LANDASAN TEORI
MASTOIDITIS
I.
Pengertian
Otitis media
adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius,
antrum mastoid dan sel-sel mastoid.
Otitis media supuratif kronis (OMSK) adalah
Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret
yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret
mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah (Syamsuhidajat, 1997).
Mastoiditis adalah merupakan komplikasi dri
otitis media yang menjalar ke struktur disekitarnya pada jalan pneumatisasi
mastoid. (Efiaty dan Nurbaity,, 1997)
II.
Insiden
Gangguan telinga yang paling sering adalah
infeksi eksterna dan media. Sering terjadi pada anak-anak dan juga pada orang
dewasa (Soepardi, 1998).
III.
Penyebab
A
Streptococcus.
A
Stapilococcus.
A
Diplococcus
pneumonie. OMSK Mastoiditis
A
Hemopilus
influens.
IV.
Patofisiologi
Telinga
Otitis
Media
Otitis media supuratif Otitis
media non Supuratif
(Otitis media serosa)
Otitis media akut (OMA) Otitis
media serosa akut
(lebih 2
bulan)
Otitis media supuratip kronis Otitis
media serosa kronis
(OMSK) (Glue
ear)
Maligna Benigna
Degeneratif Metaplastik
A
Terdapat
perforasi pada marginal/atik. Terlihat
kolesteatom pada telinga
A
Granulasi
di liang telinga luar yang tengah
(di epitimpanum).
berasal dari dalam telinga tengah. Sekret
berbentuk nanah dan
A
Polip
berbau khas (aroma kolesteatiom)
otore
= pus pada MAE
kental/busuk)
Penyebaran
hematogen :
-
eksaserbasi
akut (10 hari pertama)
-
meningitis
(gejal prodromal)
-
Mastoiditis
hemoragik
|
Penyebaran
(erosi tulang)
-
Infeksi
lokal (minggu awal) meingitis lokal
-
Lapisan
tulang rusak (mastoiditis)
|
Penyebaran
pada jalan yang ada
-
Labirintis/meningitis
berulang
|
Gejala
subyektif ;
-
keluar
cairan pada telinga
-
tidak
terasa sakit kepala
-
panas,
lemah, perasaan mengantuk
-
mual
dan muntah
-
pendengaran
menurun
|
Gejala
obyektif :
-
nyeri
tekan +/- (pariteal dan oksipital)
-
suhu
meningkat
-
tanda-tanda
toksisitas
-
malaise,
samnolen (drowsiness)
|
|
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan
Konservatif
(Pengobatan/penyembuhan primer)
-
Pemberian
antibiotik berdosis besar
-
Ampicilli,
chloramphenicol, metronidazol.
|
Operasi
- Mastoidectomi
modifikasi radical (memaparkan dan mengeksploitasi seluruh jaringan jalan
yang mungkin digunakan jaln invasi infeksi.
|
V.
Komplikasi
Shambough (1980) membagi menjadi :
a. Komplikasi meningeal :
1. abses
ekstradural
2. Menigitis
3. Tromboplebitis
sinus lateral
4. Hidrosefalus
otitis
5. Otore likuor
serebrospinal
b. Komplikasi non meningeal :
1. Abses otak
2. labirintis
3. petrositis
4. paresis fasial
VI.
Prognosis
a.
Pemeriksaan
dan pengobatan secara dini dapat memnatu dalam proses penyembuhan primer
b.
Bila
ada penyebaran pada meningeal maka kemungkinan terjadi infeksi berat dan jatuh
dalam kematian, tuli perseptif prognosanya kurang baik.
VII
Penatalaksanaan
a.
Pemeriksaan
radiologi CT Scan kepala (mastoditis, abses, ensefalitis), schuller (foto
mastoid tampak adanya kerusakan sel-sel mastoid (rongga empiema))
b.
Otoskopi
(dinding atas MAE menurun (sagging),perforasi membran tympani (reservoir sign),
sekret mukopurulen dalam waktu 6-8 minggu)
c.
Terapi
konservatif dengan medikamentosa(amoxicillin 4 x 500/1000) selam 7-10
d.
teknik
matoidektomi radikal, radikal rekonstruksi (tanpa meruntuhkan dinding posterior
liang telinga).
ASUHAN
KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
DI
RUANG THT RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
I.
Pengkajian :
a.
Anamnesis
Keluhan utama :
Gangguan
pendengaran/pekak/tuli konduktif
Keluhan gangguan
pendengaran, pada satu telinga atau kedua telinga, bertambah secara bertahap
dan sudah berapa lamanya gangguan pendengaran ini diderita sejak bayi atau adanya riwayat trauma kepala, telinga
tertampar, trauma akustik atau pemekaian obat ototoksik atau pernah menderita
penyakit infeksi virus seperti parotitis, influensa berat dan meningitis.
b. Riwayat keperawatan
1. Riwayat penyakit dahulu
A
riwayat
trauma kepala, telinga tertampar, trauma akustik atau pemekaian obat ototoksik
sebelumnya.
A
pernah
menderita penyakit infeksi virus seperti parotitis, influensa berat dan
meningitis.
A
DM,
hipertensi, arteriosklerosis, penyakit jantung, anemia, kanker, sifilis, dapat
menimbulkan keluhan vertigo dan tinitus.
2. Riwayat penyakit keluarga
A
gangguan
pendengaran dapat diderita sejak bayi , atau pada tempat yang bising atau pada
tempat yang tenang.
c. Pemeriksaan
:
Data Subyektif
: Suara
berdenging/berdengung (tinitus), Rasa pusing yang berputar (vertigo), Penyakit
Rasa nyeri di dalam telinga (Otalgia),
dan Keluar cairan dari telinga (otore)
Data
Obyektif :
Telinga eksterna dilihat ada cairan yang
keluar (otore), palpasi pada telinga luar menimbulkan nyeri (otalgia), membrane
tympani rusak,
d.
Penatalaksanaan
1. Tes
audiometrik.
Merupakan pemeriksaan fungsi untuk
mengetahui sensitivitas (mampu mendengar suara) dan perbedaan kata-kata
(kemampuan membedakan bunyi kata-kata), dilaksanakan dnegan bantuan
audiometrik. gangguan pada telinga media (gangguan konduktif) dari telinga
tengah (sistem neurologi).
2. Pemeriksaan radiologi CT Scan kepala
(abses, ensefalitis)
3. Terapi
konservatif dengan medikamentosa hanyalah merupakan terapi sementara sebelum
dilakukan pembedahan. Teknik matoidektomi radikal (tampa meruntuhkan dinding
posterior liang telinga
C. Diagnosa Keperawatan
Preoprasi
:
1.
Gangguan
berkomunikasi berhubungan dengan efek kehilangan pendengaran.
Tujuan
: Gangguan komunikasi
berkurang / hilang.
Kriteria hasil
:
T
Klien
akan memakai alat bantu dengar (jika sesuai).
T
Menerima
pesan melalui metoda pilihan (misal : komunikasi tulisan, bahasa lambang,
berbicara dengan jelas pada telinga yang baik.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
Gunakan
metode komunikasi yang dinginkan (tulisan, berbicara atau bahasa isyarat) dan
catat pada rencana perawatan
2.
Kaji
kemampuan untuk menerima pesan secara verbal.
3.
Berbicara
dengan perlahan dan dengan jelas langsung ke telinga yang baik
4.
HIndari
distraksi yang dapat menghambat konsentrasi klien (kelelahan)
5.
Gunakan
faktor-faktor yang meningkatkan pendengaran dan pemahaman.
T Bicara
dengan jelas, menghadap individu.
T Ulangi jika
klien tidak memahami seluruh isi pembicaraan.
T Gunakan rabaan
dan isyarat untuk meningkatkan komunikasi.
T Validasi
pemahaman individu dengan mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban lebih
dari ya dan tidak.
|
1 dan 2 Dengan
mengetahui metode komunikasi yang diinginkan oleh klien maka metode yang akan
digunakan dapat disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan klien.
3 dan 4 Pesan yang
ingin disampaikan oleh perawat kepada klien dapat diterima dengan baik oleh
klien.
Memungkinkan komunikasi
dua arah anatara perawat dengan klien dapat berjalan dnegan baik dan klien
dapat menerima pesan perawat secara tepat.
|
2.
Perubahan
persepsi/sensoris berhubungan dnegan obstruksi, infeksi di telinga tengah atau
kerusakan di syaraf pendengaran.
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.
Kriteria
hasil.
T Klien akan
mengalami peningkatan persepsi/sensoris pendengaran sampai pada tingkat
fungsional.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1. Ajarkan
klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat.
2. Instruksikan
klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya
ketulian lebih jauh.
3. Observasi
tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut.
4. Instruksikan
klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (baik itu
antibiotik sistemik maupun lokal).
|
1. Keefektifan
alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta
perawatannya yang tepat.
2. Apabila
penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa
sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
3. Diagnosa
dini terhadap keadaan telinga atau
terhadap masalah-masalah pendengaran
rusak secara permanen.
4. Penghentian
terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa
berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
|
3.
Cemas
berhubuangan dengan prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri,
hilangnya fungsi, kemungkinan penurunan pendengaran lebih besar setelah operasi.
Tujuan : Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.
Kriteria
hasil :
T Klien mampu
mengungkapkan ketakutan/kekuatirannya.
T Respon klien
tampak tersenyum.
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
1. Menunjukkan
kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan
alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.
2. Harapan-harapan
yang tidak realistik tiak dapat mengurangi kecemasan, justru malah menimbulkan ketidak percayaan
klien terhadap perawat.
3. Memungkinkan
klien untuk memilih metode komunikasi yang paling tepat untuk kehidupannya
sehari-hari disesuaikan dnegan tingkat keterampilannya sehingga dapat
mengurangi rasa cemas dan frustasinya.
4. Dukungan
dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu
klien.
5. Agar klien
menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung
dia untuk berkomunikasi.
|
Post operasi
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan (radikal mastektomi)
1. Perubahan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan dampak pembedahan (radikal mastektomi)
Tujuan :
Nyeri
berkurang atau rasa nyaman terpenuhi
Kriteria :
-
Klien
mengatakan tidak terasa nyeri pada daerah opersinya.
-
lokasi
nyeri minimal
-
keparahan
nyeri berskala 0
-
Indikator
nyeri verbal dan noverbal (tidak
menyeringai)
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Identifikasi klien
dalam membantu menghilangkan rasa nyerinya
|
Pengetahuan yang
mendalam tentang nyeri dan kefektifan tindakan penghilangan nyeri.
|
Berikan informasi tentang penyebab dan cara
mengatasinya
|
Informasi mengurangi
ansietas yang berhubungan dengan sesuatu yang diperkirakan.
|
Tindakan penghilangan rasa nyeri noninvasif dan
nonfarmakologis (posisi, balutan (24-48 jam), distraksi dan relaksasi.
|
Tindakan ini
memungkinkan klien untuk mendapatkan rasa kontrol terhadap nyeri.
|
Terapi analgetik
|
Terapi farmakologi
diperlukan untuk memberikan peredam
nyeri.
|
2.
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan
sekunder terhadap gangguan akibat pembedahan (radikal mastektomi)
Tujuan
:
Infeksi tak
terjadi
Kriteria
:
Tanda-tanda infeksi tidak
ditemukan :
-
kemerahan
sekitar luka operasi
-
drainase
baik
-
suhu
dalam batas normal
-
nilai
laboratorium Sel Darah Putih normal
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
Tingkatkan Penyembuhan
luka :
-
diit
seimbang
-
menjaga
kebersihan luka
|
Nutrisi dan hidrasi
yang optimal meningkatkan kesehatan umum. Mempercepat kesemubuhan luka.
|
Tindakan untuk mencegah regangan pada jahitan
|
Regangan pada jahitan
dapat menimbulkan gangguan, membuat jalan masuk mikroorganisme.
|
Tindakan perawatan luka aseptik dan antiseptik
|
Teknik aseptik
menimimalkan masuknya mikroorganisme dan mengurangi risiko infeksi.
|
Terapi antibiotika
|
Anti kuman atau babteri
berspektrum luas.
|
DAFTAR PUSTAKA
Dunna, D.I. Et al. 1995. Medical
Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd Edition : WB
Sauders.
Makalah
Kuliah THT. Tidak dipublikasikan
Rothrock,
C. J. 2000. Perencanaan Asuhan
Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.
Sjamsuhidajat
& Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu
Bedah. EGC : Jakarta.
Soepardi,
Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998.
Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKUI : Jakarta.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA
KLIEN Ny. B DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN
OTITIS
MEDIA KRONIK SUPORATIF MALIGNA (PRE DAN POST RADIKAL MASTOIDECTOMI)
DI
RUANG THT RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO
SURABAYA
I.
PENGKAJIAN (28
Januari 2002)
A.
Identitas
Nama : Sdr. K.A.
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-lai
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Status : Siswa Aliyah
Alamat : Jombang
MRS : 21 Januari 2002
DM : OMK Maligne Sinestra
Mastodiidtis Kronis Sinestra
Tuli Konduktif Sinestra
Koleastoma Granulasi
B.
Keluhan
utama
Nyeri telinga kiri
Paliatif, Nyeri telinga
kiri
Kualitatif
dan kuantitatif, nyeri
dirasakan kemeng-kemeng dan semakin
bertambah, kumat-kumatan
Region, di belakang
telinga kiri
Severity, hal ini dujga
disertai adanya cairan keluar, berbau, pendengaran menurun, tak ada rasa
(pahit, manis dan asin).
untuk mengatasinya
dirujuk dari RS jombang ke poli THT RSDS untuk mendapatkan pengoban dan
direncanakan operasi.
Time, keluhan ini mulai
sejak 3 bulan yang lalu
C.
Riwayat
keperawatan :
1. Riwayat penyakit
sebelumnya
Belum pernah
menderita penyakit serius sehingga perlu opname hanya batuk, pilek dan panas
biasa.
2. Riwayat penyakit
sekarang
Sejak kecil 10
tahun yang lalu telinganya sering dikorek dengan menggunakan peniti sehingga
ada luka dan keluar darah sedikit lama-kelamaan
keluar cairan diobati sembuh dan kumat lagi . 3 bulan yang lalu nyeri
kemeng pada telinga kirinya, keluar cairan dan berbau, pendengaran menurun,
kadang diertai sakit kepala, pusing, mual dan muntah (-), muka menceng (-), 10
hari yang lalu lidah tidak ada rasa (asin., manis dan pahit).
3. Riwayat keluarga
Tidak ada riwayat
keluarganya yang menderita penyakit telinga/tuli.
D. Pola Aktifitas Sehari –hari (Activity
Daily Living)
NO
|
Uraian
|
Aktivitas sehari-hari
|
|
rumah
|
Rumah sakit
|
||
1
|
Pola
Nutrisi
|
Makan
3 kali perhari seadanya (nasi, lauk, pauk dan sayuran) seperti yang disajikan
di pondok pesantren
|
puasa
|
2
|
Pola
Eliminasi
|
BAB
lancar 1 kali perhari, konsistensi lembek, kuning
|
Dilakukan
pengosongan lambung
|
3
|
Pola
Istirahat/tidur
|
Tidak
ada masalah (3-4 jam tidur siang) dan malam (7-8 jam)
|
Tidak
ada masalah (3-4 jam tidur siang) dan malam (7-8 jam)
|
4
|
Pola
Personal Hygiene
|
Mandi
2-3 kali perhari dengan menggunakan sabun mandi, kuku dipotong tiap 1 minggu
|
Klien
sudah mandi, dan sudah dicuku rmabutnya untuk persiapan operasi
|
5
|
Pola
Aktifitas
|
Kegiatan
sehari-hari mengikuti program kegiatan dari pondok. Karena sakit pada telinga
kirinya klien merasa terganggu
|
Klien
duduk dikursi roda menunggu petugas berangkat ke tempat operasi GBPT
|
6
|
Ketergantungan
|
Tidak
pernah (rokok, obat)
|
Tidak
ada
|
e. Data Psikology
Ø Status emosi
Klien sabar dalam menerima keadaan
penyakitnya dan tindakan yang diberikan petugas kesehatan.
Ø Konsep Diri
1.
Body
Image
Persepsi klien terhadap
penyakit telinga dan penurunan pendengaran
kurang mengerti tantang proses penyakitnya, tetapi harus diusahakan
supaya sembuh. Perubahan
fungsi pendengaran membuat terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Self Ideal
Harapan klien terhadap
penyakitnya supaya cepat ditangani, mau bekerja sama dala tindakan dan cepat
sembuh seperti pada fungsi normalnya. Selama sakit klien sudah tidak mengikuti
pross pembelajaran di kelas 2 (aliyah PP Darul Ulum).
3. Self esteem
Tanggapan klien terhadap
harga dirinya tidak ada masalah dalam menghadapi keadaan penyakitnya.
4. Role
Klien merasa senang
bersekolah mencari ilmu, disamping mempunyai banyak teman.
5.
Identitas
Status klien dalam
keluarga sebagai anak nomor pertama.
f. Data Sosial
1.
Pola
komunikasi , menggunakan bahasa jawa, arab dan indonesia,
2.
Pola
Interaksi, lacar, komonikatif (kooperatif), dukungan keluarga (untuk memutuskan
operasinya adalah kesepakatan dalam keluarga bapak dan ibu)
3.
Perilaku,
terkontrol
g. Data
Spiritual
Klien siswa aliyah
yang sedang mondok disebuah PP darul Ulum Mojokerto, taat beribadah sesuai
dengan ajaran agama islam. Untuk itu tetap bersadar dalam menghadapi cobaan
sakit ini dan mau bekerja sama dengan petugas kesehatan untuk mencapai
kesembuhan.
h. Observasi dan
pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum
Status gizi baik,
kesadaran komposmentis, GCS 456, Penampilan sedang duduk di kursi roda,
berpakaian baju operasi dan siap berangkat.
Antopometri : TB
: 164 cm BB : 54 Kg
Tanda vital : T = 120/80 mmHg, N = 88 x/mnt, S = 36,7 oC, RR = 20 x/mnt
2. Review of system
a. Sistem
pernafasan,
Pernafasan spontan,
Vesikuler, Sbentuk dada simetris, Retraksi -/-, Rh -/-, Wh -/-, RR 20
kali/menit, reguler
b. system vaskuler
Tensi 120/70 mmHg,
Nadi 88 kali/menit, suhu akral hangat, S1S2 tunggal normal, nyeri dada (-)
c. system
persyarafan
Kesadaran
komposmentis, orientasi baik, GCS 456
·
Kepala
dan leher
ü Sklera putih, tidak
anemis, tidak ikterus
ü Conjunctiva pucat
ü Pupil isokor
ü Leher tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
·
Persepsi
sensoris
ü Pendengaran
Telinga
kanan
|
|
Telinga
kiri
|
-
N
-
-
-
-
-
-
|
Otorea
Pendengaran
Tinitus
Nyeri
Sakit kepala
Pusing
Panas
Kelainan lain
|
+
menurun
+
+
+
-
-
-
|
Telinga luar :
Telinga
kanan
|
|
Telinga
kiri
|
-
-
-
-
utuh
-
-
-
-
-
|
Otore bau busuk
Sekret
Granulasi
Fistula
Membran tympani
Retraksi
Perforasi
Sekret
Granulasi
koleastoma
|
+
banyak
+++
-
suram
sulit dievaluasi
sulit dievaluasi
mukopus
+
+
|
ü Penciuman
Pilek (+), epitaksis (-)
ü Pengecapan
kelainan rasa (tidak ada beda rasa
asin, manis dan pahit) sejak 2 minggu yang lalu
ü Penglihatan
Visus 6/6, tidak diplopia
ü Perabaan
Dapat merasakan perbedaan stimulasi
terhadap panas, dingin dan tekan
d. system perkemihan
BAK Lancar produksi
urine kurang lebih 3-4 gelas perhari, warna kuning
e. system pencernaan
BU (+) Normal,
Puasa (+),Bibir (tidak ditemukan maserasi, stomatitis), mulut Tidak ditemukan
sakit menelan, trismus, ptialismus, gigi (tidak ditemukan radang, tumor),
tonsil (tidak hiperemia)
f. system muskoloskletal dan
integument
Kemampuan
pergerakan sendi bebas, kekuatan otot (5/5), kulit (turgor cukup), akral
(dingin basah)
g. system endokrin
Riwayat pertumbuhan
dan perkembangan sesuai dengan usia (20 tahun)
h. Sistem reproduksi
Laki-laki, (penis,
scrotum, testis)
i. Sistem hematopoetik
Limfadenopati (-)
i. Pemeriksaan
penunjang
1.
laboratorium
Tanggal
18 Januari 2002 :
Urea : 9 mg/dl
Kreatini serum : 0,92
SGOT : 16 U/L
SGPT : 11 U/L
Tanggal
21-02-2002
Hb : 16,5 gr%
HCT : 48,3 %
Tromb. : 350
PPT : Koagulator (11,2), perdarahan
(10,6), kontrol 1,06)
APTT : Koagulator (41,5), perdarahan
(36,4), kontrol (5,1)
FH : Normal
BUN : 30
Bilirubin di : 0,13
Bil total : 0,45
2. Radiologi
Thorax PA dbN
Ro Schuller
- Mastoid sisnetra : adanya rongga
- Telinga kanan : air cell
3. Audiometri
Telinga kanan : Normal
Telinga kiri : Tuli konduktif, + 50 dB
Masking telinga
kanan (AC kiri) 40 dB.
j. Penatalaksanaan
Pre
operasi :
-
Informed
concent
-
persiapan
operasi fisik dan psikis
Post
operasi :
-
Injeksi
cefriaxon 1 x 1 gram
-
Kaflam
2 x 50 mg
-
Infus
RL 20 tetes/menit
-
Observasi
vital sign, pedarahan, parese N VII
-
Perawatan
luka 5 hari post operasi
-
Analisa data
TGL
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
||||||
14-01-02
|
Preoperasi
:
DATA SUBYEKTIF
-
KLien
mengatakan bahwa ini yang pengalaman pertama saya untuk menjalani operasi
-
Klien
mengatakan ini adalah upaya akhir yang harus ditempuh dari berbagai usaha
sebelumnya dengan perawatan jalan walaupun timbul perasaan cemas tentang
operasi dan kemungkinannya
-
Klien
pernah diberi penjelasan tentang operasinya di Poli dan ruangan
-
Klien
mengatakan apakah operasinya berjalan lama dan kapan akan kembali lagi ke
ruangan ini
DATA OBYEKTIF
-
Klien
agak tegang dan sedikit gelisah saat dilakukan persiapan dirinya dalam
menjelang operasinya beberapa saat lagi
-
Klien
masih kooperatif, dan daya konsentrasinya masih baik, orientasi baik (waktu,
tempat dan orang)
-
Klien
banyak bertanya
-
Tensi
120/80, nadi 88 kali/menit
-
Rencana
operasi radikal rekonstruksi (tanggal
28 Januari 2002 rounde 2)
Paska
operasi :
DATA SUBYEKTIF
- Klien mengatakan
terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Rasa kemengnya
berkurang bila tidur miring kanan.
DATA OBYEKTIF
- Post operasi
radikal rekonstruksi hari kedua
- Posisi terlentang
dengan miring kanan
- Adanya pembengkakan/odema
luka operasi setempat area 5 cm
- Nyeri tekan
- Rembesan darah
pada verban (+)
- Luka ditutup
tampon spongostan (ditutup verban terfiksasi plester).
- Mulai operasi jam
11.20-14.50 WIB (28 -01-2002) dengan GA
DATA SUBYEKTIF
-
KLien
mengatakan kemeng pada sekitar luka oeprasinya.
DATA OBYEKTIF
-
Paska
operasi radikal konstruksi kari kedua
-
Luka
tertutup tampon spongostan, rembesan darah pada verban (+), drainase darah
(-).
-
Nyeri
tekan sekitar luka oprasinya (dibelang telinga)
DATA SUBYEKTIF
- Klien mengatakan
terasa sakit (kemeng) pada daerah luka operasinya.
- Klien mengatakan
fungsi pendengarannya mulai agak membaik, dapat menangkap suara/bunyi, tidak
seperti sebelumnya.
- Mual dan muntah
(-), batuk (-)
DATA OBYEKTIF
- Post operasi
radikal rekonstruksi hari kedua
- Test pendengaran
dengan kata-kata dapat menirukan dengan jarak 1 meter.
- Telinga kiri
terdapat tampon spongostan dan ditutupi verban terfiksasi plester.
- Terpasang infus
RL 20 tetes/mnt
|
Situasi kritis pre operatif dan
lingkungan yang baru
stressor
Kurang
pengetahuan dan informasi tentang operasi , orientasi lingkungan
Mekanisme koping
kurang adekuat
Perasaan cemas
dan takut
Post operasi
radikal rekonstruksi
Luka sayatan
Proses
fagositosis (zat kimia; bradikinin, serotinin, leukotrin, prostaglanding
meingkat)
Dilatsi pembuluh
darah
Fresh pada
jaringan sekitar luka dan araf perifer
nyeri
Operasi radikal
rekonstruksi telinga kiri
Luka dan
Perdarahan
Kontak dengan
lingkungan
transfer infeksi
lewat darah/biakan baik utnuk kuman/bakteri (port d’entry)
infeksi
Post operasi
radikal rekonstruksi
Proses resolusi
(perbaikan
oscicule dan timpani)
pengaruh
terhadap fungsi sensori pendengaran
pendidikan dan
pengalaman kurang dalam perawatan post operasinya
informasi kurang
|
Ansietas
sedang
Nyeri
Sensori
pendengaran
infeksi
|
G. Diagnosa
keperawatan
1.
Praoperasi
:
-
Kecemasan
berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalaman tentang operasi (sifat
operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan kemungkinan
komplikasi),
2. Paskaoperasi :
a. Nyeri
berhubungan dengan sekunder terhadap injury pada jaringan dan saraf pada
telinga kiri (post operasi radikal rekonstruksi)
b. Risiko
Perubahan persepsi/sensoris pendengaran (menurun) berhubungan dengan kurang pengetahuan dan informasi
tentang perwatan post operasi radikal rekonstruksi
c. Risiko infeksi
berhubungan dengan luka pembedahan (post operasi radikal rekonsturksi
II.
PERENCANAAN
1.
Praoperasi
:
TGL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
PELAKSANA
|
28-01-2002
JAM
07.00
WIB
(DP 1) |
Kecemasan
berhubungan dengan kurangnya informasi dan pengalam tentang operasi infomrasi
(sifat operasi, semua pilihan alternative, hasil yang diperkirakan dan
kemungkinan komplikasi),
Tujuan : Cemas
berkurang
Kriteria :
-
KLien
dapat menyatakan rasa cemas dan masalahnya
-
Klien
tenang dan tidak gelisah, tidak berkeringan dingin
-
Konsentrasi
dan orientasi baik
-
Tanda-tanda
vital dalam batas normal (tensi 120/80 mmHg, nadi 88 kali/menit, RR 18
kali/mnt)
|
1.
Ciptakan
saling percaya, komunikasi terapuetik dan tunjukkan rasa empati
2.
Dorong
pengungkapan masalah atau rasa cemas
3.
jawab
pertanyaan yang berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan
medis
4.
Selesaikan
persiapan pasien sebelum masuk ke kamar operasi
-
informed
concent, skint test
-
Puasa
mulai jam 23.00 WIB
-
Lavemen
jam 04.00 WIB
-
Pencukuran
rambut di atas telinga kiri kurang lebih berdiameter 10 cm.
-
Kenakan
Baju operasi
5.
meminimalkan
keributan di lingkungan
6.
Orientasikan
pada ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan penyerapan) :
-
orientasi
ruangan
-
orientasi
personil operasi
-
oritentasi
prosedur operasi
7.
Pemantauan
psikologis klien
8.
Tunjukkan
perhatian dan sikap mendukung (support sistem keluarga, perawat)
9.
Beri
penjelasan singkat tentang prosedur operasi
10.
Beri
reinforcement terhadap pernyataan yang positif dan mendukung
|
|
|
Post operasi :
TGL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
29-01-2002
jam
09.30 WIB
(DP
1)
|
Nyeri berhubungan
dengan sekunder terhadap trauma pada jaringan dan saraf bekas operasi
stripping
Tujuan : nyeri
berkurang
Kriteria :
-
Klien
tenang dan tidak menyeringai
-
Klien
mengerti factor penyebabnya seperti yang telah dijelaskan pada preoperasi
-
Skala
nyeri ringan (1-3)
|
1.
Observasi tingkat nyeri
2.
Atur
posisi yang baik dan mengenakkan (tidur miring pada posisi yang sehat/kanan)
3.
Bantu
klien dalam membantu mengurangi nyerinya :
Ø Anjurkan klien
nafas panjang dan dalam
Ø Destruksi (ajak
bicara yang paling disenangi)
Ø Meditasi (dengan
memejamkan matanya dan mengingat Allah)
4.
Observasi
luka paskaoperasi terhadap timbulnya radang
5. Terapi
farmakologi Antiinflamasi : kaflam 2 x 50 mg (peroral)
|
1. Nyeri dapat
diantisipasi klien secara individualisme dan penanganan yan berbeda
2. Posisi kaki lebih
tinggi dari badan 30o dapat mengurangi peningkatan penekanan pada jaringan
yang rusak sehingga mengurangi nyeri.
3. Proses ini
seperti (nafas panjang dan dalam merelaksasi otot yang dioperasi dan
terimobilisasi, destruksi, meditasi, hipnotis) dapat membantu dalam
mengurangi nyerinya.
4. Perhatikan
stuwing yang meningkat menghambat suplai oksigen sehingga nyeri bertambah.
5. Analgetik
merupakan obat anti nyeri yang bekerja secara sentral atau perifer/local.
|
|
TGL
|
DIAGNOSA KEPERAWATAN
DAN TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
29-01-2002
jam
10.00 WIB
(DP
2)
|
Risiko Perubahan
persepsi/sensoris pendengaran (menurun) berhubungan dengan kurang pengetahuan dan informasi tentang perawatan post
operasi radikal rekonstruksi (rumah sakit/rumah)
Tujuan : Persepsi / sensoris baik.
Kriteria hasil.
T Klien akan
mengalami peningkatan persepsi /sensoris pendengaran sampai pada tingkat
fungsional.
T Interaksi
dan komunikasi lancar
T Tidak ada
salah persepsi
T Tidak ada
komplikasi
T Klien
kooperatif dalam menjga keutuhan kondisi telinganya yang dioperasi.
|
1.
Jelaskan
kemungkinan yang terjadi dampak setelah operasinya :
ü Perdarahan
ü Fungsi
pendengaran membaik atau memburuk
ü Komplikasi
(pusing, muntah dna nyeri kepala)
2.
Tingkatkan
partispasi klien dan keluarga dalam menjaga keutuhan pendengarannya yang
sehat dan telinga yang telah operasi
3.
Instruksikan
klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah
terjadinya kerusakan telinga kirinya,:
Ø
Hindari
kekuatan mengedan
Ø
Hindari
batuk, bunyi yang keras
Ø
Beri
tahu petugas bila merasa mual/muntah
4.
Observasi
tanda-tanda perkembangan tingkat pendengaran dan komplikasi intra kranial
5.
Instruksikan
klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang diresepkan (minum obat
sesuai dengan anjuran) kataflam 2 x 5 0 mg
|
1.
Keefektifan pendengaran tergantung pada tipe operasi
dan perawatannya yang tepat.
2.
Apabila
penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa
sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi.
3.
Diagnosa
dini terhadap keadaan telinga atau
terhadap masalah-masalah pendengaran
rusak secara permanen.
4.
Fungsi
pendengran baik bila klien dpat mendengarkan stimuli bunyi, pencegahan
komplikasi dengan observasi dini.
5.
Penghentian
terapi antibiotika sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa
berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut.
|
|
TGL
|
DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN TUJUAN
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
|
|
Risiko
tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan diskontinuitas jaringan sekunder
terhadap gangguan akibat pembedahan (radikal mastektomi)
Tujuan
:
Infeksi
tak terjadi selama perawatan
Kriteria :
Tanda-tanda
infeksi tidak ditemukan :
-
kemerahan
sekitar luka operasi
-
perdarahan
(-), odema (-), nyeri (-)
-
suhu
dalam batas normal (36-37oC
- nilai laboratorium Sel Darah Putih normal (8.000-10.000/mm3)
|
1.
Observasi
terjadinya tanda-tanda infeksi (merah, nyeri, panas, fungsi menurun pada
lokasi pembedahan)
2.
Monitor
tingkatkan Penyembuhan luka (primer/sekunder)/fase I, II, III dan IV
3.
Tingkatkan
daya tahan tubuh klien dengan :
-
diit seimbang (TKTP) sesuai dengan porsi yang disediakan oleh RS
-
menjaga
kebersihan sekitar luka
-
hindari/kurangi
stress
-
lanjutkan
pemberian infus RL 20 tts/mnt
4.
Tindakan untuk mencegah regangan pada jahitan,
perdarahan
5.
Tindakan perawatan luka aseptik dan antiseptik
(perawatan luka post operasi radikal rekonstruksi dibuka pada hari ke-5,
jaihtan dilepas separoh dan separohnya pada hari ke-7)
6.
Terapi antibiotika (injeksi ceftriaxon 1 x 1 gram)
IV/IM
|
1.
Observasi
dini dapat mencegah komplikasi dan masalah cepat teratasi)
2.
Tahap
penyembuhan luka dapat dilihat dari proses granulasi dan fibrin
3.
Nutrisi
dan hidrasi yang optimal meningkatkan kesehatan umum. Mempercepat kesemubuhan
luka.
4.
Regangan
pada jahitan dapat menimbulkan gangguan, membuat jalan masuk mikroorganisme
5.
Teknik
aseptik menimimalkan masuknya mikroorganisme dan mengurangi risiko infeksi.
6.
Anti
kuman atau babteri berspektrum luas.
|
|
IMPLEMENTASI
TGL/
DX
|
JAM
|
IMPLEMENTASI
|
TTD
|
28-01-
2002
Dx.
1
Dx.
2a
2b
2c
|
O7.00
07.00
07.15
09.00
07.00
09.00
07.00
07.15
09.00
11.00
|
Preoperasi
:
1.
Menciptakan komunikasi terapeutik antara
perawat-klien dan hubungan saling
percaya, menguatkan kontrak dalam membantu klien selama sebelum, dan setelah
operasi
2.
Meminimalkan
keributan di lingkungan (kesalahpahaman dalam waktu operasi)
3. Memberi
kesempatan dan mendorong klien untuk mengungkapkan masalah atau rasa cemas
sehuungan dengan akan dilakukannya operasi
4.
Memberi
jawaban atas pertanyaan yang
berhubungan dengan penatalaksanaan keperawatan dan perawatan medis dalam
persiapan preoperasi .
5.
Menyelesaikan
persiapan pasien sebelum berangkat ke tempat operasi di BGPT :
-
Memeriksa
kembali Informent concent dan tanda tangan persetujuan (+), cukur rambut,
skint test
-
Menanyakan
kembali tentang BAB (tingkat keberhadilan lavemen), puasa
-
Mengganti
baju dengan baju OK dan menyarankan lien duduk di kursi roda
6.
Melakukan
penjelasan gambaran di ruang operasi (ulangi informasi untuk memungkinkan
penyerapan) :
-
orientasi
ruangan OK GBPT
-
orientasi
personil operasi (Operator, pembantu operator, dokter anestesi (pembiusan)
pemegang alat, perlengkapan yang merupakan satu tim)
-
oritentasi
prosedur operasi (sebelum masuk perlu disuntikkan suntikan praoperasi, masuk
kamar dibius dan dilakukan operasi seprti yang telah dijelaskan diawal)
-
Pemantauan
psikologis klien (memantapkan kesiapna klien)
2. Melibatkan
keluarga dalammemberikan dukungan atau support pada klien baik sebagai orang
tua mampun secara agama.r
3. Memberi reward
atau pujian terhadap pernyataan positif dan kesanggupan dan ketabahan dalam
menghadapi operasi nantinya.
1. Mengobservasi tingkat nyeri ringan (skala 1-2)
2. Memberi saran
pada klien untuk tidur terlentang atau
posisi miring pada posisi yang
sehat/kanan)
3. Membantu klien
dalam membantu mengurangi nyerinya :
Ø menganjurkan
klien nafas biasa dan hindari menaham nafas, relaks (tenang dan santai)
Ø Mengajak klien
berbicara tentang sekolah dan teman-temannya)
Ø Menganjurkan
klien untuk konsentrasi dan memohon pada Allah untuk diberi keringanan dalam
menghdapi sakitnya.
4. Melaksanakan kolaborasi dalam memberikan
terapi obat antiinflamasi :
kaflam 50 mg (peroral)
5. Mengobservasi luka paskaoperasi pada waktu
arawat luka terhadap timbulnya radang (pembengkakan minimal <3 cm), merah
minimal, keluar peradarahan pada selala jahitan/luka, telinga yang ngembes
pada tampon spangostan)
1. MenjeJaskan kemungkinan yang terjadi dampak
setelah operasinya (seperti adanya perdarahan, perkembangan fungsi
pendengaran dapat membaik atau memburuk tergantung kondisi dan ketaatan klien
dalam perawatan dan pengobatan) dan komplikasi (pusing, muntah dna nyeri
kepala)
2.
Meningkatkan partispasi klien dan keluarga dalam menjaga keutuhan pendengarannya
yang sehat dan telinga yang telah operasi dengan menhindari tekanan, trauma
terutama pda telinga kiri)
3. Memberi tahu klien untuk menggunakan
teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya kerusakan telinga
kirinya, :
Ø
Menghindari
kekuatan mengedan pada saat kencing, BAB, batuk/bersin
Ø
memberi
tahu petugas bila ada perasaan mual/muntah (baik selama istirahat atau makan)
4.
Mengobservasi tingkat perkembangan
pendengaran (dengan menutup telinga kanan, klien diajak komunikasi) dan komplikasi
intra kranial (mengobservasi parese N VII apakah muka menceng)
5.
Menganjurkan klien untuk menghabiskan seluruh dosis antibiotik yang
diresepkan (minum obat sesuai dengan anjuran) kataflam 5 0 mg peroral dan injeksi Ceftiaxon 1gram
IV0
1.
Mengobservasi
terjadinya tanda-tanda infeksi (merah, nyeri, panas, fungsi menurun pada
lokasi pembedahan)
2.
Mengobservasi
tanda-tanda vital 120/70 mmHg, suhu 37 oC, nadi 88 x/mnt
3.
Memonitor
tingkatkan Penyembuhan luka tidak ada infeksi
4.
Meningkatkan
daya tahan tubuh klien dengan :
-
menganjurkan klien untuk menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang
disediakan oleh RS dan meng-aff infus.
-
menjaga
kebersihan sekitar luka
-
Menghindari
/kurangi stress
5. Melakukan tindakan perawatan luka aseptik dan
antiseptik (luka post operasi radikal rekonstruksi terdapat luka sepanjang 5
cm dengan jahitan 9 , rembesan darah (+) pada luka dan tampon telinga.
6. Melakukan kolaborasi dalam pemberian terapi antibiotika
(injeksi ceftriaxon 1 gram IV, kaflam
50 mg peroral.
7.
Memberi penjelasan dan penyuluhan pada klien dalam menghindari tindakan
yang dapat menimbulkan peningkatan
regangan pada jahitan, perdarahan sehingga mudah terjadinya infeksi.
|
|
IV
EVALUASI
TANGGAL/
JAM
|
DX
|
EVALUASI
|
28-O1-02
jam
07.20
30-02-2002
Jam
80.20
Jam
08.45
09.15
31-02-2002
jam
09.15
|
1
2a
2b
2c
2a
2b
2c
|
S
-
KLien
dapat menyatakan rasa cemas dan masalahnya sehingga pasrah dan tawakkal dalam
menjalani operasi nantinya.
-
Klien
mengatakan sudah berdoa dan mendapatkan support dari bapaknya
-
Klien
mengatakan apa yang akan dilakukan selama operasi saya pasrah dan percaya
akan kerja dari tim operasinya, yang penting cepat sembuh
O
Klien
dengan tenang mengatakan pernyataan tersebut
-
Klien
tenang dan tidak gelisah, berkeringan dingin
-
Konsentrasi
dan orientasi baik
-
Tanda-tanda
vital dalam batas normal (tensi 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, RR 18
kali/mnt)
A
Masalah
sudah teratasi (kecemasan berkurang)
P
Tingkatkan
mekanisme koping dengan memberikan support dan harapan yang realistis
I
Memberikan
dorongan dan sugesti bahwa Tim operasi berusaha sebaik mungkin sesuai dengan
prosedur tetapi yang menentukan adalah yang di ats sana
Memberikan
ucapan selamat menjalani operasi semoga sukses dan berhasil
S
Nyeri
luka operasi berkurang, hanya tersa kemeng
O
Luka
tertutup verban,
Suhu
akral masih hangat, tensi 110/70 mmHg,
nadi 80 x/mnt, RR 16 kali/menit
Perdarahan
ngremebs pada verban (+), odema berkurang, nyeri tekan (-)
Paska
operasi radikal rekonstruksi ke-tiga
A.
Masalah
tertasi sebagian
P
Lanjutkan
intervensi
I
Menganjurkan
klien untuk tetap melakukan aktivitas seperti biasanya hanya diingatkan untuk
menghindari tekanan pada kepala yang berlebihan (merunduk, mengedan)
Menyiapkan
dan menganjurkan klien untuk minum obat kaflam 50 mg
Mengingatkan
kembali kalau ada keluahan nyeri segera lapora ke petugas
S
Klien
mengatakan kondisi telinga kiri merasa lebih baik, ada reflek dengar bila ada
sumber bunyi atau diajak komunikasi
Klien
merasa senang dengan perkembangannya saat ini dan mudah-mudahan dapat
mendengar dengan baik
O
T Interaksi
dan komunikasi lancar walaupun telingan kanan ditutup/ telinga kiri tertutup
verban
T Tidak ada
salah persepsi
T Klien
kooperatif dalam menjga keutuhan kondisi telinganya yang dioperasi.
A.
Masalah teratasi
sebagian
P
Lanjutkan
intervensi
Tingkatkan
partisipasi klien dan keluarga
I
Stumulasikan
klien dengan beberapa rangsangan suara dankomunikasi
Mempertahankan
ketaatan klien dalam menjaga keutuhan telinga pendengrannya
S
Klien
mengatakan rasa nyeri jarang dirasakan, bahkan tidak nyeri
Nyeri
tekan +
O
-
kemerahan sekitar luka operasi (-)
-
perdarahan
(-), odema (-), nyeri (-)
-
suhu
dalam batas normal (36,5oC)
A.
Masalah
tak terjadi
P
Lanjutkan
pemberian antibotika
I
Melakukan
kolaborasi dalam pemberian antibiotika oral (Albiotin 300 mg peroral)
S
Klien
mengatakan bekas operasinya tidak dirasakan nyeri
O
Luka
baik kering, jahitan dibuka separoh
Tanda-tanda
infeksi (-)
A
Masalah
tak terjadi
P
Observasi
lanjut
S
Klien
mersa senang dengan keadaan telinganya dapat mendengarkan bunyi atau suara
O
Respon
verbal komunikasi baik
A
Maslah
teratasi
P
Pertahankan
kooperatif klien dalam nmejaga keutuhan fungsi telinganya
Mengengingatkan
kembali faktor/hal yang tidak boleh dilakukan untuk menjaga kondidinya
telingnaya yang mulai mmembaik.
Menjelaskan
bahwa tindkan operasinya akan membwa dampak positif dalm fungsi pendengran
yang lebih baik.
S
Klien
mengatakan tak merasa nyeri, hanya nganjel
O
Tidak
ada tanda infeksi
Suhu
36, 7 oC, nadi 84 x/mnt,
A
Masalah
tek terjadi
P
Pertahankan
teknik aspetik dan antiseptik dalam perawatan luka
Tingkatkan
daya tahan tubuh klien
Menjaga
kebersihan
|
|
|
|
ConversionConversion EmoticonEmoticon