DIAGNOSA KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN INFEKSI NIFAS
1.Infeksi
berhubungan dengan trauma persalinan, jalan lahir, dan
infeksi nasokomial.
Tujuan
1: mencegah dan mengurangi infeksi.
Intervensi:
-
Kaji data pasien dalam
ruang bersalin.Infeksi perineum (menggunakan senter yang baik), catat warna,
sifat episiotomi dan warnanya. Perkiraan pinggir epis dan kemungkinan
“perdarahan” / nyeri.
-
Kaji tinggi fundus dan
sifat.
-
Kaji lochia: jenis,
jumlah, warna dan sifatnya. Hubungkan dengan data post partum.
-
Kaji payudara: eritema,
nyeri, sumbatan dan cairan yang keluar (dari puting). Hubungkan dengan data
perubahan post partum masing-masing dan catat apakah klien menyusui dengan ASI.
-
Monitor vital sign,
terutama suhu setiap 4 jam dan selama kondisi klien kritis. Catat kecenderungan
demam jika lebih dari 38o C pada 2 hari pertama dalam 10 hari post partum.
Khusus dalam 24 jam sekurang-kurangnya 4 kali sehari.
-
Catat jumlah leukosit
dan gabungkan dengan data klinik secara lengkap.
-
Lakukan perawatan
perineum dan jaga kebersihan, haruskan mencuci tangan pada pasien dan perawat.
Bersihkan perineum dan ganti alas tempat tidur secara teratur.
-
Pertahankan intake dan
output serta anjurkan peningkatan pemasukan cairan.
-
Bantu pasien memilih
makanan. Anjurkan yang banyak protein, vitamin C dan zat besi.
-
Kaji bunyi nafas,
frekwensi nafas dan usaha nafas. Bantu pasien batuk efektif dan nafas dalam
setiap 4 jam untuk melancarkan jalan nafas.
-
Kaji ekstremitas:
warna, ukuran, suhu, nyeri, denyut nadi dan parasthesi/ kelumpuhan. Bantu
dengan ambulasi dini. Anjurkan mengubah posisi tidur secara sering dan teratur.
-
Anjurkan istirahat dan
tidur secara sempurna.
Tujuan
2: identifikasi tanda dini infeksi dan mengatasi penyebabnya.
Intervensi:
-
Catat perubahan suhu.
Monitor untuk infeksi.
-
Atur obat-obatan
berikut yang mengindikasikan setelah perkembangan dan test sensitivitas
antibiotik seperti penicillin, gentamisin, tetracycline, cefoxitin,
chloramfenicol atau metronidazol. Oxitoksin seperti ergonovine atau methyler
gonovine.
-
Hentikan pemberian ASI jika
terjadi mastitis supuratif.
-
Pertahankan input dan
output yang tepat. Atur pemberian cairan dan elektrolit secara intravena,
jangan berikan makanan dan minuman pada pasien yang muntah
-
Pemberian analgetika
dan antibiotika.
2.Nyeri
berhubungan dengan infeksi pada organ reproduksi
Tujuan
: Nyeri berkurang/terkontrol
Intervensi
:
-
Selidiki keluhan pasien
akan nyeri;perhatikan intensitas (0-10),lokasi,dan faktor pencetus
-
Awasi tanda
vital,perhatikan petunjuk non-verbal,misal:tegangan otot,gelisah.
-
Berikan lingkungan yang
tenang dan kurangi rangsangan penuh stress.
-
Berikan tindakan
kenyamanan (misal:pijatan/masase punggung)
-
Dorong menggunakan
tekhnik manajemen nyeri ,contoh : latihan relaksasi/napas dalam,bimbingan
imajinasi,visualisasi)
-
Kolaborasi:
-
Pemberian obat analgetika.
Catatan:
hindari produk mengandung aspirin karena mempunyai potensi perdarahan
-
Pemberian Antibiotika
3.
Cemas/ketakutan berhubungan dengan perubahan keadaan
atau ancaman kematian
Tujuan
: Klien dapat mengungkapkan secara verbal rasa cemasnya dan mengatakan perasaan
cemas berkurang atau hilang.
Rencana
tindakan :
1.
Kaji respon psikologis klien terhadap perdarahan paska persalinan
Rasional
: Persepsi klien mempengaruhi intensitas cemasnya
2.
Kaji respon fisiologis klien ( takikardia, takipnea, gemetar )
Rasional
: Perubahan tanda vital menimbulkan perubahan pada respon fisiologis
3.
Perlakukan pasien secara kalem, empati, serta sikap mendukung
Rasional
: Memberikan dukungan emosi
4.
Berikan informasi tentang perawatan dan pengobatan
Rasional
: Informasi yang akurat dapat mengurangi cemas dan takut yang tidak diketahui
5.
Bantu klien mengidentifikasi rasa cemasnya
Rasional
: Ungkapan perasaan dapat mengurangi cemas
6.
Kaji mekanisme koping yang digunakan klien
Rasional
: Cemas yang berkepanjangan dapat dicegah dengan mekanisme koping yang tepat
ConversionConversion EmoticonEmoticon