Pemeriksaan Dasar untuk Mendiagnosis
Kemandulan
Pemeriksaan untuk menyelidiki penyebab
kemandulan dapat menghabiskan waktu banyak, mahal dan bahkan menyakitkan. Salah
satu cara menghemat waktu adalah meminta dokter keluarga Anda mengirimkan
salinan riwayat medis Anda ke dokter ahli, ( yaitu seorang endokrinolog
reproduksi atau seorang ginekolog ).
Di bawah ini ada beberapa pemeriksaan dasar
yang akan dilakukan ahli tersebut :
Analisa sperma
Analisa sperma, yang dinilai adalah volume,
kualitas, kuantitas, konsentrasi, morfologi ( bentuk ) dan motilitas sperma (
pergerakkan sel sperma ). Analisa ini juga memeriksa jika ada sel-sel darah
putih di dalam sperma sebagai petunjuk adanya infeksi.
Pemeriksaan hormonal
Rencanakanlah konsultasi pertama Anda pada
hari ke – 3 siklus haid. Hal ini dikarenakan dasar dari pemeriksaan darah untuk
hormon FSH dan LH harus dilakukan pada saat itu. ( Hari pertama adalah hari
dimana pertama kali Anda menstruasi ). Kadar LH darah diukur kembali pada
pertengahan siklus haid Anda yaitu pada saat ovulasi dan pemeriksaan ketiga
sekitar seminggu kemudian. Kadang selama siklus tersebut, dokter akan meminta
pemeriksaan kadar darah prolaktin, thyroid stimulating hormone ( TSH ), T3
bebas, tiroksin bebas ( T4 ), testosteron total, testosteron bebas, DHEAS dan
androstenedion.
Pemeriksaan-pemeriksaan lainnya
Darah dari tiap pasangan akan diperiksa
terhadap penyakit – penyakit seperti AIDS, hepatitis dan infeksi bakteri yang
dikenal dapat mempengaruhi kesuburan. Sebagai tambahan dari pemeriksaan darah
ini, dokter kemungkinan akan melakukan satu atau lebih prosedur diagnostik
sebagai berikut :
Histerosalpinogram (HSG). Untuk melakukan
pemeriksaan ini, kontras radioaktif disuntikkan melalui mulut rahim ke dalam
rahim dan saluran tuba. Daerah panggul kemudian disinar dengan mesin rontgen
sebelum cairan ini dikeluarkan. Dari hasil pencitraan ini, dapat mendiagnosis
fibroma, uterus yang abnormal, jaringan parut atau bendungan pada tuba falopi.
Mintalah dokter untuk menyuntikkan zat kontras secara perlahan-lahan untuk
mengurangi rasa tidak nyaman. Jika tuba falopi Anda mengalami bendungan,
prosedur ini dapat terasa sakit sekali. Untuk mengurangi rasa sakit, Anda dapat
minum ibuprofen kurang lebih ½ jam sebelum pemeriksaan HSG.
Histeroskopi. Jika dari hasil HSG
didapatkan adanya kelainan uterus, maka dilakukan pemeriksaan lanjutan yaitu
histeroskopi untuk melihat langsung kelainan tersebut ke dalam uterus. Alat ini
menggunakan suatu teleskop yang sangat tipis yang dimasukkan melalui servik (
mulut rahim ) ke dalam uterus.
Pemeriksaan Post Coital. Prosedur ini tidak
menyebabkan rasa sakit serta dapat dilakukan pada hari saat Anda sedang ovulasi
dan beberapa jam setelah melakukan hubungan seksual. Cairan servikal yang
diambil pada prosedur ini kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Juga diperiksa
kecocokan antara cairan servikal dengan sperma.
Biopsi Endometrial. Tujuan utama biopsi
endometrial adalah untuk memeriksa apakah Anda memiliki suatu “ gangguan fase
luteal ”, kekurangan progesteron yang dapat menyebabkan keguguran. Dokter akan
melakukan beberapa kali biopsi endometrium atau dinding uterus ke – 11 dan 13
setelah lonjakan LH yang menimbulkan ovulasi.
Laparoskopi. Setelah pasien dibius lokal
atau umum, suatu teleskop serat optik yang tipis ditempatkan di dalam rongga
panggul melalui sebuah insisi kecil ( irisan ) pada dinding perut. Sehingga
dokter dapat menilai bagian dalam uterus, tuba falopi dan ovarium ( indung
telur ) jika terbukti adanya endometriosis, perlengketan di daerah panggul atau
kelainan – kelainan lainnya.
Jangan pernah putus asa jika hasil
diagnosis Anda tidak menunjukkan penyebab pasti ; hal ini dapat terjadi 1 dalam
tiap 5 kasus. [Solusisehat.com]
ConversionConversion EmoticonEmoticon