contohnya adalah stressor psikologis yakni stress terjadi akibat ansietas yang berkepanjangan dan terjadi bersamaan dengan keterbatasan kemampuan individu untuk mengatasinya. Ansietas ini dapat terjadi akibat tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau tidak terpenuhinya kebutuhan individu sebagaimana yang dikemukakan oleh Direktorat Pelayanan Medik (2000, hal: 100).
c.       Perilaku
Menurut Direktorat Pelayanan Keperawatan (1996 : 47). perilaku yang ditampakkan klien menarik diri adalah:
1)      Ekspresi wajah kurang berseri
2)      Apatis
3)      Kurang spontan
4)      Kurang komunikasi verbal
5)      Mengisolasi diri
6)      Rendah diri
7)      Aktivitas menurun
8)      Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
9)      Retensi urine dan faeces
10)  Banyak tidur siang
11)  Kurang bergairah.
d.      Mekanisme koping
Menurut W. F Maramis (1998 : 83), mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan pada klien menarik diri yaitu:
1)      Regresi adalah mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah dengan respons yang kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang.
2)      Represi adalah menekan perasaan pengalaman yang menyakitkan atau konflik dan cenderung memperkuat mekanisme ego lainnya.
3)      Isolasi adalah memutuskan pelepasan afektif karena keadaan yang menyakitkan atau memisahkan sikap-sikap yang bertentangan.
4)      Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls kepada orang lain terutama keinginan, perasaan yang tidak dapat ditoleransi.
B.     Masalah Keperawatan
1.      Gangguan konsep diri: harga diri rendah
2.      Gangguan interaksi sosial: menarik diri
3.      Resiko perubahan sensory persepsi: halusinasi
4.      Sindrom deficit perawatan diri
C.    Pohon Masalah
Efek                 :   Resiko perubahan sensory
                             persepsi: halusinasi
                             ­
Core problem   :   Gangguan interaksi sosial:            Sindrom defisit
                             menarik diri                                   perawatan diri
                             ­                                                    ­
Etiologi            :   Gangguan konsep diri:      ®        Kurang motivasi
                             harga diri rendah

D.    Diagnosa Keperawatan
1.      Resiko perubahan sensory persepsi: halusinasi berhubungan menarik diri
2.      Gangguan interaksi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah
3.      Sindrom deficit perawatan diri berhubungan dengan kurang motivasi
E.     Rencana Tindakan Keperawatan
Terlampir di ASKEP.


Previous
Next Post »

Translate