Water Birth, Melahirkan di Air Tanpa Rasa
Sakit
Anda ingin melahirkan normal tanpa rasa
sakit berlebihan? Anda bisa mencoba metode water birth, melahirkan di dalam
air. Metode ini diyakini sebagai cara melahirkan yang lebih rileks dengan
tingkat kesakitan yang jauh berkurang.
0ppie Andaresta memilih melahirkan normal
di dalam air awal Juli lalu. Pilihan tersebut didasari oleh keinginannya
melahirkan serba alamiah don jauh dari stres. Penyanyi balada ini melahirkan di
Klinik Bumi Sehat di Mas Ubud, Nyuh Kuning, Ubud, Bali. Sebelum persalinan,
hari-harinya diisi dengan yoga, meditasi, latihan napas, dan berjalan-jalan di
pantai Kuta.
Saat memasuki bukaan keenam, Oppie
dimasukkan ke dalam kolam persalinan. Dan ketika memasuki bukaan kesepuluh,
kata Oppie, bidan memberi aba-aba: "Oke, satu kali lagi push, baby akan
keluar." Saat itu, ia merasakan buah hatinya "lolos" begitu saja
tanpa sakit. Selanjutnya, bayi ditempelkan ke dadanya don langsung diberi ASI.
Sama seperti Oppie, pesinetron Natalie
Margaretha mengaku proses persalinan awal November lalu sangatlah berbeda
dibandingkan ketika dia melahirkan anaknya terdahulu, dengan operasi Caesar.
Meski tak bisa membandingkan rasa sakitnya,
Natalie mengaku merasa lebih rileks dan tak merasakan sakit usai persalinan.
Hari-hari sebelum persalinan, Natalie mengisinya dengan latihan terapi
hipnobirthing yang diajarkan oleh Lanny Kuswandi.
Cara Kuno Orang Tanimbar
Secara umum ada dua pilihan melahirkan,
yakni normal (pervaginam) dan Caesar (perabdominam). Water birth adalah pilihan
lain melahirkan secara normal. Di Eropa Timur, Amerika, Australia, dan beberapa
negara Asia, cara ini telah banyak menjadi pilihan.
Bagaimana di Indonesia? Water birth
tergolong metode yang dikira baru. Di Jakarta, baru beberapa rumah sakit yang
menyediakannya.
Namun, sesungguhnya metode ini sama sekali
tidak baru. Ir. Surato, seorang anggota perguruan silat Merpati Putih,
menceritakan bahwa melahirkan di dalam air sudah ia kenal sejak tahun 1960 di
Kepulauan Tanimbar, Indonesia Timur. "Waktu itu sempat didokumentasikan
ilmuwan asal Uni Sovyet," kata Surato.
Menurut Dr. Ivan R. Sini, Sp.OG, FRANZCOG,
GDRM, Vice President Director Bundamedik, water birth bukanlah metode baru di
dunia kebidanan don kandungan. Metode ini muncul di Rusia tahun 1960-an,
diperkenalkan oleh Igor Tjarkovsky. Selanjutnya berkembang di Perancis di akhir
tahun 60-an, dan Amerika tahun 1961.
Suami Memijat Punggung
Melahirkan di air tidak berbeda dengan
melahirkan di tempat tidur. Hanya saja, proses kelahiran dibuat sefisiologis
mungkin. Dalam hal ini si ibu biasanya tidak begitu merasakan sakit seperti
ketika persalinan di atas tempat tidur.
Proses dan prosedur persalinan dalam air
sama seperti proses normal lainnya, kecuali tempatnya yang berbeda, yakni di
dalam kolam yang berisi air. Pada pembukaan enam, pasien dimasukkan ke dalam
kolam air hangat. Air hangat ini membuat kulit vagina menjadi elastis, sehingga
proses kelahiran lebih mudah dan cepat.
Kolam berisi air hangat itu, menurut Nanny
Kuswandi, memberikan rasa nyaman, tenang, dan rileks sehingga membuat proses
mengejan tidak terlalu berat. "Air hangat juga mampu menghambat
impuls-impuls saraf yang mengantarkan rasa sakit," ujar praktisi rileksasi
yang kerap mendampingi ibu-ibu melahirkan di dalam air ini.
"Selain itu," tambah mantan bidan
di RS Carolus, Jakarta ini,"vagina akan lebih elastis dan lunak, sehingga
proses mengejan tidak perlu terlalu keras. Cukup pelan-pelan, bahkan bila
lancar vagina tidak perlu dijahit."
Dr. Ivan menambahkan, saat proses
persalinan, suami juga bisa membantu memberikan pijatan-pijatan di punggung
istri. Tujuannya agar istri merasa lebih rileks dan nyaman. Biasanya proses
persalinan memakan waktu sekitar 1-2 jam.
Selanjutnya, setelah bayi lahir, dokter
atau bidan akan mengangkat bayi ke permukaan dan langsung memberikannya kepada
sang ibu untuk diberikan ASI pertama.
Bayi yang dilahirkan melalui persalinan
water birth dipastikan tak akan mengisap air yang membuatnya sulit bernapas.
"Ketika bayi akan lahir, ia masih bernapas dengan ari-ari atau tali pusar
yang masih tersambung ke perut ibu. Jadi, tak ada masalah saat bayi dilahirkan
dalam air," ungkap Dr. Ivan.
Syarat Water Birth
Tidak semua rumah sakit melengkapi
fasilitas persalinannya dengan metode water birth. Selain dibutuhkan tenaga
medis yang terlatih, rumah sakit juga harus memilliki kolam bersalin berdesain
khusus (birth pool).
Kolam bersalin khusus ini biasanya
berukuran 1,6 x 1,2 atau 2 meter. Volume air di dalam kolam berada di bawah
pusar ibu, baik ketika proses melahirkan dengan duduk, berdiri, atau sambil
tiduran.
Airnya juga harus steril. Menurut Dr. Ivan,
kolam yang sudah disterilisasi diisi air yang suhunya disesuaikan dengan suhu
tubuh, yaitu sekitar 37 derajat Celsius. Suhu itu memiliki kesamaan dengan air
ketuban, dengan maksud agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem
antara di dalam perut dan di luar. Selain itu bayi tidak mengalami hipotermia
(suhu tubuh terlalu rendah) atau hipertermia (suhu tubuh terlalu tinggi).
Fasilitas pendukung lainnya adalah pompa
pengatur, agar air tetap bersirkulasi. Di RS Bunda, Jakarta, tempat ia
berpraktik, digunakan air suling, sehingga pasien tidak perlu takut jika
terminum. Bebauan dari terapi aroma serta musik rileksasi menjadi
perlengkapannya.
Ada beberapa syarat untuk melakukan proses
melahirkan melalui media air ini. Pertama, proses kelahiran dikehendaki melalui
jalan lahir normal. Kedua, tidak ada infeksi. Ketiga, posisi bayi dalam rahim
pada kondisi normal, tidak terbalik (sungsang). Keempat, ibu tidak memiliki
penyakit menular, dan kelima, ketuban belum pecah sebelum masuk ke kolam air.
Tawaran Melahirkan Normal
Kekhawatiran tentang lamanya proses
persalinan dan membayangkan rasa sakit, seringkali menghantui pikiran ibu yang
akan melahirkan. Jalan pintas seringkali ditempuh, semisal memilih persalinan
dengan operasi caesar.
Tingginya angka proses caesar membuat Dr.
Ivan R. Sini prihatin. Setelah hampir lima tahun berpraktik di Australia dan
menjumpai ibu-ibu di Australia banyak yang memilih proses persalinan di dalam
air, ia mencoba menawarkan metode ini kepada pasien-pasiennya.
"Metode ini adalah salah satu pilihan
buat pasien dengan syarat persalinan normal pada umumnya. Cara ini paling tidak
mampu memberikan kemudahan dan mengurangi rasa sakit saat proses
melahirkan," tutur dokter lulusan spesialis kebidanan dan kandungan di
Universitas Royal, Australia ini.
Sejak dibuka layanan water birth Januari
lalu, rumah sakit tempatnya berpraktik sudah menangani 20-an pasien menggunakan
metode ini.
IQ Bayi Lebih Tinggi
Ada beberapa manfaat melahirkan di dalam
air. Kata Dr. Ivan R. Sini, suhu air yang hangar membuat sirkulasi pembuluh
darah lebih baik, sehingga kontraksi lebih mudah. Mulut rahim menjadi lembek
dan mudah dibuka. Dalam beberapa kasus, mulut rahim bahkan tak perlu dijahit
lagi karena tidak robek.
Berbagai kepercayaan lain menyebutkan water
birth bisa meningkatkan kecerdasan anak. Hal itu, kata Lanny Kuswandi,
dimungkinkan karena prosesnya yang alamiah tanpa adanya pemaksaan atau tarikan
pada kepala bayi, sehingga bayi tidak mengalami trauma kepala seperti yang
mungkin terjadi pada persalinan normal ataupun Caesar.
Beberapa manfaat water birth yang perlu
disimak adalah:
Bagi Ibu:
• Ibu akan merasa lebih rileks karena semua
otot yang berkaitan dengan proses persalinan menjadi elastis.
• Metode ini mempermudah proses mengejan,
sehingga rasa nyeri selama persalinan tidak terlalu dirasakan.
• Di dalam air proses pembukaan jalan lahir
relatif lebih cepat.
Bagi Bayi:
• Menurunkan risiko cedera kepala bayi.
• Meskipun belum dilakukan penelitian
mendalam, pakar kesehatan meyakini bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan
IQ bayi menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan metode
lain.
• Peredaran darah bayi lebih baik, sehingga
tubuh bayi akan cepat memerah setelah dilahirkan.
Sumber: Senior [SolusiSehat.com]
ConversionConversion EmoticonEmoticon