Salam Sehat dan Harmonis

-----

Deman Darah Dengue


I.    Konsep Dasar Medis

A.    Definsi
            Deman Darah Dengue adalah suatu infeksi penyakit yang disebabkan oleh virus dengue    yang masuk kedalam melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
B.     Etiologi
DHF disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
C.    Patofisiologi
Virus Dengue Masuk Melalaui Gigitan Nyamuk
( Aedes Aegypty )

Invasi kesistem peredaran darah (sirkulasi)

Reaksi Anamnestik Antibody

Konsentrasi kompleks Antigen-Antibody yang tinggi

Aktivitas system komplemen (c3a x c5a)

Pelepasan anafilatoksin (Serotonin, Bradikinin, Histamin, Mamokin, Prostaslandin)
 











Hipertermia
 
`








 


Perubahan perfusi jaringan
 












Suplai 02 dan Nutrisi kejar berkurang



 
Kurang pengetahuan
 
Kurang informasi
 

















               Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui nyamuk dan infeksi pertama kali dan juga adanya proses imunologis mempunyai peranan yang akan memberi reaksi pada DHF. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi sangat berbeda akan tampak, bila seseorang mendapat infeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlaianan.
                Reinfeksi akan menyebabkan suatu reaksi anamnostik antibody sehingga menimbulkan konsentrasi kompleks ontigen antibody (kompleks) virus antibody yang tinggi menyebabkan terdapatnya kompleks virus antibody dalam sirkulasi darah. Mengakibatkan kompleks virus antibody akan mengaktivasi sesuatu komplemen yang berakibat dilaporkannya anafilakoksin (brakinin, serotonin, histamine, monokin, dan prostaglardin)  menyebabkan meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangnya plasma endotel dinding tersebut. Sebaiknya diperlukan waktu yang cukup lama untuk memperoleh kesempatan bahwa Disseminated intramuskuler coangultion (DIC) disamping trombositopenia. Menurunnya fungi trombosit (protombin, factor V, VII, IX, X dan fibrinogen) merupakan faktor terjadinya perdarahan hebat terutama perdarahan traktus gastrointestinal
               Suatu keadaan yang sangat berperan dalam terjadinya renjatan adalah pelepasan anafilakoksin yang berakibat ekstravasasi cairan intramuskuler.
               Hal ini akibat mengurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Plasma merembes selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada saat renjatan
               Pada pasien dengan renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 30­­­­0/0 adanya kebocoran plasma kedaerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukan cairan dalam rongga serosa yaitu ronga peritoneum, pleura dan pericardium yang pada Autopsy ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya melalui infus. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma bila tidak segera diatasi dapat berakibat anaksia jaringan. Asidosis metabolik dan kematian

  1. Menifestasi Klinik
1.      Demam tinggi selama  2-7 hari
2.      Menifestasi perdarahan seperti :
Uji torniguet positif, Petechie, Purpura, Echimosis, Hematoma, Epistaksis, Hematemosis, Melena, Hematuri
3.      Pembesaran hati dan nyeri tekcin tanpa ikterus
4.      Anoreksia, lemah, nyeri punggung, sakit kepala, sianosis pada mulut, nyeri pada tulang persendian
5.      tanda-tanda renjatan (syanosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah)
  1. Klasifikasi
Derajat I    :  Demam serta menifestasi pendarahan ringan yaitu uji torniguet (+)
Derajat II  : Sama seperti Derajat I disertai pendarahan spontan dikulit dan  menifestasi pendarahan lain
Derajat III : Ditemukan tanda-tanda dini renjatan yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun (kurang dari 20 mmhg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab dan penderita menjadi gelisah
Derajat IV :  Renjatan berat (DSS) : Nadi dan tekanan darah tidak terukur
  1. Penatalaksanaan Medis
1.      Minum banyak 1,5-2 liter / 24jam dengan air teh, gula dan susu
2.      Antipiretik jika terjadi demam
3.      pemberian cairan melalui infuse, dilakukan jika pasien mengalami syok dan hematokrit cenderung meningkat
  1. Prognosis
§  Derajat I membaik
§  Pada anak-anak lebih ringan
§  Bila ada syok prognosis memburuk

II.  Konsep Dasar Keperawatan
A.    Riwayat Keperawatan
§  Aktivitas / Istirahat
Gejala  : Kelelahan, kelemahan umum
§  Sirkulasi
Tanda  : Hipotensi termasuk perubahan postural, syanosis, capillary > 2 detik. Nadi mula-mula cepat dan normal atau lambat pada hari ke 4 / 5,
Petechie, Purpura, Echimosis, Epistaksis, Hematemesis, Melena
§  Eliminasi
Gejala   : Konslipasi atau kadang-kadang diare
Tanda    : Penurunan volume cairan, warna gelap, pekat, hematomesis, melena
§  Makanan / cairan
Gejala   : Haus, anoreksia, mual / muntah
Tanda  : Penurunan berat badan, membran mukosa kering, lidah kotor, penurunan air mata, dan saliva kulit kering dengan turgor, buruk, pucat, lembab, dingin (syok)
§  Neurosensorik
Gejala  : Kesemutan ekstremitas, sakit kepala, nyeri otot, dan persendihan
Tanda  : perubahan perilaku, apatis, gelisah kacau mental


§  Pernapasan
Tanda  : Takipnea / pernapasan cepat / derajat batuk
§  Keamanan
Tanda  : Suhu tubuh meningkat
B.     Diagnosa Test
1.      SDP                                :    tidak mungkin meningkat pada status hipovolemik karena   hemakonsentrasi leucopenia terjadi sebelumnya, diikuti oleh pengulangan leukositosis
2.      Elektrolit Serung             :  berbagai     ketidakseimbangan    mungkin     terjadi   dan menyebabkan asisdosis, perpindahan cairan dan perubahan fungsi ginjal
3.      Pemeriksaan trobosit      :     penurunan kadar (trombositoperik) dapat terjadi karena agresasi trombosit
4.      BUN                              :     peningkatan kadar diasosiasikan dengan denidrasi, kegagalan ginjal
5.      Lactate Serum                :     meningkat asidosis, metabolic, syok

C.    Masalah Keperawatan
1.      Devisit volume cairan s/d adanya pendarahan
a.       Pantau TTV
R/ : takikardi dan hipertensi tergantung pada derajat kekurangan cairan
b.      Palpasi nadi periver, pengisian kapiler, warna dan suhu kulit
R/ : kurang cairan mengakibatkan ketidakadakuatan perfusi jaringan
c.       Pantau intake autput
R/ : kebutuhan pengantian cairan didasarkan pada perbaikan kekurangan
d.      Anjuran minum banyak
R/ : dapat mengantikan cairan yang keluar
e.       Pelaksnaan pemeriksaan lep sesuai indikasi (elktrolit, glokosa, DH, PCO2)
R/ : perdarahan ketidakseimbangan elektrolit memelukan perbaikan
f.       Penatalaksanaan pemberian cairan I.V
R/ : pemberian perbaikan sirkulasi segera
2.      Perubahan perfusi jaringan s/d kegagalan sirkulasi
Intervensi :
a.       Pantau TTV, catat kehangatan, pengisian kapiler
R/  : Hipotensi (terutama karena perubahan posisi) yang berhubungan dengan perubahan pada kecepatan nadi mungkin mencerminkan Hipovolemia akibat kehilangan darah, pembatasan masukan oral, mual / muntah
b.      Perhatikan tingkat kesadaran dan adanya perubahan perilaku
R/  : perubahan sensorium adalah indicator dini dari hipoksia, syanosis tanda lanjut mungkin tidak tampak sampai kadar po2 turun dibawah 50 mmthg
c.       Kaji warna dasar kuku, mukosa mulut dan kelembabpan
R/  : mekanisme komponsasi dari vasodilatasi mengakibatkan kulit hangat pada pose hiperoinamik dan syok septik dini
d.      Kolaborasi
Berikan terapi oksigen sesuai kebutuhan
R/  : memaksimalkan ketersediaan oksigen oleh transport sirkulasi jaringan
3.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh s/d intake dan adekuat
Intervensi
a.       Observasi dan catat masukkan makanan pasien
      R/   : mengawasi pemberian kalori atau kwalitas kekurangan konsumen makanan   
b.      Catat muntah mengenai jumlah kejadian atau karekteristik lainnya
      R/  : ini dapat membantu untuk menentukan derajat kemampuan pencernaan atau absorbsi makanan
c.       Berikan makanan sedikit dengan frekuensi sering
      R/    : makan sedikit menurunkan kelemahan meningkatkan pemasukkan juga mencegah distensi gaster
d.      Berikan lingukungan yang Nyaman untuk makan contoh : bebas dari bau kurang sedap tidak terlalu ramai atau udara tidak nyaman
      R/    : dapat meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki pemasukkan makanan
4.      Hipertermi s/d proses infeksi
Intervensi
a.       Pantau suhu pasien
R/   : 38, 9 0c – 41 0c menunjukkan proses penyakit infeksi akut
b.      Pantau suhu lingkungan, batasi dan tambahkan linen tempat tidur sesuai indikasi
R/   : suhu ruangan atau jumlah selimut harus diubah untuk mepertahankan suhu mendekati normal
c.       Berikan kompers hangat, hindari penggunaan alkohol
R/   : dapat membantu mengurangi demam
d.      Kolaborasi
Berikan antipueretik, misalnya ASA (aspirin, asetaminofen)
R/   : menurunkansuhu tubuh atau mengurangi demam
5.      Nyeri sendi otot s/d penimbunan asam laktat
Intervensi :
a.       Dorong pengungkapan pasien
R/   : dapat mengurangi ansietas dan rasa takut sehingga mengurangi persiosi akan intestas rasa sakit
b.      Berikan aktivitas membaca, berkunjung dan menonton tv
R/   : meningkatkan relaksasi dan menurunkan ketegangan otot
c.       Intruksikan pasien atau dorong untuk menggunakan visualisasi atau bimbingan imajinasi relaksasi progresif teknik napas dalam
R/   : meningkatkan relaksasi dari perasaan sehat dapat menurunkan kebutuhan narkotik, analgetik (depresan SSV) dimana telah terjadi proses degenerasi neuro atau motor
d.      Kolaborasi
Berikan analgetik dan antipeuritik
R/    : memberikan penurunan nyeri atau tidak nyaman, mengurangi demam
6.      Kelemahan s/d penurunan produksi energi
Intervensi :
a.       Diskusikan dengan pasien ( orang tua) kebutuhan akan aktivitas, buat jadwal perencanaan dan identifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan
R/  : pendidikan dapat memberikan motifasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien mungkin sangat lemah
b.      Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup tanpa digangu
R/  : mencegah kelelahan yang berlebihan
c.       Pantau nadi atau frekuensi pernapasan dan tekanan darah sebelum atau sesudah melakukan aktivitas
R/   : mengindentifikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara psiokologis
d.      Diskusikan cara menghemat kalori selam mandi, berpindah tempat
R/    : pasien akan dapat melakukan lebih banyak kegiatan dengan penurunan kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan
7.      Kurang pengetahuan s/d kurang informasi
Intervensi :
a.       Kaji tingkat pemahaman orang tua
R/  : mengindentifikasikan area kekurangan pengetahuan atau salah info
b.      Berikan informasi tentang etiologi, cara penularan dan mencegah penyakit
R/   : memberikan informasi tambahan sesuai kebutuhan
c.       Tentukan persepsi keluarga tentang proses penyakit
R/  : membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran kebutuhan belajar
d.      Tekankan pentingnya mengikuti terapi evaluasi medik
R/   : periode penyembuhan lama memerlukan pengawasan ketat untuk mencegah kekambuhan


III. Laporan Kasus
             I.      Data Umum
a.       Identitas klien
Nama                           : Nn ”s”
Tempat tanggal lahir   : Makassar, 18 maret 1987
Jenis kelamin               : Perempuan
Umur                           : 18 thn
Agama                         : Islam
Suku                            : Makassar
Pendidikan                  : SMU
Alamat                        : Jl. Perumnas antang
Tanggal masuk RS      : 25 oktober 2005
Sumber informasi        : Klien, keluarga dan status klien
Keluarga terdekat       : Orang tua
b.      Status kesehatan saat ini
1.      Keluhan utama : Demam
2.      Riwayat keluhan utama : klien mengalami demam sejak 3 hari yang lalu secara terus menerus kemudian klien minum obat antipeuritik tapi demamnya tidak turun juga setelah itu klien dibawah ke UGA Rumah sakit pelamonia pada tanggal 25 oktober 2005
3.      Lamanya keluhan     : 5 hari
4.      Timbulnya keluhan  : Terus-menerus
5.      Faktor yang memperberat : bila klien beraktivitas berat
6.      Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya dengan minum obat penurunan panas
7.      Diagnosa modis : DHF derajat I
c.       Riwayat kesehatan lalu
1.      Penyakit yang pernah dialami
klien pernah dirawat dirumah sakit pelamonia pada bulan januari 2004 dengan khusus intoksikasi obat (komix)
2.      Klien tidak alergi terhadap makanan apapun
3.      Kebiasaan klien tidak merokok dan tidak konsumsi obat-obatan
4.      Obat-obatan
§  Sendiri    : Bodrex
§  Resep     : Orang tua
5.      Pola nutrisi
§  Berat badan                       : 43 kg
§  Tinggi badan                     : 155 cm
§  Jenis makanan                   : Nasi, sayur lauk
§  Makanan yang disukai      : Tidak ada
§  Makanan panjangan          : Tidak ada
§  Nafsu makan                     : Baik
§  Setelah dirawat nafsu makan klien menurun ½ porsi
6.      Pola eliminasi
a.       BAB  : dibantu
§  Frekuensi      :1 x sehari
§  Waktu          : Pagi
§  Konsistensi   : Agak keras
§  Setelah dirawat klien mengalami diare
b.      BAK  : dibantu
§  Frekuensi      : 3-4 x sehari
§  Warna           : Kuning
§  Bau               : Amoniak
7.      Pola tidur dan istirahat
a.       Waktu tidur (jam)                : Siang  ± 2 jam, malam ± 6-8 jam
b.      Lama tidur / hari                  : ± 4 jam
c.       Kebiasaan pengantar tidur   : Tidak ada
d.      Kebiasaan saat tidur             : Tidak ada
e.       Kesulitan dalam tidur          : Tidak ada
8.      Pola aktivitas dan latihan
a.       Kegiatan dalam pekerjaan    : Tidak ada
b.      Olahraga                               : Setiap hari jumat disekolah
c.       Kegiatan waktu luang          : Nonton tv dan bermain
d.      Aktivitas di RS                    : Makan, mandi, BAB, BAK dibantu

d.      Riwayat keluarga
Genogram

















 






--------------------------------------------------------------------
                                               
 




,,,,,,,,,,,,,,……………vvvvvvvvvvvvvvv
 
Keterangan :

 
        : laki-laki
               : perempuan
      X      : meninggal
               : klien
--------    : tinggal serumah      

e.       Riwayat lingkungan
§  Kebersihan         : Cukup bersih. Terhadap ventilasi
§  Bahaya               : Tidak ada tangga dirumah
§  Polusi                 : Jauh dari kendaraan polusi obat nyamuk
f.       Aspek psiokososial
1.      Pola piker dan porosepsi
§  Alat Bantu yang digunakan  : Tidak ada
§  Kesulitan yang dialami         : Tidak ada

2.      Presepsi diri
§  Hal yang amat dipikirkan saat ini :
Klien tahu tentang kondisi penyakitnya dan pengobatan
§  Harapan setelah menjalani perawatan :
ingin cepat sembuh dan kembali ke sekolah
§  Perubahan dirasa setelah sakit  : Badan terasa lemah
3.      Suasana hati  : Sudah agak tenang setelah mendapat perawatan dan pengobatan
4.      Hubungan / komunikasi
§  Bicara  : Jelas, relavan, mampu mengekspresikan dan mampu mengerti orang lain
Bahasa  utama : Indonesia
Bahasa daerah  : -
§  Tempat tinggal
klien tinggal bersama orang tuanya dan saudara-saudarnya yang lain
§  Kebiasaan keluarga 
Ø  Adat istiadat yang dianut
Ø  Pembuat keputusan dalam keluarga  : Ayah
Ø  Pola komunikasi antara keluarga       : Baik
Ø  Keuangan   : Cukup
5.      Pertahanan koping
§  Pengambilan keputusan                : Orang tua
§  Yang disukai tentang diri sendiri  : Tidak ada
§  Yang ingin diubah dari kegiatan    : Menjadi orang yang sukses
§  Yang ingin dilakukan jika sukses  : Membantu orang tua
6.      Spiritual / kepercayaan
§  Sumber kekuatan  : Tuhan Yang Maha Esa
§  Tuhan, agama dan kepercayaan penting untuk klien karena tuhan tempat kita mengaduh
§  Kegiatan agama / kepercayaan   : Tidak ada

g.      Pengkajian fisik
1.      TTV
§  To  : 110/10 mmHg
§  N    : 88 x/i
§  P     : 20 x/i
§  S     : 37,6 0c
2.      Kepala
§  Bentuk                                   : Mesosephol
§  Keluhan yang berhubungan  : Tidak ada pusing / sakit kepala
3.      Mata
§  Ukuran pupil                                             : 3 mm ( isokor)
§  Reaksi terhadap cahaya                            : Miosis
§  Akomodasi                                                : 6/60
§  Bentuk                                                      : Bulat / simetris, tidak ptosis
§  Fungsi penglihatan                                    : Baik
§  Konjungtiva                                              : Warna     merah     mudah, konjungtivitas (-)
§  Tanda-tanda radang                                  : Tidak ada
§  Pemeriksaan mata, operasi, kacamata       : Tidak ada
4.      Hidung
§  Reaksi alergi                         : Tidak ada               
§  Pernah mengalami flu          : Pernah
§  Frekuensi dalam setahun      : Tidak tentu
§  Sinus                                    : Tidak ada kelainan
5.      Mulut dan Tenggorokan
§  Gigi geligi tidak ada caries
§  Stomatitis tidak ada
§  Gangguan bicara    : Tidak ada
§  Kesulitan menelan : Tidak ada
§  Bibir  : kering dan pecah-pecah

6.      Pernapasan
§  Frekuensi                                          : 20 x/i
§  Suara paru                                        : Tidak ada kelainan
§  Pola napas                                        : Regular
§  Nyeri dada                                     : Klien mengeluh nyeri pada ulu hati
§  Batuk                                               :Tidak ada
§  Spatum                                             : Tidak ada
§  Kemampuan melakukan aktivitas    : Terganggu
7.      Sirkulasi
§  Nadi perifer                       : Teraba
§  Frekuensi                           : 64 x/i
§  Cupilari rofilling time        : 1 detik
§  Distensi vena jugutaris      : Tekanan vena jugularis normal
§  TD                                     : 110/10 mmHg
§  Nadi                                  : 88 x/i
§  Letus cordir                       : Teraba
§  Suara jantung s1 dan s2    : Terdengar
§  Suara jantung tambahan    : Tidak ada
§  Irama jantung                    : Ritmia
§  Udema, nyeri, palpitasi     : Tidak ada
§  Perubahan warna ( kulit, bibir, kuku)        : Tidak ada
§  Glumbing pigmen             : Tidak ada
§  Keadaan ekstremitas         : Sirkulasi baik, aknal hangat
§  Rasa pusing                       : Tidak ada
8.      Nutrisi
§  Jenis makanan             : Nasi, sayur, lauk pauk, susu
§  Nafsu makan               : Baik
§  Rasa mual / muntah     : Tidak ada
§  Intake cairan               : ± 500-700 cc / perhari


9.      Eliminasi
a.       Pola BAB
§  Frekuensi                        : 1 x/perhari
§  Konsistensi                     : Lunak
§  Penggunaan laksan         : Tidak ada
§  Colostomy, ileustomy    : Tidak pernah
§  Konstipasi / diare           : Tidak pernah
b.      Pola BAK
§  Frekuensi            : 3-4 x/hari
§  Warna                 ; Kuning bening
§  Bau                     : Amoniak
§  Urine autput       : ± 500-700cc / hari

            Reproduksi
§  Penggunaan keteter     : Tidak ada
Muskuloskletal
§  Gerakan                 : Klien mengatakan suka miring kiri dan miring kanan ketika nyeri datang
§  Rentang gerak ekstremitas  baik
§  Kaki  : Ligaman utuh, rom baik
pemeriksaan
§  Laboratorium
Ø   Trombosit        : 75.000 mm3
Ø   HT                   : 51.6 gr 0/0
Ø   Hb                   : 9 gr 0/0
Ø   Leurosit           : 10.200 mm3
§  Pengobatan
Ø   IVFD RL              : 20 H s/i
Ø   Asam mefenamat  : 3x1
Ø   Istirahat (tira baring)

Data tambahan
      Abdomen
§  Insfeksi    : Datar, ikut gerakan napas, dibatasi vena (-)
§  Auskultasi   : Peristaltic cepat, terdengar jalur 7 x/i
§  Palpasi       : Turgor kulit baik, lien dan hati tidak teraba, ren tidak teraba, nyeri tekan pada bagian gaster
§  Perkusi       : Timpani

Klassifikasi Data

Data  Subjektif
Data Objektif
§  Klien mengatakan demam selama 3 hari
§  Klien mengatakan tidak dapat beraktivitas berat
§  Klien mengatakan nafsu makan menurun ½ porsi
§  Klien demam, suhu badan 37,6 0c
§   Klien tampaklemah dan tidak mampu       beraktiuvitas
§  Bibir kering dan pecah-pecah
§  Nyeri pada dada
§  Klien malas makan














Analisa Data

No
Data
Etiologi
masalah
1.
Ds : klien mengatakan demam


Do : klien demam suhu badan klien 37,6 0c
Virus Dengue Masuk Melalaui Gigitan Nyamuk Aedes Aegypty

Invasi kesistem peredaran darah

Reaksi Anamnestik Antibody


 
Konsentrasi kompleks Antigen-Antibody yang tinggi


 
Aktivitas system komplemen c3a x c5a

Pelepasan anafilatoksin
(Serotonin, Bradikinin, Histamin, Mamokin,            Prostaslandin)

Sirkulasi shernoresepin dihipotalamus

Mempengaruhi thermostat


 
Peningkatan set point

Reaksi peningkatan suhu tubuh


 
Respon menggigil








Hipertermi
 
 



Hipertermi

No
Data
 Etiologi
 Masalah
3.




























Ds : klien mengatakan lemah tidak mampu beraktivitas sebagaimana biasanya


Do  : klien nampak lemah dan terbaring ditempat tidur













Virus Dengue Masuk Melalaui Gigitan Nyamuk Aedes Aegypty


 
Invasi Kesistem Peredaran Darah


 


Reaksi Anamnestik Antibody


 


Konsentrasi Kompleks Antigen-Antibody Yang Tinggi


 


Aktivitas System Komplemen C3a X C5a


 


Pelepasan Anafilatoksin
(Serotonin, Bradikinin, Histamin, Mamokin,            Prostaslandin)

Meningginya Permeabilitas Kapiler

Kebocoran Plasma

Hematokrit Meningkat

Perlambatan Aliran Darah Kapiler

Suplai  02 Dan Nutrisi Kejaringan Berkurang


 
Nutrien Untuk Kebutuhan Metabolisme Berkurang


 
Produksi Atp Menurun


 
Energi menurun


 
Kelemahan


 



Intoleransi aktivitas

No
Data
Etiologi
Masalah
2.
DS : Klien mengatakan nafsu makan menurun
DO : Klien malas makan

Virus Dengue Masuk Melalaui Gigitan Nyamuk Aedes Aegypty

Invasi Kesistem Peredaran Darah


 
Reaksi Anamnestik Antibody


 
Konsentrasi Kompleks Antigen-Antibody Yang Tinggi

Aktivitas System Komplemen C3a X C5a
 

Pelepasan Anafilatoksin
(Serotonin, Bradikinin, Histamin, Monokin,            Prostaslandin)

Merangsang trigersan tigs


 
Mual / muntah


 
Anoreksia
 

Intake in adekuat








Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
 
 





Gangguan pemenuhan  nutrisi kurang dari kebutuhan

Diagnosa  Keperawatan

No
Masalah / Diagnosa
Tanggal di temukan
1.
2.
3.
Hipertermia s/d adanya proses infeksi
Intoleransi aktivitas s/d kelemahan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d intake in adekuat

























ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Nn” S” DENGAN
GANGGUAN HEMATOLOGIST : DENGUE HAEMODRAGIC
FEVER  (DHF)

D
I
S
U
S
U
N


oleh : kelompok X
1.     Elvara Kety Luaran                      6.  Ramdana
2.     Robertus M.                                   7.  Skolastika A
3.     Marselina K.M                              8.  Timotrus J
4.     Maria Yasinta A. G                       9.  Yuliana S. Ambo
5.     Maria G. Siman                            10. Wahydayati
11. Fransiska A. T



PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN FAMIKA MAKASSAR
2007

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada tuhan yang Maha Esa atas segala Rahmatnya sehingga dapat menyelesaikan penulisan makala ini dan tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dosen NS. Edison Siringo-Ringo. S.Kep. Selaku dosen pembimbing yang telah mempercayakan penulis untuk mengangkat serta mebahas mengenai DENGUE HAEMODRAGIC FEVER  (DHF) yang kiranya dapat memberikan banyak pengetahuan kepada penulis hingga penulis dapat mengetahui tentang teori model keperawatan tersebut. Juga rasa terima kasih ini kami sampaikan kepada teman-teman yang telah banyak membantu penulis baik dalam bentuk dukungan moril maupun sumbangan pikiran demi terlaksananya penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, karna penulis menyadari bahwa penulisan mata kuliah METODOLOGI KEPERAWATAN yang berjudul DENGUE HAEMODRAGIC FEVER  (DHF) belum terlalu jauh dari kesempurnaanya oleh karna itu segala masukan, saran, dan kritik yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan penulisan makalah ini.


             Sungguminasa,   November 2007

                                                                                                Kelompok X
                                                  




DAFTAR PUSTAKA

Neastiyan, 2002 “Perawatan anak sakit “ edisi 2 EGC. Jakarta
Doenges E. marlin (2000) Rencana asuhan keperawatan, EGC. Jakarta
Sunardi dan Rita Yuliana. 2001 “ asuhan keperawatan pada anak Edisi. Jakarta
Staf  pengajar ilmu kesehatan anak, FKVI, 1968 kumpulan kuliah
Ilmu kesehatan anak, Bagian ilmu kesehatan anak FKVI 1997. ilmu
Kesehatan anak edisi 2 Bagian ilmu kesehatan anak FKVI, Jakarta





Previous
Next Post »

Translate