BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentuan status
kesehatan. Kematian bayi dan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi
dimana cakupan pelayanan kesehatan terutama jumlah ibu hamil, ibu melahirkan
dan pasca persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah, sehingga ketrampilan
tenaga kesehatan perlu untuk selalu ditingkatkan.
Dari hasil
penelitian tentang kematian bayi menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi
terjadi pada periode neonatal (bulan pertama kehidupan). Penanganan yang kurang
baik pada bayi baru lahir bisa menyebabkan kelainan dan kecacatan seumur hidup
bahkan menimbulkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru
lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipotermia
atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Oleh karena itu, diperlukan
pengawasan dan perawatan pada bayi, serta melalui upaya pembinaan kesehatan
anak yang mencakup kebutuhan primer anak sejak dalam kandungan sampai remaja
dengan mengkaji pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian makanan bergizi,
asuhan keperawatan mulai dari bayi sampai remaja.
Bidan
mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar dalam bidang kesehatan ibu dan
anak, Bidan ikut berperan dalam menurunkan angka kematian bayi dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu bersalin dan melakukan
pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan
Umum
1. Diharapkan mahasiswa mempunyai pengalaman
nyata dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi yang baru lahir.
2. Diharapkan mahasiswa mampu menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta menambah informasi bagi pembaca.
1.2.2
Tujuan
Khusus
Diharapkan mahasiswa mampu
melaksanakan :
1. Pengkajian pada pasien.
2. Identifikasi masalah atau diagnosa yang
ada pada bayi baru lahir.
3. Mengantisipasi masalah potensial pada bayi
baru lahir.
4. Memberikan kebutuhan segera.
5. Melakukan intervensi sesuai dengan tujuan.
6. Melakukan implementasi.
7. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan.
1.3
Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu
dan kemampuan penulis maka makalah ini dibatasi pada Asuhan Kebidanan pada bayi
baru lahir Ny.”S” di BPS Ny. Olly Iskandar Jl. Karah No. 107 Surabaya.
1.4
Metode Penulisan
1.4.1
Study
Kepustakaan
Penulis mendapatkan
sumber-sumber dari buku yang berkaitan dengan topik bayi baru lahir dan selama mengikuti
proses belajar di sekolah.
1.4.2
Praktek
Langsung
Asuhan Kebidanan pada bayi
baru lahir dilakukan secara langsung dalam pelaksanaan komunikasi, informasi
kepada orang tua yang terkait.
1.4.3
Bimbingan
dan Konsultasi
Dalam penulisan Asuhan
Kebidanan ini, penulis mengadakan konsultasi kepada pembimbing praktek dan
pembimbing pendidikan.
1.5
Lokasi dan Waktu
Pengambilan kasus pada bayi
Ny.”S” dilaksanakan di BPS Ny. Olly Iskandar Jln. Karah No. 107 Surabaya
1.6
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Metode Penulisan
1.5 Lokasi dan Waktu
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Asuhan Kebidanan
2.2 Definisi Bayi Baru Lahir
2.3 Klasifikasi Bayi Baru Lahir
2.4 Pertolongan Bayi pada Saat Lahir
2.4.1
Mempertahankan
Jalan Nafas.
2.4.2
Memotong
dan Merawat Tali Pusat
2.4.3
Mempertahankan
Suhu Tubuh Bayi
2.4.4
Identifikasi
yang Cukup
2.4.5
Pencegahan
Infeksi
2.4.6
Nutrisi
2.5 Penilaian Awal Bayi Baru Lahir
2.6 Ciri-ciri Bayi Normal
2.7 Refleks-refleks Bayi Baru Lahir
2.8 Pemantauan Bayi Baru Lahir
2.9 Perubahan yang Terjadi Sesudah Kelahiran
2.10Masalah-masalah yang Sering Terjadi
2.11Masa Transisi Bayi Baru Lahir
2.12Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada BBL
2.12.1 Pengertian
2.12.2 Tujuan
2.12.3 Hasil yang Diharapkan
2.12.4 Managemen Asuhan Kebidanan
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
3.2 Identifikasi Masalah atau Diagnosa
3.3
Antisipasi
Masalah atau Diagnosa Potensial
3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5 Pengembangan Rencana
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR
PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1
Definisi Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah
penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggungjawab Bidan dalam memberikan
pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang
kesehatan pada masa hamil, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta KB
(Anonim, 1993).
2.2
Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi yang
lahir dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram (Anonim,
1993).
Bayi baru
lahir adalah bayi yang lahir secara normal pada umumnya berkisar 3000 gram
dengan usia kehamilan yang cukup (Mochtar Rustam, 1998 : 354).
Bayi baru
lahir adalah bayi lahir saat usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan ≥
2500 gram (Abdul Bari, 2000 : 376).
Dari ketiga pengertian di
atas, dapat disimpulkan bahwa :
Bayi baru lahir adalah bayi
yang lahir secara normal saat usia kehamilan
37-42 minggu dengan berat badan ³ 2500 gram.
2.3
Klasifikas Bayi Baru Lahir
1. Bayi normal (sehat) memerlukan perawatan
biasa. Bayi baru lahir dengan berat badan 2500-4000 gram dengan lama kehamilan
37-42 minggu.
2. Bayi gawat (high risk body) memerlukan penanggulangan khusus, antara lain :
a. Bayi lahir dari kehamilan yang bersifat
high risk.
b. Bayi lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram atau lebih dari 4000 gram.
c. Bayi yang dilahirkan lebih dari 37 minggu
dan atau lebih dari 42 minggu.
d. Bayi yang berat badan lahir kurang dari
perkiraan berat badan lahir menurut masa kehamilan.
e. Bayi yang nilai Apgarnya kurang dari 7.
f. Bayi yang baru lahir dengan infeksi
inpartum, trauma kelahiran atau kelainan kongenital.
g. Bayi baru lahir dalam keluarga yang
mempunyai problem atau masalah sosial (perceraian, perkawinan tidak sah).
Pada
umumnya, kelahiran bayi normal cukup ditolong oleh bidan dengan tanggungjawab
penuh terhadap keselamatan ibu dan bayi.
Pada
kelahiran abnormal yang memerlukan pertolongan spesialis, bayi baru lahir
diurus oleh bidan dan bila di rumah sakit yang dilengkapi dengan unit kesehatan
bayi, hendaknya ditangani oleh dokter anak.
2.4
Pertolongan Bayi pada Saat Lahir
Dilakukan sejak kepala mulai
keluar dari jalan lahir yaitu dengan :
1. Membersihkan jalan nafas.
2. Memotong dan merawat tali pusat.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.
4. Identifikasi yang cukup.
5. Pencegahan infeksi.
6. Nutrisi
(Abdul Bari, 2002)
1. Mempertahankan jalan nafas
Segera
setelah bayi lahir, diletakkan dengan kepala lebih rendah daripada badan,
supaya lendir dapat keluar dari mulut dan mencegah lendir, darah dan mekonium
masuk saluran pernafasan. Bayi normal dalam beberapa detik sampai 1 menit
pertama akan segera timbul pernafasan spontan.
Apabila
bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas. Namun
apabila bayi dapat bernafas spontan atau segera menangis, jangan melakukan
pengisapan lendir karena itu tidak menguntungkan bagi bayi karena berakibat
bradikardi, denyut jantung tidak teratur atau spasme pada laring atau
tenggorokan bayi
2. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat
dipotong sebelum ataupun sesudah plasenta lahir tidak begitu menentukan dan
tidak akan mempengaruhi bayi. Apabila bayi lahir tidak langsung menangis, maka
tali pusat segera potong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada
bayi. Tali pusat dipotong ± 5 cm, dari dinding perut bayi dengan gunting steril
dan diikat dengan pengikat steril, luka tali pusat dibalut kassa steril dan
dirawat dengan alkohol 70%.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu
mengatur tetap suhu tubuhnya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat. Suhu tubuh
bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu
tubuhnya sudah stabil. Seluruh pemantauan suhu bayi harus dicatat.
4. Identifikasi
Apabila
bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya mungkin lebih dari satu
persalinan, maka sebuah alat pengenal yang efektif harus diberikan kepada
setiap bayi baru lahir dan harus tetap ditempatnya sampai waktu bayi
dipulangkan.
Identitas bayi yang perlu
dicatat :
a. Nama.
b. Tanggal lahir.
c. Nomor bayi.
d. Jenis kelamin.
e. Nama lengkap ibu.
Sidik telapak kaki bayi dan
sidik jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang.
5. Pencegahan infeksi
Usaha yang
paling efektif mencegah infeksi bayi baru lahir adalah mencuci tangan sebelum memegang
bayi dan perlengkapan yang digunakan untuk merawat bayi harus bersih, serta
mengisolasi bayi yang sakit, pencegahan infeksi mata yaitu diberikan obat tetes
atau salep mata.
6. Nutrisi
Anjurkan
ibu untuk segera menyusui bayinya, karena ASI pertama yaitu kolostrum sangat
bermanfaat sekali bagi bayi yaitu sebagai kekebalan tubuh alami bagi bayi.
Sebagai asupan nutrisi lengkap, selain itu juga mempunyai tujuan, yaitu :
a. Melatih reflek isap bayi.
b. Membina hubungan psikologis ibu dan anak.
c. Membantu kontraksi uterus melalui
rangsangan pada puting susu.
d. Mengurangi nyeri pasca persalinan.
e. Memberikan ketenangan pada ibu dan
perlindungan bagi bayi.
f. Mencegah kehilangan panas yang berlebihan
pada bayi.
g. Perlindungan terhadap alergi, infeksi dan
diare.
2.5
Penilaian Awal Bayi Baru Lahir
Penilaian
bayi baru lahir dilakukan dengan menggunakan sistem APGAR pada menit 0 (nol)
bayi baru lahir, sehingga melalui penilaian APGAR dapat mengidentifikasi dengan
cepat bayi yang harus memerlukan pertolongan segera.
Skor
|
0
|
1
|
2
|
Angka
|
A : Appereance color (warna
kulit)
|
Pucat
|
Badan merah, ekstremitas biru
|
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
|
…….
|
P : Pulse rate (frekuensi
nadi)
|
Tidak ada
|
Dibawah 100
|
Diatas 100
|
…….
|
G : Grimege (reflek terhadap rangsangan)
|
Tidak ada
|
Sedikit gerakan
mimik
|
Menangis, batuk,
bersin
|
…….
|
A : Activity (tonus otot)
|
Lumpuh
|
Ekstremitas dalam keadaan fleksi sedikit
|
Gerakan aktif
|
…….
|
R : Respiratory (usaha
pernafasan)
|
Tidak ada
|
Lemah, tidak
teratur
|
Menangis, kuat
|
…….
|
Nilai 0-3 : Bayi asfiksia berat
Nilai
4-6 : Bayi
asfiksia ringan – sedang
Nilai 7-10 : Bayi
asfiksia normal
Cara tepat dan cepat menilai
APGAR score :
1. Segera setelah bayi lahir, lihat usaha
nafas dan warna kulit bayi.
2. Sambil membersihkan saluran pernafasan,
raba denyut arteri umbilikalis dan kita hitung frekuensi denyut jantung.
3. Kita melihat reflek bayi dan memegang
anggota badan bayi, kita menilai tonus otot.
(Sarwono, 2002 : 136)
2.6
Ciri-ciri Bayi Normal
1. Berat badan lahir ± 2500-4000 gram.
- Panjang badan lahir 48-52 cm.
- Lingkar kepala 33-38 cm.
- Lingkar dada 30-38 cm.
- Bunyi detak jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun 120x/menit – 140x/menit.
- Pernafasan menit-menit pertama kira-kira 80x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40x/menit
- Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup banyak dan diliputi verniks kaseosa.
- Kuku panjang melebihi ujung jari.
- Genitalia pada laki-laki, testis sudah turun kedalam skrotum, pada wanita labia mayora sudah menutupi labia minora.
- Gerak refleks baik.
- Eleminasi urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.
(Anonim, 1993)
2.7
Reflek-Reflek Bayi Baru Lahir
Bayi menunjukkan beberapa
reflek yang disebut ” refleks primitive ” yaitu :
1. Morro reflek
Dapat dilihat bila bayi
dikagetkan atau digerakkan tiba-tiba, maka akan terlihat reflek berupa abduksi
dan ekstensi, lengan dan tangannya terbuka, diakhiri dengan abduksi lengan.
2. Grassping reflek
Bila telapak tangan
dirangsang, tangan akan memberi reflek seperti menggenggam.
3. Rooting reflek
Rangsangan pada ujung mulut
(digoyang-goyangkan) mengakibatkan kepala menoleh ke arah sisi rangsangan.
Bibir bawah merendah menuju rangsangan demikian pula lidah. Rangsangan ini
mengakibatkan mulut terbuka.
4. Sucking reflek
Reflek spontan untuk menetek
atau menghisap.
5. Babinsky reflek
Reflek khas bayi, apabila
digores pada telapak kaki maka bayi akan membuka jari-jari kaki yang digores.
6. Tonic neck reflek
Reaksi spontan otot kuduk pada
bayi normal dimana bayi bila ditengkurapkan muka secara spontan akan
memiringkan kepala.
7. Stapping reflek
Reflek menapak apabila bayi
diberdirikan.
2.8
Pemantauan Bayi Baru Lahir
1. Suhu badan dan lingkungan.
2. Berat badan.
3. Tanda-tanda vital.
4. Mandi dan perawatan kulit.
5. Pakaian.
6. Perawatan tali pusat.
- Berat badan bayi sebaiknya diukur setiap harinya, karena penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan baru lahir menunjukkan kekurangan cairan.
8. Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau
ketiak.
9. Pernafasan normal, perut dan dada bergerak
hampir bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar suara pada waktu
inspirasi maupun ekspirasi, gerak pernafasan 30-50x/menit.
10. Nadi dapat dipantau di semua titik-titik
nadi perifer.
2.9
Perubahan yang Terjadi Sesudah Lahir
Perubahan-perubahan yang
segera terjadi sesudah kelahiran :
1. Perubahan Metabolisme Karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah
lahir akan terjadi penurunan kadar gula darah, untuk menambah energi pada
jam-jam pertama setelah lahir diambil dari metabolisme asam lemak. Namun
metabolisme asam lemak tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus, maka
kemungkinan besar bayi akan menderita hipoglikemia.
2. Perubahan Suhu Tubuh
Ketika bayi lahir, bayi berada
pada suhu yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu, apabila dibiarkan
dalam suhu kamar 250C maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi, evaporasi sebanyak 2000 kal/kg BB/menit, sedangkan produksi
panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini menyebabkan
penurunan suhu sebanyak 20C dalam waktu 15 menit, akibat suhu yang
rendah metabolisme meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
3. Perubahan Pernafasaan
Selama dalam uterus, janin
mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui paru-paru bayi, pernafasan pertama
pada bayi baru lahir terjadi normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran,
tekanan rongga dada bayi pada saat saat melalui jalan lahir pervaginam
mengakibatkan cairan paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80-100 ml).
Kehilangan 1/3 dari cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang diganti dengan
udara. Paru-paru berkembang sehingga rongga dada kembali pada keadaan semula.
4. Perubahan Sistem Sirkulasi
Dengan perkembangan paru-paru
tekanan oksigen dalam alveoli meningkat, sebaiknya tekanan karbondioksida
menurun. Bayi baru lahir mempunyai sirkulasi yang sudah berubah menjadi
sirkulasi bayi yang hidup diluar badan ibu.
5. Perubahan Alat Pencernaan, Hati, Ginjal,
Mulai Berfungsi.
a. Tinja yang terbentuk meconium berwarna
hijau tua yang telah berada disaluran pencernaan sejak janin berumur 16 minggu
akan mulai keluar dalam waktu 24 jam. Pengeluaran ini akan berlangsung sampai
hari 2-3, pada hari 4-5 warna tinja menjadi coklat kehijauan selanjutnya warna
tinja akan tergantung jenis susu yang di minumnya
b. Air kencing
Bila kandung kemih belum
kosong waktu lahir, air kencing akan keluar dalam waktu 24 jam, yang harus
dicatat adalah kencing pertama frekuensi kencing berikutnya serta warnanya,
bila tidak kencing atau menetes atau perubahan warna kencing.
2.10
Masalah-masalah yang Sering Terjadi
Masalah-masalah yang sering
terjadi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut :
1. Hipotermi.
2. Penurunan BB.
3. Icterus neonaturum.
4. Infeksi.
5. Asphyxia.
6. Hipoglikemia.
7. Perdarahan tali pusat.
(Sarwono, 2002)
Untuk mencegah masalah-masalah
yang sering terjadi, maka perlu dilakukan asuhan esensial neonatal yang
meliputi :
1. Persalinan bersih dan aman.
2. Memulai pernafasan spontan.
3. Stabilisasi temperatur tubuh bayi atau
menjaga agar bayi tetap hangat.
4. ASI dini dan eksklusif.
5. Pencegahan infeksi.
6. Pemberian imunisasi.
2.11
Masa Transisi Bayi Baru Lahir
Setiap bayi baru lahir harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
Terdapat tiga periode dalam masa transisi bayi baru lahir.
1. Periode reaktivitas I (30 menit pertama
setelah lahir)
Pada awal stadium ini
aktivitas sistem syaraf simpatik menonjol, yang ditandai oleh :
a. Sistem kardiovaskuler
1) Detak jantung cepat tetapi tidak teratur,
suara jantung keras dan kuat.
2) Tali pusat masih berdenyut.
3) Warna kulit masih kebiru-biruan yang
diselingi warna merah waktu menangis.
b. Traktus respiratorius
1) Pernafasan cepat dan dangkal.
2) Terdapat ronchi dalam paru.
3) Terlihat nafas cuping hidung, merintih dan
terlihat penarikan pada dinding thorax.
c. Suhu tubuh
Suhu tubuh cepat turun.
d. Aktivitas
1) Mulai membuka mata dan melakukan gerakan
explorasi.
2) Tonus otot meningkat dengan gerakan yang
makin mantap.
3) Ekstremitas atas dalam keadaan fleksi erat
dan ekstremitas dalam keadaan extensi.
e. Fungsi usus
1) Peristaltik usus semula tidak ada.
2) Meconium biasanya sudah keluar waktu
lahir.
Menjelang akhir stadium ini,
aktivitas sistem para simpatik juga aktif, yang ditandai dengan :
a. Detak jantung menjadi teratur dan
frekuensinya menurun.
b. Tali pusat berhenti berdenyut.
c. Ujung ekstremitas kebiru-biruan.
d. Menghasilkan lendir encer dan jernih,
sehingga perlu dihisap lagi.
Selanjutnya terjadi penurunan
aktivitas sistem saraf otonom baik yang simpatik maupun para simpatik, sehingga
kita harus hati-hati karena relatif bayi menjadi tidak peka terhadap rangsangan
dari luar maupun dari dalam.
Secara klinis akan terlihat :
a. Detak jantung menurun.
b. Frekuensi pernafasan menurun.
c. Suhu tubuh rendah.
d. Lendir mulut tidak ada.
e. Ronchi paru tidak ada.
f. Aktivitas otot dan tonus menurun.
g. Bayi tertidur.
Pada saat ini kita perlu
hati-hati agar suhu tubuh tidak terus menurun.
2. Periode Reaktivitas II ( periode ini
berlangsung 2 sampai 5 jam)
Pada periode ini bayi
terbangun dari tidur yang nyenyak, sistem saraf otonom meningkat lagi, pada
periode ini ditandai dengan :
a. Kegiatan sistem saraf para simpatik dan
simpatik bergantian secara teratur.
b. Bayi menjadi peka terhadap rangsangan dari
dalam maupun dari luar.
c. Pernafasan terlihat tidak teratur kadang
cepat dalam atau dangkal.
d. Detak jantung tidak teratur.
e. Reflek Gag atau gumoh aktif.
f. Periode ini berakhir ketika lendir
pernafasan berkurang.
3. Periode III Stabilisasi (periode ini
berlangsung 12 sampai 24 jam)
Bayi lebih mudah untuk tidur
dan bangun. Tanda-tanda vital stabil, kulit berwarna kemerah-merahan dan
hangat. Perubahan-perubahan di atas selalu terjadi pada semua bayi baru lahir,
tidak tergantung pada usia kehamilan maupun cara kelahirannya.
2.12
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan pada Bayi
Baru Lahir
2.12.1 Pengertian
Asuhan
kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran serta tindakan berdasarkan teori yang ilmiah,
penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk mengambil
keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Asuhan
pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir pada jam
pertama setelah kelahiran dilanjutkan sampai 24 jam setelah kelahiran.
2.12.2 Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat
dan standart pada bayi baru lahir dengan memperhatikan riwayat bayi selama
kehamilan dalam persalinan dan keadaan bayi segera setelah lahir.
2.12.3 Hasil yang Diharapkan
Pelaksanaan asuhan pada bayi
baru lahir termasuk melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi
masalah dan kebutuhan bayi, mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial,
tindakan segera merencanakan asuhan.
2.12.4 Manajemen Asuhan Kebidanan terdiri dari 7
langkah :
1. Pengumpulan Data
Untuk mengevaluasi keadaan
bayi baru lahir.
a. Anamnesa
1) Biodata
Terdiri dari :
Nama : Nama klien, ibu dan ayah perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada
kesamaan nama dengan klien yang lain.
Umur : Berguna untuk mengantisipasi diagnosa masalah
kesehatan dan tindakan yang diperlukan.
Alamat : Dicatat untuk mempermudah hubungan bila keadaan
mendesak dan dapat memberi petunjuk keadaan lingkungan tempat tinggal pasien
(Anonim : 10).
Agama : Perlu dicatat karena hal ini sangat berpengaruh
di dalam kehidupan termasuk kesehatan dan akan mudah dalam mengatasi masalah kesehatan
pasien (Anonim : 10).
Pekerjaan : Jenis pekerjaan dapat menunjukkan tingkat
keadaan ekonomis keluarga juga dapat mempengaruhi kesehatan (Anonim : 10).
Pendidikan : Tingkat pendidikan sangat besar pengaruh di
dalam tindakan Asuhan Kebidanan selain itu anak akan lebih terjamin pada orang
tua pasien (anak) yang tingkat pendidikannya tinggi (Anonim : 10)
2) Keluhan utama
Riwayat kehamilan dan
kelahiran.
3) Perinatal
Jika selama hamil ibu rajin
memeriksakan kandungannya maka kondisi janin atau bayi selama masih dalam
kandungan akan terkontrol dengan baik. Ibu yang selama hamil sudah mendapatkan
imunisasi TT, maka anaknya bisa terhindar dari penyakit tetanus neonatorum.
4) Natal
Jika selama persalinan tidak
terjadi komplikasi, tidak terdapat cacat bawaan pada bayi, berat badan lebih
dari batas normal dan umur kehamilan ibu yang cukup bulan maka proses tumbuh
kembang bayi dapat maksimal.
b. Data obyektif
1) Pemeriksaan umum
Keadaan
umum : Normal
Kesadaran : Normal
Tanda-tanda
vital
Suhu
: Normal 360C-37,50C
Apabila
suhu < 360C merupakan gejala awal hipotermi (Anonim : 75-76).
Nadi
: Normal (120x/menit-140x/menit)
Pernafasan
: Normal
40x/menit
Apabila
(30x/menit > 60x/menit, bayi sukar bernafas, (Anonim, 1993)
Berat badan : Normalnya 2500-4000 gram akan terjadi
penurunan berat badan secara fisiologis antara 5%-10% karena bayi mengalami
empat penyesuaian utama yang dilakukan sebelum dapat memperoleh kemajuan dalam
perkembangan.
Panjang badan : Normal panjang badan waktu lahir sekitar 48-50
cm (Suryanah, 1996 : 18)
Lingkar
kepala :
-
Circum
ferentia sub occipito bregmatika : 32 cm
-
Circum
ferentia fronto occipitalis :
34 cm
-
Circum
ferentia mento occipitalis : 35
cm
Lingkar
dada : Normalnya
32 cm
(Sastrawinata S, 1993 : 135)
2) Inspeksi
a) Kepala dan rambut
Bersih, pertumbuhan rambut
halus dan merata, fontanel minor menutup pada minggu ke 6-8. fontanel mayor
menutup pada bulan ke 16-18.
(Suryanah, 1996 : 20)
b) Mata
Adakah tanda-tanda infeksi,
yakni pus.
c) Telinga
Periksa dalam hubungan letak
dengan mata dan kepala.
d) Hidung dan mulut
Bibir dan langit-langit,
periksa adanya sumbing, reflek hisap, dinilai dengan mengamati bayi pada saat
menyusu.
e) Leher
Apakah ada pembengkakan
kelenjar thyroid dan benjolan.
f) Dada
Dilihat bentuk dada, puting
susu, pernafasan normal atau tidak.
g) Bahu, lengan dan tangan
Gerakan bahu, lengan dan
tangan dan jumlah jari.
h) Perut
Bentuk, penonjolan sekitar
tali pusat pada saat menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh pada tali
pusat (pada saat tidak menangis), apakah ada benjolan.
i)
Genetalia
Laki-laki : Testis apakah berada dalam scrotum, penis
berlubang dan lubang ini terletak di ujung penis.
Perempuan : Apakah vagina berlubang, uretra berlubang,
labia mayora menutupi labia minora dan clitoris.
j)
Tungkai
dan kaki
Gerakan normal, bentuk, jumlah
jari normal.
k) Punggung atau spina
Pembengkakan atau ada cekungan
spina bifida.
l)
Anus
Tidak atresia ani.
m) Kulit
Vernik caseosa, warna, pembengkakan
atau bercak-bercak hitam, tanda lahir.
(PPKC, 2004)
3) Palpasi
a) Kepala
Adakah benjolan pada
kepala.
b) Leher
Adakah pembesaran kelenjar
limfe, dan vena jugularis.
c) Dada
Diraba apakah ada massa pada
dada.
d) Perut
Adakah pembesaran hepar,
pembesaran lien.
e) Pelipatan paha
Apakah ada pembesaran limfe,
hernia inguinalis.
f) Ekstremitas atas (tangan)
Diraba tanda oedema.
g) Ekstremitas bawah (kaki)
Diraba tanda oedema.
4) Auskultasi
a) Dada
Apakah terdengar wheezing,
tidak ada ronchi.
b) Perut
Adakah bising usus atau tidak.
5) Perkusi
a) Perut
Perut kembung atau tidak.
6) Perkembangan
a) Rooting refleks (mencari)
Muncul pada saat lahir
berdurasi sampai usia 6 bulan.
b) Grasping refleks (menggenggam)
Muncul pada saat lahir
berdurasi sampai usia 2 bulan.
c) Morro refleks (terkejut)
Muncul pada saat lahir, hilang
sekitar usia 2 bulan.
d) Tonick neck refleks (tonus leher)
Muncul pada saat lahir, hilang
sekitar usia 2-3 bulan.
e) Sucking refleks (menghisap)
Muncul pada saat lahir, hilang
sekitar usia 6-8 bulan.
f) Babinsky refleks (jari-jari kaki refleksi)
Muncul pada saat lahir, hilang
sekitar 2-3 bulan.
g) Stapping refleks (menapak)
Muncul pada saat lahir, hilang
saat usia 2 bulan.
(Suryanah, 1996)
2. Interpretasi Data
a. Dilakukan identifikasi terhadap masalah
atau diagnosa berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.
b. Diagnosa kebidanan yaitu diagnosa yang
ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi
standart nomenklatur diagnosa kebidanan.
c. Standart nomenklatur diagnosa kebidanan :
1) Diakui dan telah disyahkan praktis
kebidanan.
2) Berhubungan langsung dengan praktis
kebidanan.
3) Didukung oleh clinical judgement dalam
praktek kebidanan.
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Langkah ini Bidan
mengidentifikasi masalah, diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang
sudah teridentifikasi.
Masalah yang sering timbul
pada bayi baru lahir :
a. Asfiksia ini karena tonus otot yang
menurun dan mengalami kesulitan mempertahankan pernafasan.
b. Hipotermi ini karena penyempitan pembuluh
darah yang mengakibatkan terjadinya metabolik, meningkatkan kebutuhan O2.
(Sarwono Prawirohardjo, 2002)
Masalah
: Terjadinya
hipotermi
Diagnosa
: Bayi
baru lahir usia...... dengan hipotermi.
4. Menetapkan Kebutuhan Segera atau Masalah
Potensial
Langkah ini sebagai cerminan
keseimbangan dari proses management kebidanan. Kebutuhan segera diberikan :
a. Menghisap lendir setelah bayi lahir.
b. Memotong tali pusat dan merawat tali
pusat.
c. Mempertahankan suhu tubuh.
d. Identifikasi masalah.
e. Nutrisi.
5. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh
hasil kajian pada langkah sebelumnya. Jika bisa mencerminkan rasional yang
benar.
Intervensi
a. Menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat
R/ Mencegah terjadinya hipotermi.
b. Memantau jalan nafas bayi
R/ Mengetahui apakah terjadi
sumbatan pada jalan nafas
c. Menyusun bayi pada ibunya
R/ Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
dan terjalin bounding attachement antara bayi dan ibunya.
d. Observasi TTV dan perdarahan tali pusat
R/ Mendeteksi dini adanya kelainan.
e. Tidurkan bayi dan sendawakan setelah bayi
diteteki
R/ Mengeluarkan udara dan mencegah
aspirasi.
f. Ajarkan dan anjurkan ibu cara perawatan
bayi
R/ Memberikan rasa nyaman pada bayi
g. Memandikan bayi setelah 6 jam
R/ Mencegah terjadinya hipotermi
Perencanaan
Diagnosa : Bayi
baru lahir masa transisi hari I
Tujuan
:
Jangka pendek : Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan ± 1 jam
diharapkan tidak terjadi hipotermi.
Jangka panjang
: Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan setelah lahir, organ tubuh bayi dapat menyesuaikan
dengan lingkungan dalam waktu 24 jam.
Kriteria :
a. Keadaan umum baik
b. Bayi bernafas secara teratur.
c. Suhu kembali normal.
d. Akral menjadi hangat.
e. Bayi tidak kedinginan.
f. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
g. Bayi tenang.
6. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisiensi
dan Aman
Pada langkah ini rencana
asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan seluruhnya oleh Bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
7. Evaluasi
Pada langkah ketujuh ini
dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi :
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam diagnosa dan masalah.
Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar-benar efektif dalam
pelaksanaannya.
S : -
O : - Keadaan
umum : Baik
- Tanda-tanda vital
Suhu
: 360C
Nadi
: 126x/menit
Pernafasan
: 40x/menit
- Gerak aktif
- Kemampuan menghisap kuat
- Tidak terjadi perdarahan tali pusat
A : Bayi
baru lahir normal masa transisi
P : Rencana
tindakan dilanjutkan
- Perawatan tali pusat
- Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesering mungkin
- Menganjurkan untuk kontrol 1 minggu lagi untuk
imunisasi selanjutnya.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR NY.”S” DENGAN P10001
DI BPS NY. OLLY ISKANDAR JL. KARAH NO. 107
SURABAYA
Pengkajian
Tanggal
11 Februari 2008 Jam : 16.30
WIB
Data
Subyektif
1. Biodata
Nama
bayi : Bayi Ny.”S”
Tanggal
lahir : 11 Februari 2008
Jenis
kelamin : Laki-laki
Anak
ke : I (pertama)
Biodata
orang tua
Nama
ibu : Ny.”S”
Umur
: 25 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan : Lulus
SMA
Pekerjaan
: Ibu
rumah tangga
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat
: Jl. K Surabaya
Nama
ayah : Tn.”M”
Umur
: 30 tahun
Agama
: Islam
Pendidikan : Lulus
SMA
Pekerjaan
: Swasta
(Pedagang)
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat
: Jl. K Surabaya
2. Riwayat kesehatan keluarga
Dari keluarga tidak ada yang
menderita penyakit menular (AIDS, TBC, hepatitis) dan tidak ada yang menderita
penyakit keturunan (jantung, kencing manis, darah tinggi, asthma) dan tidak ada
riwayat melahirkan kembar.
3. Riwayat antenatal
a. ANC di BPS Olly Iskandar Jl. Karan No. 107
Surabaya ± 3 kali.
b. Imunisasi TT lengkap.
c. Selama hamil muda, ibu merasakan mual,
muntah, pusing.
d. Selama hamil tidak pernah dirawat.
4. Riwayat
natal
Tanggal 11 Februari 2008 jam
04.30 WIB bayi lahir normal, bayi langsung menangis, berat badan 3900 gram,
panjang badan 50 cm ditolong oleh Bidan.
5. Riwayat neonatal
Bayi baru lahir masa transisi
selama 12 jam.
Bayi lahir spontan segera
menangis, A.S : 7-8
Berat badan 3900 gram, panjang
badan 50 cm.
Eliminasi : bayi sudah
mengeluarkan mekonium dan BAK.
Bayi minum ASI, reflek
menghisap kuat.
Data
Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan
umum : Baik
Berat
badan : 3900 gram
Panjang
badan : 50 cm
Tugor
kulit : Baik
Warna
kulit : Kemerahan
Lingkar
kepala :
Circum ferentia sub oksipito bregmatika : 33 cm
Circum ferentia fronto oksipitalis : 34
cm
Circum ferentia mento oksipitalis : 35
cm
Lingkar dada : 33 cm
Suhu
: 365 0C
Nadi
: 126x/menit
Pernafasan
: 40x/menit
Kesadaran
: Composmentis
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut tumbuh merata, tidak ada caput
succedaneum, tidak ada cephal haematoma, fontanel mayor belum menutup 3 jari,
fontanel minor belum menutup 2 jari.
Mata : Simetris, tidak ada sekret.
Hidung : Bentuk normal, tidak ada sekret, tidak ada
pernafasan cuping hidung, tidak ada sadle nose.
Telinga : Simetris, tidak mengeluarkan cairan.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembendungan vena jugularis.
Ekstremitas atas : Simetris, jari-jari lengkap,
kuku melebihi ujung jari.
Dada : Simetris.
Mulut : Bibir normal, reflek menghisap kuat, labia
skizis tidak ada.
Abdomen
Inspeksi : Tali pusat masih basah di bungkus kasa steril
yang diberi isodin, tidak ada hernia umbilikalis.
Palpasi : Tidak ada pembesaran hepar dan lien.
Perkusi : Tidak meteorismus.
Lipat paha : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
hernia inguinalis.
Genetalia : Laki-laki, testis udah masuk scrotum.
Ekstremitas bawah : Simetris, jari-jari lengkap.
Punggung : Simetris, spina bifida tidak ada.
Anus : Tidak ada atresia ani.
3. Reflek
Menghisap : Reflek menghisap kuat, bila diberi minum bayi
langsung menghisap dengan kuat.
Grasping (menggenggam) : Baik
Tonick neck : Baik
Rooting : Baik
Babinsky : Baik
Morro : Baik
Identifikasi Diagnosa atau Masalah Kebidanan
Tanggal
|
Diagnosa Kebidanan
|
Data Dasar
|
11-02-2008
|
Bayi baru lahir normal masa transisi (12 jam)
|
DS : -
- Ibu mengatakan air susunya sudah keluar
dan bayinya sudah BAB dan BAK, serta bayi sudah menetek.
DO :
- Bayi baru lahir normal tanggal 11
Februari 2008 jam 04.30 WIB
- BB : 3900 gram, PB : 50 cm
- A.S : 7-8, jenis kelamin : laki-laki
- Fontanel mayor belum menutup 2 jari dan
fontanel minor belum menutup 1 jari
- Suhu : 365 0C, nadi :
126x/menit, RR : 40x/menit
- Lingkar dada : 33 cm
- Kulit berwarna merah jambu
- Testis sudah turun ke secorotum
- Reflek morro : Baik
- Reflek sucking : Baik
- Reflek grasping : Baik
- Reflek rooting : Baik
- Reflek babinsky : Baik
- Reflek tonick neck : Baik
|
Antisipasi Masalah Potensial
Potensial terjadinya
hipotermi.
Identifikasi Kebutuhan Segera
1. Hangatkan tubuh bayi.
2. Selimuti yang hangat, tutup bagian kepala
bayi.
|
|
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
|
Diagnosa Kebidanan
|
Data Dasar
|
12-02-2008
|
Bayi baru lahir hari I
|
DS :
- Ibu mengatakan bayinya sering diteteki
dan hisapannya kuat saat menetek.
DO :
- Bayi sering diteteki ibunya
- Suhu : 367 0C
- Nadi : 126x/menit
- Pernafasan : 40x/menit
- Bayi sudah BAB, warna mekonium
kehitaman, konsistensi lembek
- Bayi sudah BAK, warna kekuningan
- Tali pusat masih basah, tidak berbau,
tali pusat berwarna putih, terbungkus kassa steril
A :
Bayi baru lahir hari I dalam periode stabilisasi
P :
Tindakan perawatan dilanjutkan :
1. Observasi TTV dan keadaan tali pusat
-
Anjurkan
ibu untuk tetap meneteki bayinya dan segera sendawakan setelah minum
-
Ganti
popok tiap kali mandi dan basah
2. Merawat tali pusat dengan memenuhi
prosedur sterilitas
|
Tanggal
|
Diagnosa Kebidanan
|
Data Dasar
|
13-02-2008
|
Bayi baru lahir hari II
|
DS : -
DO :
- Keadaan umum baik
- Suhu : 368 0C
- Nadi : 128x/menit
- Pernafasan : 40x/menit
- BB : 3900 gram
- Bayi sudah BAB, warna kekuningan,
konsistensi lembek
- Bayi sudah BAK, warna kekuningan
- Tali pusat belum lepas, masih basah,
tidak berbau, berwarna putih, tidak ada perdarahan.
- Gerak aktif
- Minum ASI kuat
A :
Bayi baru lahir hari II dalam persiapan pulang
P :
- Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
sesering mungkin dan sendawakan sebelah minum
- Anjurkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan tali pusat dan merawatnya dengan baik
- Ganti popok tiap kali mandi dan basah
- Anjurkan ibu untuk segera memeriksakan
bayinya, bila ada keluhan panas, berak sering dan cair, bayi rewel dan tidak
mau menetek
- Hari ini pulang
- Kontrol 1 minggu lagi untuk imunisasi
selanjutnya
|
BAB 4
PEMBAHASAN
Asuhan Kebidanan yang telah
dilakukan pada bayi baru lahir, berdasarkan pada 7 langkah Varney yang meliputi
:
1. Pengkajian
Pengkajian dilakukan untuk
mendapatkan data subyektif yang berkaitan dengan kelahiran bayi, yang dilakukan
melalui tanya jawab kepada orang tua bayi an untuk melengkapi data obyektif diperoleh
melalui hasil pemeriksaan dan dapat pula didukung dengan data pada status ibu.
Pada Asuhan Kebidanan ini, pengkajian dilakukan dengan baik melalui wawancara
dan melalui hasil data pada status ibu.
2. Identifikasi masalah
Setelah melalui pengkajian lengkap,
akan ditetapkan suatu diagnosa masalah. Pada Asuhan Kebidanan ini diperoleh
suatu diagnosa bayi baru lahir dengan persalinan spontan pada masa reaktifitas
pertama.
3. Masalah potensial
Pada masa transisi atau
reaktifitas, bayi banyak mengalami masalah yang akan mungkin terjadi apabila
dalam perawatan dan penanganan tenaga kesehatan kurang baik. Pada Asuhan
Kebidanan ini dimunculkan suatu masalah potensial yaitu potensial terjadi
infeksi, melihat banyaknya masalah potensial ini maka harus direncanakan dan
disiapkan pula penanganan segera.
4. Identifikasi kebutuhan segera
Kebutuhan segera disiapkan
untuk pelaksanaan penanganan pada bayi dengan berbagai masalah potensial. Hal
ini dilakukan supaya bayi dapat segera memperoleh penanganan lebih lanjut dan
masalah yang terjadi tidak menjadi masalah yang makin serius. Pada Asuhan
Kebidanan ini kebutuhan segera telah direncanakan sesuai dengan masalah
potensial yang ada pada identifikasi kebutuhan segera.
5. Intervensi
Intervensi disusun setelah
ditetapkan diagnosa masalah sesuai dengan keadaan bayi. Pada bayi baru lahir
ini, intervensi yang akan dilakukan yaitu :
a. Bersihkan jalan nafas.
b. Menilai Apgar Score.
c. Potong dan rawat tali pusat.
d. Pertahankan suhu tubuh bayi.
e. Identifikasi bayi baru lahir.
f. Cegah infeksi dengan tetes atau salep
mata.
g. Lakukan kontak mata antara ibu dan bayi
dengan pemberian ASI.
h. Observasi TTV dan pengukuran antropometri.
i.
Ciptakan
lingkungan yang hangat.
j.
Memandikan
bayi ± 6 jam setelah bayi lahir.
k. Lakukan perawatan tali pusat.
6. Implementasi
Setelah dilakukan rencana
tindakan atau intervensi, maka mulailah dilakukan perawatan atau penanganan
pada bayi melalui data implementasi.
a. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap
muka bayi dengan kasa, dan melakukan penghisapan lendir.
b. Menilai Apgar score pada 1-5 menit
pertama.
c. Memotong dan merawat tali pusat sesaat
bayi lahir.
d. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan
membungkus bayi dengan kain kering.
e. Mengidentifikasi bayi dengan tanda khusus
tentang nama, tanggal atau jam lahir, jenis kelamin untuk mencegah kekeliruan
bayi.
f. Mencegah infeksi dengan pemberian tetes
atau salep mata.
g. Melakukan kontak awal antara ibu dan bayi.
h. Mengobservasi TTV dan pengukuran
antropometri (berat, panjang, lingkar lengan atas, lingkar dada, lingkar
kepala).
i.
Menciptakan
lingkungan yang hangat dengan suhu ruangan minimal 280C.
j.
Memandikan
bayi ± 6 jam lagi dengan air hangat.
k. Melakukan perawatan tali pusat dengan
mengganti kasa alkohol 70% sehabis mandi atau setiap kali basah.
7. Evaluasi
Tahap akhir dari seluruh tindakan
yang dilakukan adalah evaluasi, untuk menilai keberhasilan atau kegagalan dari
implementasi berdasarkan intervensi yang ada. Evaluasi yang diperoleh pada bayi
baru lahir dalam waktu ± 2 jam adalah keadaan umum bayi, suhu, nadi, nafas
dalam batas normal, antropometro dalam batas normal, tali pusat masih basah
tertutup kasa steril, gerak aktif, kemampuan menghisap kuat.
BAB 5
PENUTUP
5.1
Simpulan
Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang dilahirkan dari kehamilan 37-42 minggu dengan
berat badan 2500-4000 gram (Depkes RI, 1993). Pada saat bayi lahir, akan
dilakukan penanganan dan penilaian segera pada bayi. Dalam kasus ini didapatkan
data bahwa bayi baru lahir tanggal 11 Februari 2008 jam 16.30 WIB secara
spontan, keadaan umum bayi baik, langsung menangis, gerak aktif. Melalui
data-data inilah didapatkan suatu diagnosa masalah bayi baru lahir dengan
persalinan spontan pada masa reaktifitas pertama, maka sesuai dengan teori yang
ada dengan kasus tidak terdapat kesenjangan.
Segera
setelah bayi lahir dilakukan implementasi berdasarkan intervensi yang ada
sesuai dengan teori yaitu membersihkan jalan nafas, memotong dan merawat tali
pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi yang cukup, pencegahan
infeksi, nutrisi (Abdul Bari, 2002). Dalam kasus yang telah diperoleh,
penanganan pada bayi baru lahir yang telah dilakukan adalah membersihkan jalan
nafas, menilai Apgar Score, memotong tali pusat, mempertahankan suhu tubuh
bayi, mengidentifikasi bayi, mencegah infeksi dengan tetes atau salep mata,
melakukan kontak awal antara ibu dan bayi dengan pemberian ASI, observasi TTV,
dan pengukuran antropometri, menciptakan lingkungan yang hangat, memandikan
bayi ± 6 jam setelah lahir, penanganan yang dilakukan pada bayi baru lahir
antara teori dan kasus tidak ditemukan kesenjangan. Masalah yang bisa timbul
antara lain hipotermi, hipoglikemia, hypoxia dan hiperbilirubin.
Pada
keseluruhan kasus yang ada, baik penanganan yang telah dilakukan sejauh ini
tidak ditemukan kesenjangan. Hal ini dikarenakan besarnya tanggungjawab petugas
kesehatan dalam melaksanakan perawatan dan penanganan pada bayi baru lahir
sehingga sampai bayi pulang tidak terjadi masalah atau komplikasi yang lebih
lanjut.
Dalam
melaksanakan Asuhan Kebidanan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor penunjang
a. Orang tua bayi memberikan kepercayaan
kepada petugas.
b. Sarana dan prasarana yang tersedia.
c. Kesediaan orang tua pasien dalam memenuhi
kebutuhan bayi.
2. Faktor penghambat
Adanya keterbatasan waktu dan
kemampuan penulis dalam memberikan Asuhan Kebidanan dan konseling pada bayi dan
orang tua bayi.
5.2
Saran
5.2.1
Bagi
Petugas atau Bidan
1. Diharapkan selalu melakukan komunikasi
yang baik dengan orang tua yang bersangkutan sebelum melaksanakan seluruh
tindakan asuhan.
2. Diharapkan mampu dan terus meningkatkan
ketrampilan dan pengetahuan yang diterapkan dalam asuhan yang diberikan.
3. Diharapkan petugas kesehatan atau bidan
dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas.
5.2.2
Bagi
Klien atau Masyarakat
1. Diharapkan klien dapat bekerjasama dengan
petugas kesehatan.
2. Diharapkan klien memanfaatkan sarana dan
prasarana pelayanan kesehatan yang ada dengan seoptimal mungkin.
3. Diharapkan klien memberikan kepercayaan
sepenuhnya kepada petugas kesehatan dalam segala Asuhan Kebidanan yang diberikan.
|
Anonymous, 1993. Asuhan Kebidanan Anak Dalam Konteks Keluarga.
Jakarta : Pusat Pendidikan Kesehatan.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta :
EGC.
Prawirohardjo, Sarwono.
1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka.
Saifudin, Abdul Bari, 2002.
Buku Asuhan Neonatal Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sastrawinata, Sulaiman.
1984. Obstetri Fisiologi. Bandung :
Fakultas Kedokteran Padjajaran.
Suryanah, 1996. Perawatan Anak untuk Siswa SPK. Jakarta
: EGC.
ConversionConversion EmoticonEmoticon