A WORLD WIDE EFFORT WILL STOP IT
Acquired Immuno Deficiency Syndrome
~
Kumpulan gejala klinis, ~ Stadium akhir HIV, ~ Defisiensi Cell Mediated
Immunity, ~ Penyakit infeksi (opportunitistic) atau tumor. Infeksi
oleh kuman-kuman yang pada orang sehat tidak menimbulkan gejala penyakit.
Etiologi : ~ Human immunodefisiensi virus
(HIV).
~ Virus RNA.
~ RNA REVERSE TRANS- DNA
CRYPTOSE ENZYME
Gejala Mayor : ~ BB menurun atau gagal
tubuh, ~ Diare > 1 bulan (kronis/berulang).
~ Demam > 1bulan
(kronis/berulang), ~ Infeksi sal.nafas bawah yang
parah atau menetap.
Gejala Minor : ~ Lymfadenopati generalisata
atau hepatosplenomegali.
~ Kandidiasis oral.
~ Infeksi THT yang
berulang.
~ Batuk kronis, ~
Dermatitis generalisata, ~ Encefalitis.
Presistent
Generalised Lymphadenopathy ( PGL )
~ Pembesaran kel. Getah bening, ~ Minimal
diameter 1 cm,~ Minimal 2 lokasi ekstrainguinal, ~ minimal selama 3 bulan, dan
bukan akibat peny. Lain atau obat.
DEFINISI OPERATIONAL AIDS
(SURVEILANDS)
I.Orang Dewasa (>12thn).
1.
Klinis :
~ Sarkoma koposi atau Pneumonia Pneumocystik
Carani (PCP)
~ Minimal 2 gejala mayor +1 gejala minor.
II.Anak (<12thn).
~
> 18 bln tekanan HIV anak +
~
< 18 bln tekanan HIV ibu dan ditambah dengan : minimal 2 gejala mayor dan
2gejala minor.
Kronologis Perjalanan Infeksi HIV
à 4
Stadia :
I.
Infeksi HIV primer.
II.
HIV dengan defisiensi imun dini
(sel CD-4>500/mL).
III.
HIV dengan defisiensi imun
sedang (sel CD_4=500-200/mL).
IV.
HIV dengan defisiensi imun
berat (sel CD-4<200/mL).
Infeksi HIV Primer .
~ Virus HIV masuk à antibodi terbentuk
(serokonversi).`~ Rata-rata 2 minggu,
~ Flu-like syndrome atau infectious
mononucleosis like syndrome.
Tabel. 1 Gambaran klinik Infeksi HIV
Primer.
UMUM
~ Demam, Faringitis, Lympadenopati
,Atralgia, Myalgia, Letih,
Anoreksia(penurunan berat badan).
|
NEUROLOGI
Nyeri kepala (Retro orbita), Meninggo-
Ensefalitis, Neuropati perifer,
Radikulopati
Neuritis bronchial, GBS, ggn kognitif
Afektif.
|
DERMATOLOGI
Ruam” erythematous-maculopapular”,
Ruam mirip roseola, Urticaria “muco-
Cutaneous”, Alopecia.
|
GASTRO INTESTINAL
Candidiasis oral/orofaryngeal,
mual/muntah, Diare.
|
RESPIRASI
Batuk
|
|
~ Sel CD-4
à Mula-mula menurun à normal.
~ Viral Load :
à Mula-mula tinggi à menurun (bervariasi).
à Prediksi perjalanan penyakit.
HIV dengan Defisiensi Imun
1.
Hilangnya gejala infeksi primer
sampai sel CD-4 sekitar 500/mL.
2.
Rata-rata 4-5 thn (sampai 10
thn).
3.
Umumnya Asimtomatic.
4.
Kadang-kadang terjadi gejala
penyakit auto imun Disorders.
à
Persistens Lymphadenopati PGL.
à Viral
load :
1.
Bervariasi (<200 kopi/mlà 100.000 kopi/mL).
2.
Prediksi perjalanan penyakit.
3.
Terapi antiretro viral.
4.
Perlu dipantau reguler
(3-6bln).
à
Penderita perlu dipantau teratur (+konseling).
à
Pertimbangan vaksinasi tertentu.
Tabel. 3
.~ Rutin :- Hepatitis B, - Pneumococal,
- Influenza.
|
~ Kontradiksi : - BCG, - Oral polio
vaccine
-
Vaccinia, Ty-21 a typoid
-
Yellow fever.
|
~ Non Rutin :- Difteria, - Tetanus, Polio
vaccine, Cholera,
Plaque,
Inactivated typhoid
vaccine
- Rabies, - Antrax.
|
|
HIV DENGAN DEFISIENSI IMUN SEDANG
`~Jumlah sel CD-4 =500/mL-200/mL., ~
Rata-rata 5 tahun, ~ Kebanyakan penderita masih sehat, ~ Kadang-kadang
diselingi penyakit ringan.
Tabel.4
Gambaran Klinik Defisiensi Imun Sedang
LOKASI
|
MACAM KELAINAN/PENYAKIT
|
KEADAAN UMUM
|
BB turun, demam, perubahan perilaku (yang
tidak diketahui sebabnya).
|
KULIT
|
Herpes simpleks atau zooster,
folliculitis, dermatophytic infections, molluscum contangiousum, Kaposi`s
sarcoma, Bruising.
|
MULUT
|
Candidiasis, Dentition, Kaposi`s sarcoma,
Gingivitis, Hairy leukoplakia.
|
KELENJAR LYMPHE
|
Pembekakan didaerah leher, Occipital,
Supraclavicular, Inguinal, dan Tonsil (lympoma non-Hodgkin)
|
SISTEM RESPIRASI
|
Infeksi
|
GENETALIA
|
Herpes simpleks, dermatophytic
infecsiosus, candidiasis, cervical intra epithelia neoplasia pada pemeriksaan
pap smear.
|
MATA
|
Lapangan pandang (funduscopy untuk
melihat adanya eksudat dan perdarahan).
|
THT
|
Sinusitis kronis.
|
à
Viral-load meningkat cepat (>30.000 kopi/mL).
à
Terapi antiretroviral kombinasi.
à
Terapi profilaksis Pneumocystis carini pneumonia (PCP) dan Toxoplasmosis dengan
Co-trimoxazole.
à
Kontrol penderita teratur(+konseling).
HIV DENGAN DEFISIENSI IMUN BERAT.
`~ Jumlah selCD-4<200/mL.,~ Penderita
sering sakit (infeksi atau kanker).,~ keadaan umum menurun.
à
Terapi antiretroviral kombinasi.
à
Terapi infeksi sekunder atau kanker.
à
Profilaksis PCP, jamur, Herpes simplex, CMV,TBC, Toxoplasmosis.
à
Terapi paliatif/Supportif.
à
Konseling.
PENGOBATAN ANTIRETROVIRAL
à
Sebelum 1996.
~
Tunggal (AZT), ~ Antibiotika, ~ Anti jamur, ~ Anti virus(Herpes simplex,CMV),
~
Anti kanker.
à
Tujuan : ~ Memperbaiki kwalitas hidup dan memperpanjang harapan hidup.
à
Dasarnya : ~ Gejala klinik dan Jumlah sel CD-4.
à
Sesudah 1996.
~ Antiretroviral sedini mungkin dan kombinasi (NRTI+PI)>
à
Tujuan : ~ Memperbaiki kwalitas hidup dan memperpanjang harapan hidup serta
Sembuh (?).
à Dasar
: ~ Gejala klinik, ~ Jumlah sel CD-4, ~ Viral Load.
Tabel 6
Rekomendasi Pengobatan Dengan Antiretroviral.
STADIUM INF. HIV
|
REKOMENDASI
|
Infeksi HIV dengan gejala
|
Mulai pengobatan
|
Asimtomatik
(sel CD-4<500/mm3
|
Mulai pengobatan atau boleh ditunda apabila
jumlah sel
CD>350/mm3, dan beban virus<5000-10000
kopi/mL.
|
Asimtomatik
(sel CD-4 >500/mm3)
|
Mulai pengobatan, apabila beban virus
>30.000-50000
Kopi/mL atau jumlah sel CD-4 cepat turun.
Tetapi apabila beban virus > 5000-10000 kopi/mL, pengobatan dapat
|
Sampai Saat Ini Ada Beberapa Macam Anti-Retroviral
Untuk Pengobatan Penderita HIV /AIDS (ODHA)
à
Anti-retroviral pada stadium I (Infeksi HIV Primer)
~ Replikasi virus HIV cepat.
~ AZT 2x250mg/hari selama 6 bulan.
~ Panel internasional : - Kombinasi 2 obat gol. NRTI dan dipertimbangkan
di +
1
obat gol. PI.
à
Profilaksis :
1.
AZT 6x200mg/hari selama 3 hari,
diteruskan 6x100-200 mg/hari (25 hr).
2.
Kombinasi 2 obat yg. Belum
pernah diminum ODHA sumber infeksi.
3.
Panel internasional.
4.
Kombinasi 3 obat (2NRTI+1 PI)
selama 2 minggu.
ASUHAN
KEPERAWATAN
Acquired Immuno
Deficiencies Syndrome
AIDS
Materi : Bpk. Padholi, SKP
Overview :
·
Stage lanjut dari gejala yang
berkelanjutan akibat infeksi HIV.
·
AIDS tidak sama HIV.
·
Tidak semua orang terinfeksi HIV
menderoita AIDS.
Pengetahuan dan praktek pengendalian
infeksi yang tepat, mengurangi ketakutan perawat terhadap terinfeksinya selama
perawatan.
Pengkajian :
·
Pengkajian yang hati-hati,
berkelanjutan dan komprehensive merupakan hal yang krusial.
·
Gejala AIDS melibatkan multiple
sistem organ.
Infeksi dan masalah klinik dapat ditemukan
sedini mungkin dan dapat diobati seefektif mingkin.
1.
Riwayat Keperawatan.
·
Kaji keluhan dan sakit
terakhir, kapan dimulai, beratnya gejala, masalah yang menyertai, dan beberapa
intervensi.
·
Praktek seksual dan riwayat
PHS.
·
Pengunaan obat-obatan dan
pengunaan jarum suntik terakhir.
·
Tingkat pengetahuan klien
mengenai diagnosis, pengelolaan gejala, pemeriksaan diagnostik, pengobatan,
penularan virus.
·
Kapan diagnosis aids dibuat.
2.
Manifestasi Klinis.
·
Manifestasi Immunologic
Leukopenia (<1500 mm3)
1) Ratio T4:T8 < 2, T4<200/mm3++
Hypergammaglobulinemia,
Opportunistic infeksi,
Lympadenopati,
kelelahan
t Manifestasi integument, Kulit kering, Hambatan pemyem-
Buhan luka,
Keringat malam hari
t Respirasi, Batuk, Napas
pendek
|
tSSP,Dimensia, Headache, Demam,
Gangguan penglihatan, Penurunan memory, Nye ri, Perub kepribadian,
Gelisah,
tGastrointestinal Diarr-
hea, Penurunan BB,
Mual,Muntah
|
3.
PSIKOSOSIAL
t Kaji system support klien
t Tingkat Kecemasan Klien, konsep diri
4.
LABORATORIUM
- Limfosit
- T4: T8 ratio
- Test antibody
1.
ELISA ( Enzym Linked
Immunosorbent Assay )
·
Biasanya diambil 3 mg-3 bulan
dari HIV +
·
False Negatif : awal infeksi, orang dengan kanker, terapi
imunosuppresive lama
·
False positif : multipara, pengguna obat iv, riwayat
malaria, limphoma, reaktif terhadap HLA-DR4 leukosit.
2.
Western Blot
·
Konfirmasi test Elisa
·
Lebih spesifik
- Kultur virus
- Antigen assay ( P24)
COMMON DIAGNOSIS AIDS
1.
Gangguan pertukaran gas bd
anemi, infeksi pernapasan dan malignancy
2.
Nutrisi ‹ kebutuhan tubuh bd
diare, mual muntah, peningkatan metabolisme
3.
Diare bd infeksi, intoleransi
makanan, pengobatan
4.
Gangguan integritas kulit bd
infeksi, kaposi sarcoma, inkontinensia
5.
Resiko tinggi infeksi bd imune
defisiensi
6.
Perubahan prosese berpikir bd
AIDS dimensia kompleks, infeksi CNS
7.
Gangguan harga diri bd
perubahan gambaran tubuh, ketergantungan
8.
Isolasi social bd praktek
pengendalian infeksi, penularan virus
IMPLEMENTASI
1.
GANGGUAN PERTUKARAN GAS
Tujuan :
·
Klien akan mempertahankan
perfusi dan oksigenasi yang adekuat
·
Mengalami dyspnea dan
ketidaknyamanan yang minimal
Intervensi :
- Terapi obat
·
Terapi obat disesuaiukan
penyebab ksulitan pernapasan
·
Pneumocistis : trimethoprimsulfamethoxazole iv/po
·
Pentamidine isothianate iv/po
- Mempertahankan dan meningkatkan fungsi respirasi
·
Memeriksa rata-rata, kedalaman,
rytme, suara napas, tanda vital dan monitor cyanosis tiap 8 jam
- Kenyamanan
·
Mengkaji kenyamanan klien
·
Posisi elevasi kepala dari
tempat tidur
·
Membantu klien dalam melakukan
aktivitas
2.
PERUBAHAN NUTRISI <
KEBUTUHAN TUBUH
Tujuan :
·
Klien akan mencapai atau
mempertahankan berat badan melalui nutrisi dan hidrasi yang adekuat
Intervensi :
a.
Terapi obat
·
Ketoconazole atau fluconazole
iv/po, amfotericin B
·
Lakukan perawatan mulut, pemberian
ice chips dan menjaga lingkungan klien terhadap bau yang tak disukai
·
Anti emetik digunakan sesuai
order
b.
Terapi diet
·
Monitor BB, I/O dan jumlah
kalori
·
Kaji makanan kesukaan dan
praktek diet
·
Diet TKTP rendah mikrobial
·
Pemberian makanan sedikit tapi
sering
·
Jika pemberian peroral tidak
dicapai, bisa paarenteral atau parenteral
3.
DIARRHEA
Tujuan :
·
Mengalami penurunan diarrhe
·
Mempertahankan status cairan,
elektrolit dan nutrisi
·
Meminimalkan incontinencia
Intervensi :
·
Pemberian anti diarrhe (
diphenoxylate hydrocloride ) diberikan sesuai jadwal
·
Diet rendah serat, rendah
lemak, makanan manis
·
Hindari alkohol dan kafein
·
Berikan makanan sedikit tapi
sering, dan minum banyak
·
Membantu BAK dengan menyediakan
pispot
·
Memberikan privacy, dukungan
dan pengertian
4.
GANGGUAN INTEGRITAS KULIT
Penyebab lesi
yang utama kaposi’s sarcoma
Tujuan :
·
Klien akan mengalami
penyembuhan dari beberapa lesi kulit
·
Menghindari kerusakan kulit
Intervensi :
·
Chemoterapi, alpha interferon
kombinasi zidfovudine
·
Pemberian analgesic
·
Jaga lesi terhadap kebersihan
dan tetap kering
·
Berikan perawatan kulit dan
pembersihan abces pada herpes simpleks
5.
RESIKO TINGGI INFEKSI
Tujuan :
Klien dapat
mencegah infeksi opportunistik
Intervensi :
a.
Terapi obat
·
Zidovudine atau AZT (retrovir)
iv/po
b.
Peningkatan Immune
·
Transplantasi bone marrow,
transfusi limphosit, pemberian limfokin
·
Ajarkan untuk menghindari
paparan infeksi
6.
GANGGUAN PROSES BERPIKIR
Tujuan :
Mendemonstrasikan
perbaikan status mental
Intervensi :
- Orientasi
·
Kaji status mental dan
neurologi dan bandingkan dengan data dasar
·
Orientasikan klien terhadap
waktu, tempat dan orang
·
Berikan arahan serta gunakan
kalimat pendek
·
Jelaskan ajktifitas dengan
bahasa yang sederhana dan libatkan klien dalm penyusunan jadwal
·
Susun peralatan diruang sama
seperti di rumah
- Terapi obat
- Tindakan keamanan
·
Bantu klien mandi, berpakaian,
makan, ambulasi, dan adl lainnya
·
Kaji tanda peningkatan ICP
·
Laporkan segera adanya
perubahan neurologi
- Support
·
Buat lingkungan senyaman
mungkin
·
Jawab pertanyaan secara sopan,
sensitif, dan ajarkan keluarga bagaimana mengorientasikan klien.
7.
GANGGUAN HARGA DIRI
Tujuan :
·
Mengidentifikasi aspek positif
darinya
·
Menerima dirinya
Intervensi :
·
Ciptakan suasana yang dapat
menerima klien
·
Tingkatkan hubungan saling
percaya
·
Bantu klien mengekspresikan
perasaan dan mengidentifikasi aspek positif dirinya
·
Jaga privacy klien tanpa
mengisolasi klien
·
Dorong klienkemandirian,self
care, pengambilan keputusan
8.
ISOLASI SOSIAL
Tujuan :
·
Mengidentifikasi perilaku yang
menyebabkan isolasi sosial
·
Menunjukkan perilaku yang
mengurangi isolasi sosial
Intervensi :
a.
Peningkatan interaksi sosial
·
Berikan pengertian dan bantu
klien menemukan cara memperkecil rasa penolakannya
·
Kurangi barier terhadap kontak
sosial dengan klien
·
Ajarkan cara penularan HIV dan
bagaimana cara melakukan pencegahan secara umum
·
Dorong klien mengungkapkan
perasaan tentang diri, coping dan kemampuan mengendalikan situasi
b.
Pendidikan untuk pencegahan
transmisi
UNIVERSAL PRECAUTION
Semua upaya pencegahan penularan penyakit
di unit-unit pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas dll.
Meliputi :
1.
Menghindari kontak langsung
dengan cairan tubuh, bila menangani cairan tubuh klien gunakan alat pelindung
seperti sarung tangan, masker, kaca mata pelindung, sepatu boot, schot yang
disesuaikan dengan tindakan yang dilakukan
2.
Mencuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
3.
Dekontaminasi cairan tubuh
4.
Memakai alt kedokteran sekali
pakai atau sterilisasi semua alat kedokteran yang dipergunakan. Jangan memakai
jarum suntik lebih dari satu kali.
5.
Pemeliharaan kebersihan tempat
pelayanan kesehatan
6.
Membuang limbah secara benar
ConversionConversion EmoticonEmoticon