BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemampuan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian
ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan hidup. Sedangkan tingkat
kesejahteraan suatu bangsa ditentukan dengan seberapa jauh gerakan keluarga
berencana dapat diterima masyarakat.
Angka kematian ibu dan bayi sangat
tinggi, sebenarnya kematian tersebut masih dapat dihindari karena sebagian
besar terjadi pada saat pertolongan pertama sangat diperlukan, tetapi
penyelenggaraan kesehatan tidak sanggup untuk memberikan pelayanan. Penyebab
kematian ibu masih tetap merupakan “trias klasik”, sedangkan sebab kematian
perinatal terutama oleh “trias asfiksia”, Infeksi dan trauma persalinan.
Kematian dan kesakitan ibu dan perinatal juga berkaitan dengan pertolongan
persalinan “dukun” sebanyak 80% dan berbagai faktor sosial budaya dan faktor
pelayanan medis (Mochtar Rustam, 1998).
Kematian ibu (maternal) bervariasi
antara 5 sampai 800 per 100.000 persalinan, sedangkan kematian perinatal
berkisar antara 25 sampai 750 per 100.000 persalinan hidup. Kendatipun
jumlahnya sangat besar, tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya
tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat banjir, tanah longsor,
bencana alam dan lainnya atau korban kecelakaan. Sebenarnya kematian ibu dan
bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari dengan meningkatkan
kerjasama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya (Manuaba, 2002).
Sebagai tenaga kesehatan diharapkan
dapat mempersiapkan diri agar mampu memberi Asuhan Kebidanan secara
professional yaitu dengan metode Asuhan Kebidanan yang berdasarkan ilmu
pengetahuan dan kode etik profesi yang berpedoman pada standart kebidanan yang
dapat dipertanggung jawabkan.
1.2 Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan memperoleh
pengalaman nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2
Tujuan Khusus
1.
Melakukan pengkajian
(pengumpulan data) pada klien dengan ANC fisiologis trimester III.
2.
Mengidentifikasi pada klien
dengan ANC fisiologis trimester III.
3.
Mengidentifikasi masalah
potensial yang terjadi pada klien dengan ANC fisiologis trimester III.
4.
Mengidentifikasi kebutuhan
segera pada klien dengan ANC fisiologis trimester III.
5.
Membuat rencana Asuhan
Kebidanan sesuai kebutuhan pada klien dengan ANC fisiologis trimester III.
6.
Melaksanakan atau melakukan
tindakan sesuai rencana pada klien dengan ANC fisiologis trimester III.
7.
Mengevaluasi tindakan yang
telah dilakukan pada klien dengan ANC fisiologis trimester III.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas maka
penulis membatasi penulisn makalah ini hanya pada Asuhan Kebidanan ANC
fisiologis trimester III.
1.4 Metode Penulisan
1.4.1
Studi Kepustakaan
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan sebagai pedoman
penulis membaca literatur yang berkaitan dengan topic ANC fisiologis trimester
III.
1.4.2
Studi Dokumenter
Untuk mendapatkan data yang akurat serta asuhan yang
baik.
1.4.3
Praktek Langsung
Melakukan Asuhan Kebidanan serta pendekatan pada klien
dengan ANC fisiologis trimester III dan memberikan pelayanan kesehatan tunggal
atau melakukan pendekatan keluarga.
1.4.4
Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini penyusun juga
melakukan dengan pembimbing ruangan dan pembimbing pendidikan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
1.2.2
Tujuan Khusus
1.3
Batasan Masalah
1.4
Metode Penulisan
1.5
Sistematika Penulisan
BAB 2 LANDASAN
TEORI
2.1
Konsep Kehamilan
2.1.1
Pengertian Kehamilan
2.1.2
Tanda-tanda Kehamilan
2.1.3
Perubahan-perubahan yang
Terjadi pada Ibu Hamil
2.1.4
Masalah Emosi dan Kejiwaan
Selama Kehamilan
2.1.5
Diagnosa dan Ikhtisar
Pemeriksaan Kehamilan
2.1.6
Kebutuhan Ibu Hamil
2.1.7
Ketidaknyamanan pada Trimester
III
2.1.8
Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
2.2
Antenatal Care
2.2.1
Pengertian Antenatal Care
2.2.2
Tujuan Asuhan Antenatal
2.2.3
Kebijakan Program
2.2.4
Kebijakan Teknis
2.3
Teori Konsep Manajemen
Kebidanan
2.3.1
Pengertian
2.3.2
Tujuan
2.3.3
Hasil yang Diharapkan
2.3.4
Langkah-langkah Manajement
Kebidanan
BAB 3 TINJAUAN
KASUS
3.1
Pengkajian
3.2
Identifikasi Diagnosa atau
Masalah Kebidanan
3.3
Antisipasi Diagnosa atau
Masalah Potensial
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5
Rencana Pengembangan
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Kehamilan
2.1.1
Pengertian Kehamilan
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2006, hal 89).
Kehamilan 40 mingu ini disebut kehamilan matur (cukup
bulan). Bila kehamilan melebihi 40 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau
serotinus, sedangkan kehamilan 28 sampai 36 minggu disebut kehamilan premature
(Manuaba, 2002 : hal 125).
Kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan, yaitu :
1.
Triwulan pertama :
0 sampai 3 bulan
2.
Triwulan kedua :
4 sampai 6 bulan
3.
Triwulan ketiga :
7 sampai 9 bulan
(Prawirohardjo, 2006 : hal 89)
2.1.2
Tanda-tanda Kehamilan
1.
Tanda-tanda tidak pasti
a.
Amenorrhoe (tidak dapat haid)
Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil
tidak dapat haid lagi. Penting diketahui tanggal hari pertama haid terakhir
supaya dapat ditentukan tuanya kehamilan dan tanggal persalinan dapat
diperkirakan.
b.
Nausea (mual) dan emesis
(muntah)
Nausea umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama
kehamilan, disertai kadang-kadang oleh emesis. Sering terjadi pada pagi hari,
tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas-batas tertentu keadaan ini masih
fisiologik. Bila terlampau sering, dapat mengakibatkan gangguan kesehatan yang
disebut hyperemesis gravidarum.
c.
Mengidam (mengingini makanan
atau minuman tertentu)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan pertama akan
tetapi menghilang dengan makin tuanya kehamilan.
d.
Sinkope atau pingsan
Keadaan ini akan menghilang setelah umur hamil 16
minggu.
e.
Payudara tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen dan
progesteron.
f.
Sering kencing atau miksi
Hal ini karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester kedua
umumnya keluhan ini menghilang oleh karena uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk
ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih.
g.
Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
h.
Pigmentasi kulit
Hal ini terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada
pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan
dikenal sebagai chloasma gravidarum. Pada daerah leher juga menjadi lebih
hitam. Areola mammae juga menjadi hitam karena didapatkan deposit pigmen yang
berlebihan. Selain itu didapatkan pula linea alba dan linea nigra di garis
tengah abdomen.
i.
Epulis
Hipertropi gusi disebut epulis dapat terjadi bila hamil.
j.
Varises
Varises sering dijumpai pada triwulan terakhir. Didapat
pada daerah genetalia eksterna, kaki dan betis. Pada multigravida kadang-kadang
varises ditemukan pada kehamilan yang terdahulu, timbul kembali pada triwulan
pertama. Kadang-kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama kehamilan
muda. Dan varises ini dapat menghilang setelah persalinan.
(Manuaba, 2002 : hal 125-126)
2.
Tanda mungkin hamil
a.
Perut membesar.
b.
Uterus membesar
Terjadi perubahan dalam bentuk, besar, konsistensi
rahim.
c.
Tanda Hegar
Perlunakan isthmus.
d.
Tanda Chadwick
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
e.
Tanda Piskacek
Pertumbuhan rahim ternyata tidak sama semua arah, tetapi
terjadi pertumbuhan yang cepat di daerah implantasi placenta, sehingga rahim
bentuknya tidak sama.
f.
Kontraksi-kontraksi rahim yang
disebabkan oleh perimbangan hormonal yang mempengaruhi rahim yaitu estrogen dan
progesteron sering terjadi perubahan konsentrasi, sehingga progesteron
mengalami penurunan yang disebut Braxton Hicks.
g.
Teraba ballottement
h.
Reaksi kehamilan positif.
(Mochtar Rustam, 1998)
3.
Tanda pasti
a.
Gerakan janin dapat dilihat
atau diraba.
b.
Denyut jantung janin terdengar.
c.
Terlihat bagian janin.
d.
Pada foto Rontgent terlihat
tulang-tulang janin setelah kehamilan 16 minggu.
(Mochtar Rustam, 1998)
2.1.3
Perubahan-perubahan yang
Terjadi pada Ibu Hamil
1.
Perubahan fisiologis
a.
Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram
menjadi 1000 gram dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.
b.
Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna
selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick).
c.
Ovarium (indung telur)
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai
terbentuknya placenta yang sempurna pada umur 16 minggu.
d.
Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh hormon saat kehamilan, yaitu estrogen, progesteron dan
somatomammotropin.
e.
Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara
lain :
1)
Meningkatnya kebutuhan
sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan
janin dalam rahim.
2)
Terjadi hubungan langsung
antara ateri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
3)
Pengaruh hormon estrogen dan
progesteron makin meningkat.
(Manuaba, 1998)
2.
Perubahan psikologi
a.
Trimester I
1)
Ketidakstabilan yang setara
dengan sindrom pramenstruasi bisa termasuk mudah tersinggung, perubahan suasana
hati, tidak rasional, cepat menangis.
2)
Perasaan was-was, takut,
gembira, riang.
Setiap ibu hamil dan calon ayah khawatir apakah bayinya
akan lahir normal meskipun sejumlah kekhawatiran yang tidak bisa dihilangkan
oleh peneguhan adalah efek samping yang tidak dihindari dari kehamilan, tetapi
kekhawatiran yang berlebihan sehingga menunggu fungsi adalah sesuatu yang perlu
mendapat perhatian.
b.
Trimester II
Pada ibu hamil selalu mengalami gangguan body image atau
citra tubuh karena bodynya tidak seperti sebelum hamil, perut mulai membesar,
tetapi pada trimester II ibu hamil sudah mulai senang dengan keadaannya
sekarang karena dapat mengikuti perkembangan apa yang selama ini telah terjadi.
c.
Trimester III
1)
Bulan ke-7 secara emosional
yang terjadi
a)
Meningkatnya kegembiraan.
b)
Meningkatnya keraguan tentang
menjadi ibu, kesehatan bayi dan persalinan serta melahirkan.
c)
Berlanjutkan kepikunan.
d)
Meningkatnya lamunan dan
khayalan tentang bayi.
e)
Meningkatnya kebosanan dan
kelelahan terhadap kehamilan atau perasaan penuh dan sejahtera terutama jika
fisik terasa baik.
2)
Bulan ke-8 secara emosional
yang terjadi :
a)
Meningkatnya kegembiraan bahwa
kehamilan akan segera selesai.
b)
Keraguan tentang kesehatan
bayi, persalinan serta melahirkan.
c)
Kegembiraan kebersamaan dengan
sedikit kecemasan karena menyadari bahwa waktunya tidak akan lama lagi.
3)
Bulan ke-9 secara emosional
yang terjadi :
a)
Lebih banyak kegembiraan,
kecemasan, keraguan, lebih pikun.
b)
Lega bahwa waktunya sudah
hampir tiba.
c)
Mudah tersinggung dan terlalu
peka (terutama kepada orang-orang yang berkata “anda masih disini juga”).
d)
Tidak sabar dan gelisah.
e)
Mimpi dan berkhayal tentang
bayi.
2.1.4
Masalah Emosi dan Kejiwaan
Selama Kehamilan
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi
biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah
mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah
peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai
peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan
kondisi fisik dan emosional yang kompleks, memerlukan adaptasi terhadap
penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi, konflik antara
keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma-norma secara
cultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus
berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan sampai ke
tingkat gangguan jiwa yang berat.
Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak
terhadap pola kehidupan sosial (keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih
sayang dan empati) pada wanita hamil.
1.
Hubungan episode kehamilan dengan
reaksi psikologis yang terjadi
Trimester
I : Sering
terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko
tinggi untuk terjadinya pertengkaran atau rasa tidak nyaman.
Trimester
II : Fluktuasi
emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada
berbagai perubahan bentuk tubuh yang terjadi selama kehamilan, kehidupan sexual
keluarga dan hubungan batiniyah dengan bayi yang dikandungnya.
Trimester
III : Berkaitan
dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil
sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang
mungkin dihadapi.
2.
Masalah
a.
Aspek psikologik dan
pengaruhnya pola kehidupan keluarga dan tahapan trimester.
b.
Gangguan emosional dapat mengganggu
kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
c.
Hambatan asuhan neonatal pasca
persalinan.
3.
Penanganan
a.
Kehamilan sendiri merupakan
resiko terhadap kesehatan ibu, apabila disertai dengan gangguan psikologis
diperlukan pendapat bidang keahlian yang sesuai.
b.
Rawat jalan dan dukungan
keluarga merupakan pendekatan yang rasional.
c.
Gali faktor-faktor yang
berkaitan dengan reaksi kejiwaan dari seseorang, terutama yang mungkin dapat
bermanifestasi negatif selama kehamilan atau persalinan (misalnya : status
perkawinan, kepribadian, hubungan dengan mertua).
d.
Sedapat mungkin hindarkan
penggunaan psikofarma upayakan dulu psikoterapi analitik.
2.1.5
Diagnosa dan Ikhtisar
Pemeriksaan Kehamilan
Diagnosa atau ikhtisar pemeriksaan kehamilan dilakukan
setelah selesai pemeriksaan, yaitu :
1.
Hamil atau tidak.
2.
Primigravida atau multigravida.
3.
Intrauterin atau ekstrauterin.
4.
Tuanya kehamilan.
5.
Anak tunggal atau kembar.
6.
Anak hidup atau mati.
7.
Letak anak.
8.
Keadan jalan lahir.
9.
Keadaan umum ibu.
10.
Ibu tidak dalam masa inpartu.
(Universitas Padjajaran, 1983)
2.1.6
Kebutuhan Ibu Hamil
1.
Kebutuhan psikologi
a.
Trimester I
1)
Penerimaan keluarga khususnya
suami terhadap perubahan fisik istri, contoh : hyperemesis.
2)
Penerimaan perubahan tingkah
laku ibu hamil dalam kehidupan sehari-hari, contoh : mual dan muntah.
3)
Keluarga ikut meringankan beban
mental ibu hamil dalam menghadapi masa kehamilan sampai perawatan bayi.
4)
Keluarga ikut membantu dalam
pemenuhan asupan gizi ibu hamil.
b.
Trimester II
Pada masa ini ibu hamil dan keluarga memasuki masa
transisi yaitu dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan kelahiran dan
menerima bayi.
1)
Timbul rasa senang dan bangga
akan bertambahnya usia kehamilan sang istri.
2)
Suami mengerti akan kebutuhan
sexual suami-istri.
3)
Suami memahami perubahan body
image yang semakin meningkat dari kehamilan trimester I.
c.
Trimester III
Pada masa ini terutama nenek atau kakek bahagia
kehadiran cucu. Biasanya pada trimester ini keluarga memberikan support yang
lebih intensif, misalnya :
1)
Persiapan persalinan.
2)
Persiapan menyusui.
3)
Rencana perawatan bayi.
4)
Kemungkinan-kemungkinan yang
akan timbul.
2.
Kebutuhan fisiologi
Kebutuhan fisik ibu hamil tentang aktivitas (pekerjaan,
istirahat, traviling).
a.
Trimester I
Banyak wanita yang bekerja terus menerus selama
kehamilannya, apakah harapan ibu bekerja dan untuk berapa lama, tergantung pada
aktivitas fisik yang meliputi : bahaya industri, obat-obatan obstetric.
Pertimbangan utama adalah menghindari lingkungan yang fototoxic (lingkungan
beracun misalnya lingkungan yang penuh dengan partikel-partikel debu kimia atau
gas seperti anastesi inhalasi).
b.
Trimester II
Pengkajian selanjutnya selama periode prenatal
dibutuhkan untuk menentukan jika kerja menyebabkan kelelahan yang tidak
semestinya atau stress. Dengan anjuran dari tenaga kesehatan kemungkinan ibu
mengubah jenis pekerjaan yang dilakukannya. Beberapa ibu kurang memperhatikan
diri selama trimester II kehamilan. Respon ini mungkin untuk diterima ibu hamil
yang selalu kompeten dan mandiri sebelum hamil. Aktivitas tergantung pada
pengertian yang baik terhadap kewibawaan akan mengecilkan hati, terutama selama
pertengahan kehamilan. Biasanya kelebihan yang luar biasa adalah faktor yang
menentukan dalam memutuskan pekerjaan. Wanita yang memerlukan pekerjaan tetap,
memerlukan berkeliling dengan interval dan tidak akan duduk maupun berdiri
dalam satu posisi dalam jangka waktu lama, menyilangkan kaki di atas lutut
harus dihindari, aktivitas yang perlu untuk mencegah sirkulasi yang lambat di
kaki yang menyebabkan predesposisi varices dan tromboplebitis. Kursi ibu hamil
akan menyongkong pinggang yang adekuat. Istirahat yang baik adalah menghabiskan istirahat
dengan posisi tergeletak miring ke sisi kiri. Ini dianjurkan pada pekerja yang
memiliki tempat berbaring.
c.
Trimester III
Pada masa ini keadaan rahim ibu sudah membesar, sehingga
aktivitas dan gerak ibu juga terbatas, tetapi ibu hamil tidak boleh hanya
berdiam diri saja, tapi harus melakukan aktivitas yang sesuai dengan keadaan
fisik ibu. Dianjurkan untuk ibu, kehamilan pada trimester III melakukan latihan
nafas dalam, memutar kaki dan relaksasi pada otot-otot, yang penting adalah
kelelahan harus dihindari oleh ibu. Jika ibu seorang wanita carier ibu harus
mengurangi pekerjaan tersebut dan stress yang dihadapinya. Ibu hamil harus
lebih fokus pada kehamilannya.
2.1.7
Ketidaknyamanan pada Trimester
III
1.
Frekuensi kemih meningkat
sehingga menyebabkan sering kencing
Cara meringankan :
a.
Pada siang hari perbanyak minum
sebaliknya pada malam hari sedikit minum agar tidak bolak-balik bangun untuk
BAK.
b.
Tidak terlalu banyak minum es.
2.
Sering buang angin atau flatus
Cara meringankan :
a.
Hindari makanan yang
menghasilkan bau khas.
b.
Mengunyah makanan secara
sempurna.
c.
Senam ringan secara teratur.
3.
Kesemutan pada jari kaki dan
kram kaki
Cara meringankan :
a.
Kurangi kandungan fosfat dalam
diet dengan menghindari mium lebih dari 2 gelas susu/hari.
b.
Coba melakukan latihan meregang
betis, jaga kaki tetap hangat.
c.
Massage otot yang terkena kram
atau kesemutan.
4.
Konstipasi
Cara meringankan :
a.
Tingkatkan asupan cairan.
b.
Banyak makan buah yang tinggi
serat.
c.
Minum segelas air hangat pada
pagi hari.
5.
Hemorroid
Cara meringankan :
a.
Kurangi makanan yang
pedas-pedas.
b.
Pada saat BAB tidak terlalu
kuat menerannya.
c.
Makan banyak buah yang
mengandung serat agar BAB tidak terlalu keras.
6.
Nyeri pinggang
Cara mengatasinya :
a.
Posisi tidur diubah-ubah saat
terkena capek pada posisi yang dilakukan.
b.
Saat tidur miring perut
diganjal dengan bantal.
c.
Tidak melakukan pekerjaan yang
berat.
d.
Tidak angkat barang-barang yang
berat-berat.
2.1.8
Tanda-tanda Bahaya Kehamilan
1.
Nyeri abdomen yang hebat.
2.
Bayi kurang bergerak seperti
biasanya.
3.
Perdarahan pervaginam.
4.
Sakit kepala yang hebat.
5.
Masalah penglihatan (pandangan
mata kabur).
6.
Bengkak (oedema) pada muka atau
tangan dan kaki.
2.2 Antenatal Care
2.2.1
Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan pada waktu hamil
secara teratur untuk mendeteksi keadaan yang mengandung resiko hamil maupun
inpartu ataupun pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk
menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Jika seorang wanita datang memeriksakan
diri, karena merasa dirinya hamil, maka tugas kita yang pertama ialah
menentukan kehamilan dengan pemeriksaan, kita juga harus mendapat kesan
bagaimana keadaan kehamilan, keadaan jalan lahir dan kesehatan ibu (Manuaba,
2002).
2.2.2
Tujuan Asuhan Antenatal
1.
Memantau kemajuan kehamilan
untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.
Meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan bayi.
3.
Mengenali secara dini adanya
ketidakmampuan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk
riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4.
Mempersiapkan persalinan cukup
bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal
mungkin.
5.
Mempersiapkan ibu agar masa
nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6.
Mempersiapkan peran ibu dan
keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
(Prawirohardjo, 2006)
2.2.3
Kebijakan Program Antenatal
Care
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan.
1x pada triwulan pertama.
1x pada triwulan kedua.
2x pada triwulan ketiga.
Pelayanan atau asuhan standart minimal termasuk “7T” :
1.
(Timbang) berat badan.
2.
Ukur (Tekanan) darah.
3.
Ukur (Tinggi) fundus uteri.
4.
Pemberian imunisasi (Tetanus
Toksoid) TT lengkap.
5.
Pemberian (Tablet) zat besi,
minimum 90 tablet selama kehamilan.
6.
(Tes) terhadap penyakit
seksual.
7.
(Temu) wicara dalam rangka
persiapan rujukan.
Pelayanan atau asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan
oleh tenaga kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi
(Prawirohardjo, 2006).
2.2.4
Kebijakan Teknis
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau
komplikasi setiap saat, itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan
selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi
komponen-komponen sebagai berikut :
1.
Mengupayakan kehamilan yang
sehat.
2.
Melakukan deteksi dini
komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
3.
Persiapan persalinan yang
bersih dan aman.
4.
Perencanaan antisipasi dan
persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.
(Prawirohardjo, 2006)
2.3 Teori Konsep Manajemen
Kebidanan
2.3.1
Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien
(Varney, 1997).
Asuhan Kebidanan adalah bantuan yang dilakukan oleh
bidan kepada individu, pasien dan kliennya.
2.3.2
Tujuan
Memberikan asuhan yang adekuat dan standart pada ibu
hamil dengan mempertahankan keadaan ibu secara menyeluruh.
2.3.3
Hasil yang Diharapkan
Terlaksananya asuhan pada ibu hamil termasuk melakukan
pengkajian, membuat diagnosa, mengidentifikasi masalah dan kebutuhan bayi,
mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial, tindakan segera, serta
merencanakan asuhan.
2.3.4
Langkah-langkah Manajemen
Kebidanan
Manajeme kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang
berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi.
I.
Langkah I : Tahap Pengumpulan
Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi
yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :
A.
Anamnesa atau data subyektif
1.
Biodata, mencakup identitas
pasien atau klien
a.
Nama yang jelas dan lengkap,
bila perlu ditanyakan nama panggilan sehari-hari.
b.
Umur
Ditanyakan untuk mengetahui resiko tinggi atau tidak
pada ibu hamil.
c.
Alamat
Ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila
diperlukan, bila keadaan mendesak. Dengan diketahui alamat tersebut, bidan
dapat mengetahui tempat tinggal pasien atau klien dan lingkungannya.
d.
Pekerjaan pasien atau klien
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap permasalahan kesehatan pasien.
e.
Agama
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan-kebiasaan kesehatan pasien atau kliennya.
f.
Pendidikan pasien atau klien
Ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya,
tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang.
g.
Status perkawinan
Ditanyakan kepada ibu atau calon ibu untuk mengetahui
kemungkinan pengaruh status perkawinan terhadap masalah kesehatan bila
diperlukan ditanyakan tentang keberapa kalinya.
2.
Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong
pasien atau klien datang kepada bidan.
3.
Riwayat menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan sehubungan dengan riwayat menstruasi
antara lain adalah :
a.
Umur menarche.
b.
Siklus menstruasi.
c.
Lamanya menstruasi.
d.
Banyaknya darah yang keluar.
e.
Aliran darah yang keluar.
f.
Menstruasi yang terakhir.
g.
Dysmenorrhoe.
h.
Gangguan sewaktu menstruasi.
i.
Gejala pra menstruasi.
4.
Riwayat perkawinan
Kawin berapa….. kali.
Usia kawin pertama berapa…. tahun.
5.
Riwayat kehamilan dan
persalinan dan nifas yang lalu
Mengenal riwayat kehamilan dan persalinan yang perlu
ditanyakan adalah sebagai berikut :
a.
Jumlah kehamilan dan kelahiran
: G (gravida), P (para), A (aterm), P (premature), I (imatur), A (abortus), H
(hidup).
b.
Golongan darah .
c.
Riwayat persalinan, yaitu jarak
antara 2 kelahiran, tempat melahirkan, lamanya melahirkan, cara melahirkan
(spontan, dengan vakum ekstraksi, forsep atau operasi).
d.
Masalah atau gangguan kesehatan
yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan seperti : perdarahan, letak sungsang,
letak lintang, pre eklamsia, eklampsia, infeksi uterus, infeksi saluran kemih.
e.
Nifas mengalami panas,
perdarahan, bagaimana laktasinya.
6.
Riwayat kelahiran anak mencakup
:
a.
Berat bayi sewaktu lahir.
b.
Kelainan bawaan bayi.
c.
Jenis kelamin bayi.
d.
Status bayi yang dilahirkan
(hidup atau mati). Bila bayi hidup, bagaimana keadaannya sekarang. Bila bayi
meninggal, apa penyebab kematiannya.
7.
Riwayat ginekologi
Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandungan yang
perlu ditanyakan mencakup :
a.
Insertilitas.
b.
Penyakit kelamin.
c.
Tumor atau kanker sistem
reproduksi.
d.
Operasi ginekologi.
8.
Riwayat keluarga berencana
Perlu ditanyakan kepada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti
keluarga berencana sebagai berikut :
a.
Jenis kontrasepsi yang
digunakan.
b.
Efek samping.
c.
Alasan pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi).
9.
Riwayat kehamilan sekarang
Pertanyakan tentang riwayat kehamilan ditujukan kepada
ibu hamil atau pertanyaan tersebut mencakup :
a.
Waktu mendapat haid terakhir.
b.
Keluhan yang berkaitan dengan
kehamilan seperti : sakit kepala, mual dan lain-lain.
10.
Riwayat penyakit yang lalu
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ada hubungannya
dengan masalah yang dihadapi oleh pasien atau klien.
11.
Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien. Penyakit kanker,
jantung, hipertensi, diabetes, ginjal, jiwa, kelainan dibawah lahir, kehamilan
kembar, epilepsi, TBC, penyakit darah, alergi, penyakit yang menyebabkan
kematian bapak atau ibu yang meninggal.
12.
Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien
ditanyakan antara lain :
a.
Jumlah anggota keluarga.
b.
Dukungan materiil dan moril
yang didapat dari keluarga.
c.
Pandangan dan penerimaan
keluarga terhadap kehamilan.
d.
Kebiasaan-kebiasaan yang
menguntungkan kesehatan.
e.
Pandangan terhadap kehamilan,
persalinan dan anak.
B.
Pengumpulan Data Obyektif
Data obyektif dari pasien atau klien dapat dikumpulkan
melalui beberapa cara, yaitu dengan :
-
Pemeriksaan fisik untuk
mengumpulkan keadaan fisik pasien atau klien baik yang normal maupun yang
menunjukkan kelainan pemeriksaan fisik dilakukan secara lengkap.
-
Pemeriksaan khusus yang
berkaitan dengan kehamilan dan sistem reproduksi, misalnya pemeriksaan dalam
(vagina) dan pemeriksaan Leopold.
-
Pemeriksaan penunjang adalah
pemeriksaan yang dilakukan untuk mendukung penegakan diagnosa seperti
pemeriksaan laboratorium, roentgen, USG, dan lain-lain.
1.
Pemeriksaan pandangan keadaan
umum
Postur
tubuh : Gemuk atau kurus, tinggi atau pendek, perut tampak lebih besar atau
tidak.
Gerakan
tubuh : Cara
berjalan, berdiri, duduk, berbicara, posisi anggota badan, lemah, menggigil, sesak.
Ekspresi
wajah : Gembira,
sedih, ketakutan, kesakitan, pucat, ketuaan dan sebagainya.
2.
Berat dan tinggi badan
Tujuan pengukuran berat dan tinggi badan adalah untuk
memastikan kesan umum terhadap tubuh pasien atau klien terutama mengenai
derajat kegemukannya. Berat badan dicatat dalam ukuran kilogram dan tinggi
badan dalam ukuran centimeter (cm).
3.
Pengukuran temperature, tekanan
darah dan denyut nadi
Perbedaan suhu, tekanan darah dan denyut nadi normal
akan menunjukkan adanya gangguan kesehatan di dalam tubuh pasien.
4.
Pemeriksaan fisik
Di dalam pemeriksaan fisik dapat dilakukan :
Observasi : Warna
dan perut bekas luka.
Palpasi : Kelembaban dan turgor.
5.
Kepala dan leher
a.
Rambut
-
Observasi warna rambut,
panjang, distribusi dan bentuknya, ketombe, kerontokan.
-
Palpasi : kelembaban rambut.
b.
Tempurung kepala
-
Observasi : bentuk, benjolan,
infeksi.
-
Palpasi bila tampak benjolan
untuk mengetahui bekas, bentuk kekenyalan dan mobilitasnya.
c.
Mata
Observasi terutama conjungtiva, apakah pucat, kering
atau tampak bercak bitot, kelainan virus terutama rabun senja.
d.
Telinga
Observasi daun telinga, lubang dan liang telinga apakah
ada kelainan atau tidak.
e.
Hidung
Observasi batang hidung, lubang, dan liang hidung,
apakah ada tekanan atau tidak.
f.
Muka
Observasi kulit wajah, apakah ada chloasma gravidarum?
apakah pucat?.
g.
Mulut
Observasi bibir dan rongga mulut, apakah bibir kering
atau pucat atau warna rongga mulut? sariawan? bau mulut?
h.
Gigi
Observasi gigi dan gusi, apakah ada caries, gigi palsu,
gigi yang berlubang, infeksi gigi, sariawan.
i.
Leher
Observasi bentuk dan ukuran leher.
Palpasi glandula thyroid dan glandula limfe, bila
ditemukan benjolan lakukan palpasi untuk mengetahui besarnya, kekenyalan dan
mobilisasi bila digerakkan.
6.
Dada dan axilla
a.
Dinding thoraks
-
Observasi bentuk thoraks.
-
Palpasi dilakukan bila ada
kelainan seperti benjolan.
b.
Payudara
-
Observasi ukuran, bentuk dan
warna kulit dan putting susu.
-
Palpasi dirasakan untuk
mengetahui ada tidaknya benjolan, rasa sakit (oleh karena adanya infeksi).
c.
Axilla
-
Observasi apakah ada benjolan.
-
Palpasi : sakit? tumor?
7.
Abdomen
-
Observasi dilakukan untuk
mengetahui bentuk abdomen, perhatikan ada tidaknya striae pada dinding abdomen.
-
Observasi dinding abdomen untuk
mengamati gerak uterus (his), gerak janin dan tanda-tanda kehamilan.
-
Palpasi untuk mengetahui tinggi
fundus uteri yang erat kaitannya dengan umur kehamilan. Pemeriksaan Leopold
dengan mempalpasi abdomen untuk dapat menentukan letak janin di dalam uterus,
cekungan perut, nyeri tekan, ukuran panggul luar.
-
Auskultasi dilakukan untuk
mengetahui bunyi jantung anak.
8.
Anggota gerak
a.
Tangan
Observasi keadaan tangan terutama telapak tangan, dan
kuku, apakah tampak pucat atau sianosis.
b.
Kaki
-
Observasi dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya kelainan seperti varices dan oedema.
-
Palpasi dilakukan untuk
menentukan derajat varices atau oedema.
9.
Pemeriksaan tulang punggung
Observasi bentuk tulang punggung, lordose.
10.
Genetalia eksterna
-
Observasi labia mayora, labia
minora, flour albus (warna dan baunya) genetalia interna.
-
Observasi vagina, portio dan
orifisium eksterna.
11.
Pemeriksaan yang dapat
dilakukan oleh bidan ialah pemeriksaan :
a.
Urine, mencakup pemeriksaan :
-
Reduksi
Untuk mengetahui kadar gula darah dalam urine.
-
Albumin
Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine dan
untuk menegakkan diagnosa atau mendeteksi faktor resiko ibu hamil.
b.
Pemeriksaan Hb
Pemeriksaan Hb dilakukan untuk mendeteksi faktor resiko
kehamilan, bila kadar Hb kurang dari 10 gram%, berarti dalam anemi, terlebih
kadar Hb kurang dari 8 gram% berarti anemia berat.
c.
Palpasi
Tujuan :
-
Menentukan besarnya rahim.
-
Menentukan letak akral dalam
rahim.
Macam-macam tehnik palpasi :
-
Menurut Leopold.
-
Menurut Budin.
-
Menurut Ahfeld.
-
Menurut Knebel.
Palpasi menurut Leopold terbagi menjadi 4 bagian :
1)
Leopold I
Tujuannya :
-
Menentukan tuanya kehamilan.
-
Menentukan bagian janin yang
ada di fundus uteri.
2)
Leopold II
Tujuannya :
-
Menentukan letak punggung janin
dan bagian-bagian terkecil janin (pada letak bujur).
-
Menentukan kepala janin (pada
letak lintang).
3)
Leopold III
Tujuan :
Menentukan bagian terendah janin yang terdapat pada
bagian bawah rahim.
4)
Leopold IV
Tujuan :
Mengetahui bagian terendah janin sudah masuk pintu atas
panggul atau belum dan seberapa jauh bagian terendah janin sudah masuk pintu
atas panggul.
d.
Auskultasi
Tujuan :
-
Mengetahui ada tidaknya DJJ
(tanda pasti hamil bila terdengar DJJ).
-
Mengetahui frekuensi dan irama
DJJ (anak sehat atau kekurangan O2).
e.
Pemeriksaan panggul
Tujuan :
-
Untuk mengetahui keadaan
panggul ibu hamil apakah terdapat kelainan atau keadaan yang dapat menimbulkan
penyulit persalinan.
Pemeriksaan panggul meliputi :
1)
Pengukuran ukuran-ukuran
panggul luar, meliputi :
a)
Distantia spinarum.
b)
Distantia cristarum.
c)
Conjugate eksterna atau
boudelaque.
d)
Distantia SIPS (Spina Illiaca
Posterior Superior).
e)
Distantia tuberum.
f)
Lingkar panggul.
2)
Pengukuran ukuran-ukuran
panggul dalam meliputi :
a)
Promotorium.
b)
Linea inominata.
c)
Sacrum.
d)
Spina ischiadika.
f.
Pemeriksaan laboratorium
Tujuan dilakukan pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil
:
1)
Urine albumin
Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada air
kemih, misalnya : gejala pre eklamsia, penyakit ginjal, radang kandung kencing.
2)
Urine reduksi
Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine, sehingga
dapat mendeteksi adanya penyakit DM pada ibu hamil yang merupakan faktor resiko
dalam kehamilan maupun persalinan.
3)
Haemoglobin
Untuk mendeteksi adanya anemia pada ibu hamil (bila Hb
kurang dari 10 gram%).
II.
Langkah II : Interpretasi Data
Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap
diagnosa atau masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa
kebidanan.
Masalah yang timbul :
-
Nyeri pinggan.
-
Sering kencing.
Perencanaan
Diagnosa : GIP00000
usia kehamilan 32 minggu.
Tujuan : Jangka
Pendek :
Setelah dilakukan Asuhan
Kebidanan dalam waktu 20 menit diharapkan ibu mengerti dan paham dengan informasi
yang telah diberikan dan informasi tentang kehamilannya dengan kriteria :
- Ibu mengerti tentang kehamilannya.
- Ibu mengerti akan kebutuhannya selama kehamilan
- Ibu mengerti proses persalinan
Jangka Panjang :
Setelah dilakukan Asuhan
Kebidanan diharapkan ibu tidak mendapatkan gangguan pada saat persalinan dengan
kriteria :
- Keadaan umum ibu baik
- Bayi sehat
III.
Langkah III : Identifikasi
Diagnosa atau Maslaah
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi diagnosa dan
masalah potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa
yang sudah diidentifikasi dan merencanakan antisipasi tindakan.
Masalah yang sering timbul pada ibu hamil trimester III
:
-
Sering kencing.
-
Nyeri punggung.
IV.
Langkah IV : Identifikasi dan
Menetapkan Tindakan Segera
Mengidentifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditampung bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisinya.
V.
Intervensi
1.
Lakukan pendekatan therapeutik
Rasional : Pendekatan
therapeutik dapat menimbulkan hubungan yang baik dengan ibu sehingga dapat
melakukan asuhan lebih kooperatif.
2.
Anjurkan ibu untuk memeriksaan
kehamilannya secara teratur dan lengkap
Rasional : Pemeriksaan
lengkap dan teratur dapat membantu menegakkan diagnosa dan mengantisipasi
masalah potensial
3.
Berikan hasil pemeriksaan
kehamilan
Rasional : Memberikan
hasil pemeriksaan kehamilan maka ibu dapat mengetahui keadaan bayinya.
4.
Penyuluhan ibu untuk memenuhi
kebutuhan saat hamil
Rasional : Memenuhi
kebutuhan selama hamil agar janin dan ibu sehat
5.
Lakukan perawatan payudara
Rasional : Memperlancar
ASI
6.
Kolaborasi dengan dokter obgyn
untuk USG
Rasional : Untuk
mengetahui jenis kelamin janin yang dikandung, posisi janin dan perkembangan janin.
VI.
Implementasi
Suatu tindakan yang dilakukan sesuai dengan intervensi.
VII.
Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap setiap aspek
asuhan yang sudah dilaksanakan tetapi belum efektif.
Di dalam pendokumentasian atau catatan asuhan dapat
diterapkan dalam bentuk SOAP.
S : Data subyektif
Data pemeriksaan yang didapat dari anamnesa
O : Data obyektif
Hasil pemeriksaan fisik beserta
pemeriksaan diagnostik dan juga catatan medik lain
A : Analisa
dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan
P : Planning (perencanaan)
Mempunyai gambaran pendokumentasian dari
tindakan (implementasi) di dalamnya termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, test
diagnostik atau lab, konseling dan follow up.
(PPKC, 2003)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
LAPORAN ANTE NATAL CARE
PADA NY.”C” DENGAN GIP00000
TRIMESTER III
DI BPS NY. RETNO SEOPOMO
JLN. KALI KEPITING JAYA VI
NO. 31 SURABAYA
Pengkajian
Pengkajian tanggal 22-11-2008 Jam : 19.00 WIB
I.
Biodata
Nama pasien : Ny.”C”
Umur : 24
tahun
Agama : Islam
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SI
Pekerjaan : -
Alamat : Kali
Kepiting Jaya IV
Gravida : GIP00000
Status perkawinan : Kawin,
1 kali lamanya 1 tahun
Nama suami : Tn.”Y”
Umur : 28
tahun
Agama : Islam
Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
(Tamat)
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kali
Kepiting Jaya IV
No. Telp : (031) 3812983
Status perkawinan : Kawin,
1 kali lamanya 1 tahun
II.
Data Subyektif
1.
Alasan datang ke BPS
Ibu datang untuk memeriksakan kehamilannya yang pertama.
2.
Riwayat kebidanan
a.
Riwayat menstruasi
Menarche umur : 13
tahun
Teratur/tidak : Teratur
Siklus : ± 28 hari
Lama : 6-7 hari
Banyaknya : 2-3
kotek pada hari I dan II
Dismenorrhoe : Tidak
pernah
Flour albus : Tidak
ada
Bau : Anyir
b.
Riwayat kehamilan
Amenorrhoe 7 bulan, HPHT : 25-04-2008, HPL : 02-02-2009
Keluhan
trimester I : Ibu mengatakan mual, muntah, nafsu makan berkurang, pusing.
Keluhan
trimester II : Ibu mengatakan sudah tidak mual dan muntah, nafsu makan baik, tidak
pusing, pergerakan anak dirasakan mulai kehamilan 5 bulan.
Keluhan
trimester III : Ibu mengatakan tidak mual dan muntah, nafsu makan bertambah, tidak
pusing.
c.
Riwayat penyakit ibu
Ibu mengatakan tdaik pernah menderita penyakit paru
(TBC, asthma) DM, hipertensi, dan kelainan lainnya.
d.
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit paru (TBC, asthma), DM, hipertensi dan kelainan penyakit lainnya,
tidak ada keturunan kembar baik dari pihak ibu atau suami.
e.
Riwayat psikososial budaya
Ibu dan keluarga benar-benar mengharapkan kehamilan ini.
Ibu tinggal bersama suami. Pengambil keputusan dalam keluarga didominasi oleh
suami. Ibu merencanakan melahirkan di Bidan. Ibu tidak pernah merokok,
minum-minuman alkohol dan tidak ada pantangan makanan. Telah dilakukan tujuh
bulanan dalam keluarga.
f.
Riwayat spiritual
Ibu menganut agama Islam, sebelum dan selama hamil tetap
menjalankan ibadah sholat.
g.
Pola kebiasaan sehari-hari
Pola
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
Nutrisi
|
Ibu makan 3x
sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan. Minum air putih 6-8
gelas/hari
|
Trimester I :
Nafsu makan
berkurang dengan porsi nasi, sayur, lauk-pauk dan buah. Minum 6-7 gelas/hari
Trimester II :
Makan 3x sehari
dengan nasi, sayur, lauk-pauk, buah. Minum 7-8 gelas/hari.
Trimester III :
Makan 3-4x
sehari dengan porsi agak sedikit. Minum 8-10 gelas/hari
|
Istirahat
|
Ibu tidur siang
± 2 jam (13.00-15.00 WIB)
Ibu tidur malam
± 8 jam (21.00-05.00 WIB)
|
Trimester I, II
dan III :
Ibu mengatakan
dalam istirahatnya tidak banyak berubah. Tidur siang ± 2 jam (13.00-15.00
WIB) dan tidur malam ± 9 jam (21.00-06.00 WIB)
|
Aktivitas
|
Ibu mengatakan
mengerjakan pekerjaan rumah sendiri
|
Trimester I, II,
dan III :
Ibu mengerjakan
pekerjaan rumah dibantu dengan suami dan kadang-kadang ada orang tua
|
Eliminasi
|
BAB : 1x/hari
BAK : 3-4x/hari
|
Trimester I :
BAB : 1x/hari
BAK : 7-8x/hari
Trimester II
BAB : 1x/hari
BAK : 5-6x/hari
|
Pola
|
Sebelum hamil
|
Selama hamil
|
|
|
Trimester III :
BAB : 2x/hari
BAK : 7-8x/hari
|
Personal hygiene
|
Mandi 2x sehari
dengan air bersih dan sabun, sikat gigi tiap kali mandi, ganti pakaian luar
dan dalam setiap hari
|
Trimester I
dan II :
Mandi 2x sehari
dengan air bersih dan sabun, sikat gigi tiap kali mandi, ganti pakaian luar
dan dalam setiap hari
Trimester III :
Ibu lebih sering
ganti pakaian dalam
|
Seksual
|
Ibu melakukan
hubungan seksual 3-4x/minggu
|
Ibu melakukan
hubungan seksual 1-2x/minggu
|
III.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan fisik secara umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Cara berjalan : Baik
Postur tubuh : Lordose
BB : 55 kg
TB : 155 cm
Lila : 26 cm
Tanda-tanda vital
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 367 0C
RR : 20x/menit
2.
Pemeriksaan fisik secara khusus
a.
Inspeksi
Kepala : Rambut
distribusi merata, kulit kepala bersih, warna rambut hitam, tidak ada benjolan
di kepala.
Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum.
Mata : Sklera tidak ikterus, tidak terdapat bintik bitot, conjungtiva
tidak anemis, tidak terdapat sekret.
Hidung : Semetris,
tidak ada polip, septum di tengah, tidak terdapat sekret.
Telinga : Simetris,
tidak keluar sekret, pendengaran baik, terdapat lubang telinga.
Mulut : Bibir
agak pucat, tidak ada stomatitis, tidak ada rhagaden, gigi lengkap, tidak ada
caries gigi, lidah bersih.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Ketiak : Tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada accesoriasis mammae.
Tangan : Simetris,
jari-jari lengkap, tidak ada polydactyli, tidak ada syndactili, kuku bersih.
Dada : Simetris, pernafasan normal.
Payudara : Membesar,
tegang, putting susu menonjol, terdapat hyperpigmentasi areola mammae primer
dan sekunder, tidak terdapat striae livide, terdapat pembesaran Montgomery, ASI belum
keluar, tidak terdapat bekas operasi.
Perut : Perut besar sesuai dengan uasi kehamilan, tidak terdapat striae
livide, terdapat striae albicans, terdapat linea alba, terdapat linea nigra,
tidak terdapat luka bekas operasi.
Pelipatan
paha : Tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada hernia inguinalis.
Kaki : Simetris, tidak ada polydactyli, tidak ada sindactyli, jari-jari
lengkap, kuku bersih, telapak kaki cekung, tidak ad avarices.
Punggung : Simetris,
terdapat lordosis, tidak ada spina bividae, tidak ada scoliosis, tidak ada
kifosis.
Anus : Tidak ada haemorroid.
Vulva : Membiru,
tidak ada oedema, varices tidak ada, tidak ada condilomatalata, tidak ada
condiloma accuminata, tidak ada bartholinitis, tidak ada fluor albus, tidak ada
bekas luka jahitan perineum.
b.
Palpasi
Leopold IA : TFU
pertengahan antara pusat dan processus xyphoideus dan usia kehamilan pasien 32
minggu.
Leopold IB
: Bagian
janin yang berada di fundus teraba bulat, melebar, lunak, tidak melenting
berarti bokong.
Leopold
IIA : Situs
janin membujur.
Leopold
IIB : Letak
punggung adalah punggung kiri.
Leopold
III : Bagian
bawah janin teraba bulat, keras, melenting, berarti kepala.
Leopold IV : Bagian
bawah anak belum masuk PAP.
c.
Auskultasi
DJJ baik teratur, frekuensi 140x/menit.
d.
Perkusi
Reflek patella kanan dan kiri Å.
3.
Ukuran panggul luar
Distantia spinarum : 24 cm
Distantia cristarum : 29 cm
Conjugata eksterna
(Boudelaque) : 19 cm
Distantia spina illiaca
posterior superior : 8 cm
Distantia tuberum : 11 cm
Lingkar panggul : 89 cm
4.
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Hb : 10 gram%
Urine : Albumin : (-)
Reduksi : (-)
5.
Kesimpulan
Ibu benar-benar hamil, seorang primigravida, kehamilan
intrauterine, janin tunggal, hidup, usia kehamilan 32 minggu, TFU pertengahan
processus xyphoideus dan pusat, letak kepala, punggung kiri, DJJ baik teratur
frekuensi 140x/menit, keadaan panggul normal, keadaan jalan lahir baik, keadaan
umum ibu baik, ibu tidak dalam masa inpartu.
Identifikasi Diagnosa atau
Masalah
Diagnosa
|
Data Dasar
|
GIP00000
usia kehamilan 32 minggu, janin tunggal, hidup, kehamilan intrauterine, letak
kepala punggung kiri
|
DS :
-
Ibu mengatakan ini adalah
kehamilannya yang pertama, sekarang usia kehamilan 8 bulan.
-
Ibu mengatakan hari pertama
haid terakhir 25 April 2008
-
Ibu sudah merasakan
pergerakan janin sejak usia kehamilan 5 bulan.
DO :
-
Keadaan umum : baik
-
Tanda-tanda vital :
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 367 0C
RR : 20x/menit
-
HPL : 02-02-2009
-
Hasil palpasi
TFU pertengahan procesuss xyphoideus dan pusat, usia kehamilan 32
minggu, letak kepala, punggung kiri, DJJ Å baik, teratur, frekuensi 140x/menit
-
BB : 55 kg
|
Diagnosa
|
Data Dasar
|
|
-
TB : 155 cm
-
Kebutuhan :
·
Periksa ANC secara teratur
·
Memberikan penjelasan
tanda-tanda persalinan
·
Tetap konsumsi makanan yang
bergizi
·
Istirahat cukup
|
Antisipasi Diagnosa atau
Masalah Potensial
Tidak ada masalah potensial.
Identifikasi Kebutuhan
Segera
Tidak ada.
|
||
|
|
BAB 4
PEMBAHASAN
Kehamilan merupakan masa yang dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan 7 hari) yang dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan 40
minggu ini disebut kehamilan matur (cukup bulan). Dan masa kehamilan dibagi
menjadi 3 triwulan, yaitu triwulan pertama (0-3 bulan), triwulan kedua (4-6
bulan), dan triwulan 3 (7-9 bulan).
Antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan pada waktu hamil
secara teratur untuk mendeteksi keadaan yang mengandung resiko saat hamil
maupun inpartu ataupun pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala
untuk menjaga kesehatan ibu dan janinnya. Jika seorang wanita datang
memeriksakan diri, karena merasa dirinya hamil, maka tugas kita yang pertama
ialah menentukan kehamilan dengan pemeriksaan. Kita juga harus mendapat kesan
bagaimana keadaan kehamilan, keadaan jalan lahir, dan keadaan kesehatan ibu.
Masalah yang ada pada kehamilan trimester III adalah :
1.
Aspek psikologik dan
pengaruhnya pada kehidupan keluarga dan tahapan trimester.
2.
Gangguan emosional dapat
mengganggu kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya.
3.
Hambatan asuhan neonatal pasca
persalinan.
Dalam kasus ini, penulis menemukan diagnosa sebagai
berikut :
GIP00000 hamil trimester III usia kehamilan 32 minggu,
setelah dilakukan asuhan, tidak ditemukan adanya penyulit. Hal ini dikarenakan
asuhan yang diberikan telh disesuaikan dengan teori. Selain itu dengan
komunikasi, informasi, dan edukasi tentang hasil pemeriksaan yang telah
diberikan, diharapkan ibu mengerti tentang kehamilannya dan ibu mematuhi
nasehat-nasehat yang telah diberikan oleh tenaga kesehatan dengan mendapat
dukungan yang baik dari pihak suami dan keluarga.
BAB 5
PENUTUP
Simpulan
Setelah dilakukan Asuhan Kebidanan
pada Ny.”C’ dengan GIP00000 ANC fisiologis trimester III, penulis
menyimpulkan hasil Asuhan Kebidanan yang telah diberikan petugas, antara lain :
Pengkajian
Dari hasil pengkajian (pengumpulan data) ibu didapatkan
bahwa ibu sedang hamil trimester III.
Identifiaksi Diagnosa atau
Masalah
Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan diagnosa
sebagai berikut :
GIP00000 Hamil 32 minggu, janin tunggal,
hidup, intrauterine.
Antisipasi Masalah Potensial
Dari pemeriksaan kehamilan pada Ny.”C” tidak didapatkan
data yang menunjang untuk terjadinya masalah potensial.
Antisipasi Kebutuhan dan
Tindakan Segera
Setelah dilakukan pemeriksaan kehamilan pada Ny.”C” maka
identifikasi kebutuhan segera adalah pemberian KIE pada ibu.
Perencanaan
Perencanaan dapat disusun berdasarkan diagnosa atau
masalah serta kebutuhan klien.
Pelaksanaan dalam Asuhan
Kebidanan
Pelaksanaan dalaam Asuhan Kebidanan telah dilakukan
sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
Evaluasi
Evaluasi dapat dilaksanakan pada akhir setiap tindakan
dan ditemukan bahwa kehamilan ibu termasuk kehamilan fisiologis dan ibu
mengerti serta memahami apa yang dijelaskan oleh petugas.
Saran
Untuk Petugas
Dalam memberikan pelayana Asuhan Kebidanan seorang bidan
hendaknya membekali diri dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan hendaknya
mampu bekerjasama dengan pasien dan teman sejawat agar tercipta hubungan yang
baik.
Untuk Pasien
Hendaknya mau melaksanakan apa yang dianjurkan oleh
petugas kesehatan.
|
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2002. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta
: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. Jakarta
: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung
: Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Varney. 2006. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta
: EGC.
ConversionConversion EmoticonEmoticon