BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara
ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka
kematian perinatal. Indonesia merupakan negara dengan angka kematian ibu dan
perinatala tertinggi yang berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan
kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.
Pada tahun
1986 AKI di Indonesia mencapai 450 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan tahun
2003 AKI mencapai 307 per 100.000 kelahiran hidup. Target yang diharapkan di
tahun 2010 adalah AKI turun menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup (www.geogle.com).
Untuk
mencapai AKI sekitar 200 per 100.000 kelahiran hidup diperlukan cakupan
persalinan oleh tenaga kesehatan sekitar 80 %. Tujuan pengawasan wanita hamil
ialah menyampaikan sebaik-baiknya fisik dan mental sehingga keadaan ibu saat
postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Diharapkan
AKI tahun 2010 menjadi menurun lebih baik (turun menjadi 125 per 100.000
kelahiran hidup) itu berarti ante natal care harus diadakan agar wanita hamil
sampai akhir kehamilan sekurang-kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat.
Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan sejak dini dan diobati,
wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat fisik dan
mental. Dan perlu penjelasan pula kepada ibu perlunya diadakan pemeriksaaan
teratur (DepKes RI, 2003).
1.2.
Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Mahasiswi
Akademi Kebidanan diharapkan dapat mempunyai pengalaman yang nyata dalam
melaksanakan manajemen kebidanan pada klien dengan ANC.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Mahasiswi
Akademi Kebidanan diharapkan dapat :
a.
Melaksanakan pengkajian pasien
ANC
b. Merumuskan diagnosa kebidanan pada pasien
ANC
c. Antisipasi masalah potensial pada pasien
ANC
d. Identifikasi kebutuhan segera pada pasien
ANC
e.
Melakukan intervensi pada
pasien ANC
f.
Melakukan implementasi pada
pasien ANC
g.
Melakukan evaluasi pada pasien
ANC
1.3.
Batasan Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas yaitu dengan
mengambil suatu Asuhan Kebidanan pada pasien ANC dengan memakai manajemen
kebidanan Varney.
1.4.
Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Batasan Masalah
1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 TINJAUAN
PUSTAKA
BAB 3 TINJAUAN
KASUS
3.1
Pengkajian
3.2
Identifikasi Masalah
3.3
Antisipasi Masalah Potensial
3.4
Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5
Pengembangan Rencana
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 PENUTUP
5.1
Simpulan
5.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian Ante Natal
Care
Ante natal care adalah pengawasan
sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim. Pre natal care adalah pengawasan intensif sebelum kelahiran
(Manuaba, IBG. 1998).
2.2.
Tujuan Asuhan Ante Natal
Care
-
Memantau kemajuan kehamilan,
memantau kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin
-
Mempertahankan kesehatan fisik,
mental dan sosial
-
Deteksi dini adanya
ketidaknormalan
-
Mempersiapkan persalinan cukup
bulan dan selamat baik ibu maupun bayinya
-
Agar masa nifas normal ® ASI eksklusif
-
Mempersiapkan ibu dan keluarga
setelah bayi lahir
(PPKC. 2002)
2.3.
Pemeriksaan Kebidanan
2.3.1.
Jadwal Pemeriksaan Kebidanan
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4
kali selama kehamilan :
·
Satu kali pada triwulan pertama
·
Satu kali pada triwulan kedua
·
Dua kali pada triwulan ketiga
(Prawirohardjo, Sarwono. 2002)
2.3.2.
Anamnese
1)
Nama, umur, pekerjaan, nama
suami, agama dan alamat maksud dari pertanyaan ini untuk identifikasi
(mengenai) penderita dan menentukan status sosial ekonominya yang harus kita
ketahui misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan
diberikan.
2)
Keluhan utama
Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau
ada pengaduan-pengaduan lain yang penting.
3)
Tentang
-
Amenorrhoe
-
Menarche
-
Haid teratur atau tidak dan
siklus
-
Lamanya haid
-
Banyaknya darah
-
Sifat darah : cair, beku,
warnanya, bau
-
Haid nyeri atau tidak
-
Haid yang terakhir
4)
Tentang perkawinan
-
Kawin atau tidak
-
Berapa kali kawin
-
Berapa lama kawin
5)
Kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu
-
Kehamilan
Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat
(toxemia gravidarum)
-
Persalinan
Spontan atau buatan, aterm atau prematur, perdarahan,
ditolong oleh siapa (dokter atau bidan)
-
Nifas
Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi
-
Anak
Jenis kelamin, hidup atau tidak, kalau meninggal umur
berapa dan sebabnya meninggal, BB waktu lahir
6)
Kehamilan sekarang
Bila mulai merasakan pergerakan anak, kalau kehamilan
masih muda adalah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan. Kalau kehamilan sudah
tua adakah bengkak kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan
lain-lain. Keluhan ini harus diingat dalam memberi pengobatan.
7)
Anamnese keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga anak kembar
atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan.
8)
Kesehatan badan
Pernahkah sakit keras atau dioperasi bagaimana nafsu
makan, mictie dan defekasie.
2.3.3.
Pemeriksaan Umum
1)
Bagaimana keadaaan umum
penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran
2)
Adakah anemia, cyanosis, icterus
atau dyspnea
3)
Keadaan jantung dan paru-paru
4)
Adakah oedema
Oedema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxemia
gravidarum atau tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang
mengalirkan darah ke kaki, tetapi juga oleh hypovitaminosis B1, hypoproteinema
dan penyakit jantung.
5)
Refleks
Terutama refleks lutut, refleks lutut negatif terutama
pada hypovitaminose B1 dan penyakit urat saraf.
6)
Tekanan darah
Tekanan darah pada orang hamil tidak boleh mencapai 140
systole atau 90 diastole juga perubahan 30 diastole dan 15 systole di atas
tensi sebelum hamil menandakan toxemia gravidarum.
7)
Berat badan
Walaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi orang
gemuk kurang baik dibandingkan dengan orang yang beratnya normal dalam
menimbang seseorang bukan beratnya saja yang penting tapi lebih penting lagi
perubahan berat setiap kali ibu-ibu memeriksakan diri, berat badan dalam
triwulan ke II tidak boleh tambah dari 1 kg seminggu atau 2 kg sebulan.
Penambahan yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan oleh
penimbunan (retensi) dan disebut preoedema.
8)
Pemeriksaan laboratorium
-
Air kencing
Terutama diperiksa atas glukosa, zat putih telur dans
edimen. Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala
penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang
menyebabkannya.
-
Darah
Dari darah pula ditentukan Hb, sekali 3 bulan karena
pada orang hamil sering timbul anemia karena defidiensi Hb.
-
Faeces
Faeces diperiksa atas telur-telur cacing.
(Sastrawinata,S. 1983)
2.3.4.
Pemeriksaan Lokal
1)
Inspeksi
-
Muka
Adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat/
merah, adakah oedema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
-
Leher
Apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit
jantung) apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar lymfe membengkak.
-
Dada
Bentuk buah dada, pigmentasi puting susu dan gelangang
susu, keadaan puting susu, adakah kolostrum.
-
Perut
Perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites
misalnya) keadaan perut, pigmentasi di linea alba, nampakkah gerakan anak atau
kontraksi rahim, adakah striae gravidarum atau bekas luka.
-
Vulva
Keadaan perineum, carilah varices, tanda chadwick,
condilomatalata, condilo accuminata, bartholinitis, oedema, jaringan parut.
-
Anggota bawah
Adakah varices, oedema, luka, cicatrix pada pelipatan
paha.
2)
Palpasi
Untuk menentukan :
1)
Besarnya rahim dan dengan ini
menentukan tuanya kehamilan
2)
Menentukan letak anak dalam
rahim, selain daripada itu selalu juga harus diraba apakah tumor-tumor lain
dalam rongga perut, cysta, myoma, limfe yang membesar
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang
terdiri atas empat bagian :
@
Leopold I
a.
Kedua telapak tangan pada
tundus uteri untuk menentukan tinggi tundus uterus, sehingga perkiraan umur
kehamilan dapat disesuaikan dengan haid terakhir.
b.
Bagian apa yang terletak
ditundus uterus pada letak membujur sungsang, kepala bulat keras dan melintang
dan tidak bulat, pada letak lintang fundus uteri tidak diisi oleh bagian janin.
Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum dapat diraba dari luar :
-
Akhir bulan ketiga (12 minggu)
TFU 1-2 jari dilatasi symphisis
-
Akhir bulan ke IV (14 minggu)
pertengahan symphisis pusat
-
Akhir bulan ke V (20 minggu) 3
jari dibawah pusat
-
Akhir bulan ke VI (24 minggu)
setinggi pusat
-
Akhir bulan ke VII (28 minggu)
3 jari dibawah pusat
-
Akhir bulan ke VIII (32 minggu)
pertengahan prosecus xypoideus-pusat
-
Akhir bulan ke IX (36 minggu) 3
jari dibawah prosecus xypoideus
-
Akhir bulan ke X (40 minggu)
pertengahan prosecus xypoideus-pusat
Untuk mengikuti pertumbuhan anak dengan cara mengikuti
pertumbuhan rahim, maka sekarang sering ukuran rahim ditentukan dalam cm yang
diukur ialah tingginya fundus uteri dan perimeter umbilikal (lingkaran perut
setinggi pusat). Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan
menurud Mcd :

@
Leopold II
Kemudian kedua tangan diturunkan menelusuri tepi uterus
untuk menetapkan bagian apa yang terletak pada bagian samping :
a.
Letak membujur dapat ditetapkan
punggung anak yang teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci
b.
Pada letak lintang dapat
ditetapkan dimana kepala janin
@
Leopold III
Menetapkan bagian apa yang terdapat di bagian bawah
rahim. Kepala akan teraba bulat dan keras sedangkan bokong teraba lunak, besar
dan juga menentukan apakah bagian bawah anak sudah masuk PAP atau belum
@
Leopold IV
Pemeriksaan menghadap ke arah kaki ibu hamil bisa juga
menentukan bagian bawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk pintu atas
panggul
Pemeriksaan pembantu Leopold
1)
Pemeriksaan Budine
Dipergunakan pada letak membujur untuk lebih menetapkan
dimana punggung janian berada.
Tehnik :
Fundus uteri didorong ke bawah, badan janin akan
melengkung sehingga punggung mudah ditetapkan.
2)
Pemeriksaan menurut Allfeld
Janin dengan letak membujur didorong kesalahan satu sisi
sehingga janian mengisi ruangan yang lebih terbatas. Dengan mendorong janin
kesatu arah maka pemeriksaan punggung janin lebih mudah dilakukan.
3)
Pemeriksaan menurut Knebel
Dilakukan dengan stateskop biasanya dipergunakan
stateskop monodural tetapi dapat juga dipergunakan stateskop kepala atau dengan
Doptone dengan stateskop dapat didengan bermacam-macam bunyi yang berasal dari
:
a.
Anak
-
Bunyi jantung
-
Bising tali pusat
-
Gerakan anak
b.
Ibu
-
Bising rahim
-
Bunyi aorta
-
Bising usus
Cara menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan
3 x 5 detik kemudian jumlah bunyi jantung dalam 3 x 5 detik dikalikan dengan 4.
2.4.
Diagnosa dan Iktisar Pemeriksaan
Setelah pemeriksaan selesai kita
tentukan diagnosa akan tetapi pada pemeriksaan kehamilan tidak cukup kita
membuat diagnosa kehamilan saja tetapi kita harus dapat menjawab pertanyaan
sebagai berikut :
1)
Hamil atau tidak
2)
Primigravida atau multigravida
3)
Tuanya kehamilan
4)
Anak hidup atau mati
5)
Anak tunggal atau kembar
6)
Letak anak
7)
Anak intrauteri atau extrauteri
8)
Keadaan jalan lahir
9)
Keadaan umum penderita
10)
Inpartu
(Sastrawinata, S.1983)
2.5.
Prognosa
Setelah pemeriksaan selesai maka
atas dasar pemeriksaan harus dapat kita membuat diagnosa atau ramalan
persalinan artinya kita berusaha meramalkan apakah persalinan kira-kira akan
berjalan dengan biasa atau sulit dan berbahaya. Ramalan ini perlu untuk
menentukan apakah penderita harus bersalin di rumah sakit atau boleh dirumah
apakah harus dipimpin oleh dokter ahli atau oleh bidan.
2.6.
Terapi (Pengobatan)
-
Tujuan dari terapi pada waktu
hamil ialah untuk mencapai taraf kesehatan yang setinggi-tingginya dalam
kehamilan dan menjelang persalinan.
-
Yang paling sering memerlukan
pengobatan dan atau perawatan adalah :
Ø Anemia
Ø Penyakit defisiensi lainnya seperti hypovitaminose
Ø Hyperremesis gravidarum
Ø Perdarahan dalam kehamilan
Ø Kelainan letak
Ø Toxaemia gravidarum
Ø Kegelisahan menjelang persalinan
Selanjutnya ibu harus diberi nasehat mengenai cara-cara
kehidupan waktu hamil beberapa kali sebulan ia harus memeriksakan diri apa
tanda-tanda bahaya bila ia harus masuk Rumah Sakit atau apa yang harus
disediakan kalau akan bersalin di rumah.
2.7.
Nasehat-nasehat Untuk Ibu Hamil
1)
Makanan diet untuk ibu hamil
Wanita hamil dan menyusui harus
betul-betul mendapat perhatian susuhan dietnya terutama mengenai jumlah kalori,
protein yang berguna untuk perumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan
nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus, prematurus, inertia uteri
perdarahan pasca persalinan, sepsis pueperlis dan lain-lain. Sedangkan makan
berlebihan karena dianggap untuk 2 orang ibu dan janin dapat mengakibatkan
komplikasi seperti gemuk, preeklampsia janin besok dan sebagainya.
Zat Makanan |
Tidak hamil
|
Hamil
|
Menyusui
|
Kalori
Protein
Calcium
Zat besi
Vitamin A
Vitamin O
Thiamin
Ribloflavin
Niasin
Vitamin C
|
2000
55 –
60 gr
0,5 –
0,8
12 gr
5000
Iu
400
0,8
1,2
mg
13 mg
60 mg
|
2300
– 2500
65 –
85 gr
1 –
1,5 gr
15 –
17 gr
6000
Iu
600
1 mg
1,3
mg
15 mg
90 mg
|
3000
80 –
100
1 – 2
gr
15 –
17 gr
7000
– 8000 Iu
800
1,2
mg
1,5
mg
18 mg
90 mg
|
2)
Merokok
Jelas bahwa bayi dari ibu-ibu perokok mempunyai berat
badan lebih rendah karena itu wanita hamil dilarang merokok.
3)
Obat-obatan
Prinsip jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan
selama kehamilan terutama dalam triwulan 1. Perlu dipertimbangkan mana yang
lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin. Oleh karena itu
dipertimbangkan pemakaian obat-obatan tersebut.
4)
Lingkungan
Saat sekarang bahaya polusi udara, air dan makanan
terhadap ibu dan anak sudah mulai diselidiki aeperti halnya merokok.
5)
Gerak badan
Kegunaannya sirkulasi darah menjadi baik, nafsu makan
bertambah, pencernaan lebih baik dan tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang
melelahkan dilarang. Dianjurkan berjalan-jalan pada pagi hari dalam udara yang
masih segar gerak badan di tempat.
-
Berdiri-jongkok
-
Terlentang kaki diangkat
-
Terlentang-perut diangkat
-
Melatih pernafasan
6)
Kerja
-
Boleh kerja seperi biasa
-
Cukup istirahat dan makan
teratur
-
Pemeriksaan hamil yang teratur
7)
Bepergian
-
Jangan terlalu lama dan
melelahkan
-
Duduk lama statis vena (vena
stagnasi) menyebabkan tromboplebitis dan kaki bengkak
-
Bepergian dengan pesawat udara
boleh, tidak ada bahaya hypoksia dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat
udara
8)
Pakaian
-
Pakaian harus longgar, bersih
dan tidak ada ikatan ketat pada daerah perut
-
Pakaian BH yang menyongkong
payudara
-
Memakai sepatu dengan tumit
yang tidak terlalu tinggi
-
Pakaian dalam yang selalu
bersih
9)
Istirahat dan rekreasi
Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang
menguntungkan dan baik bagi kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak
napas dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan.
10)
Mandi
Mandi diperlukan terutama untuk hygiene terutama
perawatan kulit karena fungsi eksresi dan keringat bertambah dianjurkan
menggunakan sabun lembut atau ringan jangan tergelincir dan jagalah
kebersihannya. Douche dan mandi rendam tidak dianjurkan.
11)
Koitus
Koitus tidak dihalangi bila ada sejarah :
-
Sering prematur atau abortus
-
Perdarahan pervagina
-
Pada minggu terakhir kehamilan
koitus harus hati-hati
-
Bila ketuban sedah pecah koitus
dilarang
-
Dikatakan bahwa orgasme pada
hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus sehingga terjadi partus prematurus
12)
Kesehatan jiwa
Walaupun kehamilan dan persalinan adalah suatu hal yang
fisiologi namun banyak ibu-ibu yang tidak tenang, merasa kuatir akan hal ini
untuk itu dokter harus dapat menanamkan kepercayaan pada ibu hamil dan
menerangkan apa yang harus diketahuinya karena rasa takut dapat menyebabkan
rasa sakit pada persalinan ini akan mengganggu jalannya partus ibu akan lebih
lelah dan kekuatan hilang.
13)
Perawatan buah dada
Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan
menjadi makanan untama bagi bayi karena itu jauh sebelumnya harus dirawat BH
yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada yang sifatnya adalah
menyokong buah dada dari bawah suspension bukan menekan dari depan. Dua bulan
terakhir dilakukan massage kolostrum dikeluarkan untuk mencegah puting susu
kering dan mudah pecah dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream. Bila
puting susu masuk ke dalam hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar.
2.8.
Tanda dan Gejala Kehamilan
A.
Tanda tak pasti
1)
Amenorrhoe (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir (HT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan yang dihitung dengan menggunakan rumus Naegele :
(TTP : (Hari
Pertama HT + 7) dan (bulan HT + 3))
2)
Mual dan muntah
Biasanya terjadi pada bulan pertama kehamilan hingga
akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness (sakit pagi). Bila mual
dan muntah terlalu sering disebut hyperemesis.
3)
Mengidam (ingin makan khusus)
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu
terutama pada bulan-bulan triwulan pertama.
4)
Tidak tahan suatu bau-bauan
5)
Pingsan
Bila beada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat
bisa pingsan.
6)
Tidak ada selera makan
(anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan nafsu
makan timbul kembali.
7)
Lelah
8)
Payudara membesar, tegang dan
sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang
duktus dan alveoli payudara. Kelenjar montgomeri terlihat lebih membesar
9)
Miksi sering karena kandung
kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini kembali karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin
10)
Konstipasi atau obstipasi
karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid
11)
Pigmentasi kulit oleh pengaruh
hormon kortikosteroid plasenta dijumpai di muka (chloasma gravidarum), areola
payudara leher dan dinding perut (linea nigra)
12)
Epulis : hipertrofi dari papil
gusi
13)
Pemekaran vena-vena (varices)
dapat terjadi pada kaki, betis, vulva bisa dijumpai pada triwulan akhir
B.
Tanda-tanda kemungkinan hamil
Ø Perut membesar
Ø Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan
konsistensi dari rahim
Ø Tanda hegar
Ø Tanda chadwick
Ø Tanda piscasek
Ø Teraba Ballotement
Ø Reaksi kehamilan positif
C.
Tanda pasti
Ø Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba juga
bagian-bagian janin
Ø Denyut jantung janin
1)
Didengar dengan
stetoskop-monoral laenec
2)
Dicatat dan didengar dengan
alat doppler
3)
Dicatat dengan feto elektro
kariogram
4)
Dilihat pada ultrasonografi
Ø Terlihat tulang-tulang janin pada foto rontgen
2.9.
Diagnosis Banding Kehamilan
Suatu kehamilan kedang kala harus
dibedakan dengan keadaan atau penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan.
1)
Hamil palsu (Pseudocysis =
kehamilan spuria)
Gejala dapat sama dengan kehamilan seperti amenorrhoe perut membesar, mual, muntah air susu keluar
dan bahkan wanita akan merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan, uterus
tidak membesar, tanda-tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
2)
Mioma uteri : perut dan rahim
membesar, namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala berbenjol-benjol
tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
3)
Kista ovarii : perut membesar
bahkan makin bertambah besar namun pada pemeriksaan dalam rahim teraba seperti
biasa, reaksi kehamilan negatif, tanda-tanda kehamilan lain negatif.
4)
Kandung kemih penuh dan terjadi
retensi urine : pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing.
5)
Hematonetra : uterus membesar
karena terisi darah yang disebabkan himen interforata stenosis vagina atau
serviks.
2.10. Diagnosis Banding Nulipara
dan Multipara
1)
Nulipara
Ø Perut tegang
Ø Pusat menonjol
Ø Rahim tegang
Ø Payudara tegang
Ø Labia mayora tampak bersatu
Ø Hymen koyak pada beberapa tempat
Ø Vagina sempit dengan rugae yang utuh
Ø Servik licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari
Ø Perineum utuh dan baik
Ø Pembukaan servik
a.
Servik mendatar dulu baru
membuka
b.
Pembukaan rata-rata 1 cm dalam
2 jam
Ø Bagian terbawah janin pada 4-6 minggu akhir kehamilan
Ø Persalinan hampir selalu dengan episiotomi
2)
Multipara
Ø Perut longgar, perut gantung, banyak striae
Ø Tidak begitu menonjol
Ø Agak lunak
Ø Kurang tegang dan tergantung pada striae
Ø Labia mayora terbuka
Ø Hymen : karunkula hymenalis
Ø Vagina lebih lebar, rugae kurang menonjol
Ø Servik terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan
yang lalu
Ø Perineum : bekas robekan atau bekas episiotomi
Ø Pembukaan servik : mendatar sambil membuka hampir sekaligus atau
bersamaan
Ø Bagian terbawah janin biasanya tidak terfiksir pada PAP sampai
persalinan mulai
Ø Persalinan hampir tidak selalu dengan episiotomi
(Sastrawinata,S.1983)
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1.
Pengkajian
Tanggal 29 Mei 2006 Jam 10.15 Wib
A. Data Subyektif
1. Identitas pasien
Nama klien : Ny. “L”
Umur : 28
tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SPK
Pekerjaan : TNI AL
Pekerjaan : TNI AL
Alamat : Jl. Bangah Gedangan
Status Perkawinan
: Kawin 1 kali,lama kawin 6 tahun
Diagnosa
medik : GII P10001
Nama Suami : Tn. “M”
Umur : 30
tahun
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : STM
Pekerjaan : TNI AL
Alamat : Jl.Bangah Gedangan
Status
perkawinan : Kawin 1 kali, lamanya 6 tahun
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan kontrol hamil rutin
tiap 2 minggu sekali,ini merupakan kehamilan yang kedua umur kehamilan 9 bulan.
3. Riwyat kehamilan yang sekarang
Ibu mengatakan sudah tidak
haid sejak 9 bulan yang lalu. HPHT tanggal 17-09-2005, PP = 24-6-2006. Ibu
mulai merasakan pergerakan janin sejak umur kehamilan 5 bulan. Ibu periksa
hamil rutin di poli hamil RS Dr Ramelan Surabaya dan mendapat imunisasi TT
boster (1 kali) pada usia kehamilan 4 bulan
Keluhan
hamil muda : Ibu mengatakan nafsu makan agak menurun karena
rasa mual pada pagi hari, ibu tidak merasakan keluhan seperti muntah,pusing,
dan kaki kesemutan
Keluhan hamil sekarang : Ibu mengatakan
terkadang keluar keputihan,warna putih
susu,tidak banyak dan berbau khas
4. Riwayat kesehatan ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
hepatitis,jantung,hypertensi,paru (TBC,Ashma),kencing manis,PSM,maupun sakit
panas yang lama (lebih dari 2 minggu)
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit keturunan seperti diabetes melitus, penyakit jantung, astma dan dalam
keluarga tidak ada yang melahirkan kembar.
5. Riwayat kebidanan
1.
Riwayat haid
-
Menarche : 11 tahun
-
Siklus : Teratur ( +
28 hari bersih)
-
Lama : 7 hari
bersih
-
Banyaknya : +
2 kotex/hari (hari I), II dan III ganti kotex 3 sampai 4 kali,IV sampai V keluar
sedikit,VI hanya flek-flek saja dan pada hari VII bersih
-
Warna/bau : Merah
segar/amis
-
Dysmenorrtoe : Tidak
pernah
-
Fluor
albus : Ya,tidak banyak,tidak gatal dan tidak berbau(bau khas)
2.
Riwayat kehamilan, persalinan,
nifas yang lalu
No. Perkawinan
|
No. Kehamilan
|
Ikhtisar Kehami-lan
|
Ikhtisar Persalinan
|
Hidup Umur
|
Mati Sebab
|
Jenis Kelamin
|
BBL/PBL
|
Puerperium
|
|||
Aterm
|
P
|
I
|
Ab
|
||||||||
I
I
|
1
2
|
Aterm
Hamil ini
|
Spontan
bela-kang kepala ditolong oleh bidan di RS
Dr.Ramelan Surabaya tahun 2001
|
-
|
-
|
-
|
5 th
|
-
|
♂
|
3100 gr/ 50 cm
|
Ibu dan bayi taa,
menyusui sampai 4 bulan
|
3.
Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan pernah memakai alat kontrasepsi pil
setelah melahirkan anak I ( + 7 tahun) dan ibu gagal KB sampai sebelum
hamil ini.
4.
Riwayat psikososial
Ibu mengatakan keluarga dan ibu sangat mengharapkan
dengan kehamilannya yang kedua ini. Ibu menginginkan persalinannya ditolong
oleh bidan di RS. Dr.Ramelan Surabaya.
5.
Riwayat budaya
Ibu mengatakan tidak pantang terhadap jenis makanan dan
minuman tertentu. Ibu juga tidak pernah minum jamu.
6.
Riwayat spiritual
Ibu mengatakan memeluk agama
Islam dan menjalankan ibadah sholat 5 waktu setiap hari.
7.
Pola kebiasaan sehari-hari
No |
Pola
|
Sebelum Hamil
|
Selama Hamil
|
1.
|
Nutrisi
|
Ibu makan 3 kali sehari dengan
nasi, lauk pauk, sayur kadang ditambah dengan buah. Ibu minum 7-8 gelas
sedang/hari jenis air putih, terkadang teh manis. Ibu tidak pantang
makanan/minuman
|
Nafsu makan menurun pada waktu hamil muda, hamil
sekarang ibu makan 3-4 kali sehari dengan porsi kecil dengan nasi, lauk pauk,
sayur dan kadang ditambah dengan buah serta makanan ringan. Ibu minum 8-10 gelas
sedang/hari jenis air putih/ dan susu segelas perhari. Ibu tidak pantang
makanan atau minuman tertentu
|
2.
|
Aktivitas
|
Ibu mengatakan setiap hari-nya ibu bekerja di Lakesla RSAL dan mengerjakan
pekerjaan rumah tangga dibantu oleh pembantu
|
Ibu tetap bekerja di lakesla tetapi mulai hamil tua ibu mulai
mengurangi aktivitas saat merasa agak lelah . Ibu tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga
dibantu oleh pembantu
|
3.
|
Istirahat/tidur
|
Tidur siang tidak tentu
Tidur malam + 7 jam
|
Tidur siang tidak tentu
Tidur malam + 7-8 jam
|
4.
|
Eliminasi
|
BAB teratur setiap hari 1 kali, banyaknya cukup
BAK + 3-4 kali/hari, lancar, jumlah cukup
|
Mulai hamil tua BAB 2 hari sekali banyaknya
cukup
BAK + 5-6 kali/hari, lancar, jumlah cukup
|
5.
|
Personal hygiene
|
Ibu mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, cuci
rambut 2 x/minggu dan ganti pakaian setiap mandi atau bila kotor
|
Ibu mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, cuci
rambut 2 x/minggu dan ganti pakaian setiap mandi atau bila kotor
|
6.
|
Kebiasaan
|
Ibu tidak merokok, tidak per-nah minum-minuman
keras yang mengandung alkohol, ibu tidak biasa pijat dan tidak suka minum
jamu
|
Ibu tidak merokok, tidak per-nah minum-minuman
keras yang mengandung alkohol, ibu tidak pernah minum jamu dan tidak pernah
pijat
|
7.
8.
|
Sexual
Konsep Diri
|
Ibu mengatakan melakukan hubungan sexual (+
2 x/minggu) tiap minggu
Ibu mengatakan selalu tampil percaya diri
|
Ibu jarang melakukan hubu-ngan sexual selama
hamil tua
Ibu mengatakan selalu tampil percaya diri dan
bangga dengan kehamilannya
|
B. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB Sebelim hamil : 62 kg
BB Selama hamil : 75
kg
TB : 158
cm
2.
Vital sign
Tekanan darah : 110/70
mmHg
Suhu : 365
oC
Nadi : 84
x/menit
RR : 20
x/menit
3.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Badan sedang, cara berdiri
lordose, cara berjalan tidak pincang
Kepala : Rambut
hitam cepak lurus, distribusi merata, kulit kepala bersih
Muka : Tidak pucat, tidak oedema, tidak ada chloasma gravidarum
Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera mata
tidak ikterus, tanda konjungtiva tidak ada, tanda bintik bitot tidak ada
Hidung : Simetris,bersih, tidak ada polip, tidak mimisan
Telinga : Simetris, bentuk normal, bersih, tidak keluar
cairan
Mulut : Bibir pakai lipstik, tidak ada tanda rhagaden,
tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak bergetar bila dijulurkan,mulut tidak
bau
Gigi : Bersih, lengkap, tidak ada caries,tidak ada
gigi palsu
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar lymfe,pembesaran
kelenjar thyroid dan tidak ada pembenduingan pada vena jugularis
Ketiak : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe,
tidak ada tanda accesoriasis mammae
Payudara : Simetris,
membesar, puting susu menonjol, ada pengeluaran kolostrum, hyperpigmentasi areola
mammae primer dan sekunder, adanya pembesaran kelenjar montgomery, ada striae
livide dan striae albican, tidak ada bekas operasi
Perut : Membesar sesuai dengan usia kehamilan, pusat datar, striae livide
ada, striae albican ada, adanya hyperpigmentasi linea alba menjadi linea nigra,
tidak ada luka bekas operasi
Pelipatan paha : Bersih, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe,
tidak ada tanda hernia inguinalis
Kaki : Simetris, tibia baik, telapak kaki cekung,
tidak ada oedema tidak varices, jari-jari lengkap
Punggung : Lordose, tidak ada spina bifida
Vulva : Membiru, tidak oedema, tidak varices, tidak ada
condilomatalata, tidak ada condiloma accuminata, tidak ada bartholinins,ada
keputihan tidak banyak,ada jaringan parut bekas luka jahitan pada persalinan
yang lalu
Anus : Bersih, tidak ada haemorrhoid
Palpasi
Leopold IA : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah procesus xyphoideus (umur
kehamilan 39-40 minggu) Mc.D = 28 cm
Leopold
IB : Pada
fundus uteri teraba lunak, besar dan tidak melenting kesimpulan bokong
Leopold
IIA : Batas
samping kanan dan kiri rahim teraba memanjang kesimpulan situs membujur untuk
menentukan letak punggung
Leopold
IIB : Perut
sebelah kiri teraba tekanan lebih luas kesimpulan punggung kiri
Leopold
III : Pada
bagian bawah rahim teraba bulat, keras dan melenting kesimpulan kepala,
presentasi kepala
Leolpold
IV : Bagian
bawah anak tidak dapat digoyangkan kesimpulan bagian bawah anak belum masuk PAP
Auskultasi
Dada : Suara paru-paru vesikuler,tidak ada
ronchi dan wheezing
Jantung
: Suara denyut jantung S1-S2 tunggal
Perut
: DJJ (12-12-12) baik frekuensi 144 x/menit
Perkusi
Reflek pattela kanan dan kiri +/+
Pemeriksaan Panggul Luar
Distantia Spinarum : 26 cm
Distantia Cristarum : 29 cm
Conjugata Externa : 20 cm
Lingkar Panggul : 85 cm
Pemeriksaan
penunjang
Tanggal 20-03-2006
Urine : Albumin (-),reduksi (-)
Darah: Hb = 11,5 gr %
3.2.
Identifikasi Masalah/Diagnosa
Tanggal
|
Diagnosa/Masalah
|
Data Dasar
|
29-5-2006
|
GII P10001, umur kehamilan 36-37
minggu, T/H, intrauterin
|
DS : - Ibu mengatakan kontrol hamil, ini merupakan
kehamilan yang kedua. Umur kehamilan 9 bulan
- Ibu mengatakan haid terakhir tanggal tanggal
17-09-2005
- Ibu mengatakan mulai merasakan pergerakan
janin sejak umur kehamilan 5 bulan
-Ibu mengatakan terkadang keluar keputihan
DO : - KU ibu
: baik
- Kesadaran
: composmentis
- BB
: 76 kg
- TB
: 158 cm
- Vital
sign :
TD :
110/70 mmHg
Suhu
: 365 oC
Nadi
: 84 x/menit
RR
: 20 x/menit
-
Inspeksi
Vulva keluar keputihan,tidak banyak,tidak gatal,berbau khas
- Palpasi
Tinggi
tundus uteri 4 jari dibawah proccesus xyphoideus, punggung kiri, letak kepala
- Auskultasi
DJJ
(12-12-12) baik frekuensi 144 x/ menit
|
|
|
- Perkusi
Reflek patela kanan dan kiri baik
- Pemeriksaan
penunjang
Urine :
Albumin (-),reduksi (-)
Darah : Hb 11,5 gr %
|
3.3.
Antisipasi Masalah Potensial
Tidak Ada
3.4.
Identifikasi Kebutuhan Segera
Tidak Ada
Tgl/Jam
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi |
Rasionalisasi
|
Implementasi
|
Evaluasi |
29-05-2006
Pukul
10.15 Wib
|
GIIP10001 umur
kehamilan 36-37 minggu T/H, intra uterine dengan keputihan
|
Jangka pendek :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 30
menit ibu dapat mengarti penjelasan yang diberikan petugas kesehatan
Jangka
panjang :
Setelah dilakukan
asuhan kebidanan diharapkan proses kehamilan sampai dengan persalinan ibu
berjalan lancar dengan kriteria :
-
Proses persali-nan normal
-
Tidak ada kom-plikasi
kehami-lan dan persali-nan
-
Ibu dan bayi sehat dan sela-mat
|
1.
Lakukan pendekatan therapeutik kepada pasien
2.
Lakukan pemeriksaan kehamilan
3.
Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan
keluhannya
4.
Motivasi ibu untuk
memeriksakan keha-milannya secara ter-atur
5.
Motivasi ibu untuk makan
makanan yang bergizi
6.
Anjurkan ibu untuk melakukan
perawatan payudara
|
1.
Dapat menciptakan pendekatan
dan kerja sama yang baik antara pasien dengan petu-gas kesehatan
2.
Memantau keadaan ibu dan
janinnya saat ini
3.
Dengan hasil peme-riksaan ibu
dapat mengetahui keadaan-nya dan bayinya saat ini
4.
Mendeteksi dini bila ada
kelaianan yang menyertai
5.
Dengan nutrisi yang baik dan
bergizi maka kebutuhan nutrisi ibu dan janian terpenuhi sehingga daoat
men-dukung kesejahteraan ibu dan janin
6.
Persiapan laktasi
|
Melakukan hubungan
therapeu-tik yang baik antara pasien dengan petugas dengan anam-nese dan
mendengarkan keluh-an pasien
Melakukan pemeriksaan
keha-milan meliputi :
-
Inspeksi
-
Palpasi
-
Auscultasi
-
Perkusi
-
Pemeriksaan penunjang
Memberitahu ibu hasil
peme-riksaan bahwa bagian janin belum masuk pintu atas pnggul,keadaan ibu dan
janin baik dan keluhan keputihan itu adalah nomal karena peningkatan kadar
hormon kehamilan
Menganjurkan ibu untuk
meme riksakan kehamilannya secara teratur dan segera periksa bila ada keluhan
Menganjurkan ibu untuk
makan-makanan yang bergizi, tidak pantang makan atau minuman kecuali alergi
Menggunakan ibu untuk
melakukan perawatan payudara di rumah
|
Tanggal 24-6-05
Pukul 10.15 WIB
S : - Ibu mengatakan mengerti
terhadap penjelasan yang diberikan oleh pe-tugas
O : - Ibu tampak mem-perhatikan
saat diberi penjelasan oleh petugas
- Ibu tampak
koo-peratif dengan pe-tugas
A : GIIP10001,
usia keha-milan 36-37 mg, T/H , intra uterin
P : Lanjutkan
rencana tindakan
1. Motivasi ibu un-tuk
memeriksa-kan kehamilan-nya secara ter-atur
2. Motivasi ibu un-tuk
makan-ma-kanan yang ber-gizi
3. Anjurkan untuk
melakukan pera-watan payudara
|
Tgl/Jam
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi |
Rasionalisasi
|
Implementasi
|
Evaluasi |
![]() |
|
|
7.
Anjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan tubuh terutama ke-bersihan jalan lahir
8.
Anjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup dan menghindari akti-vitas yang berat dan melelahkan
9.
Beritahu ibu tanda-tanda persalinan
10. Beri therapy
vitamin
|
7.
Dengan personal hygiene dapat
meng-hindari kuman dan mencegah infeksi
8.
Dengan istirahat yang cukup, untuk persiap-an
tenaga menghadapi persalinan nanti
9.
Ibu dapat mengetahui apabila
tanda-tanda persalinan sudah dekat
10.
Untuk mencukupi kebutuhan
vitamin pada ibu
|
Menganjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan tubuh terutama kebersihan jalan lahir
Menganjurkan ibu
istirahat cukup dan menghindari aktivi-tas yang berat dan melelahkan
Memberitahu ibu
tanda-tanda persalinan yaitu
-
His/kontraksi semakin se-ring
dan kuat
-
Keluar darah lendir atau air
ketuban dari kemaluan
Memberikan therapy vitamin Tablet Fe 1 x 1/hari
Tablet Kalk 1x1/hari
Tablet B1 2x1/hari
|
4. Anjurkan ibu untuk
menjaga kebersihan tubuh terutama jalan lahir
5. Anjurkan ibu un-tuk
istirahat cu-kup dan meng-hindari aktivitas yang berat dan melelahkan
6. Lanjutkan thera-py
vitamin yang diberikan
7. Kontrol ulang 1 minggu lagi
|
BAB 4
PEMBAHASAN
Ante Natal adalah perawatan yang diberikan pada
ibu selama masa kehamilan. Pada asuhan kebidanan ibu dengan ante natal, kita
sebagai bidan harus lebih berwaspada dan berhati-hati karena banyak sekali
kejadian atau masalah yang dapat terjadi pada ibu hamil.
Dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada klien dengan ante natal care fisiologis
tentunya ada beberapa kendala yang dihadapi, karena pada kenyataannya antara
teori dan praktek yang dihadapi keadaannya tidak selalu dama. Begitu pula dalam pelaksanaannya ada yang
sesuai dengan teori namun ada pula yang tidak sesuai. Semua itu tentunya ada
alasannya sesuai dengan keadaan yang dihadapi saat ini, tetapi penulis tetap
menerapkan teori yang ada ke dalam praktek sehari-hari sesuai dengan protap yang
berlaku.
Selama melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny. “L”
dengan ANC fisiologis tidak banyak didapatkan adanya kesenjangan antara teori
dan pelaksanaan pertolongan persalinan.
1)
Pada pengkajian
Pada pengkajian didapatkan ibu hamil 9 bulan, anak ke 2
dan merasakan pergerakan anak saat umur kehamilan 5 bulan, TFU 3 jari dibawah
procesus xyphoideus (28 cm). Pada teori pergerakan anak mulai dirasakan ibu
pada akhir kehamilan 4 bulan atau 5 bulan dan TFU untuk umur kehamilan 36-37
minggu pada 3 jari dibawah procesus xyphoideus, maka didapatkan antara teori
dan praktek yang dihadapi tidak terdapat kesenjangan.
2)
Pada identifikasi masalah atau
diagnosa
Pada asuhan kebidanan yang penulis buat dan berdasarkan
hasil anamnesa baik subyek maupun obyek tidak didapatkan adanya suatu
kesejangan antara teori dan praktek yang dihadapi terbukti dalam kasus tersebut
muncul diagnosa : GII P10001 umur kehamilan 36-37 minggu, T/H,
intrauterin.
3)
Pada antisipasi masalah
potensial
Tidak didapatkan adanya suatu
kesenjangan antara teori dan praktek yang dihadapi, terbukti dalam kasus
tersebut penulis tidak menemukan masalah potensial.
4)
Pada identifikasi kebutuhan
segera
Tidak didapatkan adanya suatu
kesenjangan antara teori dan praktek yang dihadapi terbukti pada kasus Ny. “L”
ini tidak perlu diberikan kebutuhan segera pada pasien, karena pada pasien ini
tidak terdapat keadaan darurat sehingga tidak memerlukan kebutuhan yang harus
segera diberikan.
5)
Pada intervensi
Tidak didapatkan adanya suatu kesenjangan antara teori
dan praktek terbukti ibu kooperatif dan tanggap terhadap penjelasan yang
diberikan oleh petugas.
6)
Pada implementasi
Pada pelaksanaan rencana tindakan tidak didapatkan
adanya suatu kesenjangan antara teori dan praktek disebabkan oleh adanya
kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan pasien.
7)
Pada evaluasi
Pada evaluasi tidak didapatkan adanya suatu kesenjangan
antara teori dan asuhan kebidanan yang diberikan ibu tampak memperhatikan saat
diberi penjelasan oleh petugas dan ibu tampak kooperatif dengan petugas.
BAB 5
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan dan sesuai dengan tujuan yang ada maka ditemukan
suatu diagnosa diantaranya :
GII P10001 umur kehamilan 36-37
minggu
Dari
masalah tersebut kami lakukan beberapa implementasi diantaranya yaitu :
-
Melakukan KIE pada klien
-
Memotivasi
klien untuk kontrol 1 minggu lagi
-
Menganjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan terutama kebersihan jalan lahir
-
Menganjurkan
ibu untuk melakukan perawatan payudara
-
Memotivasi
ibu untuk makan-makanan yang bergizi
Dalam hal ini peran serta ibu
dan keluarga sangat besar untuk menentukan keberhasilan program therapy yang
telah direncanakan karena dengan kerjasama yang baik antara klien dan keluarga
dengan tenaga madis tujuan akan tercapai yaitu mencegah adanya komplikasi pada
ibu hamil.
5.2.
Saran
5.2.1.
Bagi Pasien
-
Makan-makanan
yang bergizi terutama sayuran hijau dan minum obat (vitamin) yang diberikan
oleh petugas.
-
Menyarankan
ibu untuk rajin melaksanakan perawatan payudara di rumah.
-
Menjelaskan
cara menjaga dan memelihara kebersihan diri terutama jalan lahir dengan benar.
-
Menganjurkan
pada ibu untuk kontrol satu minggu lagi atau bila terdapat keluhan.
5.2.2.
Bagi Petugas Kesehatan
-
Sebagai petugas kesehatan
hendaknya membekali wanita hamil dan keluarga tentang mengetahui kesehatan
khususnya masalah kehamilan.
-
Sebagai petugas kesehatan
hendaknya memebrikan pelayanan kepada wanita hamil secara utuh tanpa
membeda-membedakan.
-
Sebagai petugas kesehatan
hendaknya meningkatkan kemampuan dan ketrampilannya demi mutu pelayanan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1993. Asuhan Kebidanan
pada Ibu Hamil dalam Konteks Keluarga. Jakarta
: Dep.Kes RI.
Anonim. 2002. Manajemen Asuhan
Kebidanan. Jakarta
: PPKC.
Manuaba, IBG. 1998. Ilmu
Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis
Obstetri Jilid 1. Jakarta
: EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu
Kebidanan. Jakarta
: YBPSP.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta
: YBPSP.
Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri
Fisiologi. Bandung
: FK Universitas Padjajaran.
ConversionConversion EmoticonEmoticon