CARSINOMA MAMMAE
I.
KONSEP DASAR MEDIS
A.
Definisi
·
Carsinoma
mammae adalah tumor ganas epitel payudara (Underwood, J.E)
·
Tumor ganas adalah suatu lesi
sebagai hasil pertumbuhan abnormal dari sel yang autonom atau relatif autonom,
yang menetap, walaupun rangsang penyebabnya telah dihilangkan. Yang memiliki
kemampuan khas yang mematikan, yang memungkinkan sel tersebut menembus dan
menyebar atau metastasis ke jaringan yang lain.
B. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik
dari kanker payudara. Karsinogen merupakan agen yang telah diketahui atau
dianggap ikut berperan pada penyebab terjadinya tumor.
Kelompok utama bahan/agen
karsinogenik, ialah:
1.
Bahan kimia: nitrosamine,
pewarna A20, komponen arsenical, dan lain-lain.
2.
Virus: human papilloma virus,
Epstein-Barr virus, dan lain-lain.
3.
Radiasi: sinar ultraviolet
4.
Hormon, mitotoksin, parasit:
hormon steroid (estradiol dan progesteron)
5.
Bahan-bahan lain
Di samping faktor luar/ekstrinsik
atau lingkungan pada karsinogenesis. Ada
juga beberapa faktor host yang penting dan mempengaruhi risiko mendapatkan
kanker. Faktor tersebut ialah:
1.
Suku/ras
2.
Diet/makanan
3.
Faktor konstitusional (jenis
kelamin, risiko bawaan, dan sebagainya)
4.
Lesi dan kondisi premaligna
5.
Paparan transplacental
C. Faktor Risiko Kanker
Payudara
1.
Riwayat pribadi tentang kanker
payudara
2.
Adik perempuan atau anak
perempuan yang mengalami kanker payudara
3.
Menarche dini: sebelum usia 12
tahun
4.
Tidak mempunyai anak, atau
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun
5.
Menopause yang terjadi setelah
usia 50 tahun
6.
Riwayat penyakit tumor payudara
jinak
7.
Pemajanan terhadap radiasi
setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun.
8.
Obesitas
9.
Kontrasepsi oral
10.
Terapi penggantian hormon
11.
Masukan alkohol setiap hari
D. Patoflodiagram
E. Manifestasi Klinik
Kanker payudara dapat terjadi di
bagian mana saja dalam payudara, tetapi mayoritas terjadi pada kuadran atas
terluar di mana sebagian besar jaringan payudara terdapat. Kanker payudara umum
terjadi pada payudara sebelah kiri.
·
Umumnya, lesi tidak terasa
nyeri, terfiksasi dan keras dengan batas yang tidak teratur, keluhan nyeri yang
menyebar pada payudara dan nyeri tekan yang terjadi saat menstruasi biasanya
berhubungan dengan tumor jinak.
·
Nyeri yang jelas pada bagian
yang ditunjuk dapat berhubungan dengan kanker payudara pada kasus lanjut.
·
Pada pemeriksaan mammografi,
terdeteksi adanya lesi abnormal
·
Tampak dimpling atau peau
d’orange pada kulit payudara, disebabkan oleh obstruksi sirkulasi limfatik
dalam lapisan dermal.
·
Retraksi puting susu dan lesi
yang terfiksasi pada dinding dada
·
Metastasis ke kulit dapat
dimanifestasikan oleh lesi yang mengalami ulcerasi dan berjamur.
F. Tahap Kanker Payudara
Pentahapan mencakup
mengklasifikasikan kanker payudara berdasarkan pada keluasan penyakit.
Tahap-tahap yang penting, mencakup berikut ini:
Tahap I : diameter
tumor kurang dari 2 cm dan terletak dalam payudara
Tahap II : tumor
kurang dari 5 cm atau lebih kecil dengan keterlibatan nodul limfe aksilaris
yang dapat digerakkan.
Tahap
IIIA : tumor
lebih besar dari 5 cm, atau tumor disertai dengan perbesaran nodul limfe aksila
yang terfiksasi satu sama lain atau pada jaringan di dekatnya.
Tahap
IIIB : lesi
lebih lanjut disertai nodulus satelit, terfiksasi pada kulit atau dinding dada,
ulcerasi, edema, atau dengan keterlibatan nodus supraklavikular atau
intraklavikular.
Tahap IV : semua
tumor dengan metastasis jauh.
G. Penatalaksanaan Medis
1.
Pengobatan lokal kanker
payudara
a.
Mastektomi radikal yang
dimodifikasi: pengangkatan keseluruhan jaringan payudara, dan nodus limfe
aksilaris, otot pektoralis mayor dan minus tetap utuh.
b.
Bedah dengan menyelamatkan
payudara: mastektomi segmental
2.
Mastektomi radikal:
pengangkatan keseluruhan payudara beserta otot pektoralis mayor dan minus.
3.
Terapi radiasi
4.
Rekonstruksi
H. Prognosa
Beberapa gambaran tumor payudara
menunjang prognosisnya. Secara umum, makin kecil tumor, makin baik
prognosisnya. Pada diagnosis, hampir 45 % dari pasien membuktikan adanya
penyebaran regional atau jauh atau metastasis. Kelangsungan hidup bergantung
pada penyebaran regional dari penyakit. Sebagai contoh, angka bertahan 5 tahun
secara keseluruhan adalah lebih dari 90 % jika tumor tetap terdapat dalam
payudara. Namun, bila kanker telah menyebar sampai pada nodus regional, angka
bertahan 5 tahun secara keseluruhan turun di bawah 60 %.
Selain ukuran tumor, nodus limfe yang
terkena, bukti-bukti metastasis dan tipe histologis, pengukuran lainnya
membantu dalam menentukan diagnosis.
II.
KONSEP DASAR KEPERAWATAN (FOCUS ASSESSMENT)
A. Dasar Data Pengkajian
Pasien
1.
Aktivitas/istirahat
Gejala : kerja,
aktivitas yang melibatkan banyak gerakan tangan/ pengulangan.
Pola tidur (contoh, tidur
tengkurap)
Kelemahan dan/atau keletihan
Pekerjaan atau profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tingkat.
2.
Sirkulasi
Tanda : kongestif
unilateral pada lengan yang terkena (sistem limfe)
3.
Makanan/cairan
Gejala : kehilangan
nafsu makan, adanya penurunan berat badan. Kebiasaan diet buruk (misal: rendah
serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet).
4.
Integritas/ego
Gejala : stressor
konstan dalam pekerjaan/pola di rumah.
Stress/takut tentang diagnosa,
prognosis, harapan yang akan datang.
5.
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri
pada penyakit yang luas/metastatik (nyeri lokal jarang terjadi pada keganasan
dini).
Beberapa pengalaman
ketidaknyamanan atau perasaan “aneh” pada payudara.
Payudara berat, nyeri sebelum
menstruasi biasanya mengindikasikan penyakit fibrokistik.
6.
Keamanan
Tanda : massa nodul aksila
Edema, eritema pada kulit
sekitar
7.
Seksualitas
Gejala : adanya
benjolan, perubahan pada ukuran dan kesimetrisan payudara.
Perubahan pada warna kulit
payudara atau suhu: rabas puting yang tak biasanya: gatal, rasa terbakar, atau
puting meregang. Riwayat menarke dini (lebih muda dari usia 12 tahun);
menopause lambat (setelah 50 tahun), kehamilan pertama lambat (setelah usia 35
tahun).
Masalah tentang seksualitas/keintiman.
Tanda : Perubahan
pada kontur/massa payudara: asimetris
Kulit cekung, berkerut:
perubahan pada warna/tekstur kulit, pembengkakan, kemerahan atau panas pada
payudara.
Puting retraksi: rabas dari
puting (serosa, serosangiosa, sangiosa, rabas berair meningkatkan kemungkinan
kanker, khususnya bila disertai benjolan).
8.
Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat
kanker dalam keluarga (ibu, saudara wanita, bibi dari ibu, atau nenek).
Kanker unilateral sebelumnya,
kanker endometrial atau ovarium.
B. Pemeriksaan Diagnostik
1.
Mammografi: memperlihatkan
struktur internal payudara, dapat untuk mendeteksi kanker yang tak teraba atau
tumor yang terjadi pada tahap awal.
2.
Galaktografi: mammogram dengan
kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat kontras ke dalam aliran duktus.
3.
Ultrasound: dapat membantu
dalam membedakan antara massa
padat dan kista pada wanita yang jaringan payudaranya keras: hasil komplemen
dari mamografi.
4.
Xeroradiografi: menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
5.
Termografi: mengidentifikasi
pertumbuhan cepat tumor sebagai “titik panas” karena peningkatan suplai darah
dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6.
Diafanografi (transimulasi),
mengidentifikasi tumor atau massa
dengan membedakan bahwa jaringan menstransmisikan dan menyebarkan sinar.
Prosedur masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat daripada mammografi.
7.
Scan-CT dan MRI: teknik scan
yang dapat mendeteksi penyakit payudara, khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil.
Payudara mengeras yang sulit diperiksa dengan mammografi. Teknik ini tidak bisa
untuk pemeriksaan rutin dan tidak untuk mamografi.
8.
Biopsi payudara (jarum atau
eksisi): memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna untuk klasifikasi histologi
pentahapan dan seleksi terapi yang tepat.
9.
Asai hormon reseptor:
menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsy mengandung reseptor hormon
(estrogen dan progesteron).
10.
Foto dada, pemeriksaan fungsi
hati, hitung sel darah, dan scan tulang: dilakukan untuk mengkaji adanya
metastase.
C. Prioritas Keperawatan
1.
Dukungan adaptasi dan
kemandirian
2.
Meningkatkan kenyamanan
3.
Mempertahankan fungsi
fisiologis optimal
4.
Mencegah komplikasi
5.
Memberikan informasi tentang
proses/kondisi penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan.
D. Tujuan Pemulangan
1.
Pasien menerima situasi dengan
realistik
2.
Nyeri hilang/terkontrol
3.
Homeostasis dicapai
4.
Komplikasi dicegah/dikurangi
5.
Proses/kondisi penyakit,
prognosis, pilihan terapeutik dan aturan dipahami.
III. MASALAH/DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Masalah keperawatan yang bisa muncul
pada pasien dengan carcinoma mammae adalah:
1.
Ketakutan/ansietas berhubungan
dengan ancaman/perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi.
2.
Antisipasi berduka berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh
3.
Gangguan harga diri berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh
4.
Nyeri berhubungan dengan proses
penyakit (kompresi/dekstruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya, obstruksi jaras saraf, inflamasi).
5.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan
kanker dan distress emosional.
6.
Risiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan status hipermetabolik
7.
Keletihan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik) dan kebutuhan
psikologis/emosional berlebihan.
8.
Risiko tinggi infeksi
berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi.
9.
Risiko kerusakan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologis.
10.
Risiko tinggi konstipasi/diare
berhubungan dengan kurangnya aktivitas.
11.
Risiko tinggi perubahan pola
seksual berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur tubuh.
12.
Risiko tinggi perubahan proses
keluarga berhubungan dengan perubahan peran/status ekonomi.
13.
Kurang pengetahuan mengenai
prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
IV. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN
RASIONAL
1.
Ketakutan/ansietas berhubungan
dengan ancaman/perubahan status kesehatan, fungsi peran, pola interaksi.
a.
Tinjau ulang pengalaman
pasien/orang terdekat sebelumnya dengan kanker.
Rasional : membantu
dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep berdasarkan pada pengalaman
dengan kanker.
b.
Dorong pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan
Rasional : memberikan
kesempatan untuk memeriksa rasa takut, realitas serta kesalahan konsep tentang
diagnosis.
c.
Berikan lingkungan terbuka di
mana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan atau menolak untuk bicara.
Rasional : memberikan
keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak, mengembangkan kepercayaan.
d.
Berikan informasi akurat,
konsisten mengenai prognosis. Hindari memperdebatkan tentang persepsi pasien
terhadap situasi.
Rasional : dapat
menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan/pilihan
berdasarkan realita.
e.
Jelaskan pengobatan yang
dianjurkan, tujuannya dan potensial efek samping.
Rasional : tujuan
pengobatan kanker adalah menghancurkan sel-sel malignan sambil meminimalisasi
kerusakan [ada sel yang normal.
f.
Jelaskan prosedur, berikan
kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur. Tinggal dengan pasien selama
prosedur yang menimbulkan ansietas dan konsultasi.
Rasional : informasi
akurat memungkinkan pasien menghadapi situasi lebih efektif dengan realitas.
g.
Dorong dan kembangkan interaksi
pasien dengan sistem pendukung
Rasional : mengurangi
perasaan isolasi.
2.
Berduka berhubungan dengan
perubahan fungsi tubuh.
a.
Perkirakan syok awal dan
ketidaknyamanan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang menimbulkan
trauma.
Rasional : sedikit
pasien yang benar-benar siap untuk realitas perubahan yang dapat terjadi.
b.
Dorong pengungkapan
pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan, marah, penolakan. Akui
normalitas perasaan ini.
Rasional : pasien
merasa terdukung mengekspresi perasaan dengan memahami bahwa konflik emosi
adalah normal dan dialami orang lain dalam situasi sulit ini.
c.
Kunjungi dengan sering dan
berikan kontak fisik dengan tepat/sesuai kebutuhan.
Rasional : membantu
mengurangi perasaan isolasi dan diabaikan.
d.
Kuatkan penyuluhan tentang
proses penyakit dan pengobatan dan berikan informasi sesuai permintaan.
Rasional : pasien/orang
terdekat mendapat keuntungan dari informasi faktual.
e.
Diskusikan cara-cara
pasien/orang terdekat dapat merencanakan bersama untuk masa depan. Dorong
menyusun tujuan realistik..
Rasional : menjadi
bagian dari pemecahan masalah/perencanaan dapat memberikan rasa kontrol
terhadap kejadian yang diantisipasi.
f.
Dorong partisipasi dalam
perawatan dan pengobatan
Rasional : memungkinkan
pasien mempertahankan kontrol terhadap kehidupan.
3.
Gangguan harga diri berhubungan
dengan perubahan fungsi tubuh
a.
Diskusikan dengan pasien/orang
terdekat bagaimana diagnosis dan pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi
pasien dan aktivitas kerja.
Rasional : membantu
dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.
b.
Tinjau ulang efek samping yang
diantisipasi berkenaan dengan pengobatan tertentu, beri tahu pasien bahwa tidak
semua efek samping terjadi.
Rasional : bimbingan
antisipasi dapat membantu pasien/orang terdekat memulai proses adaptasi pada
status baru dan menyiapkan untuk beberapa efek samping.
c.
Evaluasi struktur pendukung
yang ada dan digunakan oleh pasien/orang terdekat.
Rasional : membantu
merencanakan perawatan saat di rumah sakit serta setelah pulang.
d.
Berikan dukungan emosi untuk
pasien/orang terdekat selama tes diagnostik dan fase pengobatan.
Rasional : meskipun
beberapa pasien beradaptasi/menyesuaikan diri dengan efek kanker atau efek
samping terapi: banyak memerlukan dukungan tambahan selama periode ini.
e.
Gunakan sentuhan selama
interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan mempertahankan kontak mata.
Rasional : menurunkan
perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.
4.
Nyeri berhubungan dengan proses
penyakit (kompresi/dekstruksi jaringan saraf, infiltrasi saraf atau suplai
vaskularnya, obstruksi jaras saraf, inflamasi).
a.
Tentukan riwayat nyeri, misal:
lokasi nyeri, frekuensi, durasi dan intensitas (skala 0 – 10) dan tindakan
penghilang yang digunakan.
Rasional : memberikan
data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/keefektifan intervensi.
b.
Berikan tindakan kenyamanan
dasar (misal: reposisi, gosokan punggung) dan aktivitas hiburan (misal: musik,
televisi).
Rasional : meningkatkan
relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian.
c.
Dorong penggunaan keterampilan
manajemen nyeri (misal: teknik relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi),
tertawa, musk dan sentuhan terapeutik.
Rasional : memungkinkan
pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol.
Kolaborasi
d.
Kembangkan rencana manajemen
nyeri dengan pasien dan dokter.
Rasional : rencana
terorganisasi mengembangkan kesempatan untuk kontrol nyeri
e.
Berikan analgetik sesuai
indikasi
Rasional : nyeri
adalah komplikasi sering dari kanker, meskipun respons individual berbeda.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker
dan distress emosional.
a.
Pantau masukan setiap hari
Rasional : mengidentifikasi
kekuatan/defisiensi besi
b.
Timbang berat badan setiap hari
atau sesuai indikasi.
Rasional : membantu
dalam identifikasi malnutrisi protein-kalori, khususnya bila berat badan dan
pengukuran antropometrik kurang dari normal.
c.
Dorong pasien untuk makan diet
tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat.
Rasional : kebutuhan
jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan.
d.
Kontrol faktor lingkungan
(misal: bau kuat/tidak sedap). Hindari terlalu manis, berlemak, atau makanan
pedas.
Rasional : dapat
menurunkan respons mual/muntah
e.
Dorong penggunaan teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, latihan sedang sebelum makan.
Rasional : dapat
mencegah awitan atau menurunkan beratnya mual, penurunan anoreksia, dan
memungkinkan pasien meningkatkan masukan oral.
f.
Dorong komunikasi terbuka
mengenai masalah anoreksia
Rasional : sering
sebagai sumber distress emosi
g.
Kolaborasi pemeriksaan laboratorium
sesuai indikasi, misal: transferin serum dan albumin.
Rasional : membantu
mengidentifikasi derajat ketidakseimbangan biokimia/malnutrisi dan mempengaruhi
pilihan intervensi diet.
6.
Risiko kekurangan volume cairan
berhubungan dengan status hipermetabolik
a.
Pantau masukan dan haluaran selama
24 jam
Rasional : dapat
menunjukkan terjadinya dehidrasi dan perlunya peningkatan penggantian cairan.
b.
Timbang berat badan sesuai
indikasi
Rasional : pengukuran
sensitif terhadap fluktuasi keseimbangan cairan.
c.
Pantau tanda vital, evaluasi
nadi perifer, pengisian kapiler
Rasional : menunjukkan
keadekuatan volume sirkulasi
d.
Kaji turgor kulit dan
kelembaban membran mukosa. Perhatikan keluhan haus
Rasional : indikator
tidak langsung dari status hidrasi/derajat kekurangan.
e.
Dorong peningkatan masukan
cairan sampai 3000 mL/hari sesuai toleransi individu
Rasional : membantu
dalam memelihara kebutuhan cairan dan menurunkan risiko efek samping yang
membahayakan.
f.
Kolaborasi pemberian cairan IV
sesuai indikasi
Rasional : diberikan
untuk hidrasi umum serta mengencerkan obat antineoplastik.
7.
Keletihan berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan energi (status hipermetabolik) dan kebutuhan
psikologis/emosional berlebihan.
a.
Rencanakan perawatan untuk
memungkinkan periode istirahat
Rasional : periode
istirahat sering diperlukan untuk memperbaiki/ menghemat energi.
b.
Buat tujuan aktivitas realistik
dengan pasien
Rasional : memberikan
rasa kontrol dan perasaan mampu menyelesaikan.
c.
Dorong pasien untuk melakukan
apa saja bila mungkin, misal: mandi duduk, berjalan. Tingkatkan aktivitas
sesuai kemampuan.
Rasional : meningkatkan
kekuatan/stamina dan memampukan pasien menjadi lebih aktif tanpa kelelahan yang
berarti.
d.
Pantau respon fisiologis
terhadap aktivitas, misal: perubahan pada tekanan darah
Rasional : toleransi
sangat bervariasi tergantung pada tahap proses penyakit, status nutrisi,
keseimbangan cairan.
e.
Dorong masukan nutrisi
Rasional : masukan/penggunaan
nutrisi adekuat perlu untuk memenuhi kebutuhan energi untuk aktivitas.
8.
Risiko infeksi berhubungan
dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder dan imunosupresi.
a.
Tingkatkan prosedur mencuci
tangan yang baik dengan staf dan pengunjung. Tempatkan pada isolasi sesuai
indikasi.
Rasional : lindungi
pasien dari sumber-sumber infeksi
b.
Tekankan hygiene personal
Rasional : membantu
menghindari potensial sumber infeksi.
c.
Pantau suhu
Rasional : peningkatan
suhu terjadi karena berbagai faktor, misal: proses penyakit, atau infeksi.
d.
Kaji semua sistem (misal:
kulit, pernafasan, genitourinaria), terhadap tanda/gejala infeksi secara
kontinyu.
Rasional : pengenalan
dini dan intervensi segera dapat mencegah progresi pada situasi/sepsis yang
lebih serius.
e.
Tingkatkan istirahat
adekuat/periode latihan.
Rasional : membatasi
keletihan, mendorong gerakan yang cukup untuk mencegah komplikasi sel stasis,
misal: dekubitor, dan pembentukan thrombus.
f.
Hindari/batasi prosedur nvasif.
Taati teknik aseptik
Rasional : menurunkan
risiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen infeksius.
g.
Kolaborasi antibiotik sesuai
indikasi
Rasional : mungkin
digunakan untuk mengidentifikasi infeksi atau diberikan secara profilaktik pada
pasien imunosupresi.
9.
Risiko kerusakan integritas
kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologis.
a.
Kaji kulit dengan sering
terhadap efek samping terapi kanker. Tekankan pentingnya melaporkan area
terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional : reaksi
kulit (misal: ruam, alergi, dan lain-lain) dapat terjadi pada beberapa agen
kemoterapi.
b.
Mandikan dengan air hangat dan
sabun ringan
Rasional : mempertahankan
kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c.
Balikkan/ubah posisi dengan
sering
Rasional : meningkatkan
sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit/jaringan yang tidak perlu.
d.
Anjurkan penggunaan pakaian
lembut dan longgar pada area tersebut. Biarkan pasien menghindari menggunakan
bra bila ini memberikan tekanan.
Rasional : kulit
sangat sensitif selama pengobatan dan setelahnya dan semua iritasi harus
dihindari untuk mencegah cedera dermal.
10.
Risiko tinggi konstipasi/diare
berhubungan dengan kurangnya aktivitas.
a.
Kaji kebiasaan eliminasi umum
Rasional : dapat
diperlukan sebagai dasar untuk evaluasi masa datang.
b.
Kaji bising usus dan
pantau/catat gerakan usus termasuk frekuensi.
Rasional : mendefinisikan
masalah, misal: diare, konstipasi.
c.
Pantau masukan dan haluaran
serta berat badan
Rasional : dehidrasi,
penurunan berat badan dan ketidakseimbangan elektrolit adalah komplikasi dari
diare.
d.
Dorong masukan cairan adekuat
(misal: 2000 m/24 jam). Peningkatan serat diet: latihan
Rasional : dapat
menurunkan potensial terhadap konstipasi dengan memperbaiki konsistensi feses dan
merangsang peristaltik: dapat mencegah dehidrasi.
11.
Risiko tinggi perubahan pola
seksual berhubungan dengan perubahan fungsi/struktur tubuh.
a.
Diskusikan dengan pasien/orang
terdekat sifat seksualitas dan reaksi bila ini berubah atau terancam. Berikan
informasi tentang normalitas masalah-masalah ini.
Rasional : Pengakuan
legitimasi tentang masalah
b.
Anjurkan pasien tentang efek
samping dari pengobatan kanker yang diresepkan yang diketahui mempengaruhi
seksualitas.
Rasional : pedoman
antisipasi dapat membantu pasien dan orang terdekat mulai proses adaptasi pada
keadaan baru.
c.
Berikan waktu tersendiri untuk
pasien yang dirawat. Ketuk pintu dan dapatkan izin dari pasien/orang terdekat
sebelum masuk.
Rasional : kebutuhan
seksualitas tidak berakhir karena pasien dirawat.
12.
Risiko tinggi perubahan proses
keluarga berhubungan dengan perubahan peran/status ekonomi.
a.
Perhatikan komponen keluarga,
adanya keluarga besar dan orang lain, misal: teman/tetangga.
Rasional : membantu
untuk mengetahui siapa yang ada untuk membantu perawatan/memberikan dukungan,
memberikan dukungan, dan ada bila diperlukan.
b.
Identifikasi pola komunikasi
dalam keluarga dan pola interaksi antara anggota keluarga.
Rasional : memberikan
informasi tentang keefektifan komunikasi.
c.
Kaji harapan peran dari anggota
keluarga dan dorong diskusi tentang hal ini.
Rasional : setiap
orang dapat melihat situasi dalam cara mereka sendiri, dan identifikasi jelas
serta pembagian harapan ini meningkatkan pemahaman.
d.
Dengarkan ekspresi
ketidakberdayaan
Rasional : perasaan
tidak berdaya dapat memperberat kesulitan menilai diagnosa kanker dan kerjasama
dalam pengobatan.
e.
Hadapi anggota keluarga dengan
cara yang hangat, perhatikan dan menghargai. Berikan informasi
(verbal/tertulis) dan tekankan bila perlu.
Rasional : memberi
perasaan empati dan meningkatkan rasa harga diri individu dan kompeten dalam
kemampuan untuk mengatasi situasi saat ini.
f.
Identifikasi dan dorong
penggunaan perilaku koping yang berhasil sebelumnya.
Rasional : kebanyakan
orang telah mengembangkan keterampilan koping efektif yang dapat bermanfaat
dalam menghadapi situasi baru.
13.
Kurang pengetahuan mengenai
prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang pemajanan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
a.
Tinjau ulang dengan
pasien/orang terdekat pemahaman diagnosa khusus, alternatif pengobatan, dan sifat harapan.
Rasional : memvalidasi
tingkat pemahaman saat ini, mengidentifikasi kebutuhan belajar dan memberikan
dasar pengetahuan di mana pasien membuat keputusan berdasarkan informasi.
b.
Tentukan persepsi pasien
tentang kanker dan pengobatan kanker
Rasional : membantu
identifikasi ide, sikap, rasa takut, kesalahan konsepsi dan kesenjangan
pengetahuan tentang kanker.
c.
Berikan informasi yang jelas
dan akurat dalam cara yang nyata tetapi sensitif. Jawab pertanyaan secara
khusus, tetapi tidak memaksakan dengan detil-detil yang tidak penting.
Rasional : membantu
penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang diperlukan.
d.
Minta pasien untuk umpan balik
verbal dan perbaiki kesalahan konsep/persepsi.
Rasional : kesalahan
konsep tentang kanker lebih mengganggu dari kenyataan dan mempengaruhi proses
penyembuhan
e.
Tinjau ulang aturan pengobatan
khusus dan penggunaan obat yang dijual bebas.
Rasional : meningkatkan
kemampuan untuk mengatur perawatan diri dan menghindari potensial komplikasi,
reaksi/interaksi obat.
ConversionConversion EmoticonEmoticon