KARSINOMA MEDIASTINUM
1. Pengertian
Karsinoma
mediastinum merupakan suatu kondisi dimana timbulnya hiperplasia sel-sel
jaringan (tulang, penyokong) pada area tertentu (mediastinum) secara progresif
dalam bentuk jaringan longgar yang menimbulkan manifestasi tumor (pembesaran)
pada mediastinum.
2.
Patofisiologi
Sebagaimana
bentuk kanker /karsinoma lain, penyebab dari timbulnya karsinoma jaringan
mediastinum belum diketahui secara pasti; namun diduga berbagai faktor
predisposisi yang kompleks berperan dalam menimbulkan manifestasi tumbuhnya
jaringan / sel-sel kanker pada jaringan mediastinum.
Adanya
pertumbuhan sel-sel karsinoma dapat terjadi dalam waktu yang relatif singkat
maupun timbul dalam suatu proses yang memakan waku bertahun-tahun untuk
menimbulkan manifestasi klinik. Adakalanya berbagai bentuk karsinoma sulit
terdeteksi secara pasti dan cepat oleh tim kesehatan. Diperlukan berbagai
pemeriksaan akurat untuk menentukan masalah adanya kanker pada suatu jaringan.
Dengan semakin meningkatnya volume massa sel-sel yang berproliferasi maka secara mekanik menimbulkan desakan pada jaringan sekitarnya; pelepasan berbagai substansia pada jaringan normal seperti prostalandin, radikal bebas dan protein-protein reaktif secara berlebihan sebagai ikutan dari timbulnya karsinoma meningkatkan daya rusak sel-sel kanker terhadap jaringan sekitarnya; terutama jaringan yang memiliki ikatan yang relatif lemah.
Kanker sebagai bentuk jaringan progresif yang memiliki ikatan yang longgar mengakibatkan sel-sel yang dihasilkan dari jaringan kanker lebih mudah untuk pecah dan menyebar ke berbagai organ tubuh lainnya (metastase) melalui kelenjar, pembuluh darah maupun melalui peristiwa mekanis dalam tubuh.
Adanya pertumbuhan sel-sel progresif pada mediastinum secara mekanik menyebabkan penekanan (direct pressure/indirect pressure) serta dapat menimbulkan destruksi jaringan sekitar; yang menimbulkan manifestasi seperti penyakit infeksi pernafasan lain seperti sesak nafas, nyeri inspirasi, peningkatan produksi sputum, bahkan batuk darah atau lendir berwarna merah (hemaptoe) manakala telah melibatkan banyak kerusakan pembuluh darah.
Kondisi kanker juga meningkatkan resiko timbulnya infeksi sekunder; sehingga kadangkala manifestasi klinik yang lebih menonjol mengarah pada infeksi saluran nafas seperti pneumonia, tuberkulosis walaupun mungkin secara klinik pada kanker ini kurang dijumpai gejala demam yang menonjol.
3. Tanda dan Gejala
* Mengeluh sesak
nafas, nyeri dada unilateral, nyeri dan sesak pada posisi tertentu
(menelungkup)
* Sekret berlebihan
* Batuk dengan atau
tanpa dahak
* Riwayat kanker
pada keluarga atau pada klien
* Pernafasan tidak
simetris
* Unilateral Flail Chest
* Effusi pleura
* Egophonia pada
daerah sternum
* Pekak/redup
abnormal pada mediastinum serta basal paru
* Wheezing
unilateral/bilateral
* Ronchii
4. Penatalaksanaan
Tindakan yang dilakukan pada
klien yang mengalami karsinoma mediastinum meliputi tindakan operatif dan
konservatif. Tindakan konservatif terdiri atas :
- Pengurangan gejala-gejala dasar, seperti penurunan gejala sesak nafas, koreksi gangguan keseimbangan gas.
- Koreksi/perbaikan kondisi umum serta pencegahan komplikasi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi,
cairan dan elektrolit serta aktivitas merupakan langkah yang perlu iambil
secara terpadu untuk meningkatkan fungsi dasar dan perbaikan kondisi umum
klien.
- Adaptasi biologis dan psikologis
- Pengngunaan obat-obatan : Berbagai citostatika mungki digunakan dalam terapi kausatif seperti : tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard, dan penggunaan zat-zat lainnya seperti atabrine atau penggunaan talc poudrage
- Citostatic intra pleura :
Zat-zat yang
digunakan biasanya :
* Mustargen 0,4 mg
per kg berat badan digunakan dosis 20-40 mg dalam 100 cc larutan garam.
* Theothepa 20-50
mg intra pleura
* Atabrine 250 mg
dalam 10 cc aquades
* Fluoro uracil dan
mitomycine
- Radiasi
Radiasi
pada tumor justru menimbulkan effusi pleura disebabkan oleh karena kerusakan
aliran limphe dari fibrosis. Akan tetapi beberapa publikasi terdapat laporan
berkurangnya cairan setelah radiasi pada tumor mediastinum.
5. Proses
Keperawatan
Pengkajian
Identitas :
Umur : Karsinoma cenderung ditemukan pada usia dewasa
Jenis kelamin : Laki-laki lebih bersesiko daripada wanita
Riwayat Masuk
Keluhan utama yang sering muncul saat masuk adalah adanya sesak nafas
dan nyeri dada yang berulang tidak khas; mungkin disertai/tidak disertai dengan
batuk atau batuk darah. Pada beberapa kasus sering dilaporkan keluhan infeksi
lebih menjadi sebab klien melakukan kunjungan ke profesional kesehatan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza
sering terjadi dalam rentang waktu yang relatif lama dan berulang, adanya
riwayat tumor pada organ lain, baik pada diri sendiri maupun dari keluarga.
Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat memperberat
klinis penderita
Pengkajian
- Sistem Integumen
Subyektif : -
Obyektif : kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi
sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat/normal
- Sistem Pulmonal
Subyektif : sesak nafas, dada tertekan, nyeri dada berulang
Obyektif : hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar
stridor, ronchii pada lapang paru, terdengar suara nafas abnormal
unilaeral/bilateral, egophoni
- Sistem Cardiovaskuler
Subyektif : sakit kepala
Obyektif : Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas
darah menurun, asidosis ringan/berat
- Sistem Neurosensori
Subyektif : gelisah, penurunan kesadaran
Obyektif : letargi
- Sistem Musculoskeletal
Subyektif : lemah, cepat lelah
Obyektif : tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan, flail chest
- Sistem genitourinaria
Subyektif : -
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
- Sistem digestif
Subyektif : mual, kadang muntah
Obyektif : konsistensi feses normal/diare
Studi Laboratorik :
Hb :
menurun/normal
Analisa Gas Darah : acidosis respiratorik, penurunan kadar
oksigen darah, kadar karbon darah meningkat/normal
Elektrolit :
Natrium/kalsium menurun/normal
Rencana Keperawatan
1.
Ketidakefektifan Pola Nafas b.d adaptasi fisik tidak
adekuat sekunder terhadap penekanan jaringan paru oleh sel tumor
Karakteristik :
batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal, sesak nafas,
Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis, ronchii,
cyanosis, leukositosis
Tujuan :
Anak akan
mengalami pola nafas efektif yang ditandai dengan :
Suara nafas paru
relatif bersih
Laju nafas dalam
rentang normal
Tidak terdapat
batuk, cyanosis, haluaran hidung, retraksi
Tindakan
keperawatan
Lakukan
pengkajian tiap 4 jam terhadap RR, S, dan tanda-tanda keefektifan jalan napas
R : Evaluasi dan
reassessment terhadap tindakan yang akan/telah diberikan
Lakukan
Phisioterapi dada secara terjadwal
R : Mengeluarkan
sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi
Berikan Oksigen
lembab, kaji keefektifan terapi
R : Meningkatkan
suplai oksigen jaringan paru
Berikan
antibiotik dan antipiretik sesuai order, kaji keefektifan dan efek samping
(ruam, diare)
R : menurunkan
resiko infeksi sekunder
Lakukan
pengecekan hitung SDM dan photo thoraks
R : Evaluasi
terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi kondisi jaringan paru
Lakukan suction
secara bertahap
R : Membantu
pembersihan jalan nafas
Catat hasil pulse
oximeter bila terpasang, tiap 2 – 4 jam
R : Evaluasi
berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan
2.
Defisit Volume Cairan b.d :
-
Distress pernafasan
-
Penurunan intake cairan
-
Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam,
efek chemoteraphi
Karakteristik :
Hilangnya nafsu
makan/minum, letargi, demam., muntah, diare, membrana mukosa kering, turgor
kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan : Anak
mendapatkan sejumlah cairan yang adekuat ditandai dengan :
Intake adekuat,
baik IV maupun oral
Tidak adanya
letargi, muntah, diare
Suhu tubuh dalam
batas normal
Urine output
adekuat, BJ Urine 1.008 – 1,020
Intervensi
Keperawatan :
Catat intake dan
output, berat diapers untuk output
R : Evaluasi
ketat kebutuhan intake dan output
Kaji dan catat
suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV line
R : Meyakinkan
terpenuhinya kebutuhan cairan
Catat BJ Urine
tiap 4 jam atau bila perlu
R : Evaluasi
obyektif sederhana devisit volume cairan
Lakukan Perawatan
mulut tiap 4 jam
R : Meningkatkan
bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu makan/minum
Diagnosa lain :
Perubahan Nutrisi
: Kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, muntah, peningkatan konsumsi kalori
sekunder terhadap infeksi/ proliferasi sel dan efek radiasi/chemoterapi
Perubahan rasa
nyaman b.d sakit kepala, nyeri dada
Intoleransi
aktivitas b.d distres pernafasan, latergi, penurunan intake, demam
Kecemasan b.d
hospitalisasi, distress pernafasan
Referensi :
Acton, Sharon
Enis & Fugate, Terry (1993) Nursing Care Plans, AddisonWesley Co. Philadelphia
PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 02 Januari 2002 Jam masuk : 13.20 WIB
Ruang :
Penyakit Paru Laki-Laki No. Reg Med :
Pengkajian : 07 Januari 2002
A. Identitas
Nama
Pasien : Tn. A
Umur : 30 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Sukoloro Lamongan
Penanggungjawab : Ny. S
Umur : 57 tahun
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Sukoloro Lamongan
Hub. Dg
klien : Orang tua
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat
Masuk Rumah Sakit :
Klien
datang dengan diantar oleh keluarganya setelah mengalami sesak nafas sekitar
dua puluh hari yang lalu dimana klien
menjadi terengah-engah bila melakukan aktivitas sehingga klien hanya dapat
duduk dan tiduran saja di tempat tidur, sesak nafas yang dialami klien menjadi
semakin terasa saat tidur melakukan kgiatan seperti jalan atau melakukan
akivitas ringan, dan menjadi berkurang setelah klien istirahat;walaupun saat
istirahat nafas masing dirasakan sesak. Rasa sesak seperti dada tertekan dan
sempit pada bagian bawah. Rasa sesak dirasakan pada dadanya; klien tidak dapa
menggambarkan rasa sesaknya; sesak teteap dirasakan oleh klien sehingga klien
sering bangun. Klien kemudian berobat ke RS Lamongan dan diberitahu bahwa ada
tumor pada paru dan dirujuk ke RSUD Dr.
Soetomo Surabaya.
2. Riwayat
Penyakit Dahulu
Keluarga
klien menyatakan tidak menderita penyakit jantung, paru, kencing manis, gondok,
dan penyakit kanker.
3. Riwayat
Penyakit Keluarga
Keluarga menyangkal adanya penyakit Kencing Manis yang diderita oleh
keluarga klien, penyakit jantung.
4. Kebutuhan
Dasar Khusus
a.
Breath
(pernafasan)
S ubyektif :
Sesak nafas, dada terasa nyeri
Obyektif :
Pernafasan 30 X/menit, Tachipnea, Hidung bersih, discart (-), pernafasan
cuping hidung (-). Bentuk dada simetris, Retraksi dada inspirasi (-) pergerakan
dada simetris,
Tidak ditemukan tonjolan abnormal dada, Brust Pulmonal (-), Fremitus Fokal
tidak simetris, menurun/redup pada area parasternalis sampai dengan
midclavicula kanan dan pada seluruh lapang basal depan kiri. Tidak ditemukan
nyeri tekan dada.
Perkusi ditemukan adanya pekak pada area :
![]() |
![]() |
||
P = pekak
R = redup
S = sonor
Auskultasi ditemukan suara napas :
![]() |
![]() |
F = Friction Rub
V = Vesikuler
BV=Bronchovesikuler
K= Konsolidasi
b.
Blood (Kardiovaskuler)
Subyektif
: Klien mengeluh pusing, lemas
Obyektif
:
Nadi 98
X/mnt, reguler kuat;TD : 130/80 mmHg, Suara Jantung S1S2
tanpa suara tambahan, mur-mur/split (-),
Kulit Pucat, CRT 1 detik.\, cyanosis (-)
c.
Brain (Persyarafan)
Subyektif : -
Obyektif :
GCS 15
(M 6 V 5 E 4), Refleks pupil (+) isokhor,
gerak terkoordinasi
d.
Bowel (Pencernaan)
Subyektif
: Makan 3 X/hari, makan ½ porsi.
Obyektif
:
Mulut
bersih, bibir lembab, lidah tidak tremor, pharing tidak hiperemis, pembesaran
kel leher (-). Abdomen supel simetris, masa (-) skibala tidak teraba,
pembesaran hati (-) limpha (-) ascites (-). Bising usus (+) tidak meningkat.
b.a.b belum sejak dua hari yang lalu.
e.
Bladder (Perkemihan)
Subyektif
: kencing 5-6 kali dalam sehari,banyak (jumlah tidak terkaji; sekitar 2000 cc,
Banyak minum, tidak nyeri pinggang
Obyektif
:
Distensi
kandung kemih (-)
f.
Bone (Muskuloskeletal)
Subyektif
: -
Obyektif
:
Kekuatan
otot 4/4/4/4, atropi otot tidak ditemukan, deformitas ekstremitas tidak
ditemukan, Kemampuan bergerak terkoordinasi.
g.
Skin (Integumen)
Subyektif
: -
Obyektif
:
Warna
kulit pucat, cyanosis (-) Icterus (-), spider nevi/perdarahan kulit (-)
lesi (-) oedema (-)
Data Laboratorium
Tanggal 4 Januari 2002
Hb :
16, 7 mg%
Leukosit :
10,4 X 10 9/dl (4-7
X 109)
Hematocrit :
0,71/dl 0,40
– 0,47
Trombosit :
438 X 1012 150-350
X 1012
Glukosa Puasa : 73 mmol 70-100 mmol
Cholesterol : 183 100-240
Kreatinin :
1,26 <
1,50
BUN :
23 mg/dl 10-20
mg/dl
Bilirubin Total :
0,91 mg/dl <
10 mg/dl
AST :
30 U/l 42
ALT :
19 U/l 40
Alkali Phospat : 165
Protein Total :
7,8 mg/dl
Albumin :
4,2 mg/dl 3,2
– 4,5 mg/dl
Globulin :
3,6 mg/dl 2,6
– 3,6 mg/dl
Asam urat :
11,9 <
7,3
Analisa Darah
pH :
7,429 (7,35 –
7,54)
pCO2 :
18,9 mmol (25 – 45 mmol)
pO2 :
10,8 mmol ( 80 – 104 mmol)
HCO3 :
12,2 mmol (21 – 25 mmol)
O2 sat :
98,3 %
Elektrolit :
K :
4,30 mEq (3,8 – 5,0 mEq)
Na :
138 mEq (136 – 144 mEq)
Hitung Jenis
Eosinofil :
3
Basofil :
-
Stab :
61
Segmen : -
Monosit :
-
Pemeriksaan Radiologik :
-
Foto Thorak menunjukkan gambaran massa
(radiolucent) pada area mediastinum
Analisa Data
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
DS : Nyeri dada, sesak nafas
DO: Nafas cepat, RR 30 X/menit pola Tachipnea, Gambaran
radiologi menunjukkan penimbunan cairan pleura
|
Petumbuhan
sel kanker abnormal
Respon
peningkatan produksi cairan intrapleural
effusi
|
Potensial
Komplikasi : Efusi
|
DS : Makan ½ porsi yang disajikan
DO : Sesak nafas, Diaphoresis, Asam Urat 11,9, Albumin
4,2 mg/dl
|
Sesak
nafas
Beban Kebutuhan
Psikologis energi >>
Kebutuhan energi
>>
|
Resiko
terhadap perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan
|
DS : Sesak saat istirahat
DO : Fungsional Class 1, Aktivitas tertoleransi :
duduk, makan, minum di TT,
|
Desakan
jaringan tumor, penambahan cairan pleura
Tekanan
intrapulmonal >>
Pengembangan
paru <<
Sesak
|
Intoleransi
aktivitas
|
Diagnosa Keperawatan :
1.
Potensial Komplikasi : Efusi
2.
Intoleransi aktivitas b.d insufsiensi oksigenasi
untuk Aktivitas sehari-hari
3.
Resiko Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d peningkatan katabolisme, intake yang kurang
Rencana Perawatan
Potensial Komplikasi
: Efusi Pleura
Tujuan : Pola nafas teratur, normopnea
dan efusi dapat dikurangi dalam komplikasi minimal
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji pola nafas tiap hari
|
Pola dan kecepatan
pernafasan dipengaruhi oleh status asam basa, status hidrasi, status
cardiopulmonal dan sistem persyarafan. Keseluruhan faktor harus dapat
diidentifikasi untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh/paling
berpengaruh
|
Kaji status penimbunan
cairan pleura setiap hari
|
Efusi pleura sering
terjadi pada kasus keganasan paru; sebagai faktor yang dapat memperberat
kondisi klinis pasien
|
Kaji kadar AGD
|
Evaluasi rutin konsentrasi
HCO3, CO2 dan O2 merupakan bentuk evaluasi
objektif terhadap keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen
|
KOLABORATIF
|
|
Persiapkan klien secara
fisik/psikologi terhadap tindaka torakocentesis
|
Torakocentesis mungkin
diperlukan bila jumlah cairan efusi cukup banyak(> 100 ml)
|
Lakukan perawatan pra dan
pasca torakocentesis
|
Torakocentesis mungkin
dilakukan dalam kondisi emergensi. Beberapa pertimbangan mungkin dapat
meghasillan keputusan untuk pemasangan WSD
|
Intoleransi
aktivitas b.d insufsiensi oksigenasi untuk Aktivitas sehari-hari
Tujuan : Kebutuhan Aktivitas terpenuhi
dalam komplikasi minimal
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji kemampuan klien dalam
melakukan aktivitas
|
Peniaian tingkat aktivitas
dapat dilakukan dengan patokan fungsional kelas
|
Terangkan kondisi obyektif
dan limitasi yang harus dilakukan selama masa sesak belum berkurang
|
Berbagai komplikasi
aktivitas berlebih pada kondisi sakit meliputi : kelemahan, sinkope maupun
peningkatan resiko trauma saat aktivitas
|
Bantu klien untuk memenuhi
aktivitas sehari-hari
|
Memenuhi kebutuhan aktivitas
sehai-hari (ADL)
|
Lakukan pemantauan tanda
vital sebelum dan setelah aktivitas tertentu
|
Salah satu bentuk
penentuan fungsi optimal tubuh adalah tanda-tanda klinik yang muncul akibat
stimulus terhadap ubuh; seperti aktivitas
|
|
|
|
|
Resiko
Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d
peningkatan katabolisme, intake yang kurang
Tujuan : Tidak terjadi penurunan status
nutrisi
|
|
Intervensi
|
Rasional
|
Kaji kemampuan klien dalam
memenuhi nutrisi; suport keluarga dan dukungan finansial
|
Dasar pententuan tindakan
keperawatan
|
Terangkan pentingnya
nutrisi, tekankan bahaya kurang nutrisi
|
Pendidikan kesehatan
denganpenekanan khusus akan bahaya dan ancaman kesehatan/konsekuensi tidak
memenui nutrisi yang adekuat memiliki efek yang lebih baik
|
Bantu memenuhi kebutuhan
nutrisi
|
Meningkatkan motivasi,
kontrol
|
Berikan reinforcemen akan
pemenuhan nutrisi
|
Meningkatkan motivasi
|
Terangkan berbagai makanan
pengganti yang baik bai klien
|
Memfasilitasi pemenuhan
nutrisi dari sumber-sumber lain diluar rumah sakit; mencegah kebosanan terhadap
makanan tertentu
|
Tindakan Keperawatan
Dx
|
Tgl/Jam
|
Tindakan |
Perawat
|
|
7/1/02
08. 15
12.15
|
Memperkenalkan diri pada klien
Membuat kesepakatan/kontrak
Melakukan Pengkajian :
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian Pemenuhan Nutrisi
Pengkajian Pemenuhan Okigen
Penilaian tingkat aktivitas klien
|
|
1
|
08/1/02
09.00
09.15
09.30
|
Melakukan pemeriksaan Fisik : Status Pernafasan
Menerangkan berbagai tindakan yang mungkin dilakukan selama masa
sakit
Menyiapkan klien untuk dilakukan pungsi pleura
|
|
2
|
08/1/02
13.00
|
Menerangkan pentingnya aktivitas
Menerangkan situasi yang memungkinkan untuk peingkatan aktivitas
Menganjurkan klien untuk hanya di TT dan melakukan aktivitas
disekitar temapt tidur dengan pengawasan perawat/keluarga
Memberikan penertian pentingnya pembatasan aktivitas
Menganjurkan keluarga untuk membantu klien dan memantau aktivitas
klien
|
|
3
|
08/1/02
12.40
|
Menganjurkan klien banyak makan
Menerangkan pentingnya makan yang banyak
Memberikan reinforcemen positif setelah klien makan
|
|
Catatan Perkembangan
Tanggal 9 Januari 2002
Diagnosa 1 :
S : Masih sesak, nyeri dada (bagian sternum)
O : RR 28 X/mnt, Diaphoresis, Batuk (-), Sputum (+) bening jumlah sedikit,
Pekak basal paru dan parasternal, Suaran
nafas lemah pada basal paru
A : Belum teratasi
P : Persiapan pelaksanaan Pungsi Pleura : Informed Concent; kesiapan fisik
Pemeriksaan Fisik,
I : Mengkaji fisik dan tanda vital, penyiapan informed concent
Memberikan informasi tentang pelaksanaan
Membantu pelaksanaan pungsi, melakukan
monitoring post pungsi
E : Menyatakan siap untuk dilakukan pungsi; tanda vital stabil setelah punsi, volume cairan pungsi 300 cc, warna keruh, meyatakan sangat haus namun nafas terasa agak enak, RR 20 X/mnt
Diagnosa 2 :
S : Sesak nafas, hanya di Tempat tidur saja
O : Klien hanya di tempat tiur, posisi duduk dengan tanpa sandaran (agak membungkuk), diaphoresis
A :maslah tetap
P :mengajarkan posisi rileks di tempat tidur
I :mengajarkan posisi duduk yang baik dengan sandaran (fowler/semi fowler) serta posisi tanpa sandaran (posisi memangku bantal)
E :Klien mengatakan lebih enak dengan posisi duduk karena capek berbaring terus disamping nafas terasa lebih longgar; menyatakan akan mempraktekkan hal-hal yang telah diajarkan
Diagnosa 3 :
S : Mengatakan makan habis ½ porsi, namun makan makanan lain
O : BB tidak terkaji; nasi tinggal sedikit
A :masalah tetap
P : Terangkan jenis makanan pengganti nutrisi
Pastikan pada klien bahwa tidak ada pantangan
mulak untuk penyakit klien
Yakinkan akan pentingnya nutrisi
I : Menerangkan jenis makanan pengganti nutrisi
Meyakinkan pada klien bahwa tidak ada pantangan mulak untuk penyakit
klien
Memberikan penguatan penjelasan akan pentingnya nutrisi
E : Mengatakan akan mematuhi nasehat perawat
Tanggal 10 Januari 2002
Diagnosa 1 :
S : Masih sesak, nyeri dada (bagian sternum)
O : RR 28 X/mnt, Diaphoresis, Batuk (-), Sputum (+) bening jumlah sedikit,
Pekak basal paru dan parasternal, Suara nafas
lemah pada basal paru, berkurang dari manifestasi hari sebelumnya
A : Belum teratasi
P : kaji tanda vital; pernafasan, pantau AGD
I : Mengkaji fisik dan tanda vital
Merawat dareah luka paska pungsi pleura
E : Menyatakan masih sesak walaupun terasa agak longgar
Diagnosa 2 :
S : Sesak nafas, hanya di Tempat tidur saja
O : Klien hanya di tempat tidur, posisi duduk dengan tanpa sandaran (agak membungkuk) dengan bersandar pada bantal, diaphoresis
A :maslah teratasi sebagian
P :mengajarkan posisi rileks di tempat tidur
I :mengajarkan posisi rileksasi
E :Klien mengatakan lebih enak dengan posisi duduk karena capek berbaring terus disamping nafas terasa lebih longgar; menyatakan akan mempraktekkan hal-hal yang telah diajarkan
Diagnosa 3 :
S : Mengatakan makan habis ¾ porsi, makan makanan lain
O : BB tidak terkaji; nasi tinggal sedikit
A :masalah teratasi sebagian
P : Ukur Antropometri
Ukur nilai protein
Membantu pemenuhan nutrisi
I :
Memberikan penguatan penjelasan akan pentingnya nutrisi
ConversionConversion EmoticonEmoticon