LAPORAN PENDAHULUAN
HIPEREMESIS GRAVIDAUM
A. Konsep Medis
1.
Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah muntah
yang terjadi sampai umur kehamilan 20 minggu, begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dan diminum dmuntahkan sehingga mempengaruhi keadaan umum dan pekerjaan
sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, terdapat aseton dalam urine, bukan
karena penyakit seperti appendicitis, pielitis dan sebagainya
2.
Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti, beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang
ditemukan.
a.
Faktor predisposisi yang sering
ditemukan adalah primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi
yang tinggi pada molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa
faktor hormon memegang peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
b.
Masuknya vili khorialis dalam
sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang
menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan faktor organic.
c.
Alergi
d.
Faktor psikologik memegang
peranan yang penting pada penyakit ini walaupun hubungannya dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum belum diketahui dengan pasti.
3.
Patofisiologi
Ada yang mengatakan
bahwa, perasaan mual adalah akibat dari meningkatnya kadar estrogen, oleh
karena itu keluhan ini terjadi pada trimester pertama.
Pengaruh psikologik hormon estrogen ini
tidak jelas, mungkin berasal dari sistem saraf pusat atau akibat berkurangnya
pengosongan lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi dan tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis
hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil
wanita tetapi faktor psikologik merupakan faktor utama, disamping faktor
hormonal yang jelas wanita yang sebelum
kehamilan sudah menderita lambung spastic dengan gejala tak suka makan dan
mual, akan mengalami emesis gravidarum yang berat.
Hiperemesis gravidarum ini dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Karena oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis dengan
tertimbunnya asam aseton asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang. Hal
ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang pula dan
tertimbunlah zat metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai akibat dari
muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah
yang lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit
dipatahkan.
4.
Gejala dan Tanda
Hiperemesis gravidarum, menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi dalam 3 tingkatan yaitu :
a.
Tingkatan I
Muntah terus menerus yang mempengaruhi
keadaan umum penderita, ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan
menurun dan nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 kali permenit,
tekanan darah sistol menurun, turgor kulit berkurang, lidah mengering dan mata
cekung.
b.
Tingkatan II
Penderita tampak lebih lemah dan
apatis, turgor kulit lebih berkurang, lidah mongering dan nampak kotor, nadi
kecil dan cepat, suhu kadang-kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan
menurun dan mata menjadi cekung, tensi rendha, hemokonsentrasi, oliguri dan
konstipasi, aseton dapat tercium dalam hawa pernapasan, karena mempunyai aroma
yang khas dan dapat pula ditemukan dalam kencing.
c.
Tingkatan III
Keadaan umum lebih parah, muntah
berhenti, kesadaran menurun dan somnolen sampai koma, nadi kecil dan cepat,
suhu badan meningkat dan tensi menurun.komplikasi fetal dapat terjadi pada
saraf yang dikenal sebagai ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus dan
diplopia, keadaan ini adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk
vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus adalah tanda adanya payah hati
5.
Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap hyperemesis
gravidarum perlu dilaksanakan dengan jalan memberikan penerapan tentang
kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan
keyakinan bahwa mual dan muntah kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
fisioligk pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan,
menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil
tetapi lebih sering, waktu bangun pagi jangan
segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti kering atau
biskuit dengan teh hangat.
Makan yang berminyak dan minuman
sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
a.
Obat-obatan
Sedatif yang sering digunakan adalah Phenobarbital, vitamin yang dianjurkan vitamin B1
dan B6 keadaan yang lebih berat diberikan anti emetiksepeti
disiklomin hidroklorida dan khlorpromazin, anti histamine ini juga dianjurkan
seperti dramamin, avomin.
b.
Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang
tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik tidak diberikan makan/minuman
selama 24 – 28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan
berkurang atau hilang tanpa pengobatan
c.
Terapi psikologik
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa
penyakit dapat disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang berat serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
d.
Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup
elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukosa 5% dalam caran garam
fisiologik sebanyak 2 – 3 liter per hari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan
vitamin, khususnya vitamin B kompleks dan vitamin C. bila ada kekurangan
protein, dapat diberikan pula asam amino secara intravena.
e.
Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak
menjadi baik, bahkan mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan
psikiatri bila keadaan memburuk. Delirium, kebutuhan, bradikardi, ikterus
anuria dan perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organic. Dalam keadaan
demikian pual perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena satu pihak tidak
boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh menunggu sampai
terjadi gejala ireversibel pada organ vital.
f.
Diet
1)
Diet hiperemesis I diberikan
pada hiperemesis tingkat II. Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan.
Cairan tidak diberikan bersamaan dengan makanan tetapi 1 – 2 jam sesuadahnya.
Makanan ini kurang dsalam semua zat-zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
2)
Diet hiperemesis II diberikan
bila rasa mual dan muntah berkurang secara berangsur mulai diberikan bersamaan.
Makanan ini rendah dalam semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
3)
Diet hiperemesis III diberikan
kepada penderita dengan hiperemesis ringan. Menurut kesanggupan penderita minum
boleh diberikan besama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
kalsium.
6.
Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis
hiperemesis gravidarum sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi
diri, namun demikian pada tingkatan yang berat,penyakit ini dapat mengancam
jiwa ibu dan janin.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1.
Pengkajian data focus
a.
Aktifitas istirahat
Tekanan darah sistol menurun, denyut
nadi meningkat (>100 kali permenit)
b.
Integritas ego
Konflik interpersonal keluarga,
kesulitan ekonomi, perubahan persepsi tentang kondisinya, kehamilan tak
terencana.
c.
Eliminasi
Perubahan pada konsistensi, defeksai,
peningkatan frekuensi berkemih, urinalisis, peningkatan konsentrasi urine.
d.
Makanan/cairan
Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8
minggu), nyeri epigastrium,pengurangan BB (5 – 10 kg), membran mukosa mulut
iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, napas berbau aseton, turgor kulit
berkurang, mata cekung dan lidah kering.
e.
Pernapasan
Frekuensi pernapasan meningkat
f.
Kecemasan
Suhu kadang naik, badan lemah, ikterus
dan dapat jatuh dalam koma
g.
Seksualitas
Penghentian menstruasi, bila keadaan
ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.
h.
Interaksi sosial
Perubahan status kesehatan/stressor
kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi
terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.
i.
Pembelajaran dan penyuluhan
Segala yang dimakan dan diminum
dimuntahkan, apalagi kalau berlangsung sudah lama, berat badan turun naik dari
1/10 berat badan normal, turgor kulit, lidah kering, adanya aseton dalam urine.
j.
Pemeriksaan diagnostic
1)
USG (dengan menggunakan waktu
yang tepat)
Mengkaji usia gestasi janin dan adanya
gestasi multiple, mendeteksi abnormalitas janin, melokalisasi plasenta
2)
Urinalisis
Kultur, mendeteksi bakteri, BUN
3)
Pemeriksaan fungsi hepar
AST, ALT, dan kadar LDH
2.
Diagnosa Keperawatan
a.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d frekuensi mual dan muntah berlebihan
b.
Defisit volumen cairan b/d
kehilangan cairan yang berlebihan
c.
Koping tidak efektif b/d
perubahan psikologi kehamilan
d.
Intoleransi aktivitas b/d
kelemahan
3.
Rencana Keperawatan
a.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b/d frekuensi mual dan muntah berlebihan.
Tujuan :
Klien akan meingkatkan kebutuhan
nutrisinya, mampu mehanan makan dalam jumlah yang cukup untuk menopang atau
menahan dirinya dan pertumbuhan janin.
Kriteria :
·
Klien akan mengungkapkan selera
makan baik
·
Tidak ada rasa mual dan muntah
·
BB meningkat
Intervensi :
1)
Kaji frekuensi dan beratnya
mual dan muntah
Rasional :
2)
Timbang BB setiap hari
Rasional :BB penting untuk memonitor
proses terapi, perkembangan BB merupakan salah satu indikator adanya perbaikan
nutrisi
3)
Anjurkan makan dalam porsi
kecil tapi sering
Rasional : dapat mencukupi asuhan
nutrisi yang dibutuhkan tubuh
4)
Anjurkan untuk makan makanan
selingan seperti biscuit, roti dan teh hangat sebelum tidur pada siang hari
Rasional : makanan selingan dapat
mengurangi atau menghindari rangsangan mual dan muntah yang berlebih
5)
Pantau kadar hemoglobin dan
hematokrit
Rasional : mengidentifikasi adanya
anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu.
b.
Defisit volume cairan b/d
kehilangan cairan yang berlebihan
Tujuan : klien akan mempertahankan
keseimbangan cairan dan elektrolit
Kriteria :
·
Mukosa bibir lembab
·
Turgor kulit baik
·
Output sesuai intake
·
Kadar elektrolit dalam batas
normal
Intervensi :
1)
Pantau tanda-tanda dan gejala
kekurangan cairan
Membran mukosa kering
Urine kuning kecoklatan
Turgor kulit jelek
Rasional :penurunan volume cairan yang
bersirkulasi menyebabkan kekeringan jaringan dan pemekatan urine merupakan
tanda dehidrasi
2)
Lakukan pemeliharaan kebersihan
mulut sebelum dan sesudah makan.
Rasional : mencegah perkembang biakan
kuman dan memberi rasa segar dan nyaman sehingga rasa mual kurang.
3)
Observasi tanda vital setiap 2
– 4 jam
Rasional : perubahan tanda vital
merupakan indikator adanya gangguan
keseimbangan cairan, tekanan darah menurun, nadi dan suhu yang meningkat
merupakan tanda dehidrasi hipovolemia.
4)
Anjurkan klien untuk minum
dalam jumlah kecil tapi sering
Rasional :Mengganti kekurangan cairan
yang keluar bersama-sama dengan muntah
5)
Kolaborasi tim medis untuk pemberian cairan parenteral dan pemberian
obat anti emetik bila memungkinkan
Rasional ; pemberian cairan
parenteral memperbaiki volume
cairan dan memungkinkan untuk mengganti
cairan.
b.
Cemas b/d koping tidak efektif,
perubahan psikologi kehamilan
Tujuan : setelah diberi penjelasan
terhadap proses penyakit diharapkan cemas hilang atau berkurang
Kriteria :
Klien nampak rileks
Koping efektif
Dapat beristirahat dengan tenang
Intervensi :
1)
Kontrol lingkungan klien dan
batasi pengunjung
Rasional : untk mencegah dan mengurangi
kecemasan
2)
Kaji tingkat fungsi psikologis
Rasional : untuk menjaga integritas
psikologis
3)
Berikan support psikologis
Rasional : untuk menurunkan kecemasan
dan membina rasa saling percaya.
4)
Berikan penguatan positif
Rasional : untuk meringankan pengaruh
psikologis akibat kehamilan
5)
Berikan pelayanan kesehatan
yang maksimal
Penting untuk meningkatkan kesehatan
mental klien
c.
Intoleransi aktivitas b/d
kelemahan
Tujuan : setelah diberikan pengarahan
diharapkan keletihan teratasi
Kriteria :
Energi bertambah
Dapat melakukan aktivitas sesuai
kebutuhan
Intervensi :
1)
Anjurkan klien membatasi
aktivitas dengan istirahat yang cukup
Rasional : menghemat energi dan
menghindari pengeluaran tenaga yang terus menerus untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan uterus
2)
Anjurkan klien untuk menghindari
mengangkat berat
Rasional : aktivitas yang ditoleransi
sebelumnya mungkin tidak dimodifikasi untuk wanita beresiko
3)
Bantu klien beraktifitas secara
bertahap
Rasional : aktivitas bertahp
meminimalkan terjadinya trauma serta meringankan dalam memnuhi kebutuhannya
4)
Anjurkan tirah baring yang
dimodifikasi sesuai indikasi
ConversionConversion EmoticonEmoticon