Salam Sehat dan Harmonis

-----

asuhan kebidanan anc 2


BAB 1
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (1994) angka kematian ibu adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian perinatal adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Tingginya angka kematian ibu saat ini, selain karena kurangnya kesadaran ibu untuk memeriksakan kehamilannya. Angka kematian ibu juga dipengaruhi dengan minimnya pengetahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan secara dini, sehingga ibu terlambat tiba di tempat pelayanan kesehatan dan terlambat mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan yang sering kali berakhir dengan kematian ibu dan atau bayi.
Adapun salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah dengan pelayanan antenatal care yang baik dan pertolongan persalinan yang bersih dan aman oleh tenaga kesehatan, kedua hal ini membutuhkan kesadaran ibu untuk mau datang dan memeriksakan kehamilannya ke petugas kesehatan.
Dengan adanya pelayanan antenatal care diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu hingga 125 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010 (Abdul Bari Saifuddin, 2002).

1.2    Tujuan
1.2.1        Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil fisiologis dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut Varney.

1.2.2        Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa Akademi Kebidanan Griya Husada dapat :
1.      Melakukan pengkajian (pengumpulan data) pada ibu hamil trimester I.
2.      Menentukan identifikasi masalah (diagnosa) pada ibu hamil trimester I.
3.      Melakukan dan menentukan antisipasi masalah potensial pada ibu hamil trimester I.
4.      Menentukan identifikasi kebutuhan segera pada ibu hamil trimester I.
5.      Menentukan rencana Asuhan Kebidanan disertai intervensi, rasionalisasi dan implementasi yang telah ditentukan sesuai dengan kebutuhan ibu hamil trimester I.
6.      Mengevaluasi keefektifan dari Asuhan Kebidanan yang telah diberikan pada ibu hamil trimester I.

1.3    Batasan Masalah
Mengingat waktu dan kemampuan penulis yang terbatas maka penulis membatasi penulisan makalah ini hanya pada Asuhan Kebidanan Antenatal Care di Rumah Sakit Kristen Mojowarno Jombang.

1.4    Metode Penulisan
1.4.1        Studi Kepustakaan
Penulis membekali diri dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan topik antenatal care.

1.4.2        Praktek Langsung
Melakukan Asuhan Kebidanan serta pendekatan pada klien dengan memberikan pelayanan kesehatan.

1.4.3        Bimbingan dan Konsultasi
Dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini, penulis melakukan konsultasi dan bimbingan.

1.5    Sistematika Penulisan
BAB 1   PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
1.2    Tujuan
1.3    Batasan Masalah
1.4    Metode Penulisan
1.5    Sistematika Penulisan

BAB 2   LANDASAN TEORI
2.1    Konsep Kehamilan
2.1.1        Pengertian Kehamilan
2.1.2        Tanda dan Gejala Kehamilan
2.1.3        Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
2.1.4        Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil Trimester I
2.1.5        Aspek-aspek Penting Terjadinya Kehamilan
2.1.6        Ketidaknyamanan yang Umum Terjadi Selama Kehamilan Trimester I Serta Cara Mengatasinya
2.1.7        Asuhan Antenatal Care
2.1.8        Pemeriksaan Antenatal Care
2.2    Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care

BAB 3   TINJAUAN KASUS
3.1    Pengkajian Data                
3.2    Identifikasi Diagnosa atau Masalah Kebidanan    
3.3    Antisipasi Diagnosa atau Masalah Potensial         
3.4    Identifikasi Kebutuhan Segera
3.5    Pengembangan Rencana (Intervensi, Rasional, Implementasi, dan Evaluasi)

BAB 4   PEMBAHASAN

BAB 5   PENUTUP
5.1    Simpulan
5.2    Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB 2
LANDASAN TEORI


2.1    Konsep Kehamilan
2.1.1        Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari bertemunya spermatozoa dan ovum, pembuahan ovum (konsepsi) dan hasil pembuahan ini akan bernidasi pada uterus yang kemudian berkembang menjadi janin (Abdul Bari, 2005 : 55).
Kehamilan adalah merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang menjadi hasil konsepsi sampai aterm (IBG Manuaba, 1998 : 95).
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan adalah suatu proses bertemunya antara spermatozoa dan ovum, pertumbuhan zigot, implantasi pada uterus serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai permulaan persalinan.

2.1.2        Tanda dan Gejala Kehamilan
1.      Gejala kehamilan tidak pasti
a.       Amenorrhoe (tidak mendapat haid).
b.      Nausea (enek) dengan atau tanpa muntah, sering terjadi di pagi hari dan disebut morning sickness.
c.       Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu).
d.      Konstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid.
e.       Sering kencing.
f.       Pingsan dan mudah lelah.
g.      Anoreksi (tidak ada nafsu makan).

2.      Tanda kehamilan tidak pasti
a.       Pigmentasi kulit, biasanya timbul di pipi, hidung dan dahi dikenal sebagai chloasma gravidarum.
b.      Leukore.
c.       Epulis.
d.      Perubahan payudara menjadi tegang dan membesar, daerah areola menjadi lebih hitam.
e.       Pembesaran abdomen.
f.       Suhu basal meningkat terus antara 37,20C – 37,80C.
g.      Perubahan organ-organ dalam pelvik :
1)      Tanda Chadwick        :  Vagina livid
2)      Tanda Hegar              :  Segmen bawah uterus lembek pada perabaan.
3)      Tanda Piscaseck         :  Uterus membesar ke salah satu jurusan
4)      Tanda Braxton Hicks :  Uterus berkontraksi bila dirangsang
h.      Tes kehamilan
Yaitu test pack plush HCG.
3.      Tanda pasti kehamilan
a.       Pada palpasi dirasakan bagian janin dan Ballotement serta gerak janin.
b.      Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (terdengar pada kehamilan 18-20 minggu).
c.       Dengan ultrasonografi (USG) dapat dilihat gambaran janin.
d.      Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin.
(Arif Mansjoer, dkk, 2000 : 253-254)

2.1.3        Perubahan Fisiologi pada Kehamilan
1.      Perubahan pada rahim atau uterus
Pada saat kehamilan otot rahim mengalami hyperplasia dan hipertrofi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin. Perubahan pada isthmus uteri (rahim) yang menyebabkan isthmus menjadi lebih panjang dan lunak sehingga pada pemeriksaan dalam seolah-olah kedua jari dapat saling sentuh. Perlunakan isthmus disebut tanda Hegar. Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dan arteri uterine dan arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimewa yaitu longitudinal, sirkuler dan oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim mempengaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan (IBG, Manuaba, 1998 : 106-107).
2.      Perubahan pada vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda Chadwick). Estrogen juga menyebabkan perubahan dalam lapisan otot dan epithelium. Lapisan otot membesar, ada perubahan-perubahan di sekeliling jaringan penghubung yang membuat vagina lebih elastis. Epithelium melepas elemen epitel dari sel-sel buatan yang menambah jumlah kotoran-kotoran vagina yang berwarna putih dan normal yang disebut leucorrhea (Bennet, VR, 1996 : 2-13). 
3.      Perubahan pada ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu (IBG, Manuaba, 1998 : 108).
4.      Perubahan pada payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara diakibatkan dari hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesteron dan somatomammotropin. Perubahan payudara yang tampak pada ibu hamil antara lain : payudara menjadi lebih besar, areola payudara makin hitam (hiperpigmentasi), glandula montsgomery makin tampak, putting susu makin menonjol, pengeluaran ASI belum berlangsung karena prolaktin belum berfungsi (IBG, Manuaba, 1998 : 108).
5.      Perubahan pada sirkulasi darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain :
a.       Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b.      Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c.       Pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin meningkat.
Sehingga volume darah semakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Kehamilan dapat memperberat kerja jantung. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Protein darah dalam bentuk albumin dan gammoglobulin dapat menurun pada trimester I, sedangkan fibrinogen meningkat (IBG, Manuaba,  1998 : 109).
6.      Perubahan pada sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Tingkat pernafasan tidak berubah tetapi jumlah udara yang dihirup meningkat dari 7 ke 10 liter per menit (Bennet, V.R, 1996 : 2-17).
7.      Perubahan pada sistem pencernaan
Progesteron mengendurkan otot-otot, hal ini berpengaruh besar pada usus. Lambung menjadi kosong dan gerakan peristaltik diperlambat dengan tujuan memperbesar penyerapan gizi. Akibat-akibat yang tidak diinginkan juga merupakan akibat lambatnya pengosongan perut dan menurunnya keasaman lambung. Timbulnya rasa panas dalam perut merupakan hal yang sudah umum yang berkait dengan aliran asam kembali ke lambung. Rasa mual dan ingin muntah seringkali terjadi selama masa awal kehamilan kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya estrogen atau Human Chorionic Gonadropin (HCG).
(Bennet, V.R, 1996 : 2-17).
8.      Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae, papilla mammae, linea nigra, pipi (chloasma gravidarum).
(IBG, Manuaba, 1998 : 110)
9.      Perubahan pada traktus urinarius (perkemihan)
Karena pengaruh desakan hamil muda terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh. Terjadi hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar, sehingga pembentukan air senipun akan bertambah. Filtrasi pada glomerulus bertambah sekitar 69% sampai 70%. Pada kehamilan ureter membesar untuk dapat menampung banyaknya pembentukan urin, terutama pada ureter kanan karena peristaltik ureter terhambat karena pengaruh progesteron.
10.  Perubahan pada metabolisme
a.       Metabolisme basal naik sekitar 15% sampai 20% dari semula.
b.      Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan ketuban mineral yang diperlukan janin.
c.       Kebutuhan protein wanita hamil makin tinggi untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, perkembangan organ kehamilan dan persiapan laktasi. Dalam makanan diperlukan protein tinggi sekitar ½ gr/kg BB.
d.      Kebutuhan zat mineral untuk ibu hamil antara lain : kalsium 1,5 gram setiap hari, 30 sampai 40 gram untuk pembentukan janin, fosfor rata-rata 2 gram dalam sehari, zat besi 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi retensi air (IBG, Manuaba, 1998 : 110-111).

2.1.4        Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil Trimester I
Trimester pertama merupakan periode penyesuaian terhadap kenyataan bahwa ia hamil. Penerimaan kenyataan ini merupakan tugas psikologis yang paling penting dalam trimester pertama. Penerimaan kenyataan bahwa ibu tersebut hamil biasanya terjadi pada akhir trimester pertama. Trimester pertama juga merupakan waktu penungguan kehamilan yang mencemaskan agar menjadi mantap. Selama trimester pertama, kehamilannya merupakan rahasia bagi dirinya sendiri dan dibagi dengan siapa  dia pilih. Pikirannya berhubungan terutama dengan apa yang sedang terjadi padanya, pada tubuhnya, dan kehidupannya. Pada umumnya trimester pertama merupakan waktu dimana libido menurun, dan ini menciptakan kebutuhan akan komunikasi yang terbuka dan jujur dengan pasangannya (Helen Varney, 2006 : 501-502).

2.1.5        Aspek-aspek Penting Terjadinya Kehamilan
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila 4 aspek penting terpenuhi, yaitu :
-          Ovum.
-          Spermatozoa.
-          Konsepsi.
-          Nidasi.

1.      Ovum
Ovum atau sel telur adalah suatu sel besar dengan diameter kurang lebih 0,1 mm. Ovum terdiri dari satu nucleus yang terapung-apung dalam uterus, dilingkari oleh zona pellusida dan dilapisi oleh korona radiate. Waktu ovulasi, ovum masih diliputi oleh corona radiate tetapi spermatozoa mempunyai enzim hyaluronidase yang dapat mencairkan corona radiate tersebut hingga salah satu spermatozoa dapat menembus dinding sel telur.
2.      Spermatozoa
Spermatozoa berbentuk seperti kecebong terbagi menjadi 3 bagian yaitu : kepala, leher dan ekor. Bagian kepala berbentuk lonjong agak gepeng dan mengandung bahan nucleus dan berjuta-juta sel sperma, bagian ekor berfungsi untuk bergerak maju dan bagian leher berbentuk silindrik sebagai penghubung kepala dan ekor. Sel sperma mempunyai kecepatan yang cukup tinggi sehingga dalam 1 jam, sel sperma sudah sampai di tuba melalui canalis dan cavum uteri. Disini sel sperma menunggu kedatangan sel telur.
3.      Konsepsi
Fertilisasi atau konsepsi adalah suatu peristiwa bertemunya sperma dan ovum, umumnya terjadi di ampula tuba. Pada hari ke 11-14 dalam siklus menstruasi, wanita mengalami ovulasi yaitu peristiwa matangnya sel telur sehingga siap untuk dibuahi. Bila pada saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung ± 20 juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina, terus naik ke serviks dan melintas uterus menuju saluran tuba. Disinilah ovum dibuahi. Pada saat fertilisasi terjadi, spermatozoa dapat melintasi zona pellusida dan masuk ke vitellus. Sesudah itu terjadi perubahan pada zona pellusida, sehingga spermatozoa lain tidak dapat melintasi lagi dalam keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing sperma dan ovum mempunyai 23 kromosom. Ketika fertilisasi terjadi kromosom kedua inti bersatu sehingga ovum memiliki 46 buah kromosom lagi yang dinamakan zigot. Kira-kira 30 jam setelah konsepsi, zygote mengalami proses pembelahan menjadi 2 sel yang disebut blastomer. Masing-masing sel ini membelah diri hingga menjadi 4, 8, 16, 32 sel dan seterusnya. Bersamaan dengan perjalanannya menuju uterus, maka akhirnya zigot terdiri dari 12-16 blastomer menyerupai buah murbai dan disebut morula. Dalam morula terbentuk suatu rongga yang disebut exocoeloem yang letaknya eccentris hingga sel-sel morula sekarang terbagi dalam 2 jenis, yaitu :
a.       Sel-sel yang terdapat disebelah luar yang merupakan dinding dari telur yang disebut trofoblast, fungsinya untuk mencari makanan bagi telur.
b.      Sel-sel yang terdapat disebelah dalam yang merupakan kelompok sel yang disebut bintik benih atau nudus embryonale.
Pada tingkat ini disebut blastukist. Pada tingkat blastokist, ini telur menanamkan diri ke dalam endometrium.
4.      Nidasi
Nidasi adalah peristiwa tertanamnya blastokist pada desidua. Dinding endometrium yang menebal, selanjutnya membentuk desidua, dimana memungkinkan blastokist untuk berimplantasi. Nidasi terjadi ± 6 hari setelah fertilisasi. Blastokist tidak saja melekat, tetapi menembus endometrium dan bersarang di dalamnya. Tempat nidasi biasanya pada dinding depan atau dinding belakang di daerah fundus uteri.
(Sarwono Prawirohardjo, 2005 : 55-64).

2.1.6        Ketidaknyamanan yang Umum Terjadi Selama Kehamilan Trimester Pertama Beserta Cara Mengatasinya
1.      Rasa Mual
Rasa mual, dengan atau tanpa muntah-muntah dikenal dengan istilah mual di pagi hari tetapi sering juga terjadi di siang dan malam hari. Hal ini sering timbul ketika perut sedang kosong. Penyebab rasa mual ini adalah perubahan hormonal dari kehamilan, kandungan gula yang rendah (mungkin disebabkan oleh kurang makan), kelebihan beban usus, gerak peristaltik yang melambat, uterus yang membesar, serta faktor-faktor emosional. Rasa mual muntah umumnya hanya terjadi pda trimester pertama dan akan mereda pada akhir trimester pertama. Rasa mual yang terus berlanjut yang disertai muntah-muntah setelah trimester pertama bisa mengindikasikan adanya masalah emosional yang parah, hyperemesis gravidaum, hydatifiform mole.
Langkah untuk meringankan rasa mual yaitu :
a.       Makan sedikit-sedikit tapi sering, kalau bisa setiap dua jam.
b.      Biskuit kering sebelum bangun di pagi hari.
c.       Makan yang manis-manis (misalnya permen) atau minuman yang manis (misalnya sari buah) sebelum tidur dan setelah bangun di pagi hari.
d.      Hindari makanan yang baunya keras atau merangsan.
e.       Pastikan rasa mual berakhir pada bulan keempat masa kehamilan.
f.       Duduk tegak setiap kali selesai makan.
(Varney, 1997 : 3-33)
2.      Rasa letih
Rasa letih sering terjadi selama trimester pertama. Salah satu sangkaan penyebabnya ialah akibat penurunan awal dalam laju metabolik dasar pada awal-awal kehamilan, biasanya akan lenyap pada akhir trimester pertama. Namun hal itu bisa mempunyai efek meningkatkan intensitas respons psikologis yang dialami wanita selama masa tersebut.
Langkah-langkah untuk meringankan rasa letih : meyakinkan ibu tentang kenormalan rasa letih tersebut serta pengurangan dengan sendirinya pada trimester kedua. Hal ini akan dapat membantu ibu tersebut untuk mengambil lebih banyak waktu istirahat pada siang hari hingga masa ini berlalu. Sedikit senam ringan, serta pemenuhan gizi yang lebih baik akan dapat melawan rasa letih ini.
3.      Punggung atas sakit
Sakit punggung bagian atas bisa terjadi selama trimester pertama oleh karena pertambahan ukuran dan akibat beratnya payudara. Langkah untuk meringankan : Dengan mengenakan BH yang cocok ukurannya dan menopang payudara. Dengan menambah mobilitas payudara, BH yang pas dan menopang juga akan mengurangi ketidaknyamanan kelembutan payudara akibat pembesaran (Varney, 1997 : 3-34).
4.      Leukorrhoe
Leukorrhoe ialah sekresi vagina yang berlebihan, encer atau kental, yang mulai keluar pada trimester pertama. Meskipun cairan tersebut dapat berfungsi untuk melindungi ibu dan jani dari infeksi yang mungkin mengganggu, namun cairan tersebut memberi media yang dapat membantu pertumbuhan organisme penyebab vaginitis.
Langkah-langkah untuk meringankannya :
a.       Perhatian yang cermat terhadap kebersihan tubuh terutama di daerah vagina, serta penggantian celana dalam (katun) yang sering.
b.      Untuk membersihkan daerah vagina tidak boleh menggunakan semprotan cair.
(Varney, 1997 : 3-35)
5.      Sering buang air seni
Sering buang air seni sebagai suatu ketidaknyamanan kehamilan yang bukan disebabkan penyakit, akan sering terjadi pada dua waktu berbeda dalam masa antepartum yaitu pada trimester pertama dan trimester ketiga. Keseringan buang air seni pada trimester pertama adalah disebabkan oleh bobot fundus uterus yang semakin meningkat, dengan melembutnya isthmus (tanda-tanda Hegar) yang menyebabkan ante fleksi yang meningkat dari uterus yang membesar yang memberi tekanan langsung pada kandung kemih. Tekanan ini nantinya akan berkurang saat uterus bertambah besar dan keluar dari dalam panggul untuk menjadi organ abdominal sementara kandung kemih tetap sebagai organ panggul.
Langkah-langkah untuk meringankannya :
a.       Penjelasan mengenai sebab-sebabnya.
b.      Kosongkan saat terasa dorongan untuk buang air seni.
c.       Perbanyak minum pada siang hari.
d.      Jangan kurangi minum di malam hari untuk mengurangi nocturia, kecuali jika sampai mengganggu tidur dan menyebabkan keletihan.
e.       Batasi minum bahan di uretitis alamiah, kopi, teh, cola dengan cafein.
f.       Pada malam hari posisi tidur miring ke kiri untuk meningkatkan di uresis.
(Varney, 1997 : 3-35)
6.      Mengidam
Mengidam berkaitan dengan persepsi individu seorang wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah. Selain itu, pada wanita hamil indra pengecap menjadi lebih tumpul, sehingga makanan yang lebih merangsang akan lebih disukai oleh ibu hamil.
Langkah-langkah untuk meringankannya :
a.       Menjelaskan bahwa mengidam tidak seharusnya menimbulkan kekhawatiran asalkan cukup bergizi  dan idamannya bukan makanan yang tidak sehat.
b.      Mendidik tentang bahaya memakan-makanan yang tidak baik dan bahaslah dengan ibu makanan yang bisa diterima.
(JHPIEGO, 2000 : 7-12)
7.      Sakit kepala
Sakit kepala fisiologisnya disebabkan oleh kontraksi, ketegangan otot, spasma otot, keletihan, pengaruh hormon, tegangan mata sekunder terhadap perubahan okuler, kongesti hidung, dinamika cairan syaraf yang berubah, alkalosis pernafasan ringan.
Langkah-langkah untuk meringankannya :
a.       Anjurkan pada ibu untuk cukup istirahat.
b.      Masase leher dan otot bahu.
c.       Mengompres leher dengan air hangat atau es.
d.      Anjurkan pada ibu untuk mandi air hangat.
8.      Gatal-gatal
Gatal-gatal kemungkinan diakibatkan oleh karena hypersensitivitas terhadap antigen plasenta.
Cara untuk meringankan :
a.       Gunakan kompres mandi siram air sejuk.
b.      Menjaga kebersihan tubuh.
(JHPIEGO/MNH, 2000 : 7-17)

2.1.7        Asuhan Ante Natal Care
Pengertian ante natal care :
Pemeriksaan antenatal adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (IBG, Manuaba, 1998 : 129).
Antenatal care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (IBG, Manuaba, 1998 : 129).

Tujuan Asuhan Kebidanan  pada Ibu Hamil
1.      Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat (Rustam, Mochtar, 1998 : 47).
2.      Tujuan khusus
a.       Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
b.      Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang menyertai kehamilan, persalinan dan nifas.
c.       Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
d.      Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, nifas, laktasi dan aspek keluarga berencana.
(IBG, Manuaba, 1998 : 129)

2.1.8        Pemeriksaan Ante Natal Care
1.      Tanya Jawab (anamnesa)
Anamnesa adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada ibu hamil, untuk mengetahui keadaan ibu dan faktor resiko yang dimilikinya.
Hal-hal yang ditanyakan dalam anamnesa :
a.       Data sosial
Data sosial memberikan gambaran mengenai identitas klien dan keluarganya dan latar belakang sosial, ekonomi, sosial budaya, antara lain :
1)      Nama ibu.
2)      Nama suami.
3)      Umur.
4)      Pekerjaan.
5)      Pekerjaan suami.
6)      Agama.
7)      Kebangsaan.
8)      Alamat.
9)      Pendidikan terakhir.
10)  Hubungan dengan anggota keluarga yang lain.
(Depkes RI, 2000 : 31)
b.      Data keluarga
Tanyakan mengenai latar belakang kesehatan keluarga terutama :
1)      Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular.
2)      Penyakit keluarga yang dapat diturunkan.
3)      Keturunan kembar.
(Depkes RI, 2000 : 32)
c.       Data medik
Data medik adalah data kesehatan ibu hamil baik masa sekarang maupun masa yang lalu. Hal ini penting untuk melihat adanya kemungkinan adanya penyakit-penyakit yang menyertai dan yang dapat mempengaruhi kehamilannya, terutama ditanyakan mengenai :
1)      Penyakit jantung.
2)      Penyakit paru-paru.
3)      Penyakit kelamin.
4)      Penyakit diabetes mellitus.
5)      Operasi.
d.      Data haid atau menstruasi
Informasi mengenai haid amat penting untuk memperhitungkan kehamilan dan perkiraan persalinannya. Memperkirakan tanggal persalinan dapat dilakukan bila diketahui dengan pasti Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) dengan Naegle :
PP : Tanggal + 7, bulan – 3, tahun + 1
Selain HPHT ditanyakan pula menarche, lama haid, banyaknya darah haid, keluhan yang dirasakan selama haid untuk mengetahui fungsi alat reproduksi.
e.       Data kebidanan
Data kebidanan adalah semua data yang berhubungan dengan perkawinan, kehamilan, persalinan dan nifas serta kehamilan, kelahiran yang pernah dialami.
Hal-hal yang ditanyakan adalah :
1)      Perkawinan terdahulu (bila ada).
2)      Perkawinan sekarang.
3)      Kehamilan yang lalu.
4)      Persalinan dan nifas yang lalu.
5)      Jumlah dan keadaan anak hidup.
6)      Kehamilan sekarang (gerakan janin, rasa mual, pusing).
7)      Keluhan yang dialami sekarang.
(Depkes RI, 2000 : 32-33)

2.      Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum biasanya menggunakan alat pemeriksaan baik alat ukur timbang atau lainnya.
Pemeriksaan mencakup :
a.       Keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan, kesadaran.
b.      Mengukur tinggi badan dan berat badan ibu.
Perhatikan berat badan ibu sesuai dengan tinggi badan ibu dan usia kehamilan. Bila berat badan ibu kurang atau lebih cari dan atasi penyebabnya. Perhatikan peningkatan berat badan ibu. Berat badan ibu hamil bertambah 0,5 kg per minggu atau 6,5 kg sampai 16 kg selama kehamilan. Bila peningkatan berat badan kurang dari 0,5 kg per minggu, perhatikan apakah ada malnutrisi, mal absorbsi, atau pemakaian narkoba, rokok maupun alkohol. Awasi adanya pertumbuhannya janin terhambat, insufisiensi plasenta, kemungkinan kelahiran premature. Sebaliknya bila peningkatan berat badan lebih dari 0,5 kg per minggu, perhatikan adanya diabetes mellitus, kehamilan ganda, hidramnion atau edema. Perhatikan adanya makrosomia, disproporsi sefalopelvik, atau distosia bahu. Bila ibu memiliki tinggi badan kurang dari 145 cm, curigai adanya disproporsi sefalopelvik (Arif Mansjoer, dkk, 2000 : 257).
c.       Mengukur tekanan darah
Apabila kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 30 mmHg atau mencapi ³ 140 mmHg atau kenaikan darah diastolik lebih dari 15 mmHg atau mencapai ≥ 90, pertimbangkan adanya preeklampsia, eklamsia, atau hypertensi dalam kehamilan.
(Arif Mansjoer, dkk. 2000 : 257)


d.      Memeriksa reflek lutut (patella)
Dengan menggunakan reflek hammer dilakukan pengetukan pada lutut bagian depan. Bila reflek negatif kemungkinan pasien mengalami kekurangan vitamin BI.
(Depkes RI, 2000 ; 38)
e.       Memeriksa edema
Memeriksa edema yang paling mudah dilakukan di daerah pretibia dan mata kaki, dengan cara menekan jari beberapa detik. Apabila terjadi cekung yang tidak lekas dapat pulih kembali berarti oedema positif. Oedema yang positif pada tungkai dapat menandakan adanya pre-eklamsi.
(Arif Mansjoer, dkk. 2000 : 258)
3.      Pemeriksaan khusus
Dibagi dalam
a.       Inspeksi.
b.      Palpasi.
c.       Auskultasi.
d.      Ukuran panggul luar.

a.       Inspeksi
Periksa pandang dimulai sejak bertemu dengan pasien. Diperhatikan bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya.
Pemeriksaan dilakukan berurutan dari kepala hingga kaki :
1)      Kepala
Dilihat keadaan kulit kepala kebersihannya, keadaan rambut.
2)      Wajah
Adakah chloasma gravidarum, bentuk wajah, pucat atau tidak.
3)      Mata
Konjungtiva pucat atau tidak, kornea berwarna kuning atau tidak.
4)      Telinga dan hidung
Dilihat adakah kelainan atau kecacatan bentuk.
5)      Mulut
Keadaan bibir, pucat atau tidak, kelengkapan gigi, keadaan lidah pucat atau tidak.
6)      Leher
Kelainan dan pembesaran kelenjar thyroid.
7)      Dada
Bentuk dada, pernafasan atau gerak dada, bentuk putting susu, pembesaran mammae, hiperpigmentasi pada areola mammae.
8)      Abdomen
Pembesaran perut, hyperpigmentasi, luka bekas operasi ada atau tidak.
9)      Vulva
Kebersihan, adakah varices, kelainan bentuk cairan vagina.
10)  Anus
Adakah haemorroid.
11)  Tungkai
Adakah varices, oedema.
(Depkes RI, 2000 ; 26-27)
b.      Palpasi
Ibu hamil di rumah berbaring terlentang, kepala dan bahu sedikit lebih tinggi. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu. Dengan sikap hormat lakukanlah palpasi bimanual terutama pada pemeriksaan perut dan payudara.
Palpasi perut untuk menentukan :
1)      Besar dan konsistensi rahim.
2)      Bagian-bagian janin, letak, presentasi.
3)      Gerakan janin.
4)      Kontraksi rahim Braxton-Hicks dan his.
(Rustam Mochtar, 1998 : 49)
Cara melakukan palpasi ada 4 macam, yaitu :
1)      Menurut Leopold.
2)      Menurut Knebel.
3)      Menurut Budin.
4)      Menurut Ahlfeld.

1)      Menurut Leopold
Leopold I :
a)      Pemeriksa menghadap ke arah ibu hamil.
b)      Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus.
c)      Konsistensi fundus.
Leopold II :
a)      Menentukan batas samping rahim kanan-kiri.
b)      Menentukan letak punggung janin.
c)      Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin.
Leopold III :
a)      Menentukan bagian terbawah janin.
b)      Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk atau masih goyang.
Leopold IV :
a)      Pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil.
b)      Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh janin sudah masuk pintu atas panggul.
Divergen      :  Kepala sudah masuk pintu atas panggul
Konvergen   :  Kepala belum masuk pintu atas panggul
2)      Menurut Knebel
Menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di fundus dan tangan lain diatas symphisis.
3)      Menurut Budin
Menentukan letak punggung dengan satu tangan menekan di fundus.

4)      Menurut Ahlfeld
Menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan tegak di tengah perut.
(Rustam Mochtar, 1998 : 50-51)
Pemeriksaan tuanya kehamilan dan tinggi fundus uteri :
1)      Sebelum bulan ketiga fundus uteri belum dapat teraba.
2)      Akhir bulan III (12 minggu) : fundus uteri 1-2 jari diatas symphisis.
3)      Akhir bulan IV (16 minggu) : pertengahan antara symphisis dengan pusat.
4)      Akhir bulan V (20 minggu) : 3 jari bawah pusat.
5)      Akhir bulan VI (24 minggu) : setinggi pusat.
6)      Akhir bulan VII (28 minggu) : 3 jari atas pusat
7)      Akhir bulan VIII (32 minggu) : pertengahan processus xypoideus-pusat.
8)      Akhir bulan IX (36 minggu) : sampai arcus costarum atau 3 jari dibawah processus xypoideus.
9)      Akhir bulan X (40 minggu) : pertengahan antara processus xypoideus-pusat.
(Rustam Mochtar, 1998 : 52)

Hubungan antara tinggi fundus uteri dan tuanya kehamilan kira-kira sebagai berikut :
(Sulaiman S, 1983 : 162)
Cara lain untuk menentukan tuanya kehamilan dan berat badan janin dalam kandungan :
1)      Dihitung dari tanggal haid terakhir.
2)      Ditambahkan 4,5 bulan dari waktu ibu merasa janin hidup “feeling life”.

3)      Menurut Spiegelberg : dengan jalan mengukur tinggi fundus uteri dari symphisis, maka diperoleh tabel
Usia kehamilan
Tinggi Fundus uteri dalam cm
22-28 minggu
24-25 cm diatas symphisis
28
26,7 cm diatas symphisis
30
29,5-30 cm diatas symphisis
32
29,5-30 cm diatas symphisis
34
31 cm diatas symphisis
36
32 cm diatas symphisis
38
33 cm diatas symphisis
40
37,7 cm diatas symphisis

4)      Menurut Mac. Donald : adalah modifikasi Spiege Iberg, yaitu jarak fundus symphisis dalam cm dibagi 3,5 cm merupakan tuanya kehamilan dalam bulan.
5)      Menurut Ahlfeld : ukuran kepala bokong : 0,5 panjang anak sebenarnya. Bila diukur jarak kepala-bokong janin adalah 20 cm maka tua kehamilan adalah 8 bulan.
6)      Rumus Johson-Tausak :
BB = (MD – 12) x 155
BB   : Berat badan
MD  : Jarak symphisis -  fundus uteri
(Rustam Mochtar, 1998 : 53)

c.       Auskultasi
Digunakan stetoskop monoral (stetoskop obstetrik) untuk mendengarkan denyut jantung janin, yang dapat kita dengarkan adalah :
1)      Dari janin
a)      DJJ pada bulan ke 4-5.
b)      Bising tali pusat.
c)      Gerakan dan tendangan janin.
2)      Dari ibu
a)      Bising rahim (uterine souffle).
b)      Bising aorta.
c)      Peristaltik usus.
Metode Auvard : tempat denyut jantung menurut letak janin dalam rahim.
Cara menghitung DJJ :
1)      Setiap menit misalnya 140 kali per menit.
2)      Dihitung 3 x 5 detik. Secara berurutan, dengan cara ini dapat diketahui teratur tidaknya DJJ. Contoh :
11-12-11
DJJ : 4x (11 + 12 + 11) = 136x/menit, teratur
10-14-9
DJJ : 4x (10 + 14 + 9) = 132x/menit, teratur
(Rustam Mochtar, 1998 : 53-54)

d.      Pemeriksaan panggul luar
Ukuran-ukuran panggul luar yang sering digunakan untuk menilai keadaan panggul adalah :
1)      Distansia spinarum
Yaitu jarak antara spina illiaca arterior superior kiri dan kanan, ukuran normal : 23-26 cm.
2)      Distansia cristarum
Yaitu jarak terjauh antara crista illiaca kanan dan kiri dengan ukuran normal : 26-29 cm.
3)      Conjugata eksterna atau Boudeloeque
Yaitu jarak antara antara tepi atas symphisis ke processus spinosus lumbal V dengan ukuran normal : 18-20 cm.
4)      SIPS
Yaitu jarak antara spina illiaca posterior superior dengan ukuran normal : 8-10 cm.
5)      Distantia tuberum
Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal : 10,5-11 cm.
6)      Lingkar panggul
Diukur mulai dari pinggir atas symphisis ke pertengahan SIAS dan trochanter mayor, ruas tulang lumbal ke-5 kembali lagi ke tempat yang sama.
(Rustam Mochtar, 1998 : 79)

4.      Diagnosa
Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan oleh bidan. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesionalnya sebagai dasar atau arahan untuk mengambil tindakan. Diagnosa kebidanan sebagai dasar tindakan untuk mengatasi ancaman kehidupan klien atau pasien. Masalah potensial dalam kaitan diagnosa kebidanan adalah masalah yang mungkin akan timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengancam keselamatan klien. Oleh karena masalah itu potensial harus segera diatasi, dicegah, dan diawasi serta segera dipersiapkan tindakan-tindakan untuk mengatasinya.

5.      Prognosa
Yang dimaksud dengan prognosa adalah prediksi atau ramalan keadaan kesehatan. Prognosa dibuat setelah Bidan menetapkan diagnosa. Diagnosa bidan mempertimbangkan tentang prognosa klien atau pasien dikaitkan dengan tingkat risiko yang dialami oleh klien tersebut. Prognosa dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : prognosa kearah jelek, dan prognosa kearah baik.
(Depkes RI, 2000 : 13-14)










2.2    Konsep Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care
2.2.1        Pengertian Antenatal Care
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditentukan (Depkes RI, 1996 : 1).

2.2.2        Langkah-langkah Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal Care terdiri dari 7 langkah, yaitu :
1.      Pengumpulan data
Yaitu mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara keseluruhan. Terdiri dari data subyektif dan obyektif.
a.       Data subyektif
Anamnesa : biodata, keluhan utama, riwayat kebidanan, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, psikologi sosial dan budaya, spiritual, pola kebiasaan sehari-hari.  
b.      Data obyektif
Pemeriksaan fisik
1)      Pemeriksaan fisik umum
Kesan umum, tanda-tanda vital, antropometri.
2)      Pemeriksaan khusus obstetri
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi, pemeriksaan penunjang (USG, laboratorium).

2.      Interpretasi data dasar
Identifikasi masalah atau diagnosa berdasarkan data yang terkumpul dan interpretasi yang benar.
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh profesi (bidan) dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standart nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan.

3.      Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah diagnosa potensial berdasarkan diagnosa masalah yang sudah teridentifikasi. Langkah ini penting dalam melakukan Asuhan yang aman.

4.      Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera atau masalah potensial
Baik untuk konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi pasien. Langkah ini sebagai cerminan keseimbangan dari proses manajemen kebidanan.

5.      Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Langkah ini ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya. Pada langkah ini jika ada informasi atau data yang tidak lengkap bisa dilengkapi. Juga bisa mencerminkan rasional yang benar atau valid.
Pengetahuan teori yang salah atau tidak memadai atau suatu data dasar yang tidak lengkap bisa dianggap valid dan akan menghasilkan asuhan pasien yang tidak cukup dan berbahaya.

6.      Melaksanakan perencanaan
Adalah pelaksanaan rencana asuhan secara lengkap dan menyeluruh seperti pada langkah ke-5. Langkah ini bisa dilakukan oleh seluruh bidan atau sebagian oleh wanita tersebut. Jika belum ditugaskan oleh orang lain, bidan tetap memikul tanggungjawab tentang arah pelaksanaan.

7.      Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam pelaksanaannya.

Didalam pendokumentasian atau catatan asuhan dapat diterapkan dalam bentuk SOAP.
S    :  Data subyektif
          Data dari pasien, didapat dari auto anamnesa atau allo anamnesa
O    :  Data obyektif
          Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnostik dan pendukung lain, juga catatan medik lain.
A    :  Analisis dan interpretasi berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan
          - Diagnosa
          - Antisipasi diagnosa atau masalah potensial
          - Perlunya tindakan segera
P    :  Planning atau perencanaan
          Merupakan gambaran pendokumentasian dari tindakan (implementasi)
          Evaluasi rencana didalamnya termasuk :
          - Asuhan mandiri
          - Kolaborasi.
          - Test diagnostik atau laboratorium.
          - Konseling.
            (PPKC / Pelatihan Publik Manajemen Asuhan Kebidanan, 2004)







BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
ANC FISIOLOGIS TRIMESTER I
PADA NY. “M” GIP00000 USIA KEHAMILAN 9 MINGGU
DI POLI BKIA RUMAH SAKIT KRISTEN MOJOWARNO
JOMBANG


3.1    Pengkajian
Tanggal : 28 Juni 2008     Pukul : 09.45 WIB
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
Nama ibu                  : Ny.”M”
Umur                        : 23 tahun
Agama                      : Islam
Suku / kebangsaan    : Jawa / Indonesia
Pendidikan               : SLTA (Tamat)
Pekerjaan                  : Ibu rumah tangga
Alamat                      : Dukuh Sari, Janti – Mojoagung
Status perkawinan    : Kawin 1 kali, lama 7 bulan

Nama suami              : Tn.”H”
Umur                        : 24 tahun
Agama                      : Islam
Suku / kebangsaan    : Jawa / Indonesia
Pendidikan               : SLTA (Tamat)
Pekerjaan                  : Pedagang  
Alamat                      : Dukuh Sari, Janti – Mojoagung
Status perkawinan    : Kawin 1 kali, lama 7 bulan

2.      Keluhan utama
Ibu mengatakan setiap kali makan merasa mual, kadang muntah dan badan lemah, ibu ingin melakukan periksa USG.
3.      Riwayat kebidanan
a.       Riwayat haid
Menarche            : 13 tahun
Siklus                  : 28 hari
Lama                  : 7 hari
Jumlah darah      : Haid hari 1-2 : ± 3 kotek/hari
                             Haid hari 3-5 : ± 2 kotek/hari
                             Haid hari 6-7 : ± 1 kotek/hari
Warna                 : Merah segar
Bau                     : Anyir
Dysmenorrhoe    : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami nyeri haid yang berlebihan baik sebelum, sewaktu maupun sesudah haid
Fluor albus          : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami keputihan
HPHT                 : 24 April 2008
b.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Perkawinan
Kehamilan
Persalinan
Kelahiran bayi
Nifas
ASI
KB
Usia kehamilan
Cara
Penolong
Penyulit
Tempat
BBL
PBL
Hidup usia
♀/♂
Mati sebab
I
I
Hamil ini


Belum pernah KB















4.      Riwayat kehamilan sekarang
a.       Ibu mengatakan tidak haid selama 2 bulan.
b.      Ibu mengatakan sudah pernah test kehamilan sendiri di rumah, 1 minggu yang lalu dan hasilnya positif.
c.       Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama.
d.      Ibu mengatakan selama hamil muda ini belum pernah periksa di petugas kesehatan.
e.       Dan ibu mengatakan sekarang ini ingin memeriksakan kehamilannya.


f.       Ibu mengatakan keluhan
Hamil muda (trimester I)  : Setiap kali makan merasa mual, kadang muntah, badan lemah, dan ibu ingin periksa USG.
g.      Ibu mengatakan sudah pernah mendapatkan suntik TT 1 kali yaitu ketika sebelum nikah.
h.      Kebiasaan  : Selama hamil ibu tidak pernah merokok, minum-minuman beralkohol, minum obat-obatan narkoba, tidak pijat (oyok), dan tidak pernah minum jamu-jamuan

5.      Riwayat penyakit ibu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maupun penyakit keturunan (jantung, asthma, diabetes mellitus, hipertensi).

6.      Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maupun penyakit keturunan (jantung, diabetes mellitus, asthma, hipertensi) dan ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada riwayat keturunan kembar.

7.      Riwayat psikologi, sosial budaya dan spiritual
a.       Riwayat psikologi
Ibu, suami, maupun keluarga menerima dan mengharapkan kehamilan ini serta berharap dapat melahirkan anaknya secara normal. Ibu mengatakan bahwa ibu tinggal dengan suami dan orang tua.
b.      Riwayat sosial budaya
Ibu mengatakan hubungan ibu dengan suami, keluarga maupun masyarakat baik. Ibu berasal dari suku Jawa dan mengadakan acara 3 bulanan. Ibu juga mengatakan tidak ada pantangan terhadap makanan dan minuman apapun. Ibu tidak minum jamu-jamuan. Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami dan dengan hasil musyawarah bersama.
c.       Riwayat spiritual
Ibu mengatakan ibu dan keluarga menganut agama Islam dan selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

8.      Pola kebiasaan sehari-hari
Pola
Sebelum hamil
Selama hamil
Nutrisi
Makan 3x sehari dengan nasi, lauk pauk, sayuran, dan buah. Minum air putih ± 6-7 gelas sehari dan ibu mengatakan tidak memiliki alergi maupun pantangan terhadap makanan apapun kecuali yang dilarang agama
Ibu mengatakan nafsu makan berkurang, setiap kali makan merasa mual, kadang muntah kembali dan diganti dengan makan biscuit dan buah. Minum air putih ± 6-7 gelas sehari
Eliminasi
Ibu mengatakan BAK ± 4-5x sehari warna kuning jernih. BAB 1 kali sehari konsistensi lembek, warna kuning, bau khas, saat BAB dan BAK tidak ada rasa nyeri dan tidak ada kelainan
Ibu mengatakan BAB dan BAK tidak ada perubahan (sama seperti sebelum hamil), yaitu BAB 1 kali sehari dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas, BAK ± 4-5x sehari warna kuning jernih dan tidak ada rasa nyeri dan tidak ada kelainan
Aktivitas
Ibu mengatakan pekerjaan rumah tangga dikerjakan sendiri antara lain memasak, mencuci, membersihkan rumah dan ibu mengatakan waktu luangnya digunakan untuk melihat TV, berkumpul dengan tetangga atau keluarga
Ibu mengatakan selama hamil pekerjaan rumah tangga dikerjakan dengan bantuan orang tua dan suami karena keadaan ibu yang sedang hamil dan lemah (misalnya mencuci, memasak) dan ibu mengatakan menggunakan waktu luangnya untuk melihat TV, berkumpul dengan keluarga, tidur-tiduran

Pola
Sebelum hamil
Selama hamil
Istirahat
Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam (mulai pukul 13.00-14.00 WIB) dan tidur malam ± 7 jam (mulai pukul 09.00-04.00 WIB). Jadi total istirahat ibu ± 8 jam
Ibu mengatakan selama hamil tidur siang ± 2 jam (mulai pukul 13.00-15.00 WIB) dan tidur malam ± 8 jam (mulai pukul 21.00-05.00 WIB). Jadi total istirahat ibu ± 10 jam
Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 2x seminggu, ganti pakaian 1x sehari, ganti pakaian dalam 2x sehari
Ibu mengatakan selama hamil mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pakaian 1x sehari, ganti pakaian dalam setiap kali basah atau setiap selesai BAK
Seksualitas
Ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 2-3 kali seminggu, tidak ada keluhan rasa nyeri dan tidak ada kelainan dalam berhubungan baik dari ibu atau dari suami
Ibu mengatakan selama hamil melakukan hubungan suami istri 1x seminggu karena ibu takut dapat mengganggu kehamilannya

B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan umum
Keadaan umum       :  Baik
Kesadaran               :  Composmentis
Postur tubuh           :  Tegap
Cara berjalan           :  Baik
BB sebelum hamil   :  42 kg
BB sekarang           :  44 kg
Tinggi badan           :  153 cm
Lila                          :  23 cm
Tanda-tanda vital
Tekanan darah        :  120/70 mmHg
Nadi                        :  88x/menit
Suhu                        :  370C
Pernafasan              :  20x/menit
2.      Pemeriksaan fisik
a.       Inspeksi
Kepala              : Kulit kepala bersih, tidak ada benjolan, rambut berwarna hitam, tidak bercabang, tidak ada luka bekas jahitan.
Muka                : Tidak oedema, tidak pucat, tidak terdapat chloasma gravidarum.
Mata                 : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat, reflek pupil baik, kornea mengikuti cahaya, penglihatan baik, tidak ada conjungtivitis
Hidung             : Simetris, kebersihan cukup, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada mimisan, septum nasi di tengah, tidak ada kelainan tulang hidung (sadle nouse).
Mulut                : Bibir tidak pucat, bibir tidak kering, dan tidak pecah-pecah, tidak ada rhagaden, tidak ada stomatitis, gigi tidak caries, tidak ada yang berlubang, lidah tidak kotor bila dijulurkan tidak bergetar.
Telinga              : Simetris, kebersihan cukup, tidak keluar serumen, membrane timpani baik, pendengaran baik.
Leher                : Tidak ada hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar lymfe, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Ketiak               : Kebersihan cukup, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat accesoriasis mammae.
Tangan              : Simetris, kuku bersih, tidak pucat, tidak oedema, pergerakan aktif (rotasi Å, ekstensi Å). 
Dada                 : Simetris, tidak ada kelainan bentuk dada, pernafasan normal, kedua payudara membesar, terdapat hyperpigmentasi areola mammae primer dan sekunder, terdapat striae livide dan striae albicans terdapat pembesaran kelenjar Montgomery, kebersihan cukup.
Perut                 : Membesar, pusat datar, terdapat hyperpigmentasi linea alba dan linea nigra, tidak terdapat striae livide maupun striae albicans, tidak terdapat luka bekas operasi.
Pelipatan paha : Kebersihan cukup, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak terdapat tanda hernia inguinalis.
Kaki                  : Simetris, tibia baik, pretibia tidak oedema, jari-jari lengkap, telapak kaki cekung, kebersihan kuku cukup, kuku tidak pucat, tidak ada varices.
Punggung         : Simetris, tidak lordosis, tidak scoliosis, tidak kifosis, tidak terdapat kelainan spina bifida.
Anus                 : Kebersihan cukup, tidak ada haemorroid, tidak ada prolaps recti.
Vulva                : Tidak oedema, terdapat tanda Chadwick, tidak ada rectokel maupun sistokel, tidak varices, condilomatalata maupun condiloma accuminata tidak ada, tidak terdapat fluor albus, kebersihan cukup, tidak ada jaringan parut.
b.      Palpasi
Kepala              : Tidak ada benjolan
Leher                : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe maupun thyroid, dan tidak ada bendungan vena jugularis.
Dada                 : Tidak ada benjolan pada kedua mammae dan tidak ada nyeri tekan.
Ketiak               : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada accesoriasis mammae.
Perut                 : Tidak ada pembesaran lien maupun hepar
                            Leopold IA
                            Tinggi fundus uteri 2 jari di atas symphisis.
Kaki                  : Tidak oedema pada kedua kaki
c.       Auskultasi
Dada                 : Tidak ada suara pernafasan wheezing maupun ronchi
Perut                 : Terdengar bising usus 11x/menit
d.      Perkusi
Perut                 : Tidak kembung
Patella               : Reflek patella kanan dan kiri baik (Å/Å)
e.       Pemeriksaan panggul luar
Distantia spinarum                                    : 24 cm   (23-26 cm)
Distantia cristarum                                    : 25 cm   (26-29 cm)
Conjugate externa (Boudelaque)              : 18 cm   (18-20 cm)
Distantia spina illiaca posterior superior   : 9 cm     (8-10 cm)
Distantia tuberum                                     : 10 cm   (8-10,5 cm)
Lingkar panggul                                        : 88 cm   (80-90 cm)
f.       Pemeriksaan laborat
Hb      : 12 gram%
Urine : Albumin        :  Negatif
             Reduksi         :  Negatif
g.      Hasil USG
Usia kehamilan 9 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine.

3.      Kesimpulan
Ibu benar-benar hamil, seorang primigravida, dengan usia kehamilan 9 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine, keadaan jalan lahir normal, keadaan umum ibu baik.

4.      Prognosa
Kehamilan dengan resiko rendah.





3.2    Identifikasi Diagnosa atau Masalah
Tanggal
Diagnosa / Masalah
Data Dasar
28-06-2008
GIP00000 usia kehamilan 9 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine
DS :
-       Ibu mengatakan tidak haid selama 2 bulan
-       Ibu mengatakan sudah pernah test kehamilan sendiri hasilnya positif
-       Ibu mengatakan ini kehamilannya yang pertama
-       Ibu mengatakan setiap kali makan merasa mual, kadang muntah dan badan lemah
-       Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya adalah 24 April 2008

DO :
-       Keadaan umum : Baik
-       Kesadaran          : Composmentis
-       Postur tubuh      : Tegap
-       Cara berjalan      : Normal
-       Tanda-tanda vital
Tensi                  : 120/70 mmHg
Nadi                   : 88x/menit
Suhu                  : 370C
Pernafasan         : 20x/menit
TB                      : 153 cm
BB                     : 44 kg
Lila                    : 23 cm
-       Palpasi
Tinggi fundus uteri 2 jari di atas symphisis
-       Pemeriksaan penunjang
Lab    : Hb       : 12 gram%
            Urine   : Albumin   : Negatif 
                          Reduksi    : Negatif
USG  : Usia kehamilan 9 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine


3.3    Identifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial  
Potensial terjadinya abortus
DS   :  - Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
           - Ibu mengatakan usia kehamilan 2 bulan
DO :  - Hasil USG usia kehamilan 9 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine

3.4    Identifikasi Kebutuhan Segera
1.      KIE tentang kehamilan trimester pertama.
2.      Kontrol sesuai nasehat.
























 
 






































 



 
 































































BAB 4
PEMBAHASAN


Antenatal care adalah suatu pelayanan pada ibu hamil yang ditujukan untuk memantau perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang janin juga mendeteksi secara dini adanya kelainan-kelainan pada ibu dan bayi.
Dari hasil pengkajian pada Ny.”M” dengan GIP00000 ANC Fisiologis trimester I tidak didapatkan bahwa pada kehamilan ini keluhan : pusing, mual muntah yang biasa dialami oleh ibu hamil. Perubahan ini biasanya disebabkan oleh peningkatan hormone estrogen dan progesteron.
Dengan komunikasi, informasi, dan edukasi tentang hasil pemeriksaan diharapkan ibu mengerti tentang kehamilannya dan dapat beradaptasi dengan keluhan. Dari hasil pegnkajian sampai dengan evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek, sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga didukung oleh adanya kerjasama yang baik antara petugas kesehatan dengan klien dan keluarga.







BAB 5
PENUTUP


5.1    Simpulan
Setelah meninjau kembali Asuhan Kebidanan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan :
Diagnosa :  ANC Fisiologis trimester I usia kehamilan 9 minggu tidak ada masalah
Tindakan
1.      Melakukan pendekatan therapeutik.
2.      Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan.
3.      Memberikan penyuluhan dan penjelasan akan pentingnya kebutuhan nutrisi, kebersihan diri dan kesehatan terpenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayinya.
4.      Menganjurkan ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur.
Selama melakukan Asuhan Kebidanan, pasien sangat kooperatif dan memberikan kepercayaan pada penulis serta mau mengungkapkan permasalahan secara terbuka, sehingga dapat memudahkan penulis dalam memberikan Asuhan Kebidanan.
Setelah dilakukan evaluasi didapatkan bahwa ibu sangat kooperatif sehingga Asuhan Kebidanan bisa diberikan secara menyeluruh dan kehamilan dapat berjalan dengan normal dan tidak terjadi komplikasi selama kehamilan.

5.2    Saran
5.2.1        Untuk Petugas
Dalam memberikan pelayanan Asuhan Kebidanan seorang Bidan hendaknya membekali diri dengan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan hendaknya mampu bekerja sama dengan pasien dan teman sejawat agar tercipta hubungan yang baik.



5.2.2        Untuk Pasien
1.      Pasien hendaknya mau melaksanakan apa yang dianjurkan petugas.
2.      Pasien hendaknya mengkonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.
3.      Pasien hendaknya kontrol secara rutin ke petugas kesehatan.



























 
DAFTAR PUSTAKA
Previous
Next Post »

Translate