Salam Sehat dan Harmonis

-----

T Y P H O I D


T Y P H O I D

Definisi
Thypoid adalah penyakit infeksi akut dengan demam yang disebabkan oleh kuman salmonella typi (Pedoman Diagnosis dan Therapi Lab /UPF Ilmu penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya)

1.         PATOGENESIS

Penularan  s. Typhy  terjadi melalui mulut oleh makanan yang tercemar. Sebagian kuman akan di musnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus, mencapai aringan limpoid dan ber kembang biak.
 Proses penyakit di bagi dalam 3 fase :
            Salmonela typhi melalui air dan makanan yang terkontaminasi masuk keadalam tubuh  dengan mekanisme penyakitnya sebagai berikut
  1. Infasi terhadap jaringan limpoid intestinal dan proliferasi bacteri.  Fase ini berlangsung 2 minggu; asimpthomatis.\
  2. Infasi aliran darah bacteraemia menyebabkan meningkatnya suhu tubuh. Terjadi reaksi imunologi sampai fase berikutnya dalam 10 hari.  Kultur darah dan urine positif selama periode febris. Antibodi S.Typhy tampak dalam darah. Test widal positif pada akhir fase ini.
  3. Lokalisasi bacteri dalam jaringan limfoid intestinal nodus masenterik gall bladder, hati, limpa. Terjadi nekrosis lokal reaksi hipersentifitas antigen antibodi.

I.          Lesi pada usus halus

Kelainan patologic utama terjadi di usus halus terutama ileum bagian distal tetapi dapat i temukan pada jejunu dan coclon.

II.       Seguelae

Lesi sembuh dengan scaring yang minimal  ulcerasi yang dalam pada usus halus.
Persisten cronic infeksi pada gall bladder atau ginjal “carries”.

Pemeriksaan dan Diagnosis
  • Jumlah leukosit normal / Leukopenia / Leukositisis.
  • Anemia ringan, LED meningkat, SGOT, SGPT dan Fosfatase alkali meningkat
  • Dalam minggu pertama biakan darah Salmonella typhi positif 75 – 85 %\
  • Biakan Tinja dalam minggu kedua dan ke tiga
  • Reaksi widal Titer O dan H meningkat sejak minggu kedua dan tetap posisitf selama beberapa bulan atau tahun

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN
q  RIWAYAT KEPERWATAN
§  Kaji klien tentang penyediaan air bersih, kebersihan indiidu dalam kebiasaan makan, minum. Sanitasi lingkungan.
§  Riwayat vaksinasi masa lampau
§  Penyakit typhoid abdominalis sebelumnya.
§  Riwayat keluhan sekarang, lesu, nyeri kepala, pusing,nyeri otot, anoreksia, sakit waktu menelan, perasaan tidak enak di perut, batuk, epistaksis : Minggu pertama.
§  Riwayat pengobatan (antimikroba).
q  MANIVESTASI KLINIS/PEMERIKSAAN FISIK
§  Suhu badan meningkat
§  Bradikardi relatif
§  Lidah yang khas (kotor di tengah tepi dan ujung merah dan tremor)
§  Hepatomegali
§  Splenomegali
§  Meteorismus (akumulasi udara dalam intestin)
§  Gangguan kesadaran : Somnolen stupor, koma, delirium atau psikosis.
§  Roseola (bintik merah pada leher, punggung dan paha)
q  PEMERIKSAAN LABORATORIUM
§  Biakan darah positif terhadap S. Typhi pada minggu pertama
§  Reaksi widal
Aglutinin O
Aglutinin H       Diagnosis
Aglutinin Vi
Makin tinggi titernya makin besar kemungkinan klien menderita tyfoid. Pada infeksi aktf, titer reaksi widal akan meningkat pada pemeriksaan ulang.

Faktor – faktor Yang mempengaruhi reaksi widal:
Ø  Keadaan uum
Gisi buruk menyumbat pembentukan antibodi
Ø  Pemeriksaan terlalu awal
Aglutinin baru di jumpai dalam darah setelah 1 minggu dan mencapai puncaknya minggu ke 6.
Ø  Penyakit tertentu (leukimia, ca)
Ø  Obat – obat immunosuppresif atau kortikosteroid
Ø  Vaksinasi dengan hotipa / tipa
Ø  Infeksi klinis atau sub klinis oleh sallmonela.
Reaksi widal positif dengan titer rendah. 

A.       DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1.      Potensial injuri sehubungan dengan komplikasi perdarahan atau perferasi
2.      Peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan infasi kuman
3.      Gangguan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh sehubngan dengan mual dan muntah \
4.      Potensial  gangguan integritas kulit sehubungan dengan bedrest yang lama.
5.      Gangguan eliminasi alvi sehubungan dengan bedrest yang lama.

B.       PELAKSANAAN 

  1. Intruksikan klien untuk tirah baring absolud sampai minimal 7 hari bebas panas + 14 hari
  2. Jika kesadaran klien menuru rubah posisi tiap dua jam
  3. Terapi diet
Dulu : Bubur saring bubur kasar, nasi sesuai tingkat kesembuhan.
Penelitian : Makanan padat dini ( nasi dengan lauk pauk rendah selulosa) : aman. Bantu klien mengidentifikasikan jenis makanan rendah selulosa
  1. Berikan terapi pengobatan sesuai pesanan dokter
    • Kloramphenicol 4 X 500 mg : 7 hari bebas panas.
    • Kotrimoksasol (trimetrophin + sulfametaksasol) 2 X 2 tablet / hari : tujuh hari bebas panas.
    • Tiamfenical, dosis   khloram phenicol.\
    • Ampicillin dan amoksilin indikasi mutlak tifoid dengan leukopenia 17 – 150 mg/ BB /hr : 7 hari panas.
    • Pengobatan tifoid pada wanita hamil
        • Kloramphenicol ¹¹ pada trimester III partus prematur, IUFD, grey syndrom pada neonatus.
        • Tiamfenicol ¹ pad trimester I : Teratognetik.
Carier : Klien yang tetap mengekskresi salmonella lebih dari 3 bulan (3 % > 1 tahun)          Terapi : Ampicillin atau Amoksillin 1gr tiam 6 jam PO  ® 4 minggu.
            Kotrimoksasol 2 tablet tiap 12 jam®  4 minggu.
  1. Tindakan untuk meningkatkan kenyamanan
§  Beri kompres dingin
§  Anjurkan klien untuk minum banyak + 2000 – 3000 l / hari.
§  Reposisi  untuk mencegah kerusakan integritas kulit.
Previous
Next Post »

Translate