lap. kasus ASKEP pX cA lARING (POST OP. TOTAL LARINGEKTOMI)
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn JM
No. Regester : 110206891
Umur : 47 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SD
Bahasa yang digunakan : Jawa
Alamat : Surabaya
Tanggal MRS : 20 - 9 - 2002
Cara Masuk : Lewat Instalasi Rawat Darurat/Poliklinik
RSUD Dr. Soetomo Surabaya
Diagnosa Medis : Ca Laring SJNA Jackson II – III (Post
Operasi Total Laringektomi).
Keluhan Utama : Kesukaran Komunikasi Verbal, bersihan jalan
napas.
Keluhan
Sebelumnya : Sejak 2 minggu y.l (dari tgl MRS) px --- alami sesak napas
dirasakan semakin berat. Suara parau + 1 tahun yang lalu, sulit menelan
dan bila tidur napas berbunyi seperti orang ngorok. Riwayat batuk darah (-)
Keluhan telinga (-) riwayat demam (-). Oleh kelurga px. ---- RSUD Dr Soetomo
Sby dan didapatkan stridor --- inspirasi, retraksi (+) pada suprasternal,
epigastrial dan interkostal, ---masa didaerah leher kiri, epiglottis dbn,
menutupi korda vokalis
Upaya yang telah
dilakukan : tanggal 5-10-2002 tindakan
Tracheostomi cyto.
Terapi/operasi yang pernah
dilakukan : Post Operasi Total Laringektomi
2.
RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1)
R P D : riwayat DM
(-),Hipertensi (-), dan TB (-).
2)
RP S : Saat ini --- Op. Laringektomi Total hari ke
V dari tanggal 23 Oktober 2002.
3)
R K K: Riwayat penyakit yang sama pada keluarga
(-).
4)
Keadaan Kesehatan Lingkungan : rumah cukup bersih.
5)
Riwayat
Kesehatan Lainnya : Sebelum sakit sejak umur 20 th px kebiasaan merokok +
2 bungkus rokok Djisamsoe perhari dan mempunyai kebiasaan minum-minuman
beralkohol.
3.
OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum : Baik, Kesadaran Compos Mentis (GCS : 456)
2) Tanda-tanda vital
Suhu : 36,1 0C Nadi : 80 x/menit. Tekanan darah :
120/80 mmHg. Respirasi : 16 x/menit
3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 :
Breathing)
Hidung secret (-), pasien
bernapas pada Stoma Post Operasi Larigektomi.
Dada : Gerakan simetris, bentuk simetris.
Suara napas : Ronchi
(+) pada kedua paru,
Jenis pernapasan
: langsung -- trachea dihubungkan Stoma keudara luar.
Batuk : refleks batuk (+)
Sputum kental, berwarna putih kekuningan, bau (-)
Cianosis (-).
(2) Cardiovascular (B
2 : Bleeding)
Nyeri dada (-),
pusing (-), sakit kepala (+), palpitasi
(-).
(3) Persyarafan (B 3
: Brain)
Kesadaran C M, GCS 456 terdapat luka post op.
laringektomi tertutup verban, penciuman : px tak dapat membedakan bau apapun,
pengecapan, pengluhatan, perabaan dbn.
(4) Perkemihan-Eliminasi
Uri (B.4 : Bladder)
Warna urine : kuning jernih, gangguan saat kencing (-),
pasien mengatakan kencingnya lancar, nyeri pada saat kencing (-).
(5) Pencernaan-Eliminasi
Alvi (B 5 : Bowel)
Tenggorokan sakit menelan (+), makan melalui sonde.
(6) Tulang-Otot-Integumen
(B 6 : Bone)


Kulit : turgor baik, akral hangat.
4. Aspek Psikososial
Konsep diri : -
Citra Diri :
Bagian tubuh yang tak
disukai daerah leher --ada stoma post operasi.
Persepsi terhadap
kehilangan adanya luka pada bagian leher
( stoma post op )
Lainya, sebutkan
: px --- risih dgn kondisi penyakitnya karena terdapat lubang pada leher luka
post operasi total laringostomi dan -- susah berkomunikasi dengan orang lain
--- kehilangan suaranya
Tetapi pasien
belum teradaptasi dengan kondisinya saat ini dan berusaha bersabar demi
kesembuhannya.
Peran :
Tanggapan pasien terhadap perannya kurang puas
Kemampuan px
melaksanakan peranya : tetap mencoba
melaksanakan peran walaupun keadaanya sekarang yang telah mengalami kelemahan
fisik.
Ideal diri /
harapan :
1. Harapan px
terhadap : Tubuh : agar cepat sembuh
Posisi (dalam pekerjaan) merasa tak mampu.
Tugas/pekerjaan : Bila KRS mencoba cari
pekerjaan lain.
2.
Harapan klien terhadap penyakit yang diderita : penyakitnya agar dapat
disembuhkan dan kondisi fisik dapat pulih seperti semula.
Aspek Sosial/Interaksi :
Dukungan keluarga baik,
hanya saja px minta selalu ditunggu istrinya
Dukungan
kelompok/teman/masyarakat : baik
Reaksi saat
interaksi : kooperatif, komunikasi sulit post operasi.
Aspek Spiritual
-
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dalam menghadapi situasi sakit saat ini : sangat yakin tuhan
akan membantu proses kesembuhan.
-
Kepercayaan/keyakinan bahwa penyakit dapat disembuhkan : sangat yakin.
DIAGNOSTIC TEST/PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratoriun
Darah lengkap : tanggal 17
Oktober 2002
- WBC : 10,8 x 103/mm3 - RBC : 4,15 x 106/mm3
- HGB : 13,1 g / dl - LED : 41 – 47
- PPT : 11, 9 - ALB : 5,9
- Bil Direct : 0,43 - Bil Indirect
: 0,66
- SGOT :
55
- SGPT : 46
- BUN : 14
-Creatinin : 0,8
Gula darah puasa : 85 - Gula darah 2
jam PP : 103
Rontgen : tanggal 17
Oktober 2002
Foto Cervikal
lateral : Solf tissue swelling didaerah
laring yang menyebabkan penyempitam trachea (obstruksi total).
Patologi Anatomi
(biopsi Kordavokalis) : tanggal 15
Oktober 2002
Invasive Squamous
cell moderate differentiated
Hasil
Laboratorium : tanggal 23 Oktober 2002
Hb : 12, 1 gr %
TERAPI :
- Cefriaxon 1 x 2 gr -
Vit. C 1x 400 mg
- Vit. A 2 x 100. 000 U/mgg - Asam mefenamid
3 x 500 mg
NALISA DATA
NO
|
DATA penunjang
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
|||||||||||||||||
|
S : -
O : Terdapat luka
post operasi total laringektomi, terdapat skret disekitar stoma,
perdarahan (-), ronchi pada kedua lobus paru, refleks batuk (+), pasien
tampak meringis / berhati-hati bila batuk, sakit pada saat menelan (+).
|
Pengkatan organ laring
Merangsang kemam
![]()
Secret batuk
Penumpukan secret
Bersihan
jalan napas tidak efektif
|
Resiko
bersihan jalan napas tidak efektif.
|
|||||||||||||||||
|
S : Px
mengatakan agak risih dengan kondisi penyakitnya karena terdapat lubang pada
leher luka post operasi total laringostomi dan juga pasien mengatakan susah
berkomunikasi dengan orang lain karena kehilangan suaranya.
O : Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
isyarat, ter dapat luka stoma post operasi total laringektomi
|
Pengangkatan
pada organ laring
Termasuk
organ korda
Vokalis
Hilangnya
kemampuan berkomunikasi
|
Kerusakan
komunikasi verbal.
|
|||||||||||||||||
|
S:Persepsi terhadap kehilangan adanya luka pada bagian leher ( stoma post op ),px
mengatakan agak risih dengan kondisi penyakitnya karena terdapat lubang pada
leher luka post operasi total laringostomi dan juga pasien mengatakan susah
berkomunikasi dengan orang lain karena kehilangan suaranya, bila KRS mencoba
cari pekerjaan lain, posisi (dalam pekerjaan) merasa tak mampu kareana adanya
kelemahan fisik .
O:Pasien berkomunikasi dengan menggunakan bahasa
isyarat, ter dapat luka stoma post operasi total laringektomi
|
Ca
pada laring
Tindakan
operasi total laringektomi
Pengangkatan
organ laring/kordavokalis
Kehilangan suara/ perubahan anatomi
leher.
![]()
Gangguan
citra tubuh
|
Gangguan Citra tubuh
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan pengangkatan pada organ laring, menurunya kemampuan batuk,
penumpukan produksi secret pada jalan napas.
2.
Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan
defisit anatomi (pengangkatan pada kordavokalis.
3.
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan
suara, perubahan anatomi wajah dan leher.
RENCANA tindakan
keperawatan
Tanggal :
28 Oktober 2002
Diagnosa Keperawatan :
No. 1.
Tujuan :
Pasien dapat mempertahankan jalan napas tetap terbuka setelah 2 - 3 hari.
Kriteria hasil :
Bunyi napas vesikuler, sesak (-), sianosis (-), frekwensi napas 16 – 20 x /
menit, pasien dapat mengeluarkan secret secara optimal, kemampuan batuk +,
ronchi (-).
RENCANA tindakan
|
rasional
|
1. Awasi
frekwensi atau kedalaman pernapasan, auskultasi bunyi napas. Selidika
kegelisahan, dispnea dan sianosis.
2. Posisi
pasien ditinggikan 30 – 45 0
3. Hisap
selang laringektomi. Catat jumlah, warna, konsistensi secret.
4. Dorong
batuk efektif dan napas dalam.
5.Observasi
jaringan sekitar luka post operasi. Awasi adanya perdarahan dan rawat luka
post operasi (terutama stoma) dengan prinsip steril.
6.Observasi
vital sign.
|
1. Perubahan pada pernapasan, adanya ronchi, mengi diduga adanya
retensi secret.
2. Memudahkan drainase secret keluar sehingga pernapasan dan ekspansi
paru baik.
3. mencegah sekresi menyumbat saluran pernapasan.
4. Memobilisasi secret untuk membersihkan jalan napas dan membantu
mencegah komplikasi pernapasan.
5. Perdarahan yang terus-menerus / tak terkontrol dapat menyebabkan
terganggunya system pernapasan pasien, perawatan luka secara intensif dengan
prinsip steril akan mencegah terjadinya infeksi dan perlengketan stoma yang
dapat menggangu jalan napas pasien.
6. Peningkatan vital sign meningkatkan terjadinya komplikasi.
|
Diagnosa Keperawatan :
No . 2.
Tujuan :
Komunikasi pasien dapat efektif.
Kriteria hasil
: Pasien dapat mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang
tepat setelah sembuh.
RENCANA tindakan
|
rasional
|
1.
Kaji/diskusikan dengan pasien mengapa bernapas dan berbicara terganggu,
gunakan gambaran anatomic untuk membantu penjelasan pada px.
2. Tentukan
apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain seperti
penglihatan/pendengaran.
3. Berikan
pilihan cara komunikasi yang tepatbagi kebutuhan pasien, missal : menulis,
bahasa isyarat.
4. Berikan
waktu yang cukup untuk berkomunikasi
.
5. Berikan
komunikasi non verbal, contoh sentuhan dan gerak fisik.
6.
Konsultasikan dengan tim kesehatan yang tepat/terapis /rehabilitasi selama
rehabilitasi dasar rumah sakit sesuai sumber komunikasi.
|
1. Mengurangi rasa takut pada pasien.
2.Adanya masalah lain akan mempengaruhi pilihan komunikasi.
3.Memungkinkan pasien untuk menyatakan kebutuhan atau masalah.
4.Kehilangan bicara dan stress mengganggu komunikasi dan
menyebabkan frustrasi dan hambatan ekspresi.
5.Mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan
orang lain.
6.Kemampuan untuk menggunakan pilihan suara dan
metode bicara sangat bervariasi, tergantung luasnya prosedur pembedahan, usia
pasien dan motivasi untuk kembali hidup aktif. Rehabilitasi memerlukan waktu
panjang dan memerlukan sumber dukungan untuk proses belajar.
|
Diagnosa Keperawatan :
No. 3
Tujuan :
Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada diri
sendiri.
Kriteria hasil :
Menunjukan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh dengan partisipasi aktifitas
perwatan diri dan interaktif positif dengan orang lain.
RENCANA tindakan
|
rasional
|
1 Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan
pasien.
2.
Catat bahasa tubuh non
verbal, perilaku negatif atau bicara sendiri. Kaji pengrusakan diri atau
perilaku bunuh diri.
3.
Catat reaksi emosi, contoh
kehilangan, depresi, marah.
4.
Susun batasan pada perilaku
maladaptif, bantu pasien untuk mengidentifikasi perilaku positip yang akan
membaik.
5.
Kolaboratif dengan merujuk
pasien atau orang terdekat ke sumber pendukung, contoh ahli terapi
psikologis, pekerja sosial, konseling keluarga.
|
1.Alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan
masalah untuk memfokuskan perhatian dan intervensi secara konstruktif.
2.Dapat menunjukkan depresi atau keputusasaan,
kebutuhan untuk pengkajian lanjut atau intervensi lebih intensif.
3. Pasien dapat mengalami depresi cepat setelah
pembedahan atau reaksi syok dan menyangkal. Penerimaan perubahan tidak dapat
dipaksakan dan proses kehilangan membutuhkan waktu untuk membaik.
4.Penolakan dapat mengakibatkan penurunan harga
diri dan mempengaruhi penerimaan gambaran diri yang baru.
5.Pendekatan menyeluruh diperlukan untuk membantu
pasien menghadapi rehabilitasi dan kesehatan. Tujuannya adalah memampukan
mereka untuk melawan kecendrungan untuk menolak dari atau isolasi pasien dari
kontak social.
|
Tindakan
keperawatan
TANGGAL
|
JAM
|
tindakan keperawatan
|
29-10-2002
|
08.00
08.20
09.00
09.10
09.35
10.00
10.15
10.50
12.00
12.30
13.00
13.15
13.30
|
Mengobservasi KU pasien
Evaluasi : KU baik, kesadaran CM, terdapat luka
post operasi total laringektomi yang tertutup verban, perdarahan (-), secret
(+)
Memberikan makan personde
Evaluasi
: makanan personde 200 ml (+), respon muntah (-).
Memberikan injeksi Vit. C 400 mg,
Cefriaxon 2gram
Evaluasi : Reaksi alergi tak ada.
Merawat luka post operasi laringektomi.
Evaluasi :
luka dirawat tertutup, dengan bethadine, PZ dan Garamicin zalf. Terdapat
stoma, secret (+), tanda infeksi (-), perdarahan (-)
Memberi penjelasan pada keluarga
kenapa terjadi kehilangan atau perubahan dengan pasien.
Evaluasi : Pasien dan keluarga
mengatakan mengerti dan mau beradaptasi dengan kondisi pasien sekarang.
Mendiskusikan dengan keluarga dan
pasien tentang alternatif cara-cara berkomunikasi non verbal, kaji kelemahan
pasien dalam berkomunikasi.
Evaluasi : Klg mengatakan sementara
ini hanya memakai bahasa isyarat melalui gerakan tubuh, karena pasien tidak
bias baca/tulis
Memberikan penjelasan pada pasien,
untuk tetap mempetahankan posisi fleksi dengan sokongan bantal.
Evaluasi : Pasien menganggukan kepala dan raut
wajah menunjukan penerimaan.
Memberikan
inhalasi melalui nebulizer
Evaluasi : Pasien merasa lebih nyaman.
Mengukur
tanda-tanda vital
Evaluasi : T. 110/80, S. 36,10 C, N. 86
x/mnt, RR. 18 x/mnt
Memotivasi
keluarga untuk tetap memberikan support pada px selama masa penyembuhan di RS
terlebih pd masa rehabilitasi
Mengobservasi
bahasa tubuh non verbal atau perilaku negatif
Evaluasi :
sering mengalihkan perhatian.
Mengobservasi
reaksi emosi contoh kehilangan,depresi,marah
Evaluasi : Px mengatakan dengan kondisi kesehatanya
sekarang merasa kurang berguna lagi bagi keluarga.
Membantu
pasien untuk mengidentisikasi perilaku positif
Evaluasi : Px
berpartisipasi pada perawatan diri sendiri.
|
30-10-2002
|
07.30
08.00
08.20
08.45
09.00
09.30
10.00
10.45
11.30
12.30
13.00
|
Mengobservasi KU pasien
Evaluasi : KU baik, kesadaran CM, terdapat luka
post operasi total laringektomi yang tertutup verban, perdarahan (-)
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi :
makanan personde diberikan 200 ml, respon muntah (-)
Mengukur
tanda-tanda vital
Evaluasi :
T. 110/80, S. 36,70 C, N. 88 x/mnt, RR. 18 x/mnt.
Memberikan
injeksi Vit. C 400 mg, Cefriaxon 2gram, A. Mefenamid 500 mg (PO)
Evaluasi : Reaksi alergi tak ada.
Merawat luka post operasi laringektomi.
Evaluasi :
luka dirawat tertutup, dengan bethadine, PZ dan Garamicin zalf. Terdapat
stoma, secret (+), tanda infeksi (-), perdarahan (-)
Memberi penjelasan pada keluarga
kenapa terjadi kehilangan atau perubahan dengan pasien.
Evaluasi : Pasien dan keluarga
mengatakan mengerti dan mau beradaptasi dengan kondisi pasien sekarang.
Memberikan penjelasan pada pasien,
untuk tetap mempetahankan posisi fleksi dengan sokongan bantal.
Evaluasi : Pasien menganggukan kepala dan raut
wajah menunjukan penerimaan.
Memberikan
inhalasi melalui nebulizer
Evaluasi : Pasien merasa lebih nyaman.
Mengukur
tanda-tanda vital
Evaluasi : T. 110/80, S. 36,10 C, N. 86
x/mnt, RR. 18 x/mnt
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi :
makanan personde diberikan 200 ml, respon muntah (-)
Membantu
pasien untuk mengidentisikasi perilaku positif
Evaluasi : Px berpartisipasi pada perawatan diri
sendiri.
|
31-10-2002
|
07.30
07.40
08.30
09.00
09.20
09.30
10.45
11.30
11.45
12.30
13.00
|
Mengobservasi KU pasien
Evaluasi : KU baik, kesadaran CM, terdapat luka
post operasi total laringektomi yang tertutup verban, perdarahan (-), ronchi
(-)
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi :
makanan personde diberikan 200 ml, respon muntah (-)
Mengukur
tanda-tanda vital
Evaluasi
: T. 110/80, S. 36,50 C, N. 84 x/mnt, RR. 18 x/mnt
Memberikan injeksi Vit. C 400 mg,
Cefriaxon 2gram. Vit. A 100.000 U
Evaluasi : Reaksi alergi tak ada.
Mengatur posisi pasien semi fowler.
Evaluasi
: pasien merasa lebih nyaman.
Merawat luka post operasi laringektomi.
Evaluasi :
luka dirawat tertutup, dengan bethadine, PZ dan Garamicin zalf. Terdapat
stoma, secret (+), tanda infeksi (-), perdarahan (-)
Mendiskusikan dengan keluarga dan
pasien tentang alternatif cara-cara berkomunikasi non verbal, kaji kelemahan
pasien dalam berkomunikasi.
Evaluasi : Klg mengatakan sementara
ini hanya memakai bahasa isyarat melalui gerakan tubuh, karena pasien tidak
biasa baca / tulis.
Memberikan
inhalasi melalui nebulizer
Evaluasi : Pasien merasa lebih nyaman.
Memberikan makan personde (makanan cair)
Evaluasi :
makanan personde diberikan 200 ml, respon muntah (-)
Memotivasi keluarga untuk tetap
memberikan support pada px selama masa penyembuhan di RS terlebih pd masa
rehabilitasi
Mengobservasi
reaksi emosi contoh kehilangan,depresi,marah
Evaluasi : Px mengatakan dengan kondisi kesehatanya
sekarang merasa kurang berguna lagi bagi keluarga.
|
EVALUASI
Tanggal/jam
|
DIAGNOSA
|
EVALUASI
|
31 Oktober 2002
11.
30
|
Resiko
bersihan jalan napas tidak efektif
|
S : Px mrngangguk saat ditanya apakah, hhanya saja
perilakunya tampak berhati-hati saat batuk.
O:Pada saat merawat luka post operasi tampak produksi secret (+)
pada daerah stoma, berwarna bening, bau (-), refleks batuk (+), ronchi (-).
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan rencana tindakan pada DP 1.
|
31 Oktober 2002
11.
30
|
Kerusakan komunikasi verbal
|
S: Keluarga mengatakan akan menggunakan bahasa
isyarat untuk berkomunikasi dengan pasien sebelum dilatih oleh bagian Bina
Wicara. Pasien mengatakan akan senangtiasa bersabar dan beradaptasi dengan
kondisi pasien saat ini.
O:Kebutuhan pasien terpenuhi dengan dibantu oleh
perawat dan keluarganya.
A : Masalah sebagian teratasi
P : Lanjutkan
rencana tindakan
Kolaborasi dengan terapis untuk menentukan pilihan komunikasi yang
tepat untuk pasien.
|
31 Oktober 2002
11.
30
|
Gangguan Citra Tubuh
|
S : Px mengatakan bila KRS nanti akan mencari pekerjaan lain,
pasien mengatakan bersabar dan
beradaptasi dengan masalah / kondisi kesehatanya sekarang, merasa kurang
berguna lagi bagi keluarga.
O:Pasien berpartisipasi dalam perawatan diri sendiri.
A : Masalah belum teratasi.
P : Lanjutkan rencana tindakan pada DP 3
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon